Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

“PENILIK”

Dosen Pembimbing : Pitriani Nasution. M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. RIZKA RAMADANI SAM


2. MEILIZA HANIFA
3. SANTI NURHASANA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami sampaikan kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat
serta hidayah nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelessaikan makalah
tentang sumber dan kitab-kitab hadis.Shalawat dan salam smoga dilimpahkan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW,keluarga, sahabat serta seluruh pengikutnya.

Makalah mengenai “Penilik” ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Medan, 23 Oktober 2019

Tim Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. .. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Penilik ............................................................................................ 2

B. Tugas Penilik ................................................ 4

C. Standart Kompetensi Penilik ............................................................................ 6

D.Kualifikasi Penilik ............................................................................................. 8

E.Jabatan dan Pangkat Penilik .............................................................................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11

B. Saran ................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

LAMPIRAN ......................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur tenaga kependidikan pendidikan non formal yang


memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan dan peningkatan mutu
pendidikan non formal adalah penilik.

Penilik mempunyai ruang ligkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang


untuk melaksanakan pengendalian mutu program Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal dan Informal melalui kegiatan pemantauan, penilaian, bimbingan,
pembinaan penyelenggaraan pendidikan non formal dan kegiatan evaluasi dampak
program PAUDNI serta penelitian dan pengembangan PAUDNI.

Untuk melaksanakan tugas tersebut mereka harus memiliki pengetahuan,


pengalaman, wawasan, dan kemampuan yang memadai. Eksistensi penilik
merupakan salah satu komponen yang dapat mendorong kualitas peningkatan
sumber daya manusia di Indonesia, peran dan fungsi dalam pendidikan.

Mengingat begitu pentingnya keberadaan penilik dalam meningkatkan


kualitas sumber daya manusia di Indonesia maka dalam makalah ii akan di bahas
mengenai seputaran topic tentang penilik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penilik?
2. Apa saja tugas pokok Penilik?
3. Apa saja kualifikasi dan kompetensi penilik?
4. Bagaimana jabatan dan pangkat penilik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penilik
2. Untuk megetahui tugas pokok penilik
3. Untuk mengetahui kualifikasi dan kompetensi pada penilik
4. Untuk mengetahui jabatan dan pangkat penilik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilik

Penilik merupakan jabatan fugsional yang perkembangan kariernya


ditentukan oleh angka kredit yang diperolehnya melalui berbagai jenis kegiatan
yang relevan dengan tugas pokoknya. Penilik adalah tenaga kependidikan dengan
tugas utama melakuan kegiatan pengendlian mutu dan evaluasi dampak program
PAUD, pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta khusus pada jalur Pendidikan
Non Formal dan Iformal (PNFI).
Penilik juga memiliki peran mencermati tugas pokok penilik yaitu
merencanakan, memantau, menganalisis, menilai, membina/membimbing, dan
melaporkan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program
PAUDNI, maka keberadaan Penilik sangat diperlukan dalam rangka
pengendalian mutu program PAUDNI. Keberhasilan program PAUDNI banyak
ditentukan oleh faktor pengendalian, baik pengendalian pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun tindak lanjut program.
Peran penilik dalam mengendalikan program PAUDNI sangatlah
diperlukan, karena kualitas penyelenggaraan program PAUDNI saat ini masih
belum dapat diharapkan sehingga perlu ditingkatkan. Seperti banyaknya
program PNF yang berhenti tengah jalan, belum menyeluruh dirasakannya
dampak program PNF oleh masyarakat, Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini
masih banyak dibawah standar artinya masih banyak belum sesuai dengan
Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar pengelolaan PAUD.
Semua hal tersebut di atas mengindikasikan rendahnya kualitas
penyelenggaraan program PNF. Oleh karena itu keberadaan Penilik mutlak
diperlukan dalam rangka pengendalian mutu layanan PNF pada masyarakat agar
dapat dilaksanakan lebih optimal, terlebih saat ini legalitas penilik sudah diatur
oleh Regulasi baru yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya, dalam Bab I pasal 1 ayat 1 dinyatakan
bahwa “Jabatan Fungsional Penilik adalah jabatan fungsional yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan
pengendalian mutu dan evaluasi dampak program Pendidikan Anak usia Dini
(PAUD), Pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta Kursus pada jalur
pendidikan nonforma dan informal (PNFI) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang di duduki oleh Pegawai Negeri Sipil”.
Selain itu penilik juga memiliki harapan mengingat, Undang Undang
Nomor 32 tahun 2004 Bab III pasal 14 ayat 1 diktum f tentang kewajiban dan
kewenangan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dalam hal
penyelenggaraan/pelayanan pendidikan; dan sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2010 tentang Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria (NSPK) Pendidikan yang rujukannya atas dasar Peraturan
Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemerintahan daerah propinsi, dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota dalam hal kewenangan menentukan kebijakan operasional
pendidikan; Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan dan penjaminan mutu
pendidikan; Kurikulum; Sarana prasarana; Perencanaan kebutuhan,
pengangkatan, peningkatan kesejahteraan, pemberian penghargaan, pembinaan
dan pengembangan Pendidik dan tenaga kependidikan; dan Pengendalian Mutu
pendidikan (salah satu petugas pengendali mutu dilapangan untuk program
PAUDNI adalah jabatan fungsional penilik).
Permasalahan dan tantangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Nonformal Informal (PAUDNI) sampai saat ini masih cukup berat. Hal ini
disebabkan banyak dan beragamnya sasaran serta jenis program PNF yang
berkembang di masyarakat yang tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai,
terutama berkembangnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, hal ini wajar
karena keberadaan lembaga PAUD itu sendiri dari tahun ke tahun jumlahnya
meningkat.
Peningkatan jumlah lembaga PAUD yang ada tidak terlepas dari hasil
kerja keras penilik selama ini dalam ikut serta membina dan mensosialisasikan
PAUD kepada masyarakat.. Oleh karenanya Penilik memiliki peranan yang
penting dan strategis dalam mengendalikan mutu dan evaluasi dampak program
PAUDNI di lapangan.
Untuk menunjang kelancaran tugas penilik, perlu mendapat perhatian dan
fasilitas yang memadai dari pihak pejabat yang berwenang yakni pemerintahan
daerah yang mempunyai kewenangan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38
tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,
pemerintahan daerah propinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam
hal kewenangan menentukan kebijakan operasional pendidikan; Penyediaan
bantuan biaya penyelenggaraan dan penjaminan mutu pendidikan; Kurikulum;
Sarana prasarana; Perencanaan kebutuhan, pengangkatan, peningkatan
kesejahteraan, pemberian penghargaan, pembinaan dan pengembangan Pendidik
dan tenaga kependidikan; dan Pengendalian Mutu pendidikan (salah satu petugas
pengendali mutu dilapangan untuk program PAUDNI adalah jabatan fungsional
penilik).

B. Tugas Penilik

Menurut Peraturan Mentri PAN dan RB nomor 14 tahun 2010 pasal 1 ayat
2 menjelakan bahwa Penilik adalah tenaga kependidikan dengan tugas utama
yaitu melakukan kegiatan pengedalian mutu dan evaluasi dampak program PNFI.
Untuk mendkung tugas pokok tersebut, Penilik berkewajiban melakukan berbagai
kegiatan pengembangan profesi dalam rangka pengedalian mutu program PNFI
(Pendidikan Formal dan Informal).

Sedangkan dalam pasal 3 dijelaskan bahwa penilik berkedudukan sebagai


pelaksana teknis fungsional pengendalian mutu dan evaluasi dampak program
pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta kursus pada jalur PNFI di Dinas
Kabupaten/Kota atau Dinas yang bertanggug jawab di bidang PNFI. Dalam Pasal
4 juga dijelaskan tugas pokok penilik adalah melaksanakan kegiatan pengendalian
mutu dan evaluasi dampak program PNFI. Pasal 5 membagi jenis penilik
berdasarkan tugasnya terdiri atas penilik PAUD, penilik pendidikan esetaraan dan
keaksaraan serta penilik kursus.

Dalam udang-undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 secara


terinci dijelaskan dalam pasal 26:
1. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2. Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
3. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemerdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
4. Satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat keiatan belajar masyarakat, dan majelis
takim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
5. Kursus dan pelatihan dilaksanakan bagi masyarakat yang memerukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau meanjtkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.

Berdasarkan ketentuan tersebut tugas penilik di era sekarang menjadi


berat, Penilik harus mampu memotret mutu satuan pendidikan non formal dan
informal dan bahkan mampu melakukan pengendalian mutu yang dilakukan
denga cara: perencanaan program pengendalian mutu PNFI; pelaksanaan
pemantauan program PNFI; pelaksanaan penilaian program PNFI; pelaksanaan
pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan pada
satuan PNFI; dan penyusunan laporan hasil pengendalian mutu PNFI.
C. Standar Kompetensi Penilik
Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atau keterampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh suatu pekerjaan.1
Standar kompetensi PTK-PNF meliputi enam komponen yaitu : (1)
kompetensi kepribadian (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi supervisi majerial,
(4) kompetensi supervisi Akademik, (5) Kompetensi evaluasi pendidikan, dan (6)
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan. Untuk lebih jelasnya masing-masing
kompetensi dijabarkan sebagai berikut :
1. Kompetensi Keperibadian
Kompetensi keperibadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan keperibadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi mayarakat dan beakhlak mulia. Secara rinci setiap elemen
kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator
esensial sebagai berikut:
a. Berakhlak Mulia dan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan
pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan.
b. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai penilik
satuan pendidikan nonformal.
c. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah yang berkaitandengan
tugas-tugas kepenilikan.
d. Bersikap positif terhadap pembaharuan pendidikan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok sebagai penilik satuan
pendidikan nonformal.
e. Memiliki motivasi kerja tinggi dalam rangka meningkatkan disiplin,
budaya kerja dan kemandirian.

2. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidikan sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

1
Kompri, Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah, (Jakarta:Kencana,2017), Hlm. 1.
masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki indikator esensial : Kompetensi ini
memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
a. Menguasai karakteristik social, ekonomi dan budaya masyarakat setempat.
b. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan tupoksi sebagai
penilik satuan pendidikan nonformal.
c. Berperan serta dalam kegiatan organisasi profesi penilik dan organisasi
profesi lainnya
d. Peka terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat setempat.
e. Menguasai masalah social kemasyarakatan dan cara pemecahannya.

3. Kompetensi Supervisi Manajerial


Kompetensi yang berkenaan dengan penguasaan konsep, fungsi, prinsip,
metode, teknik dalam supervisi. Secara rinci masing –masing elemen kompetensi
tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut :
a. Menguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam penyelenggaraan
program PNFI
b. Menguasai konsep, prinsip, metode dan teknik supervise pendidikan untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan PNFI
c. Menguasai teknik penyusunan rancangan dan pelaksanaan program
kepenilikan pada PNFI
d. Menguasai metode dan instrument kerja untuk melaksanakan tugas
kepenilikan pada PNFI.
e. Membina pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan PNFI

4. Kompetensi Supervisi Akademik


Kompetensi yang berkenaan dengan penguasaan prinsip dasar , metode,
bimbingan pada satua PNFI. Secara rinci masing –masing elemen kompetensi
tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut :
a. Menguasai konsep, prinsip dasar teori, metode satuan PNFI
b. Membimbing pendidik dan tenaga Kependidikan PNFI dalam menyusun
silabus/ rencana pelalsanaan pembelajaran PNFI
c. Membimbing pendidik dan tenaga kependidikan dalam menggunakan dan
mengembanagan media PNFI
5. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Kompetensi ini dalam penguasaan penilaian; memantau, menilai,
membina , mengevaluasi pembelajaran , pendidik dan tenaga kependidikan PNFI .
Secara rinci masing –masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi
dan indikator esensial sebagai berikut :
a. Menguasai prinsip=prinsip penilaian pendidikan dan aplikasi dalam
program PNFI
b. Menilai kinerja Pendidik dan tenaga Kependidikan
c. Membina pendidik dan tenaga kepandidikan PNFI
d. Mengevaluasi kinerja satuan kinerja satuan PNFI

6. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan


Kompetensi yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan,
prosedur penelitian dan trampil menyusun penelitian, Secara rinci masing –
masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator
esensial sebagai berikut :
a. Menguasai bidang ilmu Pengetahuan
b. Menguasai pendekata, metode, jenis dan prosedur penelitian untuk
mengembangkan PNFI
c. Trampil melaksanakan penelitian
d. Trampil menyusun karya tulis ilmiah berbasis penelitian dan non-
penelitian bidang PNFI
e. Membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PNFI dalam
melaksanakan penelitian tindakan.

D. Kualifikasi Penilik
Menurut peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik atau tenaga kependidikan yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (pasal
28 ayat 2).2

2
Musriadi, Profesi Kependidikan, (Yogyakarta:Deepublish,2012), Hlm. 52.
Kualifikasi Akademik Pengawas atau Penilik PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) :
a. memiliki ijazah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) Kependidikan
yang relevan dengan sistem pendidikan anak usia dini dari Perguruan
Tinggi Penyelenggara Program Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
b. memiliki pengalaman minimum 3 (tiga) tahun sebagai guru PAUD dan
minimum 2 (dua) tahun sebagai kepala satuan PAUD bagi pengawas
PAUD;
c. memiliki pengalaman minimum 5 (lima) tahun sebagai pamong berguru
atau guru PAUD dan kepala satuan PAUD bagi penilik PAUD;
d. memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c dan berstatus
sebagai pegawai negeri sipil;
e. memiliki usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun pada ketika diangkat
menjadi pengawas atau penilik PAUD;
f. memiliki akta lulus seleksi calon pengawas atau penilik PAUD dari
lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah; dan
g. memiliki akta pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas atau penilik
dari lembaga pemerintah yang kompeten dan diakui.

E. Jabatan dan Pangkat Penilik


Jabatan merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil, dalam rangka susunan suatu
organisasi.3 Jenjang jabatan Penilik dari yang paling rendah sampai dengan yang
paling tinggi, yaitu:
a. Penilik Pertama;
b. Penilik Muda;
c. Penilik Madya; dan
d. Penilik Utama.
Jenjang pangkat Penilik sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai
dengan jabatannya, yaitu:

3
Tim Penulis. TSM,Menyusun Jobdesc,(Jakarta:Raih Asa Sukses,2015). Hlm. 8
a. Penilik Pertama: Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b. Penilik Muda: 1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Tingkat I, golongan ruang IIII/d
c. Penilik Madya: 1. Pembina, golongan ruang IV/a
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
d. Penilik Utama: 1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penilik merupakan jabatan fugsional yang perkembangan kariernya
ditentukan oleh angka kredit yang diperolehnya melalui berbagai jenis
kegiatan yang relevan dengan tugas pokoknya.
2. Tugas utama penilik yaitu melakukan kegiatan pengedalian mutu dan
evaluasi dampak program PNFI.
3. Standar kompetensi PTK-PNF meliputi enam komponen yaitu : (1)
kompetensi kepribadian (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi supervisi
majerial, (4) kompetensi supervisi Akademik, (5) Kompetensi evaluasi
pendidikan, dan (6) Kompetensi Penelitian dan Pengembangan.
4. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik atau tenaga kependidikan yang dibuktikan
dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku (pasal 28 ayat 2)
5. Jenjang dan Jabatan Penilik
a. Pertama:
 Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b. Penilik Muda:
 Penata, golongan ruang III/c
 Penata Tingkat I, golongan ruang IIII/d
c. Penilik Madya:
 Pembina, golongan ruang IV/a
 Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
 Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
d. Penilik Utama:
 Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami


bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan cermat. Karena seorang mahasiswa
itu selalu dibebankan dan berkelut dengan karya tulis dalam setiap tugas mata
kuliahnya. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan maklah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Coombs, P.H. dan Manzoor, A. 1971. Attacking Rural Poverty how Nonformal
Education Can Help. Baltimore and London: The Johs Hopkins University
Press.

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Kindervatter,S. 1976. Nonformal Education as Empowering Process. Amherst;


CIE University of Massaachussets.

Kompri, 2017. Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah, Jakarta: Kencana.

Miles, M.B dan Huberman, A.M. 1992. Qualitativ Data Anslisis. Berverly Hill:
Sage Publication Inc.

Musriadi, 52. Profesi Kependidikan, Yogyakarta: Deepublish.

Peraturan MENPAN No 14 than 2010 tentang Peraturan Jabatan Penilik dan


Angka Kreditnya.

Tim Penulis. TSM, 2015. Menyusun Jobdesc, Jakarta: Raih Asa Sukses.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai