Anda di halaman 1dari 7

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan Mahkamah Agung RI

PPC
Program Pendidikan dan
Modul Diklat Tahap 2

“SURAT DAKWAAN”
Pelatihan Calon Hakim

TERPADU
PERADILAN UMUM

e-learning.mahkamahagung.go.id
© 2018
Surat Dakwaan 1
SURAT DAKWAAN

I. Fungsi Surat Dakwaan


Surat dakwaan mempunyai posisi sentral dalam pemeriksaan perkara pidana di
pengadilan, karenanya surat dakwaan sangat dominan bagi keberhasilan
pelaksanaan penuntutan .
Ditinjau dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pemeriksaan perkara
pidana di pengadilan maka fungsi surat dakwaan dikatagorikan :
1. Bagi pengadilan/hakim, surat dakwaan merupakan dasar dan sekaligus
membatasi ruang lingkup pemeriksaan, dasar pertimbangan dalam penjatuhan
keputusan.
2. Bagi penuntut umum, surat dakwaan merupakan dasar pembuktian.
3. Bagi terdakwa/ penasihat hukum, surat dakwaan merupakan dasar satu untuk
mempersiapkan pembelaan

II. Dasar Pembuatan Surat Dakwaan


1. Penuntut umum mempunyai wewenang membuat surat dakwaan
2. Penuntut umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapa pun yang
didakwa melakukan suatu tindak pidana di daerah hukumnya dengan
melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang .
3. Pembuatan surat dakwaan dilakukan oleh penuntut umum bila ia berpendapat
bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan.

III. Hakikat Surat Dakwaan


Hakikat surat dakwaan berfungsi sebagai dasar pemeriksaan bagi hakim didalam
sidang pengadilan , betapa pentingnya surat dakwaan karena uu akan mengancam
apabila tidak memenuhi persyaratan tertentu maka batal demi hukum.

IV. Syarat -Syarat Penyusunan Surat Dakwaan Dan Bentuk Surat Dakwaan
- Syarat – syarat surat dakwaan .
pasal 143 ayat (2) kuhap menetapkan syarat yang harus dipenuhi dalam
pembuatan surat dakwaan yakni syarat formil dan syarat materiil :
> Syarat Formil adalah syarat yang berkenaan dengan formalitas pembuatan
surat dakwaan.
tidak dipenuhinya syarat formil menyebabkan surat dakwaan dapat
dibatalkan.
> Syarat Materiil adalah syarat yang berkenaan dengan materi / subtansi Surat
dakwaan tidak dipenuhi syarat materiil menyebabkan surat dakwaan batal
demi hukum.
1. Syarat Formil
Diantara syarat formil yang harus dipenuhi adalah :
a. Surat dakwaan harus dibubuhi tanggal dan ditanda tangani oleh penuntut
umum pembuat surat dakwaan ;

Surat Dakwaan 2
b. Surat dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa/para
terdakwa meliputi nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa.
Apabila syarat formil ini tidak seluruhnya dipenuhi dapat dibatalkan oleh
hakim (vernietigbaar) dan bukan batal demi hukum karena dinilai tidak jelas
terhadap siapa dakwaan tersebut ditujukan.

2. SYARAT MATERIIL
Surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat , jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan tempat dan waktu tindak
pidana itu dilakukan , syarat materiil tersebut meliputi :
1) uraian secara cermat , jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan.
2) uraian secara cermat , jelas dan lengkap mengenai waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan.

- Cermat adalah ketelitian penuntut umum dalam mempersiapkan surat


dakwaan yang didasarkan kepada undang-undang yang berlaku bagi
terdakwa, tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat
mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau dakwaan tidak dapat dibuktikan,
misalnya, adakah pengaduan dalam hal delik aduan, apakah terdakwa dapat
dipertanggungjawabkan dalam melakukan tindak pidana tersebut, apakah
tindak pidana tersebut belum/sudah kadaluarsa, apakah tindak pidana
tersebut nebis in nidem.
- Jelas adalah penuntut umum harus mampu merumuskan unsur-unsur tindak
pidana/delik yang didakwakan secara jelas dalam arti rumusan unsur-unsur
delik harus dapat dipadukan dan dijelaskan dalam bentuk uraian fakta
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa.

Dengan kata lain uraian unsur-unsur delik yang dirumuskan dalam pasal yang
didakwakan harus dapat dijelaskan/ digambarkan dalam bentuk fakta perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa.
Sehingga dalam uraian unsur-unsur dakwaan dapat diketahui secara jelas
apakah terdakwa dalam melakukan tindak pidana yang didakwakan tersebut
sebagai pelaku, pelaku peserta, penggerak ,penyuruh atau hanya sebagai
pembantu .
Apakah unsur yang diuraikan tersebut sebagai tindak pidana penipuan atau
penggelapan atau pencurian dan sebagainya. Dengan perumusan unsur tindak
pidana secara jelas dapat dicegah terjadinya kekaburan dalam surat dakwaan
(obscuur libel).
Untuk lebih jelasnya harus menyebutkan :
1. Unsur tindak pidana yang dilakukan;
2. Fakta dari perbuatan materiil yang mendukung setiap unsur delik;
3. Cara perbuatan materiil dilakukan.

Surat Dakwaan 3
- Lengkap adalah bahwa dalam menyusun surat dakwaan harus diuraikan
unsur-unsur tindak pidana yang dirumuskan dalam uu secara lengkap dalam
arti tidak boleh ada yang tercecer/ tertinggal tidak tercantum dalam surat
dakwaan.
Secara materiil. Suatu surat dakwaan dipandang telah memenuhi syarat
apabila surat dakwaan tersebut telah memberi gambaran secara bulat dan
utuh tentang :
1) Tindak pidana yang dilakukan;
2) Siapa yang melakukan tindak pidana tersebut;
3) Dimana tindak pidana dilakukan;
4) Bilamana/kapan tindak pidana dilakukan;
5) Bagaimana tindak pidana tersebut dilakukan;
6) Akibat apa yang ditimbulkan tindak pidana tersebut (delik materiil);
7) Apakah yang mendorong terdakwa melakukan tindak pidana tersebut
(delik delik tertentu);
8) Ketentuan ketentuan pidana yang diterapkan.

Untuk mempermudah pembuatan surat dakwaan, maka penuntut umum perlu


membuat matriks yaitu kerangka dasar sebagai sarana mempermudah dalam
pembuatan surat dakwaan.
Adapun bentuk matriks sebagai berikut :
Syarat
Syarat Materiil
Formil
Alat
Locus & Unsur Kualifikasi
Identitas Pasal Pembuatan Bukti
Tempus Pasal
Terdakwa Delik Materill
Delictie Delik

Uraian Matriks :
 Identitas Tersangka/terdakwa
Dalam menyusun urutan identitas tersangka atau terdakwa disesuaikan
dengan urutan yang diatur dalam pasal 143 (2)a KUHAP

 Locus & Tempus Delictie


Tempat dan waktu terjadinya delik dinyatakan jelas :
a. Tempat : disebutkan kampung, kelurahan, kecamatan dan kabupaten.
b. Waktu : dijelaskan jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dan juga disebutkan
waktu yang lain apabila dalam undang-undang itu ditentukan.

Surat Dakwaan 4
 Pasal Delik yang dilanggar
Pasal dari delik yang akan didakwakan harus jelas
 Unsur delik
Unsur delik disusun sesuai dengan bunyi undang-undangnya, unsur delik
ditulis dengan terperinci dan unsur dari satu tindak pidana tidak boleh lebih
dari satu pun ketinggalan
 Perbuatan materiil atau fakta
- Uraian perbuatan materiil harus berupa pengertian yuridis dan perbuatan
yang menggambarkan dari tiap unsur delik
- Uraian harus jelas dari tiap unsur delik dan terpisah antara unsur delik satu
dengan unsur delik yang lain
 Alat bukti
Alat bukti di sini adalah semua alat bukti yang sah menurut hukum yang
terdapat dalam Berita Acara dan mendukug pembuktian tindak pidana yang
didakwakan.
 Kualifikasi
Dengan uraian perbuatan materiil yang didukung oleh alat bukti dapat
ditentukan kualifikasi tindak pidana yang akan dibuktikan di muka sidang
pengadilan.

V. Bentuk Surat Dakwaan


Penyusunan surat dakwaan dikenal ada lima bentuk yaitu ;
1) Surat Dakwaan Tunggal
Dakwaan tunggal , apabila penuntut umum berpendapat dan yakin benar bahwa :
Perbuatan yang dilakukan terdakwa hanya merupakan suatu tindak pidana saja
yang mana penuntut umum merasa yakin bahwa terdakwa telah melakukan
tindak pidana yang didakwakan tersebut . misalnya : terdakwa hanya didakwa
dengan pasal “ pencurian “ pasal 362 KUHAP.
2) Surat Dakwaan Subsidair
Dalam surat dakwaan yang berbentuk subsidair di dalamnya dirumuskan
beberapa tindak pidana secara berlapis dimulai dari delik yang paling berat
ancaman pidananya sampai dengan yang paling ringan. Akan tetapi yang
sesungguhnya didakwakan terhadap terdakwa dan yang harus dibuktikan di
depan sidang pengadilan hanya “satu” dakwaan. Dalam hal ini pembuat dakwaan
bermaksud agar hakim memeriksa dalam praktiknya surat dakwaan disusun
sebagai berikut :
Primair : Pembunuhan Berencana ( pasal 340 KUHP)
Subsidair : Pembunuhan ( pasal 338 KUHP )
Lebih subsidair : Penganiayaan yang menyebabkan matinya orang (pasal 355
ayat (2) KUHP)

Surat Dakwaan 5
Dalam bentuk surat dakwaan subsidair ini, hanya satu tindak pidana saja yang
sebenarnya akan didakwakan kepada terdakwa .
3) Surat Dakwaan Alternatif
Dalam Surat Dakwaan Alternatif terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara
berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan
dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat
kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapat dibuktikan.
Meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, tetapi hanya satu dakwaan saja
yang akan dibuktikan.
Dalam Praktik Disusun Sebagai Berikut :
Pertama : Pencurian ( Pasal 362 KUHP) Atau
Kedua : Penadahan (Pasal 480 KUHP)
4) Surat Dakwaan Kumulatif.
Dalam surat dakwaan kumulatif, didakwakan beberapa tindak pidana sekaligus,
ke semua dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti
harus dinyatakan secara tegas dan dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut.
Dakwaan ini dipergunakan dalam hal terdakwa melakukan beberapa tindak
pidana yang masing-masing merupakan tindak pidana yang berdiri sendiri.
Misalnya didakwakan :
Kesatu : Pembunuhan (Pasal 338 KUHP), dan
Kedua : Pencurian Dengan Pemberatan (Pasal 363 KUHP), dan
Ketiga : perkosaan (pasal 285 KUHP).
5) Surat Dakwaan Kombinasi
Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan/
digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau
subsidair. Timbulnya bentuk ini seiring dengan perkembangan dibidang
kriminalitas yang semakin variatif baik dalam bentuk/jenisnya maupun dalam
modus operandi yang dipergunakan.
Misalnya didakwakan
Kesatu :
Primair : Pembunuh Berencana (Pasal 340 KUHP)
Subsidair : Pembunuhan Biasa (Pasal 338 KUHP);
Lebih Subsidair : Penganiayaan Yang Mengakibatkan Matinya Orang (Pasal 351
(3) KUHP);
Kedua :
Primair : Pencurian Dengan Pemberatan (Pasal 363 KUHP);
Subsidair : Pencurian (Pasal 362 KUHP), dan
Ketiga :
Perkosaan (Pasal 285 KUHP).

Surat Dakwaan 6
Surat Dakwaan 7

Anda mungkin juga menyukai