Anda di halaman 1dari 13

Kategori

ri U
Umum

ESAI POPULER

W
WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA

PENULIS

SISWADI SULULING

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK


UN

TAHUN 2017

TULISAN INII DI
DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI LOMBA PE
PENULISAN

RTEMA KEBANGSAAN 2017 FPKS DPR RI


BERT
Biodata Penulis

Nama : Siswadi Sululing, SE., M.Ak., Ak., CA


Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Universitas Padjadjaran
Pekerjaan : Dosen Fak. Ekonomi Unismuh Luwuk
Alamat : Jln. Cokroaminoto Lor No. 61 Luwuk Kel/Kec. Luwuk Kab.
Banggai Propinsi Sulawesi Tengah 94711
Email/No HP : siswadi.sululing@yahoo.com /08114501824
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan puji kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmatnya serta karunia-Nya, sehingga penulis berhasil
menyelesaikan essai ini yang alhamdulliah tepat pada waktunya dengan topik.
Wawasan kebangsaan kita harus kita tegakan, dengan demikian
wawasan kebangsaan kita akan mampu menjawab tantangan dan peluang yang
terbuka di hadapan kita.
Esai ini berisikan tentang pembahasan Wawasan Kebangsaan Indonesia
yang memuat informasi pentingnya mengembanhkan atau menegakan suatu
karakter anak bangsa dengan memahami arti apa itu wawasan kebangsaan. Dan
di harapkan esai ini dapat memberikan informasi yang memuaskan bagi para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa esai ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan untuk kesempurnaan esai ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan berperan dalam penyusunan esai ini dari awal hingga akhir,
semoga Allah SWT meridloi segala usahanya. Aamiin Yaa Rabbal Allamiin.

Luwuk, Januari 2017

Penulis
Daftar Isi

Halaman Judul .......................................................................................... .. i


Biodata Penulis ......................................................................................... .. ii
Kata Pengantar.......................................................................................... .. iii
Daftar isi ...................................................................................................... iv
Bab I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................... 1
Bab II. Pembahasan ................................................................................... 2
2.1 Perumusan ................................................................................ 2
2.2 Analisis Masalah ....................................................................... 2
2.3 Pemecahan Masalah ................................................................. 2
Bab III. Penutup .......................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................7

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat
untuk kebersamaan dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi.
Wawasan kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku,
keturunan, status sosial, agama dan keyakinan. Jadi wawasan kebangsaan itu
sangat mutlak untuk dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia, wawasan
kebangsaan tidak timbul dengan sendirinya, tetapi muncul secara bertahap pada
diri seseorang, yaitu dengan seringnya menegakan wawasan yang diketahuinya
dan kemudian bisa di aplikasikan kepada kehidupannya sehari-hari.
Dewasa ini, di Indonesia wawasan kebangsaan sudah mulai tergeser oleh
berbagai budaya asing yang masuk, dan warga negara nya cenderung tidak
peduli terhadap wawasan kebangsaan tersebut, apalagi pada kalangan generasi
muda saat ini, mereka tidak bangga atas negaranya sendiri dan lebih
membanggakan negara lain yang menurut pandangan mereka lebih baik dan
tentunya lebih modern.
Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun wawasan kebangsaan
mereka akan terkikis dan wawasan kebangsaan itu akan menghilang dari diri
mereka. Jadi, dengan keadaan tersebut, kita sebagai generasi muda sudah
seharusnya untuk menjaga dan menegakan wawasan kebangsaan kita dan
senantiasa untuk bangga atas tanah air kita, yaitu Indonesia. Berdasarkan uraian
tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menulis esai ilmiah dengan judul
“Wawasan Kebangsaan Indonesia”.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengikuti lomba penulisan esai
populer 2017 yang di selenggarakan oleh Fraksi PKS DPR RI.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa wawasan kebangsaan itu?
2. Apa penyebab menurunya semangat kebangsaan yang terjadi pada
generasi muda?
3. Apakah pendekatan yang dilakukan untuk menjawab tantangan dan
peluang yang terbuka dihadapan kita?
4. Bagaimana cara untuk membangun wawasan kebangsaan indonesia
pada setiap diri anak bangsa?
5. Hal apakah yang akan terjadi apabila warga negara sudah menegakan
wawasan kebangsaan secara baik dan benar?
2.2. Analisis Masalah
Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para
masyarakat pun berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para
generasi muda pun mengalami perkembangan. Namun seringkali perkembangan
cara berfikir mereka tidak diimbangi dengan wawasan kebangsaan yang
memadai. Sehingga seringkali mereka bertindak melampaui batas sebagai warga
negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara tidak mengalami
perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya pengimbangan
antara wawasan kebangsaan dengan cara berperilaku masyarakat terhadap
perkembangan. Karena dengan wawasan kebangsaan itulah seorang individu
atau bahkan masyarakat umum mampu menjawab tantangan besar di dunia luar,
namun tetap berpegang teguh dengan kepribadian bangsa.
2.3. Pemecahan Masalah
Wawasan berasal dari pangkal kata “wawas” dan akhiran “an”. “wawas”
mempunyai arti pandang, sedangkan “wawasan” berarti cara memandang, cara
meninjau, cara melihat, cara tanggap inderawi.
Dalam arti luas wawasan adalah cara pandang yang bersumber pada
falsafah hidup suatu bangsa dan merupakan pantulan daripadanya yang berisi

2
dorongan dan rangsangan di dalam usaha mencapai aspirasi serta tujuan
nasional.
Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian
kita terhadap lingkungan sekitar, sifatnya adalah subyektif dan bisa kita pandang
sebagai suatu rangkuman dan penerapan praktis dan pemikiran filsafat yang
melatarbelakangi cara pandangan tersebut.
Bangsa adalah kesatuan tekad dari rakyat untuk hidup bersama,
mencapai cita-cita dan tujuan bersama terlepas dari perbedaan etnis, ras,
agama, atau golongan asalnya. Kesadaran Kebangsaan adalah perekat yang
akan memikat batin seluruh rakyat (Moerdiono,1995).
Jadi, wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat
kuat untuk kebersamaan dalam mengatasi perbedaan dan diskriminasi. Dan
wawasan kebangsaan tidak dilandasi oleh asal-usul, kedaerahan, suku,
keturunan, status sosial, agama, dan keyakinan.
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah
merupakan sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai
perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa
Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah
sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu.
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa
dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk
implementasinya.
Hakekat dan azas Wawasan Kebangsaan adalah merupakan ketentuan-
ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar
terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa
Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan bersama ,keutuhan nasional,
dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara dan demi kepentingan nasional.
Ini memiliki makna bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara
harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan
demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga
negara.
Komponennya adalah :
1. Tujuan yang sama, 2. Keadilan, 3. Kejujuran, 4. Solidaritas 3
5. Kerjasama, dan 6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Wawasan kebangsaan pada setiap warga negara juga bisa mengalami
penurunan, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
· Semangat kebangsaan telah mendangkal atau terjadi erosi, terutama pada
kalangan generasi muda.
· Kekhawatiran ancaman disintegrasi kebangsaan sepert i contoh pada negara
Afrika yang paham kebangsaannya merosot menjadi paham kesukuan.
· Masyarakat dewasa ini, khususnya kaum muda tidak bangga atas negaranya
sendiri, dan anti tradisionalisme (terpengaruh oleh gaya masyarakat modern
yang berlebihan).
· Kurangnya pemahaman tentang kebangsaan pada hampir setiap masyarakat
yang dengan kekurangan tersebut akan membuat rasa kebangsaan dan
semangat untuk mencintai dan memajukan bangsa nya menjadi berkurang.
· Wawasan kebangsaan yang tidak ditegakan membuat ma syarakat menjadi
tidak bersatu, dan tidak mempunyai lagi rasa ke “bhinekaan” dan masyarakat
cenderung untuk menjadi kaum yang individualis, bahkan sampai tingkatan
kapitalis, dan kurang peka terhadap lingkungan sekitar.
· Banyaknya perbedaan dalam hal kebangsaan yang peny elesaiannya berlarut-
larut yang membuat tidak kokohnya suatu pondasi kebangsaan.
· Sekarang ini wawasan kebangsaan Indonesia tidak la gi berakar pada asas
kedaulatan yang berada ditangan rakyat, tetapi berakar pada penguasa dan
kaum kapitalis.
Wawasan kebangsaan harus mampu menjawab tantangan dan peluang yang
terbuka dihadapan kita. Untuk menjawab berbagai tantangan yang timbul,
bangsa Indonesia menggunakan pendekatan atau sudut pandang, yang akhirnya
berkembang menjadi sudut pandang atau pola pikir falsafah pancasila. Sudut
pandang tersebut adalah :
a. Monodualistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu
adalah merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Manusia
terdiri atas pria dan wanita, kehilangan salah satu unsur, maka eksistensi
manusia akan punah. Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani sebagai
satu kesatuan. Dalam memandang manusia menurut paham monodualis,
maka :

3
a). Manusia adalah makhluk tuhan yang mengadakan hubungan serasi antara
pencipta dan ciptaan-Nya; b). Manusia terdiri atas unsur jasmani dan rohani
yang merupakan kesatuan tak terpisahkan dan masing-masing unsur memiliki
dharmanya sendiri-sendiri; c). Manusia akan mengalami hidup duniawi dan
akhirat; d). Manusia merupakan bagian dari masyarakat/bangsanya.
b. Monopluralistik adalah paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri
dari berbagai unsur beraneka ragam, seperti suku, adat dan budaya, agama,
namun semuanya terikat menjadi satu-kesatuan.
c. Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib,
teratur, aman, damai, sehingga akan timbul ketentraman lahir dan batin.
d. Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur
yang terlibat dalam kehidupan bersama.
e. Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan bahwa masing-masing
unsur yang terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama,
diperlakukan sepatutnya.
Cara berpikir integralistik (berpikir inklusif) berpandangan bahwa :
a. Kebahagiaan yang dapat saya capai dengan memberikan kemungkinan pada
orang lain untuk mencapai kebahagiaan juga.
b. Survival hanya mungkin juga diperjuangkan tidak hanya untuk kepentingan
individu saja, melainkan untuk semua orang.
c. Kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahteraan yang terancam punah.
Wawasan Kebangsaan harus ada pada setiap diri warga negara, dan hal itu
perlu dibangun oleh oleh setiap warga negara tersebut,yaitu dengan cara :
a. Adanya rasa ikatan yang kokoh dalam satu kesatuan dan kebersaman
diantara sesama anggota masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras
maupun golongan, seperti rasa kekeluargaan yang kuat sebagai satu
kesatuan keluarga, sebagai satu kesatuan sebagai rukun tetangga tanpa
membedakan suku, ras dan agama yang bergerak menuju cita-cita yang
diinginkan, demikian juga sebagai satu kesatuan sebagai warga masyarakat
yang bergerak menuju pencapaian cita-cta bersama seperti mencipatkan
lingkungan yang bersih aman, dan indah, dan menciptakan keamanan bagi
warga masyarakat dalam beraktivitas dengan berpartisipasi dalam menjaga
keamanan dan ketertiban warga masyarakat melalui pos ronda/jaga malam
setiap malam secara bergiliran bagi setiap warga masyarakat. 4
b. Saling membantu antar sesama komponen bangsa demi mencapai tujuan dan
cita-cita bersama, seperti secara bergotong royong dalam aktivitas jumat
bersih; membersihkan lingkungan yang sehat, membantu tetangga yang
membutuhkan pertolongan,
c. Tidak membangun primodialisme dan ekslusifisme, di dalam masyarakat harus
di bangun semangat bahwa membangun lingkungan, desa, kabupaten dan
propinsi harus menyatukan dan menyamakan persepsi untuk secara
bersama-sama memajukan pembangunan.
d. Membangun kebersamaan, ini dapat dilakukan dengan partisipasi masyarakat
luas melalui kegiatan pertandingan dan permainan di bidang olah raga, seni
dan budaya; baik yang dilaksanakan saat memperingati HUT kemerdekaan 17
Agustusan, atau memperingati HUT pemerintah desa/kabupaten/propinsi.
Melalui kegiatan tersebut semangat nasionalisme cinta tanah air akan
tumbuh.
e. Mengembangkan sifat berfikir dan prilaku positif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
f. Senantiasa berfikir jauh kedepan, membuat gagasan untuk kemajuan bangsa
dan negaranya menuju kemandirian.
Wawasan kebangsaan yang luas dan tegas, akan membuat masyarakat
menjadi percaya diri atas bangsanya dan akan berusaha untuk membuat harum
nama bangsanya tersebut, jadi untuk membuat masyarakat bangga loyal atas
bangsanya, wawasan kebangsaan pada masyarakat tersebut harus dikokohkan
terlebih dahulu dan bentuk loyalitas seorang warga negara terhadap bangsanya :
a. Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa
b. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek
kehidupan
c. Tercapinya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat
indonesia
d. Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya
e. Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi
berbagai persoalan
f. Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

5
Apabila wawasan kebangsaan telah terwujud, maka kita akan mampu
menjawab tantangan dan peluang yang terbuka dihadapan kita, yaitu seperti
tantangan globalisasi dan modernisasi yang dibawa oleh kaum barat, akibat
adanya wawasan kebangsaan yang kuat, maka seseorang tidak akan tergerus
oleh arus modernisasi yang liberal dan bisa sampai melupakan bangsanya
sendiri.

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Wawasan kebangsaan intinya adalah loyalitas warga terhadap
bangsanya. Bentuk loyalitas bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah:
Mengakui bahwa warga negara Indonesia dengan sadar sebagai pendukung
cita-cita dan tujuan yang menjadi jatidiri bangsa indonesia, seperti :
1 Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa
2 Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek
kehidupan.
3 Tercapainya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat
indonesia
4 Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya
5 Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi
berbagai persoalan
6 Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa terhadap Tuhan YME
Wawasan kebangsaan harus dijaga, dipelihara dan diperjuangkan terus
menerus.
Paham integralistik/ cara berfikir integralistik (menurut Prof. Mr. Soepomo) akan
memperkokoh wawasan kebangsaan.
Ideologi Pancasila melandasi wawasan kebangsaan kita.
Globalisasi akan berdampak positif bila ditujukan untuk perdamaian dunia.
Perang modern sulit diidentifikasi sebagai suatu bentuk peperangan yang nyata,
sehingga bangsa Indonesia harus hati-hati agar tidak teradu domba.
DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo Soedito, Yuwono Edi, dkk, 2012, Jatidiri UNSOED, Universitas


Jenderal Soedirman, Purwokerto.
http://sharingilmupajak.blogspot.com/2016/12/pengertian-wawasan-
kebangsaan.html
http://edukasi. kompasiana.com/2016/11/12/pentingnya-wawasan-kebangsaan-
508487.html, (Diakses 30 November 2016 jam 17:40)

Anda mungkin juga menyukai