Anda di halaman 1dari 9

LOGIKA MATEMATIKA

Pengertian Pernyataan

Pernyataan disebut juga kalimat deklaratif, yaitu


kalimat yang hanya bernilai benar atau salah. Artinya,
pernyataan tidak bisa bernilai benar dan salah sekaligus.
Benar tidaknya suatu pernyataan bisa kamu sesuaikan
dengan keadaan aslinya. Contohnya sebagai berikut.

 Telepon genggam merupakan salah satu alat


komunikasi. (Pernyataan benar)
 Semua ikan bernapas menggunakan paru-paru.
(Pernyataan salah)

Pengertian Ingkaran atau Negasi

Ingkaran atau negasi adalah pernyataan baru yang


merupakan lawan dari pernyataan semula. Jika pernyataan
semula bernilai benar, maka pernyataan barunya bernilai
salah. Sebaliknya, jika pernyataan semula bernilai salah,
maka pernyataan barunya bernilai benar. Perhatikan
permisalan berikut.

 Jika pernyataan (p) bernilai benar (B), maka


ingkarannya (~p) bernilai salah (S).
 Jika pernyataan (p) bernilai salah (S), maka
ingkarannya (~p) bernilai benar (B).

Untuk lebih jelasnya, simak contoh berikut.

Contoh 1

P = Hari ini turun hujan

~P = Hari ini tidak turun hujan

Contoh 2

P = Ibu pergi menggunakan mobil


~P = Ibu pergi tidak menggunakan mobil

Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah kalimat yang dibentuk
oleh dua pernyataan atau lebih. Ciri pernyataan majemuk
adalah terdapatnya kata hubung seperti ‘dan’, ‘atau’, ‘jika
… maka’, ’jika dan hanya jika …’, ‘meskipun’, dan ‘tetapi’. 
Saat belajar tentang pernyataan majemuk, kamu akan
dikenalkan dengan istilah disjungsi, konjungsi, implikasi,
dan biimplikasi. Adapun perbedaan keempatnya adalah
sebagai berikut.
1. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang dihubungkan
oleh kata hubung ‘atau’. Secara matematis, disjungsi ditulis
sebagai p v q yang berarti ‘p atau q’.
Perhatikan contoh berikut.

Contoh 1
p = sekolah libur pada hari Sabtu
q = sekolah libur pada hari Minggu
Disjungsi : sekolah libur pada hari Sabtu atau Minggu
( p v q)
Suatu disjungsi akan bernilai benar jika salah satu
pernyataan bernilai benar atau kedua pernyataan (p dan
q) bernilai benar. Bagaimana dengan ingkaran dari
disjungi? Ingkaran disjungsi  ~(p v q) ≡ ~p ˄ ~q.
Perhatikan contoh berikut.

Coba kamu tentukan ingkaran dari contoh 1 di atas!

Contoh 2

p v q = sekolah libur pada hari Sabtu atau Minggu

~(p v q) ≡~p ∧~q


~p ∧~q = Sekolah tidak libur pada hari Sabtu dan
Minggu

Jika kamu masih bingung menentukan kebenaran dari


disjungsi, simak tabel berikut.

2. Konjungsi
Konjungsi adalah kalimat majemuk yang dihubungkan
oleh tanda hubung ‘dan’. Secara matematis, dilambangkan
sebagai p ˄ q. Untuk lebih jelasnya, simak contoh berikut.
Contoh 1
p = Novi memiliki hewan peliharaan kucing
q = Novi memiliki hewan peliharaan kelinci
Konjungsi = Novi memiliki peliharaan kucing dan kelinci
(p ˄ q)
Konjungsi akan bernilai benar jika dua pernyataan (p dan
q) bernilai benar (B). Jika salah satu pernyataan salah, nilai
kebenaran konjungsi juga akan salah (S). Untuk ingkaran
konjungsi, memenuhi persamaan ~(p ˄ q) ≡ ~p v ~q.
Berikut contohnya.

Contoh 2

p ˄ q = Novi memiliki hewan peliharaan kucing dan


kelinci
~(p ˄ q) ≡ ~p v ~q

~p v ~q = Novi tidak memiliki peliharaan kucing atau


kelinci

Untuk tabel kebenaran konjungsi adalah sebagai berikut.

3. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk sebab akibat yang
dihubungkan oleh ‘jika…, maka…’ atau jika p, maka q.
secara matematis, dilambangkan p → q.
Dalam hal ini, p disebut sebagai anteseden (penyebab),
sedangkan q disebut konsekuen (akibat). Implikasi akan
bernilai benar jika:

 p bernilai benar dan q bernilai benar, maka


implikasinya benar;
 p bernilai salah dan q bernilai benar, maka
implikasinya benar;
 p bernilai salah dan q bernilai salah, maka
implikasinya benar; dan
 p bernilai benar dan q bernilai salah, maka
implikasinya bernilai salah.
Adapun jenis-jenis implikasi adalah sebagai berikut.
 Konvers dari implikasi p → q adalah q → p.

 Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q.


 Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p.

Bagaimana dengan ingkaran dari p → q? Ingkaran p → q


ekuivalen dengan p  ˄  ~q. Untuk lebih jelasnya, simak
contoh berikut.

Contoh

p = Betty mendapatkan uang di hari Jumat

q = Betty pergi ke Yogyakarta

p→q = Jika Betty mendapatkan uang di hari Jumat


maka Betty pergi ke Yogyakarta

~ (p → q) ≡ p ∧~ q = Betty mendapatkan uang di


hari Jumat dan Betty tidak pergi ke
Yogyakarta

Untuk tabel kebenarannya, bisa kamu lihat di bawah ini.

4. Biimplikasi
Biimplikasi merupakan pernyataan majemuk (kalimat
terbuka) yang dihubungkan dengan kata hubung ‘jika dan
hanya jika …’. Secara matematis dilambangkan sebagai
p ↔ q. Untuk lebih jelasnya, simak contoh soal berikut.
Contoh
P = Lisa memberikan uang kepada adiknya
Q = Lisa lulus ujian
P↔q = Lisa akan memberikan uang kepada adiknya
jika dan hanya jika ia lulus ujian.
Untuk  tabel kebenaran biimplikasi bisa kamu lihat di
bawah ini.

Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial

1. Kuantor Universal

Kuantor universal biasa disebut kuantor umum adalah


bentuk ungkapan yang menyatakan keseluruhan dan
biasanya ditulis dengan kata ‘semua’ atau ‘setiap’. Kedua
kata merupakan kuantor universal karena menunjukkan
bahwa semua anggota memiliki keadaan yang sama.
Secara matematis, dilambangkan sebagai  ‘∀’. Perhatikan
contoh berikut.

“Semua gajah memiliki belalai”


Pada kalimat di atas, ‘memiliki belalai’ berperan sebagai
predikat.
Jika predikatnya kamu simbolkan sebagai B, maka
penulisannya menjadi G(x) ⇒ B(x).
Artinya, jika x adalah gajah maka x mempunyai belalai.

Kamu harus paham bahwa kalimat tersebut bukan kalimat


kuantor universal karena belum memuat kata ‘semua’.
Agar menjadi kalimat kuantor universal, kamu perlu
menambahkan lambang kuantornya (∀), sehingga menjadi
(∀x)(G(x)) ⇒  B(x). 

Setelah kamu tambah tanda kuantor universal, kalimatnya


menjadi “untuk semua x, jika x adalah gajah maka x
memiliki belalai.”

2. Kuantor Eksistensial

Jika kuantor universal ditandai dengan kata ‘semua’, maka


kuantor eksistensial ditandai dengan kata ‘beberapa’ atau
‘ada’. Itulah mengapa kuantor eksistensial menunjukkan
sesuatu yang bersifat khusus atau beberapa anggota yang
memiliki keadaan berbeda dengan lainnya. Secara
matematis, disimbolkan sebagai ‘∃’. 

Untuk lebih jelasnya, simak contoh berikut.


“Beberapa orang rajin beribadah”
Penulisan logika predikat untuk pernyataan di atas adalah
“ada x yang adalah orang dan x rajin beribadah” (∃x)
(Orang(x)) ∧ rajin beribadah atau menjadi (∃x)(O(x)) ∧  I(x).

Penarikan Kesimpulan
Kamu bisa melakukan penarikan kesimpulan dengan tiga
metode, yaitu silogisme, modus ponens, dan modus
tolens.
1. Silogisme

Silogisme merupakan penarikan kesimpulan dari dua


pernyataan implikasi. Aturan silogisme adalah sebagai
berikut.

Jika p → q benar dan q → r benar maka p → r benar, atau


nyatakan dalam bentuk premis.
Premis 1: p → q
Premis 2: q → r
Kesimpulan: p → r
Contoh
Premis 1 : Jika rumah tidak dikunci maka Ibu pulang (p →
q)
Premis 2 : Jika Ibu pulang maka Ayah pulang (q → r)
Kesimpulan : Jika rumah tidak dikunci maka Ayah
pulang (p → r)
2. Modus Ponens
Modus ponens mengikuti aturan berikut ini.
Premis 1: p → q
Premis 2: p
Kesimpulan: q
Contoh
Premis 1 : Jika Reni mengikuti lomba tari maka Reni rajin
berlatih ( p → q)
Premis 2 : Reni mengikuti lomba tari (p)
Kesimpulan : Reni rajin berlatih

3. Modus Tolens

Penarikan kesimpulan dengan modus tolens, mengikuti


aturan berikut.

Jika p → q benar dan ~q benar maka ~p benar, bisa


ditulis:
Premis 1: p → q
Premis 2: ~q
Kesimpulan: ~p
Contoh
Premis 1 : Jika Reni mengikuti lomba tari maka Reni rajin
berlatih (p → q)
Premis 2 : Reni tidak rajin berlatih (~q)
Kesimpulan : Reni tidak mengikuti lomba tari (~p)

Contoh Soal
Jika bahan kaus yang digunakan adalah katun maka
penjualan kaus meningkat.

Jika penjualan kaus meningkat maka penjualan kemeja


akan meningkat.

Penjualan kemeja mengalami penurunan.

Simpulan yang tepat adalah…

1. Penjualan kaus menurun.


2. Penjualan kemeja meningkat.
3. Bahan kaus yang digunakan bukan katun
4. Bahan kemeja yang digunakan adalah katun.
5. Pembeli tidak membeli kaus maupun kemeja

Anda mungkin juga menyukai