Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 merupakan negara
hukum. Semua yang dilakukan dalam ketataannegara harus berdasarkan hukum. Di
Indonesia hukum yang berlaku itu ada 2 macam yaitu hukum tertulis dan tidak tertulis.
Hukum adalah seperangkat aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat baik tertulis
maupun tidak tertulis yang bersifat memaksa dan ada sanksi yang diberikan apabila
melanggar ketentuan yang ada. Dalam mengatur keuangan negara juga harus berdasarkan
hukum agar aparat negara tidak sewenang-wenang dalam menjalankan tugasnya.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hukum administrasi negara?
2. Apa saja yang termasuk dalam Hukum Administrasi Negara?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui untuk apa adanya hukum administrasi negara dan apa saja yang
termasuk dalam hukum administrasi negara.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara adalah Hukum mengenai Pemerintahan di dalam
kedudukan, tugas, dan fungsinya sebagai Administator Negara.
Hukum Administrasi Negara terbagi menjadi dua yaitu, pengertian dalam arti luas dan
dalam arti sempit. Dalam arti luas, Hukum Administrasi Negara meliputi :
1.

Hukum Tata Pemerintahan, yakni hukum eksekutif atau hukum tata pelaksanaan undangundang yang menyangkut pengendalian penggunaan kekuasaan publik (kekuasaan yang
berasal dari kedaulatan negara).

2.

Hukum Tata Usaha Negara, yakni hukum mengenai surat-menyurat rahasia dinas dan
jabatan, registrasi, kearsipan dan dokumentasi, legalisasi, pelaporan, dan statistik, tata cara
penyusunan dan penyimpanan berita acara, pencatatan sipil, pencatatan NTR, publikasi,
penerangan dan penerbitan-penertiban negara. Secara singkat dapat pula disebut Hukum
Birokrasi.

3. Hukum Administrasi
4.

Hukum Admnistrasi Pembangunan, mengatur penyelenggaraan pembangunan.

5.

Hukum Aministrasi Lingkungan.


Dalam Arti sempit, Hukum Administrasi Negara, yakni Hukum Tata Pengurusan
Rumah tangga, baik intern dan ekstern. Rumah Tangga Negara adalah keseluruhan
daripada hal-hal dan urusan-urusan yang menjadi tugas, kewajiban dan fungsi negara
sebagai suatu badan organisasi, sebagai suatu badan usaha.
Rumah tangga intern adalah yang menyangkut urusan intern instasi-instasi
Administrasi Negara: urusan personel dan kesejahteraan pegawai negeri, urusan
keuangan operasional sehari-hari, urusan materil, alat perlengkapan dan gedung-gedung
serta perumahan, urusan komunikasi dan trasportasi intern, dan sebagainya.
Rumah tangga ekstern adalah hal-hal dan urusan-urusan yang tadinya diselenggaran oleh
masyarakat sendiri, namun karena berbagai sebab atau perhitungan dioper oleh negara
melalui pembentukan dinas-dinas (dinas kebersihan, dinas kesehatan, dinas sosial),
lembaga-lembaga (balai benih pertanian, lembaga penyakit mulut dan kuku ternak,
lembaga malaria, dan sebagainya), BUMN (Badan Usaha Milik Negara: PN, perum,
perjan, persero), dan BUMD (Badan Umum Milik Daerah).
Berikut berbagai pendapat pakar hukum terkait dengan pengertian Hukum Administrasi
Negara:

1.

E. Utrecht mengetengahkan Hukum Administrasi Negara (hukum pemerintahan) adalah


men-guji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat
(Ambsdrager) administrasi negara melakukan tugas mereka yang khusus. Selanjutnya E,
Utrecht men-jelaskan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah yang mengatur sebagian

lapagan pekerjaan administrasi negara.


2. Cornelis Van Vollenhouven : Hukum Administrasi Negara ialah kesemua kaidah-kaidah
hukum yang bukan hukum tata negara mate-riil, bukan hukum perdata materiil dan bukan
hukum pidana materil (Teori residu).

3.

J.M Baron de Gerando : Hukum Administrasi adalah peraturan-peraturan yang mengatur


hubungan timbal balik antara pemerintah dan rakyat (Le droit administratif a pour object le

4.

regles qui regissent les rapports recip-roques de Iadministration avec les administres).
Prof. Mr.J. Oppenheim : Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan
hukum yang harus menjalankan kekuasaannya. Jadi pada dasarnya mengatur negara dalam

keadaan bergerak (staat in beweging).


5. Dr.Mr.H.J Romijn : Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan hukum
yang mengatur negara dalam keadaan bergerak.
6. Prajudi Atmosudirdjo : Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai seluk-beluk
administrasi negara (HAN heteronom) dan hukum yang dicipta atau merupakan hasil buatan
administrasi negara (HAN otonom).
2.2 Hakekat dan Cakupan Hukum Adminisrasi Negara
Hakekat Hukum Administrasi Negara mengatur hubungan hukum antara Pemerintah
dengan warganya serta memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat atau
warga negaranya dari tindakan sewenang-wewenang aparatur Pemerintah.
Cakupan Hukum Administrasi Negara (Prajudi Atmo-sudirdjo) : adalah Hukum
Administrasi Negara mengatur wewenang, tugas, fungsi, dan tingkah laku para Pejabat
Administrasi Negara.
Van Wijk-Konjnenbelt dan P. de Haan Cs. Mengatakan Hukum Administras Negara
meliputi :
a) Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat;
b) Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam proses pengaturan dan pengendalian
tersebut;
c) Perlindungan hukum (rechtsbe-sherming);
d) Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untuk pemerintahan yang baik
(algemene beginselen van behoorlijk bestuur).
2.3 Perbedaan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara
Pengertian Hukum Tata Negara:
1. Prof. Mr.J. Oppenheim :
Hukum Tata Negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengadakan
alat-alat perlengkapan dan mengatur kekuasaannya.
2. Fritz Flener :
Hukum Tata Negara mengatur negara dalam keadaan pasif, sedangkan Hukum
Administrasi Negara mengatur negara dalam keadaan aktif.
3. Dr.Mr.H.J.Romijn:

Hukum Tata Negara ialah keseluruh-an aturan-aturan hukum yang mengatur


negara dalam keadaan sedangkan Hukum Administrasi negara ialah aturanaturan hukum yang mengatur negara dalam keadaan dinamis.
4. Van Vollenhouven : Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan-peraturan hukum yang
menentukan badan-badan kenegaraan serta memberi wewenang itu kepada badan-badan
tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah kedudukannya.
5. Djokosutono : Hukun Tata Negara sebagai hukum mengenai organisasi jabatan-jabatan di
dalam rangka pandangan mereka terhadap Negara sebagai organisasi.
2.4 Fungsi Hukum Adminisrasi Negara
1. Menjamin Kepastian Hukum
Menjamin kepastian hukum yang menyangkut masalah bentuk dari hukum.
2. Menjamin Keadilan Hukum
Keadilan hukum yang dimaksud adalah keadilan yang telah ditentukan oleh
undang-undang dan peraturan tertulis.
3. Hukum Administrasi Berfungsi Sebagai Pedoman dan Ukuran
Pedoman artinya sebagai petunjuk arah dari perilaku manusia yaitu perilaku yang
baik dan benar, ukuran maksudnya untuk menilai apakah pelaksanaan tersebut
telah dilaksanakan dengan benar atau tidak.
2.5 Tujuan Hukum Administrasi Negara
1. Memberikan batasan dan kewenangan terhadap Pejabat Administrasi Negara;
2. Memberikan perlindungan terhadap rakyat atau badan hukum perdata dari tindakan
sewenang-wenang Pejabat Administrasi Negara.
2.6 Sumber Hukum Administrasi Negara
Pengertian Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan tersebut dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Sumber hukum sendiri menurut Prof. Dr. Sudikno, SH sering dipergunakan dalam
beberapa arti seperti berikut ini:
1. Sebagai asas hukum, yaitu sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak
Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa.
2. Menunjukan sumber hukum terdahulu yang memberikan bahan-bahan kepada hukum yang
sekarang berlaku. Sebagai sumber berlakunya yang memberikan kekuatan penguasa,
masyarakat.

3.

Sebagai sumber dari mana hukum dapat diketahui misalnya dokumen dokumen, undang-

undang, batu bertulis.


4. Sebagai sumber terbentuknya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum.
Pada umumnya, Sumber Hukum Administrasi Negara dapat dibedakan menjadi dua :
1.

Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi kaidah hukum.
Sumber hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa dalam pergaulan

masyarakat

dan peristiwa-peristiwa itu dapat mempengaruhi bahkan menentukan sikap manusia.


2. Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu. Agar berlaku
umum, suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat mempertahankannya.
Sumber Hukum Administrasi Negara Indonesia antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Undang-Undang
Traktat (perjanjian antar negara)
Yurisprodensi
Kebiasaan
Doktrin
1. Undang-Undang
Undang-undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan
negara yang berwenang dan mengikat masyarakat. Undang-undang dibedakan
menjadi dua, yaitu :

1) Undang-undang dalam arti materil adalah setiap peraturan perundang-undangan yang isinya
mengikat langsung kepada masyarakat umum.
2) Undang-undang dalam arti formal adalah setiap peraturan perundang yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang melalui tata cara dan prosedur yang berlaku. Undangundang dalam arti formal pada hakikatnya adalah keputusan alat perlengkapan negara yang
karena cara pembentukannya disebut undang-undang.
Asas berlakunya undang-undang:
Undang-undang tidak boleh berlaku surut;
1)

Undang-undang yang berlaku kemudian membatalkan undang-undang terdahulu sejauh

undang-undang itu mengatur hal yang sama (lex posterior derogat legi priori).
2) Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai derajat yang lebih
tinggi, sehingga apabila ada dua macam undang-undang yang tidak sederajat mengatur obyek
yang sama dan saling bertentangan maka hakim harus menerapkan undang-undang yang
lebih tinggi dan menyatakan undang-undang yang lebih rendah tidak mengikat (lex superior
derogat legi inferiori).
3) Undang-undang yang khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum (lex
specialis derogat legi generali).
4) Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.

2. Traktat
Traktat sebagai hukum formal harus disetujui oleh DPR kemudian baru diratifikasi
oleh Presiden dan setelah itu baru mengikat terhadap negara peserta dan warga
negaranya.
Traktat yang memerlukan persetujuan DPR adalah traktat yang mengandung
materi sebagai berikut :
1) Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan politik luar negeri misalnya
perubahan wilayah.
2) Perjanjian kerjasama ekonomi, pinjaman.
3) Soal-soal yang menurut UUD dan sistem perundang-undangan kita harus diatur dengan
bentuk undang-undang misalnya soal kewarganegaraan, kehakiman.
3. Yurisprodensi
Menurut ketentuan pasal 22 AB jo pasal 14 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970
bahwa seorang hakim tidak boleh menolak jika diminta memutuskan suatu perkara
dengan alasan karena belum ada aturan hukumnya.
Dari kenyataan yang demikian dapat dimengerti dalam praktek peradilan bahwa
hakim adalah pembentuk undang-undang.
Ada dua macam yurisprodensi yaitu :
1) Yurisprudensi tetap ialah keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian keputusan serupa
dan dijadikan dasar atau patokan untuk memutuskan suatu perkara (standar arresten);
2) Yurisprudensi tidak tetap ialah keputusan hakim terdahulu yang bukan standar arresten.
4. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang. Kebiasaan
tersebut diterima oleh masyarakat sehingga masyarakat beranggapan memang
harus berlaku demikian kalau tidak berbuat demikian merasa berlawanan dengan
kebiasaan dan merasa melakukan pelanggaraan terhadap hukum. Beberapa syarat
tertentu, yaitu :
1)

Adanyan perbuatan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang dalam masyarakat

tertentu.
2) Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan.
Contoh : kebiasaan perjanjian bagi hasil antara pemilik sawah dengan
penggarapnya.
5. Doktrin
Pendapat para sarjana hukum yang merupakan doktrin adalah sumber hukum,
tempat hakim dapat menemukan hukumnya. Ilmu hukum adalah sumber hukum

tetapi ilmu hukum bukan hukum karena tidak mempunyai kekuatan mengikat
sebagai hukum seperti undang-undang.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 perihal sistem Pemerintahan Negara
ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat),
tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat).
1) Pancasila sebagai sumber hukum
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Maksudnya adalah sebagai pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum
serta cita-cita kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai
sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan sebagai perwujudan dari budi nurani
manusia.
Pancasila mewujudkan dirinya dalam:
1.
2.
3.
4.

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agst 1945


Dekrit 5 Juli 1959
UUD
Supersemar
2.7 Obyek Hukum Administrasi Negara
Pengertian obyek adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Dengan
pengertian tersebut, yang dimaksud obyek hukum administrasi negara adalah pokok
permasalahan yang akan dibicarakan dalam hukum administrasi negara.
Berangkat dari pendapat Prof. Djokosutono, S.H., bahwa hukum administrasi negara
adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara
dan para warga masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa obyek hukum
administrasi negara adalah pemegang jabatan dalam negara itu atau alat-alat
perlengkapan negara dan warga masyarakat.
Pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya obyek hukum administrasi adalah sama
dengan obyek hukum tata negara, yaitu negara (pendapat Soehino, S.H.). pendapat
demikian dilandasi alasan bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara
sama-sama mengatur negara. Namun, kedua hukum tersebut berbeda, yaitu hukum
administrasi negara mengatur negara dalam keadaan bergerak sedangkan hukum tata
negara dalam keadaan diam. Maksud dari istilah negara dalam keadaan bergerak
adalah bahwa negara tersebut dalam keadaan hidup. Hal ini berarti bahwa jabatanjabatan atau alat-alat perlengkapan negara yang ada pada negara telah melaksanakan

tugasnya sesuai dengan dengan fungsinya masing-masing. Istilah negara dalam


keadaan diam berarti bahwa negara itu belum hidup sebagaimana mestinya. Hal ini
berarti bahwa alat-alat perlengkapan negara yang ada belum menjalankan fungsinya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui tentang perbedaan antara hukum administrasi
negara dan hukum tata negara.
2.8 Asas-Asas Sistem Hukum Adminisrasi Negara
Sisem Hukum Administrasi Negara harus dapat menjamin dan menjalankan
pelaksanaan asas-asas hukum sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Asas-asas pancasila, dan Undang-undang dasar 1945


Asas-asas Wawasan Nusantara
Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas-asas Kedaulatan Negara
Asas-asas Negara Hukum
Asas-asas Berhati-hati dalam penggunaan kekuasaan negara
Asas-asas ketelitian dan kesungguhan hati dalam mengurus kepentingan para warga

8.

masyarakat
Asas-asas kesaksamaan dan kejujuran dalam mengambil keputusan terhadap permohonan
para warga masyarakat.
2.9 Sistem Peradilan Adminisrasi Negara
Peradilan Adminisrasi Negara adalah setiap bentuk penyelesaian daripada suatu
perbuatan (pejabat, instansi) Adminisrasi Negara yang dipersoalkan oleh warga
masyarakat, instansi masyarakat (perusahaan, yayasan, perhimpunan, dan
sebagainnya) atau sesama instansi Pemerintah.
Dengan adanya Peradilan Tata Usaha, maka sistem Peradilan Administrasi Negara
kita menjadi sebagai berikut:

1. Oleh Badan Pengadilan Umum (biasa), yakni:


Pengadilan Negeri Bagian Perdata, terutama mengenai gugatan gani rugi eks Pasal 1365,
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, oleh warga masyarakat yang merasa dirugikan oleh
suatu perbuatan pejabat atau instansi Adminisrasi Negara yang melawan hukum (onrecht
matige overheidsdaad).
2. Oleh suatu Badan Pengadilan Administrasi
Di suatu badan pengadilan pejabat (atau tim pejabat) yang mengambil keputusan berstatus
sebagai Hakim.
Hakim adalah pejabat negara ang mempunyai tiga wewenang, yakni:
a) Menilai fakta-faka berdasarkan sarana-sarana bukti sebagaimana ditentukan oleh undangb)

undang.
Melakukan interpretasi yuridis terhadap undang-undang (interpretasi ang mempunyai
kekuatan undang-undang), dan

c)

Menjatuhkan putusan (vonis) yang pada waktunya mempunyai kekuataan hukum mutlak

(kracht van gewijsde).


1. Perbuatan Pemerintah
A. Bentuk Perbuatan Pemerintah
Jenis-jenis perbuatan pemerintah
1) Perbuatan non yuridis
2) Perbuatan yuridis (rechtshan-deling)
Perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik ada perbuatan hukum publik yang bersegi
dua, dan perbuatan hukum publik yang bersegi satu. Perbuatan Pemerintah yang bersifat
hukum privat.
Perbuatan Pemerintah (Perbuatan Yang Dilaksanakan Pejabat Administrasi):
1. Perbuatan Pemerintah yang dilaksanakan berdasarkan:
a) Peraturan Perundang-undangan yang ada;
b) Belum ada Peraturan Perundangannya (Freies Ermessen/ Discretion).
c) Freies Ermessen / Discretion/Kebijakan:
1. Sjachran Basah : Freies Ermessen adalah keleluasan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan melalui sikap tindak
negara

yang

harus

administrasi
dapat

dipertanggung

jawabkan.
2. AV. DICEY (Bagir Manan) discreationary power adalah
berisi kebebasan Mahkota atau aparatnya untuk
melaksanakan suatu tin-dakan tanpa terlebih dahulu harus
meminta persetujuan/pengatur oleh parlemen.
3. S.F Marbun Freies Ermessen

adalah

kebebasan

untuk

bertindak atas inisiatif sendiri menyelesaikan persoalanpersoalan penting dan mendesak yang muncul secara tibatiba, dimana hukum tidak mengaturnya.
4. Tolak ukur penggunaan Freies Ermessen / Direction /
kebijakan:
1) Adanya kebebasan yang dimungkinkan oleh hukum
kepada administrasi negara untuk bertindak atas inisiatif
sendiri;
2) Terdapat persoalan yang penting dan segera mendesak
untuk segera diselesaikan;
3) Harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
hukum.
a) Secara moral : berdasarkan Pancasila dan
b)

Sumpah/Janji;
Secara Hukum:

Batas atas: wajib taat asas ter-hadap tata urutan


peraturan perundang-undangan Indonesia, baik
secara vertikal maupun secara horizontal dan tidak
melanggar hukum;
Batas bawah: tidak boleh melanggar hak warga
negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
2. Sifat Wewenang Pemerintah
Wewenang Sumbernya adalah Peraturan Perundang-undangan,
Cara memperoleh :
1. Atribusi
2. Delegasi
3. Mandat
Sumber dan cara memperoleh wewenang berkaitan dengan pertanggungjawaban
1. Terikat, apabila ada dasar yang menentukan isi dari keputusan yang harus
diambil secara terinci :
1) Fakultatif, badan/pejabat Tata Usaha Negara tidak wajib menerapkan
wewenangnya atau masih ada pilihan yang ditentukan dalam peraturan
dasarnya.
2) Bebas, erat dasarnya memberi kebebasan kepada badan/pejabat untuk
menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang akan
dikeluarkannya
Unsur Tindakan Hukum Pemerintah antara lain perbuatan itu dilakukan oleh aparat
pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan
pemerintahan (bestuurs-organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri; Perbuatan
tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan; Perbuatan tersebut
dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di bidang hukum
administrasi; Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat, Perbuatan tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundang-undanganan yang berlaku.

Setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan peraturan perudang-undangan atau

berdasarkan pada kewenangan.


Asas legalitas berkaitan dengan gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum
Dalam konsepsi welfare state, tindakan pemerintah tidak selalu harus berdasarkan asas
legalitas. Dalam hal-hal tertentu pemerintah dapat melakukan tindakan secara bebas yang
didasarkan pada freies Ermessen.
2.10 Hal-Hal yang diatur dalam Hukum Administrasi Negara
Pada dasarnya ialah :

1) Persoalan legitimasi subyek hukum baik yang berupa orang, badan hukum ataupun
pejabat, yakni tentang nama, domisilinya, lahir dan mati atau awal dan akhir
keberadaannya.
2) Persoalan/hal perpajakan, termasuk di dalamnya bea cukai, bea materai dan
sebagainya
3) Persoalan kepegawaian negeri kekaryawanan Badan Usaha Milik Negara, yakni hal
legimitasi/identitasnya, golongan/pangkatnya/jabatannya, segenap hak dan
kewajiban serta tanggungjawabnya dan mekanisme kerja mereka.
4) Persoalan hubungan yuridis-prosedurel antar lembaga-lembaga.
5) Persoalan penyamaan dua hal berbeda yang demi hukum bisa dianggap sama:
Contoh/bukti:

Suatu kabupaten yang dipimpin oleh seorang bupati dan sebuah kotamadya yang dipimpin
oleh seorang walikota dapat dianggap sederajat/setingkat, yakni kedua-duanya termasuk

sebagai Daerah Tingkat II (dahulu keresidenan)


Pejabat-pejabat negara bukan menteri namun setingkat dengan menteri, misalnya:
1) Gubernur Bank Senral
2) Gubernur LEMHANAS
3) Panglima Angkatan Bersenjata
Notaris, sebagai sebutan profesi dengan lata belakang pendidikan spesialisasi hukum

kenotariatan adalah setingkat dengan magister hukum/strata II


Gelar Doktor Honoris Causa (Dr HC) sebagai Doktor kehormatan tidaklah sama dengan

gelar Doktor (Dt.), karena DR. HC tingkatannya adalah sama dengan strata II/Magister bukti:
Persyaratan hukum untuk bisa memperoleh gelar Dr. HC ialah bahwa orang bersangkutan
minimal mesti memiliki gelar sarjana/stara I, dan sebagainya.
2.11 Metode Hukum Administrasi Negara
Metode yang digunakan adalah metode lokasi historis yang merupakan panduan dari metode
sosiologis dan historis.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hukum Administrasi Negara adalah Hukum mengenai pemerintah di dalam kedudukan,


tugas, fungsinya sebagai Administator Negara. Sumber Hukum Administrasi Negara
yaitu: Undang-Undang, Traktat, Yurisprodensi, Kebiasaan, Doktrin. Sedangkan Obyek
Hukum Administrasi Negara adalah aparatur negara. Asas-asas Hukum Administrasi
Negara yaitu
3.2 Saran
Asas-asas hukum administrasi di suatu negara itu sangat bagus, dengan adanya Hukum
administrasi negara pemerintah tidak dapat berlaku sewenang-wenang dalam menjalankan
sistem pemerintahannya. Jika tidak ada hukum administari di suatu negara, yang mendapat
keuntungkan hanya pemerintah dan rakyat akan tertindas.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Ridwan. 2000. Pengantar Hukum dan Pengetahuan Ilmu Hukum Indonesia. Jakarta:
Angky Pelita Studyways.
Atmosurdirjo, Prajudi. 2000. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai