Di bidang meteorologi BMKG menyediakan banyak sekali informasi penting yang mungkin
belum kita sadari. Antara lain Prakiraan Cuaca, Citra Satelit, Prakiraan Angin, Potensi Banjir,
Cuaca Pelayaran, Kebakaran Hutan, serta Cuaca Penerbangan. Prakiraan Cuaca sendiri sudah
banyak dikenal oleh masyarakat sebagai tugas BMKG, namun bagaimana dengan informasi
meteorologi lainya. Jika informasi di atas benar- benar dipergunakan secara maksimal maka
tingkat kerusakan dan kecelakaan akibat cuaca ekstrem dapat diminimalisir. Selain itu informasi
Cuaca Pelayaran tentu sangat penting buat para nelayan yang merupakan salah satu profesi umum
masyarakat Indonesia. Namun nelayan- nelayan kecil di berbagai daerah kurang memperhatikan
informasi tersebut.
Informasi penting lainya yaitu tentang bencana banjir dan kebakaran hutan. Melalui informasi
kebakaran hutan kita bisa melihat daerah mana yang memiliki potensi kebakaran tertinggi bahkan
terdapat prediksi hingga 6 hari kemudian. Dan satu lagi adalah informasi cuaca penerbangan. Perlu
diketahui bahwa tenaga- tenaga BMKG disebar hampir ke seluruh bandara internasional hingga
bandara perintis di seluruh wilayah Indonesia. Sebuah pesawat tidak akan bisa terbang jika tidak
mempunyai informasi cuaca penerbangan dari BMKG. Melalui Citra Satelit kita juga bisa melihat
kenampakan awan- awan di wilayah Indonesia dan kelembapan udara yang terlihat dari satelit.
Bidang Klimatologi yang fungsinya hampir seperti meteorologi namun dengan jangka waktu
lebih panjang seperti Prakiraan Hujan dalam sebulan dan Prakiraan Musim. Informasi Perubahan
Iklim ini sangat penting untuk sektor pertanian. Namun kembali lagi permasalahanya terletak
dalam kesadaran petani di Indonesia tentang pentingnya informasi iklim ini sangatlah minim.
Bidang Kualitas Udara memberikan informasi tentang kandungan gas SO2 dan NO2 di
beberapa daerah di Indonesia. Perlu diketahui gas tersebut merupakan gas yang sangat berbahaya
bagi saluran pernapasan kita jika kandunganya melebihi nilai standar tertentu. Selain itu juga
terdapat informasi tentang sebaran asap akibat kebakaran hutan yang juga berbahaya bagi
kesehatan.
Tidak semua gempa dapat menimbulkan tsunami sehingga BMKG memberikan informasi
tentang potensi tsunami setiap terjadi gempa. Penyebaran tentang berita tsunami sudah sangat baik
di Indonesia terbukti dengan adanya pemasangan sirine serta banyaknya simulasi evakuasi
tsunami.
Informasi geofisika yang lain adalah gaya berat, tanda waktu, magnet bumi, dan petir. Gaya
berat dan magnet bumi mungkin tidak terlalu penting untuk masyarakat secara umum. Tapi
informasi ini sangat penting dalam kegiatan eksplorasi dan aktivitas kebumian lain. Selain itu
magnet bumi juga berguna dalam kegiatan navigasi, pemetaan, serta penerbangan. Tanda waktu
yang dimaksud dalam bidang geofisika adalah informasi pengamatan hilal dalam penentuan awal
bulan Ramadhan serta Idul Fitri.
Selanjutnya bidang Geofisika juga memberikan informasi sebaran petir di beberapa kawasan di
Indonesia. Informasi ini sangat penting karena kita bisa melihat daerah mana yang mempunyai
tingkat sebaran petir tertinggi sehingga bisa meminimalisir kerugian materi yang diakibatkanya.
Satu lagi adalah informasi seismologi teknik yang berisi informasi peta sebaran gempa di
Indonesia serta rancangan bangunan tahan gempa.
Jika dilihat dari tugas dan fungsi BMKG di atas kita bisa mengira bahwa alat- alat yang
digunakan BMKG merupakan alat yang sangat canggih. BMKG sendiri memeliki banyak UPT
yang dibagi menjadi Stasiun Meteorologi, Stasiun Klimatologi, dan Stasiun Geofisika yang disebar
dari Sabang hingga Merauke. Namun banyak masyarakat yang kurang menyadari peran dan
fungsinya.. Melalui Stasiun Meteorologi di berbagai daerah kita bisa mendapatkan informasi
prakiraan hujan dan lainlain yang penting untuk penerbangan dan pelayaran. Begitu pula dengan
stasiun klimatologi yang menyediakan informasi iklim yang penting bagi pertanian. Dan Stasiun
Geofisika yang menyediakan informasi gempa, magnet bumi, serta petir yang sangat penting bagi
seluruh lapisan masyarakat.
Informasi di atas disebar secara berkala melalui media cetak dan elektronik. Kita tidak perlu
mengeluarkan biaya apapun untuk melihatnya. Sekarang tinggal kesadaran masyarakat kita yang
perlu ditingkatkan tentang pentingnya informasi tersebut. Terlebih untuk petani dan nelayan yang
merupakan pekerjaan dari sebagian besar rakyat Indonesia. Selain itu kita bisa melihat di situs
www.bmkg.go.id untuk mendapatkan informasi di atas. Di beberapa tayangan televisi juga sering
disiarkan info dari BMKG. Bahkan BMKG juga menyediakan informasi data melalui layanan
SMS. Tapi masyarakat juga harus waspada terhadap informasi palsu yang mengatasnamakan
BMKG.
PERALATAN METEOROLOGI
1. Sangkar Meterorologi
Sangkar meteorologi merupakan sebuah bangunan berbentuk sangkar yang terbuat
dari kayu. Bangunan ini berfungsi untuk melindungi peralatan meteorologi dari hujan
dan radiasi panas langsung dari luar.
Beberapa standar ketentuan dari sangkar meteorologi saat ini adalah sebagai berikut:
Lokasi sekitar sangkar meteorologi berupa lahan lapang bebas dari bangunan
ataupun pohon yang dapat menghalangi sinar matahari.
Terbuat dari kayu dan di cat putih. Hal ini dilakukan agar warna putih pada cat
memantulkan kembali radiasi dari matahari sehingga tidak langsung mengenai
termometer.
Pintu sangkar dibuat menghadap utara dan selatan. Hal ini dilakukan karena gerak
semu matahari adalah dari timur ke barat, dengan demikian pada saat pengamatan
tidak ada radiasi langsung matahari yang masuk kedalam sangkar sehingga nilai
parameter terukur merupakan nilai asli unsur udara dekat permukaan.
Dinding sangkar dibuat berventilasi/berkisi-kisi agar sirkulasi udara lancar untuk
mengalirkan udara masuk dan keluar.
Ketinggian bangunan ± 2 meter.
Peralatan meteorologi yang terdapat di dalam sangkar meteo terdiri dari : termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah.
Termometer bola kering. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu udara
permukaan. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya terdapat pipa kapiler
yang berisikan air raksa. Ketika suhu naik, maka air raksa akan memuai dan menunjukan
skala suhu pada lingkungan.
Termometer bola basah. Termometer ini digunakan untuk mengukur titik embun dalam
udara. Termometer ini sama seperti termometer bola kering, yang membedakannya adalah
termometer ini bolanya dilapisi dengan kain yang dijaga agar selalu basah. Temometer bola
basah mengukur suhu yang dibutuhkan untuk menguapkan air di kain tersebut. Ketika
kelembaban udara kecil, maka air akan mengambil panas dari termometer tersebut sehingga
suhu pada termometer bola basah akan menurun. Itulah mengapa saat siang hari selisih antara
bola kering dan bola basah cukup jauh dibandingkan malam hari. Selisih dari suhu
termometer bola kering dan bola basah digunakan untuk menentukan kelembaban udara/
relative humidity.
Termometer minimum. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu terendah dalam
satu hari pada lingkunan. Berbeda dengan termometer maksimum, termometer ini
menggunakan alkohol. Alkohol digunakan karena karakteristiknya cocok untuk mengukur
suhu rendah karena titik beku alkohol yang lebih rendah dari air raksa. Didalam pipa kapiler
yang berisikan alkohol terdapat jarum index yang akan menunjukan skala suhu minimum.
Ketika suhu menurun maka index ini akan mendekati skala minimum karena terdorong oleh
permukaan alkohol. Termometer ini diletakkan sedikit miring kebawah agar index selalu
menunjukan suhu terendah.
Penangkar hujan ini adalah penangkar hujan yang merupakan tipe recording.
3. Campbell Stokes
Campbell stock adalah berupa bola kaca yang digunakan untuk menghitung lamanya
penyinaran matahari selama satu hari. Bola kaca ini bertujuan untuk mengumpulkan
cahaya matahari menjadi satu titik fokus, sehingga mampu memberi bekas kepada pias
yang dipasang pada campbells stokes. Lamanya penyinaran matahari ditunjukan oleh
bagian pias yang terbakar
4. PANCI PENGUAPAN
Panci penguapan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah penguapan
yang terjadi selama selang waktu tertentu.
Dalam panci penguapan terdapat beberapa bagian yang memiliki fungsi masing- masing.
a. Hook gauge : Alat ini berbentuk seperti kail. Alat ini berguna untuk
menghitung tinggi air pada panci penguapan. Untuk mengukur
tingginya, letakkan hook gauge pada tempatnya (StillWell).
Setelah itu atur supaya ujung kail berada tepat pada permukaan
air. Setelah itu baca skala yang tertera pada hook gauge.
b. StillWell : Alat ini merupakan tempat atau wadah untuk meletakkan hook
gauge, dan untuk menjaga permukaan air tetap tenang.
c. Cup Anemometer : Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata harian.
Alat ini diletakkan dengan ketinggian 0.5m.
d. Termometer Apung : Alat ini terdiri dari termometer maksimum dan minimum.
1. Anemometer
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah dan kecepatan angin.
Untuk mengetahui arah angin, dalam anemometer terdapat alat yang disebut Wind Vane. Alat ini
berfungsi untuk mengetahui arah dari mana angin bertiup. Alat ini terdiri dari ujung dan ekor.
Saat angin bertiup dari arah utara, Maka ekor Wind Vane akan terdorong dari arah utara ke
Selatan sehingga ujung depan Wind Vane akan berubah arah menuju arah utara yang merupakan
arah datangnya angin. Sedangkan untuk mengetahui nilai kecepatan angin, menggunakan Cup
Anemometer. Cup Anemometer terdiri dari 3 piringan yang seimbang antar sudutnya. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui besar kecepatan angin. Karena terdapat 3 buah piringan Cup, maka
Cup anemometer akan tetep berputar pada arah yang sama walaupun angin bertiup dari arah yang
berbeda-beda. Dalam pengamatan unsur cuaca angin, Anemometer dipasang di atas permukaan
setinggi 10 m.
Gambar 7. Anemometer
Automatic Weather Station (AWS) merupakan bentuk kesatuan dari rangkaian sensor
yang dipadukan dan secara otomatis merekam data meteorologi seperti suhu, tekanan,
kelembaban, penyinaran matahari, curah hujan, dan angin yang kemudian akan diubah
(ditampung) dalam Data Logger sehingga dapat dimonitoring melalui komputer server dan
diakses secara online.
AWS pada umumnya dipasang pada ketinggian 10 meter diatas permukaan tanah dan
bebas dari bangunan. Display akan menampilkan langsung hasil data yang dikirimkan melalui
sensor. Pencatatan data cuaca dapat diatur / diprogram sesuai dengan kebutuhan, tergantung
dengan kebutuhan dan keinginan kita akan melakukan pencatatan data setiap 10 menit sekali,
30 menit sekali, dan seterusnya. Kemudian kita dapat memanggil data yang tersimpan pada
Data Logger melalui Data Collect (Mengambil dari Data Logger ke komputer). Fungsi
utama AWS adalah konversi pengukuran elemen meteorologis menjadi sinyal listrik melalui
sensor, pemrosesan dan transformasi sinyal ini menjadi data meteorologi, merekamnya
dan/atau mentransmisikan informasi yang dihasilkan.
Sistem AWS merupakan sistem pengamatan data meteorologi secara otomatis yang
terdiri dari :
Partikulat (PM10) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron
(mikrometer). Nilai Ambang Batas (NAB) adalah Batas konsentrasi polusi udara yang
diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM10 = 150 µgram/m3.
3. Barometer Digial
Alat ini digunakan untuk mengetahui perbedaan tekanan.
Tekanan atmosfir di permukaan adalah tekanan per unit area P = F/A . Satuan dasar tekanan
atmosfir adalah pascal (Pa) atau (Newton per square meter). Untuk aplikasi meteorologi
ditambahkan awalan hecto menjadi hectopascal (hpa). Hpa setara dengan milibar (mbar).
Sensor tekanan yang digunakan pada AWOS adalah Barometer elektronik. Barometer
elektronik menggunakan tranducer untuk merespon tekanan udara menjadi sinyal elektronik
dalam bentuk sinyal tegangan digital.
Sensor hujan yang digunakan pada AWOS adalah Tipping bucket. Digunakan untuk
mengukur akumulasi total hujan dan rate hujan namun mempunyai kekurangan bahwa error
nonliniernya besar apalagi kalau dalam kondisi hujan besar, akurasi kurang baik. Namun
prinsip operasi peralatan tipping bucket sangat simple, dimana wadah (bucket) dibagi dalam
dua bagian terpisah yang seimbang. Penakar hujan tipping bucket ini sangat cocok untuk
Automatic weather station yang menggunakan metode digital. Pulsa yang dihasilkan oleh
kontak switch dapat dimonitor oleh data logger dan akumulasi total dalam periode tertentu
dapat digunakan untuk menentukan curah hujan.
Sensor temperature dan kelembaban yang digunakan pada AWOS dilindungi agar tidak
terkena cuaca langsung dari luar. Berikut adalah 2 contoh pelindung pada sensor temperature
dan kelembaban.
Gambar 15 SARS
b. MARS (Motor-Aspirated Radiation Shield)
Gambar 16 MARS
Sensor yang digunakan adalah ceilometer. Ceilometer menggunakan prnsip LIDAR (Ligth
Detection and Ranging) yaitu sensor jarak jauh menggunakan cahaya untuk menemukan
jarak dan informasi suatu obyek. Jarak menuju obyek ditentukan dengan mengukur selang
waktu antara transmisi dan deteksi sinyal yang dipancarkan. Perubahan komposisi cahaya
yang diterima dari sebuah target ditetapkan sebagai sebuah karakter objek.
Gambar 17 Ceilometer
Gambar 18 Pyranometer
5. Radar Cuaca
Radio Detection and Ranging (Radar) adalah sistem penginderaan jauh aktif yang
memiliki prinsip kerja dengan mentransmisi gelombang elektromagnet melalui antena, setelah
mengenai target gelombang tersebut oleh antena akan dipantulkan kembali dan diterima
sebagai echo, untuk selanjutnya akan diproses sehingga menghasilkan gambar atau citra pada
layar monitor.
Citra radar cuaca menggambarkan potensi intensitas curah hujan yang dideteksi oleh
radar cuaca. Pengukuran intensitas curah hujan (presipitasi) oleh radar cuaca berdasarkan
seberapa besar pancaran energi radar yang dipantulkan kembali oleh butiran-butiran air di
dalam awan dan digambarkan dengan produk Reflectivity yang memiliki besaran satuan dBZ
(decibel). Makin besar energi pantul yang diterima radar maka makin besar juga nilai dBZ, dan
semakin besar nilai dBZ reflectivity menunjukkan intensitas hujan yang terjadi semakin besar.
Skala dBZ pada legenda berkisar 5 - 75 yang dinyatakan dengan gradasi warna biru
langit hingga ungu muda. Jika gradasi warna semakin ke arah ungu maka semakin tinggi
intensitas hujannya. Kisaran intensitas hujan berdasarkan skala warna dBZ dan mm/jam
disajikan seperti dalam tabel berikut: Skala dBZ pada legenda berkisar 5 -75 yang
dinyatakan dengan gradasi warna biru langit hingga ungu muda. Jika gradasi warna semakin
ke arah ungu maka semakin tinggi intensitas hujannya. Kisaran intensitas hujan berdasarkan
skala warna dBZ dan mm/jam disajikan seperti dalam tabel berikut:
Kategori Intensitas Hujan Nilai mm/jam
dBZ
Hujan ringan (light rain) 25 s/d 35 1 s/d 5
Hujan sedang (moderate rain) 35 s/d 45 5 s/d 10
Hujan lebat (heavy rain) 45 s/d 55 10 s/d 20
Hujan sangat lebat (very heavy rain) >55 >20
Gambar 19. Citra Radar
6. Lightning Detector