Anda di halaman 1dari 13

BAB I.

LOGIKA

I. Pernyataan Nilai Benar/Salah

Kalimat tertutup/pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar salah
saja tetapi tidak sekaligus keduanya.
 Contoh : a) Kucing adalah binatang menyusui
b) 2 + 7 > 10
c) Jumlah sudut-sudut suatu segitiga adalah 1800
Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang mengandung variabel yang bila ditemukan
pengganti variabel berubah menjadi pernyataan.
 Contoh : a) x adalah bilangan ganjil
b) x + 7 = 16
c) 2x – 5 ≤ 18
Suatu kalimat tertutup/pernyataan biasanya dinyatakan dengan huruf kecil seperti : p,
q, r, s dsb. Benar salahnya satu pernyataan disebut nilai kebenaran dari pernyataan tersebut.
 Contoh : a) p : Kucing adalah binatang menyusui (benar)
b) q : 2 + 7 > 10 (salah)
c) r : Jumlah sudut-sudut suatu segitiga adalah 1800 (benar)

I.1. Operasi Pernyataan


Pernyataan majemuk adalah satu pernyataan baru yang tersusun dari beberapa
pernyataan dengan menggunakan kata sambung logika (misalnya : dan, atau, tetapi)
Contoh 1 : “Mawar berwarna merah dan melati berwarna putih” adaah suatu pernyataan
majemuk dengan komponen-komponen “mawar berwarna merah” dan “melati berwarna
putih” dengan kata sambung “dan”.
Contoh 2 : “2 + 2 = 5 atau 5 adalah bilangan prima“ adalah suatu pernyataan majemuk
dengan komponen-komponen “2 + 2 = 5” dan “5 adalah bilangan prima” dengan kata
sambung logika ‘atau”.
Berikut ini akan kita bahas kata sambung yang biasanya digunakan dalam logika,
yaitu :
Konjungsi (dan)
Dua pernyataan p dan q dapat digabung dengan menggunakan kata sambung logika
“dan” atau “Konjungsi”. Konjungsi pernyataan p dan q dinyatakan dengan p ∧ q dan dibaca
“p konjungsi q” atau “p dan q”.
Contoh : misal p adaah “hari hujan” dan q adalah “matahari bersinar tentang” maka p ∧ q
adalah “hari hujan dan matahari bersinar terang”.
Nilai kebenaran dari konjungsi dapat dilihat dari tabel berikut !
p q P∧q
B B B Dari tabel disamping diperoleh bahwa

B S S konjungsi. Bernilai benar bila p dan q

S B S keduanya benar dan Dalam kondisi

S S S lain bernilai salah.

 Contoh 1 : p ∧ q : 3 + 2 = 5 dan Paris ibu kota Perancis (S)


 Contoh 2 : p ∧ q : x2 + 4x + 4 mempunyai akar kembar dan Jakarta ibu kota Indonesia (B)
Disjungsi (atau)
Dua pernyataan p dan q dapat digabung dengan menggunakan kata sambung logika
“atau Disjungsi” Disjungsi pernyataan p dan q dinyatakan dengan p V q dan dibaca “p
disjungsi q” atau “p atau q”.
 Contoh : misal p adalah “hari hujan” dan q adalah “matahari bersinar terang” maka p ∧ q
adalah “hari hujan atau matahari bersinar terang”.
Nilai kebenaran dari konjungsi dapat dilihat dari tabel berikut !
p q PVq
B B B Dari tabel disamping diperoleh bahwa
B S B Disjungsi Bernilai salah bila p dan q
S B B keduanya salah dan Dalam kondisi

S S S lain bernilai benar.

 Contoh 1 : p ∨ q : 3 + 2 = 5 atau Paris ibu kota Perancis (B)


 Contoh 2 : p ∨ q : x2 + 4x mempunyai akar kembar atau jakarta ibu kota Indonesia (B)
Implikasi atau pernyataan bersyarat
Dua pernyataan p dan q dapat digabung dengan menggunakan kata sambung logika
“jika ….. maka……”atau “implikasi pernyataan p dan q dinyatakan dengan p → q dan dibaca
“p implikasi q” atau “jika p maka q”.
 Contoh : misal p adalah “hari hujan dan q adalah “matahari bersinar terang” maka p → q
adalah “jika hari hujan maka matahari bersinar terang”.
Nilai kebenaran dari konjungsi dapat dilihat dari tabel berikut !

p Q p→q Dari tabel disamping diperoleh bahwa


B B B implikasi Bernilai salah bila p benar
B S S dan q salah dan dalam Kondisi lain
S B B bernilai benar.
S S B

 Contoh 1 : p → q : Jika 3 + 2 = 5 maka Paris ibu kota Perancis (B)


 Contoh 2 : p → q : Jika x2 + 4x + 5 mempunyai akar kembar maka Jakarta ibu kota
Indonesia (S).
Ekuivalensi atau pernyataan dwi arah
Dua pernyataan p dan q digabung dengan menggunakan kata sambung logika “…..
jika dan hanya jika …..”atau “ekuivalensi”. Ekuivalensi pernyataan p dan q dinyatakan
dengan p ↔ q dan dibaca “p jika dan hanya jika q” atau “p ekuivalensi q”.
 Contoh : misal p adalah hari hujan” dan q adalah “matahari bersinar terang” maka p ↔ q
adalah “hari hujan jika dan hanya jika matahari bersinar terang”.
Nilai kebenaran dari konjungsi dapat dilihat dari tabel berikut !
p q p↔q Dari tabel disamping diperoleh bahwa
B B B ekuivalensi bernilai salah bila salah
B S S satu dari p atau q salah, dalam kondisi
S B S lain bernilai benar.
S S B

 Contoh 1 : p ↔ q : 3 + 2 = 5 jika dan hanya jika Paris ibu kota Perancis (B)
 Contoh 2 : p ↔ q : x2 + 4x + 5 mempunyai akar kembar jika dan hanya jika Jakarta ibu
kota Indonesia (S)

I.2. Ingkaran (Negasi)


Ingkaran (Negasi) dari pernyataan p dinyatakan dengan ∼p, dan dibaca “bukan p” atau
“tidak benar p”.
 Contoh 1 : p adalah “Semua perokok adalah peminum”, maka ∼p adalah “tidak benar
semua perokok adalah peminum”
 Contoh 2 : p adalah “2 + 2 = 5”, maka ∼p adalah “tidak benar 2 + 2 = 5” atau “2 + 2 ≠ 5”
Nilai kebenaran dari negasi suatu pernyataan adalah sbb.

p ∼p Dari tabel kebenaran disamping terlihat


B S bahwa bila p benar maka ∼p salah dan bila
S B nilai p salah maka ∼p benar.

Soal Latihan
1. Bila p adalah”Ia kaya” dan q adalah “Ia bahagia, maka tulislah dengan kata-kata untuk
setiap pernyataan berikut ini.
a. p ∧ q c. ∼p ∨ q e. p → ∼q
b. ∼p ↔ q d. ∼(∼p ∨ ∼q) f. ∼(∼p → q)
2. Bila p adalah “Hari ini cuaca cerah” dan q adalah “Matahari bersinar”, maka tulislah
masing-masing pernyataan di bawah ini dalam bentuk yang menggunakan lambang p dan
q
a. Hari ini cuaca cerah dan matahari bersinar
b. Hari ini cuaca tidak cerah tetapi matahari bersinar
c. Hari ini cuaca cerah atau matahari tidak bersinar
d. Jika hari ini cuaca tidak cerah maka matahari bersinar
e. Tidak benar jika hari ini cuaca cerah maka matahari tidak bersinar
f. Hari ini cuaca cerah jika dan hanya jika matahari tidak bersinar
3. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut ini
a. Tidak benar bahwa 2 + 2 = 4 atau 3 + 5 = 6
b. 50 habis dibagi 5 dan 6
c. x2 + 4x + 4 adalah bentuk kuadrat sempurna atau x2 + 4x + 4 mempunyai akar kembar
d. Jika cos2x + sin2x = 1 maka sec2x = 1 + tg2x
e. Jika hasil kali gradien dua garis adalah –1, maka kedua garis tersebut saling tegak
lurus
f. 3 + 7 = 10 jika dan hanya jika 10 bilangan genap
g. Besar sudut-sudut suatu segitiga adalah sama jika dan hanya jika panjang sisi-sisi
segitiga tersebut adalah sama.
4. Buatlah tabel kebenaran untuk pernyataan berikut ini
a. ∼p ∧ ∼q c. p → (∼p ∨ q) e. (p → ∼q)↔( ∼p ∧ ∼q)
b. ∼(∼p ↔ q) d. (p ∧ ∼q)→(∼p ∨ ∼q) f. ∼(∼p → q) ∧ ∼r

II. Konvers, Invers dan Kontraposisi


Jika p ⇒ q menyatakan suatu implikasi, maka :
q ⇒ p disebut konvers dari implikasi p ⇒ q
p⇒ ∼q disebut invers dari implikasi p ⇒ q
∼q⇒ ∼p disebut kontraposisi dari implikasi p ⇒q
 Contoh : Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi. “Jika suatu bilangan
merupakan kelipatan 4, maka bilangan itu adalah bilangan genap”.
Jawab :
Konvers : Jika suatu bilangan adalah bilangan genap, maka bilangan itu merupakan
kelipatan 4.
Invers : Jika suatu bilangan bukan merupakan kelipatan 4, maka bilangan itu adalah
bukan bilangan ganjil.
Kontraposisi : Jika suatu bilangan bukan bilangan genap, maka bilangan itu bukan
bilangan kelipatan 4.
Hhubungan antara implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi dapat ditunjukan
dengan tabel kebenaran seperti terlihat dibawah ini :
p q ∼p ∼q p→q q→p ∼p→∼q ∼q → ∼p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Dari tabel kebenaran di atas, dapat kita lihat bahwa :


1. Nilai kebenran pada implikasi ekuivalen dengan nilai kebenaran pada kontraposisi.
2. Nilai kebenaran pada konvers ekuivalen dengan nilai kebenaran pada invers.
Soal Latihan
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi berikut :
1. Jika 3 + 3 = 7, maka 4 + 4 = 8
2. Jika rudi naik kelas, maka ia diberi hadiah
3. Jika Paris ada di Inggris, maka London ada di Prancis
4. Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 bilangan bulat ganjil.
5. Jika A ⊂ B maka A ∪ B = B
6. Jika Tuti rajin belajar, maka ia berhasil.
7. Jika x bilangan real dengan x > 2 maka x2 > 4
8. Jika 5 > 6 maka –5 < -6
9. Jika segitiga ABC sama sisi, maka segitiga ABC adalah segitiga sana kaki
10. Jika 3+3 = 7, maka 7 bilangan ganjil
11. Jika suatu bilangan adalah bilangan bulat, maka ia adalah bilangan real
12. Jika guru tidak dating, maka semua murid senang
13. Jika hari hujan, maka matahari tidak bersinar
14. Jika tali busur dari lingkaran sama, maka jaraknya sama dari pusat.
15. Jika suatu segiempat merupakan laying-layang, maka diagonal-diagonalnya saling
memotong tegak lurus

III. Pengertian Kuantor


Dalam bab sebelumnya telah kita bahas, bahwa suatu kalimat terbuka dapat diubah
menjadi suatu pernyataan, bila ditentukan pengganti variabelnya.
Ada cara lain untuk mengubah suatu kalimat terbuka menjadi suatu kalimat terbuka
menjadi suatu pernyataan yaitu dengan menggunakan kuantor.

III.1. Kuantor Universal


Misalkan p(x) suatu kalimat terbuka pada suatu himpunan semesta S, maka (∀x ∈ S).
P(x) atau (∀x) P(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “untuk semua x ∈ S berlakulah
p(x)”. Lambang “∀” yang dibaca “untuk semua” disebut lambang kuantor universal. Jadi
himpunan penyelesaian kalimat terbuka p(x) adalah himpunan semesta S.
Karena (∀ x ∈ S) p(x) adalah suatu pernyataan, maka ia mempunyai nilai benar atau
salah tapi tidak sekaligus. Nilai kebenaran pernyataan berkuantor ini memenuhi : jika
himpunan penyelesaian dari p(x) adalah himpunan semesta S, maka ∀x p(x) benar, jika
himpunan dari p(x) bukan himpunan semesta S, maka (∀ x) p(x) salah.
 Contoh ; Jika p(x) adalah “x + 4 > 3” dengan semesta pembicaraan bilangan asli N, maka
(∀ x ∈N) p(x) yaitu (∀ x ∈N) (x + 4 > 3) adalah suatu pernyataan yang bernilai benar,
karena himpunan penyelesaiannya adalah {1, 2, 3, ….} = N.
 Contoh : Jika q(x) adalah “x + 2 > 8” dengan semesta pembicaraan himpunan bilangan
asli N, maka (∀ x ∈N) q(x) adalah (∀ x ∈N) (x + 2 > 8). Pernyataan ini bernilai salah,
karena himpunan penyelesaiannya adalah {7, 8, 9,…} ≠ N.

III.2. Kuantor eksistensial


Misalkan p(x) suatu kalimat terbuka pada suatu himpunan semesta S, maka :
(∃ x ∈ S). p(x) atau (∃x). p(x) adaah suatu pernyataan dibaca “ada x ∈ S sedemikian sehingga
p(x)” lambang “∃” diaca “ada” atau sekurang-kurangnya satu disebut lambang kuantor
ekstensial. Jadi himpunan penyelesaian kalimat terbuka p(x) bukan himpunan kosong. Nilai
kebenaran pernyataan berkuantor ini memenuhi : jika himpunan penyelesaian dari p(x) bukan
himpunan kosong, maka (∃x). p(x) benar, jika himpunan penyelesaian dari p(x) adalah
himpunan kosong, maka (∃x) p(x) salah.
 Contoh : Jika p(x) adalah “x + 4 < 7” dengan semesta pembicaraan himpunan bilangan
asli N, maka (∃x ∈ N) p(x) adalah (∃x ∈ N) (x + 4 < 7). Himpunan penyelesaiannya
adalah {1, 2} ≠ ∅. Jadi pernyataan ini bernilai benar.

III.3. Negasi pernyataan berkuantor


Negasi dari pernyataan “Untuk semua x ∈ S, berlaku p(x)”, adalah “Tidak benar
bahwa untuk semua x ∈ S, berlaku p(x) “, atau dengan kata lain “Sekurang-kurangnya ada
satu x ∈ S, sedemikian sehingga p(x) tidak berlaku”.
Dengan menggunakan lambang, kita dapatkan :
∼(∀x ∈ S). p(x) ≡ (∃x ∈ S) ∼p(x)
negasi dari pernyataan “ada x ∈ S sedemikian sehingga p(x)” adalah “tidak benar
bahwa ada x ∈ S sedemikian sehingga p(x)”, atau dengan kata lain “Untuk x ∈ S, berlaku
∼p(x).
IV. Penarikan Kesimpulan
Argumentasi adalah suatu penegasan dari beberapa pernyataan benar yang diketahui (
disebut premis), melalui langkah- langkah logis , dapat diturunkan suatu pernyataan yang
benar (disebut kesimpulan atau konklusi ).Karena suatu argumentasi merupakan pernyataan ,
maka ia memepunyai nilai benar atau salah , tapi tidak sekaligus keduanya. Jika suatu
argumentasi mempunyai nilai benar , ia disebut argumentasi sah ; jika argumentasi tersebut
mempunyai nilai salah , ia disebut argumentasi tidak sah .
Berikut akan kita bahas 3 bentuk argumentasi , yaitu modus ponens , modus tollens , dan
silogisma.

IV.1. Modus ponens


Modus ponens adalah argumentasi yang bentuknya dapat dinyatakan sebagai berikut :
p⇒q
p
∴q
Dengan menggunakan tabel kebenaran , argumentasi ini dikaji sebagai berikut :
p q p⇒q ∼p ∼q
B B B S S
B S S S B
S B B B S
S S B B B

Suatu argumentasi adalah sah , jika pada setiap baris premis – premisnya bernilai benar maka
pada baris itu konklusinya juga benar .
Dari tabel kebenaran di atas dapat kita lihat bahwa p ⇒ q dan p bernilai benar pada
baris 1 , pada baris itu ternyata konklusinya juga benar .Jadi modus ponens merupakan
argumentasi sah .
Contoh :
Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan itu bilangan genap .
26 habis dibagi 2
∴26 adalah bilangan genap
IV.2. Modus tollens
Modus tollens adalah argumentasi yang bentuknya dapat dinyatakan sebagai berikut :
p⇒q
∼q
∴ ∼p
Dari tabel kebenaran pada modus ponens dapat kita lihat bahwa p ⇒ q dan ∼q
bernilai benar pada baris 4 , pada baris itu konklusinya juga benar . Jadi modus tollens
merupakan argumentasi sah
Contoh :
Jika x bilangan bulat ganjil , maka x2 bilangan bulat ganjil.
x2 bukan bilangan bulat ganjil
∴ x bukan bilangan bulat ganjil

IV.3. Silogisma
Silogisma yang disebut juga sifat transitif dari implikasi adalah suatu argumentasi
yang bentuknya dapat dinyatakan sebagai berikut:
p⇒q
q⇒r
∴p⇒r
Dengan menggunakan tabel kebenaran , argumentasi ini dikaji sebagai berikut:
p q r p⇒q q⇒r p⇒r
B B B B B B
B B S B S S
B S B S B B
B S S S B S
S B B B B B
S B S B S B
S S B B B B
S S S B B B
Dari tabel kebenaran di atas dapat kita lihat bahwa p ⇒ q dan q ⇒ r bernilai benar
pada baris 1, 5, 7 , 8; pada baris baris tersebut p ⇒ r juga bernilai benar . Jadi silogisma juga
merupakan argumentasi sah.

Contoh :
Jika x bilangan bulat ganjil , maka x2 bilangan bulat ganjil
Jika x2 bilangan bulat ganjil , maka ( x2 + 1)bilangan bulat genap
∴ Jika x bilangan bulat ganjil , maka (x2 + 1 ) bilangan bulat genap .

Soal Latihan
Tentukan sah tidaknya argumentasi – argumentasi berikut ini :
1. Jika ia orang Polynesia , maka kulitnya berwarna coklat .
Ia orang Polynesia
∴ Kulitnya berwarna coklat .
2. Jika Teddy orang Amerika , maka rambutnya berwarna pirang.
Teddy mempunyai rambut hitam
∴ Teddy bukan orang Amerika
3. Jika hari hujan , maka Mulyadi sakit.
Mulyadi tidak sakit.
∴ Hari tidak hujan.
4. Semua penyiar adalah orang yang menarik .
Andi bukan orang yang menarik.
∴ Andi bukan penyiar
5. Jika suatu sudut adalah sudut lancip, maka kosinusnya positif.
Suatu sudut adalah lancip jika sudut itu sudut terkecil dari suatu segitiga.
∴ Kosinus sudut terkecil dari suatu segitiga ialah positif.
6. Jika a x b = 0 , maka a = 0 atau b = 0
a ≠ 0 dan b ≠ 0
∴ axb ≠0
7. Jika x bilangan real sedemikian sehingga x2 – x – 6 = 0 , maka (x-3) (x + 2) = 0
Jika ( x – 3 ) ( x + 2 ) = 0 , maka x = 3 atau x = -2
∴ Jika x bilangan real sedemikian sehingga x2 – x – 6 = 0, maka x = 3 atau x = -2
8. Jika x < 0 , maka x bukan bilangan positif
x>0
∴ x bilangan positif
9. Jika Januar seorang penyiar , maka ia miskin.
Januar seorang penyair .
∴ Januar miskin
10. Jika suatu segiempat merupakan layang – layang , maka kedua diagonalnya saling
berpotongan tegak lurus.
ABCD ialah layang –layang.
∴ Diagonal – diagonalnya AC dan BD saling berpotongan tegak lurus.
Dengan tabel kebenaran , selidikilah sah tidaknya argumentasi – argumentasi berikut :
11. p ⇒ q 16. p⇒ ∼q
∼p r⇒q
∴∼q ∴p⇒ r
12. p ⇒ q 17 . p⇒ ∼q
q ∼p ⇒ r
∴p ∴r ⇒ q
13. p ⇒ q 18. p ⇒ ∼ q
r⇒∼q r ⇒p
∴r⇒∼q ∴∼r
14 .p ⇒ ∼ q 19. p ⇒ q
∼r⇒∼q ∼q ⇒ ∼r
∴p⇒∼r ∴r ⇒ p
15. p ⇒ ∼ q 20. p V q
q p
∴∼p ∴ ∼q
V. Pembuktian dengan induksi matematika

Misalkan P( n ) adalah suatu pernyataan yang menyangkut bilangan asli n . Jika


P ( n ) harus dibuktikan benar untuk semua n , maka cara pembuktian yang dilakukan adalah
dengan induksi matematika , yang terdiri atas langkah – langkah :
1. P( n) berlaku untuk n=1 atau P ( 1 ) benar
2. Jika P ( n ) berlaku untuk n = k , maka P ( n ) berlaku untuk n = k + 1 , atau jika P
( k ) benar maka P ( k + 1 ) benar.
 Contoh :
Buktikan bahwa 1 + 2 + 3 + 4 + … + n = ½ n(n + 1) , untuk semua bilangan asli n.
Jawab :
Misalkan P(n) adalah 1 + 2 + 3 + 4 + … + n = ½ n (n + 1)
1. P(1) benar, sebab 1 = ½ . (1 + 1) ⇔ 1 = 1
2. Jika P(k) benar, yaitu bila 1 + 2 + 3 + … + k = ½ k (k + 1) , maka
P(k + 1) = 1 + 2 + 3 + … + k + (k + 1) = ½ (k + 1)(k + 2)
Ruas kiri = ½ k (k + 1) + (k + 1)
= (½ k + 1 ) ( k + 1)
= ½ (k + 2) (k + 1)
= ½ (k + 1) (k + 2)
= ruas kanan
sehingga P(k + 1) benar
Jadi terbukti P(n) benar untuk semua bilangan asli n.
 Contoh :
Untuk semua bilangan asli n, buktikan bahwa 52n + 3n – 1 habis dibagi 9.
Jawab :
Misalkan P(n) adalah 52n + 3n – 1 habis dibagi 9.
1. P(1) benar, sebab 52 + 3.1 – 1 = 27 habis dibagi 9.
2. Jika P(k) benar, yaitu 5 2k + 3k – 1 = 9m habis dibagi 9, maka
P(k + 1) = 52(k + 1) + 3(k + 1) – 1
= 25 x 52k + 3k + 2
= 25 (9m – 3k + 1) + 3k + 2
= 9 x 25m – 75k + 25 + 3k + 2
= 9 x 25m – 72k + 27
= 9 (25m – 8k + 3) habis dibagi 9
sehingga P(k + 1) benar
Jadi terbukti bahwa P(n) habis dibagi 9 untuk semua bilangan asli

Soal Latihan :
A. Untuk setiap n bilangan asli buktikan bahwa :
1. 2 +5 + 8 + … + (3n – 1) = ½n(3n + 1)
2. 4 + 9 + 14 + … + (5n – 1) = ½ n(5n + 3)
3. 1 + 9 + 25 + … + (2n–1)2 = 1/3n(2n-1)(2n+1)
4. 1 + 8 + 27 + … + n3 = ¼ n2 (n + 1)2
5. 3 + 6 + 9 + … + 3n = 3/2(3n -1)
6. 1 + 4 + 9 + … + n2 = 1/6n(n + 1)(2n + 1)
B. Untuk setiap n bilangan asli buktikan bahwa :
1. P(n) : 72n+1 + 1 habis dibagi 8
2. P(n) : 32n+3 + 2.43n+1 habis dibagi 17
3. P(n) : n2(n + 1)2 habis dibagi 4

Anda mungkin juga menyukai