NIM : 1173313019
BLEENDED LEARNING I
MANAJEMEN KURIKULUM
Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh
kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah,
dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik
yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu
minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha
untuk pencapaian tujuan kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan
langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang proses
belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan
kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan
untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam
memecahkan masalah.
dijadikan cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada
masa yang akan datang;
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap
pihak yang berkepentingan;
dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah dan pihak-pihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan
memperhatikan masukan komite sekolah;
disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Untuk itu, maka rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan visi sekolah
adalah:
mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dan peraturan perundangan lainnya
yang baku dan telah menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia
mengacu visi umum pendidikan
memiliki indikator prestasi akademik dan non akademik
berkepribadian, nasionalisme, budaya-nasional/Indonesia
perkembangan era global
perkembangan IPTEK
dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan
sesuai konteks daerah, yayasan, sekolah, peserta didik
belum operasional
menggambarkan harapan masa datang
Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga mampu,
berpendidikan tinggi dan memiliki harapan anaknya menjadi orang hebat, lulusannya
melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya:
UNGGUL DALAM PRESTASI, BERAKHLAQUL KARIMAH, TERAMPIL DAN
MANDIRI.
Sekolah yang terletak di perkotaan, mayoritas peserta didiknya berasal dari keluarga
mampu dan hampir seluruh lulusannya ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih
tinggi, dapat merumuskan visinya: UNGGUL DALAM PRESTASI
BERDASARKAN IMTAQ, TERAMPIL DAN MANDIRI
Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju dari Sekolah di
perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan
ke Sekolah favorit/berprestasi, dapat merumuskan visinya: TERDIDIK, TERAMPIL
DAN MANDIRI BERDASARKAN IMAN /TAQWA.
Sekolah yang terletak di daerah pinggiran kota (urban) yang umumnya tingkat
kemajuannya menengah dibanding Sekolah di perkotaan atau pedesaan;
masyarakatnya pekerja, lingkungannya abangan, perilaku moral rendah, dan banyak
peserta didiknya tidak melanjutkan ke Sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan
visinya : BERAKHLAQUL KARIMAH MANDIRI DAN TERAMPIL
BERDASARKAN IMTAQ.
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan
penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang
dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk
memenuhi tuntutan sekolah dengan berbagai indikatornya. Rumusan misi selalu dalam
bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan
“keadaan” sebagaimana pada rumusan visi. Dalam hal ini, satu indikator visi dapat
dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator visi dengan rumusan misi harus
ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas. Dengan kata lain, misi adalah
bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi. Misi mengacu kepada
indikator. Satu indikator bisa dicapai dengan lebih dari satu misi, ada benang
merahnya dengan misi, redaksinya operasional, terukur, menggunakan kata kerja, misalnya
dengan kata ‘mewujudkan’, ‘mengembangkan’, ‘memenuhi’, ‘meningkatkan’,
‘memberdayakan’, dan sebagainya.
Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang, maka tujuan dirumuskan
untuk jangka waktu menengah. Dengan demikian tujuan pada dasarnya merupakan tahapan
atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dicanangkan. Tujuan mengarahkan
perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dalam rangka merealisasikan misi. Pencapaian
tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi.
Dalam memilih materi pembelajaran, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut;
2. Menyusun materi
Setelah materi dipilih, selanjutnya materi tersebut disusun sebagai satu-kesatuan
yang utuh dengan urutan yang logis. Oleh sebab itu dalam penyusunan materi perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana kemateri yang kompleks.
b. Materi pembelajaran disusun dari materi yang dianggap mudah kemateri yang
dianggap sulit.
c. Penyusunan materi sebaiknya diawali dari materi yang termasuk konsep.
5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran;
Pengorganisasian pembelajaran memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran
khususnya dalam menyusun skema tahapan kegiatan (alur kegiatan pembelajaran)
perngembangan organisasi melalui visi dan misi tidak terbatas membentuk strategi yang
strategis melainkan bagaimana kita harus dapat memadukan sebuah keterampilan mengelola
strategi pengorganisasian pembelajaaraan yang terpadu.
1) Tes hasil belajar harus dapat mengukur hasil belajar yang diperoleh setelah proses
balajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum.
2) Butir tes hasil belajar harus disusun sedemikian rupa sehingga perangkat tes yang
terbentuk benar-benar mewakili keseluruhan bahan yang tekah dipelajari.
3. Perangkat tes hasil belajar hendaknya mengukur keseluruhan aspek kompetensi yang
diharapkan dan keseluruhan tingkat kemampuan hasil belajar yang diharapkan.
4. Perangkat tes hasil belajar hendaknya disusun dari berbagai bentuk dan tipe butir soal
sesuai dengan hakikat hasil belajar yang diharapkan.
5. Interpretasi hasil belajar disesuaikan degan pendekatan pengukuran yang dianut
apakah mengacu pada norma kelompok (norm reference) ataukah mengacu pada
patokan criteria tertentu (criterion reference)
6. Hasil tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-
mengajar.
Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah menetukan minggu efektif dalam
setiap semester pada satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui
berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam
satu tahun ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan standard isi yang
ditetapkan.
Program tahunan (Prota) merupakan rencana program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, yakni
dengan menetapkan alokasi dalam waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar
kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Program ini perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya.
2. penjabaran materi;