Anda di halaman 1dari 6

Nama : Prisma Kesuma Ningrum

NIM : 12220046
UTS Politik Hukum
Uraikan dan jelaskan mengenai :
Jawaban

1. Hukum adalah produk politik adalah benar bila didasarkan pada das
sein dengan mengonsepkan hukum sebagai undang-undang.
Hukum adalah produk politik juga menjadi salah apabila yang
menjadi dasar das sein atau jika hukum tidak diartikan sebagai
undang-undang. Meskipun dari sudut “das sollen” ada pandangan
bahwa politik harus tunduk pada ketentuan hukum, namun dari
sudut “das sein” bahwa hukumlah yang dalam kenyataannya
ditentukan oleh konfigurasi politik yang melahirkannya.
Hukum sebagai Produk Politik" merupakan sebuah kenyataan
bahwa setiap produk hukum merupakan keputusan politik,sehingga
dapat dilihat sebagai kristalisasi dari pemikiran politik yang saling
berinteraksi di kalangan para politisi. Meskipun dilihat dari sudut
norma serta kaidah dalam kenyataan normatif bahwa politik harus
tunduk pada ketentuan hukum "Das Sollen". tetapi tidak bisa di
pungkiri bahwa hukum dalam kenyataan di tentukan oleh
konfigurasi politik yang melatarbelakangi "Das Sein (kenyataan &
realitas)". fungsi Instrumental hukum sebagai sarana kekuasaan
politik lebih dominan dan lebih terasa jika dibandingkan dengan
fungsi hukum lainya. maka tidak mengherankan saat produk
hukum hanya dalam rangka memfasilitasi dan mendukung politik,
mengakibatkan segala peraturan dan produk hukum yang tidak
dapat mewujutkan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi
harus di ubah atau di hapuskan. Dalam hal ini jika pembuatan
undang-undang "Legislatif" sangat berpengaruh jika dalam
pembuatan UU, lebih mengutamakan keputusan-keputusan politik
di bandingkan dengan makna hukum/ menentukan hukum tanpa
politik. Sehingga produk hukum yang dibuat hanya akan dijadikan
alat justifikasi bagi visi politik penguasa.

2. Politik hukum mencakup proses pembuatan dan pelaksanaan


hukum yang dapat menunjukan sifat dan ke arah mana hukum akan
dibangun dan ditegakkan. Disamping itu, politik hukum dalam suatu
negara hukum tidak luput dari peranan berbagai penegak hukum
dimana salah satu penegak hukum dalam hal ini adalah notaris.
Yang mana keberadaan notaris tersebut dibutuhkan di dalam suatu
negara hukum agar dapat mengatur perhubungan hukum antar
masyarakat di dalamnya. Selain itu, notaris merupakan jawaban
atas kebutuhan masyarakat akan bantuan hukum yang netral dan
berimbang sehingga melindungi kepentingan hukum masyarakat.
Notaris juga diharapkan dapat memberikan penyuluhan hukum,
khususnya dalam pembuatan akta, sehingga masyarakat akan
mendapatkan perlindungan hukum dan kepastian hukum,
sehubungan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan
sehingga meningkat pula kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Kebutuhan hukum dalam masyarakat dapat dilihat dengan semakin
banyaknya bentuk perjanjian yang dituangkan dalam suatu akta
notaris, dimana notaris merupakan salah satu pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta autentik dan kewenangan lainnya
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan
Notaris. Dengan demikian, kaitannya dalam hal ini notaris yang
merupakan pejabat berwenang dalam suatu produk yang dihasilkan
dari notaris itu sendiri merupakan suatu produk hukum yang lahir
dari kebijakan politik hukum
Ruang lingkup politik hukum kenotariatan :
Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh
yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik,
menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
oleh undang-undang.
Notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten atau
kota. Notaris mempunyai wilayah jabatan meliputi seluruh wilayah
provinsi dari tempat kedudukannya.

3. Notaris merupakan jabatan tertentu yang menjalankan profesi


dalam pelayanan hukum kepada masyarakat, perlu mendapatkan
perlindungan dan jaminan demi tercapainya kepastian hukum. Jasa
notaris dalam proses pembangunan makin meningkat sebagai salah
satu kebutuhan hukum masyarakat. Saat ini Jabatan Notaris diatur
dengan UU 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana
telah diubah dengan UU 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU
30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Mengingat Akta Notaris
sebagai akta otentik merupakan alat bukti tertulis yang terkuat dan
terpenuh, dalam Undang-Undang ini diatur tentang bentuk dan
sifat Akta Notaris, serta tentang Minuta Akta, Grosse Akta, dan
Salinan Akta, maupun Kutipan Akta Notaris. Sebagai alat bukti
tertulis yang terkuat dan terpenuh, apa yang dinyatakan dalam Akta
Notaris harus diterima, kecuali pihak yang berkepentingan dapat
membuktikan hal yang sebaliknya secara memuaskan di hadapan
persidangan pengadilan. Akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan
terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan
hukum dalam kehidupan masyarakat. Dalam berbagai hubungan
bisnis, kegiatan di bidang perbankan, pertanahan, kegiatan sosial,
dan lain-lain, kebutuhan akan pembuktian tertulis berupa akta
otentik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya tuntutan
akan kepastian hukum dalam berbagai hubungan ekonomi dan
sosial, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. Melalui
akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban,
menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapat
dihindari terjadinya sengketa. Walaupun sengketa tersebut tidak
dapat dihindari, dalam proses penyelesaian sengketa tersebut, akta
otentik yang merupakan alat bukti tertulis terkuat dan terpenuh
memberi sumbangan nyata bagi penyelesaian perkara secara
murah dan cepat.
Menggunakan lambang negara "Garuda Pancasila" pada kop/surat
jabatan(Pasal 54 ayat : 1 huruf k Undang-undang No.24/2009
tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta
LambangKebangsaan). 2.Kedudukan akta Notaris sebagai alat bukti
yang lengkap dan sempurna, dijamin oleh negara.
Dalam akta Notaris di dalamnya ada :
a. bukti tulisan;
b. bukti dengan saksi-saksi;
C. persangkaan-persangkaan;
d. pengakuan;
e. sumpah (Pasal 138, 165, 167 HIR, 164, 285 - 305 Rbg,S. 1867
nomor 29 ; Pasal 1867 - 1894 B.W).

4. Notaris merupakan pejabat umum yang berwenang membuat akta


autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana yang dimaksud
dalam UUJN.Notaris bertanggung jawab atas setiap akta yang
dibuatnya, dan dapat dimintai pertanggungjawaban walaupun
Notaris tersebut telah purna bakti, hal tersebut sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam pasal 65 UUJN. Perlindungan
hukum bagi Notaris telah diatur pada pasal 66 UUJN, namun
perlindungan hukum tersebut hanya berlaku bagi notaris yang
masih menjabat.Notaris yang telah purna bakti tetap harus
bertanggung jawab atas akta yang pernah dibuatnya, namun
Undang-Undang tidak mengatur perlindungan hukum bagi Notaris
yang telah purna bakti, sehingga dalam hal ini terjadi kekosongan
hukum. Pentingnya perlindungan hukum bagi notaris ialah menjaga
keluhuran harkat dan martabat jabatannya, termasuk ketika
memberikan kesaksian dan berproses dalam pemeriksaan dan
persidangan, merahasiakan keterangan akta guna menjaga
kepentingan para pihak yang terkait didalam akta tersebut, dan
menjaga minuta atau surat-surat yang dilekatkan pada minuta akta,
serta protokol notaris dalam penyimpanannya.
Apa yang tertuang dalam awal dan akhir akta yang menjadi
tanggungjawab notaris adalah ungkapan yang mencerminkan keadaan
yang sebenar-benarnya pada saat pembuatan akta. Hal ini dinyatakan
dengan tegas dalam Pasal 65 UUJN: “Notaris, Notaris Pengganti,
Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris bertanggung
jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun Protokol Notaris telah
diserahkan atau dipindahkan kepada pihakpenyimpan Protokol
Notaris”. Sehubungan dengan hal tersebut, Pasal 65 UUJN menilai
bahwa :
1. Mereka yang diangkat sebagai notaris, notaris pengganti, notaris
pengganti khusus, dan pejabat sementara notaris dianggap sebagai
menjalankan tugas pribadi dan seumur hidup sehingga tanpa ada batas
waktupertanggungjawaban.
2. Pertanggungjawaban notaris, notaris pengganti, notaris pengganti
khusus, dan
pejabat sementara notaris dianggap melekat, kemanapun dan
dimanapun mantan notaris, mantan notaris pengganti, mantan notaris
pengganti khusus, dan mantan pejabat sementara notaris berada.

5. Unsur akta notaris agar mempunyai pembuktian yg lengkap dan


sempurna adalah: bahwa akta notaris harus memenuhi ketentuan
sebagai akta otentik yaitu dalam Pasal 1868, terdapat 3 unsur sbb :
a. dibuat dalam bentuk yang di tentukan undang-undang,
b. dibuat oleh pejabat yang berwenang,
c. dibuat di tempat kewenangan pejabat tersebut.
Selain itu dibuat nya suatu akta otentik, juga harus memenuhi
ketentuan dalam undang-undang no. 2 tahun 2014 tentang perubahan
atas undang-undang no. 30 tahun 2004 tentang jabatan notaris, yaitu
pasal 38, bahwa suatu akta notaris terdiri atas awal akta, badan akta,
akhir atau penutup akta.

6. Mengenai Notaris telah diatur dalam pasal 1 angka 1 UUJN Nomor 2


Tahun 2014 yang dinyatakan bahwa Notaris ialah pejabat umum
yang memiliki wewenang untuk membuat akta autentik dan
memiliki kewenangan lain sebagaimana yang dimaksud dalam UUJN
atau berdasar undang-undang yang lain. Jabatan Notaris hadir
dalam masyarakat dengan kehendak aturan hukum yang berbentuk
Negara sebagai implementasi dari Negara dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan untuk membantu
masyarakat dalam rangka memberikan bukti tertulis yang bersifat
autentik mengenai keadaan, peristiwa maupun perbuatan hukum
dan suatu alat bukti otentik yang diakui oleh Negara. Dalam rangka
menegakkan hukum, Notaris mengemban amanat yang
menyangkut kepentingan masyarakat secara umum, oleh karena itu
wajib bagi seorang Notaris untuk memiliki tanggung jawab secara
professional terhadap amanat yang diembannya.

7. -aspek kepastian hukum dalam suatu akta notaris adalah bahwa


akta notaris adalah akta otentik dimana akta otentik memiliki
kekuatan pembuktian sempurna apabila memenuhi unsur2 dalam
pasal 1868 kuhperdata dan pasal 38 Undang-undang No. 2 tahun
2014 tentang atas perubahan Undang-udang No. 30 tahun 2004
tentang jabatan notaris, maka setiap orang harus mengakui dan
mempercayai isi akta otentik tersbut sebagai benar adanya,
kebenaran isinya cukup dibuktikan oleh bentuk akta itu sendiri
sampai dapat dibuktikan sebaliknya.

-aspek keadilan dalam aakta otentik yaitu, dalam hal pembuatan


akta otentik sebagai alat bukti yng sempurna merupakan bentuk
pemenuhan hak konstitusional warga negara atas kepastian hukum
yang keadilan atas keadaan, peristiwa atau perbuatan hukum
tertentu berdasarkan kuhperdata dan UUJN.

Anda mungkin juga menyukai