Anda di halaman 1dari 18

lOMoARcPSD|9919240

Hukum Organisasi Perusahaan - UTS 2020

Hukum Organisasi Perusahaan (Universitas Indonesia)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)
lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

HUKUM ORGANISASI
PERUSAHAAN
sebelum uts
intro

organisasi perusahaan
“Business” = employment, occupation, profession, or commercial activity engaged in for gain or
livelihood, association, company, corporation, joint enterprise, partnership.
“Organization” = includes a corporation, government, or governmental subsidiary or agency,
business trust, estate, trust, partnership or association, two or more persons having a joint or
common interest, or any other legal or commercial entity.

Organisasi perusahaan sendiri diartikan sebagai an entity aimed at carrying on commercial


enterprise by providing goods or services to meet needs of the customers.

HOP dinyatakan sebagai hukum yang mengatur bentuk-bentuk perusahaan, as there is


not one well-defined literature. Bentuk-bentuk perusahaan yang dimaksud:
• Perusahaan perseorangan
• Perusahaan persekutuan (firma atau komanditer)
• Perseroan Terbatas

Atau, di common law: sole proprietorship, general partnership, limited partnership.

Kalau Yayasan, dianggap organisasi tapi bukan perusahaan, karena adanya sense of
charity.

Sifat umum (common features) dari organisasi perusahaan:


• Struktur formal (formal structure)
• Bertujuan untuk mencapai target (aim to achieve objectives)
• Penggunaan sumber daya (use of resources)
• Kebutuhan atas direksi (requirement of direction)
• Peraturan perundang-undangan yang mengontrol (legal regulations controlling
them)

Organisasi perusahaan:
• Non-badan hukum
o Perusahaan perseorangan: sole proprietorship/sole trader
o Perusahaan persekutuan: partnership
§ Persekutuan perdata (maatschap) atau partnership
§ Persekutuan dengan firma (general partnership)
§ Persekutuan komanditer / CV (limited partnership)
• Badan hukum
o Limited liability company (perusahaan perseroan terbatas)

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Pendirian Perseroan Terbatas


Minimal didirikan oleh dua orang. Pengecualian ada sesuai Pasal 7 ayat (7) UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu:
• Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau
• Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang Pasar Modal.

other than “perusahaan”,


Persekutuan Perdata (NOT rechtpersoon)
Dalam KUH Perdata, persekutuan perdata yaitu yang dibentuk melalui perjanjian, tetapi
walau untuk mencari keuntungan tidak harus dalam bentuk perusahaan.

Justifikasinya terletak pada Pasal 1623 KUH Perdata à special partnership (persekutuan
khusus) à Pasal 1623 jo. Pasal 1620 jo. Pasal 1618 dan Pasal 1619(2) KUH Perdata.

Ada persekutuan perdata penuh atau khusus, yakni persekutuan yang hanya mengenai
barang-barang tertentu saja, atau pemakaiannya, atau hasil-hasil yang akan didapatnya
dari barang-barang itu, atau lagi mengenai suatu perusahaan maupun mengenai hal
menjalankan sesuatu perusahaan atau pekerjaan tetap.
Pekerjaan tetap à “profesi” à kantor notaris, kantor akuntan, law firm à semua
termasuk maatschap atau persekutuan perdata.

Koperasi (rechtpersoon)
• Primer: didirikan oleh minimal 20 orang dengan memisahkan Sebagian kekayaan
pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi. (Pasal 7 ayat (1) UU No. 17
Tahun 2012 tentang Perkoperasian)
• Sekunder: didirikan oleh paling sedikit 3 Koperasi Primer. (Pasal 7 ayat (2) UU
Perkoperasian)
Koperasi mempunyai perangkat organisasi Koperasi. (Pasal 31 UU Perkoperasian)

Pasal 1 UU Perkoperasian: Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi.

7 Prinsip Koperasi:
1. Sukarela & terbuka 4. Balas jasa modal
2. Pengelolaan secara demokratis 5. Kekeluargaan
3. Pembagian Sisa Hasil usaha 6. Pendidikan diklat koperasi
secara adil 7. Kemandirian

5 Jenis Koperasi:
1. Simpan pinjam 4. Jasa
2. Konsumen 5. Pemasaran
3. Produsen

Fungsi & Peran Koperasi:


• Membangun & mengembangkan potensi ekonomi anggota
• Mempertinggi kualitas kehidupan anggota
• Memperkokoh perekonomian rakyat

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

• Mewujudkan & mengembangkan perekonomian nasional

Yayasan (rechtpersoon)
Badan hukum yang berdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang didirikan
dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.

Pendirian Yayasan:
• Dapat didirikan oleh satu orang atau lebih
• Akta pendirian oleh notaris
• Mengajukan permohonan pengesahan AP dan AD Yayasan sebagai badan hukum
ke Menkumham. Setelah mendapat pengesahan, maka lahir badan hukum
yayasan
• AP dan AD yang telah disahkan harus diumumkan

Organ:
• Harus ada: Pembina, Pengurus, dan Pengawas
• Pembina, Pengurus, dan Pengawas tidak boleh menerima gaji atau imbalan apa
pun dalam bentuk uang.

Public-Private Partnership
Basically PPP tuh privat sama publik kerja sama ngumpulin sumber daya buat bikin
suatu proyek gede untuk khalayak umum, misalnya bikin tol, bikin MRT, bikin bandara.

Beberapa bentuk PPP:


• A Concession gives a concessionaire the long term right to use all utility assets
conferred on the concessionaire, including responsibility for operations and some
investment. Asset ownership remains with the authority and the authority is
typically responsible for replacement of larger assets. Assets revert to the
authority at the end of the concession period, including assets purchased by the
concessionaire. A concession is a specific term in civil law countries. To make it
confusing, in common law countries, projects that are more closely described as
BOT projects are called concessions.
• A Build Operate Transfer (BOT) Project is typically used to develop a discrete
asset rather than a whole network and is generally entirely new or greenfield in
nature (although refurbishment may be involved). In common law countries a
number of projects are called concessions, such as toll road projects, which are
new build and have a number of similarities to BOTs.
• In a Design-Build-Operate (DBO) Project the public sector owns and finances the
construction of new assets. The private sector designs, builds and operates the
assets to meet certain agreed outputs. The documentation for a DBO is typically
simpler than a BOT or Concession as there are no financing documents and will
typically consist of a turnkey construction contract plus an operating contract, or
a section added to the turnkey contract covering operations.

Bentuk Usaha Tetap (BUT)


1. Tempat yang sifatnya tetap/tertentu
or “fixed place/fixed place of business” adalah suatu tempat/titik yang punya koneksi
dengan koordinat tertentu (geographical point). Sifatnya harus fixed/tetap, ada
degree/ketetapan tertentu.
Yang dianggap tempat tetap: HARUS BERADA PADA SUATU LOKASI DALAM
JANGKA WAKTU TERTENTU, walaupun internationally (e.g. tax treaty) ada yang
3

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

bilang 6 bulan, 3 bulan, dll. But that’s not the main criteria. Yang penting ada jangka
waktu tertentunya. Si tempatnya sendiri tidak melihat ownership.

2. Di tempat tersebut dilakukan kegiatan usaha


or "place of business"
Kalo tempat tetapi nggak ada business-nya, ya bukan BUT.
Generally, place of business bisa dilakukan di mana-mana, indoor/outdoor. Yang penting
di tempat tersebut dilakukan suatu kegiatan usaha. Dapat dikenakan perpajakan di
Indonesia.

3. Oleh orang/badan dari negara lain

Kredit Sindikasi
Important way which large companies raise large amount of money. It’s an international market.

To explain how it works and its issues:


1. Lo punya company yang mau ngelakuin project gede. Misal lo butuh Rp1T.
2. Bisa sih lo pinjem ke BCA 1T, tapi emg BCA mau ngasih lo 1T? Kagak lah
3. Ya udah nih, karena BCA gakan mau ngasih lo 1T, lo pinjem nih ke bank macem2.
Nah lo pinjemnya ga cuma ke bank nasional, lo pinjem ke: BCA, BNI, Standard
Chartered, HSBC, Citibank, karena ada 5 masing-masing berarti lo pinjem 200M
4. Nah company lo tuh company US based di Delaware, lo mau project di Indo. Lo
pake law apa? Delaware law? Indo law?
5. Kalo salah satu dari BCA/BNI/SC/HSBC/CB insolvent, gimana nasib lo? Bank
yang lainnya yang ga insolvent mau ga menuhin si 200M yg ilang dr salah satu
itu?
6. Nah terus kan syndicate lo nih lama ya, ga mungkin dong project beres sebulan
doang. Bank mau secure asset mereka yang lo pinjem lah
7. Di contract terms bisa aja tuh kegiatan usaha lo di limit biar sehat, tapi kan kagak
bisa ngelimit banget sampe lu terkekang, limitnya sampe mana?

badan usaha di luar perseroan terbatas

persekutuan
Persekutuan diatur dalam Buku Ketiga, Bab VII Pasal 1618-1652 KUH Perdata.

Persekutuan berarti dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memberikan suatu
berupa uang, barang, atau tenaga dalam bentuk suatu kerja sama. Tujuan kerja sama ini
untuk membagi keuntungan dari hasil kerja sama berikut dengan syarat masing-masing
sekutu berkontribusi (inbreng) ke dalam persekutuan. Keuntungan itu dibagikan secara
pro rata sesuai dengan porsi atau besarnya modal yang dimasukkan.

Klasifikasi Persekutuan
1. Persekutuan seantero (algehele maatschap, general partnership)
• Hanya boleh atas keuntungan (algehele maatschap van winst)
• Dilarang yang bersifat menyangkut seluruh benda, seperti Persekutuan
untuk segala usaha kebendaan
2. Persekutuan khusus (bijzondere maatschap, particular partnership)
• Terbatas untuk usaha perdagangan barang tertentu
• Paling lazim!

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Persekutuan bukan Badan Hukum


Hal ini tidak explicitly said dalam undang-undang tapi dapat disimpulkan dari:
1. Ketentuan inbreng berdasarkan Pasal 1619 ayat (2) KUH Perdata
• Masing-masing sekutu harus berkontribusi sebagai modal berupa uang,
barang lain, atau tenaga
• Pasal 1626 KUH Perdata: sekutu yang tidak memasukkan kewajiban yang
dimaksud dianggap berutang bunga atas jumlah tersebut demi hukum,
terhitung sejak hari uang atau barang itu harus dimasukkan

2. Pengurusan persekutuan
Pasal 1636-1639 KUH Perdata
Pembebanan pengurusan dapat dilakukan dengan cara:
a. Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian. Anggota sekutu
disebut sekutu statuter (gerant statutair)
b. Diatur setelah persekutuan berdiri dengan akta khusus. Anggota sekutu
yang ditetapkan sebagai pengurus disebut sekutu mandater (gerant
mandater)
Terdapat lagi ketentuan yang mengatur pengurusan:
• Pasal 1637 KUH Perdata:
o Masing-masing sekutu berwewenang untuk melakukan semua hal
yang berhubungan dengan tugas pengurusan
o Kecuali ada perjanjian yang membatasi bahwa setiap tindakan
harus sepengetahuan sekutu lain
• Pasal 1638 KUH Perdata:
o Berdasar kesepakatan, pengurusan dilakukan bersama-sama
o Thus, pengurus yang satu tidak dapat bertindak tanpa bantuan
pengurus lain
• Masing-masing anggota sekutu dalam persekutuan boleh melakukan
pengurusan dengan cara:
o Setiap sekutu berwewenang melakukan pengurusan dengan
bergantian
o Tindakan sekutu tersebut mengikat sekutu yang lain meskipun
tanpa izin
o Setiap sekutu berwewenang mewajibkan sekutu lain memikul biaya
untuk keperluan pengurusan
o Sekutu yang bukan pengurus tidak boleh mengasingkan benda
maupun menggadaikan atau membebaninya

3. Mengenai tanggung jawab (kepada pihak ketiga)


Pasal 1642-1645 KUH Perdata:
• Prinsip umum: sekutu tidak terikat dan tidak bertanggung jawab untuk
seluruh utang persekutuan dan masing-masing sekutu tidak dapat
mengikat sekutu yang lain jika tidak diberi kuasa to do so. Jadi, yang
bertanggung jawab kepada pihak ketiga: hanya sekutu yang melakukan
tindakan hukum kepada pihak ketiga sebagai tanggung jawab pribadi.
• Apabila para sekutu bersama-sama melakukan tindakan hukum dengan
pihak ketiga, maka pihak ketiga dapat menuntut mereka masing-masing
untuk jumlah dan bagian yang sama.

4. Mengenai keuntungan
Pasal 1633 KUH Perdata. Generally, setiap sekutu berhak mendapat bagian
keuntungan “seimbang dengan jumlah modal yang dimasukkannya”. Jika

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

memasukkan tenaga, bagian yang diterimanya disamakan dengan anggota


sekutu yang modalnya paling sedikit.

∴ Tidak melekat unsur badan hukum:


1. Tidak ada pemisahan antara sekutu dan Persekutuan. Salah satu karakteristik
utama badan hukum: terjadi pemisahan antara pemegang saham dan perseroan.
2. Pada persekutuan, tanggung jawab sekutu tidak terbatas, dapat meliputi harta
pribadinya. Badan hukum: tanggung jawab pemegang saham terbatas modal
yang dimasukkan.
3. Eksistensi persekutuan ditentukan oleh keterikatan sekutu. Kalau sekutu keluar,
meninggal dunia, pailit, atau berada di bawah kuratele, persekutuan berakhir;
karena kerja sama persekutuan bersifat perorangan. Badan hukum: eksistensinya
tidak dipengaruhi oleh penggantian/kematian pemegang saham, pengurus, atau
direksi.

firma
Diatur dalam Buku Kesatu, Titel Ketiga, Bagian Kedua KUHD dari Pasal 16-35.
Eksistensi Firma hanya diatur dalam beberapa pasal, itu pun digabung dengan CV. Oleh
karena itu, ketentuan tentang Persekutuan pada Pasal 1618-1652 KUH Perdata juga
berlaku kepada Firma. KUHD jatuhnya jadi lex specialis.

Firma Bernaung di bawah Satu Nama


Firma sebagai persekutuan adalah kerja sama di antara orang yang bersifat pertemanan
ataupun persekutuan. Oleh karena itu:
• Faktor individu memegang peran penting tapi yang menonjol/lebih penting itu
kerja samanya
• Ada yang menganggap firma dapat dikatakan sudah merupakan “Perseroan” di
mana anggotanya merupakan pesero di bawah naungan Firma (venootschap onder
firma)
• Firma bertindak sebagai satu perusahaan yang bernaung di bawah satu nama.

Karakter Firma lebih mengikat karena bertindak ke luar di bawah satu nama. Semua
perbuatan hukum dilakukan atas nama Firma.

Pengurusan dan Tanggung Jawab


Setiap sekutu berwenang untuk berbuat dan bertindak keluar atas nama Firma:
• Tindakan tersebut mengikat kepada sekutu Firma yang lain terhadap pemenuhan
kewajiban kepada pihak ketiga.
• Untuk bertindak keluar, sekutu Firma tidak memerlukan kuasa dari anggota yang
lain, tetapi tetap bertanggung jawab sepenuhnya secara solider atau tanggung
renteng kepada pihak ketiga.

Pasal 17 ayat (2) KUHD: pembebanan tanggung jawab solider hanya dibebaskan apabila
tindakan yang dilakukan anggota Firma itu melampaui batas kewenangan dan kapasitas
Firma; ultra vires.

Pada dasarnya Firma memiliki modal yang terpisah dari kekayaan anggotanya.
Penerapan tanggung jawab tidak ditegakkan berdasarkan prinsip tanggung jawab
terbatas, tetapi menjangkau kekayaan pribadi sekutu. Kreditur dapat menagih utang ke
harta pribadi sekutu. Hal ini ditegaskan oleh Pasal 18 KUHD.

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Kepemilikan Modal
Jumlah uang yang dimasukkan masing-masing sekutu ke Firma tetap menjadi milik
pribadi masing-masing.

Pendirian Firma
1. Harus dengan Akta Notaris
Pasal 22 KUHD. Although gak ada sanksi kalau gak bikin Akta Notaris.
Ketidakadaan Akta Notaris tidak boleh dijadikan alasan untuk merugikan pihak
ketiga.
2. Didaftarkan kepada panitera pengadilan
Pasal 23 KUHD. Isinya: siapa saja sekutunya, apa tujuannya, berapa besar
modalnya.
3. Wajib diumumkan dalam berita negara
Pasal 28 KUHD. Wajib mengumumkan ikhtisar akta pendirian dalam majalah
resmi yakni dalam Berita Negara. Kalau sudah, Firma sah menurut hukum.

Agar dapat memulai kegiatan usaha, sekutu pendiri harus mendapatkan surat izin
usaha, surat izin tempat berusaha, dan surat izin gangguan usaha sesuai ketentuan
Hinder Ordonantie S.1926-226 (kalau perlu).

Kalau lalai mendaftarkan/mengumumkan, Pasal 29:


• Firma terhadap pihak ketiga dianggap diadakan secara umum untuk
semua jenis usaha
• Dianggap didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
• Dianggap tidak ada anggota sekutu yang dikeluarkan dari hak untuk
berbuat dan menandatangani atas nama Firma.

Perubahan Anggaran Dasar


Pasal 31 KUHD: Perubahan AD harus dibuat dalam bentuk Akta Notaris, didaftarkan di
kepaniteraan Pengadilan Negara, dan diumumkan dalam Berita Negara.

Berakhirnya Firma
Pasal 32 KUHD, Firma berakhir karena:
1. Waktu berlakunya habis atau berakhir,
2. Kesepakatan para anggota untuk membubarkan Firma,
3. Salah seorang anggota meninggal, keluar, atau di bawah kuratele,
4. Tujuan Firma tercapai.

Pemberesan dan penyelesaian


Pasal 32 s.d. 35 KUHD. Sekutu yang dulunya mengurus Firma harus:
1. Menyelesaikan semua persetujuan yang masih berjalan dengan pihak yang
bersangkutan
2. Menagih, membayar, mengembalikan barang atau uang kepada yang berhak

Kedudukan Firma selama pemberesan


• Hanya terbatas menyelesaikan pemberesan
• Apabila masih ada sisa, dianggap “laba”
• Kalau ada kekurangan, dianggap “kerugian”

Kedudukan anggota yang bertugas melaksanakan likuidasi


• Berkedudukan sebagai penerima kuasa
• Tindakan yang ia lakukan mengikat kepada sekutu lain
7

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Utang yang belum terbayar


Pemenuhannya dituntut kepada anggota sekutu Firma pro rata menurut perbandingan
bagian masing-masing dalam Firma.

Anggota lain dapat melanjutkan Firma apabila Firma bubar


Dengan syarat:
1. Kelanjutan itu dituangkan dalam bentuk Akta Notaris
2. Didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri
3. Diumumkan dalam Berita Negara

Janji Firma tetap ada


Para sekutu Firma dapat membuat perjanjian yang menyatakan sekutu yang tinggal
dapat melanjutkan keberadaan dan kehidupan Firma apabila ada sekutu yang keluar
atau meninggal. Pada dasarnya, Firma tidak dapat berdiri terus-menerus, karena
eksistensi Firma bergantung pada bersifat pribadi.

Tapi praktiknya eksistensi Firma dapat diteruskan dengan penggantian anggota:


• Para sekutu Firma membuat perjanjian yang menyatakan Firma dapat terus
berjalan meskipun salah seorang anggota meninggal dunia, dapat diganti oleh
ahli waris atau dapat diteruskan tanpa diganti oleh ahli waris
• Atau apabila ada yang mengundurkan diri, dapat diteruskan tanpa penggantian
dengan dilakukan perhitungan dengan anggota yang mengundurkan diri
tersebut.

Kalau terjadi pengalihan kepada orang lain:


• Tanggung jawab anggota yang keluar harus dialihkan kepada penggantinya,
• Kepada anggota baru dapat ditawarkan alternatif:
o Apakah ikut bertanggung jawab sejak Firma didirikan, atau
o Hanya bertanggung jawab sejak menjadi sekutu

Firma tidak dapat dipailitkan


Hanya subjek hukum, i.e. perorangan dan badan hukum, yang dapat dipailitkan. Firma
bukan perorangan dan badan hukum.

Thus, Persekutuan Firma tidak dapat dipailitkan, tetapi anggota Firma yang dapat
dipailitkan dengan konstruksi:
• Utang Firma adalah utang para anggota Firma secara solider
• Apabila diajukan pailit terhadap Firma dalam arti yang dimohon pailit adalah
para anggota Firma secara pribadi, terdapat dua budel pailit:
o Budel pailit anggota Firma
o Budel pailit Firma itu sendiri

Pailit berhadapan dengan dua kategori kreditur:


1. Kreditur yang mempunyai tagihan utang terhadap Firma sehubungan dengan
transaksi dagang yang terjadi antara kreditur dengan firma (“kreditur dagang”)
• Firstly, diambil dari aset Firma
• Kalau tidak cukup, baru dituntut dari kekayaan pribadi anggota Firma
2. Kreditur yang memiliki taighan utang terhadap pribadi anggota Firma
• Firstly, diambil dari harta kkkekayaan pribadi anggota Firma
• Kalau tidak cukup, dapat diambil dari hak anggota Firma yang ada dalam
kekayaan Firma

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

cv
Diatur dalam Pasal 16-35 KUHD.

Landasan Hukum
Pasal 19 KUHD: “Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau
disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa
orang pesero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya,
dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.”

Sekutu komanditer hanya menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan
pada CV dan tidak ikut campur dalam pengurusan.

Status Sekutu Komanditer


Dapat disamakan dengan seseorang yang meminjamkan atau menanamkan modal pada
suatu perusahaan dengan harapan hasil keuntungan.

CV terdiri dari dua macam sekutu:


1. Sekutu pengurus atau sekutu komplementer yang bertindak sebagai pesero
pengurus dalam CV. Ia juga ikut memberi pemasukan.
2. Sekutu komanditer yang hanya sebagai pemberi modal.

Menurut Pasal 20 KUHD, hanya dikenal komanditer dengan penanaman modal, di mana
status dan tanggung jawab mereka:
• Tidak mencampuri pengurusan perusahaan atau tidak bekerja dalam perusahaan
Komanditer tersebut
• Hanya menyediakan modal untuk mendapatkan keuntungan dari laba
perusahaan
• Kerugian yang ditanggung sekutu komanditer hanya sebatas modal yang mereka
tanamkan
• Nama sekutu komanditer tidak boleh diketahui

Yang Bertindak Keluar


• Hanya anggota pengurus/sekutu komplementer
• Apabila sekutu komanditer ikut campur pengurusan perusahaan, ia dianggap
dengan sukarela ikut mengikatkan diri terhadap semua tindakan pengurus
• Kepada mereka berlaku ketentuan mengenai keanggotaan Firma

cv atas saham
Cara Pemilikan Saham
Dua cara pemilikan saham oleh komanditaris:
1. Dibayar penuh secara tunai
Kepadanya dapat diberikan “saham atas tunjuk”, jadi nama komanditaris sebagai
pemegang saham atau pemilik saham tidak disebut dan siapa yang dapat
menunjukkan saham tersebut dianggap sebagai pemilik. Ini sering dinamai
“saham blangko”.
2. Tidak dibayar penuh secara tunai
Diberikan kepadanya saham “atas nama”: nama komanditaris disebut di atas
saham sehingga pemiliknya tertentu dan peralihannya hanya dapat dilakukan
dengan endosemen.

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Perbedaan Pemegang Saham Komanditaris dan Pemegang Saham PT


• Pemegang saham CV yang bertindak sebagai mengurus mempunyai tanggung
jawab yang tidak terbatas sampai meliputi harta mereka
• Anggota Direksi dalam PT yang bertindak sebagai pengurus tidak ikut memikul
tanggung jawab pelaksanaan perjanjian maupun utang Perseroan.

CV Atas Saham Bubar Apabila Anggota Komplimentaris Meninggal Dunia


Apabila anggota komanditaris meninggal dunia atau pailit, tidak akan memengaruhi
eksistensi kelangsungan persekutuan tersebut.

Kalau yang meninggal anggota Komplementaris, CV atas saham berakhir dan bubar dan
selanjutnya diadakan “pemberesan”. Kalau di PT, Direksi meninggal tidak akan
memengaruhi kelanjutan PT.

Pendirian
Cara pendirian CV atas saham adalah “bebas”. Tidak memerlukan formalitas dan tidak
harus berupa akta notaris.

perseroan terbatas

perkembangan peraturan pt
Awalnya PT diatur dalam KUHD:
• Buku Pertama, Titel Ketiga, Bagian Ketiga, yang berjudul “Tentang Perseroan
Terbatas”
• Terdiri dari Pasal 36-56 (20 pasal saja)

Hukum Perseroan yang diatur dalam KUHD merupakan ketentuan perdata khusus
yang mengatur hukum perikatan atau perjanjian antara pihak-pihak yang timbul khusus
dari bidang perusahaan PT, sedangkan hukum perikatan yang diatur dalam KUH
Perdata merupakan aturan hubungan hukum antara perorangan yang satu dengan yang
lain dalam segala bidang usaha sesuai dengan kehendak dan kebutuhannya sendiri.

Setelah kemerdekaan, ketentuan PT dalam KUHD telah mengalami beberapa


perubahan. Pertama pada tahun 1971, UU No. 4 Tahun 1971, LN No. 20 Tahun 1971:
• Mempertahankan keberadaan hukum PT dalam lingkup KUHD
• Penambahan hanya mengubah ketentuan Pasal 54 KUHD:
o Tadinya ditentukan “maksimum” suara yang dapat dimiliki pemegang
saham hanya 6 suara tanpa mempermasalahkan jumlah saham yang
dimiliki, apabila PT mengeluarkan 100 lembar saham atau lebih
o Dan maksimum hanya 3 suara, apabila PT mengeluarkan kurang dari 100
lembar saham.
Pada masa itu muncul praktik pemegang saham membagi-bagi sahamnya kepada
beberapa orang yang ditunjuk agar menghasilkan keputusan RUPS sesuai yang
ia inginkan.
• Diubah menjadi penerapan satu saham satu suara, kecuali ditentukan lain dalam
AD PT-nya.

KUHD diganti oleh UU No. 1 Tahun 1995


Pasal 128 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UU PT 1995)
menegaskan bahwa Buku Pertama, Titel Ketiga, Bagian Ketiga yang terdiri atas Pasal 36

10

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

s.d. 56 KUHD yang mengatur Perseroan Terbatas berikut segala perubahannya terakhir
dengan UU No. 4 Tahun 1971, dinyatakan tidak berlaku.

Ketentuan KUHD dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi dan
dengan UU PT 1995, menciptakan kesatuan PT yang berbentuk badan hukum.

UU PT 1995 juga mengatur bahwa karena dapat terjadi pertentangan antara pemegang
saham dan Perseroan atau antara kepentingan pemegang saham minoritas dengan
pemegang saham mayoritas. Oleh karena itu, kepada pemegang saham minoritas,
diberikan hak:
• Meminta Direksi untuk mengadakan RUPS
• Meminta PN untuk dilakukan Pemeriksaan Jalannya Perseroan.

UU PT 1995 diganti UU No. 40 Tahun 2007


UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT 2007; further within this
document will be referenced as “UU PT” only. If I refer to the older one I will put the year)
menggantikan UU PT 1995. Hal ini ditekankan pada Pasal 160 UU PT 2007 yang
mencabut dan menyatakan UU PT 1995 tidak berlaku.

Alasan Penggantian
• Perekonomian nasional harus diselenggarakan berdasar asas demokrasi ekonomi
sesuai dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, dan kesatuan ekonomi nasional.
• Prinsip-prinsip tersebut harus didukung oleh kelembagaan perekonomian yang
kokoh
• Perlu diadakan undang-undang yang mengatur tentang PT yang dapat
mendukung terlaksananya iklim dunia usaha yang kondusif
• PT sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional perlu diberi landasan
hukum untuk memacu pembangunan nasional.

UU PT 1995 juga dianggap tidak sesuai dengan perkembangan hukum. Its inception itu
karena mengubah peraturan zaman kolonial Belanda.

pengertian pt
Pasal 1 UU PT 2007:
“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”

Elemen pokok PT sebagai badan hukum:


1. Merupakan persekutuan modal
2. Didirikan berdasarkan perjanjian
3. Melakukan kegiatan usaha
4. Lahirnya perseroan melalui proses hukum dalam bentuk pengesahan pemerintah

Klasifikasi PT
1. Perseroan Tertutup
Pemegang sahamnya ‘terbatas’/’tertutup’ kepada orang-orang yang saling
mengenal dan tertutup bagi orang luar.
a. Murni tertutup

11

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

• Pemegang saham benar-benar terbatas pada lingkungan teman atau


anggota keluarga tertentu
• Saham diterbitkan atas nama-nama orang tertentu tersebut
• AD menentukan dengan tegas bahwa pengalihan saham hanya
terbatas pada sesama pemegang saham
b. Sebagian tertutup, sebagian terbuka
• Saham perseroan dibagi menjadi dua kelompok:
o Satu kelompok, hanya boleh dimiliki orang/kelompok
tertentu
o Kelompok lainnya, boleh dimiliki secara terbuka oleh siapa
pun.
2. Perseroan Publik
Pasal 1 angka 8 UU PT 2007:
“Perseroan Publik adalah Perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan
modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.”
• Perseroan yang telah memenuhi kriteria Perseroan Publik wajib mengubah
AD menjadi Perseroan Terbuka
• Perubahan AD harus dilakukan dalam jangka waktu 30 hari setelah
dipenuhi kriteria Perseroan Publik
• Selanjutnya, Direksi perseroan wajib mengajukan pernyataan pendaftaran
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pasar Modal
3. Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk)
Pasal 1 angka 7 UU PT 2007:
“Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan penawaran
umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.”
4. Perseroan Grup
Dalam rangka memanfaatkan limited liability, sebuah PT dapat mendirikan
“Perseroan Anak” atau subsidiary untuk menjalankan bisnis si Perseroan Induk
(parent company). Aset Perseroan Induk dengan Perseroan Anak terisolasi
terhadap kerugian potensial yang akan dialami either one of them.

UU PT 2007 tidak mengatur Perseroan Grup.

prinsip dan asas pt


1. Asas hukum perjanjian
Asas hukum perjanjian berlaku pada perseroan terbatas (PT) berdasarkan Pasal 1
ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang mana
menyatakan bahwa PT didirikan atas dasar perjanjian yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih.
a. Asas konsensualisme
Berdasarkan Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa
kontrak lahir atas dasar kesepakatan.
b. Asas kebebasan berkontrak
Objek perjanjian bisa apa saja selama tidak ilegal.
c. Asas pacta sunt servanda
Berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang mengatur bahwa
semua kontrak yang dibuat berlaku seperti undang-undang bagi mereka
yang membuatnya.

12

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

d. Asas keseimbangan
Para pihak memiliki posisi yang seimbang dalam membuat kontrak.
e. Asas itikad baik
Kontrak harus dibuat dan dilaksanakan dengan itikad baik.
i. Itikad baik saat dimulainya hubungan hukum
ii. Itikad baik saat pelaksanaan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
dalam hubungan hukum tersebut
f. Asas kepatutan
Harus patut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengikat
di luar kontrak yang bersangkutan.
g. Asas kebiasaan
Kontrak juga terikat dengan kebiasaan yang diikuti masyarakat umum
(Pasal 1347 KUH Perdata).
h. Asas moral
Kontrak tidak boleh bertentangan dengan moral yang ada di masyarakat.
2. Asas corporate social responsibility (CSR)
Setiap perusahaan harus ikut membangun lingkungan/komunitas sekitar agar
terjalin hubungan perusahaan yang serasi dengan lingkungan dan masyarakat
sekitar. Diatur dalam Pasal 74 UU PT.
3. Asas separate legal personality
Menyangkut nama “terbatas” dalam “perseroan terbatas”; bahwa PT merupakan
entitas tersendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang mendirikan dan memegang
saham PT tersebut. Hal ini diatur dalam Pasal 3 ayat (1) UU PT.
4. Asas piercing the corporate veil
Dalam hal-hal tertentu, asas separate legal personality dapat “diterobos” (pierce)
dengan syarat tertentu (Pasal 138-141 UU PT)
5. Asas fiduciary duty
Direksi adalah pihak yang dipercaya oleh pihak lain (i.e. pemegang saham) untuk
bertindak untuk dan atas nama serta demi kepentingan pihak tersebut; direksi
wajib melaksanakan kepercayaan tersebut dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab.
6. Asas fiduciary skill and care
Direksi perseroan harus memiliki keahlian dan kecakapan dalam melakukan
perbuatan hukum serta bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan.
7. Asas domisili
Badan usaha harus mempunyai tempat kedudukan yang (biasanya) dinyatakan
dalam akta pendirian dan/atau anggaran dasar yang juga berfungsi sebagai
kantor pusat.
8. Asas publisitas
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, pendirian
badan usaha badan hukum harus didirikan dengan akta autentik yang dibuat di
depan Notaris, diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM, dan lalu diumumkan
dalam Berita Negara (Pasal 30 UU PT).
9. Asas kekeluargaan
Pasal 33 ayat (1) UUD 1945: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.”

Faktor-faktor memilih PT sebagai badan usaha:


1. Tanggung jawab terbatas. Pemegang saham hanya bertanggung jawab kepada
PT sebatas saham PT yang ia miliki dan tidak menyeret harta pribadinya. (Pasal
3 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT))
13

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

2. Kepemilikan mudah dialihkan. Pengalihan kepemilikan saham dapat dilakukan


lebih mudah karena saham tersebut terbagi atas lembaran-lembaran saham yang
dapat dijual kepada pemegang saham yang baru, walaupun prosesnya harus
sesuai ketentuan dalam anggaran dasar dan undang-undang yang ada (contoh:
penjualan saham harus melalui broker yang sah).
3. Perolehan dana mungkin lebih besar. Pihak-pihak yang tertarik dalam membeli
saham atau investor cenderung lebih percaya dengan bentuk PT karena (1)
terbatasnya pertanggungjawaban; (2) mudah mengidentifikasi siapa yang
bertanggung jawab atas lalu lintas PT (direksi) dan (3) adanya organ rapat
umum pemegang saham (RUPS) sebagai moda pertanggungjawaban PT.
4. Aktivitas bisnis lebih bebas karena bentuknya badan hukum (dan dengan
demikian, subjek hukum) yang memberikan keleluasaan operasi bisnis seperti
halnya orang perseorangan (yang merupakan subjek hukum natural/natuurlijke
rechtpersoon).
5. Lebih profesional karena organ-organnya secara jelas diatur dalam UU PT,
dengan adanya direksi, dewan komisaris, RUPS serta hak-hak dan kewajiban-
kewajiban masing-masing organ yang diatur dalam UU.

pendirian pt
Syarat Mendirikan PT
1. Fotokopi KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus, minimal 2
orang
2. Foto Direktur ukuran 3×4
3. Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
4. Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
5. Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung
Perkantoran
6. Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili
di lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta
7. Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di
wilayah pemukiman
8. Surat Keterangan Zonasi dari Kelurahan
9. Stempel Perusahaan
10. Pendiri (Direktur dan Komisaris) minimal terdiri dari 2 orang atau lebih
11. Nama Perusahaan
12. Susunan pemegang saham (pendiri wajib mengambil bagian dalam saham)
13. Akta pendirian harus disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
14. Menetapkan nilai Modal dasar
15. Pengurus terdiri dari Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris
16. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia
17. Memilih Notaris
18. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia

Ada beberapa catatan penting yang harus dipahami juga untuk kasus tertentu:
• Nilai modal dasar diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
o PT Kecil: Minimal modal setor Rp 50 juta
o PT Menengah: Minimal modal setor Rp 500 juta
o PT Besar: Minimal modal setor Rp 10 Miliar

14

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

• Sebagian besar daerah di DKI Jakarta mensyaratkan minimal salah satu direktur
berasal dari DKI Jakarta, hal ini ditunjukkan dengan KTP berdomisili DKI Jakarta.
• NPWP yang diberikan disarankan sudah di-update, baik secara lokasi yang sama
dengan KTP maupun kesesuaian informasi tambahan seperti NIK, No. Telepon
dan Email.
• Untuk Suami-Istri yang NPWP-nya disatukan, maka perlu di-update agar nama
pasangan juga dicantumkan di NPWP tersebut.
• Untuk Suami-Istri yang tidak memiliki perjanjian pranikah dan ingin mendirikan
PT berdua, maka perlu mengajak 1 pihak lagi untuk melengkapi susunan
pemegang saham dan pengurus.

Tahapan Cara Mendirikan PT


Sebelum mendirikan PT pastikan sudah menyiapkan semua syarat-syarat di atas.

1. Memilih Notaris
Dalam pengurusan PT tidak bisa dilakukan sendiri, membutuhkan bantuan notaris yang
akan mengurus semua prosesnya, intinya akan terima jadi. Pemilihan notaris yang baik
akan membuat proses pembuatan PT lebih cepat.

2. Modal Dasar Pendirian PT


Berdasarkan UU PT 2007 mengenai biaya pendirian PT, seseorang yang hendak
mendirikan PT wajib memiliki modal dasar sebesar Rp 50 juta dengan setoran minimal
25% untuk proses pendirian.

Namun banyaknya pengusaha yang tidak bisa menyanggupi nominal tersebut akhirnya
membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru. Pemerintah melakukan perubahan
yang mengatakan bahwa modal dasar PT diserahkan sepenuhnya pada kesepakatan
para pendiri PT.

Kebijakan tersebut hanya berlaku untuk sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) dan dapat tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2016 tentang
Perubahan Modal dasar PT.

3. Penentuan Domisili Usaha


Setelah penentuan modal selesai, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menentukan domisili usaha dengan mendapatkan Surat Keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP).

Tentu saja hal ini membutuhkan biaya yang tidak rendah mengingat harus menyewa
gedung, ruang kantor, atau bahkan membelinya (sesuai kebutuhan masing-masing).

Ketentuan untuk memiliki keterangan mengenai domisili ini berbeda-beda sesuai


dengan daerah yang diinginkan.
Contoh: Jika berencana membangun PT di daerah DKI Jakarta, maka harus mengacu
pada Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang
dan Peraturan Zonasi.

Jika berada di daerah Tangerang dan Bogor, pemerintah kota memberikan izin
penggunaan rumah sebagai domisili usaha sampai batasan tertentu.

Kemudian untuk daerah Depok, harus mengantongi Surat Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan menggunakan bangunan bukan rumah.

15

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Namun kabar baiknya aturan baru pemerintah saat ini


memperbolehkan pengajuan PT dengan bertempat di Co-Working
Space. Inilah yang menjadi angin segar bagi pelaku StartUp.

4. Penentuan Bidang Usaha


Langkah selanjutnya adalah menentukan bidang usaha sesuai dengan KBLI (Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia) dan kode bidang usaha. Kode yang digunakan akan
dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar
Perusahaan) yang perizinannya diurus di daerah bersangkutan.

5. Pemilihan Nama Perusahaan


Pada tahap ini harus menyediakan opsi nama untuk dicek oleh notaris. Proses ini akan
mengkonfirmasi apakah nama yang diajukan bisa digunakan atau harus menggunakan
nama baru untuk diajukan kembali.

Dilarang menggunakan kata bahasa asing dan jika nama yang usulkan sangat unik boleh
menggunakan 2 kata saja. Untuk cek nama sudah dipakai atau belum:
https://ahu.go.id/profil-pt.

6. Pembuatan Draft Akta


Setelah Nama sudah dinyatakan bisa digunakan, notaris akan membuat draft Akta atas
nama PT yang sudah disetujui tadi. Biasanya akan mendapatkan draft awal untuk
direvisi sebelum proses tanda tangan Akta di hadapan notaris.

7. Tanda Tangan
Setelah draft akta sudah direvisi, maka Akta akan ditandatangani oleh pemilik saham
perusahaan di hadapan notaris. Normalnya setiap pemegang saham diwajibkan untuk
ikut dan menandatangani Akta. Jika Pengurus perusahaan bukan pemegang saham,
tidak perlu untuk hadir di bagian ini.

8. Pengesahan di Kementerian Hukum dan HAM


Notaris akan mengurus pengesahan atas Akta yang baru ditandatangani untuk disahkan
di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pengesahan akan menghasilkan
dokumen yang disebut SK Kemenkumham. Tanpa dokumen ini, maka Akta tidak akan
dianggap sah secara hukum.

Setiap perubahan yang dilakukan di Akta memerlukan SK yang baru untuk


mengesahkan perubahan yang dibuat. Akta berlaku seumur hidup, tetapi masa
berlaku pengurus perusahaan hanya berlaku maksimal 5 tahun. Hal ini membutuhkan
Akta untuk diperbaharui dan disahkan ulang minimal setiap 5 tahun.

9. Membuat dan Mendaftarkan BPJS Ketenagakerjaan untuk PT


Hal ini merupakan persyaratan untuk mengurus perizinan lain seperti SKDP (Surat
Keterangan Domisili Perusahaan). Agar tidak menghabiskan waktu banyak,
pendaftaran dapat diurus secara online.

10. Membuat NPWP Perusahaan dan Direktur


Selain BPJS Ketenagakerjaan, PT juga membutuhkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
baik untuk perusahaan maupun Direktur bersangkutan.

Sesuai dengan ketentuan yang baru, pada NPWP Direktur harus tercantum NPWP
pribadi serta alamat yang tertera di data NPWP pribadi Direktur tersebut. Pastikan agar
Direktur bersangkutan tidak memiliki tunggakan pajak.
16

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)


lOMoARcPSD|9919240

Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

NPWP Perusahaan dibuat sebagai sarana administrasi perpajakan perusahaan. NPWP


biasanya diurus oleh KPP (Kantor Pelayanan Pajak). NPWP bisa langsung diajukan
setelah Akta sudah disahkan oleh Kemenkumham. NPWP Perusahaan berlaku seumur
hidup kecuali jika ada perpindahan domisili perusahaan.

11. Pembuatan SIUP dan TDP


SIUP atau Surat Izin Usaha Perdagangan adalah dokumen perizinan yang melegalkan
suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan perdagangan. Biasanya SIUP berisi 3
bidang usaha utama sesuai klasifikasi KBLI yang dijalankan Perusahaan tersebut. Bidang
Usaha yang tidak tercantum di dalam SIUP masih bisa dijalankan oleh si Perusahaan
selama bidang Usaha tersebut masih tercantum di Akta Perusahaan.

Sedangkan TDP adalah tahapan akhir dari perizinan umum Perusahaan. TDP atau
Tanda Daftar Perusahaan adalah salah satu bukti bahwa Perusahaan telah melakukan
wajib daftar perusahaan. Sebagian daerah di DKI bisa mendaftarkan SIUP dan TDP
secara paralel. TDP biasanya diisi oleh satu bidang usaha yang paling utama di SIUP.

Saat ini pengurusan pembuatan SIUP dan TDP secara online pada website pemerintahan
provinsi masing-masing. Misalnya, untuk wilayah DKI Jakarta bisa mengunjungi situs
ini untuk ajukan pembuatan SIUP dan TDP pelayanan.jakarta.go.id

17

Downloaded by Gizscha vivi (gizschav@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai