LOGIKA MATEMATIKA
A. URAIAN MATERI
I. Pernyataan dan Bukan Pernyataan
Kalimat deklaratif (pernyataan) adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah saja, dan
tidak keduanya pada saat yang sama. Nilai kebenaran kalimat disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
Pernyataan dilambangkan dengan sebuah huruf kecil, misalnya p, q, r dan sebagainya. Pernyataan
yang benar memiliki nilai kebenaran benar (B) sedangkan pernyataan yang salah memiliki nilai
kebenaran salah (S).
Contoh :
1. p : semua bilangan prima adalah ganjil (S).
2. q : jumlah titik sudut dalam suatu balok adalah 8 (B).
3. r : jika 2x = 6 maka x = 3 (B).
Kalimat deklaratif atau pernyataan yang nilai kebenarannya harus diselidiki disebut kalimat
deklaratif faktual (pernyataan fakta)
Contoh :
1. Nyoman adalah salah satu siswa SMK ABC.
2. Wulan adalah seorang pemimpin yang demokratis.
3. Telah terjadi gempa di kota Subang.
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya karena masih
mengandung variabel (peubah). Jika peubah tersebut diganti dengan suatu konstanta dalam
semestanya, akan dihasilkan suatu pernyataan.
Contoh :
1) 5p – 10 = 15, p A
2) x2 + 2x – 15 > 0
3) 3x + 7 = y, x dan y C
Pada kalimat 1), jika p diganti dengan 5 maka kalimat tersebut menjadi pernyataan 5.5 – 10 = 15 dan
pernyataan ini bernilai benar. Tetapi jika p diganti dengan 3 maka akan terbentuk pernyataan
15 – 10 = 5 yang bernilai salah.
b. Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari pernyataan p
dan q dengan kata hubung “atau”. Disjungsi dilambangkan dengan “”.
Tabel nilai kebenaran disjungsi
p Q pq
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh :
1. p : 53 = 125 (B)
q : 2 merupakan bilangan komposit (S)
pq : 53 = 125 atau 2 merupakan bilangan komposit (B)
2. p : Ada 12 bulan dalam satu tahun (B)
q : Jakarta merupakan ibukota Indonesia (B)
pq : Ada 12 bulan dalam satu tahun atau Jakarta merupakan
ibukota Indonesia (B)
c. Implikasi
Implikasi merupakan pernyataan bersyarat dengan ciri utama berbentuk “jika ... maka ...”.
pernyataan majemuk “jika p maka q” yang terbentuk dari pernyataan p dan q disebut implikasi
dan ditulis p q. Pernyatan p q dibaca :
- jika p maka q
- p berimplikasi q
- q hanya jika p
- q jika p
- q asal saja p
Dalam implikasi p q, p disebut anteseden (hipotesis) atau syarat cukup bagi q disebut
konsekuen atau syarat perlu bagi p.
Tabel nilai kebenaran disjungsi
P Q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
1. Tentukan nilai kebenaran dari implikasi “Jika ada hewan berkaki empat maka ayam berkaki
empat.”
Penyelesaian :
p : Ada hewan berkaki empat (B)
q : Ayam berkaki empat (S)
p q : Jika ada hewan berkaki empat maka ayam berkaki empat
(S)
2. Tentukan nilai x agar implikasi “Jika Semarang ibukota Jawa Tengah maka
x – 3x – 28 = 0.”
2
Penyelesaian :
Hipotesis dari implikasi “Semarang ibukota Jawa Tengah” bernilai benar. Agar implikasi
tersebut bernilai benar maka alasan juga harus bernilai benar sehingga
x2 – 3x – 28 = 0
(x + 4)(x – 7) = 0
x + 4 = 0 atau x – 7 = 0
x=-4 x=7
Jadi nilai x yang memenuhi adalah – 4 atau 7.
d. Biimplikasi
Pernyataan majemuk yang dibentuk dengan dua pernyataan dengan kata hubung “ ... jika dan
hanya jika ...” disebut biimplikasi. Biimplikasi yang dibentuk dari pernyataan p dan q ditulis p
q dan dibaca :
- P jika dan hanya jika q
- Jika p maka q dan jika q maka p.
Pada pernyataan p q, p disebut syarat perlu dan cukup bagi q dan q syarat perlu dan cukup
bagi p.
Tabel nilai kebenaran biimplikasi.
p Q pq
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh :
1. Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi “4 < 2 jika dan hanya jika 3 × 2 > 9.”
Penyelesaian :
p : 4 < 2 (S)
q : 3 × 2 > 9 (S)
p q : 4 < 2 jika dan hanya jika 3 × 2 > 9 (B).
2. Tentukan nilai x agar biimplikasi “x2 – 2x – 15 < 0 jika dan hanya jika Surabaya ibukota
provinsi Jawa Timur.”
Penyelesaian :
Biimplikasi dari dua pernyataan akan bernilai benar jika komponennya mempunyai nilai
kebenaran yang sama. “Surabaya ibukota provinsi Jawa Timur” adalah pernyataan yang
benar. Agar biimplikasi bernilai benar maka x merupakan penyelesaian x2 – 2x – 15 < 0.
x2 – 2x – 15 < 0
(x – 5)(x +3) < 0
-3<x<5
2. Modus Tollens
Modus tollens adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~q
---------------------
Konklusi : ~p
Contoh :
Premis 1 : Jika saya sakit maka saya berobat ke dokter.
Premis 2 : Saya tidak berobat ke dokter
----------------------------------------------------------------------
Konklusi : Saya tidak sakit.
3. Silogisme
Silogisme adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p q
Premis 2 : q r
---------------------
Konklusi : p r
Contoh :
Premis 1 : Jika n bilangan ganjil maka n2 bilangan ganjil.
Premis 2 : Jika n2 bilangan ganjil maka n2 + 1 bilangan genap.
--------------------------------------------------------------------------
Konklusi : Jika n bilangan ganjil maka n2 + 1 bilangan genap.
B. EVALUASI
Kerjakan soal – soal berikut dengan tepat!
1. Tentukan negasi dari pernyataan “Jika biaya sekolah gratis maka semua penduduk Indonesia
pandai”!
2. Tentukan pernyataan yang senilai dengan pernyataan “Jika UMR naik maka semua harga sembako
naik”!
3. Perhatikan premis – premis berikut :
p1 : Jika x2 – x – 72 > 0 maka x < - 8 atau x > 9.
p2 : - 8 ≤ x ≤ 9.
Tentukan konklusi dari premis – premis tersebut!
4. Tentukan kontraposisi dari pernyataan “Jika x bilangan bulat maka x2 + 2 > 11”!
5. Tentukan negasi dari pernyataan “Untuk setiap nilai x berlaku x2 = x.x”!
6. Diketahui pernyataan :
p1 : Jika saya tidak makan maka saya sakit.
p2 : Jika saya sakit maka saya tidak dapat bekerja.
Tentukan konklusi dari premis – premis tersebut!
7. Premis 1 : Jika ada gula maka ada semut.
Premis 2 : Di meja ada gula.
Tentukan kesimpulan berdasarkan premis – premis tersebut!
8. Tentukan ingkaran dari pernyataan “Ada siswa SMK yang tidak harus mengikuti praktik kerja
industri”!
9. Tentukan negasi dari pernyataan “Ibukota RI adalah Jakarta dan Bandung”!
10. Tentukan konvers dari “Jika n bilangan prima lebih dari 2 maka n ganjil”!