Hidup matinya sebuah masyarakat ditentukan oleh berfungsinya sub-sistem (Hukum, budaya, politik dan ekonomi) sesuai dengan tugasnya masing-masing. Untuk menjamin itu, hukumlah yang ditugaskan menata keserasian dan gerak sinergis dari ketiga sub sistem yang lain. (hukum sebagai rule of the game) Apayang dihasilkan dari subsistem hukum harus bermanfaat bagi sub-sistem yang lain Teori Hukum Rescoe Pond Hukum yang bersifat logis analitis dan serba abstrak (hukum murni) atau yang berisi gambaran realitas apa adanya (sosiologis) tidak mungkin dapat diandalkan dan tidak dapat merubah keadaan. Jadi perlu langkah progresif yaitu memfungsikan hukum untuk menata perubahan Teori Hukum Rescoe Pond Law as a tool of social enginering hukum dibuat untuk menata kepentingan- kepantingan yang ada dalam masyarakat (kepentingan umum, kepentingan sosial, dan kepentingan Pribadi). Kepentingan itu ditata agar tercapai keseimbangan yang proporsional, Sehingga dapat terbangunnya suatu struktur masyarakat sesuai dengan yang diharapkan. Teori Hukum Rescoe Pond Law as a tool of social enginering Fokus utama dalam konsep social enginering adalah interest balancing. Jadi yang terpenting adalah tujuan akhir dari hukum yaitu dapat diaplikasikan dan mengarahakan masyarakar ke arah yang lebih maju. Hukum sebagai proses terencana dengan tujuan menganjurkan, mengajak, menyuruh, atau bahkan memaksa anggota-anggota masyarakat agar mengikuti norma-norma hukum atau tata tertib hukum yang ditetapkan sebagai norma baru. Teori Hukum Oliver Holmes
Hukum itu Perilaku Hakim
Kebenaran yang riil bukan terletak dalam undang-undang, tapi pada kenyataan hidup. Hukum dalam aturan-aturan hanya sebuah generalisasi mengenai dunia ideal, tetapi pelaksana hukumlah (Hakim) yang menciptakan kebenara-kebenaran yang lebih relevan, lebih tepat dan bahkan lebih bermanfaat bagi aturan legal. Teori Hukum Oliver Holmes
Hukum itu Perilaku Hakim
Aturan-aturan hukum hanya menjadi salah satu faktor yang patut dipertimbangkan dalam keputusan. Namun,faktor moral, sosial, kemanfaatan, dan kepentingan sosial menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam mengambil sebuah keputusan yang berbobot. Hukum pada saat diterapkan, kembali memasuki wilayah das sein, dan tidak lagi kukuh dalam singgasana das sollen. Kendali tidak lagi sepenuhnya dipegang oleh teks pasal-pasal, tetapi sudah berada di tangan aparat pelaksananya.