Anda di halaman 1dari 12

 PENGERTIAN RADIASI

Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses pergerakan energi yang tidak melalui


media ataupun ruang, yang kemudian diserap benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi dengan ionisasi (sebagaimana yang terjadi pada senjata nuklir,
reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi sebenarnya radiasi juga dapat merujuk
kepada radiasi elektromagnetik (seperti yang terjadi pada gelombang radio,
cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau kepada
proses lain yang lebih jelas. Radiasi terjadi karena energi memancar (bergerak ke luar secara
lurus ke segala arah) dari suatu sumber. Gerakan geometris ini, secara alami, mengarah pada
sistem pengukuran dan unit fisik yang sama dan berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa
jenis radiasi boleh jadi berbahaya.

Tiga macam radiasi ion yang dapat menembus benda-benda


padat: kertas, aluminium dan timbal.

 RADIASI ALAMIAH DAN RADIASI BUATAN


A. Radiasi Alamiah

Radiasi alamiah adalah radiasi yang sudah ada sejak terbentuknya alam semesta dan akan


lenyap bersamaan dengan lenyapnya alam semesta. Radiasi merupakan
pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel
atau gelombang (foton) dari sumber radiasi. Radiasi yang dipancarkan alam dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu radiasi kosmogenis atau radiasi sinar kosmis, radiasi
primordial atau radiasi terestrial, dan radiasi internal.
1. Radiasi Kosmogenis

Radiasi kosmogenis atau sinar kosmis (cosmis rays) adalah radiasi alam yang berasal
dari angkasa luar dan sampai ke bumi. Sebelum sampai ke bumi, radiasi kosmogenis ini
berinteraksi dengan partikel-partikel sub-atomik yang ada di ruang angkasa membentuk
senyawa atau atom baru yang memperkaya atom ataupun senyawa yang sudah ada di
bumi. Radiasi kosmogenis berasal dari ledakan supernova dan Matahari.

a. Ledakan Supernova

Ledakan bintang atau supernova adalah salah satu kejadian spektakuler yang terjadi di


alam semesta, menghasilkan jumlah energi yang sama dengan triliunan bom nuklir yang
diledakkan pada saat bersamaan. Ledakan yang dahsyat ini selalu diikuti oleh
pancaran radiasi Gamma (γ) dan pancaran radiasi partikel sub-atomik yang sangat kuat
intensitas radiasinya.Menurut David Schramm, seorang ahli astronomi dari Amerika, ledakan
supernova yang memancarkan radiasi Gamma (γ) dan radiasi partikel sub-atomik yang sangat
kuat tersebut dapat sampai ke atmosfer bumi dan merusak lapisan ozon. Hal ini dapat
menyebabkan kematian, bahkan kepunahan makhluk hidup di bumi. Dari penelitian para ahli
astronomi, sekitar 65 juta tahun yang lalu terjadi ledakan supernova yang sangat dahsyat.
Ledakan ini diperkirakan menjadi salah satu peyebab kepunahan dinosaurus dan sejenisnya,
serta hewan terbang atau burung yang bergigi. Ledakan supernova dalam skala kecil dapat
terjadi pada Matahari yang energi radiasinya dipancarkan di bumi. Ledakan supernova yang
terjadi pada Matahari memiliki skala lebih kecil dibandingkan dengan ledakan supernova
yang terjadi pada bintang-bintang di alam, karena ukuran Matahari jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan ukuran bintang-bintang di alam. Ukuran bintang ada yang ratusan atau
ribuan kali ukuran Matahari.
b. Matahari

Matahari merupakan salah satu bintang di antara seratus miliar bintang yang ada pada
satu kelompok bintang yang di sebut galaksi Bima Sakti (Milky Way). Struktur Matahari
terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Bagian yang ada di pusat Matahari di sebut inti Matahari (sun nucleus), panasnya


dapat mencapai sekitar 14.000.0000c.

2. Bagian yang ada di antara inti Matahari dan permukaan Matahari di sebut Fotosfer
matahari (sun photosphere). Bagian ini merupakan bagian yang dingin, sekitar ratusan
ribu derajat celcius.

3. Bagian terluar adalah permukaan Matahari (sun surface). Bagian ini merupakan


bagian yang lebih dingin, yaitu sekitar ribuan derjat celcius.

4. Pada bagian permukaan Matahari ada bagian yang di sebut bintik matahari (sunspots).


Bagian bintik matahari ini tampak lebih gelap, karena memang lebih dingin dari
bagian lain, suhunya sekitar 40000c.

Atmosfer Matahari terdiri dari 2 bagian utama, yaitu lapisan yang


tipis kromosfer (chromosphore), berwarna merah, terletak dekat permukaan Matahari dan
mempunyai ketebalan 12.000 kilometer. Selain itu, ada juga lapisan yang
tebal korona (corona), berwarna putih, memiliki ketebalan ratusan ribu kilometer. Pada
lapisan permukaan kromosfer, sering terjadi ledakan yang menimbulkan lidah api. Ledakan
ini di sebut dengan keunggulan. Lidah api dapat mencapai ketinggian ratusan ribu kilometer
dari lapisan kromosfer. Keunggulan ini dapat terlihat dengan jelas ketika terjadi gerhana
Matahari total.Selain itu, ada juga peristiwa supergranulasi. Peristiwa ini merupakan
peristiwa timbulnya filamen gas akibat gerakan gas kromosfer yang panas. Peristiwa ini
menyebabkan terjadinya plage dan suar. Plage adalah keadaan Matahari pada saat panas dan
bercahaya terang, sedangkan flare adalah semburan energi tinggi dari permukaan Matahari,
berupa radiasi partikel sub-atomik, yang akan menghasilkan sinar-X berenergi tinggi. Radiasi
partikel sub-atomik dapat sampai ke atmosfer bumi dan dapat memicu terjadinya reaksi inti
yang merupakan sumber radiasi kosmogenis. Matahari mempunyai diameter sebesar
1.400.000 km. Banyak bintang lain yang mempunyai ukuran lebih besar daripada Matahari.
Bintang yang paling dekat dengan tata surya adalah proxima centauri, terletak pada jarak 1.240
kilometer dari Matahari. Pada radius 3.200 kilometer dari Matahari, hanya ada 9 buah bintang yang
dekat dengan tata surya. Adapun 9 buah bintang tersebut adalah:

NAMA BINTANG JARAK


Proxima Centauri 4,24
Alpha Centauri 4,37
Bintang Barnard 6,00
Wolf 359 7,8
Lalande 21185 8,2
Sirius 8,6
Ross 158 9,6
Ross 248 10,3
B. Radiasi Buatan

Sumber radiasi buatan adalah sumber radiasi yang dihasilkan oleh manusia melalui
berbagai kegiatan, seperti dalam bidang medis, industri, dan militer. Sumber radiasi buatan
dapat memberikan risiko kesehatan, jika tidak dioperasikan dengan benar dan tidak
memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.

Contoh sumber radiasi buatan:

a. Radioaktivitas yang disebabkan oleh percobaan nuklir

Berbagai radionuklida terbentuk pada saat terjadi ledakan bom nuklir. Proses utama
pembentukan radionuklida tersebut adalah proses fisi (pembelahan inti) dan proses aktivasi
yang mengubah nuklida menjadi radionuklida setelah menangkap neutron. 

Pada gambar tersebut adalah kurva hasil produk fisi yang menunjukkan jenis dan
jumlah radionuklida yang dihasilkan pada saat pembelahan U-235. Kurva hasil produk untuk
Pu-239 atau U-233 mirip dengan kurva ini. Dari gambar ini dapat diketahui bahwa nuklida
dengan nomor massa sekitar 90-110 dan 130-150 mudah terbentuk.

Radionuklida yang terjadi pada saat ledakan nuklir berjumlah sekitar 100 buah, dan
yang paling banyak adalah nuklida dengan umur paro pendek, sehingga jumlah nuklida yang
memberikan radiasi kepada manusia sedikit juga. Sebagai nuklida yang utama dapat
disebutkan C-14,Cs-137, Zr-95, Sr-90, Ru-106, Ce-144, H-3. Di antara nuklida ini, C-14 dan
H-3 adalah unsur hasil aktivasi dan yang lainnya adalah hasil fisi.

Bagian terbesar dari radioaktivitas lingkungan akibat percobaan nuklir berasal dari
percobaan di udara, sedangkan yang berasal dari percobaan di bawah tanah relatif kecil.
Radioaktivitas yang terjadi pada percobaan di udara pertama-tama akan masuk ke lapisan atas
udara, setelah itu berpindah ke lapisan di bawahnya dan akhirnya mencapai lingkungan hidup
manusia melalui proses jatuhan. Radionuklida jatuhan dikelompokkan menjadi
jatuhan lokal, jatuhan lapisan konvektif dan jatuhan lapisan stratosfer. Jatuhan lokal turun di
daerah yang jaraknya kurang dari 100 km dari tempat pecobaan nuklir, jatuhan lapisan
konvektif tersebar ke wilayah yang lebih luas karena aliran angin, dan jatuhan lapisan
stratosfer menyebabkan pencemaran bumi untuk waktu lama.

Radioaktivitas jatuhan memberikan paparan radiasi kepada manusia melalui udara


yang dihirup atau makanan yang ditelan (paparan internal), dan paparan eksternal yang
berasal langsung dari radionuklida yang tersimpan di tanah.

Penelitian pergerakan radionuklida di lingkungan dilakukan secara luas untuk


mengukur nuklida jatuhan utama. Misalnya, hasil pengukuran Sr-90 dan Cs-137 pada
berbagai waktu dan lokasi dapat digunakan untuk memprediksi nuklida lain yang berumur
paro panjang di lokasi tersebut.
Pada gambar tersebut menunjukkan perubahan konsentrasi Sr-90 dan Cs-137 di dalam
bahan makanan. Gambar ini menunjukkan bahwa konsentrasi kedua radionuklida tersebut 
relatif lebih tinggi di belahan bumi utara di mana banyak dilakukan percobaan nuklir, namun
terus berkurang setelah tahun 1966. Kecelakaan nuklir Chernobyl yang terjadi pada tahun
1986 memberikan pengaruh yang berarti terhadap konsentrasi kedua nuklida tersebut.

Radionuklida yang terjadi pada percobaan nuklir di udara ditunjukkan pada tabel


berikut.

Dewasa ini tidak ada lagi percobaan nuklir di udara, sehingga jumlah radioaktivitas
jatuhan secara keseluruhan dan dosis paparan yang diakibatkannya juga menurun. Sampai
saat ini ada sekitar 1400 kali percobaan peledakan bom nuklir di bawah tanah. Peningkatan
jumlah percobaan nuklir di bawah tanah semakin terasa setelah adanya perjanjian pelarangan
percobaan nuklir di udara pada tahun 1963. Untuk percobaan nuklir bawah tanah yang
terkungkung dengan baik, dosis radiasi yang diterima manusia sangat kecil. Walaupun tetap
ada kemungkinan tersebarnya bahan radioaktif yang bocor pada saat percobaan.

b. Radioaktivitas yang disebabkan oleh PLTN

Daur bahan bakar nuklir terdiri atas tahapan penambangan uranium, pengayaan U-235,
fabrikasi perangkat bahan bakar, pembangkitan listrik, olah ulang bahan bakar bekas,
transportasi bahan nuklir antar instalasi nuklir, dan pengolahan limbah radioaktif.

Di dalam PLTN dihasilkan radioaktivitas hasil fisi yang hampir sama dengan percobaan
nuklir, tetapi hampir semua hasil fisi terkungkung di dalam instalasi. Radioaktivitas ini ada
yang dikeluarkan ke lingkungan dengan jumlah yang sangat kecil dalam bentuk gas atau
cairan, paparan yang keluar pada tiap tahapan daur bahan bakar nuklir masih di bawah batas
yang diizinkan.

Dosis radiasi dari radionuklida buatan, jika dibandingkan dengan radioaktivitas alam,
nilainya dapat diabaikan. Tetapi pada saat terjadi kecelakaan, walaupun dalam rentang waktu
pendek, efeknya tidak dapat diabaikan. Dari aktivitas penambangan uranium keluar gas Rn-
222 dalam jangka waktu sangat panjang, tetapi dengan penanganan yang tepat, dimungkinkan
untuk mengurangi emisi gas ini. Dari radioaktivitas ini manusia terpapar radiasi dengan cara
yang sama dengan radioakrivitas jatuhan. Berdasarkan dosis radiasi yang diterima, nuklida
yang penting adalah Rn-222, C-14, H-3, gas mulia, yodium, dll. Dari segi jalur lepasan bisa
diberikan contoh lepasan Rn-222 dari sisa proses, lepasan gas dari reaktor, dan  lepasan
bahan cair dari proses olah ulang.

Radioaktivitas buatan akibat PLTN akan meningkat seiring dengan bertambahnya daya.
Pada saat ini radioaktivitas dari PLTN jauh lebih kecil dibandingkan dengan radioaktivitas
alam maupun jatuhan. Berkat kemajuan teknologi, tingkat radiasi yang dipancarkan per
satuan daya yang diproduksi menunjukkan kecenderungan menurun. Pada operasi normal
lepasan ke lingkungan kecil, tetapi apabila terjadi kecelakaan lepasan dalam jumlah yang
lebih besar bisa terjadi. Kecelakaan besar pernah terjadi pada PLTN Three Mile Island di
Amerika Serikat dan Chernobyl di bekas Uni Soviet.

c. Sumber radiasi lain

Pancaran radiasi dapat pula bersumber dari barang-barang konsumsi biasa. Sebagai
contoh, jam berpendar mengandung Rn-226, Pm-147, Th-232 dan lain-lain. Peralatan listrik
atau elektronik seperti tabung discharge dan starter memanfaatkan Ni-63, Kr-85, Pm-147, H-
3 dll, untuk meningkatkan keandalan operasi. Selain itu Po-210 dipakai pada alat penghitung
listrik statik, dan Tm-241 dipakai pada detektor asap.

Contoh yang lain, Uranium digunakan pada porselen dan bahan kosmetik produk gelas,
sedangkan Thorium dipakai pada kaos lampu dan lensa optik. Dari televisi terpancar sinar-X,
tetapi jumlahnya sangat kecil hingga dapat diabaikan. Dari fasilitas yang memanfaatkan
radiasi dari akselerator atau reaktor nuklir untuk kedokteran maupun penelitian keluar radiasi
atau  radioaktivitas dalam jumlah yang sangat kecil.
 RADIASI PENGION DAN RADIASI NON-PENGION
A. Radiasi Pengion

Radiasi pengion adalah radiasi yang membawa energi yang cukup untuk melepaskan
elektron dari atom atau molekul, sehingga mengionisasi atom atau molekul tersebut. Radiasi
pengion terdiri dari partikel subatomik, ion atau atom yang energetik yang bergerak dengan
kecepatan tinggi (biasanya lebih besar dari 1% dari laju cahaya), dan gelombang
elektromagnetik pada ujung energi tinggi dari spektrum elektromagnetik.

Lambang radiasi pengion

Sinar gama, sinar X, dan sinar ultraviolet yang berenergi tinggi dari spektrum
elektromagnetik bersifat pengion, sedangkan bagian sinar ultraviolet yang berenergi lebih
rendah dan semua spektrum di bawah UV, termasuk cahaya kasatmata (termasuk hampir
semua jenis sinar laser), inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio dianggap
sebagai radiasi non-pengion. Batas antara radiasi elektromagnetik pengion dan non-pengion
yang terjadi pada ultraviolet tidak ditentukan secara tajam, karena molekul dan atom yang
berbeda terionisasi pada tingkat energi yang berbeda. Definisi konvensional menempatkan
batas ini pada energi foton antara 10 eV dan 33 eV dalam ultraviolet.

Partikel subatomik pengion dari radioaktivitas mencakup partikel alfa, partikel beta, dan
neutron. Hampir semua produk peluruhan radioaktif dapat mengionisasi karena energi
peluruhan radioaktif biasanya jauh lebih tinggi dari yang dibutuhkan untuk ionisasi. Partikel
pengion subatomik lain yang muncul secara alami adalah muon, meson, positron, dan partikel
lain yang membentuk sinar kosmik sekunder yang dihasilkan setelah sinar kosmik primer
berinteraksi dengan atmosfer bumi. Sinar kosmik dihasilkan oleh bintang-bintang dan
peristiwa langit tertentu seperti ledakan supernova. Sinar kosmik juga dapat menghasilkan
radioisotop di Bumi (misalnya, karbon-14), yang pada gilirannya meluruh dan menghasilkan
radiasi pengion. Sinar kosmik dan peluruhan isotop radioaktif adalah sumber utama radiasi
pengion alami di Bumi yang disebut sebagai radiasi latar belakang. Radiasi pengion juga
dapat dihasilkan secara buatan dengan tabung sinar X, akselerator partikel, dan berbagai
metode yang menghasilkan radioisotop secara buatan.

Radiasi pengion tidak dapat dideteksi oleh indera manusia, jadi instrumen pendeteksi
radiasi seperti pencacah Geiger harus digunakan untuk menunjukkan keberadaannya dan
mengukurnya. Namun, intensitas tinggi dapat menyebabkan emisi cahaya kasatmata ketika
berinteraksi dengan materi, seperti pada radiasi Cherenkov dan radioluminesensi. Radiasi
pengion digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran, daya nuklir, penelitian,
manufaktur, konstruksi, dan banyak bidang lainnya, tetapi menimbulkan bahaya kesehatan
jika tindakan yang tepat terhadap paparan yang tidak diinginkan tidak dilakukan. Paparan
radiasi pengion menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup, dan dapat menyebabkan luka
bakar radiasi, kerusakan sel, penyakit radiasi, kanker, dan kematian.

B. Radiasi Non-Pengion

Radiasi non pengion adalah radiasi yang apabila melewati bahan atau jaringan biologi
tidak akan mengionisasi bahan atau jaringan tersebut.

Contoh : Gelombang TV, radio, radar, sinar infra merah, sinar ultra violet, cahaya
tampak.
Adapula yang termasuk radiasi non pengion, antara lain sinar ultra violet, sinar
tampak, sinar infra merah, dan gelombang mikro.

Gelombang mikro yang hanya dapat mengakibatkan efek fisika atau kimia (reaksi
kimia) pada materi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_alam

"Mengenal Radiasi Adalah: Jenis, Sumber, dan Dampak Bahayanya" selengkapnya


https://www.detik.com/bali/berita/d-6572060/mengenal-radiasi-adalah-jenis-sumber-dan-
dampak-bahayanya.

https://www.batan.go.id/ensiklopedi/09/01/01/03/09-01-01-03.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_pengion

https://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/02/08-01-01-02.html

Anda mungkin juga menyukai