Anda di halaman 1dari 4

Katarina Rista Ulina Sipangkar

1501674

Fisika-C

Artikel Radioaktivitas & Reaksi Inti

Radioaktivitas

Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan tabung sinar katode yang menghasilkan suatu
radiasi berdaya tembus tinggi dan dapat menghitamkan film potret. Karena belum mengenal
hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X dan ternyata sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik
yang timbul karena benturan sinar katode dengan anode. Sekarang sinar X disebut juga sinar
rontgen dan digunakan untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam. Penemuan sinar X
membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi (zat yang dapat
bercahaya setelah mendapat radiasi (disinari)), Becquerel menduga bahwa sinar yang
dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan
uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium dapat menghitamkan
film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi, Becquerel menemukan bahwa
batuan uranium memancarkan sinar berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus
disinari terlebih dahulu. Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala
semacam itu, yaitu pemancaran radiasi secara spontan yang disebut keradioaktifan, dan zat
yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif. Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah
uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie
menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium.

Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara
asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif, contohnya semua isotop yang
bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang
mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat
radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak
radiaktif disebut isotop stabil. Radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil.
Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya.
Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi
nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang
tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.

a. Peluruhan sinar alfa ()

Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa
sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah
partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti
dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar,
daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara
hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa
dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya
ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan
media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2
elektron dan berubah menjadi atom helium.

Aplikasi peluruhan Alfa

Muatan partikel dari partikel alfa sangat berguna dalam industry, misalnya :
1. Radium 226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yakni dengan memasukkan
jumlah kecil radium ke bagian tubuh yang terkena tumor.
2. Polonium 210 digunakan sebagai alat static eliminator dari paper milis di pabrik kertas
dan industry lainnya.
3. Beberapa detector asap yang memanfaatkan emisi alfa dari americium 241 untuk
membantu menghasilkan arus listrik sehingga mampu membunyikan alarm saat
kebakaran

b. Peluruhan sinar beta ()

Peluruhan sinar beta terdiri dari peluruhan beta electron dan peluruhan beta positron. Pada kasus
pemancaran sebuah electron, peluruhan ini disebut juga peluruhan beta minus, sedangkan
pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta plus. Pada tingkatan partikel dasar,
peluruhan beta terjadi karena konversi sebuah quark bawah menjadi quark atas oleh pemancaran
sebuah boson W. Pada peluruhan beta minus, interaksi lemah sebuah neutron menjadi sebuah
proton ketika sebuah electron dan sebuah anti-neutron dipancarkan. Elektron yang dipancarkan
bukanlah electron orbital juga bukan electron yang semula berada di inti atom, karena asas
ketidakpatian melarang electron hadir di dalam inti atom. Elektron tersebut diciptakan oleh inti
atom dari energy yang ada. Jika beda energy diam antara kedua inti atom sekurang-kurangnya
E=mc2, maka hal tersebut mungkin terjadi. Dalam peluruhan beta plus, sebuah proton dikonversi
menjadi sebuah neutron, sebuah positron dan sebuah neutrino. Jadi, tidak seperti peluruhan beta
minus, peluruhan beta plus tidak dapat terjaadi dalam isolasi, sebab harus ada suplai energy
dalam proses penciptaan massa, karena massa neutron(sebagai inti) ditambah masa positron dan
neutrino lebih besar daripada massa proton ( sebagai inti induk). Jika proton dan neutron bagian
dari inti atom, proses peluruhan mentransmutasikan satu elemen kimia ke dalam bentuk lainnya.
Aplikasi peluruhan beta

Peluruhan beta C14 umumnya digunakan untuk menentukan umur fosil sampel organic. Seluruh
organisme hidup mempunyai rasio C14 terhadap C12 yang sama karena secara terus menerus
terjadi pertukaran CO2 dengan udara

c.Peluruhan sinar gamma

Aplikasi peluruhan sinar gamma:


a. Cesium -137 bermanfaat dalam perawatan kanker, mengukur dan mengontrol aliran
fluida pada beberapa proses industry, menyelidiki subterranean strata pada oil wells, dan
memastikan level pengisian yang tepatuntuk paket makanan, obat obatan dan produk
lainnya.
b. Cobalt 60 bermanfaat untuk sterilisasi peralatan medis di rumah sakit, pasteurize
bebrapa makanan dan rempah, sebagai terapi kanker, mengukur ketebalan logam dalam
stell mills
c. Tc -99 adalah isotope radioaktif yang paling banyak digunakan secara luas untuk
mendiagnosa otak, tulang, hati dan juga mampu menghasilkan pencitraan yang dapat
digunakan untuk mendiagnosa aliran darah pasien

Radioaktivitas alami

Inti radioaktivitas secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu:
1. Inti tak stabil yang ditemukan di alam yang disebut radioaktivitas alami
2. Inti radioaktif yang dibuat di pabrik melalui reaksi inti yang disebut radioaktivitas buatan.
Setiap unsur radioaktif akna meluruh hingga akhirnya berubah menjadi inti yang stabil.

Pemanfaatan sinar radiaktif

Radioisotop juga berfungsi sebagai sumber radiasi yang bisa digunakan untuk terapi penyakit
kanker. Terapi kanker tersebut dilakukan dengan menggunakan radioisotope Co 60. Sebuah
pencahayaan terhadap radiasi UVB dapat menyebabkan kulit terbakar dan beberapa bentuk
kanker kulit. Namun bentuk yang paling mematikan adalah melanoma maligna kebanyakan yang
disebabkan oleh kerusakan DNA tidak langsung (radikal bebas dan stress oksidatif). Hal ini
dapat dilihat dari tidak adanya mutasi UV tanda dalam 92% dari semua melanoma. Pada manusia
terlalu lama terkena radiasi UV matahari dapat menyebabkan kronis efek kesehatan pada kulit,
mata, dan system kekbalan tubuh. Selain UVC dapat menyebabkan kerugian yang berbeda
beda bisa mutagenic atau karsinogenik. Sinar UVC adalah energi tertinggi dan lebih berbahaya
daripada ultraviolet. Pada tanggal 13 April 2011 Badan Internasional untuk Penelitian Kanker
Dunia Organisasi Kesehatan mengklarifikasikan bahwa semua kategori dan panjang gelombang
Radiasi Ultraviolet sebagai karsinogen 1 Grup, sebutan ini adalah tingkat tertinggi karsinogen
dan berarti ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa hal itu dapat menyebabkan kanker pada
manusia. UVA, UVB, UVC dapat merusak kolagen serat sehingga mempercepat penuaan kulit.
UVA dan UVB dapat merusak vitamin A dalam kulit, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih
lanjut. Di masa lalu UVA dianggap

Anda mungkin juga menyukai