Anda di halaman 1dari 13

MODUL I LOGIKA MATEMATIKA

A. Pernyataan

Kalimat dekleratif (pernyataan) adalah kalimat yang mempunyai nilai nilai benar atau
salah saja, dan tidak keduanya pada saat yang sama. Nilai kebenaran kalimat
disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.

Pernyataan dilambangkan dengan sebuah huruf kecil, misalnya p, q, r, dan


sebagainya. Pernyataan yang benar memiliki nilai kebenaran benar (B), sedangkan
pernyataan yang salah memiliki nilai kebenaran salah (S). Berikut adalah beberapa
contoh pernyataan,
1. p : Semua bilangan prima adalah ganjil
2. q : Jumlah titik sudut dalah suatu balok adalah 8
3. r : Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh Kusbini
4. s : Jumlah hari pada bulan Mei adalah 31 hari
5. t : Jika 2x = 6 maka x = 3
Kalimat 2), 4), dan 5) merupakan contoh pernyataan bernilai benar, sedangkan
kalimat 1) dan 3) merupakan contoh pernyataan bernilai salah.

B. Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi

1. Ingkaran (negasi)
Perhatikan pernyataan “ Jakarta adalah ibu kota RI”
Bagaimana ingkaran (negasi) pernyataan tersebut? Dengan mudah dapat dijawab
“Jakarta bukan ibu kata RI” atau “Tidak benar Jakarta adalah ibu kota RI” jika
pernyataan awal bernilai benar maka ingkarannya bernilai salah.

Ingkaran pernyataan p atau negasi p dinyatakan dengan “p”. jika p pernyataan bernilai
benar, maka  p bernilai salah. Sebaliknya jika p bernilai salah, maka p bernilai benar.
Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ingkaran suatu pernyataan
adalah menambahkan kata “bukan” atau “tidak benar” pada kalimat.

Contoh:
1. p : Kuala Lumpur ibu kota Malaysia (B)
p : Kuala Lumpur bukan ibu kota Malaysia (S)
Atau p : Tidak benar Kuala Lumpur ibu kota Malaysia (S)

2. q : Hari Senin tidak ada tes kompetensi logika matematika.


q : Hari Senin ada tes kompetensi logika matematika.
3. r : Yusuf seorang manajer
r : Tidak benar Yusuf seorang manajer
Atau r : Yusuf bukan seorang manajer.

4. s : 10 – 3 < 5 (S)
s : Tidak benar bahwa 10 – 3 < 5 (B)
Atau s : 10 – 3  5

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dibuat table nilai kebenaran untuk ingkaran
(negasi) sebagai berikut:

p p
B S
S B

Sesungguhnya penambahan kata “bukan” atau “tidak benar” pada pernyataan


semula tidaklah cukup. Bagaimana negasi dari kalimat “Semua siswa SMK adalah atlit”.
Untuk menentukan ingkaran atau negasi yang efektif dari pernyataan yang bervariasi.
Anda dapat menggunakan table berikut:

Pernyataan Negasi/Ingkaran
Semua ……. Ada/beberapa…..tidak….
Ada/beberapa….. Semua….tidak…..
Sama dengan ( = ) Tidak sama dengan   
Lebih dari ( > ) Kurang dari atau sama dengan   
Lebih dari atau sama dengan    Kurang dari ( < )
Kurang dari ( < ) Lebih dari atau sama dengan   
Kurang dari atau sama dengan    Lebih dari ( > )

Contoh
Tentukan negasi dari pernyataan berikut:
a. Semua hewan berkaki empat.
b. Ada ikan yang bernapas dengan paru-paru
c. Ada manusia yang tidak dapat hidup di daerah pegunungan.
d. Semua siswa SMK tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi
e. 3 + 12 : 4 < 5
Penyelesaian :
a. Ada hewan yang tidak berkaki empat.
b. semua ikan tidak bernapas dengan paru-paru
c. semua manusia dapat hidup di daerah pegunungan.
d. Beberapa siswa SMK dapat melanjutkan ke perguruan tinggi
e. 3 + 12 : 4  5

2. Pernyataan majemuk

Pernyataan majemuk adalah pernyataan baru yang diperoleh dari


penggabungan beberapa pernyataan tunggal dengan kata hubung kalimat tertentu,
yaitu dan, atau, tetapi, jika…maka…., ….jika dan hanya jika….

Dalam pelajaran logika (matematika) kata hubung kalimat diterjemahkan sebagai kata
hubung logika, yaitu : konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.

A. Konjungsi

Konjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari
pernyataan p dan q dengan menggunakan kata penghubung “dan”. Konjungsi
dilambangkan dengan notasi “”
Jika p dan q adalah dua pernyataan, maka p  q ( dibaca p dan q).
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat konjungsi.
1. p : Saham adalah surat berharga.
q : Saham diperjual belikan di bursa efek.
p  q : Saham adalah surat berharga dan diperjual belikan di bursa efek

2. p : UMR tidak naik.


q : Pembangunan di Batam menjadi lancar.
p  q : UMR tidak naik dan pembanguna di Batam menjadi lancar.

Nilai kebenaran konjungsi pernyataan p dan q bergantung pada nilai kebenaran


pernyataan p dan q yaitu selalu mengikuti ketentuan “konjungsi” p  q bernilai benar
jika p dan q keduanya bernilai benar, dalam hal lain bernilai salah.

p q pq
B B B
B S S
S B S
S S S

Contoh:

1. p : Bulan April terdiri dari 30 hari. (B)


q : Musim hujan di Indonesia terjadi antara bulan Oktober hingga April. (B)
p  q : Bulan April terdiri dari 30 hari dan musim hujan di Indonesia terjadi antara
bulan Oktober hingga April.(B)

2. p : Persegi memiliki empat sisi. (B)


q : 2 + 3 = 6 (S)
p  q : Persegi memiliki empat sisi dan 2 + 3 = 6 (S)

3. p : Bunga mawar pasti berwarna merah. (S)


q : Hujan tidak akan terjadi dimalam hari. (S)
pq : Bunga mawar pasti berwarna merah dan hujan tidak akan terjadi dimalam
hari. (S)

B. Disjungsi
Konjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk
dari pernyataan p dan q dengan menggunakan kata penghubung “atau”. Konjungsi
dilambangkan dengan notasi “  ”
Jika p dan q adalah dua pernyataan, maka p  q ( dibaca p atau q).

Berikut adalah beberapa contoh disjungsi inklusif.


1. p : Ponsel adalah alat komunikasi
q : Ponsel adalah alat transportasi
p  q : Ponsel adalah alat komunikasi atau transportasi.
2. p : Dua garis yang sejajar mempunyai titik potong.
q : 6 merupakan bilangan rasional.
3. p  q : Dua garis yang sejajar mempunyai titik potong atau 6 merupakan
bilangan rasional.

Nilai kebenaran disjungsi dari dua pernyataan p dan q dapat dilihat pada table berikut:
p q pq
B B B
B S B
S B B
S S S

Contoh :
1. p : 102 = 100 (B)
q : 3 adalah bilangan ganjil (B)
p  q : 102 = 100 atau 3 adalah bilangan ganjil (B)

2. p : Ada 7 hari dalam satu minggu (B)


q : Jakarta adalah ibu kota Jawa Timur (S)
p  q : Ada 7 hari dalam satu minggu atau Jakarta adalah ibu kota Jawa Timur (B)

3. p : 11 adalah bilangan genap (S)


q : Ada 13 bulan dalam satu tahun (S)
p  q : 11 adalah bilangan genap atau ada 13 bulan dalam satu tahun (S)

C. Implikasi
Banyak pernyataan dalam komunikasi sehari-hari, tidak terkecuali dalam
matematika yang merupakan pernyataan bersyarat. Ciri utama pernyataan ini adalah
berbentuk “ jika ….maka….”
Contohnya adalah sebagai berikut:
1. Jika kamu bekerja keras, maka kamu akan berhasil
2. Jika x + 3 = 5 maka x > 3

Pernyataan majemuk “jika p, maka q” yang dibentuk dari pernyataan p dan q disebut
implikasi dan ditulis p  q. Pernyataan p  q dapat dibaca “jika p maka q”.

Seperti halnya konjungsi dan disjungsi dalam implikasi juga tidak diharuskan adanya
hubungan antara komponen-komponennya. Tentu saja sebuah implikasi dapat bernilai
benar atau salah. Nilai kebenaran dari implikasi dari p dan q adalah sebagai berikut
implikasi p  q bernilai salah jika p bernilai benar dan q bernilai salah dalam hal lain
implikasi bernilai benar

Nilai kebenaran implikasi p  q dapat dilihat pada tabel berikut:

p q p  q
B B B
B S S
S B B
S S B

Berikut adalah beberapa contoh implikasi


1. p : Indonesia negara maju
q : Semua penduduk Indonesia sejahtera
p  q : Jika Indonesia negara maju maka Semua penduduk Indonesia sejahtera
2. p : Ada hewan berkaki empat
q : Ayam berkaki empat
p  q : Jika ada hewan berkaki empat maka Ayam berkaki empat
3. p : Ada bilangan prima yang genap
q : 2 merupakan bilangan prima
p  q : Jika ada bilangan prima yang genap maka 2 merupakan bilangan prima

D. Biimplikasi

Selain pernyataan kondisional (implikasi), seringkali kita menemukan pernyataan


majemuk yang menunjukkan dua peristiwa yang terjadi serentak. Dalam logika
matematika, pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan dengan kata
hubung “ …….jika dan hanya jika…….” Disebut Biimplikasi. Biimplikasi yang dibentuk
dari pernyataan p dan q di tulis p  q. Pernyataan p  q dapat dibaca
 p jika dan hanya jika q
 jika p maka q dan jika q maka p

Pada Biimplikasi p  q, p disebut syarat perlu dan cukup bagi q dan q syarat perlu
dan cukup bagi p. nilai kebenaran pernyataan p  q dapat pula diartikan sebagai
 p  q   q  p

Nilai kebenaran Biimplikasi p  q

p q p  q
B B B
B S S
S B S
S S B

Nilai kebenaran  p  q    q  p 
p q p q qp  p  q   q  p
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B

Dari tabel p  q bernilai benar jika p dan q bernilai sama, dalam kasus lain
biimplikasi bernilai salah.

Contoh:

1. Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi berikut:


a. Manusia dapat hidup jika dan hanya jika ada oksigen.
b. Semua bilangan prima ganjil jika dan hanya jika 7 termasuk bilangan prima.
c. 5 < 1 jika dan hanya jika 32 > 9

Penyelesaian

a. p : Manusia dapat hidup (B)


q : Ada oksigen (B)
p  q : Manusia dapat hidup jika dan hanya jika ada oksigen (B)
b. p : Semua bilangan prima ganjil (S)
q : 7 termasuk bilangan prima (B)
p  q : Semua bilangan prima ganjil jika dan hanya jika 7 termasuk bilangan
prima (S)

c. p : 5 < 1 (S)
q : 32 > 9 (S)
p  q : 5 < 1 jika dan hanya jika 32 > 9 (S)

1. Negasi pernyataan majemuk

a. Negasi konjungsi

Contoh:
Tentukan negasi dari pernyataan berikut:
a. 2 + 3 = 5 dan 5 bilangan prima.
b. Hana mengonsumsi vitamin dan berolahraga setiap hari.
c. Semua siswa berada di dalam kelas dan belajar.
Penyelesaian:
a. 2 + 3  5 atau 5 bukan bilangan prima.
b. Hana tidak mengonsumsi vitamin atau tidak berolahraga setiap hari.
c. Ada siswa yang tidak berada di dalam kelas atau ada siswa yang tidak belajar.

b. Negasi disjungsi
Contoh:
Tentukan negasi dari pernyataan berikut:
a. Hari ini hujan atau angin bertiup kencang
b. Daerah rawan gempa di Indonesia adalah Jakarta atau Banda Aceh
Penyelesaian:
a. Hari ini tidak hujan dan angin tidak bertiup kencang
b. Daerah rawan gempa di Indonesia adalah bukan Jakarta dan bukan Banda Aceh
c. Negasi implikasi
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan berikut:
6
a. Jika 3 adalah bilangan rasional, maka 3 dapat dibuat pecahan
2
b. Jika efisiensi manajemen di tingkatkan, maka keuangan perusahaan akan naik
c. Jika segitiga tersebut sama sisi, maka ketiga sudut segitiga besarnya sama
d. Jika Narda siswa SMA maka ia tidak mengikuti praktik kerja industri.

Penyelesaian:
6
3 adalah bilangan rasional, dan 3 tidak dapat dibuat pecahan
2
a. Efisiensi manajemen di tingkatkan, dan keuangan perusahaan tidak akan naik
b. Segitiga tersebut sama sisi, dan ketiga sudut segitiga besarnya tidak sama
c. Narda siswa SMA dan ia mengikuti praktik kerja industri.

d. Negasi biimplikasi

contoh:
1. Tentukan negasi dari pernyataan berikut:
a. Ujian dibatalkan jika dan hanya jika hari ini hujan.
b. Suatu Negara maju jika dan hanya jika terletak di Benua Eropa
Penyelesaian:

a. Ujian dibatalkan jika dan hanya jika hari ini tidak hujan, atau
Ujian tidak dibatalkan jika dan hanya jika hari ini hujan.

b. Suatu Negara maju jika dan hanya jika tidak terletak di Benua Eropa, atau
Suatu Negara tidak maju jika dan hanya jika terletak di Benua Eropa

2. Tentukan semua nilai kebenaran yang mungkin dengan menggunakan tabel


kebenaran dari pernyataan majemuk berikut
a. (p  q)  p
b. {(p  q)  q }  p
c. (p  q)  (p  q)
Penyelesaian:
a.
p q p q p q (p  q) (p  q)  p
B B S S B S S
B S S B S B S
S B B S S B B
S S B B B S S
b.
p q p q pq (p  q) q (p  q)  (p  q)
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
c.
p q p q pq p  q {(p  q)  q }  p
B B S S B S S
B S S B S B S
S B B S S B S
S S B B S B S
Pernyataan yang selalu bernilai benar untuk setiap kemungkinan nilai kebenaran
dari komponen-komponenya disebut tautologi dan kebalikannya bernilai salah semua
disebut kontradiksi

C. Konvers, Invers, dan Kontraposisi.

Dari suatu implikasi, misalnya p  q, dapat diperoleh implikasi lain yaitu sebagai
berikut:
1. Konvers dari “p  q” adalah “q  p”
2. Invers dari “p  q” adalah “p  q”
3. Kontraposisi “p  q” adalah “q  p”

Contoh:
1. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi berikut:
a. Jika 2 + 4 > 5, maka 5 merupakan bilangan prima.
b. Jika saya sakit maka saya pergi ke dokter
Penyelesaian:
a. Jika 2 + 4 > 5, maka 5 merupakan bilangan prima.

 Konvers “q  p” :
Jika 5 merupakan bilangan prima, maka 2 + 4 > 5
 Invers dari “p  q” :
Jika 2 + 4  5, maka 5 merupakan bukan bilangan prima
 Kontraposisi “q  p”
Jika 5 merupakan bukan bilangan prima, maka 2 + 4  5

b. Jika saya sakit maka saya pergi ke dokter.


 Konvers “q  p” :
Jika saya pergi ke dokter maka saya sakit
 Invers dari “p  q” :
Jika saya tidak sakit maka saya tidak pergi ke dokter.
 Kontraposisi “q  p”
Jika saya tidak pergi ke dokter maka saya tidak sakit.

D. Penarikan Kesimpulan
1. Modus Ponen.
Modus ponen adalah argumentasi atau penarikan kesimpulan yang disajikan dalam
bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p q
Premis 2 : p
Konklusi : q

Contoh:
1. Premis 1 : Jika seseorang menjadi pengusaha, maka ia memiliki banyak karyawan
Premis 2 : Ahmad seorang pengusaha.
Konklusi : Ahmad memiliki banyak karyawan.
2. Premis 1 : Jika n bilangan ganjil, maka n2 bilangan ganjil.
Premis 2 : 5 bilangan ganjil.
Konklusi : 52 merupakan bilangan ganjil.

3. Premis 1 : Jika saya giat belajar, maka saya lulus ujian.


Premis 2 : Saya giat belajar.
Konklusi : Saya lulus ujian.

2. Modus tollens.
Modus tollens adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p q
Premis 2 : q
Konklusi : p
Contoh:
1. Premis 1 : Jika musim kemarau datang, maka penduduk kekurangan air.
Premis 2 : Penduduk tidak kekurangan air.
Konklusi : Musim kemarau tidak datang.

2. Premis 1 : Jika suatu Negara tidak korupsi, maka semua penduduk tidak miskin.
Premis 2 : ada penduduk Negara India yang miskin.
Konklusi : Di India masih ada korupsi.

3. Premis 1 : Jika saya sakit, maka saya berobat ke dokter.


Premis 2 : Saya tidak berobat ke dokter.
Konklusi : Saya tidak sakit

3. Silogisme
Silogisme adalah argumentasi yang di sajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p q
Premis 2 : q r
Konklusi : p r

Contoh:

1. Premis 1 : Jika Tina pergi ke rumah nenek, maka Tina kehujanan.


Premis 2 : Jika Tina kehujanan, maka Tina masuk angin.
Konklusi : Jika Tina pergi ke rumah nenek, maka Tina masuk angin.

2. Premis 1 : Jika hari ini hujan, maka udara dingin.


Premis 2 : Jika udara dingin,maka saya memakai jaket.
Konklusi : Jika hari ini hujan, maka saya memakai jaket.

3. Premis 1 : Jika hari ini hari minggu, maka ayah tidak bekerja.
Premis 2 : Jika ayah tidak bekerja, maka kami pergi berlibur.
Konklusi : Jika hari ini hari minggu, maka kami pergi berlibur.

LATIHAN MODUL 1

1. Tentukan negasi dari pernyataan “Semua bilangan asli adalah bilangan cacah”

Jawaban : Tidak semua bilangan asli adalah bilangan cacah

2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut:


a. Dua adalah bilangan prima dan genap.
b. 103 = 100 jika dan hanya jika logaritma 10 = 2
c. Sudut lancip besarnya 900 atau candi Borobudur terletak di Jawa Tengah
d. Jika 4 x 1,5 = 6 maka 6 bilangan prima.
e. Jika ayam bertelur maka kambing juga binatang bertelur.

Jawaban : Kalimat a), dan d) merupakan contoh pernyataan bernilai benar,


sedangkan kalimat b), c), dan e) merupakan contoh pernyataan bernilai salah.

3. Diketahui pernyataan :
p : saya lulus ujian
q : semua keluarga berbahagia
r : saya melanjutkan ke perguruan tinggi
t : saya bekerja
Buatlah pernyataan berikut:
a. p  q ( Saya lulus ujian dan semua keluarga berbahagia )
b. r  t ( Saya tidak melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja )
c. p  t ( Jika saya tidak lulus ujian maka saya tidak bekerja )
d. p  t ( Saya tidak lulus ujian jika dan hanya jika saya bekerja )

4. Jika a  b adalah suatu pernyataan yang bernilai S (salah) dan c adalah


pernyataan bernilai B (benar) tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikutt:
a. (a  b) c
b. c (a  b)
c. (a  b)  c
d. (a  b)  c
e. (a  b)  (c  a)

5. Tuliskan negasi dari kalimat “Jika ibu pergi berbelanja, maka kami makan malam
bersama”
Jawaban : Ibu pergi berbelanja, dan kami makan malam tidak bersama

6. Tentukan konvers, invers, kontraposisi dan negasi dari implikasi berikut:


“Jika Santi ingin lulus ujian maka dia belajar dengan tekun”
Jawaban :
 Konvers “q  p” :
Jika dia belajar dengan tekun, maka Santi lulus ujian
 Invers dari “p  q” :
Jika Santi tidak ingin lulus ujian, maka dia tidak belajar dengan tekun
 Kontraposisi “q  p”
Jika dia tidak belajar dengan tekun, maka Santi tidak ingin lulus ujian

7. Tentukan tabel nilai kebenaran dari “ p  (p  q)”


Jawaban :
p q p q p  q pq (p  q) p  (p  q)
B B S S S B S B
B S S B B S S S
S B B S B B B B
S S B B B B S B

8. P 1 : Jika terjadi inflasi, maka harga barang naik.


P 2 : harga barang stabil.
Jawaban :
Konklusi : Harga barang Naik

9. P 1 : Jika mesin produksi rusak, maka proses produksi terhenti.


P 2 : Proses produksi tidak terhenti.
Jawaban :
Konklusi : Mesin Produksi tidak rusak

10. P 1 : Jika prestasi siswa bagus, maka siswa diberi hadiah.


P 2 : Jika siswa diberi hadiah, maka siswa merasa bangga.
Jawaban :
Konklusi : Jika prestasi siswa bagus, maka siswa merasa bangga.

Anda mungkin juga menyukai