Anda di halaman 1dari 9

Modul 5: MODEL PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER

Kegiatan Belajar 1

Model Pengembangan Rencana Pembelajaran

Ada banyak model pengembangan rencana pembelajaran di antaranya model Gagne, model Kemp,
model Gerlach & Ely, model Dick dan Carey, model Banathy, dan model PPSI. Masing-masing model
memiliki perbedaan dan persamaan. Persamaan dari model tersebut adalah mengandung 3 kegiatan
pokok, yaitu: mengidentifikasikan masalah; mengembangkan pemecahannya; dan menilai pemecahan,
dan mengandung unsur dasar yang sama yaitu siswa, tujuan, metode dan kegiatan belajar-mengajar.

Ada 5 kriteria untuk memilih model, yaitu harus sederhana, lengkap, dapat diterapkan, luas, dan teruji.

Langkah-langkah pengembangan model Banathy adalah:

1. Merumuskan tujuan belajar secara spesifik dan objektif,

2. Menyusun tes untuk mengukur ketercapaian tujuan,

3. Menentukan tugas-tugas yang akan diberikan agar tujuan dicapai, dan

4. Menganalisis sistem yang meliputi analisis fungsi tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana,
siapa yang akan melakukannya, membagi fungsi pada tiap komponen, dan menentukan jadwal kapan
pelaksanaannya dan di mana tempatnya.

Adapun langkah pengembangan model Dick & Carey meliputi:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran.

2. Menentukan macam kegiatan belajar/keterampilan yang memungkinkan tujuan pembelajaran


tercapai.

3. Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa untuk menentukan pola strategi
pembelajaran.

4. Merumuskan tujuan khusus.

5. Menyusun butir-butir tes berdasarkan acuan patokan.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran, berupa pengalaman belajar yang akan dialami siswa.

7. Mengembangkan dan memilih materi/bahan pembelajaran.

8. Mengadakan evaluasi formatif.


9. Mengadakan revisi sistem hasil evaluasi formatif.

10. Mengadakan evaluasi sumatif.

Adapun langkah-langkah mengembangkan model Gerlach & Ely adalah:

Pertama: menentukan materi yang akan diajarkan serta merumuskan tujuan pembelajaran.

Kedua: menilai perilaku siswa yang belajar.

Ketiga: melakukan lima hal secara simultan, yaitu: menentukan strategi; mengatur pengelompokan
siswa; mengalokasikan waktu; menentukan tempat atau ruangan mengajar, dan memilih sumber belajar
yang akan digunakan.

Kegiatan Belajar 2:

Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Dari beberapa sumber, terdapat beberapa kesamaan pengertian ekstrakurikuler, yaitu pertama,
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diprogramkan di luar jam pelajaran sekolah; kedua,
kegiatan ekstrakurikuler diarahkan untuk membantu ketercapaian program kurikuler.

2. Perbedaan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan kegiatan kurikuler dapat ditinjau dari sifat
kegiatan, waktu pelaksanaan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, teknis pelaksanaan, serta kriteria
evaluasi keberhasilan.

3. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan ekstrakurikuler di antaranya adalah
memperluas, memperdalam pengetahuan dan kemampuan/kompetensi yang relevan dengan program
intrakurikuler, memberikan pemahaman terhadap hubungan antarmata pelajaran, menyalurkan minat
dan bakat siswa, mendekatkan pengetahuan yang diperoleh dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat/lingkungan, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

4. Dalam upaya mencapai tujuan kegiatan ekstrakurikuler, ada sejumlah kegiatan yang dapat
diprogramkan di antaranya adalah kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara, pembinaan kedisiplinan dan
hidup teratur, pembinaan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan, pembinaan keterampilan,
hidup mandiri dan kewiraswastaan, pembinaan hidup sehat dan kesegaran jasmani, serta pembinaan
apresiasi dan kreasi seni. Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan untuk membantu secara langsung
program kurikuler sekolah.

5. Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya, sumber
daya manusia yang tersedia seperti kepala sekolah, guru-guru; dana, sarana dan prasarana; serta
perhatian orang tua siswa.
6. Perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler perlu disusun oleh kepala sekolah bersama guru agar
memperoleh hasil yang maksimal. Terdapat sejumlah komponen yang harus dirumuskan dalam
perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di antaranya bidang atau materi kegiatan, jenis kegiatan, tujuan
atau hasil yang diharapkan, sarana penunjang, kendala atau hambatan yang mungkin muncul, waktu
pelaksanaan, dan penanggung jawab. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan, perlu diperhatikan
beberapa prinsip di antaranya berorientasi pada tujuan, prinsip sosial dan kerja sama, prinsip motivasi,
prinsip pengkoordinasian dan tanggung jawab, serta prinsip relevansi.

Modul 6: PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1:

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran berarti penyusunan langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan yang


terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari
kemampuan mendeskripsikan kompetensi pembelajaran, memilih dan menentukan materi,
mengorganisasi materi, menentukan metode/strategi pembelajaran, menentukan perangkat penilaian,
menentukan teknik penilaian, dan mengalokasikan waktu. Komponen-komponen itu merujuk pada apa
yang akan dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, sebelum
kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya dilaksanakan.

Manfaat perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

2. sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.

3. sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun siswanya.

4. sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat dapat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerjanya.

5. sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

6. perencanaan pembelajaran dibuat untuk menghemat waktu, tenaga, alat, dan biaya.

Kegiatan Belajar 2:

Pengembangan Silabus dan Rencana atau Satuan Pelajaran


Silabus adalah garis besar ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok materi pelajaran. Silabus adalah
rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada kelas dan jenjang
tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.

KBK atau Kurikulum 2004 menyebutkan silabus sebagai:

1. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan
penilaian hasil belajar.

2. Komponen silabus menjawab 1) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa? 2) bagaimana
cara mengembang-kannya? 3) bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai siswa?

3. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam
menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan pembelajaran.

4. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah, kelompok
kerja guru, dan dinas pendidikan.

Isi silabus minimal harus mencakup unsur:

1. tujuan mata pelajaran,

2. sasaran mata pelajaran,

3. keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik,

4. uraian topik-topik yang akan diajarkan,

5. aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pembelajaran,

6. berbagai teknik evaluasi yang akan digunakan.

Komponen silabus terdiri dari: 1) bidang studi yang akan diajarkan, 2) tingkat sekolah dan semester, 3)
pengelompokan standar kompetensi, kompetensi dasar, 4) indikator, 5) materi pokok, 6) strategi
pembelajaran, 7) alokasi waktu, dan 8) bahan/alat/media. Komponen pokok silabus terdiri dari: standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.

Manfaat silabus adalah sebagai pedoman dalam pengembangan seluruh kegiatan pembelajaran.

Prinsip pengembangan silabus adalah: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa,
sistematis, dan relevan.
Proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh langkah utama, yaitu: 1) penulisan
identitas mata pelajaran, 2) perumusan standar kompetensi, 3) penentuan kompetensi dasar, 4)
penentuan materi pokok dan uraiannya, 5) penentuan pengalaman belajar, 6) penentuan alokasi waktu,
dan 7) penentuan sumber bahan.

Rencana mengajar merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam
penentuan pengalaman belajar. Guru dapat mengembangkan rencana pembelajaran dalam berbagai
bentuk.

Perencanaan pembelajaran dapat dibagi menjadi rencana mingguan dan harian. Rencana harian adalah
rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap hari mengajar.

Dalam menyusun rencana pembelajaran harian ini guru perlu selalu berpusat pada siswa, dan semua
kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar baik secara fisik maupun
mentalnya.

Prinsip-prinsip persiapan mengajar adalah harus sederhana, dan fleksibel, kegiatan yang dikembangkan
sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan, persiapan pembelajaran harus utuh dan menyeluruh
serta jelas indikatornya, kemudian, harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program sekolah.

Modul 7: TELAAH KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Kegiatan Belajar 1:

Analisis Komponen Kurikulum

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, sosial, dan budaya memberikan dampak bagi
dunia pendidikan. Kurikulum sebagai pedoman pendidikan harus merespons segala perkembangan
tersebut. Kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat, dan globalisasi menuntut adanya perubahan
kurikulum pendidikan di negara kita.

Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2004 atau disebut juga kurikulum berbasis
kompetensi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan
penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan
bahwa mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan program untuk mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

Fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu: 1. sarana pembinaan kesatuan dan persatuan
bangsa; 2. sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya; 3. sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan
berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4.
sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut
berbagai masalah; 5. sarana pengembangan penalaran, dan; 6. sarana pemahaman beraneka ragam
budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia.

Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia yaitu; 1. siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan bahasa negara; 2. siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk,
makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam keperluan dan
keadaan; 3. siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual , kematangan emosional dan sosial; 4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan
berbahasa (berbicara dan menulis); 5. siswa mampu menikmati, menghayati, memahami dan
memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6. siswa menghargai dan membanggakan
sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh siswa yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku. Standar kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau
ditampilkan untuk suatu pelajaran. Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai
siswa. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. Indikator merupakan
rincian hasil belajar dan yang menjawab pertanyaan” Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa peserta
didik sudah dapat mencapai hasil pembelajarannya.”

Kegiatan Belajar 2:

Analisis Kompetensi dan Hasil Belajar

Prinsip pembelajaran bahasa Indonesia tidak bertujuan untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa,
tetapi siswa memiliki kemampuan berbahasa untuk pelbagai keperluan komunikasi. Kemampuan
berbahasa yang dimaksud adalah kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Di
dalam kurikulum 2004 baik di SMP ataupun di SMU, kemampuan tersebut dirumuskan dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar Kemampuan tersebut di dalam pembelajaran dilaksanakan secara
terpadu dan saling menunjang satu dengan yang lainnya. Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan di setiap jenjangnya dapat dilihat hasil belajar yang diharapkan setelah proses
pembelajaran. Hasil belajar tersebut dirinci kembali menjadi indikator-indikator pembelajaran.
Modul 8: INDIKATOR PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA

Kegiatan Belajar 1:

Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Aspek pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdiri atas 1) kemampuan berbahasa Indonesia yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, 2) bersastra baik sastra lisan maupun sastra tulis.
Kedua aspek ini (berbahasa dan bersastra) tidak memiliki perbedaan di dalam pelaksanaan. Materi yang
berupa sastra lisan dipelajari dengan cara mengapresiasinya secara lisan yaitu didengarkan dan
dibicarakan atau dibahas secara lisan dan tertulis. Materi yang berupa sastra tulis diapresiasi dengan
cara dibaca dan dibahas secara tertulis atau secara lisan. Dengan demikian pada hakikatnya belajar
bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi, mengungkapkan ide, pikiran, perasaan, pengalaman,
dan pendapat secara lisan dan tertulis.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) berisi muatan yang mengacu pada perolehan kemampuan siswa di
akhir pelajaran. Jabaran dari kompetensi berbentuk indikator-indikator. Perbedaan antara indikator dan
kompetensi dasar terletak pada luasnya cakupan isi atau muatan. Cakupan muatan indikator lebih
sempit dibandingkan dengan kompetensi dasar. Sebab, indikator merupakan rincian dari kompetensi
dasar.

Untuk mengukur seberapa jauh siswa dapat mencapai indikator materi pembelajaran tertentu
digunakan alat evaluasi. Alat evaluasi dapat berupa tes, pemberian tugas, atau ulangan harian. Tes atau
tugas dapat berupa tes teori atau pun praktek. Dengan adanya pemberuan dalam bidang pendidikan,
evaluasi proses sangat baik untuk dilaksanakan. Untuk melakukan evaluasi pembelajaran bahasa secara
baik, lihat modul-modul akhir mata kuliah Evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia (PBIN4302) dan
Pembaharuan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (PBIN4405).

Indikator memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Perbuatan atau responsi yang dapat dilakukan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki
kompetensi dasar tertentu.

2. Rincian hasil belajar yang lebih spesifik.

3. Dikembangkan berdasarkan materi pembelajaran dan kompetensi dasar.

4. Dirumuskan dengan kata kerja operasional.

5. Petunjuk pencapaian kompetensi dasar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi beberapa
indikator adalah dengan terlebih dulu mempelajari kompetensi. Penjabaran indikator harus berfokus
pada kompetensi apa yang akan dimiliki siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Setelah itu
lakukan kegiatan berikut ini.

1. Tentukan berapa lama kompetensi tersebut akan dicapai serta seberapa jauh tingkat kemampuan
yang ingin dicapai.

2. Keselarasan antara kompetensi dasar dan indikator perlu diutamakan dalam penjabaran ini.

3. Penyusunan indikator diawali dari indikator yang sederhana ke indikator yang lebih sulit.

4. Perbuatan atau tindakan yang dijabarkan pada indikator harus jelas terukur. Pernyataan indikator
harus konkret.

Kegiatan Belajar 2:

Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kemampuan telah tersedia di dalam kurikulum
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis kompetensi baik SMP maupun SMA. Namun,
seyogianya para guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mengetahui bahkan mampu
mengembangkan indikator-indikator kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sendiri.
Kemampuan para guru ini menjadi modal untuk menyusun model pembelajaran atau mengembangkan
desain pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan baik.

Hal yang penting di dalam model pembelajaran adalah pengalaman belajar yaitu kegiatan-kegiatan
belajar yang dilakukan siswa di dalam proses belajar mengajar dalam rangka mencapai kompetensi atau
indikator-indikator kemampuan siswa. Pengalaman belajar dikem-bangkan berdasarkan indikator-
indikator tersebut.

Berikut ini adalah tahapan yang dilalui dalam mengembangkan indikator menjadi pengalaman belajar.

1. Langkah awal apa yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi indikator 1?

2. Apakah ada kegiatan pendukung lain yang dapat digunakan untuk mencapai indikator 1?

3. Jika ada, lakukan!

4. Jika tidak ada lagi kegiatan pendukung untuk mencapai kemampuan yang ada pada indikator maka
lakukanlah kegiatan (sebagai pengalaman belajar) sesuai kata kerja operasional yang ada dalam
indikator.

5. Demikian pula dengan indikator-indikator berikutnya.


Melalui indikator dan pengalaman belajar yang akan dilakukan siswa itulah model pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia dikembangkan. Jika guru ingin memiliki persiapan mengajar yang lebih rinci, guru
dapat menyusun desain pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan mengacu pada model
pembelajaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai