Anda di halaman 1dari 13

7.

RADIO ISOTOP, BAHAYA DAN PENGGUNAANNYA

A. Penemuan Radioaktivitas

Catatan :

Kepada Anak-anak tolong dilengkapi dengan data manfaat dan kerugian

radioisotop dari sumber bacaan lainnya yaa .... nuhun.

Pada tahun 1896 ilmuwan Perancis, Henri Antoine Becquerel (1852-

1908), secara tidak sengaja menemukan radioktivitas. Satu hari ia mendapati

bahwa pelat foto menjadi kehitaman ketika bahan kimia Uranium diletakkan

didekatnya. Marie Sklodowska Curie (1867- 1934) memberi nama gejala itu

radioaktivitas .

Menyusul penemuan di atas, riset mengenai radioaktif pun semakin

dikembangkan. Selanjutnya ditemukan tiga tipe radiasi yakni alpha, betha,

dan gamma, dengan masing-masing sifatnya, seperti muatan dan daya

tembusnya.

Inti satu atom berubah menjadi inti atom lain dengan pelepasan

partikel alpha atau elektron. Inti atom juga berubah kalau ia ditembaki atau

dibombardir dengan partikel alpha atau elektron. Ernest Rutherford

membuktikan hal ini pada tahun 1917.

Ia mengamati, ketika nitrogen dibombardir dengan partikel alpha,

maka isotop baru oksigen terbentuk. Itu merupakan contoh pertama kali

transmutasi buatan (artificial transmutation) dilakukan terhadap satu unsur

dilaboratorium. Setelah itu ilmuwan masih melakukan berbagai transmutasi

buatan pada inti atom.

1
Satu kali saat melakukan eksperimen ini pada tahun 1932 di

Laboratorium Cavendish di Cambridge, Inggris, James Chadwick (1891-

1974) mengamati adanya partikel inti tidak bermuatan yang disebut neutron.

Diperolehnya neutron yang massanya lebih kurang sama dengan

proton ini membuka jalan bagi reaksi pembelahan ( fisi nuklir ).

B. Fisi Nuklir

Ada dua alasan yang membuat neutron menjadi penting bagi fisi nuklir.

Pertama, karena tidak memiliki muatan listrik, tidak seperti partikel alpha,

maka neutron tidak ditolak oleh inti atom yang bermuatan positif.

Neutron lalu bisa menjadi partikel untuk membombardir inti

yang tidak seperti halnya sinar gamma, atau lebih lebih sinar betha (electron)

punya massa memadai.

Yang kedua, salah satu efek dari membombardir inti dengan

neutron adalah pelepasan neutron bebas lain (yang memiliki energi kinetik

pembebasan yang besar). Neutron lalu memberi jalan bagi terjadinya reaksi

berantai.

Di laboratorium, jalan menuju reaksi berantai mulai terbuka

ketika fisikawan Italia, Enrico Fermi ( 1901-1854 ), melaporkan pada tahun

1934, bahwa produk radioaktif baru terbentuk dengan membombardir

uranium dengan neutron lambat. Produk-produk itu sendiri ia sebut unsur-

unsur transuranium.

Pada tauhn 1938 ahli kimia Jerman, Otto Hahn dan Fritz

Strassman, dari Institut Kaisar Wilhelm di Berlin memperlihatkan bahwa apa

2
yang terjadi dalam eksperimen yang dilakukan Fermi di atas merupakan

terbelahnya inti uranium menjadi dua pecahan lebih ringan yang massanya

lebih kurang sama.

Proses inilah yang kemudian dinamai fisi (pembelahan) nuklir.

Niels Bohr (1885-1962) dan JA. Wheeler memperlihatkan bahwa proses fisi

ini terjadi pada isotop uranium yang lebih jarang, yakni uranium-235,

sementara yang lebih banyak terdapat adalah uranium-238.

Seperti telah disinggung di atas, yang tidak kalah pentingnya

dari proses ini adalah bahwa selain energi pembebasan yang sangat besar,

setiap fisi disertai dengan pemancaran 2-3 neutron, yang berikutnya akan

membelah lebih banyak lagi inti uranium-235 (U-235) melahirkan reaksi

berantai nuklir.

Yang tidak kalah seru, waktu pembangkitan neutron untuk

setiap langkah ini hanya 0,01 mikrosekon. Reaksi berantai nuklir dengan

demikian bisa menciptakan penggandaan neutron dalam tempo yang amat

cepat yaitu 0,5 mikrosekon. Berdasarkan perhitungan, 1 Kg U-235 untuk bisa

berfisi sempurna hanya membutuhkan tempo 0,5 mikrosekon.

Jadi, dengan memberi kondisi yang tepat, energi fisi dalam

jumlah yang amat besar bisa dibebaskan dalam tempo kurang dari

sepersejuta detik. Inilah latar belakang teori yang digunakan dalam

pembuatan bom atom.

C. Polutan Radioaktif dari Batubara

3
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar batu bara

secara besar-besaran telah dibangun di Suralaya (Jawa Barat) dan di Paiton

(Jawa Timur). Dalam waktu dekat ini juga akan dibangun PLTU batu bara di

daerah Ujung Jati (Jawa Tengah) yang diharapkan akan dapat mencukupi

keperluan tenaga listrik bagi kegiatan industri yang terus meningkat.

Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik

memang dapat menghasilkan tenaga listrik dengan biaya yang relatif murah,

namun dampak pencemaran yang ditimbulkan oleh pembakaran batu bara

perlu diperhatikan.

Masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa pemakaian batu

bara sebagai bahan bakar dapat menimbulkan polutan yang mencemari

udara berupa CO (karbon monoksida), NOx (oksida-oksida nitrogen), SOx

(oksida-oksida belerang), HC (senyawa-senyawa karbon), fly ash (partikel

debu).

Polutan-polutan tersebut secara umum dapat menimbulkan hujan

asam yang dapat merusak hutan dan lahan pertanian, serta dapat pula

menimbulkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan kenaikan suhu

global di permukaan bumi dengan segala efek sampingannya.

Sebagaimana halnya polutan konvensional yang keluar dari batu bara,

polutan radioaktifpun dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia

melalui udara yang dihirup oleh paru-paru maupun melalui rantai makanan

yang telah terkontaminasi oleh polutan radioaktif. Polutan radioaktif yang

terakumulasi di dalam tubuh dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan

4
gangguan kesehatan, terutama karena sifat polutan radioaktif yang pada

umumnya adalah cocarcinogenic atau perangsang timbulnya kanker. Jadi

dapat dikatakan bahwa pemakaian batu bara dapat menaikkan kontribusi zat

radioaktif di lingkungan.

D. Polutan Radioaktif

Polutan konvensional dari hasil pembakaran batu bara yang selama ini

diketahui masyarakat adalah gas-gas berupa CO (karbon monoksida), NOx

(oksida-oksida nitrogen), SOx (oksida-oksida belerang), dan partikel-partikel

pencemar udara. Partikel-partikel itu antara lain:

a. Karbon dalam bentuk abu atau fly ash (C)

b. Debu-debu silika (SiO2)

c. Debu-debu alumina (Al2O3)

d. Oksida-oksida besi (Fe2O3 atau Fe3O4)

Dampak pemakaian batu bara selain mengeluarkan gas-gas

ternyata dari hasil cracking akibat pembakaran batu bara juga

dilepaskan partikel-partikel radioaktif. Hal ini terjadi karena batu bara

juga mengandung unsur radioaktivitas alam yang terjebak dalam batu

bara, kemudian pada saat pembakaran terjadi cracking (pembelahan)

yang menyebabkan unsur radioaktivitas alam tadi ikut keluar barsama-

sama dengan gas emisi lainnya. Unsur radioaktif terjebak di dalam batu

bara dikarenakan unsur radioaktif lebih dulu terbentuk di bumi

dibandingkan dengan terbentuknya batu bara.

5
Batu bara yang terbentuk jauh sesudah terjadinya unsur radioaktif di

bumi ini, akan menangkap dan menjebak unsur radioaktif yang sudah

terbentuk lebih dulu. Unsur radioaktif yang terjebak dalam batu bara tersebut

akan keluar pada saat terjadi pembelahan (cracking) akibat pembakaran batu

bara.

Unsur radioaktif yang keluar dari cracking batubara sangat banyak dan

ini tergantung pada jenis dan asal tempat penambangan batubara. Unsur

radioktif yang keluar sebagai polutan pencemar udara lingkungan sekitar 36

macam unsur radioaktif, yang paling dominan adalah unsur radioaktif yang

tampak pada table dibawah:

Polutan Radioaktif Dominan dari Batubara

No Nama Polutan Lambang Jenis Radiasi Waktu Paro


210
1 Timbal-210 82Pb Betha 19,4 tahun
210
2 Plonium-210 84Po Alpha 138,3 hari
231
3 Protactinium-231 91Pa Alpha 3,43 x 104 tahun
226
4 Radium-226 88Ra Alpha 1620 tahun
232
5 Thorium-232 90Th Alpha 1,39 x 1010 tahun
238
6 Uranium-238 92U Alpha 4,5 x 109 tahun
14
7 Karbon-14 6C Betha 5730 tahun

Polutan-polutan diatas termasuk kedalam golongan logam berat yang

apabila masuk kedalam tubuh manusia akan mengikuti lever route yang

berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Radiasi Betha yang keluar

dari Timbal-210 merupakan bahaya radiasi eksternal dan internal terhadap

tubuh manusia. Radiasi Alpha yang keluar dari Polonium-210 sampai dengan

Uranium-238 merupakan bahaya internal terhadap tubuh manusia. Bahaya

6
radiasi eksternal, maksudnya unsur radioktif tersebut walaupun berada di luar

tubuh manusia tetap dapat merupakan sumber bahaya radiasi. Sedangkan

bahaya radiasi internal maksudnya unsur radioaktif tersebut tidak berbahaya

kalau hanya berada diluar tubuh manusia karena daya tembus

(jangkauannya) yang sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya bila

masuk ke dalam tubuh manusia.

Dilihat dari segi daya racunnya, polutan radioaktif no. 1 sampai 4

termasuk ke dalam radiotoksisitas sangat tinggi, sedangkan Thorium-232 dan

Uranium-238 termasuk kedalam radiotoksisitas rendah, namun kedua unsur

radioaktif tersebut adalah induk radioaktivitas alam yang dapat menurunkan

(beranak) sampai banyak. Thorium-232 akan menurunkan 11 unsur radioaktif

alam dan satu unsur stabil yaitu Timbal-208, sedangkan Uranium-238 akan

menurunkan 17 unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil yaitu Timbal-206.

Karbon-14 merupakan kelompok radiotoksisitas sedang.

E. Penggunaan

Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagai lembaga yang bergerak dalam

penelitian dan pengembangan (litbang) ikut berperan dalam mendukung

peningkatan sektor peternakan. Litbang yang dilaksanakan lebih

menekankan ke arah penggunaan teknik nuklir dan teknik lainnya. Kegiatan

ini dilakukan di Laboratorium Nutrisi, Reproduksi, dan Kesehatan Ternak,

Bidang Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Isotop dan

Radioisotop (P3TIR).

7
Litbang peternakan yang dilakukan lebih mengarah pada peningkatan

produksi ternak, perbaikan sistem reproduksi, kesehatan, dan manejemen

ternak. Keuntungan penggunaan teknik nuklir dalam litbang peternakan, yaitu

kepekaan deteksi tinggi, akurat untuk perunutan, efektif dan efisien, aman

serta ekonomis.

Perunutan merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa yang telah

ditandai dengan isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem

biologi/mekanik sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh

suatu hasil pengukuran. Teknik perunutan dapat menggunakan isotop atau

radioisotop.

Dasar aplikasi dari teknik perunutan dengan isotop stabil adalah sifat

kimia spesifik dari unsur yang digunakan dengan berat molekul yang

25 52 13
berbeda. Contoh isotop stabil adalah N, Cr, C, dan lainnya. Alat yag

digunakan untuk mengukur isotop stabil seperti mass atomic

spectrophotometer, X-ray flourence (XRF), dan Neutron Atomic Absorbtion

(NAA). Sedangkan dasar aplikasi dari teknik perunutan dengan radio isotop

adalah paparan aktivitas dari masing-masing unsur yang digunakan. Contoh

14 45 32
radioisotop adalah C, Ca, P, 12-2500m 51, 13-2500m 5500m, 3H, dan

lainnya. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas paparannya

adalah Liquid Seintilation Counter (LSC), Gamma Counter, HPGe, dan

lainnya.

Pemanfaatan teknik nuklir untuk perunutan berdasarkan sifat

pengaplikasiannya dibagi menjadi dua, yaitu pemanfaatan yang bersifat in

8
vivo dan in vitro. Aplikasi perunutan secara in vivo bertujuan untuk

menggambarkan proses biologi yang terjadi di lingkungan asalnya atau

langsung menggunakan hewan ternak. Yang perlu diperhatikan adalah waktu

paruh biologis, yaitu waktu yang diperlukan (radio) isotop untuk keluar atau

diekskresikan keluar tubuh. Sedangkan perunutan secara in vitro berutjuan

untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di luar tubuh hewan, tetapi

di Laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh fisika, yaitu

waktu yang diperlukan oleh radioisotop untuk meluruh hingga mencapai

separuh aktivitasnya.

Hasil-hasil teknologi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang

memanfaatkan teknik perunutan adalah suplemen pakan urea multinutrien

molasses block (UMMB) dan radioimmuno assay (RIA).

32 35 14
Analisis secara in Vitrio menggunkan isotop P, S dan C sebagai

32 32
perunut radio isotop untuk mengukur sejumlah parameter. Isotop P dan S
digunkan untuk mengukur sintesa protein mikroba di dalam rumen,
14
sedangkan C untuk mengukur efisiensi pemanfaatan energi oleh
mikrobarumen.

Pemanfaatan teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang peternakan

terutama di sub bidang kesehatan ternak, yaitu untuk melemahkan

patogenesis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Litbang

pemanfaatan radiasi telah menghasilkan radio vaksin, reagen diagnosistik,

dan pengawetan.

9
Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara radiasi.

Definisi vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme yang dapat

menimbulkan penyakit tetapi telah dimodifikasi dengan cara mematikan atau

menateunasi sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan dapat

merangsang pembentukan kekebalan atau antibody bila diinokulasikan.

Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah

sinar gamma yang digunakan untuk menurunkan infeksitas, virulensi, dan

patogenitas agen penyakit, tetapi diharapkan mampu merangsang timbulnya

kekebalan pada tubuh terhadap infeksi penyakit.

Salah satu hasil penelitian yang telah menjadi produk adalah vaksin

koksivet untuk penyakit Coccidiosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh

protozoa Emeria Sp pada usus yang mengakibatkan berak darah.

PENDUGAAN LAJU KLASIFIKASI KARANG dengan MENGGUNAKAN

45
RADIOISOTOP CaCl2 sebagai TRACER (PENANDA) PADA KARANG

JENIS Euphyllia cristata, di PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

Berbagai upaya rehabilitasi dilakukan untuk menjaga keberadaan

ekosistem terumbu karang, seperti artificial reef, transplantasi karang, dan

stimulasi listrik. Salah satu cara yang dikembangkan untuk mengukur

pertumbuhan karang adalah dengan menggunakan bahan radio isotop

45
CaCl2. Pemanfaatan metode ini dapat menentukan laju pengendapan

CaCO3 dan jumlah CaCO3 yang terendapkan.

10
Penelitian laju klasifikasi ini dilakukan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu,

selama 6 bulan mulai bulan September 2003-Februari 2004. Karang yang

diukur laju klasifikasinya adalah karang jenis Euphyllia cristata dari Famili

Euphyllidae dan Ordo Scleractinia (karang batu). Fragmen karang ini

45
dipotong dan diinkubasi dalam radioisotop CaCl2 selama 8 jam. Setelah itu

diinkubasi pada kedalaman 5 m dan 10 m, kemudian fragmen diambil setiap

jam. Selanjutnya pengukuran kadar radioaktif dilakukan di laboratorium.

F. Efek mengerikan

Senjata nuklir memiliki daya penghancuran jauh lebih dahsyat

dibandingkan dengan bom konvensional. Selain daya ledak, hal lain yang

ditakuti senjata nuklir adalah efek radiasinya karena saat meledak, senjata ini

mengeluarkan sinar-x, sinar gamma, dan efek merusak lainnya.

Bila diringkaskan, efek segera senjata nuklir ada tiga macam, yakni

tekanan ledakan, panas, dan radiasi. Berikutnya, para ahli juga

mencemaskan efek lain yang bisa terjadi kalau pecah perang nuklir global,

yakni terjadinya apa yang disebut dengan musim dingin nuklir atau nuclear

winter.

Dilihat dari kemampuannya membunuh, senjata nuklir bisa

melakukannya dengan dua cara, yakni secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung adalah melalui kedahsyatan kekuatan

penghancurannya, dan secara tidak langsung melalui penghancuran sistem

11
alam dan sistem buatan manusia yang menjadi andalan hidupnya (Jonathan

schell, The Fate Of The Earth, Avon, 1982)

1. Efek tekanan ledakan

Manakala terjadi ledakan senjata nuklir, dalam tempo kurang satu detik

akan timbul gelombang tekanan ledak yang sangat kuat dalam bentuk

dinding udara mampat. Secara fisik, gelombang ini sama dengan gelombang

tekanan ledakan yang ditimbulkan oleh bom konvensional, tetapi jutaan kali

lebih kuat.

Gelombang tekanan yang dahsyat ini melaju dari ground zero (titik

pusat ledakan) dengan kecepatan 1.200 kilometer per jam, sedikit lebih cepat

dari kecepatan suara. Kerusakan fisik akan timbul karena adanya tekanan

ekstra kuat gelombang kekuatan ledakan yang melebihi kekuatan udara

normal.

2. Efek radiasi

Kalau ledakan bom konvensional bisa menimbulkan suhu beberapa

ribu derajat, maka bagian paling panas ledakan senjata nuklir yang disebut

dengan nama bola api (fireball) bisa mencapai suhu jutaan derajat. Melalui

ledakan nuklir, dibebaskan pula panas atau radiasi termal dalam jumlah yang

sangat besar.

Ini jenis radiasi yang serupa dengan apa yang dipancarkan oleh

radiator atau tungku pemanas. Dari total energi yang dipancarkan oleh satu

12
ledakan nuklir, 35 % nya berupa radiasi panas. Ia melaju dengan kecepatan

tinggi, mendahului gelombang tekanan ledakan yang merambat lebih cepat

sedikit dari kecepatan suara.

Radiasi panas ini bisa secara langsung menghanguskan kulit, atau

secara tidak langsung menimbukan kematian karena kebakaran yang

ditimbulkannya.

Radiasi yang muncul dari ledakan nuklir berasal dari semburan partikel

yang dipancarkan dari pusat ledakan. Radiasi nuklir terdiri sinar alpha, beta,

dan gamma. Radiasi alpha bisa ditahan oleh selembar kertas, tetapi radiasi

beta bisa menembus kulit, dan radiasi gamma bisa menembus baja

sekalipun.

Radiasi bisa mematikan manusia menurut kekuatannya. Seseorang

bisa mati dalam beberapa hari karena sistem saraf pusatnya hancur. Atau ia

bisa mati dalam beberapa bulan kalau sumsum tulang merahnya hancur.

Atau ia bisa mati dalam tempo 2 sampai 25 tahun karena kanker darah.

Bogor, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiowati)

13

Anda mungkin juga menyukai