Anda di halaman 1dari 14

H u k um P i da n a

Perbandingan
Sa u d i Ar a b i a h
Indonesia dan Dibuat oleh seluruh
anggota kelom pok

tu l M a ry am 2 0 0 2026058
Desy Nur Lutfia
lfi ya tus Sa ’a da h 20 02026059
Devita A
Yu lia S P u tr i 2002026061
Din d a
h A z Z ah ra 2 002026066
Fatima 0 2 026067
R a h m a w a ti 2 0
Finda Aliffa

NEXT
l a n d i I ndo ne si a
i
Sistem Perad

BACK NEXT
Pi d a n a di
a sa r H ukum
Dasar- D
a
I nd on e s i

Dasar hukum pidana di Indonesia adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun
1981 Tentang Hukum Acara Pidana. Hukum pidana jika ada kasus akan masuk ke dalam
lingkup peradilan umum. Dasar dari Undang-Undang No 8 adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20
ayat (1) dan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1978; dan Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.

UU No. 8 Tahun1981 baru berlaku pada tanggal 31 Desember 1981. Sebelumnya


menggunakanReglemen Indonesia yang dibaharui atau yang terkenal dengan nama "Het
Herziene Inlandsch Reglement" atau H.I.R. (Staatblads Tahun 1941 Nomor 44), yang
berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Drt. Tahun 1951.

BACK NEXT
Pi d a n a di
a sa r H ukum
Dasar- D
a
I nd on e s i
Asas asas dalam Praktik Peradilan pidana :

7. Peradilan yang terbuka untuk umum;


1. Perlakuan yang sama dimuka hukum, tanpa 8. Pelanggaran atas hak-hak warga negara
diskriminasi apapun; (penangkapan, penahanan, pengeledahan dan
penyitaan) harus didasarkan pada undang-undang
dan dilakukan dengan surat perintah (tertulis);
2. Asas praduga tak bersalah;
9. Hak seseorang tersangka untuk diberikan
bantuan tentang prasangkaan dan pendakwaan
3. Hak untuk memperoleh kompensasi (ganti rugi) dan terhadapnya;
10. Kewajiban pengadilan dan mengendalikan
rehabilitasi
putusannya

4. Hak untuk memperoleh bantuan hukum;

5. Hak kehadiran terdakwa di muka pengadilan;

6. Peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat dan


BACsedehana;
K NEXT
d i I n do nesia
P e r s id angan
Ac a ra

Dalam persidangan pidana di Indonesia terbagi menjadi 3 yaitu :


1) Acara pemeriksaan biasa yang diatur dalam Pasal 152-202 KUHAP;
2) Acara pemeriksaan singkat yang diatur dalam Pasal 203-204 KUHAP; dan
3) Acara pemeriksaan cepat, yang diatur dalam Pasal 205-216 KUHAP.

Hakim harus mendengar kesaksian orang yang berada dalam dan disekitar tempat terjadinya
tindak pidana. 2) keterangan ahli yaitu orang yang berdasarkan keahliannya membantu Hakim
guna mengungkap kebenaran materiil dalam pembuktian maupun keyakinan hakim itu sendiri.
Sebagai contoh dalam perkara pembunuhan, Hakim membutuhkan ahli kedokteran forensik untuk
mengungkap penyebab matinya korban. 3) surat yang dibuat atas sumpah jabatan atau surat lain
seperti keterangan ahli atau yang ada hubungannya dengan pembuktian dikuatkan dengan
sumpah . 4) petunjuk yaitu perbuatan atau kejadian yang karena persesuaiannya menandakan
suatu tindak pidana dan pelakunya. dan 5) keterangan terdakwa terkait pernyataan tindak pidana
yang dilakukannya sendiri
BACK NEXT
Peradilan Umum

Peradilan Agama

Peradilan Militer

Peradilan di
Indonesia Peradilan Tata Usaha
Negara

Pengadilan Tipikor
si h u k u man
m a c am sank

Macam d o nesia
d i I n
pidana
Hukuman pokok :
1. Hukuman mati
2. Hukuman kurungan
3. Hukuman penjara
4. Hukuman denda
5. Hukuman tutupan
a.
kum a n pokok
Hu ti
H u ku man ma
1.

Hukuman tambahan :
6. Pencabutan hak – hak tertentu
7. Penyitaan barang – barang tertentu
8. Pengumuman keputusan hakim
BACK NEXT
l a n d i I ndo ne si a
i
Sistem Perad

Sistem Peradilan di Saudi


Arabiah

BACK NEXT
p idan a di
u k u m
s a r – d a sar h
Da
udi
A r a b Sa

Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah sebagai Undang-


Undang Dasar Negara, itu bukan berarti bahwa tidak ada
undang-undang di bawahnya. Secara hirarki setelah
kedua dasar hukum itu yang ditetapkan Pada tahun 1992
adalah Basic Law of Government yang mengatur sistem
pemerintahan, hak dan kewajiban pemerintah serta
warga Negara.

BACK NEXT
u d i A ra bi a
d i Sa
P e r s id angan
Ac a ra

Sistem Pemerintahan Saudi Arabia cenderung bersifat patriarchy (perayaan)


daripada konstitusional. Saudi Arabia menganut system hukum ganda yaitu:
1. peradilan berdiri sendiri yang bersifat otonomi tetapi tidak bertentangan
dengan syari’at, dan
2. peradilan syar’iyah yang sepenuhnya berdasarkan syari’at.

Peradilan Syari’ah terdiri atas 4 (empat) tingkatan peradilan, yaitu:


3. Majelis al-Qadha al-A’la (Mahkamah Agung)
4. Mahkamah al-Tamyiz (Pengadilan Banding)
5. Al-Mahkamah al-Ammah
6. Al- Mahkamah al-Juz’iyyah

BACK NEXT
k s i d i S audi
m acam san
Macam-
Arabia

Hudud

Qishash

Ta’zir
BACK NEXT
l a n d i I ndo ne si a
i
Sistem Perad

Sistem Peradilan di Saudi


Arabiah

Persamaan dan Perbed


a an
BACK NEXT
n S is te m H u k u m Pidana
eda a
Persamaan dan Perb Arabia.
e s ia d a n d i S au d i
di Indon

Persamaan :
Indonesia dan Arab Saudi sama-sama mempunyai tiga tingkatan dalam
peradilan. Yaitu tingkat pertama, banding, dan kasasi.

Perbedaan :
1. Dasar Hukum Saudi Arabia berasal dari Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan
Indonesia menggunakan KUHAP (yang sumbernya berasal dari KUHP).
2. Indonesia adalah negara republik. Sedangkan Saudi Arabia adalah
negara monarki.
3. Sanksi tindak pidana di Indonesai terdiri dari hukuman pokok dan
hukuman tambahan. Sedangkan sanski tindak pidana Saudi Arabia terdiri
dari tiga yaitu had, qishas, dan ta’zir.

BACK NEXT
i m ak as i h
da n Te r
Se kia n

Anda mungkin juga menyukai