Anda di halaman 1dari 7

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

LOGIKA MATEMATIKA

A. URAIAN MATERI
I. Pernyataan dan Bukan Pernyataan
Kalimat deklaratif (pernyataan) adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah saja, dan
tidak keduanya pada saat yang sama. Nilai kebenaran kalimat disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
Pernyataan dilambangkan dengan sebuah huruf kecil, misalnya p, q, r dan sebagainya. Pernyataan
yang benar memiliki nilai kebenaran benar (B) sedangkan pernyataan yang salah memiliki nilai
kebenaran salah (S).
Contoh :
1. p : semua bilangan prima adalah ganjil (S).
2. q : jumlah titik sudut dalam suatu balok adalah 8 (B).
3. r : jika 2x = 6 maka x = 3 (B).

Kalimat deklaratif atau pernyataan yang nilai kebenarannya harus diselidiki disebut kalimat
deklaratif faktual (pernyataan fakta)
Contoh :
1. Nyoman adalah salah satu siswa SMK ABC.
2. Wulan adalah seorang pemimpin yang demokratis.
3. Telah terjadi gempa di kota Subang.

Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya karena masih
mengandung variabel (peubah). Jika peubah tersebut diganti dengan suatu konstanta dalam
semestanya, akan dihasilkan suatu pernyataan.
Contoh :
1) 5p – 10 = 15, p  A
2) x2 + 2x – 15 > 0
3) 3x + 7 = y, x dan y  C
Pada kalimat 1), jika p diganti dengan 5 maka kalimat tersebut menjadi pernyataan 5.5 – 10 = 15 dan
pernyataan ini bernilai benar. Tetapi jika p diganti dengan 3 maka akan terbentuk pernyataan
15 – 10 = 5 yang bernilai salah.

II. Ingkaran (Negasi), Konjungsi, Disjungsi, Implikasi dan Biimplikai


i. Ingkaran
Ingkaran atau negasi digunakan untuk menyangkal suatu pernyataan. Ingkaran atau negasi
suatu pernyataan adalah suatu pernyataan baru yang dibentuk dari suatu pernyataan awal sehingga
nilai kebenarannya berubah.
Ingkaran pernyataan p atau negasi p dinyatakan dengan “~p”. Jika suatu p pernyataan bernilai benar
maka ~p bernilai salah. Sebaliknya jika p bernilai salah maka ~p bernilai benar. Cara sederhana yang
biasa dilakukan untuk mendapatkan ingkaran suatu pernyataan adalah menambah kata “bukan” atau
“tidak benar” pada kalimat.
Tabel nilai kebenaran untuk ingkaran (negasi) sebagai berikut:
P ~p
B S
S B
Contoh :
1. p : Bandung ibukota Jawa Barat (B)
~p : Bandung bukan ibukota Jawa Barat (S)
atau Tidak benar Bandung ibukota Jawa Barat (S)
2. q : 2 – 5 < 0 (B)
~ q : 2 – 5 ≥ 0 (S)
Untuk menentukan ingkaran atau negasi yang efektif dari pernyataan yang bervariasi dapat
menggunakan tabel berikut :
Pernyataan Negasi / Ingkaran
Semua ... Ada / beberapa ... tidak ...
Ada / beberapa ... Semua ... tidak ...
Sama dengan (=) Tidak sama dengan (≠)
Lebih dari (>) Kurang dari atau sama dengan (≤)
Lebih dari atau sama dengan (≥) Kurang dari (<)
Kurang dari (<) Lebih dari atau sama dengan (≥)
Kurang dari atau sama dengan (≤) Lebih dari (>)
Contoh :
1. p : Semua hewan dapat terbang
~ p : Ada hewan tidak dapat terbang.
2. q : Ada ikan yang tidak dapat hidup di sumur.
~ q : Semua ikan dapat hidup di sumur.

ii. Pernyataan Majemuk


Pernyataan majemuk adalah suatu pernyataan baru yang didapat dari penggabungan beberapa
pernyataan tunggal dengan kata hubung kalimat tertentu yaitu dan, atau, tetapi, jika, jika ... maka ..., ...
jika dan hanya jika .... Beberapa kata hubung logika sebagai berikut :
a. Konjungsi
Penggabungan dua pernyataan dengan menggunakan kata hubung “dan” membentuk sebuah
kalimat majemuk yang di sebut konjungsi. Konjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan
majemuk yang dibentuk dari pernyataan p dan q dengan kata penghubung “dan”. Konjungsi
dilambangkan dengan notasi “”.
Kata hubung “dan” dalam konjungsi dapat diganti dengan kata tetapi, sehingga, walaupun,
maupun, dan kemudian selama artinya tetap sama.
Nilai kebenaran konjungsi p  q bernilai benar jika p dan q keduanya bernilai benar.
Tabel nilai kebenaran konjungsi
p Q pq
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
1. p : Bulan Maret terdiri atas 31 hari (B)
q : Tahun 2001 merupakan tahun Kabisat (S)
pq : Bulan Maret terdiri atas 31 hari dan tahun 2001
merupakan tahun Kabisat (S)
2. p : Segitiga mempunyai tiga titik sudut (B)
q : Jakarta merupakan ibukota Indonesia (B)
pq : Segitiga mempunyai tiga titik sudut dan Jakarta
merupakan ibukota Indonesia (B)

b. Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari pernyataan p
dan q dengan kata hubung “atau”. Disjungsi dilambangkan dengan “”.
Tabel nilai kebenaran disjungsi
p Q pq
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh :
1. p : 53 = 125 (B)
q : 2 merupakan bilangan komposit (S)
pq : 53 = 125 atau 2 merupakan bilangan komposit (B)
2. p : Ada 12 bulan dalam satu tahun (B)
q : Jakarta merupakan ibukota Indonesia (B)
pq : Ada 12 bulan dalam satu tahun atau Jakarta merupakan
ibukota Indonesia (B)

c. Implikasi
Implikasi merupakan pernyataan bersyarat dengan ciri utama berbentuk “jika ... maka ...”.
pernyataan majemuk “jika p maka q” yang terbentuk dari pernyataan p dan q disebut implikasi
dan ditulis p  q. Pernyatan p  q dibaca :
- jika p maka q
- p berimplikasi q
- q hanya jika p
- q jika p
- q asal saja p
Dalam implikasi p  q, p disebut anteseden (hipotesis) atau syarat cukup bagi q disebut
konsekuen atau syarat perlu bagi p.
Tabel nilai kebenaran disjungsi
P Q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
1. Tentukan nilai kebenaran dari implikasi “Jika ada hewan berkaki empat maka ayam berkaki
empat.”
Penyelesaian :
p : Ada hewan berkaki empat (B)
q : Ayam berkaki empat (S)
p  q : Jika ada hewan berkaki empat maka ayam berkaki empat
(S)
2. Tentukan nilai x agar implikasi “Jika Semarang ibukota Jawa Tengah maka
x – 3x – 28 = 0.”
2

Penyelesaian :
Hipotesis dari implikasi “Semarang ibukota Jawa Tengah” bernilai benar. Agar implikasi
tersebut bernilai benar maka alasan juga harus bernilai benar sehingga
x2 – 3x – 28 = 0
 (x + 4)(x – 7) = 0
 x + 4 = 0 atau x – 7 = 0
 x=-4 x=7
Jadi nilai x yang memenuhi adalah – 4 atau 7.

d. Biimplikasi
Pernyataan majemuk yang dibentuk dengan dua pernyataan dengan kata hubung “ ... jika dan
hanya jika ...” disebut biimplikasi. Biimplikasi yang dibentuk dari pernyataan p dan q ditulis p
 q dan dibaca :
- P jika dan hanya jika q
- Jika p maka q dan jika q maka p.
Pada pernyataan p  q, p disebut syarat perlu dan cukup bagi q dan q syarat perlu dan cukup
bagi p.
Tabel nilai kebenaran biimplikasi.
p Q pq
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh :
1. Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi “4 < 2 jika dan hanya jika 3 × 2 > 9.”
Penyelesaian :
p : 4 < 2 (S)
q : 3 × 2 > 9 (S)
p  q : 4 < 2 jika dan hanya jika 3 × 2 > 9 (B).
2. Tentukan nilai x agar biimplikasi “x2 – 2x – 15 < 0 jika dan hanya jika Surabaya ibukota
provinsi Jawa Timur.”
Penyelesaian :
Biimplikasi dari dua pernyataan akan bernilai benar jika komponennya mempunyai nilai
kebenaran yang sama. “Surabaya ibukota provinsi Jawa Timur” adalah pernyataan yang
benar. Agar biimplikasi bernilai benar maka x merupakan penyelesaian x2 – 2x – 15 < 0.
x2 – 2x – 15 < 0
 (x – 5)(x +3) < 0
-3<x<5

III. Negasi Pernyataan Majemuk


1. Negasi dari konjungsi
Pernyataan ~(p  q) equivalen dengan ~p  ~q. Negasi pernyataan p  q adalah ~p  ~q atau
ditulis sebagai berikut :
~(p  q)  ~p  ~q
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan “10 : 2 = 5 dan 2 merupakan bilangan prima genap.”
Penyelesaian :
10 : 2 ≠ 5 dan 2 bukan merupakan bilangan prima genap

2. Negasi dari disjungsi


Negasi pernyataan p  q adalah ~p  ~q atau ditulis sebagai berikut :
~(p  q)  ~p  ~q
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan “ Hari ini hujan atau angin bertiup kencang.”
Penyelesaian :
Hari ini tidak hujan dan angin tidak bertiup kencang.

3. Negasi dari implikasi


Negasi pernyataan p  q adalah p  ~q atau ditulis sebagai berikut :
~(p  q)  p  ~q
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan “ Jika 2 adalah bilangan rasional maka 2 dapat dibuat pecahan
10
.”
5
Penyelesaian :
10
2 adalah bilangan rasional dan 2 tidak dapat dibuat pecahan 5 .

4. Negasi dari biimplikasi


Negasi pernyataan p  q adalah ~p  q atau p  ~q atau [(p  ~q)  (q  ~p)] ditulis sebagai
berikut :
~(p  q)  ~p  q
~(p  q)  p  ~q
~(p  q)  [(p  ~q)  (q  ~p)]
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan “Ujian dibatalkan jika dan hanya jika hari ini hujan.”
Penyelesaian :
- Ujian tidak dibatalkan jika dan hanya jika hari ini hujan.
- Ujian dibatalkan jika dan hanya jika hari ini tidak hujan.
- Ujian dibatalkan dan hari ini tidak hujan atau hari ini hujan dan ujian tidak dibatalkan.

IV. Pernyataan yang Ekuivalen


Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen (≡) apabila mempunyai nilai kebenaran yang
sama untuk setiap kemungkinan nilai kebenaran dari komponen – komponennya.
Contoh :
Dengan menggunakan tabel kebenaran, tunjukkan bahwa (p  q) ≡ (~ p  q)!
Penyelesaian :
p q ~p pq ~pq
B B S B B
B S S S S
S B B B B
S S B B B
Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai kebenaran p  q : BSBB dan ~ p  q : BSBB. Jadi
disimpulkan (p  q) ≡ (~ p  q).

V. Tautologi dan Kontradiksi


Tautologi merupakan pernyataan yang selalu bernilai benar untuk setiap kemungkinan nilai
kebenaran dari komponen – komponennya.
Kontradiksi merupakan pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah untuk setiap kemungkinan nilai
kebenaran dari komponen – komponennya.
Contoh :
Tunjukkan dengan tabel kebenaran apakah pernyataan berikut merupakan tautologi atau kontradiksi!
1. [(p  q)  ~q]  ~p
2. (p  q)  (~p  ~q)
Penyelesaian :
1. Tabel kebenaran [(p  q)  ~q]  ~p
p Q ~p ~q p  q (p  q)  ~q [(p  q)  ~q]  ~p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
Nilai kebenaran pernyataan [(p  q)  ~q]  ~p adalah BBBB
2. Tabel kebenaran (p  q)  (~p  ~q)
p Q ~p ~q p  q ~p  ~q (p  q)  (~p  ~q)
B B S S B S S
B S S B S B S
S B B S S B S
S S B B S B S
Nilai kebenaran pernyataan (p  q)  (~p  ~q) adalah SSSS.

VI. Konvers, Invers dan Kontraposisi


Diberikan implikasi p  q maka didapat :
- Konvers dari implikasi p  q adalah q  p.
- Invers dari implikasi p  q adalah ~p  ~q.
- Kontraposisi dari implikasi p  q adalah ~q  ~p.
p Q ~p ~q Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
pq qp ~p  ~q ~q  ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Berdasarkan tabel tersebut didapat :
1. Nilai kebenaran pada implikasi equivalen dengan nilai kebenaran pada kontraposisi p  q  ~q
 ~p
2. Nilai kebenaran pada konvers equivalen dengan nilai kebenaran pada invers q  p  ~p  ~q
Contoh :
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi “Jika harga buku pelajaran mahal maka
semua siswa tidak mampu untuk membeli buku pelajaran.”
Penyelesaian :
Jika harga buku pelajaran mahal maka semua siswa tidak mampu untuk
P q
membeli buku pelajaran
Konvers (q  p) : Jika semua siswa tidak mampu untuk membeli buku
pelajaran maka harga buku pelajaran mahal.
Invers (~p  ~q) : Jika harga buku pelajaran tidak mahal maka ada siswa
mampu untuk membeli buku pelajaran
Kontraposisi (~q  ~p) : Jika ada siswa mampu untuk membeli buku
pelajaran maka harga buku pelajaran tidak mahal.
VII. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor dibedakan dua yaitu :
1. Kuantor universal mencakup keseluruhan, dinotasikan , dibaca untuk setiap, untuk semua, tiap –
tiap.
2. Kuantor eksistensian mencakup hanya sebagian, dinotasikan , dibaca ada, terdapat, beberapa.
Negasi dari pernyataan berkuantor :
1) ~ (x)p(x) ≡ (x)~p(x)
2) ~ (x)q(x) ≡ (x)~q(x)
Contoh :
Tentukan ingkaran dari pernyataan – pernyataan berikut :
1. Semua siswa SMK Negeri Karangpucung rajin belajar
2. Beberapa siswa memakai kaca mata.
Penyelesaian :
1) Beberapa siswa SMK Negeri Karangpucung tidak rajin belajar.
2) Semua siswa tidak memakai kaca mata.

VIII. Penarikan Kesimpulan


Pernyataan – pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan diasumsikan benar
terjadi disebut premis. Suatu premis dapat berupa aksioma yang diterima kebenarannya tanpa
pembuktian, hipotesa, definisi, atau pernyataan yang telah dibuktikan sebelumnya.
Dalam membuktikan suatu dalil atau menurunkan suatu hasil dari kebenaran – kebenaran yang
diketahui dengan pola argumentasi yaitu penarikan kesimpulan atau konklusi dari beberapa pernyataan
atau premis yang diketahui dengan didasarkan atas prinsip – prinsip logika.
Kesimpulan dapat bernilai valid (sah) dan ada juga yang tidak valid (tidak sah) tergantung dari
premis – premis penyusunnya. Kesimpulan atau konklusi dikatakan berlaku atau sah apabila konjungsi
dari premis – premis berimplikasi konklusi. Jadi, suatu kesimpulan dikatakan sah jika premis –
premisnya benar maka konklusinya juga benar.
Beberapa prinsip penarikan kesimpulan :
1. Modus Ponens
Modus ponens adalah argumentasi atau penarikan kesimpulan yang disajikan dalam bentuk berikut
:
Premis 1 : p  q
Premis 2 : p
---------------------
Konklusi : q
Contoh :
Premis 1 : Jika n bilangan ganjil maka n2 bilangan ganjil.
Premis 2 : 5 bilangan ganjil
----------------------------------------------------------------------
Konklusi : 52 merupakan bilangan ganjil.

2. Modus Tollens
Modus tollens adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
Premis 1 : p  q
Premis 2 : ~q
---------------------
Konklusi : ~p
Contoh :
Premis 1 : Jika saya sakit maka saya berobat ke dokter.
Premis 2 : Saya tidak berobat ke dokter
----------------------------------------------------------------------
Konklusi : Saya tidak sakit.

3. Silogisme
Silogisme adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p  q
Premis 2 : q  r
---------------------
Konklusi : p  r
Contoh :
Premis 1 : Jika n bilangan ganjil maka n2 bilangan ganjil.
Premis 2 : Jika n2 bilangan ganjil maka n2 + 1 bilangan genap.
--------------------------------------------------------------------------
Konklusi : Jika n bilangan ganjil maka n2 + 1 bilangan genap.

B. EVALUASI
Kerjakan soal – soal berikut dengan tepat!
1. Tentukan negasi dari pernyataan “Jika biaya sekolah gratis maka semua penduduk Indonesia
pandai”!
2. Tentukan pernyataan yang senilai dengan pernyataan “Jika UMR naik maka semua harga sembako
naik”!
3. Perhatikan premis – premis berikut :
p1 : Jika x2 – x – 72 > 0 maka x < - 8 atau x > 9.
p2 : - 8 ≤ x ≤ 9.
Tentukan konklusi dari premis – premis tersebut!
4. Tentukan kontraposisi dari pernyataan “Jika x bilangan bulat maka x2 + 2 > 11”!
5. Tentukan negasi dari pernyataan “Untuk setiap nilai x berlaku x2 = x.x”!
6. Diketahui pernyataan :
p1 : Jika saya tidak makan maka saya sakit.
p2 : Jika saya sakit maka saya tidak dapat bekerja.
Tentukan konklusi dari premis – premis tersebut!
7. Premis 1 : Jika ada gula maka ada semut.
Premis 2 : Di meja ada gula.
Tentukan kesimpulan berdasarkan premis – premis tersebut!
8. Tentukan ingkaran dari pernyataan “Ada siswa SMK yang tidak harus mengikuti praktik kerja
industri”!
9. Tentukan negasi dari pernyataan “Ibukota RI adalah Jakarta dan Bandung”!
10. Tentukan konvers dari “Jika n bilangan prima lebih dari 2 maka n ganjil”!

Anda mungkin juga menyukai