Legal Drafting
Oleh
Kurniawan S, S.H., LL.M
(Dosen Hukum Tata Negara)
Apa itu
Legal
Draftin
g ???
Makna
Luas
Secara harfiah Legal Dafting dpt diartikan scr
bebas adalah penyusunan/perancangan hukum
atau peraturan termasuk undang-undang (statute)
(makna luas).
Dari aspek hukum, Legal Drafting adalah
kegiatan praktek hukum yg menghasilkan
peraturan, sebagai
contoh;
1.
Pemerintah
membuat
Peraturan
Perundang-undangan;
2.
Hakim membuat keputusan Pengadilan
yg mengikat publik;
3.
Swasta membuat ketentuan atau
peraturan
privat
seperti;
perjanjian/kontrak,
kerjasama
&
lainnya yg mengikat para pihak yg
melakukan perjanjian atau kontrak.
Makna Sempit
Legal
Drafting
bukan
sbg
perancangan hukum dlm arti luas,
melainkan hukum dlm arti sempit,
yaitu:
undang-undang
atau
perundang-undangan. Jadi bukan
perancangan
hukum
seperti
perjanjian/kontrak, dll.
Legal Drafting merupakan konsep
dasar
tentang
penyusunan
peraturan perundang-undangan yg
berisi tentang NA, hasil kajian
ilmiah beserta naskah awal
peraturan perundang-undangan yg
diusulkan.
perencanaan
persiapan,
teknik penyusunan
perumusan
pembahasan
pengesahan
Pengundangan
penyebarluasan
Legal
Drafting
Dalam
pengemban
gan Ilmu
Pengetahua
n
Di Belanda
pengembang
pengetahuan
Undangan:
1.
2.
para
tokoh
Ilmu
Perundang-
Ilmu
Pengetahuan
Perundangundangan
(Gezetsgebungswissenschaft):
1. Teori
Perundang
2x
an
(Gezetsgebungstheorie)
2. Ilmu
Perundang-undangan
(Gezetsgebungslehre)
1. Teori Perundang 2x an
(Gezetsgebungstheorie)
2. Ilmu Perundang-undangan
(Gezetsgebungslehre)
(Gezetsgebungs
(Gezetsgebungs
(Gezetsgebungs
Landasan Hukum
Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan di
Indonesia
1. UU No. 12 Tahun
2011 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundan-Udangan;
2. Qanun Aceh Nomor
5 Tahun 2011
tentang Tata Cara
Pembentukan
Qanun
Pembentukan
Peraturan
PerundangUndangan
A. Makna Istilah
Peraturan
Perundang-undangan
dilihat
dari
peristilahan
merupakan
terjemahan
dari
wettelijke regeling.
Kata wettelijke bermakna sesuai dengan wet
atau berdasarkan wet yg artinya (undangundang/hukum).
Kata wet pada umumnya diterjemahkan utk
menunjuk pada definisi undang-undang dan
bukan dengan undang.
Sehubungan dgn kata dasar undang-undang,
maka terjemahan wettelijke regeling ialah
peraturan perundang-undangan.
B. Menurut UU
Peraturan Perundang-Undangan adalah
(Psl 1 (2) UU No. 12 Tahun 2011
tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-Undangan):
1. Peraturan tertulis;
2. Yg memuat norma hukum yg mengikat secara
umum;
3. Dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
atau pejabat yg berwenang;
4. Melalui prosedur yg ditetapkan dlm peraturan
perundang-undangan.
M. Solly Lubis
Mengistilahkan peraturan perundangundangandengan istilah Peraturan
Negara, dan memberi tafsir pada
perundang-undangan sebagai proses
pembuatan peraturan negara.
MK
Menteri
Gubernur
DPR
BPK
Badan
DPRD
kab/kota
DPD
KY
MA
BI
DPRR Provinsi
Kepala Desa
atau yg
setingkat
Kilas Balik
Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan di
Indonesia
(A)
TAP MPRS
No.XX/MPRS/
1966 jo TAP
MPR No.
V/MPR/1973
(D)
UU No. 12 Tahun
2011 tentang
pembentukan
Peraturan
PerundangUndangan
(B)
Ketetapan MPR
Nomor
III/MPR/2000
tentang Sumber
Hukum dan Tata
Urutan Peraturan
PerundangUndangan
(C)
UU No. 10
Tahun 2004
Pembentukan
Peraturan
PerundangUndangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
UUD 1945;
TAP MPR;
UU/PERPU;
Peraturan Pemerintah;
Keputusan Presiden;
Peraturan pelaksana
lainnya yang meliputi
Peraturan menteri,
instruksi menteri dan
lain-lain.
1.
2.
3.
4.
5.
Comparative
TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 jo
TAP MPR No. V/MPR/1973
1.
2.
3.
4.
5.
6.
UUD 1945;
TAP MPR;
UU/PERPU;
Peraturan Pemerintah;
Keputusan Presiden;
Peraturan pelaksana lainnya yang
meliputi Peraturan menteri,
instruksi menteri dan lain-lain.
Apa
penting
nya
Hierarki
Peratura
n
Perunda
Definisi berbagai
jenis peraturan
perundangundangan
Dasar
2. Ketetapan MPR
3. UU/Perpu
UU adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibentuk
oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden (Psl 1
(3)).
Perpu
adalah
Peraturan
perundang-undangan
yg
ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan
yg memaksa (Psl. 1 (4)).
Materi muatan yg hrs diatur dgn UU/Perpu yaitu (Psl. 10
(2) dan (2)):
1.
2.
3.
4.
5.
4. PP
Peraturan Pemerintah adalah peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Presiden untuk menjalankan UU
sebagaimana mestinya (Psl. 1 (5)).
5. Perpres
Perpres adalah peraturan perundangundangan
yang
ditetapkan
oleh
Presiden untuk menjalankan perintah
peraturan perundang-undangan yang
lebih
tinggi
atau
dalam
menyelenggarakan
kekuasaan
pemerintahan (Psl 1 (6)).
6. Perda Provinsi
Perda provinsi adalah peraturan perundangan
yg dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan
persetujuan bersama Gubernur (Psl. 1 (7)).
Materi muatan perda Provinsi & kab/kota
berisi
materi
muatan
dlm
rangka
penyelenggaraan otonomi daerah & tugas
pembantuan
(medebewind)
serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut peraturan perundangundangan yg lebih tinggi (Psl. 14).
7. Perda kab/kota
Perda
kabupaten/kota
adalah
peraturan
perundangan yg dibentuk oleh DPRD kab/kota
dengan persetujuan bersama Bupati (Psl. 1
(8)).
Materi muatan perda Provinsi & kab/kota
berisi
materi
muatan
dlm
rangka
penyelenggaraan otonomi daerah & tugas
pembantuan (medebewind) serta menampung
kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran
lebih lanjut peraturan perundang-undangan
yg lebih tinggi (Psl. 14).
Apa itu
Pembentukan
Peraturan
PerundangUndangan ?
Asas
Pembent
ukan
Peratura
n
Perundan
gUndanga
1.
2.
3.
Prinsip
Dasar
Pedoman
Pegangan
Asas-Asas Umum
Pembentukan
Peraturan
Perundangundangan yang
baik
(Algemene beginselen van
Behoorlijke regelgeving)
A.
Menurut Para
Sarjana
(Doktrin)
Peraturan
Perundang-undnagan
bermakna Algemene beginselen van
Behoorlijke regelgeving.
Istilah trsbt digunakan oleh Van der Vlies,
I.C dalam bukunya yg berjudul Het
Wetsbegripen Begiselen van Behoorlijke
regelgeving, VUGA Uitgeverij B.V,sgravenhage, 1984, hlm. 192 - 209.
Lihat juga Van der Vlies, I.C, dlm bukunya
yg berjudl Handboek wetgeving, W.E.J.
Tjeenk Willink Zwolle, 1991, hlm.150
179.
Asas
formal
(formele
beginselen); dan
Asas materiil (materiele
beginselen).
Asas
Formal
Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan:
1. Asas tujuan yang jelas (het beginsel van
duidelijke doelstelling)
2. Asas organ/lembaga yag tepat (het
beginsel van het juiste organ)
3. Asas
perlunya
pengaturan
(het
noodzakelijkheids beginsel)
4. Asas dapat dilaksanakan (het beginsel van
uitvoerbaarheid)
5. Asas Konsensus (het beginsel van
consensus).
Asas
Materil
Pembentukan
Peraturan perundang-undangan
1. Asas terminology dan sistematika yang jelas
(het beginsel van duidelijke terminologie en
duidelijke systematiek)
2. Asas dapat dikenali (het beginsel van de
kenbaarheid)
3. Asas perlakuan yang sama dalam hukum
(het rechtsgelijkheidsbeginsel )
4. Asas
Kepastian
hukum
(het
rechtszekerheidsbeginsel)
5. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan
keadaan individual (het beginsel van de
individuele rechtsbedeling ).
2. A. Hamid S. Attamimi
A. Hamid S. Attamimi: Dlm konteks
pembentukan peraturan perundangundangan di Indonesia, asas-asas
pembentukan undang-undang yg baik
dpt disusun sbg berikut:
a. Cita hukum Indonesia
b. Asas negara berdasar hukum
c. Asas pemerintahan berdasar sistem
konstitusi
d. Asas-asas lainnya
Scr
detail
Attamimi:
Dlm
pembentukan peraturan perundangundangan yg baik juga perlu dilandasi
oleh
asas-asas
hukum
umum
(algemene
rechtsbeginselen),
yg
didalmnya terdiri dari asas negara
berdasar atas hukum (rechtstaat),
pemerintahan
berdasarkan
sistem
konstitusi, & negara berdasarkan
kedaulatan rakyat
Selanjutnya
A
Hamid
Attamimi
juga
memperkenalkan bahwa:
Dlm
pembentukan
peraturan
perundangundangan, setidaknya ada beberapa pegangan
yg dpt dikembangkan guna memahami asas-asas
pembentukan peraturan perundangan-undangan
yg baik secara benar, yaitu:
a.
b.
c.
d.
4.
Undang-undang
yg
berlaku
belakangan
membatalkan undangundang yg berlaku terdahulu (lex
posteriore derogate lex priori).
5. Undang-undang tidak dpt diganggu
gugat.
6. Undang-undang
sbg
sarana
utk
semaksimal mingkin dpt mencapai
kesejahteraan spiritual & materiil bagi
masyarakat maupun individu, melalui
pembaruan atau pelestarian (asas
welvaarstaat)
ciri-ciri
instrinsik
yg
dimilikinya,
substansi pembentukan aturan yg baik,
terdiri dari:
1. Penetapan
tujuan
&
hasil
yang
diharapkan.
2. Subsidiaritas & keseimbangan.
3. Keterlaksanaan
&
keberlangsungan/keberlanjutan.
4. Rechtmatigheid & asas-asas hukum.
5. Kejelasan asal-usul peraturan.
6. Kesatuan, kejelasan & dpt dipahami.
7. Tuntutan demokratisasi.
6. Montesqueue
(LEsprit Des Lois)
Menjelaskan bahwa:
Dlm pembentukan peraturan perundang-undangan
hal-hal yang dapat dijadikan asas-asas, antara lain
adalah:
1. Gaya hrs padat (conscise) & mudah (simple); Kalimatkalimat bersifat kebesaran dan retorikal hanya akan
membingungkan.
2. Istilah yg dipilih hendaknya sedapat mungkin bersifat
mutlak & tidak relative, dgn maksud meminimalisasi
kesempatan utk perbedaan pendapat dari individu.
3. Hukum hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang
riil & actual, menghindari sesuatu yg bersifat
metaforik & hypotetik;
7. Jeremy Bentham
Mengemukakan, bahwa:
Ketidak sempurnaan (Imperfections) yg dpt
mempengaruhi undang-undang (statute law)
bisa
dijadikan
sbg
asas-asas
dlm
pembentukan perundang-undangan.
Beiau membagi ketidaksempurnaan tersebut
dlm dua derajat atau tingkatan, yaitu:
1. Ketidak
sempurnaan
derajat
pertama,
disebabkan oelh hal-hal sebagai berikut:
Necessity.
Proportionality.
Subsidiarity.
Transparency.
Accountability.
Accessibility.
Simplicity.
yang
good
B.
Peraturan
PerundangUndangan
Kejelasan tujuan;
Kelembagaan atau pejabat pembentuk yg tepat;
Kesesuaian antara jenis, hierarki, & materi muatan;
Dpt dilaksanakan;
Kedayagunaan & kehasilgunaan;
Kejelasan rumusan;
Keterbukaan.
Pengayoman
Kemanusiaan
Kebangsaan
Kekeluargaan
Kenusantaraan
Bhineka tungal ika
Keadilan
Kesamaan kedudukan dlm hukum dan
pemerintahan
i. Ketertiban & kepastian hukum
j. Keseimbangan, keserasian, &keselarasan.
Kejelasan tujuan
Kelembagaan atau organ pembentukan yg tepat
Kesesuaian antara jenis & materi muatan
Keterlaksanaan
Kedayagunaan dan kehasilgunaan
Kejelasan rumusan
Keterbukaan
Keterlibatan publik.
Syariat Islam
UUD 1945
MoU Helsinski 15 Agustus 2005
UUPA dan Peraturan Perundang-undangan
lainnya yg menjadi kewenangan Pemerintah
Adat istiadat Aceh
Kepentingan umum
Kelestarian alam; dan
Antar Qanun
Qanun
Kab/Kota
dibentuk
dlm
rangka: (Psl. 4 (2) Qanun Aceh No.
5/2011)
1. penyelenggaraan
Pemerintahan
Kab/Kota,
2. pengaturan hal yg berkaitan dgn
kondisi khusus Kab/Kota,
3. penyelenggaraan
tugas
pembantuan & penjabaran lebih
lanjut Peraturan Perundang 2x-ngan.
Ancaman Pidana
Qanun Aceh & Qanun Kabup/Kota dpt memuat
ancaman pidana kurungan paling lama 6 bulan
dan/atau denda paling banyak Rp.50.000.000,-. (Psl.
5 (2)
Qanun Aceh & Qanun Kab/Kota dpt memuat
ancaman pidana atau denda selain sbgmn
dimaksud pada ayat (2) sesuai dgn yg diatur dlm
Peraturan Perundang 2x-ngan. (Psl. 5 (3)
Qanun Aceh mengenai jinayat dikecualikan dari
ketentuan sebagaimana dimaksud dlm Psl 5 ayat (2)
dan ayat (3). (Psl. 6 Qanun Aceh No. 5 Tahun 2011)
Landasan Yuridis
Sosiologis
Filosofis
b. Mengingat
3. Batang Tubuh
Materi muatan dalam batang tubuh dikelompokkan ke dalam:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ketentuan Umum
Materi pokok yang diatur
Ketentuan pidana (jika diperlukan)
Ketentuan Lain-lain (jika diperlukan)
Ketentuan peralihan (jika diperlukan)
Ketentuan Penutup
4. Penutup
5. Penjelasan (jika diperlukan)
6. Lampiran (jika diperlukan)
Pengelompokan
materi
muatan
peraturan
perudang-udangan
dpt
disusun scr sistematis berupa:
a.
b.
c.
d.
Buku;
Bab;
Bagian; dan
Paragraph
Teurimong
Geunaseh