PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Oleh:
NPM. 1803201010031
FAKULTAS HUKUM
2018
A. Latar Belakang Masalah
merupakan jaminan konstitusi terhadap hak-hak rakyat terutama untuk turut serta
Kepala daerah adalah jabatan publik dan jabatan politik yang bertugas
publik, berdampak terhadap rakyat, dan dirasakan oleh rakyat. Oleh sebab itu,
kepala daerah harus dipilih oleh rakyat dan wajib mempertanggung jawabkan
1
Joko prihatmoko, pemilihan kepala daerah langsung, filosofi, sistem dan problem
penerapan di indonesia, pustaka pelajar, semarang, 2005, hal.203
2
Ibid, hal.204
Dengan demikian kepala daerah memiliki tanggung jawab yang besar yaitu
Proses ini telah dijalankan semenjak zaman penjajahan hingga sekarang Pada
masa penjajahan kolonial Belanda dan Jepang proses pemilihan kepala daerah
dilakukan dengan cara dan metode yang berbeda yang diatur dalam setiap
daerah. Pada masa undang-undang ini berlaku kepala daerah yang diangkat adalah
kepala daerah pada masa sebelumnya, hal itu dilakukan karena situasi politik,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 hanya berusia tiga tahun. Pada tahun
bahwa yang dimaksud kepala daerah adalah kepala daerah propinsi, kabupaten
(kota besar), dan desa (kota kecil), nagari atau marga. Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah diangkat oleh Presiden, Menteri Dalam Negeri, atau Gubernur atas
usul Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Hal itu tertuang dalam Pasal 18
3
Janedjri M Gaffar, Politik Hukum Pemilu, kompress, jakarta, 2012, hal.15
4
Joko prihatmoko, op.cit, hal.40
5
Ibid, hal.47
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 yang berbunyi “Kepala Daerah Propinsi
orang calon yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi”.6
kepala daerah secara langsung. Pada bagian penjelasan dari undang-undang ini
disebutkan bahwa orang yang akan dipilih sebagai kepala daerah adalah orang
yang dekat kepada rakyat dan dikenal baik oleh rakyat di daerahnya. Oleh karena
sistem pemilihan kepala daerah dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.8
pemilihan kepala daerah secara langsung. Dimana rakyat dengan kedaulatan yang
Indonesia.9
negara memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Isyarat
ini tertuang dalam Pasal 28D ayat (3) yang menyebutkan bahwa “Setiap warga
menjadi kepala daerah itu merupakan hak dari setiap warga negara indonesia.
nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota menjadi
negara untuk menjadi bagian dari pemerintahan dengan cara mencalonkan diri
sebagai calon kepala derah selama warga negara tersebut mampu memenuhi
9
Ibid, hal.3
10
Undang-Undang No. 10 tahun 2016.
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
sederajat;
d. dihapus
memperoleh kekuatan hukum tetap atau bagi mantan terpidana telah secara
mantan terpidana.
keuangan negara;
bupati, walikota, dan wakil walikota selama dua kali masa jabatan dalam
jabatan yang sama untuk calon gubernur, calon wakil gubernur, calon
bupati, calon wakil bupati, calon walikota, dan calon wakil walikota;
o. belum pernah menjabat sebagai gubernur untuk calon wakil gubernur, atau
yang sama.
bupati, walikota, dan wakil walikota yang mencalonkan diri di daerah lain
walikota
r. Dihapus
pemilihan;
Negeri Sipil serta Kepala Desa atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai
Undang diatas maka dapat mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah baik
dengan menggunakan jalur partai politik atau gabungan partai politik maupun
jalur perseorangan. Jika menggunakan jalur partai politik atau gabungan partai
politik maka terdapat ketentuan lain yang harus dipenuhi ketika mendaftarkan diri
Jika calon kepala daerah berasal dari unsur abdi negara (Pegawai Negeri
Sipil, Anggota TNI dan Anggota Polri) pada saat yang bersamaan yang
Selain itu seorang abdi negara yaitu salah satunya Pegawai Negeri Sipil
yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini telah diatur bahwa yang
53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS juncto Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010
Dengan adanya peraturan yang bersifat khusus ini dapat dimaknai bahwa
jika ada PNS yang mencalonkan diri sebagai calon kepala dan atau wakil kepala
daerah maka wajib bagi mereka menundukkan diri pada peraturan yang bersifat
yang harus dipenuhi dan dilengkapi oleh seorang PNS jika mencalonkan diri
sebagai calon kepala daerah. Hal ini menegaskan bahwa seorang PNS yang
menjabat jabatan negeri dan maju sebagai calon kepala daerah wajib baginya
negara seperti Pegawai negeri sipil yang ingin mencalonkan diri sebagai calon
kepala daerah diharuskan mundur dari jabatan negeri karena hal ini dapat
Selain itu juga berpotensi bertentangan dengan teori demokrasi karena hak
setiap orang untuk berpartisipasi dan terlibat dalam pemerintahan tanpa harus
dibatasi oleh syarat-syarat yang bersifat dilematis. Karena apabila nantinya calon
kepala daerah tersebut telah mundur dari jabatannya apabila kemudian gagal
cuti saja dengan syarat apabila kemudian calon tersebut terpilih, maka ia harus
mengajukan surat pemberhentian secara tertulis karena telah terpilih menjadi
kepala daerah.
itulah tema penelitian ini diberi judul “ketentuan pencalonan kepala daerah dari
undangan..
B. Identifikasi Masalah
mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah harus mundur dari jabatan negeri?
bertentangan dengan ketentuan pasal 28D ayat (1) Undang-undang dasar Negara
diharuskan mundur dari jabatan negeri jika mencalonkan diri sebagai calon kepala
daerah.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan apakah pegawai negeri sipil mundur
dari jabatannya bertentangan dengan ketentuan pasal 28D ayat (1) Undang-
- Secara Teoritis.
khasanah ilmu pengetahuan dalam lapangan ilmu hukum dan hukum tata negara,
dibalik perumusan syarat-syarat menjadi calon kepala daerah. Selain itu dengan
memahami beberapa asas hukum seperti azas lex spesialis derogate Iegi generalis
bersifat umum) dalam penerapan aturan hukum bagi PNS yang maju sebagai
- Secara Praktis.
Sehingga hasil ini dapat menjadi bahan masukan bagi penyelenggara pemilihan
umum. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat
pada umumnya, para legislator, birokrat, politisi, hakim, dan aparatur penegak
hukum lainnya.
bagi pegawai negeri sipil. Metode yang akan digunakan adalah metode yuridis
hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Bahan hukum
pencalonan kepala daerah dari pegawai negeri sipil. Baik Peraturan pemerintah,
Lain-lain.
Selain itu juga akan digunakan bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan
penulisan ini dan bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang
memberikan petunjuk terhadap bahan hukum pn'mer dan bahan hukum sekunder
Untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian dari
data yang terkumpul, baik bahan hukum primer, sekunder, tersier, serta informasi
dari para ahli dianalisis dengan menggunakan instrumen teori atau konsep
Analisis data adalah proses menyusun data yang dapat dilakukan dalam
empat tahap kegiatan antara lain: Pertama, tahap pengumpulan data yang
dilakukuan sejak awal penelitian, dan data yang diperoleh melalui studi ke
beberapa pustaka. Kedua, tahap reduksi data yang bertujuan untuk memberikan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil tentang studi dokumen, juga
11
M.Syuib, pemilihan kepala daerah dalam sistem ketatanegaraan indonesia, Universitas
syiah kuala, 2016, hal.23
Daftar Pustaka
Buku Buku
Joko prihatmoko, pemilihan kepala daerah langsung, filosofi, sistem dan problem
penerapan di indonesia, pustaka pelajar, semarang, 2005.
Peraturan Perundang-Undangan