Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Pengamatan

Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang adalah


salah satu Kelompok Pelaksana Teknis di bawah Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang merupakan lembaga Non
Departemen yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Salah satu tugas
pokoknya adalah melakukan pengamatan unsur-unsur meteorologi dan
membuat prakiraan cuaca untuk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya,
khususnya bagi jasa maritim dan kelautan.
1. Profil Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang
Nama : Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang
Alamat : Jalan Yos Sudarso No. 58 Pelabuhan TanjungEmas
Semarang
Telepon/wa : 024 3559194 / +62 811 2580 192
E-mail : stamar.semarang@bmkg.go.id
Web : www.maritimsemarang.com

2. Visi dan Misi Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas


Semarang
a. Visi
Terwujudnya Stasiun Meteorologi Maritim yang tanggap dan
mampu memberi pelayanan meteorologi guna mendukung
keselamatan pelayaran.
b. Misi
1) Mengamati fenomena dan memahami meteorologi maritim.
2) Menyediakan data dan informasi meteorologi maritim yang
handal.
3) Melaksanakan kewajiban dalam bidang meteorologi maritim.

19
20

3. Struktur Organisasi Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung


Emas Semarang

Sumber : https://ppid.maritimsemarang.com

Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Meteorologi Kelas II


Maritim Tanjung Emas Semarang

4.2 Pembahasan

1. Proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi cuaca

Secara umum BMKG merupakan sebuah badan di Indonesia yang


bertugas memantau atau bahkan mengatur situasi dan kondisi alam yang
berkaitan dengan bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika. Tugas
21

pemantauan yang dilakukan BMKG dapat berupa, pemantauan bencana


alam seperti tsunami, banjir, gempa bumi dan bencana alam terkait siklus
hidrologi lainnya, maupun berupa pemantaun cuaca untuk berbagai
kebutuhan.
BMKG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Dalam salah satu fungsinya
sebagai penyedia informasi terkait cuaca, peran BMKG di bidang
pelayaran menjadi sangat krusial, hal tersebut dikarenakan di dalam
berlayar perlu adanya pengamatan akurat terkait dengan kondisi dan
prediksi cuaca di daerah jalur yang dilewati kapal. Tanpa adanya informasi
cuaca, akan menjadi sangat berbahaya bagi kapal yang sedang berlayar
apabila terjadi badai yang sangat besar, namun sebaliknya dengan adanya
informasi cuaca yang disediakan oleh BMKG setidaknya sebelum
berlayar, para kru kapal sudah mengantisipasi dan bersiap siaga untuk
menghindari dan menyelamatkan kapal dari badai. Selain itu dengan
menggunakan citra satelit, BMKG juga dapat menampilkan kenampakan
awan, dan intensitas kelembapan udara di seluruh jalur pelayaran di
Indonesia, yang menjadikan informasi lebih akurat.
Agar bisa menghasilkan suatu informasi terkait prakiraan cuaca,
sebenarnya ada serangkaiaan proses yang harus dilakukan sampai dengan
informasi prakiraan cuaca yang dibutuhkan dapat tersampaikan dengan
jelas dan detail kepada pihak yang menginginkannya. Proses BMKG untuk
mendapatkan informsi cuaca adalah sebagai berikut (Dian et al., 2012):
22

a. Tahap pertama
Data mentah didapat dari pengamatan unsur-unsur cuaca dari
Berau of Meteorology dari Australia (BOM) atau beberapa instansi
yang memiliki satelit utama sebagai pengamat cuaca. Pengamatan
berbagai unsur cuaca dapat dilakukan oleh Stasiun Meteorologi dan
Klimatologi secara umum, serta oleh pelayanan khusus pada bandara,
perkebunan, pelabuhan dan pelayaran kapal. Sementara itu,
pengamatan kualitas udara di lakukan oleh Stasiun Global
Atmosphere Watch (GAW) dan pengamatan unsur medan bumi
(percepatan tanah, magnet bumi, gempa bumi) dilakukan oleh Stasiun
Geofisika. Dari BOM, data yang diperoleh merupakan data yang
memiliki resolusi tinggi. Sedangkan dari data-data yang diperoleh dari
yang lain dapat memberikan info terkait dengan curah hujan dan
intensitasnya, tekanan udara, citra satelit, temperatur, kelembapan
udara dan juga kecepatan maupun arah mata angin.
Pengamatan juga dilakukan secara otomatis menggunakan alat-
alat canggih untuk mendukung data analisis dan prakiraan, seperti
pendeteksi petir (lightning detector), alat yang digunakan untuk
mendeteksi kejadian petir termasuk jenis dan tipe petir. Ada radar
cuaca untuk memonitor pergerakan awan, curah hujan, jenis awan,
intensitas curah hujan secara real time pada suatu daerah dengan
jangkuan 250 kilometer. Ada juga Automatic Rain Gauge (ARG) atau
dikenal penakar hujan otomatis, alat yang digunakan untuk mengukur
curah hujan dalam satuan waktu. Lalu, ada Automatic Weather Station
(AWS) yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca secara
otomatis, yakni suhu, angin, kelembapan, radiasi matahari, curah
hujan, dan tekanan udara. Alat ini diletakkan di wilayah yang berada
di luar jangkuan stasiun pengamatan.
23

b. Tahap kedua
Pada tahap ini, data pengamatan yang dihasilkan, baik dari stasiun
maupun dari peralatan otomatis, masuk ke dalam PC server.
Kemudian dari data yang diperoleh kemudian dilakukan perbandingan
dengan hasil dari data pengamatan sebelumnya pada pos hujan
Observatorium (OBS) yang terdapat di beberapa wilayah yang sudah
ditentukan dan mewakili daerah lokal sekitarnya. Tinggi rendahnya
gelombang laut dan gangguan yang terjadi dari lokal, regional dan
global juga diambil datanya untuk menunjang keakuratan data
prakiraan cuaca. Untuk membandingkan data yang sudah diperoleh
digunakanlah beberapa metode, metode-metode tersebut diantaranya
dengan deret statistik atau jaringan syaraf tiruan yang ditentukan oleh
pihak prakirawan cuaca.

c. Tahap ketiga
Data yang sudah diolah di PC server ataupun data yang dari satelit
cuaca, kemudian dikirimkan ke server pusat. Pengiriman data
dilakukan dengan menggunakan kode sinoptik, kode sinoptik ini
merupakan penjelasan mengenai hasil dari pengamatan cuaca,
kemudian dari kode tersebut diketik manual pada buku laporan cuaca
untuk didokumentasikan dan selanjutnya melalui Computerize
Message Switching System atau (CMSS) jaringan telekomunikasi
untuk mengirim dan menerima data dari BMKG. Namun persyaratan
dari data sinoptik yang dikirimkan haruslah sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan oleh World Meteorology Organization
(WMO) dan harus secara terperinci menjelaskan kondisi cuaca yang
berupa tekanan udara menggunakan satuan milibar (mb), kecepatan
(ff) dan arah (dd) angin, kondisi awan yang berupa, sudut elevasi
puncak awan, jenis awan (C), tinggi awan (h), jumlah awan (N), dan
arah awan (D), kelembapan udara (RH), suhu udara menggunakan
24

satuan derajat celcius (C), curah hujan dengan satuan milimeter,


maupun jarak pandang mendatar (visibility) dari daerah yang diamati,
radiasi matahari yang meliputi durasi dan keadaan tanah. Dari data
tersebut juga harus meliputi keterangan keadaan cuaca, apakah
keadaan cuaca tersebut merupakan kondisi cuaca sekarang, atau
kondisi cuaca lampau. Data tersebut dikirimkan secara otomatis dan
setiap tiga jam sekali akan diperbarui. Data ini di susun secara
struktural dan tersistematis karena untuk menghindari adanya
gangguan berupa “server down”.

d. Tahap keempat
Selanjutnya data yang masuk tersebut diolah dalam komputer
analis dan perkiraan, sehingga dihasilkan harian dan mingguan. Selain
itu, dihasilkan pula cuaca penerbangan, cuaca maritim, peringatan
dini, perubahan iklim, prakiraan iklim, kualitas udara, hingga gempa
bumi dan tsunami.

e. Tahap kelima
Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data itu pun dibagikan
ke masyarakat luas, seperti setiap harinya informasi prakiraan cuaca
didapatkan.

2. Prosedur Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas


Semarang dalam Memberikan Informasi Cuaca

Dari informasi yang diperoleh dan kemudian diolah oleh BMKG


Kabupaten Semarang, selanjutnya informasi tersebut sudah bisa
disebarluaskan untuk berbagai keperluan, proses penyebaran informasi
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam media.
Beranekaragamnya media penyampaian informasi ini sesuai dengan
kebutuhan dan keperluan masyarakat di lapangan, hal ini dimaksudkan
25

agar masyarakat dapat memperoleh informasi cuaca atau pun iklim secara
cepat dan akurat dari BMKG sesuai bidangnya masing-masing. Urgensi
dari penyebaran informasi dari BMKG sendiri terkait dengan kondisi
cuaca dan iklim adalah hampir segala segi kehidupan masyarakat berkatan
dengan iklim dan cuaca.
Salah satu media penyampaian informasi terkait cuaca dan iklim yang
dilakukan oleh BMKG yaitu melalui aplikasi dan website. Namun sebelum
informasi tersebut tersebarluaskan, ada beberapa prosedur dari BMKG
yang harus dipenuhi. Adapun alur atau prosedur penyebarluasan informasi
dari BMKG, menurut Andarsyah (2017) tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Observator mempersiapkan data yang diambil dari mesin sebelum
dikirimkan oleh administrator.
b. Pada saat pengiriman sebelumnya sistem informasi menerima data
BMKG dan diperiksa.
c. Administrator mengirimkan data BMKG Kabupaten Semarang ke
BMKG Pusat Jakarta.
d. Admin BMKG Pusat menerima dan kemudian dimasukan di website
BMKG Pusat.

Dari prosedur tersebut, dapat dilihat bahwa penyebaran informasi


didahului penerimaan data dari observatory dilanjutkan dengan
pengolahan data oleh tim informatika dari BMKG dan dilanjutkan
dengan pengiriman data via email oleh administrator ke BMKG Pusat,
baru kemudian admin BMKG Pusat memunculkan ke dalam website resmi
BMKG. Terkhusus bagi pelaut, informasi khusus untuk menemukan data
terkait cuaca dan iklim disediakan oleh BMKG Maritim. Dalam website-
nya di Pusat Meteorologi Maritim, para pelaut yang ingin mengetahui
seputar cuaca perairan dapat menggunakan fitur wilayah pencarian tempat
di mana jalur pelayaran yang akan di lalui. Kemudian di dalam website
tersebut sudah tersedia informasi terkait cuaca, terkhusus tinggi
gelombang dan hujan dengan jangka waktu terbaru, dan pakiraan cuaca
26

mulai dari 24 jam kedepan, prospek gelombang mingguan, bahkan peta


gelombang pada jalur pelayaran. Berikut adalah gambar informasi di
dalam website Pusat Meteorologi Maritim.

Sumber: https://www.bmkg.go.id, 2022

Gambar 2. Website Pusat Meteorologi Maritim

Berikut adalah tampilan utama yang terdapat pada website Stasiun


Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang:

Sumber: website ppid.maritimsemarang.com., 2022

Gambar 3. Website Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Semarang


27

Pada halaman utama website (beranda) terdiri dari tampilan prakiraan


cuaca dan jumlah pelayanan informasi dalam tahun berjalan. Untuk
tampilan prakiraan cuaca terdapat tiga jenis macam tampilan:
(1) Infografis peringatan dini gelombang tinggi; (2) Animasi prakiraan
tinggi gelombang untuk seminggu ke depan; (3) Infografis prakiraan cuaca
wilayah pelayanan stamar Semarang. Apabila data yang diinginkan untuk
berlayar sederhana berupa prakiraan, bisa langsung menuju Menu
Prakiraan yang berisi prakiraan wilayah pelayanan hari ini dan esok,
prakiraan wilayah pelabuhan utama, prakiraan pelabuhan laut dan bulletin.
Dalam Menu Prakiraan terdapat beberapa submenu:
a. Submenu Wilayah Pelayaran Hari Ini

Sumber: website ppid.maritimsemarang.com., 2022

Gambar 4. Menu Wilayah Pelayaran Hari Ini


28

Submenu yang memuat prakiraan cuaca di wilayah pelayanan


Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang untuk hari ini.
Informasi yang ditampikan yaitu keadaan cuaca, tinggi gelombang,
kecepatan dan arah angin. Wilayah pelayanan antara lain Perairan
Selatan Kalimantan Tengah, Laut Jawa Bagian Tengah, Perairan
Kepulauan Karimun Jawa dan Perairan Utara Jawa Tengah.

b. Submenu Wilayah Pelayaran Besok


Submenu yang memuat prakiraan cuaca di wilayah pelayanan
Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang untuk hari
esok. Jenis informasi dan wilayah pelayanan sama dengan Prakiraan
Cuaca Hari ini.

Sumber: website ppid.maritimsemarang.com., 2022

Gambar 5. Menu Wilayah Pelayanan Besok


29

c. Submenu Pelabuhan Utama


Submenu yang memuat prakiraan cuaca di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang. Terdiri dari prakiraan cuaca, arah dan kecepatan
angin, tinggi gelombang, suhu udara, kelembaban dan pasang surut.

Sumber: website ppid.maritimsemarang.com., 2022

Gambar 6. Menu Pelabuhan Utama

d. Submenu Bulletin
Submenu yang memuat bulletin yang dibuat oleh Stasiun
Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, berisi informasi
meteorologi dan prakiraan cuaca. Bulettin ini diterbitkan tiap bulan.

e. Submenu Pelabuhan Laut


Submenu yang memuat prakiraan cuaca di Pelabuhan Laut di
Pesisir Utara Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan, antara lain
30

Pelabuhan Jepara, PPP Tasik Agung Rembang, PPP Bajomulyo


Pati, Pelabuhan Morodemak, PPP Tawang Kendal, PPP Klidang Lor
Batang, PPN Pekalongan, Pelabuhan Karimun Jawa, Pelabuhan
Kumai dan Pelabuhan Sampit.

Sumber: website ppid.maritimsemarang.com., 2022

Gambar 7. Menu Pelabuhan Laut

Lebih lanjutnya, bagi peminta informasi cuaca dari Stasiun


Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang terdapat beberapa
jenis layanan yang bisa digunakan, diantaranya sebagai berikut:
a. Layanan Berbayar
Sebelum menggunakan jasa pelayanan ini, harus mengisi
formulir yang dapat pada website ppid.maritimsemarang.com.
31

Sebenarnya jenis informasi dan besaran tarif Penerimaan Negara


Bukan Pajak (PNBP) yang dikenakan yang lainnya dapat dilihat di
submenu Tarif PNBP pada menu layanan.

b. Layanan Tarif 0 Rupiah


Layanan tarif 0 rupiah ini merupakan layanan bagi peminta
informasi yang ingin meminta layanan informasi cuaca tanpa di
pungut biaya. Namun untuk mendapatkan layanan ini harus
memenuhi bebrapa syarat seperti Surat Pengantar dari
sekolah/kampus, Proposal penelitian, Surat Pernyataan bermaterai,
Kartu Identitas. Pelayanan yang diberikan dari hari Senin-Jum’at,
pukul 08.00 WIB-15.00 WIB.

c. Layanan Tarif PNBP


Layanan tarif ini merupakan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan
Pajak sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2018
tentang jenis dan tarif yang berlaku pada BMKG. Tarif yang
ditampilkan adalah tarif yang menyangkut pelayanan jasa dan
informasi meteorologi maritim. Adapun tarif lengkap dapat diunduh
di jdih.bmkg.go.id. Untuk menapatkan layanan ini, peminta informasi
dapat mengakses website ppid.maritimsemarang.com. Di menu
Layanan pada Submenu Layanan Berbayar. Menurut PP No. 47 Tahun
2018 tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak
yang berlaku di BMKG untuk mendapat informasi dari layanan
berbayar dari jenis informasi cuaca untuk pelayaran harus membayar
Rp 250.000,00 per route per hari.
32

3. Alat-alat yang Digunakan Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim


Tanjung Emas Semarang untuk Menganalisis Cuaca
a. Anemometer

Sumber : Taman Alat Meteorologi Maritim Semarang

Gambar 8. Anemometer

Anemometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk


mengukur arah dan tingkat kecepatan angin. Kata anemo berasal
dari bahasa Yunani, yaitu anemos yang artinya angina atau udara,
Alat ini diperkenalkan tahu 1450 oleh arsitek dari Italia, yaitu Leon
Battista Alberti. Cara kerja alat ini yaitu Anemometer harus
diletakkan di tempat luar ruangan. Lalu alat ini akan bergerak saat
tertiup angin, bagian baling–baling/mangkok akan berputar sesuai
dengan arah mata angin. Jika putaran dari baling–baling semakin
besar, berarti angin sangat kencang. Sebaliknya jika anemometer
tidak bergerak, maka tidak ada angin sama sekali. Di bagian bawah
anemometer terdapat suatu alat yang berfungsi untuk menghitung
tingkat kecepatan angin dalam 1 detik. Anemometer adalah suatu
alat yang dapat mengukur kecepatan angin yang biasa dipakai pada
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika atau stasiun
perakiraan cuaca.
33

BMKG biasa memakai alat ini untuk mengukur kecepatan angin


dan mengetahui prakiraan cuaca pada suatu wilayah di Indonesia.
Menurut Alifa dan Hasporo (2017), Anemometer adalah suatu alat
(instrumen) yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan
angin. Anemometer dapat dibagi dalam 2 (dua) kategori yaitu
alat untuk mengukur kecepatan (velocity) dari angin dan alat untuk
mengukur tekanan dari angin. Informasi kecepatan angin merupakan
salah satu parameter yang diperlukan BMKG yang diukur dengan
menggunakan anemometer. Diperlukan kalibrasi terhadap
anemometer agar menghasilkan data kecepatan angin yang
tepat dan akurat dengan menggunakan wind tunnel atau
terowongan angin, yaitu suatu alat untuk melakukan studi dan
penelitian mengenai interaksi antara gerakan udara dengan benda-
benda yang ada didalam aliran udara. Wind Tunnel dalam kalibrasi
peralatan meteorologi adalah alat kalibrator untuk kecepatan
angin yang dapat menghasilkan angin laminar yang kecepatannya
dapat dikontrol sehingga dapat digunakan untuk kalibrasi sensor
kecepatan angin.

b. Cambble Stoke
Alat yang terdapat pada taman alat BMKG kemaritiman
selanjutnya yaitu Campbell Stokes, yaitu alat yang digunakan untuk
menghitung lamanya penyinaran matahari dalam satu hari. Alat ini
berbentuk bola kaca. Bola kaca ini bertujuan untuk mengumpulkan
cahaya matahari menjadi satu titik fokus, sehingga mampu
membakar pias yang dipasang pada campbell stokes. Pias yang
terbakar inilah yang nantinya kita baca dan dapat menentukan
lama penyinaran matahari. Campbell stokes dalam satuannya dalam
mengetahui lamanya penyinaran matahari menggunakan satuan
jam/persen. Berikut ini adalah Campbell Stokes yang terdapat pada
taman alat BMKG kemaritiman.
34

Sumber: Taman Alat Meteorologi Maritim Semarang

Gambar 9. Campbell Stokes

Bagian–bagian Campbell stokes terdiri dari sebuah kaca masif


yang memiliki ukuran diameter 10-15 cm. Fungsinya ialah sebagai
lensa cembung yang mengumpulkan sinar matahari kesuatu titik api.
Bagian kedua terdiri dari kertas pias yang tarbuat dari karton
berwarna gelap yang mudah terbakar dan berfungsi sebagai indikator
lamanya cahaya matahari menyinari kita. Kertas pias juga dilengkapi
dengan skala jam. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu kertas
pias dengan lengkung panjang, lurus, dan lengkung pendek. Masing-
masing kertas pias memiliki fungsi sama, tujuannya hanya untuk
menyesuaikan letak kedudukan matahari.

c. Open Pan
Open pan atau evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan penguapan air dalam udara pada lingkungan
dan waktu tertentu. Hasil pembacaannya sangat tergantung pada
angin, debu, dan iklim. Open pan dirangkai sedemikian rupa
35

sehingga dapat mencatat jumlah penguapan yang tejadi selama 24


jam. Evaporimeter atau open pan termasuk jenis alat konvensional
yaitu alat yang harus dibaca pada saat tertentu untuk
memperoleh data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri.
Evaporimeter atau open pan merekam penguapan yang terjadi
dengan cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi
permukaan air dalam panci. Satuan dasar alat ini adalah millimeter
(mm). Berikut ini adalah open pan yang terdapat pada taman alat
BMKG kemaritiman.

Sumber: Stasiun Meteorologi Semarang

Gambar 10. Open Pan

Evaporimeter panci terbuka atau open pan adalah sebuah alat


yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mencatat jumlah
penguapan yang tejadi selama 24 jam. Evaporimeter termasuk jenis
alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat saat tertentu
untuk memperoleh data. Alat ini pada taman alat diletakkan pada
area terbuka dan tidak terhalang agar terkena udara lagsung.
Pengukuran jumlah evaporasi dilaksanakan satu kali setiap hari pada
jam 07.00 waktu setempat. Pengukuran kemudian akan dicatat dan
akan diulang lagi pada esok harinya.
36

d. Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi, atau WMO biasa menyebutnya
dengan Thermometer Screen, adalah bangunan kecil yang mirip
dengan sangkar untuk menempatkan peralatan meteorologi. Dilihat
dari dalamnya, terdapat seperangkat termometer untuk mengukur
suhu udara yang terdiri dari termometer bola kering, termometer
bola basah, termometer maksimum, dan termometer minimum.
Sangkar meteorologi terbuat dari kayu jati agar tahan terhadap cuaca
dan dicat putih agar tidak menyerap sinar matahari. Berikut ini
adalah bentuk dari sangkar meteorologi yang terdapat pada taman
alat BMKG kemaritiman.

Sumber: Stasiun Meteorologi Maritim Semarang

Gambar 11. Sangkar Meteorologi

Sangkar meteorologi berfungsi untuk melindungi alat


meteorologi yang ada di dalamnya dari radiasi matahari
langsung. WMO dalam Guide to Meteorological Instruments
and Methods of Observation menyebutkan bahwa suhu udara yang
diukur adalah suhu yang ditunjukkan termometer yang terkena
udara langsung, namun terlindung dari radiasi langsung matahari.
37

Suhu udara yang diinformasikan kepada publik diukur pada


ketinggian 1,2—1,5 m di atas permukaan tanah. Merujuk pada
aturan WMO tersebut, maka salah satu fungsi sangkar
meteorologi juga untuk menempatkan termometer sesuai
ketinggian yang disyaratkan. Selain itu, di dalam sangkar
meteorologi juga dipasang termohigrograf untuk mencatat suhu
dan kelembapan secara otomatis. Juga terdapat piche evaporimeter
untuk mengukur kelembapan udara.

e. Authomatic Weather Station (AWS)


Authomatic Weather Station (AWS) adalah alat bantu untuk
mengukur cuaca secara otomatis. AWS terdiri dari data logger,
baterai isi ulang, telemetri (opsional) dan sensor meteorologi
(sensor angin dan cahaya) dengan panel surya untuk kemudahan
mengisi daya. Setiap alat-alat tersebut dirancang dengan ketahanan
untuk kondisi ekstrim seperti badai atau kemarau berkepanjangan.
AWS juga dipasang penangkal petir yang berfungsi untuk
melindungi fisik dari AWS itu sendiri agar tidak rusak karena
letaknya di ruang terbuka. AWS juga menggunakan tenaga solar
sel, sehingga jika listrik mati AWS tetap dapat digunakan.

Sumber: Stasiun Meteorologi Maritim Semarang

Gambar 12. Authomatic Weather Station (AWS)


38

AWS mampu merekam dan memantau perubahan cuaca


secara otomatis dan signifikan. Fungsinya adalah untuk
memudahkan pekerjaan, menghemat tenaga, dan memungkinan
untuk melakukan pengukuran di daerah terpencil. Tidak seperti
manual weather station. AWS tidak dapat memantau jenis dan
jumlah awan. Selain itu, untuk melakukan pengukuran terhadap
curah hujan agak sulit, apalagi untuk salju, karena alat pengukur
tersebut harus ditempatkan di area yang luas dan karena kondisi
hujan atau salju yang dingin, pengamat tidak bisa berada di dekat
alat pengukur tersebut. Tapi saat ini sudah ada AWS yang alat
pemantaunya melalui aplikasi smartphone atau desktop.

f. Penakar Hujan
Penakar hujan Observatorium (OBS) merupakan penakar
hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri alias harus
diukur secara manual. OBS digunakan untuk mengukur jumlah
curah hujan yang jatuh dan masuk ke dalam corong penakar curah
hujan tersebut dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah hujan
yang terukur dinyatakan dalam satuan mm (milimeter). Panakar
hujan jenis ini, diamati tiap jam 07.00 waktu setempat untuk metode
pengamatan agroklimat, sedangkan untuk pengamatan sinoptik
diamati tiap jam. Pancatatan data curah hujan hasil pengukuran
dinyatakan dalam bilangan bulat. Apabila tidak ada hujan ditulis
strip (-). Bila curah hujan yang terukur kurang dari 0,5 mm maka
ditulis 0, jika lebih dari 0,5 ditulis 1.
39

Sumber: Stasiun Meteorologi Maritim Semarang

Gambar 13. Penakar Hujan

Cara kerja penakar hujan observatorium ini yaitu pada saat


terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar.
Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam
tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang
tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Jumlah curah
hujan yang tertampung jika melebihi kapasitas ukur gelas ukur,
maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang
tertampung dapat terukur semua sampai benar-benar kering.
Untuk pemasangan penakar curah hujan jenis ini disarankan untuk
menempatkan corong diketinggian 125 cm dari permukaan tanah
untuk menghindari cipratan air dari tanah dan diletakkan di tempat
yang benar-benar jauh dari pepohonan ataupun benda yang lebih
tinggi dari corong untuk menghindari cipratan air hujan dari benda
lain disekitarnya.

4.3. Hasil

Setelah penulis menguraikan di dalam beberapa hal yang berkaitan dengan


Proses dan Prosedur Pelayanan Informasi Cuaca di Stasiun Meteorologi
Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
40

1. Proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi cuaca yang


dilakukan oleh BMKG memiliki beberapa tahap-tahap pertama adalah
pengambilan data dari pengamatan unsur-unsur cuaca. Selanjutnya, data
diposes di komputer server. Kemudian, data di kirim ke pusat untuk
dianalis dan diperkiraan, sehingga dihasilkan perkiraan harian dan
mingguan.
2. Prosedur penyampaian informasi cuaca oleh Stasiun Meteorologi Kelas
II Maritim Tanjung Emas Semarang kepada khalayak luas dan bagi pihak
yang membutuhkan, menggunakan website yang dapat diakses di
ppid.maritimsemarang.com. dengan layanan yang dapat dipilih sesuai
kebutuhan seperti Layanan Berbayar, Layanan Tarif 0 rupiah dan
Layanan Tarif PNBP. sehingga pengguna dapat memanfaatkannya
dengan semaksimal mungkin. Dengan adanya website
ppid.maritimsemarang.com. sebagai media penyampaian informasi
cuaca dari Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas
Semarang, informasi yang disajikan sangat membantu untuk
keselamatan berlayar, dan pengaksesannya pun lebih efektif dan efisien.
3. Alat-alat pengambil data unsur-unsur cuaca seperti Campbell Stokes,
Open Pan Evaporimeter, Anemometer, Authomatic Weather Station
(AWS), dan Penakar Hujan. Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim
Tanjung Emas Semarang masih dalam kondisi yang baik. Maka
pengambilan data cuaca yang dipakai untuk disajikan sebagai informasi
cuaca pelayaran tidak terkendala apapun dan masih sesuai standar.

Anda mungkin juga menyukai