Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENALARAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Yushinta Eka Farida, M.Pd

Disusun oleh :
1. Ahmad Thoriqul Hakim 181220000189
2. Ahmad Roy Mas’ud 181220000162
3. Muamar 181220000173
4. Subur 181220000185

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2019

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan rahmat dan
karunianya, tidak lupa Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat.

Dan penulis berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman


serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
bentuk maupun tingkatan isi makalah sehingga menjadi makalah yang memiliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman penulis, menjadikan banyak


kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan
kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jepara, Maret 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar isi....................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1
BAB II Pembahasan .......................................................................................
2.1 Pengertian Penalaran .............................................................. 2
2.2 Metode Penalaran ................................................................... 3
1. Penalaran Deduktif ..................................................... 3
2. Penalaran Induktif ...................................................... 4
3. Penalaran Gabungan................................................... 5
2.3 Salah Nalar ............................................................................. 6
BAB III Penutup ............................................................................................
Kesimpulan .................................................................................................... 8
Saran ............................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau
kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat
disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan
pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua
jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran
deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki
konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di
lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori
merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif
merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah
kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling
mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Penalaran?
2. Apa saja Metode Penalaran itu?
3. Apa yang dimaksud dengan Salah Nalar?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penalaran
Menurut Kanzunnudin (2015:68), penalaran adalah suatu proses berpikir
dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun
sesuatu yang dianggap bukti, menuju pada suatu simpulan.
Menurut Keraf (2004), penalaran adalah kemampuan seseorang dalam
merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir untuk
merangkai fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal
sehat1.
Menurut KBBI penalaran adalah Cara (perihal) menggunakan nalar;
pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran2.
Jadi penalaran dapat diartikan sebagai proses berpikir yang
menghubungkan sesuatu dengan yang lain yang dapat diartikan masuk akal atau
tidak berdasarkan jangkauan pemikiran seseorang3.
Ciri – ciri penalaran adalah :
a. Dilakukan dengan sadar
b. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
c. Sistematis
d. Terarah, bertujuan
e. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang
baru
f. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah
diperoleh
g. Pola pemikiran tertentu
h. Sifat empiris rasional4.

1
Gorys, Keraf. 2004. Argumentasi dan Narasi.
2
https://kbbi.web.id/nalar-2
3
Farida, Yushinta Eka. 2018. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
4
http://aikoyyimahberbagiilmu.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-penalaran.html

2
3

2.2 Metode Penalaran


1. Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagian yang khusus atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf.
Contoh :
Ada beberapa penyebab siswa tidak menyukai mata pelajaran bahasa
Indonesia. Pertama, metode pengajaran yang digunakan guru tidak menarik.
Kedua, anak merasa bosan dengan mata pelajaran bahasa indonesia. Ketiga,
guru tidak menguasai materi bahasa indonesia. Keempat, bahasa yang
digunakan oleh guru cenderung sulit dipahami para siswa

Penjelasan : Dalam paragraf tersebut yang menjadi kalimat utama adalah


“Ada beberapa penyebab siswa tidak menyukai mata pelajaran bahasa
Indonesia” yang kemudian menjadi inti yang dijabarkan dengan kalimat
selanjutnya5.

Paragraf deduktif memiliki dua pola pengembangan, yaitu Silogisme dan


Entimen.

a. Silogisme
Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah
rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi: Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)

5
https://mengakujenius.com/5-contoh-paragraf-deduktif-lengkap-beserta-penjelasanya/
4

b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan
karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Menipu adalah dosa karena menipu merugikan orang lain6.

2. Penalaran Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan
kesimpulan yang bersifat umum atau kalimat utamanya terletak di akhir
paragraf.
Contoh :
Di dalam keluarga disiplin sangat diperlukan. Kedisiplinan juga
merupakan awal sebuah prestasi di sekolah. Tidak hanya itu kedisplinan di
lingkungan akan membawa dampak yang baik untuk masyarakat. Ternyata
kedisiplinan sangat penting di kehidupan kita.
Penjelasan : Dalam paragraf tersebut yang menjadi kalimat utama adalah
“Ternyata kedisiplinan sangat penting di kehidupan kita” yang kemudian
menjadi inti yang dijabarkan oleh kalimat sebelumnya.

Paragraf induktif memiliki tiga pola pengembangan, yaitu generalisasi,


analog dan sebab akibat.

a. Generalisasi
Paragraf induktif dengan pola generalisasi adalah paragraf yang dimulai
dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara
umum.
Contoh :
Isi buku tersebut menjelaskan cara mendidik anak dalam rumah tangga.
Menurut saya pola yang diterapkan dalam rumah tangga sanagt
mempengaruhi perkembanngan anak, sekalipun dengan cara primitif,

6
https://kerjainyugas.blogspot.com/2017/01/makalah-penalaran.html
5

otoriter, atau demokratis. Perhatian orang tua terhadap anak sangat


diperlukan. Orang tua harus bisa menjadi teladan, komunikasi orang tua dan
anak memiliki dampak terhadap perkembangan anak dan pola pendidikan
juga harus memperhatikan tahap perkembangan anak. Jadi , perkembangan
anak tidak boleh lepas dari peran dan pantauan orang tua.
b. Analog
Paragraf induktif dengan pola analog adalah paragraf yang
membandingkan dua atau lebih peristiwa yang banyak kemiripan dan
persamaanya.
Contoh :
Suara ombak yang ada di pantai memang terdengar sampai ke telinga.
Pohon nyiur disekitarnya ikut melambai-lambai karena tiupan angin.
Beberapa pedagang oleh-oleh dan juga makanan berjejer rapi di sepanjang
jalan. Dan tampak wajah-wajah turis dari belahan dunia sangat terasa akrab
di mata . Seperti itulah suasana liburan yang ada di Pulau Dewata.
c. Sebab akibat
Paragraf induktif dengan pola sebab akibat dimulai dengan cara
mengawali atau menempatkan fakta-fakta sebagai sebab, kemudian
kesimpulan sebagai akibat.
Contoh :
Anak itu tidak pernah belajar meskipun ujian akhir sudah dekat. Pekerjaan
rumah sering dikerjakan di sekolah. Tugas-tugas sekolah yang diberikan
guru sering tidak dikerjakanya. ia lebih sering menyontek pekerjaan
temanya. Akhirnya, pada saat ujian berlangsung ia tidak dapat menjawab
soal-soal dengan benar7.
3. Penalaran Gabungan
Dalam kehidupan sehari-hari dalam praktik bernalar penalaran deduktif
dan induktif saling mendukung dan hampir berkaitan karena sering
bersamaan digunakan. Penalaran induktif tidak akan bermanfaat jika tidak

7
https://mengakujenius.com/contoh-paragraf-induktif-lengkap-beserta-penjelasanya/
6

diikuti dengan penalaran deduktif. Sebaliknya juga, penalaran deduktif


tidak ada manfaatnya jika tidak diikuti penalaran induktif8.

2.3 Salah Nalar


Salah nalar adalah kekeliruan atau kesalahan pada gagasan, pikiran,
kepercayaan, atau simpulan. Pada salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan
orang mengikuti tata cara pikirannya. Salah nalar dapat disebabkan oleh
beberapa macam, yaitu:
1. Deduksi Yang Salah
Deduksi yang salah terjadi karena orang salah mengambil simpulan
dari suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak
memenuhi syarat.
Contoh: Pak ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia
miskin.
2. Generalisasi Terlalu Luas
Generalisasi terlalu luas disebabkan oleh jumlah premis yang
mendukung generalisasinya tidak seimbang dengan besarnya generalisasi
itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh: Orang Makasar pandai berdayung.
3. Pemilihan Terbatas Pada Dua alternatif
Dilandasi penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan “itu”
atau “ini”.
Contoh: Engkau harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba
kekurangan dan hidup di kampong dengan menanggung malu.
4. Penyebab Yang Salah Nalar
Disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadi pergeseran maksud.
Contoh: Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para
leluhurnya, dia hamil.

8
Farida, Yushinta Eka. 2018. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
7

5. Analogi Yang Salah


Apabila orang menganologikan sesuatu denagn yang lain dan
beranggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian
persamaan pada segi lainnya.
Contoh: Sumini, seorang alumni Universitas Indonesia,
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Tata,
seorang alumni Universitas Indonesia, tentu dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
6. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang
dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua
verdo itu bekas penjahat.
7. Meniru-niru Yang Sudah Ada
Salah nalar ini adalah anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan
jika atasan kita melakukan hal itu.
Contoh: Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena
para undangan yang menghadiriacara pembukaan pun sudah pulang
semua.
8. Penyemarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu
dengan pandangan yang sama dan mengakibatkan kekeliruan mengambil
kesimpulan.
Contoh: Pembangunan pasar swalayan itu sesuai dengan saran Toto,
seorang ahli di bidang perikanan9.

9
http://triezdamila.blogspot.com/p/penalaran.html
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu
kesimpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua jenis metode penalaran
yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari
peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada
suatu peristiwa umum yang kesimpulannya berupa pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
Bentuk bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem,
generalisasi dan analogi. Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang
formal, entinem merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum dan analogi adalah membandingkan dua hal yang
memiliki sifat yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya berpikir
logika sehingga menimbulkan disiplin intelektual untuk memperoleh
kebenaran dan menghindari kesesatan.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para
pembaca agar dapat memahami bagaimana cara menalar yang baik
menurut tata Bahasa Indonesia. Selain itu diharapkan pembaca
dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini dalam penulisan
karya ilmiah ataupun sejenisnya.

8
Daftar Pustaka

Farida, Yushinta Eka. 2018. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: Komojoyo Press.
Gorys, Keraf. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

http://aikoyyimahberbagiilmu.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-
penalaran.html diakses pukul 18.39 WIB tanggal 15 Maret 2019.
https://kbbi.web.id/nalar-2 diakses pukul 18.39 WIB tanggal 15 Maret 2019.
https://kerjainyugas.blogspot.com/2017/01/makalah-penalaran.html diakses pukul
18.39 WIB tanggal 15 Maret 2019.
https://mengakujenius.com/5-contoh-paragraf-deduktif-lengkap-beserta-
penjelasanya/ diakses pukul 18.39 WIB tanggal 15 Maret 2019.
https://mengakujenius.com/contoh-paragraf-induktif-lengkap-beserta-
penjelasanya/ diakses pukul 18.39 WIB tanggal 15 Maret 2019.
http://triezdamila.blogspot.com/p/penalaran.html diakses pukul 18.39 WIB
tanggal 15 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai