Anda di halaman 1dari 8

I.

PERNYATAAN DAN KALIMAT TERBUKA


A. MATERI :
3.1 Pengertian Logika Matematika
Dalam percakapan sehari-hari kata logika berarti ”menurut akal”. Sedangkan sebagai
istilah, logika berarti suatu metode atau teknik yang digunakan untuk meneliti ketepatan
penalaran. Ketepatan penalaran adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan (konklusi)
yang tepat dari bukti-bukti yang ada.

3.1.1 Pernyataan
Untuk memahami pengertian tentang pernyataan, simaklah beberapa kalimat pada contoh
berikut
Contoh 1:
a) ”Hasil penjumlahan 4 dan 8 adalah 12”, kalimat ini adalah benar.
b) ”6 adalah bilangan ganjil”, kalimat ini adalah salah.
c) ”Tangerang adalah ibukota dari propinsi Banten”, kalimat ini adalah salah.
d) ”Jumlah sudut semua segitiga adalah 1800”, kalimat ini adalah benar.
Kalimat-kalimat pada contoh 1 tersebut hanya benar atau salah saja, akan tetapi tidak
sekaligus benar dan salah pada saat yang sama. Kalimat-kalimat seperti itu disebut
pernyataan. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Pernyataan adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus
benar dan salah.
Contoh 2.
a) Berapa jumlah uangmu?
b) Makanlah nasi putih itu!
c) Jangan melecehkan sesama teman.
d) Dilarang merokok!
Kalimat-kalimat pada contoh 2 tidak menerangkan sesuatu (bukan kalimat deklaratif),
sehingga kalimat-kalimat itu bukan pernyataan.
Contoh 3.
a) Mas Boi tinggi.
b) Es krim enak.
c) Jakarta letaknya dekat.
Kalimat-kalimat pada contoh 3 dapat bernilai benar saja atau bernilai salah, akan tetapi
bersifat relatif atau tergantung pada keadaan. Dengan demikian, kalimat-kalimat seperti ini
tidak dapat disebut pernyataan.

Nilai kebenaran Sebuah Pernyataan.


Untuk menunujukkan bahwa sebuah pernyataan itu benar atau salah dapat dilakukan
dengan dua cara berikut:
a) Dasar Empiris, yaitu menunjukkan benar atau salah sebuah pernyataan berdasarkan
fakta yang kita jumpai sehari-hari.
Contoh 4
1) ” Ibukota dari propinsi Jawa Timur adalah Surabaya” merupakan pernyataan yang
benar.
2) ” Air adalah benda yang padat” merupakan pernyataan yang salah.

b) Dasar Tak Empiris, yaitu menunjukkan benar salahnya sebuah pernyataan melalui
bukti-bukti atau perhitungan matematika.

Contoh 5
1) ”Akar-akar persamaan kuadrat x2 –x + 4 = 0 adalah bilangan real” merupakan
pernyataan yang salah
2) ”Untuk setiap sudut berlaku  berlaku sin2  + cos2  = 1” merupakan
pernyataan yang benar.

3.1.2 Kalimat Terbuka


Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan menjadi pernyataan jika
variabel tersebut diganti dengan konstanta dalam himpunan semestanya.
Contoh 6
a) Kota P merupaka daerah wisata
b) 2 + x = 8
c) y – 4 > 5
Himpunan penyelesaian kalimat terbuka
Untuk memahami himpunan penyelesaian suatu kalimat terbuka perhatikanlah contoh-
contoh berikut ini.
Contoh 7
2x – 1 < 5; x  { 0,1, 2, 3, 4, 5}
Kalimat tersebut menjadi pernyataan yang benar jika x di ganti 0,1, dan 2. Jadi himpunan
penyelesaiannya adalah {0,1, 2}
Contoh 8
x2 + 5x – 24 = 0
Kalimat tersebut menjadi pernyataan yang benar jika x diganti -8 dan 3. Jadi himpunan
penyelesaian adalah {-8, 3}

3.1.3 Pernyataan Berkuantor


Kuantor adalah suatu lambang yang menunjukkan generalisasi suatu kalimat terbuka . Ada
2 macam kuantor, yaitu :
a) Kuantor Eksistensial
b) Kuantor Universal

Kuantor Eksistensial
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan  x dibaca ” ada suatu x sehingga berlaku ....”.
Jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka maka , (  x) P(x) mempunyai arti ” ada x
sedemikian sehingga berlaku P(x)”.
Contoh
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor berikut: (  x  R)( 2x + 1 > 5).

Jawab:
(  x)(2x + 1 > 5 ) mempunyai arti ” ada suatu x sehingga berlaku 2x + 1 > 5. Ini
merupakan pernyataan yang benar, karena kita dapat menemukan x yang memenuhi
pertidaksamaan 2x +1 > 5, misalnya x = 3

Kuantor Universal
Kuantor universal dilambangkan dengan  x dibaca ” untuk semua x atau untuk setiap x
berlaku ...”. Jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka maka (  x) P(x) mempunyai arti
”untuk semua x berlaku P(x)”
Contoh
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor berikut: (  x  R)( 2x + 1 > 5).

Jawab
(  x  R)( 2x + 1 > 5) mempunyai arti ” untuk semua x berlaku 2x + 1 > 5. Hal ini
merupakan pernyataan yang salah, karena dapat ditemukan x yang tidak memenuhi
pertidaksamaan 2x + 1 > 5, misalnya x = 1.

II. OPERASI PADA PERNYATAAN


A. MATERI :
3.2 Operasi pada Pernyataan Majemuk
1) Ingkaran atau negasi suatu pernyataan
Jika p adalah suatu pernyataan maka ingkarannya dinotasikan sebagai ~ p atau – p atau p .
Untuk menentukan nilai kebenaran pada ingkaran sebuah pernyataan, simaklah contoh
berikut ini!
a) p : 3 adalah faktor dari 12 (B)
~ p : Tidak benar 3 adalah faktor dari 12 (S)
~ p : 3 bukan faktor dari 12 (S)
b) p : Putri memakai baju putih
~ p : Tidak benar Putri memakai baju putih
~ p : Putri tidak memakai baju putih
Nilai kebenaran pernyataan p tergantung realitas, jika p bernilai benar maka p bernilai
salah atau sebaliknya.
c) p : 5 + 6  12 (S)
~ p: 5 + 6 < 12 (B)

d) p : 3 x 4 = 7 (S)
~ p: 3 x 4  7 (B)

Nilai kebenaran dari pernyataan:


Jika p adalah pernyataan yang bernilai benar maka ~ p bernilai salah sebaliknya jika p
adalah pernyataan yang bernilai salah maka ~ p bernilai benar.
Tabel Kebenaran
p ~p
B S
S S
B = benar, S = salah

2) Negasi dari pernyataan berkuantor


Ingkaran kuantor universal
Ingkaran kuantor universal adalah kuantor eksistensial. Secara simbolik dapat ditulis:
~[(  x) P(x)] = (  x ) [~P(x)]

Ingkaran kuantor eksistensial


Ingkaran kuantor eksistensial adalah kuantor universal. Secara simbolik dapat ditulis:
~[(  x ) P(x)] = (  x) [~P(x)]

3) Konjungsi
Definisi
Konjungsi dari dua buah pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk
dari pernyataan-pernyataan p dan q dengan menggunakan kata hubung logika ” dan ”.
Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataaan-pernyataan p dan q dapat dituliskan
sebagai berikut:
pq (dibaca: p dan q )

Nilai kebenaran dari konjungsi


Konjungsi dari 2 pernyataan p dan q bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar.
Tabel kebenaran konjungsi
p q p q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh 1
1) p : 5 x 4 = 20 (B)
q : 20 adalah bilangan genap (B)
p  q : 5 x 4 = 20 dan 20 adalah bilangan genap (B)
2) p : Surabaya adalah ibukota dari Jawa Timar (B)
q : Surabaya ádalah kota kembang (S)
p  q : Surabaya adalah ibukota dari Jawa Timur dan kota kembang (S)

4) Disjungsi
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dbentuk dari
pernyataan-pernyataan dengan menggunakan kata hubung logika ” atau”. Dalam bentuk
lambang disjungsi dari pernyataan p dan q dapat dituliskan sebagai berikut:
p  q ( dibaca: p atau q)
Nilai kebenaran dari disjungsi
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai salah jika kedua pernyataan bernilai
salah, selain itu bernilai benar.
Tabel kebenaran disjungsi
p q p q
B B B
B S B
S B B
S S S

Contoh 2
a) p : 4 adalah bilangan komposit (B)
q : 5 adalah faktor dari 12 (S)
pq : 4 adalah bilangan komposit atau 5 adalah faktor dari 12 (B)
b) p : Sudut lancip adalah sudut yang besarnya 900 (S)
q : Candi Borobudur terletak di Jawa Tengah (B)
pq : Sudut lancip adalah sudut yang besarnya 900 atau Candi Borobudur terletak
di
Jawa Tengah. (B)

5) Implikasi
Implikasi dari dua buah pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk
dari pernyataan-pernyataan p dan q dengan menggunakan kata hubung ” jika maka”.
Dalam lambang implikasi pernyataan-pernyataan p dan q dapat dituliskan sebagai berikut:
p  q (dibaca: jika p maka q ).
p = anteseden/ alasan
q = konskuen/ konklusi/ akibat
Nilai kebenaran dari implikasi:
Implikasi dari dua pernyataan p dan q bernilai salah jika pernyataan p bernilai benar dan
pernyataan q bernilai salah, selain itu benar.
Tabel kebenaran dari implikasi:
p q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh 3
a) p :  ABC adalah segitiga siku-siku
q : Besar salah satu sudutnya 900
p  q : Jika  ABC adalah segitiga siku-siku maka Besar salah satu sudutnya 900
b) p : Hari ini hujan lebat
q : Sekolah libur
p  q : Jika hari ini hujan lebat maka sekolah libur
6) Biimplikasi
Biimplikasi dari dua pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang berbentuk dari
pernyataan-pernyataan p dan q dengan menggunakan kata hubung” jika dan hanya jika”.
Dalam bentuk lambang biimplikasi pernyataan-pernyataan p dan q dapat ditulis sebagai
berikut:
p  q ( dibaca: p jika dan hanya jika q)
Nilai kebenaran dari biimplikasi
Biimplikasi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar jika kedua pernyataan
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Tabel kebenaran
p q p  q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh 4
c) 2 x 3 = 6 jika dan hanya jika 6 adalah bilangan genap , merupakan biimplikasi bernilai
benar
B B
d) 2 x 3 = 6 jika dan hanya jika 6 adalah bilangan prima, merupakan biimplikasi bernilai
salah
B S
7) Ingkaran atau Negasi dari konjungsi
Ingkaran dari p  q ditulis dengan ~(p  q)  ~ p  ~q
Bukti
p q ~p ~q (p  q) ~(p  q) ~ p  ~q
B B .... .... .... .... ....
B S .... .... .... .... ....
S B .... .... .... .... ....
S S .... .... .... .... ....
Contoh 5
a) Rini seorang penyanyi dan penari
Negasi : Rini bukan seorang penyanyi atau bukan penari
b) 7 adalah bilangan ganjil dan bilangan prima
Negasi : 7 bukan bilangan ganjil atau bukan bilangan prima
8) Ingkaran atau Negasi dari disjungsi
Ingkaran dari p  q ditulis dengan ~ (p  q)  ~ p  ~q
Bukti
p q ~p ~q (p  q) ~(p  q) ~ p  ~q
B B .... .... .... .... ....
B S .... .... .... .... ....
S B .... .... .... .... ....
S S .... .... .... .... ....

Contoh 6
a) 23 = 8 atau 42 = 16
Negasi: 23  8 dan 42  16
b) Hari libur pergi ke rumah nenek atau ke Surabaya
Negasi: Hari libur tidak pergi ke rumah nenek dan tidak pergi ke Surbaya

9) Ingkaran atau Negasi dari implikasi


Ingkaran dari p  q ditulis dengan ~ (p  q)  p  ~q
Bukti
p q ~q p  q ~( p  q ) p  ~q
B B .... .... .... ....
B S .... .... .... ....
S B .... .... .... ....
S S .... .... .... ....

Contoh 7
a) Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan
Negasi: Hari hujan dan saya tidak memakai jas hujan
b) Jika Rani rajin belajar maka ia naik kelas
Negasi: Rani rajin belajar dan ia tidak naik kelas

10) Ingkaran atau Negasi dari biimplikasi


Ingkaran dari p  q ditulis dengan ~ (p  q)  ( p  ~q)  (q  ~p)
Bukti
p q ~p ~q p  q ~( p  q ) p  ~q q  ~p ( p  ~q)  (q  ~p)
B B .... .... .... .... .... .... ....
B S .... .... .... .... .... .... ....
S B .... .... .... .... .... .... ....
S S .... .... .... .... .... .... ....
LATIHAN 2

Tentukan negasi (ingkaran) pernyataan berikut!


1. Rina atlet lompat tinggi atau penari balet
2. Udin seorang yang kikir dan Tia seorang peragawati
3. 23 = 8 dan 42 = 16
4. Jika ada tamu negara, maka polisi bertugas di jalan protokol
5. Jika tim tenis SMK 4 menang, maka pemainnya mendapat beasiswa atau bebas SPP.
6. Jika 2 < 5 , maka 22 > 20
7. Jika harga barang naik maka permintaan turun
8. 2 adalah bilangan asli atau bilangan prima
9. Dua buah garis sejajar atau berpotongan
10. Jika Boy tidak lulus SMK maka ia akan kursus komputer dan bahasa Inggris.

III. KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI

A. MATERI :
Konvers, invers dan Kontraposisi
Konvers dari impilkasi p  q adalah q  p
Invers dari implikasi p  q adalah ~p  ~q
Kontraposisi dari implikasi p  q adalah ~q  ~p
Nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen p dan q serta hubungan nilai
kebenaran konvers, invers dan kontraposisi dengan implikasi semu
Contoh 1
Buatlah konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi ” Jika hari hujan maka matahari
tidak bersinar”
Jawab:
p : hari hujan
~ p : hari tidak hujan
q : matahari tidak bersinar
~q : matahari bersinar

Jawab
Konvers q  p : Jika matahari tidak bersinar maka hari hujan
Invers ~p  ~q : Jika hari tidak hujan maka matahari bersinar
Kontraposisi ~q  ~p : Jika matahari bersinar maka hari tidak hujan

a. Rangkuman
Konvers dari impilkasi p  q adalah q  p
Invers dari implikasi p  q adalah ~p  ~q
Kontraposisi implikasi p  q adalah ~q  ~p

b. Tugas Kegiatan Belajar 3

UJI KOMPETENSI 3
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi berikut!
1. Jika Ali kuliah di ITB, maka ia kuliah di Bandung
2. Kegiatan Belajar 4 ( Pernyataan Berkuantor)
a. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan nilai kebenaran pernyataan berkuantor
2. Siswa dapat menentukan ingkaran dari pernyataan berkuantor

b. Uraian Materi
Pernyataan Berkuantor
Kuantor adalah suatu lambang yang menunjukkan generalisasi suatu kalimat terbuka.
Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor eksistensial dan kuantor uiversal
1. Kuantor eksistensial (beberapa, ada)
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan  x dibaca ” ada suatu x sehingga berlaku
....”. Jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka maka,
(  x ) P(x) mempunyai arti ’ada x sedemkian sehingga berlaku P(x).
Contoh:
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor berikut
(  x  R)(2x + 1 > 5).
Jawab
(  x  R)(2x + 1 > 5) mempunyai arti ada suatu x sehingga berlaku (2x + 1 > 5).
Pernyataan tersebut bernilai benar karena terdapat nilai x yang memenuhi
pertidaksamaan (2x + 1 > 5), misalnya x = 3
2. Kuantor universal ( semua, setiap)
Kuantor universal dilambangkan dengan  dibaca ” untuk semua atau untuk setiap x
berlaku .....”. Jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka maka,
(  x) P(x) mempunyai arti untuk semua x berlaku P(x)
Contoh:
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor berikut
(  x  R)(2x + 1 > 5).
Jawab
(  x  R)(2x + 1 > 5) mempunyai arti untuk semua x sehingga berlaku 2x + 1 > 5.
Pernyataan ini bernilai salah , karena dapat ditemukan nilai x yang tidak memnuhi
pertidaksamaan 2x + 1 > 5, misalnya x = 1.

Ingkaran suatu pernyataan berkuantor


Ingkaran kuantor universal
Ingkaran kuantor universal adalah kuantor eksistensial. Secara simbolik dapat ditulis:
~[(  x) P(x)] = (  x ) [~P(x)]
Ingkaran kuantor eksistensial
Ingkaran kuantor eksistensial adalah kuantor universal. Secara simbolik dapat ditulis:
~[(  x ) P(x)] = (  x) [~P(x)]
c. Rangkuman
1. Ingkaran kuantor universal adalah kuantor eksistensial. Secara simbolik dapat ditulis:
~[(  x) P(x)] = (  x ) [~P(x)]
2. Ingkaran kuantor eksistensial adalah kuantor universal. Secara simbolik dapat ditulis.
~[(  x ) P(x)] = (  x) [~P(x)]

PENARIKAN KESIMPULAN

B. MATERI :
3. Kegiatan Belajar 5 ( Modus Ponens, modus Tollens, dan prinsip Silogisme dalam
menarik kesimpulan)
a Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan sah dan tidak suatu argumen
2. Siswa dapat menggunakan berbagai pola penarikan kesimpulan

b. Uraian Materi
Penarikan Kesimpulan
Salah satu penerapan logika matematika adalah penarikan kesimpulan atau argumentasi
berdasarkan beberapa pernyataan yang bernilai benar. Pernyataan tersebut dinamakan
premis.Suatu argumen dikatakan sah (valid) jika dapat dibuktikan bahwa argumen itu
merupakan TAUTOLOGI.
Pola penarikan kesimpulan disajikan dengan bentuk
Premis (1) P1
Premis (2) P2
Premis (3) P3
................ ....
Premis (n) Pn
 konklusi k

Pola penarikan kesimpulan dikatakan sah jika:


(p1  p2  p3 ...  pn  k merupakan Tautologi. Tautologi adalah pernyataan yang
selalu bernilai benar.
Contoh
Selidiki apakah penarikan kesimpulan berikut sah.
Jika ia mahasiswa ITB, maka ia pandai
Ia mahasiswa ITB
 Ia pandai
Jawab
Penarikan kesimpulan di atas dapat disajikan dengan pola:
pq (Premis 1)
p (Premis 2)

 q Konklusi
Selanjutnya dibuat tabel:
[ (p  q )  p  q]

p q pq (p  q )  p [ (p  q )  p  q]

B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Tabel tersebut menunjukkan bahwa [ (p  q )  p  q] selalu bernilai benar


(tautologi), jadi penarikan kesimpulan di atas dikatakan SAH
Berbagai pola penarikan kesimpulan yang sah akan disajikan berikut ini!
1. Modes Ponens
Bentuk argumen modus ponens adalah:
Premis 1 : p  q (suatu pernyataan yang benar)
Premis 2 : p (suatu pernyataan yang benar)
Konklusi : q (suatu pernyataan yang benar)

2. Modus Tollens
Premis 1 : p  q (suatu pernyataan yang benar)
Premis 2 : ~q (suatu pernyataan yang benar)
Konklusi : ~p (suatu pernyataan yang benar)

3. Prinsip Silogisme
Premis 1 : p  q (suatu pernyataan yang benar)
Premis 2 : q  r (suatu pernyataan yang benar)
Konklusi : p  r (suatu pernyataan yang benar)

Anda mungkin juga menyukai