BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan terus berkembangnya system ketatanegaraan suatu negara,
maka konstitiusi dari suatu negara yang dibuat pada masa lalu otomatis juga harus
dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Satusatunya cara konstitusi harus terus mengalami pembaharuan untuk dapat
disesuaikan dengan kondisi yang terus berubah seperti pada masa sekarang ini.
Perubahan konstitusi merupakan keniscayaan.1
Salah satu elemen penting yang diatur dalam pasal-pasal konstitusi adalah
ketentuan mengenai amandemen (perubahan). Dapat dipastikan dalam setiap
konstitusi yang terdokumentasi dari suatu negara di dunia umumnya terdapat
ketentuan untuk melakukan perubahan konstitusi itu sendiri.2
Masa peralihan Indonesia menuju suatu cita demokrasi merupakan suatu
proses tahapan penting dalam perkembangan ketatanegaraan Indonesia. Salah satu
aspek yang menjadi bagian penting dalam proses perkembangan ketatanegaraan
Indonesia adalah perubahan Konstitusi Indonesia tahun 1945 (UUD 1945).
Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami empat kali perubahan sejak tahun
1999 sampai dengan tahun 2002.3
Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengakibatkan
beberap perubahan ketatanegaraan Indonesia yang salah satunya yaitu ketentuan
yang secara eksplisit mengatur tentang mekanisme amandemen Undang-Undang
1 Feri Amsari, Perubahan UUD 1945, edisi Revisi, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003, hal.1
2 Ibid
3 Jimly Asshidiqie, Struktur ketatanegaraan indoensia setelah
perubahan keempat UUD tahun 1945, Makalah disampaikan pada
seminar pembangunan Hukum Nasional VIII Denpasar, 14-18 Juli 2003,
http:/legal.daily-thought.info, akses pada februari 2014. Hal 1
Dasar 1945 yang diatur dalam pasal 37 yang membawa arah amandemen
konstitusi
Indonesia
yang
semakun
menunjukkan
sifat
Rigid,
serta
serta
struktur
dari
kedua
lembaga
Congress
dan
Majelis
untuk mengajukan
Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan terarah maka
ruang lingkup pembahsannya akan dibatasi khusus pada mekanisme perubahan
Konstitusi negara Indonesia Amerika Serikat yang dimulai pengajuan sampai
pengasahannya saja. Serta landasan yang digunakan berdasarkan konstitusi dalam
arti sempit ( Undang-Undang Dasar) dari kedua negara saja. Berdasarkan
permasalahan yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang sejarah amandemen
konstitusi dari Indonesia dan Amerika Serikat.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang mekanisme amandemen
Konstitusi dari Negara Indonesia dan Amerika serikat.
D. METODE PENELITIAN
1. Definisi operasional Variabel
a. Amandemen adalah mengubah sesuatu yang sudah diatur dalam konstitusi
(membuat isi ketentuan UUD menjadi lain dari sebelumnya melalui
penafsiran) atau menambahkan sesuatu yang belum diatur dalam UUD
atau Konstitusi.4
b. Mekanisme adalah cara kerja suatu alat dalalm sebuah badan atau
organisasi yang saling berhubungan untuk menghasilkan yang maksimal
sehingga tercapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu
organisasi.5
c. Konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah naskah yang memaparkan
rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu
negara dan menentukan pokok dari badan-badan tersebut (E.C.S.Wade
dalam bukunya Constitutionnal law).6
2. Jenis Penelitian
4 Sri soemantri, prosedur dan system perubahan
konstitusi,Alumni,Bandung
5 Musliadipnl.files.wordpress.com/2015/12/bab-ii-musliadi.docx,
diakses desember 2015
6 Dahlan Thaib.dkk, teori dan hukum Konstitusi, edisi revisi, PT.Raja
Grafindo Persada Jakarta,1999. Hal8
Studi
perbandingan
hukum
merupakan
kegiatan
untuk
membandingkan hukum suatu negara dengan negara lain atau hukum suatu negara
dari suatu waktu tertentu dengan hukum diwaktu yang lain.7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN KONSTITUSI
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis constituer, yang berarti
membentuk. Pemakaian Istilah konstitusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan
pembentukan suatu Negara atau menyusun dan menyatakan suatu Negara.8
Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan (UndangUndang Dasar), atau Undang-Undang dasar suatu Negara. Dengan kata
lain,sebagai tindakan atau perilaku seseorang maupun penguasa berupa kebijakan
yangtidak
didasarkan
atau
menyimpangi
konstitusi,
berarti
tindakan
pendapat
Hermen
Heller
dapat
disimpulkan
bahwa
jika
Lassalle
dalam
bukunya
Uber
Verfassungswesen,
membagi
adalah
sintesis
factor-faktor
kekuatan
yang
nyata
(dereele
11 Abu Daud Busroh dan Abu Bakar busroh, Azas-azas Hukum Tata
Negara, Ghalia indonesia,Jakarta, 1991, hlm. 73
antara
pemerintah
dan
yang
diperintah
pengertian
konstitusi
yang
telah
dijelaskan
diatas,
maka
10
sebagai
benteng
pemisah
antara
rakyat
dan
penguasa
11
teori
konstitusi
tersebut,
maka
penulis
akan
mengambil
12
demikian,
konstitusi
bagi
suatu
Negara
mempunyai
beberapafungsi, yaitu:
a. Fungsi
ideologis
(ideological
Konstitusimemerlukan
suatu
function),
komitmen
dalam
terhadap
suatu
hal
ini
ideology
komunitas internasional;
Fungsi rasionalisasi
(rationalizing
function),
yaitu
konstitusi
13
berlangsung
secara anarkis.
Dari delapan fungsi Konstitusi tersebut, maka kita dapat menelaah
penerapan konstitusi serta dasar ideologi dan arah dari politik suatu
Negara.Kedudukan, fungsi dan tujuan konstitusi dalam suatu Negara berubah dari
zaman ke zaman.
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERUBAHAN KONSTITUSI INDONESIA DAN AMERIKA
SERIKAT
1. Sejarah Perubahan Konstitusi Indonesia
Berhentinya presiden soeharto pada 21 mei 1998 membukan era reformasi
bagi rakyat Indonesia. Reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya
perubahan dalam penyelenggaraan negara yanag lebih demokratris, transparan,
dan memiliki akuntabilitas tinggi serta terwujudnya good governance dan adanya
kebebasan berpendapat.
Pada awal era reformasi, berkembang dan populer dimasyarakat
banyaknya tuntutan reformasi yang didesakkan oleh berbagai komponen bangsa,
termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutana-tuntutan itu antara lain sebagai
berikut:
1. Amandemen UUD tahun 1945;
2. Penghapusan Doktrin dwifungsi ABRI ;
3. Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM);
serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah;
5. Mewujudkan kebebasan pers;
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi
Dasar pemikiran yang melatra belakangi dilakukannya perubahan UUD
1945 adalah sebagai berikut :14
1.
15
memenuhi
16
17
Serikat
adalah
suatu
Negara
Republik
Federal
18
kekuasaan
PemerintahPusat
kecuali
kekuasaan-kekuasaan
olehkonstitusi,
tetapi
dalam
operasinyaPemerintah
yang
Nasional
tidak
didelegasikan
kepada
tersebut
ditolak
ruang
lingkup
operasi-
berkuasa.
Menurut
ketentuan
19
Process (1791);
6. Amendment VI Criminal Prosecutions - Jury Trial, Right to Confront and
to Counsel (1791);
7. Amendment VII Common Law Suits - Jury Trial (1791);
8. Amendment VIII Excess Bail or Fines, Cruel and Unusual Punishment
(1791);
9. Amendment IX Non-Enumerated Rights (1791);
10. Amendment X Rights Reserved to States (1791);
11. Amendment XI Suits Against a State (1795);
12. Amendment XII Election of President and Vice-President (1804);
13. Amendment XIII Abolition of Slavery (1865);
14. Amendment XIV Privileges and Immunities, Due Process, Equal
Protection, Apportionment of Representatives, Civil War Disqualification
and Debt (1868);
15. Amendment XV Rights Not to Be Denied on Account of Race (1870);
16. Amendment XVI Income Tax (1913);
17. Amendment XVII [Election of Senators (1913);
18. Amendment XVIII Prohibition (1919);
19. Amendment XIX Women's Right to Vote (1920);
20. Amendment XX Presidential Term and Succession (1933);
21. Amendment XXI Repeal of Prohibition (1933);
22. Amendment XXII Two Term Limit on President (1951);
23. Amendment XXIII Presidential Vote in D.C. (1961);
24. Amendment XXIV Poll Tax (1964);
25. Amendment XXV Presidential Succession (1967);
26. Amendment XXVI Right to Vote at Age 18 (1971);
18 http://internationalholic.blogspot.co.id/kumpulan-jurnalinternasional-unair2014-proses-amandemen-di-amerika-serikat.html
diakses 17 desember 2015
20
Berdasarkan pasal 78 paraturan tata tertib MPR RI tata cara perubahan UUD
adalah sebagai berikut:
a. Diusulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota majelis;
b. Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan
jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya;
c. Usul sebagaimana dimaksud pada huruf b, diajukan kepada pimpinan
Majelsi dan pimpinan Majelis menyelenggarakan Rapat untuk membahas
usul tersebut paling lama 90 hari sejak diterimanya usul;
21
fraksi
sebagaimana
disampaikan
dalam
pengantar
22
dari
rapat
finalisasi,
selanjutnya
23
d. Pembicaraan tingkat IV
Putusan terhadap rancangan materi perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan dengan cara pemungutan suara
karena sampai saat terakhir menjelang pengambilan putusan tidak dicapai
kesepakatan fraksi-fraksi MPR sehingga masih terdapat lebih dari satu rumusan
rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
24
1945. Pemungutan suara dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 37 UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah), yaitu:
a. Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3
daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus
hadir;
b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota yang hadir;
untuk mengajukan
25
dapat
menyelenggarakan
konvensi
istimewa
untuk
26
meminta ratifikasi. Dalam proses kedua, amandemen harus dipanggil oleh dua
pertiga negara bagian. Arah proses ini adalah negara meminta konvensi
amandemen konstitusi sehingga dapat diusulkan. Tak satu pun dari prosesproses ini memerlukan tanda tangan Presiden. Ini adalah bagian prosedur yang
panjang dan menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun;
3. Meratifikasi amandemen. Untuk menjadi Amandemen Konstitusi, usulan
amandemen tersebut harus "disahkan" atau disetujui oleh tiga-perempat dari
kedua rumah atau tiga-perempat dari dewan legislatif negara, tergantung dari
arah mana proposal telah tiba;
4. Sertifikasi dokumen. Setelah amandemen telah diratifikasi, rancangan
amandemen harus disertifikasi oleh Pengarsip Amerika Serikat, dengan
pernyataan bahwa sebuah rancangan amandemen telah disahkan secara
hukum. Apakah Kantor Registry Negara Federal telah menerima tindakan dari
seluruh 50 negara bagian atau belum, syarat minimal mereka menerima 38,
Kantor Pendaftaran Federal akan memberitahukan pengarsip melalui sebuah
pernyataan resmi bahwa perubahan tersebut telah lolos dan itu menjadi bagian
dari Konstitusi;
5. Setelah proses sertifikasi telah dilewati, perubahan baru ini diterbitkan dalam
Daftar Federal, sehingga menjadi pengumuman resmi untuk Kongres dan
Senat. Sekarang itu sudah menjadi hukum negara, hanya tunduk pada
interpretasi oleh Mahkamah Agung;
6. perayaan penandatanganan Sertifikasi. Hal ini telah menjadi acara seremonial
dalam beberapa dekade terakhir. Sementara tanda tangan Presiden tidak
diperlukan untuk lewatnya amandemen Konstitusi, Presiden telah meminta
untuk mengambil bagian dalam acara ini dengan menandatangani sebagai
saksi untuk bagian ini. pejabat lain dan warga negara biasa telah diminta untuk
menjadi saksi juga. Ini dikenal sebagai imbalan atas kontribusi penting untuk
sistem politik Amerika;
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan dan pembahasan mengenai mekanisme amandemen
Konstitusi Konstitusi Indonesia dan Amerika Serikat, walaupun berbeda antara
mekanisme Indonesia dan Amerika Serikat, tetapi terdapat beberapa persamaan
yang dapat disimpulkan, antara lain:
1. Baik Konstitusi Indonesia dan Konstitusi Amerika Serikat megantut Konstitusi
yang bersifat rigid, artinya ada syarat-syarat tertentu yang harus dilalui bagi
Badan perubah Konstitusi dalam melakukan amandemen Konstitusi di Masing
masing negara;
2. Dalam mekanisme amandemen konstitusi Indonesia dan Amerika serikat,
menetap kan jumlah Kuorum minimal baik dalam pengajuan amandemen,
pembahasan dalam amandemen, serta
dalam memutuskan/melakukan
B. Saran
Seharusnya Indonesia dalam pembahasan amandemen Konstitusi tidak ada
melakukan pembatasan terhadap materi perubahan. Karena dengan adanya
pembatasan materi juga akan berdampak pada kehidupan politik dan
28
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Seperti tidak dapat merubah bentuk negara
Indonesia yaitu Kesatuan. Ketika ini dibatasi maka ketika dalam perkembangan
ketatanegaraan dimasa yang akan datang dirasakan benetuk kesatuan tidak cocok
lagi dengan perkembangan ketatanegaraan, makan tetap tidak dapat dilakukan
perubahan. Ini berbeda dengan Konstitusi Amerika Serikat yang tidak ada
membatasi Materi dalam melakuka perubahan.
Indonesia juga dapat mencontoh Amerika serikat yang memberi ruang
kepada negara bagian untuk mengajukan amandemen dengan persyaratan 2/3 dari
negara bagian yang mengajukan amandemen Konstitusi. Indonesia Juga bisa
untuk memberi ruang kepada Provinsi-provinsi di Indonesia untuk mengajukan
Perubahan UUD 1945 seperti Amerika Serikat, juga dengan syarat yang diatur
kemudian. Karena dengan adanya ruang seperti ini ketika Provinsi-provinsi di
Indonesia telah sepakat untuk melakukan perubahan UUD 1945, maka MPR juga
dapat menindaklanjuti permintaan tersebut.
29
Daftar Pustaka
Amiruddin,dkk. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT.Rajagrafindo Persada.
Jakarta.2008
Daud, Abu Busroh dan Abu Bakar busroh, Azas-azas Hukum Tata Negara, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1991.
Dahlan Thaib, dkk. Teori dan Hukum Konstitusi,edisi revisi, PT.Rajagrafindo
Persada. Jakarta. 1999
Panduan permasyarakatan Undang-Undang dasar negara republic Indonesia tahun
1945,seketraian jendral MPR RI.jakarta
Sri soemantri. Prosedur dan system perubahan Konstitusi. Almumni. Bandung.
1979
Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Konstitusi Amerika Serikat
https://www.academia.edu/4523044/Perbandingan_Konstitusi_AS_dan_Perancis
diakses 16 Desember 2015
http://internationalholic.blogspot.co.id/kumpulan-jurnal-internasional-unair2014proses-amandemen-di-amerika-serikat.html
https://www.academia.edu/9974944/Proses_Perubahan_UUD_1945
30
OLEH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2015