Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karena begitu pentingnya
pendidikan ini sebagai tempat bagi para peserta didik untuk dapat mengembangkan
minat dan bakatnya, maka tentunya untuk dapat mencapai tujuan dari
pendidikan itu sendiri yaitu sebagai pembentuk karakter seseorang, maka
memerlukan proses pembelajaran yang mempunyai kesingkronisasian dengan
kebutuhan peserta didik dan umumnya masyarakat.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang


saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan
pasal 3 UU Sikdiknas No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional, pemerintah telah


melakukan berbagai upaya seperti yang juga dimuat dalam Undangundang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang didalamnya mencakup dasar
dan tujuan penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjaminan kualitas
pendidikan serta peran masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan
tersebut dibuat untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang baik dan lulusan
berkualitas di sektor jenjang pendidikan.
2
Untuk mendukung hal tersebut terlebih dahulu menentukan standar yang
harus menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka untuk itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Adapun standar yang menjadi dasar bagi penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana yang diatur dalam pasal 17 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005
yaitu;(1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3) Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarana, (6) Standar
Pengelolaan, (7) Standar Pembiyayaan, (8) Standar Penilaian.

Proses pendidikan akan terganggu bila salah satu komponen tersebut tidak
tersedia. Salah satu komponen tersebut adalah sarana dan prasarana. Keberadaan
sarana dan prasarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan,
sehingga termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi. Tanpa sarana
dan prasarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat
serius, bahkan bisa menggagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang mesti dihindari
oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.

Sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan yang sangat penting


dalam usaha menciptakan suasana yang kondusif dunia pendidikan. Proses
pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung dengan adanya sarana
dan prasarana yang baik pula. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai maka
perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan tujuan pendidikan
itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam
proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dominan. Sebab didalam
proses pembelajaran itulah terjadinya interialisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya
maupun norma-norma secara langsung. Karena itu, kegiatan belajar mengajar
merupakan ujung tombak untuk tercapainya pewarisan nilai-nilai diatas.

Dengan demikian dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana


pendidikan yang diperlukan perlu disusun perencanaan sebagai proses pemikiran dan
penetapan program pengadaan fasilitas yang ada sehingga tujuan pendidikan dapat

3
tercapai. Selain perencanaan yang baik, pelaksanaannyapun harus dikelola dengan
baik pula, mulai dari pengadaan, pendistribusian, penggunaan,pemeliharaan,
inventarusasi dan pengapusan, dilakukan pengawasan secara berkala.

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan


kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah.
Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pembelajaran, baik oleh guru
sebagai pengajar, maupun murid-murid sebagai pelajar.

Dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan terdapat banyak aktivitas


dalam pengelolaan fasilitas sekolah, yaitu perencanaan sarana dan prasarana,
pengadaan sarana dan prasarana, penyaluran sarana dan prasarana, inventarisasi
sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana dan prasarana, penyimpanan sarana dan
prasarana dan penghapusan sarana dan prasarana.

Terkait dengan hal di atas, manajemen sarana dan prasarana mutlak harus
diadakan dalam proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pembelajaran.
Agar semua fasilitas dapat digunakan secara optimal dalam proses pembelajaran,
maka fasilitas tersebut hendaknya dikeloladengan baik.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian dari manajemen yang ada
di lembaga pendidikan, sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting
dalam suatu organisasi, institusi ataupun lembaga pendidikan. Dalam suatu lembaga
pendidikan tentu memiliki cara tersendiri dalam mengelola sarana dan prasarana
pendidikannya. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pemenuhan sarana dan
prasarana pendidikan di lembaga sekolah yang dikelolanya dengan dibantu oleh wakil
kepala sekolah dibidang sarana dan prasarana. Untuk mewujudkan pusat sumber
belajar yang baik dan ideal, suatu lembaga pendidikan mau tidak mau wajib

4
menyediakan sarana prasarana pendidikan yang lengkap dengan kondisi yang baik
sesuai dengan kurikulum pelajaran yang ada.

Kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah harus


menyusun rencana sesuai dengan kebutuhan sekolah dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia. Dalam hal ini perencanaan sangat penting. Perencanaan dalam sarana
dan prasarana bukan hanya masalah kuantitas dan kualitas saja, tetapi faktor-faktor
edukatif lainnya juga harus diperhatikan.

SMK N 2 Binjai merupakan sekolah unggulan Negeri favorit. Sekolah ini


memiliki standar tertentu dari segi pengelolaannya dan merupakan salah satu sekolah
yang mendapat predikat akreditasi A. Yang menjadi perhatian penulis adalah
bagaimana proses perencanaan dalam pengelolaan sekolah yang seperti apakah yang
mendukung peningkatan kualitas agar mampu memenuhi sarana dan prasarana
sekolah yang bermutu sehingga menjadikan madrasah ini banyak diminati oleh
masyarakat kota Binjai khususnya masyarakat sekitaran kecamatan Binjai Timur.

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan diatas dan dengan


memperhatikan berbagai fenomena-fenomena pendidikan saat ini, maka penulis
berniat akan melakukan pengamatan secara menyeluruh dan mendalam terhadap
pengelolaan sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai. Dengan judul penelitian:
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA DI SMK N 2 BINJAI.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas,
yaitu: Bagaimana Proses Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMK N 2 Binjai?

5
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas,
yaitu: Untuk mengetahui Proses Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMK N 2
Binjai.
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
Secara Teoritis penelitian ini dijadikan sebagai bahan kajian oleh para peneliti
dalam rangka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
evaluasi program pendidikan dan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.
2. Secara Praktis
Sebagai hasil penelitian, penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi:
a. Mahasiswa/i untuk menjadi bahan perbandingan dalam penelitian
selanjutnya untuk meneliti masalah yang sama pada lokasi yang berbeda.
b. Secara akademis karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
c. Penulis juga dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang di
dapat di bangku perkuliahan dan untuk memenuhi syarat dalam memenuhi
tugas riset dalam mata kuliah evaluasi program pendidikan di program
study magister manajemen pendidikan Islam murni, di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan.

BAB II
KAJIAN TEORI

6
A. Hakikat Perencanaan Sarana dan Prasarana
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang
hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Salah satu alasan utama
menempatkan perencanaan sebagai fungsi organik manajerial yang pertama ialah
karena perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama kali diambil dalam
usaha pencapaian tujuan. Artinya, perencanaan merupakan usaha konkretisasi
langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam
strategi organisasi.1
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-
unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil
yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.2
Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian,
menentukan strategi pelaksanaan kegiatan, menentukan tujuan atau kerangka
tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menentukan rencana harus dilakukan
secara matang dengan melakukan kajian secara sistematis sesuai dengan kondisi
organisasi dan kemampuan sumber daya dengan tetap mengacu pada visi dan misi
organisasi.3
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan
dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Defenisi sederhana di atas sesungguhnya mengandung emat pokok pikiran
sebagai berikut: Pertama: suatu rencana tidak akan timbul dengan sendirinya
melainkan lahir sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang
telah dilakukan. Kedua, para manager selaku perencana mutlak perlu memiliki
1
Sondang P. Siagian. (2007). Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara. hal. 35.
2
Usman, H. (2006). Manajemen: teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
hal. 49.
ANDANG. (2014). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi, dan
3

Inovasi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. hal. 24-25.

7
keberanian mengambil keputusan dengan segala resiko. Ketiga, orientasi suatu
rencana ialah masa depan. Keempat, rencana harus mempunyai makna bahwa apabila
rencana itu dilaksanakan, ia akan mempermudah usaha yang akan dilakkan dalam
pencapaian tujan organisasi yang bersangkutan.
Berikut ini merupakan ciri-ciri rencana yang baik, sebagai berikut:
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Perencana sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai.
3. Rencana memenuhi persyaratan keahlian tekhnis.
4. Rencana harus disertai suatu rincian yag cermat.
5. Rencana berkaitan dengan pelaksanaan manajemen.
6. Rencana disusun dengan bahasa yang sederhana, jelas, sistematik, formal dan
menggunakan format dan penekanan prioritas yang baik.
7. Rencana bersifat fleksibilitas.4

Al-Qur’an menyatakan dalam Q. S. Al-Hasyr ayat 18 beberapa konsep


mengenai perencanaan yaitu:
        
          
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dn
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Perencanaan yang baik akan dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di
waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan
akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Ketika
menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya
untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-
batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai

4
Sondang P. Siagian. (2007). Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara. hal. 35

8
target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara
seimbang.
Adapun sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari dua unsur, yaitu sarana
dan prasarana. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya suatu proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah
Islam untuk pangajaran biologi, halaman sekolah Islam sebagai lapangan olahraga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.5
Dalam Alquran juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa
pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan. Alquran menjelaskan
bahwa alam raya yang diciptakan Allah Swt. dapat dijadikan sarana untuk belajar,
seperti hewan misalnya bisa menjadi alat dalam pendidikan. Sebagaimana dijelaskan
dalam salah satu surat dalam Alquran yaitu Surat an-Nahl/16 yang artinya lebah ayat
ke 68 dan 69 yang berbunyi:

Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di


bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”,
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

5
Rahmat Hidayat dan Candra Wijaya. (2017). Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Manajemen
Pendidikan Islam, Medan: LPPPI. hal. 131.

9
Ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi
orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya
akan meningkatkan keimanan dan kedekatan (taqarrub) seorang hamba kepada Allah
Swt. Nabi Muhammad saw. dalam mendidik para sahabatnya juga selalu
menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat
yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya
adalah dengan menggunakan gambar.
Jadi pada dasarnya perencanaan sarana dan prasarana merinci rancangan
pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan sesuai dengan kebutuhan fasilitas sekolah. Dengan demikian
perencanaan sarana dan prasarana persekolahan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah.

B. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Pada dasarnya tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana


pendidikan persekolahan adalah: 1) Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan, 2) Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalam pelaksanaannya. Salah rencana dan penentuan kebutuhan merupakan
kekeliruan dalam menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang kurang/tidak
memandang kebutuhan ke depan, dan kurang cermat dalam menganalisis kebutuhan
sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat kepentingan.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan


sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu: 1) Dapat membantu dalam
menentukan tujuan, 2) Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah
yang akan dilakukan, 3) Menghilangkan ketidakpastian, dan 4) Dapat dijadikan
sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan

10
bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.6

C. Unsur-Unsur yang Terlibat Dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana


Persekolahan

Agar maksud pemenuhan tuntutan sarana dan prasarana pendidikan


persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan maka dalam kegiatan perencanaan perlu
mengikut sertakan berbagai unsur atau pihak yang terkait di dalam pengembangan
sarana dan prasarana sekolah. Tujuannya adalah agar unsur atau pihak yang terkait
dapat memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini maka
unsur-unsur yang perlu dilibatkan adalah : Kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah,
Guru, Kepala Tata Usaha dan Bendahara, serta BP3 atau Komite Sekolah.7

D. Persyaratan yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan Persekolahan.

Dalam perencanaan sarana dan prasaran pendidikan persekolahan, maka ada


beberapa persyaratan-persyaratan yang harus diperhatikan sebagai berikut;

1. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus


dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar
mengajar.
2. Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut maka kejelasan suatu rencana dapat
dilihat pada:
a. Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada penyusunan
perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan.
b. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Petugas pelaksana, misalnya; guru. Karyawan, dan lain-lain.
d. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
e. Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan.
6
Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Manajemen sarana dan Prasarana Pendidikan
Persekolahan Berbasis Sekolah, Jakarta, hal.7.
7
Ibid., hal 8.

11
f. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis,
artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan
3. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang
terlibat dalam perencanaan.
4. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan skala
prioritas.
5. Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafond anggaran yang disediakan.
6. Mengikuti prosedur yang berlaku.
7. Mengikutsertakan unsur orang tua murid,
8. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan
kondisi yang tidak disangka-sangka.
9. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun),
jangka panjang (10 – 15 tahun).8
E. Prosedur Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Untuk perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dilakukan


melalui tahapan sebagai berikut:

1. Identifikasi dan Menganalisis Kebutuhan Sekolah


Identifikasi adalah pencatatan dan pendaftaran secara tertib dan teratur
terhadap seluruh kebutuhan sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang
kelancaran proses belajarar mengajar, baik untuk kebutuhan sekarang maupun yang
akan datang. Hal-hal yang terkait dalam identifikas dan menganalisis kebutuhan
sarana dan prasarana di sekolah, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan
sekolah.
b. Adanya sarana dan prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang atau sebab lain
yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan penggantian.

Sri Minarti. (2016). Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),
8

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 254.

12
c. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana yang dirasakan pada jatah perorangan
jika terjadi mutasi guru atau pegawai sehingga turut mempengaruhi kebutuhan
sarana dan prasarana.
d. Adanya persedian sarana dan prasarana untuk tahun anggaran mendatang.

2. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Yang Ada


Setelah identifikasi dan analisis kebutuhan dilakukan, selanjutnya diadakan
pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barang milik
sekolah ke dalam suatu daftar inventaris secara teratur menurut ketentuan yang
belaku.

3. Mengadakan Seleksi

Dalam tahapan mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan prasarana meliputi:

a. Menyusun konsep program, prinsip dalam menyusun program:


1) Ada penanggung jawab yang memimpin pelaksanaan program
2) Ada kegiatan kongkrit yang dilakukan
3) Ada sasaran (target) terukur yang ingin dicapai
4) Ada batas waktu
5) Ada alokasi anggaran yang pasti untu
6) k melaksanakan program.
b. Pendataan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendataan barang:
1) Jenis barang
2) Jumlah barang
3) Kondisi (kualitas) barang.
4. Sumber Anggaran/Dana

Pendanaan untuk pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, dan lain-lain


dibebankan dari APBN/APBD, dan bantuan dari BP3 atau Komite Sekolah. Adapun
perencanaan anggaran dilaksanakan dalam jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang. Fungsi perencanaan penganggaran adalah untuk memutuskan rincian

13
menurut standar yang berlaku terhadap jumlah dana yang telah ditetapkan sehingga
dapat menghindari pemborosan.9

Selain itu adapun prosedur dalam perencanaan sarana dan prasarana, menurut
Soekarno adalah:

1. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh


setiap unit kerja dan menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu.
3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang
telah tersedia sebelumnya.
4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia,
apabila dana yang tersedia tidak mencukupi maka perlu dilakukan seleksi terhadap
kebutuhan dengan melihat skala prioritas dan urgensi perlengkapan sekolah
tersebut.
5. Penetapan rencana pengadaan akhir.10

F. Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak dan Barang Tidak Bergerak

Perencanaan pengadaan barang bergerak dan tidak bergerak sekolah, harus


memenuhi beberapa syarat agar setelah pengadaan barang dapat digunakan secara
efektif dan efisien serta berkontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan sekolah.
Perencanaan pengadaan barang bergerak, baik perlengkapan dan perabot sekolah
harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat perlengkapan sekolah adalah : (1) keadaan bahan baku atau material
harus kuat, tetapi ringan, dan tidak membahayakan keselamatan siswa; (2) konstruksi
harus diatur agar sesuai dengan kondisi siswa; (3) dipilih dan direncanakan dengan
teliti dan baik serta benar- benar disesuaikan dengan usia, minat, dan taraf

9
Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Manajemen sarana dan Prasarana Pendidikan
Persekolahsn Berbasis Sekolah, Jakarta. hal 9.
10
Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. (2003). Manajemen
Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang. hal. 88.

14
perkembangan siswa; dan (4) pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga
benar-benar berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan siswa.

Syarat perabot sekolah adalah; (1) sesuai dengan ukuran fisik pemakai (siswa)
agar pemakainya fungsional dan efektif; (2) bentuk dasar memenuhi syarat-syarat,
yakni sesuai dengan aktivitas siswa dalam pembelajaan; kuat, mudah
pemeliharaannya, dan mudah dibersihkan; memiliki pola dasar yang sederhana;
mudah dan ringan untuk disimpan dan disusun; dan fleksibel sehingga mudah
digunakan dan tahan lama; mudah dikerjakan secara massal; dan keamanan pemakai
tinggi, bahan yang mudah didapat di pasaran, dan disesuaikan dengan keadaan
setempat.

1. Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak.


a. Barang habis pakai.
1) Menyusun daftar sarana sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
rencana kegiatan sekolah tiap bulan.
2) Memperkirakan biaya untuk pengadaan barang tersebut setiap bulan.
3) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan,
tengah tahunan, dan kemudian menjadi rencana tahunan.
b. Barang tidak habis dipakai.
1) Menganalisis dan menyusun keperluan sarana dan prasaran sesuai dengan
rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan fasilitas yang masih ada
dan yang masih dapat dipakai.
2) Memperkirakan biaya sarana dan prasarana yang direncanakan dengan
memperhatikan standar yang telah ditentukan.
3) Menetapkan skala prioritas menurut dana yang tersedia, urgensi kebutuhan
dan menyusun rencana pengadaan tahunan.
2. Perencanaan pengadaan barang tidak bergerak.
a. Tanah

15
1) Menyusun rencana pengadaan tanah berdasarkan analisis kebutuhsn
bangunan yang akan didirikan serta lokasi yang ditentukan berdasarkan
pemetaan sekolah.
2) Mengadakan survai tentang adanya fasilitas sekolah seperti: jalan, listrik,
air, telepon, transportasi dan sebagainya.
3) Mengadakan survai harga tanah.
4) Menyusun rencana anggaran biaya bangunan.
b. Bangunan
a. Menyusun rencana bangunan yang akan didirikan berdasarkan analisis
kebutuhan secara lengkap dan teliti.
b. Mengadakan survai terhadap tanah dimana bangunan akan didirikan, hal
luasnya, kondisi, situasi, status, perizinan dan sebagainya.
c. Menyusun rencana konstruksi dan arsitektur bangunan sesuai pesanan.
d. Menyusun rencana anggaran biaya sesuai harga standar yang berlaku di
daerah yang bersangkutan.
e. Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya (RAB) yang disesuaikan
dengan rencana pentahapan pelaksanaan secara teknis, serta
memperkirakan anggaran yang akan disediakan setiap tahun, dengan
memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan berdasarkan
kebijakan Dinas Pendidikan. 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Metode Penelitian


Pendekatan penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis dari penelitian
kualitatif yang mengungkapkan kejadian atas fakta, keadaan, fenomena, variabel dan

11
Rusydi Ananda dan Oda Kinata Banurea. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan, Medan; Widya Puspita, hal. 36-38.

16
keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang
sebenarnya terjadi.
Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun
rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas,
keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan
perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti,
melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.12
Metode pendekatan penelitian kualitatif deskriptif ini dilakukan dengan
menggambarkan dan mengungkapkan manajemen sarana dan prasarana sekolah di
SMK N 2 Binjai. Peneliti akan berusaha menjelaskan secara spesifik, detail dan
terperinci tentang seperti proses perencanaan sarana dan prasarana sekolah di SMK N
2 Binjai sesuai dengan fakta di lapangan.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini tentang proses proses perencanaan sarana dan prasarana sekolah
di SMK N 2 Binjai, subjek penelitiannya adalah wakil kepala sekolah bagian sarana
dan prasarana di SMK N 2 Binjai.

C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini berada di di SMK N 2 Binjai yang alamatnya di Jl.


Bejomuna No. 20, Timbang Langkat, Kec. Binjai Timur, Kota Binjai Prov. Sumatera
Utara.

D. Prosedur Pengumpulan Data


Berdasarkan pendekatan metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif
yang dikenal juga penelitian lapangan (Field research) yang mengadakan kegiatan
menghimpun data di lapangan dengan mengandalkan kecermatan pengumpulan data

Nana Syaodih Sukmadinata, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja


12

Rosdakarya, hal. 73.

17
untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Ada beberapa tekhnik pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:13
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian.
Metode observasi sebagai metode ilmiah yang diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.
2. Interview, Metode wawancara atau interview dipandang sebagai metode
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan
sistematis dan berlandaskan persetujuan penyelidikan, yaitu melakukan
wawancara secara langsung atau tanya jawab secara lisan.
3. Library Research, yaitu membaca berbagai macam buku yang berkenaan dengan
pembahasan penelitian ini yang berkenaan dengan akreditasi dan mutu madrasah.
4. Pengkajian Dokumen, dokumentasi merupakan suatu tekhnik dimana data
diperoleh dari kumpulan dokumen-dokumen yang ada pada benda tertulis,
petunjuk umum dan petunjuk tekhnis dan sebagainya. Dalam pelaksanaan
penelitian kualitatif dokumen dan foto sangat diperlukan, sehubungan dengan
setting tertentu yang digunakan untuk menganalisa data.

E. Analisis Data
Ada tiga unsur utama dalam proses analisis data pada penelitian kualitatif,
yaitu: reduksi data. Sajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
1. Reduksi Data. Reduksi data merupakan proses seleksi, membuat fokus,
menyederhanakan dan abstraksi dari data kasar yang ada dalam catatan lapangan.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian, berupa singkatan,
pembuatan kode, memusatkan tema, membuat batasan persoalan, dan menulis
memo.
2. Sajian Data. Sajian data merupakan suatu susunan informasi yang memungkinkan
dapat ditariknya suatu kesimpulan penelitian. Dengan melihat sajian data, peneliti
akan memahami apa yang terjadi serta memberikan peluang bagi peneliti untuk

13
Sutrisno Hadi, (2001), Metodologi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, hal. 136.

18
mengerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya.
Pada dasarnya sajian data dirancang untuk menggambarkan suatu informasi
secara sistematik dan mudah dilihat serta dipahami dalam bentuk sajian
keseluruhan sajiannya.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti harus
sudah memahami makna-makna dari sesuatu hal yang ditemui di lapangan.
Dengan adanya catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang menjadi sajian
informasi yang telah di saring dan dikelompokkan. Kesimpulan akhir pada
penelitian kualitatif, tidak akan ditarik kecuali setelah proses pengumpulan data
berakhir. Kesimpulan yang dibuat perlu diverifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas pada catatan lapangan
untuk memperoleh pemahaman yang lebih cepat.14
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini data harus dapat diterima untuk mendukung kesimpulan
penelitian. Oleh karena itu perlu digunakan standar keabsahan data. Secara umum,
tekhnik penjaminan keabsahan data terdiri dari: 1) keterpercayaan (credibility), 2)
keteralihan (transferablility), 3) keterandalan (dependability), 4) komfirmabilitas
(comfirmability).15
1) Keterpercayaan (Kredibilitas), yaitu penelitian melakukan pengamatan
sedemikian rupa dengan hal-hal yang berkaitan dengan variabel penelitian
sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Selanjutnya penelitian
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan melakukan
pembuktian pada kenyataan yang sedang diteliti. Keterpercayaan data yang
dimaksud dapat diperoleh melalui proses pengamatan yang berkelanjutan di
lokasi penelitian, serta mengumpulkan dokumen-dokumen seperti foto, dan lain
sebagainya.
2) Keteralihan, merujuk kepada kayakinan peneliti bahwa semua data yang
dikumpulkan terbatas pada konten dan tujuan penelitian bukan untuk generalisasi

Effi Aswita, (2012), Metodologi Penelitian Pendidikan, Medan: Unimed Press, hal. 139-140
14

Lexy J. Moleong, (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


15

Rosdakarya, hal 90.

19
kepada kelompok yang lebih besar. Dengan menggunakan tekhnik ini dapat
diharapkan hasil penelitian dapat digunakan pada situasi lain jika konteksnya ikut
dialihkan.
3) Kebergantungan, merujuk kepada stabilitas data. Pada tahap ini penelitian
melakukan penelitian ulang dengan konteks data yang sudah ada, bila konteks
data yang lama sudah sama dengan data yang baru maka suatu kepastian akan
didapatkan.
4) Kepastian, dapat lebih mudah diperoleh apabila dilengkapi dengan catatan-catatan
pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil penelitian. Karena itu melakukan
penelusuran audit, yakni dengan mengklasifikasikan data-data yang sudah
diperoleh kemudian mempelajari seluruh bahan yang sudah tersedia, lalu
penelitian menuliskan laporan hasil penelitian.

Namun, tidak keseluruhan tekhnik tersebut dipakai untuk dapat menjamin


keabsahan sebuah hasil penelitian, sebab untuk dapat menjamin keabsahan sebuah
data, perlu penyesuaian tekhnik sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam penelitian
ini, tekhnik yang digunakan adalah keterpercayaan, keteralihan dan keterandalan.

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

20
A. Temuan Umum

Temuan penelitian ini adalah sejarah dan perkembangan SMK N 2 Binjai,


Profil Sekolah, Visi, Misi dan Tujuan Sekolah dan Data Guru, dan Daftar Inventaris
Sarana Dan Prasarana di SMK N 2 Binjai.

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMK N 2 Binjai

SMK Negeri 2 Binjai adalah Sekolah Kelompok Teknik yang berlokasi di


Jalan Bejomuna Kota Binjai, Sumatera Utara. SMK Negeri 2 Binjai adalah kelompok
teknik dengan berbagai program keahlian diantaranya : Teknik Kendaraan Ringan,
Teknik Bodi Otomotif, Teknik Pengelasan, Teknik Bisnis dan Sepeda Motor, Teknik
Komputer dan Jaringan dan Desaain Permodelan dan Informasi Bangunan. Sekolah
ini didirikan pada tahun 2007 yang awal mula dipimpin oleh Drs. Muhammad Syafií
dari tahun 2007-2009, setelah itu SMK Negeri 2 dipimpin oleh Drs. Amri Chairil
Anwar tahun 2009-2016. Dengan pensiunnya Bapak Amri Chairil Anwar maka
kepemimpinan digantikan oleh Bapak Syaiful Bahri, S.Pd, M.Pd dari tahun 2016
hingga sekarang. Seiring dengan perkembangannya, SMK Negeri 2 Binjai pada tahun
2019 menambah program keahlian Jasa Boga untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja khususnya dibidang Kuliner. Adapun target dan tujuan program ini adalah
untuk memenuhi tenaga kerja terampil khususnya dibidang pengolahan makanan
dengan harapan setelah lulus mereka dapat bekerja di Hotel, Rumah
Makan/Restoran, selain itu juga mereka dapat berdikari dengan membuka Outlet
Kuliner sendiri. Dengan demikian mereka dapat membuka lapangan pekerjaan
senidiri.

2. Profil Sekolah SMK N 2 Binjai

IDENTITAS SEKOLAH
1 Nama Sekolah SMK Negeri 2 Binjai
Nomor Pokok Sekolah
2 10220314
Nasional

21
3 Nomor Statistik Sekolah 3410761001
4 Propinsi Sumatera Utara
5 Kota Kota Binjai
6 Kecamatan Binjai Timur
7 Kelurahan Timbang Langkat
8 Alamat Jalan Bejomuna
9 Kode Pos 20732
10 Telepon 061 – 8825908
11 Faksimile 061 – 8820410
12 E-Mail smkn2binjai@gmail.com
13 Website www.smkn2binjai.sch.id
14 Daerah Perkotaan
15 Status Sekolah Negeri
16 Kelompok Sekolah Teknologi Industri
17 Website www.smkn2binjai.sch.id
1. TKBB : B
2. TP : -
Akreditasi Program 3. TKR : A
18
Keahliaan 4. TSM : A
5. TPBO : A
6. TKJ : B
19 Tahun Berdiri 2006
20 Nomor Akte Pendirian 642.2-5543
21 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
22 Bangunan Sekolah MilikPemkoBinjai
23 Luas Sekolah 2.236 M2
24 Lokasi Sekolah
A. JarakKePusatKecamatan + 1 Km
B. JarakKePusat Kota + 3 Km
C. TerletakPadaLintasan Kota
25 Organisasi Penyelenggara Pemerintah
26 JumlahKeanggotaan Rayon 3 Sekolah

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

VISI
Menjadikan lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan diminati oleh
DU/DI, mengedepankan kualitas tamatan yang beriman dan bartaqwa
serta memiliki keunggulan kompetensi yang mampu bersaing di pasar
Nasional dan Internasional.
MISI

22
a. Meningkatkan kompetensi SDM dengan mengikuti pelatihan di DU /
DI sesuai perkembangan IPTEK.
b. Meningkatkan kerjasama yang lebih erat dengan LEMDIKLAT atau
instansi lain serta DU / DI yang memiliki reputasi tingkat Nasional
maupun Interbasional.
c. Meningkatkan keberadaan fasilitas dan sarana pendidikan.
d. Meningkatkan sumber dana dengan optimalisasi seluruh sumber daya
sekolah dan lingkungan.
e. Mengembangkan kurikulum dan bahan ajar yang relevan dengan
tuntutan dunia kerja secara Nasional dan Internasional.
TUJUAN
1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU / DI
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian pilihannya.
2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir,ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaftasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,
iman dan taqwa agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari
baik sacara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.

4. Data Guru SMK N 2 Binjai

NO NAMA NIP GOL. Mata Diklat


1 Syaiful Bahri. S.Pd, M.Pd 19631026 199001 1 001 IV/b Kepsek.
2 Drs. Mhd.Kadir 19630808 198903 1 008 IV/b T. Mesin
Yusria Sundari Sagala,
3 19671020 199011 2 001 IV/b IPA
M.Pd

23
4 Drs. Erwin Tonggo 19630316 199303 1 010 IV/b Kimia
5 Ludin Sitorus, M.Pd 19660705 199702 1 001 IV/b Fisika
6 Asnida Sikumbang, S.Pd 19700505 199512 2 001 IV/b B. Indonesia
7 Dra. Deliana 19610802 198803 2 002 IV/b Pkn
8 M. Taufik, S.Pd 19731204 199801 1 001 IV/b Matematika
9 Drs. Muhayin 19610323 200003 1 001 IV/b B. Inggris
10 Edi Supardi, S.Pd 19680317 200012 1 001 IV/a TKBB
11 Lister Marpaung 19700403 199301 2 001 III/d Fisika
12 Herwadi, S.Pd 19760223 200212 1 003 III/d Fisika
13 Rully Novar, S.Pd, M.Pd 19770528 200504 1 001 III/d PKn
14 Arianto, S.Pd 19731231 200312 1 015 III/d TKRO
15 Marahalim, M.Pd 19770416 200502 1 003 III/d Kimia
Pend. Ag.
16 Rusli Kembaren, S.Pd.I 19670902 199003 1 003 III/d
Islam
17 Drs. Kusdi 19650203 200604 1 003 III/d TBO/TPBO
18 Masriani, S.Pd 19710421 200604 2 008 III/d DPIB/TKBB
19 Paiman, S.Pd 19660929 200604 1 001 III/d Bhs. Inggris
20 Leili Sari Harahap, S.Pd 19721227 200502 2 002 III/d Bhs. Inggris
21 Dian Andriani, S.Pd 19820314 200604 2 010 III/d Matematika
22 Adriadi, S.Pd, M.Pd 19770108 200604 1 007 III/c SIMDIG
23 Desfi Risnayanti. P, S.Pd 19751204 200701 2 007 III/c TKBB
24 Yusni Maharani, S.Pd 19761018 200701 2 003 III/c B. Inggris
25 Miswanto, S.Pd 19810705 200904 1 006 III/c B. Inggris
26 Jeremia Bangun, ST 19660303 200701 1 010 III/c TKR/TKRO
27 Nurjannah, S.Pd 19720409 200701 2 002 III/c KW
Widya Hayati Husnah,
28 19740903 200804 2 001 III/c TKJ
S.Kom
Kristina Rosmeitin. D,
29 19780530 200804 2 001 III/c TKJ
S.Kom
30 Sortalina Sihombing, S.Pd 19741119 200903 2 005 III/c Matematika
31 Zuhud Suriono, S.Pd 19800311 200903 1 008 III/c Fisika
Pend.
32 Misno Ginting, S.Pd 19810717 200903 1 003 III/c
Olahraga

24
33 Rinawati Br. Sitepu, ST 19820205 200903 2 010 III/c TKJ
34 Haliza Irfani, S.Kom NO III/c TKJ
35 Wita Handayani, S.Pd 19830117 200903 2 005 III/c Matematika
Fitri Sri Banun Nasution,
36 19830720 200903 2 008 III/c TBSM
S.Pd
37 Fajarrudin, S.Pd 19840831200903 1 002 III/c Fisika
Sihar Maruli Tua Pend. Ag.
38 19810531 200903 1 004 III/c
Pangaribuan, S.Th Kristen
Fauziah M. Nur, S.Pd,
39 19760226 200904 2 001 III/c Bhs Prancis
M.Pd
40 Mia Julina Sipayung, S.Pd 19850829 200804 2 001 III/c BK
41 Risdiana Liline, S.Pd 19791029 200903 2 005 III/c B. Indonesia
Bimb.
42 Yusniati Lubis, S.Pd 19801201 200903 2 009 III/c
Konseling
43 Lily Prihatini, S.Pd 19830510 200903 2 015 III/c B. Indonesia
44 Yusnita, S.Pd 19841128 200903 2 009 III/c Sejarah
45 Moch. Musta'in, S.Pd 19800703 200903 1 002 III/c MULOK
46 Fahrul Amri, S.Pd.I 19771109 201001 1 007 III/c PAI
47 Zulham, S.Pd 19810201 201003 1 001 III/c KTU
48 Mujiono, S.Pd 19830703 201001 1 027 III/c TBSM
49 Lisbet Marpaung, S.Pd 19760605 200904 2 003 III/c DPIB/TKBB
50 Zahrani Harahap, S.Pd 19820207 201001 2 026 III/c DPIB/TKBB
51 Ivana Widia Astuti, S.Pd 19820616 201001 2 025 III/c Matematika
B.
52 Cory Marlia, S.Pd 19860303 201001 2 034 III/c
Indonesia,SB
53 Anda Kelana, S.Pd 19860505 201001 1 024 III/c DPIB/TKBB
B.
54 Wagini S.Pd 19800121 201001 2 013 III/c
Indonesia,KW
55 Melvi Ayu Lestari, S.Pd 19810531 201001 2 015 III/b Matematika
56 Parluhutan Sitinjak, S.ST 19800506 201101 1 011 III/b TKJ
Agustina M. Situmorang, Bimb.
57 19770815 201101 2 003 III/b
S.Pd Konseling
58 Muslim, S.Pd 19790325 201101 1 004 III/b Matematika
Suryaman Amipriono,
59 19820803 201101 1 002 III/b TSM
S.Pd
Helmi Agustina Hasibuan,
60 19850831 201101 2 007 III/b Matematika
S.Pd
Mangatur Hendra.P.S,
61 19860622 201101 1 003 III/b TBO
S.Pd

25
62 Miko Muchlis, S.Kom 19861101 201101 1 002 III/b TKJ
63 Herniyanti, S.Pd 19840810 201101 2 009 III/b Penjas
64 Siti Nuraidah, S.Pd 19840401 201101 2 020 III/b Kimia
65 Dumpang Parluhutan, S.Pd 19760420 201101 1 004 III/b Penjas
66 Mangantar Butar - Butar 19650127 198602 1 003 III/b BK
67 Ir. Dian Ratnawati, S.Pd 19650303 201212 2 002 III/b Staf TU
Andrian Leotama
68 19810817 200904 1 006 III/a SIMDIG
Sigalingging, S.Pd
Pend. Ag.
69 Elfrida Br. Purba S.Pd.K GTT -
Kristen
70 Eka Maulita Sahputri, S.Pd GTT - Seni Budaya
71 Laila Safwan, S.Pd.I GTT - PAI
72 Siti Almiyah Siregar, S.Pd GTT - IPS
73 Dedek Eko, S.Pd GTT - Produktif
74 Dra. Asnah GTT - PAI
75 Balqis Hikimitriyuza, S.Pd GTT - PKn
Dwi Chandra Handoko,
76 GTT - TP
S.Pd
Teknik
77 M. Maulana Diry GTT -
Gambar
78 Pristisal Wibowo, ST.MT GTT - Produktif
79 Rifqy Waldain, S.Pd,. Gr. GTT - Produktif
80 Wan Ainul Mardiah Honorer - Staf TU
Joan Andre Situmeang,
81 Honorer - Staf TU
S.Pd
Staf
82 Ziko Firlando Honorer -
Perpustakaan
83 Dwi Indah Lestari, S.Pd Honorer - Staf TU
84 Aryana, S.E Honorer - Staf TU
85 Pika Yunasti, S.E Honorer - Staf TU
86 Retno Kumala, S.Pd Honorer - BK
Staf
87 Desiani, S.Pd Honorer -
Perpustakaan
Tool Man
88 Wahyu Pangestu Honorer -
TSM/TBSM
Tool Man
89 Muhammad Rifa'i Honorer -
TKR/TKRO
90 Ryan Wahyu Honorer - Tool Man

26
TKJ
91 Junaidi Honorer - Satpam
92 Herman Darmawan Honorer - Kebersihan
93 Julham Honorer - Kebersihan
94 Supardi Honorer - T. Kebun
95 Asrul Honorer - T. Kebun
Wildan Hamdi Pradana, Tool Man
96 Honorer -
S.Pd TSM/TBSM
97 Erlanda Ramadan Honorer - Kebersihan
98 Aldi Wiranata Honorer - Tool Man TP
Penjaga
99 Wagiso Honorer -
Malam
Penjaga
100 Saelan Honorer -
Malam
101 Suki Utami, S.Pd Honorer - BK
102 Muhammad Rizky Honorer - Satpam

5. Daftar Inventaris Sarana Dan Prasarana di SMK N 2 Binjai

Keadaan / Kondisi
Jlh
NO Keterangan Gedung Rusak Rusak
ruang baik Ket
ringan berat

1 Ruang Teori 27 27

Bengkel

DPIB 2 2
TP 2 2
2 TKRO 3 3
TBO 2 2
TKJ 2 2
TBSM 3 3

27
3 Aula 1 1

4 Ruang Perpustakaan 1 1

5 Lab. Fisika+Kimia 1 1

6 Lab Komputer 3 3

7 Ruang Humas/BKK 1 1

8 Ruang Osis/Kesiswaan 11

9 Ruang Kepala 1 1

10 Ruang Guru 1 1

11 Ruang Tata Usaha 1 1

12 Mesjid 1 1

13 Ruang BK 1 1

14 Gudang umum 1 1

15 Pos Satpam 1 1

16 WC/Toilet 22 22

17 Halaman Olah Raga 1 1

B. Temuan Khusus
1. Proses Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMK N 2 Binjai
Dari hasil observasi dan study dokumen dapat diketahui bahwa sarana dan
prasarana di SMK N 2 Binjai sudah lengkap, baik itu dari bangunan gedung sekolah,
ruangan kelas, labolatorium, ruang pratikum, lapangan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Demikian juga pernyataan Bapak Muhammad Kadir selaku Wakil Kepala Sekolah
bidang Sarana dan Prasaran sebagai berikut:
“Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah kita disini sudah lengkap
semuanya, alhamdulillah. Kelasnya lengkap, ruangannya lengkap, kita juga
punya bengkel disini sebagai tempat anak-anak didik kita melakukan
pratikum, lapangan kita luas, masjid ada dibelakang, ruangan kantor tersedia
dan lab juga kamar mandi juga semuanya lengkap…”

28
Lengkapnya sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai ini tentu saja didapatkan
dari pengelolaan dan manajemen yang baik dari pihak sekolah. Dalam hal ini,
ternyata hal ini disebabkan juga karena sekolah mengadakan proses perencanaan
yang baik dan persiapan yang matang. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak
Muhammad Kadir beriku ini:

“Tentu saja, kita disini selalu mengadakan perencanaan sarana prasarana


dalam proses pengadaan itu….”

a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh


setiap jurusan di SMK N 2 Binjai

Perencanaan sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai ini diawali dengan


melakukan rapat perencanaan terlebih dahulu setiap akan melakukan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikannya. Rapat ini dilakukan untuk mengkoordinasikan
dan mengetahui hal apa saja kebutuhan yang urgent untuk diadakan. Hasil rapat
nantinya akan dianalisa, kemudian diadakan pendataan dan penentuan skala prioritas
untuk disesuaikan anggaran yang dimiliki sekolah, hal ini dapat kita simpulkan dari
kutipan wawancara dengan bapak Muhammad Kadir sebagai berikut:

“Dalam perencanaan itu, kita harus adakan rapat perencanaan dulu yaaa
dengan harapan kita dapat mengetahui aspirasi dari setiap kebutuhan masing-
masing jurusan…”

b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu

Rapat perencanaan sarana dan prasarana ini dilaksanakan setiap awal tahun
anggaran, yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian sarana dan
prasarana, bendahara, kepala bengkel, dan masing-masing ketua jurusan.
Sebagaimana penuturan dari Bapak wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana
berikut ini:

“Kita mengadakan perencanaan sarana dan prasarana itu di awal tahun


anggaran, biasanya itu di bulan januari… yang ikut dalam perencanaan itu

29
yang pastinya ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian sarana dan
prasarana, bendahara, kepala bengkel dan ketua-ketua jurusan….”

Tekhnis dari perencanaan dalam rapat pengadaan sarana dan prasarana


sekolah adalah dengan pengusulan kebutuhan sarana dan prasarana oleh guru-guru
kepada ketua jurusan, setelah itu ketua jurusan mengajukannya dalam rapat. Dalam
rapat nantinya akan diadakan pendataan/inventarisasi. Pendataan yang telah
dilaksanakan akan menghasilkan daftar tentang sarana dan prasarana apa saja yang
akan dilakukan pengadaan.

c. Melakukan analisis dan penentuan skala prioritas kebutuhan.

Kegiatan analisa dan penentuan skala prioritas kebutuhan dilakukan setiap


rapat perencanaan secara mufakat, sehingga kebutuhan yang lebih penting dan
mendesak itu dilaksanakan terlebih dahulu. Pihak sekolah selalu berusaha untuk
menentukan suatu tindakan atau kebijakan secara bersama melalui rapat, terbukti
dengan selalu diadakan rapat dalam menganalisa sarana dan prasarana kebutuhan
sekolah dan menentukan skala prioritas terhadap kebutuhan yang sangat penting dan
paling diutamakan saat itu melalui berbagai pertimbangan.

“….. berdasarkan kebutuhan masing-masing jurusan, ada pengusulan dari


ketua jurusan kepada pihak sekolah, setelah itu kita proses dulu mana
kebutuhan yang paling mendesak.”

d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia

Perencanaan kebutuhan ini kemudian disesuaikan dengan kubutuhan sekolah


untuk satu tahun ke depan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Sumber dana yang diperoleh dan
pengalokasiaanya terperinci pada proses ini yang dirangkum dalam suatu rencana.

“…Ada program dari jurusan, ini masukkan kedalam RAPBS disini, setelah
itu dibentuklah panitia penanggung jawab yang berwenang untuk pengadaan
sarana dan prasarana tersebut…”

30
Perencanaan sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai juga melibatkan komite
sekolah, biasanya akan diadakan rapat dengan komite sekolah untuk
memperbincangkan kebutuhan fasilitas yang diperlukan oleh peserta didik. Ada
kalanya komite sekolah juga ikut serta dalam pengadaan sarana dan prasarana di
SMK N 2 Binjai, sebagai mana pernyataan dari wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana berikut ini:

“…Iya ada juga rapat komite, mereka ikut membantu dalam pengadaan
bidang sarana dan prasarana, di dalam rapat itu disampaikan apa
permasalahan, apa yang dibutuhkan, di musyawarahkan solusinya, setelah itu
disepakati, nanti komite tersebut juga yang membentuk tim penanggungjawab
pengadaannya, membeli fasilitasnya, kita hanya mengarahkan dan
mengkoordinasikannya saja,… Seperti pengadaan puluhan unit computer di
sekolah ini, itu juga bagian dari bantuan komite sekolah…”

C. Pembahasan

Sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai sudah lengkap, baik itu dari
bangunan gedung sekolah, ruangan kelas, labolatorium, ruang pratikum, lapangan dan
fasilitas-fasilitas lainnya. Lengkapnya sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai ini
tentu saja didapatkan dari pengelolaan dan manajemen yang baik dari pihak sekolah.
Dalam hal ini, ternyata hal ini disebabkan juga karena sekolah mengadakan proses
perencanaan yang baik dan persiapan yang matang. Berikut ini adalah tahapan-
tahapan dalam perencanaan di SMK N 2 Binjai, yaitu:

a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh


setiap jurusan di SMK N 2 Binjai
Perencanaan sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai ini diawali dengan
melakukan rapat perencanaan terlebih dahulu setiap akan melakukan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikannya. Rapat ini dilakukan untuk mengkoordinasikan
dan mengetahui hal apa saja kebutuhan yang urgent untuk diadakan. Hasil rapat
nantinya akan dianalisa, kemudian diadakan pendataan dan penentuan skala prioritas
untuk disesuaikan anggaran yang dimiliki sekolah.
b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu

31
Rapat perencanaan sarana dan prasarana ini dilaksanakan setiap awal tahun
anggaran, yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian sarana dan
prasarana, bendahara, kepala bengkel, dan masing-masing ketua jurusan. Tekhnis
dari perencanaan dalam rapat pengadaan sarana dan prasarana sekolah adalah dengan
pengusulan kebutuhan sarana dan prasarana oleh guru-guru kepada ketua jurusan,
setelah itu ketua jurusan mengajukannya dalam rapat. Dalam rapat nantinya akan
diadakan pendataan/inventarisasi. Pendataan yang telah dilaksanakan akan
menghasilkan daftar tentang sarana dan prasarana apa saja yang akan dilakukan
pengadaan.
c. Melakukan analisis dan penentuan skala prioritas kebutuhan
Kegiatan analisa dan penentuan skala prioritas kebutuhan dilakukan setiap
rapat perencanaan secara mufakat, sehingga kebutuhan yang lebih penting dan
mendesak itu dilaksanakan terlebih dahulu. Pihak sekolah selalu berusaha untuk
menentukan suatu tindakan atau kebijakan secara bersama melalui rapat, terbukti
dengan selalu diadakan rapat dalam menganalisa sarana dan prasarana kebutuhan
sekolah dan menentukan skala prioritas terhadap kebutuhan yang sangat penting dan
paling diutamakan saat itu melalui berbagai pertimbangan.

d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia
Perencanaan kebutuhan ini kemudian disesuaikan dengan kubutuhan sekolah
untuk satu tahun ke depan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Sumber dana yang diperoleh dan
pengalokasiaanya terperinci pada proses ini yang dirangkum dalam suatu rencana.
Perencanaan sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai juga melibatkan komite
sekolah, biasanya akan diadakan rapat dengan komite sekolah untuk
memperbincangkan kebutuhan fasilitas yang diperlukan oleh peserta didik. Ada
kalanya komite sekolah juga ikut serta dalam pengadaan sarana dan prasarana di
SMK N 2 Binjai.

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan sarana dan prasarana di SMK N 2 Binjai merupakan tahapan


awal dalam pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah tersebut, di dalam
perencanaan itu ada keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan
kebutuhan fasilitas yang diperlukan oleh peserta didik, guru-guru dan seluruh staf
yang ada di SMK N 2 Binjai, termasuk rancangan pembelian, pengadaan rehabilitasi,

33
distribusi serta pengadaan perlengkapan sekolah tersebut. Perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan di SMK N 2 Binjai dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh


setiap jurusan di SMK N 2 Binjai.
2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu.
3. Melakukan analisis dan penentuan skala prioritas kebutuhan
4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang
tersedia.
5. Penetapan rencana pengadaan sarana dan prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda. Rusydi dan Banurea. Oda Kinata. (2017). Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan, Medan; Widya Puspita.

ANDANG. (2014). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep,


Strategi, dan Inovasi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA.

Aswita. Effi, (2012), Metodologi Penelitian Pendidikan, Medan: Unimed Press.

34
Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Manajemen sarana dan Prasarana
Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, Jakarta.

H. Usman,. (2006). Manajemen: teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Hadi. Sutrisno, (2001), Metodologi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset.

Hidayat. Rahmat dan Wijaya. Candra. (2017). Ayat-ayat Al-Qur’an tentang


Manajemen Pendidikan Islam, Medan: LPPPI.

Minarti. Sri. (2016). Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri), Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Moleong. Lexy J., (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Siagian. Sondang P.. (2007). Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata. Nana Syaodih, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. (2003). Manajemen


Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang.

Lampiran

35
36

Anda mungkin juga menyukai