TENTANG
PROSEDUR KERJA FORECASTER METEOROLOGI PENERBANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Forecaster Meteorologi Penerbangan yang selanjutnya disebut AMF adalah
personil yang bertugas membuat prakiraan cuaca untuk operasi penerbangan
b. Aerodrome Forecast yang selanjutnya disebut TAF adalah nama sandi untuk
prakiraan cuaca di bandar udara
c. Landing / Trend Forecast adalah nama sandi prakiraan cuaca untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dengan penerbangan satu jam dari Bandar udara
setempat.
d. Aerodrome Warning adalah nama sandi peringatan kondisi meteorologi yang
berdampak pada pesawat udara di permukaan dan fasilitas serta pelayanan di
Bandar udara.
e. Wind Shear Warning adalah berita sandi peringatan wind shear di Bandar udara
f. Analisis adalah kegiatan mengidentifikasi perilaku gejala meteorologi hasil
pengolahan data
g. Breifing Cuaca Penerbangan adalah komunikasi lisan mengenai keadaan cuaca
saat ini dan/atau kondisi cuaca yang dimungkinkan akan terjadi
3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Standard Operating Prosedures (SOP) Forecaster Meteorologi
penerbangan ini meliputi analisis, pembuatan informasi penerbangan dan
penyebaran.
4. Dasar
a. Annex 3 to the Convention on lnternational Civil Aviation, edisi 17, Juli 2010;
b. Technical Regulation World Meteorological Organization No.49, Volume ll; tahun
2007;
c. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 52 Tahun 2010 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174 (CASR 174); September 2010;
d. lnstruksi Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika No. SK. 291Me.401/KB/BMG-
2000 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan lnformasi Cuaca untuk Penerbangan
BAB II
PROSEDUR
5. Standard Operating Procedures (SOP) Forecaster Meteorologi Penerbangan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Standard Operating Prosedures (SOP) ini.
BAB III
SOP
Sop meliputi kegiatan antara lain :
BAB IV
PENUTUP
6. Standard Operating Procedures (SOP) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :6 Maret 2014
PUSAT METEOROLOGI
BANGAN DAN MARITIM
Kualifikasi Pelaksanaan :
1. Breifing terkait cuaca signifikan dari forecaster on duty sebelumnya paling sedikit 5
(lima) menit
2. Pengecekan system operasional paling lama 5 menit
3. Analisis dilakukan paling lama20 (dua puluh) menit;
4. Pengecekan hasil informasi penerbangan sebelum disebarkan kurang dari 3 (tiga)
menit;
5. Penyebaran dilakukan paling lama 3 (tiga) menit;
6. Pembuatan Landing/Trend Forecast paling lama 3 menit;
7 - Pembuatan Aerodrome Warning 3 menit;
8. Pembuatan lnformasi Meteorologi Penerbangan paling lama 10 (sepuluh) menit untuk
setiap informasinya;
Peralatan/Perleg kapan :
. Analisis
a. Analisis Secara Umum
1. Tahap Persiapan
,/ Menggunakan Sarana komunikasi yang menyediakan informasi METAR,
SPECI atau data pengamatan Synop.
,/ Menggunakan analisis parameter cuaca ,data keluaran WRF Operasional,
KMA model,JMA Model, dan model lain yang menyediakan data dan
informasi analisis dan prediksi berbagai parameter cuaca yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam membuat prakiraan.
,/ Menggunakan Radar Cuaca untuk mengetahui cuaca signifikan (putting
beliung, wind gust, debu vulkanik, distribusi hujan) yang terjadi selama 24
jam terakhir serta bahan analisis nowcasting cuaca signifikan.
./ Menggunakan Citra Satelit :Untuk mengetahui distribusi awan dan potensi
hujan serta untuk mengetahui fenomena regional seperti siklon dan palung
tekanan rendah yang signifikan mempengaruhi cuaca di suatu tempat
serta sebagai bahan analisis nowcasting..
2. Tahap Analisis
./ Mempertimbangkan data klimatologi parameter cuaca penerbangan dan atau
prakiraan musim.
,/ Pola suhu muka laut (SST). Suhu muka laut yang relatif hangat di sekitar
wilayah lndonesia baik dari anomali mingguan maupun hariannya cukup
hangat (anomali positif) bisa dijadikan indikasikan potensi penguapan dan
perawanan cukup tinggi.
./ Mempertimbangkan kondisi cuaca global (Elnino/Lanina) dan cuaca regional
Monsoon, IOD dengan menggunkan indeks terkait.
,/ Posisi MJO aktif, dapat dilihat pada MJO track. Bila posisi di posisi 3, 4 dan
5 (wilayah Maritim Kontinen Indonesia) maka potensi hujan dapat terjadi.
,/ Potensi OLR, OLR yang berwarna biru menunjukkan indeks yang negatif,
diindikasikan sebagai potensi perawanan yang cukup tinggi. Sebaiklnya
untuk OLR warna oranye atau merah.
./ lndeks Cold Surge, lndeks surge dihasilkan dari perbedaan tekanan antara
Wuhan (Cina) dengan Hongkong, Dengan asumsi tidak terdapat gangguan
di sekitar Laut Cina Selatan berupa Low Pressure Area (< 1000 mb)
o lndeks Surge >10 mb maka di wilayah lndonesia berpotensi terjadi
cuaca buruk dalam waktu sekitar 2 - 3 hari berikutnya, sedangkan
bila lndeks Surge < 10 mb,efeknya tidak signifikan.
. Suhu permukaan di Hongkong turun >soc
o Perbedaan tekanan di Cina antara daerah pantai dan daratan di
tengahnya >5 mb. Berpengaruh khususnya daerah dengan tipe
monsoon.
,/ Pola tekanan rendah, berpotensi menjadi konvergensi, palung tekanan
rendah (trough) memicu pengumpulan awan dan hujan.
,/ Pola tekanan tinggi di BBS (musim kemarau) bisa menimbulkan isobar
dengan gradien atau kerapatan yang tinggi, berpotensi terjadi angin
kencang di sekitar wilayah lndonesia.
,/ Pola jalur ITCZ dapat dilihat pada peta streamline, ketika ada pola tekanan
rendah terbentuk, maka dapat terjadi pusaran angin dan membentuk jalur
konvergensi sehingga berpotensi terjadi cuaca buruk. Pola shearline
(geser angin) dapat dilihat pada peta angin grid 900 mb. Ketika disuatu
daerah pada peta ada perubahan arah angin yang cukup signifikan, maka
dapat dipastikan di daerah tersebut terjadi perlambatan kecepatan
angin,dan berpotensi pertumbuhan awan dan hujan.
'/ lndeks kelembaban nisbi pada lapisan 850 mb > Bo% = uap air cukup
banyak sampai lapisan tersebut,jikasampai lapisan 700 mb dengan indeks
> 80 % = ketebalan udara basah sampai lapisan 700 mb, sehingga awan
rendah cukup tebal. Sehingga potensi hujan cukup tinggi
,/ Potensi pergerakan udara vertikal, di:
o BBU nilai (+) menunjukkan potensi konvektif besar, dan (-)
menunjukkan potensi konvektif kecil.
. BBS, nilai (+) menunjukkan potensi konvektif kecil, dan (-)
menunjukkan potensi konvektif besar.
'/ Potensi labilitas udara di dapatt dari berbagai model : Acces T, synergie,
KMA, JMA model via web service, antara lain :
Thunderstorm
'/ Data kecenderungan cuaca signifikan dari data
deteksi petir (lightning
detector)
Data pengamatan cuaca penerbangan jam
3 sebelumnya
Untuk wind shear warning selain informasi
dari pilot (AlREp atau spEClAL Air
Report) iuga berdasarkan peratatan deteksi *fiika
winshear ada).
Pembuatan lnf
1. Pembuatan TAF
a' Diterbitkan tepat 1 (satu) jam sebelum periode validitas
TAF dengan
mempertimbangkan METAR saat itu.
b. Update TAF dirakukan setiap 6 (enam)
iam (00.002; 06.002; 12.002; 1l.ooz),
c' Amandemen TAF dibuat diantara periode pembuatan
sampai dengan update
selanjutnya, berisi sisa dari periode TAF.
d'
Kriteria batas parameter cuaca penerbangan
yang harus di amandemen dalam
TAF sesuaitercantum dalam lampiran
A.
2. Pembuata n Trend Forecast
a, AFTN
b. CMSS
c. Jaringan lnternet (web / email)
d. Jaringan Telepnone/Airphone
e. Handy Talky (HT)
3. Prosedur penyebaran informasi penerbangan
c. lnformasi disebarkan sesuai dengan waktu yang telah didokumentasikan melalui
jalur komunikasi yang telah ditetapkan.
d. Jika terjadi kendala / eror / kerusakan pada jalur komunikasi maka informasi
wajib dikirimkan melalui jaringan komunikasi lain.
Disahkan oleh :
Kepala
Kelompok
Prakirawan
Cuaca signifikan Prakirawan/ < 5 menit
Yg Dipraklrakan Forecaster
terladi
Perkembangan
cuaca 12 -30 Prakirawan/ i 15 menit
jam kedepan Forecaster
- Berita SIG[,4ET
- Sigwx Chad
. MJO
- Cold Surge
- toD
- lnfo Siklon
- Pola lsobar
- Po a Ang n 900/850
mb / 925 mb
- Pola ITCZ
- Pola Vodisltas
- Pola angin 10 m
- Pola Angin ZonaL &
lVeridlonal
- Pola Kelembaban
- Pola Labilitas
TAF < 5 menit Kelompok
Reg onal Prakirawan/
- Pola Presipitasi
(Aerodrome Sandi TAF Prakirawan
Forecaster
forecast)
Kepala
. METAR/SPECI Kelompok < 3 menit
& Local Routine Forecaster/
- lndex Labilitas Lokal
' Rason Data
- Kepala
Prakirawan/ Sandi TAF/ Kelompok
< 3 menit
Forecaster/ TAF AMD Prakirawan
Unit - Kelompok
Komunikasi Prakirawan
. AFTN
Kondisi Cueca Prakirawan/ Selama
- CI\4SS
terkini Forecaster shift
Prakirawan/
3 menit
Forecaster
s- Prakirawan/
Forecaster
< 3 menit METAR
dengan
rct,
l_rreno I - Kepala
Kelompok
Take Off Prakirawan
Prakirawan/ < 3 menit Forecast - Kelompok
J take ott
[-rq]
I
Forecaster Prakirawan
- (request)
- AFTN
C>
- Prakirawan/ < 1 menit Aerodrome
- CMSS
[9
lnformasi Cuaca
Forecaster
Prakirawan/
Warning
- Kelompok
Flight
Penerbangan Forecaster Prakirawan
Document
- METAR
- SPECI Prakirawan/
- TAF
- SIG[,,tET Forecaster
- Upper Wind
- SIGWX
- TC Advisory
- VA Advisory
No. Registrasi : TF.01
Prosedu r Kerj a Forecaster Meteorolog i Penerban gan Tanggal :05/09/2014
Status Revisi : 01
Landing / Trend Forecast Halaman :1 I 1
Kepala
Prakirawan/
Kelompok
Forecaster
Prakirawan
Kelompok
F__=-l Prakirawan/
Forecaster
Prakirawan
- Radar Cuaca
- Satelit
lI
I
f.---,^
- METAR/SPECI Perkembangan/
& Local Routine pergerakan
- Data AWOS,
AWSiARG sistem cuaca
- Data Ligthning sinifikan
Detector
- Udara atas
produk NWP
- Produk Radar
- Citra Satelit Prakirawan/
- Rekaman Petir
- Pola angin 10 m Forecaster
- Pola Kelembaban
- Pola Labilitas
- Vertikal Shear
- Parameter Cuaca
dalam METAR
Prakirawan/
Forecaster
Salah
Prakirawan/
Forecaster
Prakirawan/
Forecaster/ - Kelompok
komunikasi Prakirawan
- Seksi
DATIN
Prakirawan/ . BMKG
Forecaster
Lampiran lll
Kriteria grup perubahan dan/atau TAF amandemen (Table 3-4 Annex 3)
Cuaca
- Jika satu fenomena cuaca atau kombinasi diperkirakan mulai/berakhir/intensitas yang berubah:
oFreezing fog
o FreezingPrecipitation
o Moderate atau heavy precipitation (termasuk shower)
o Thunderstorm
o Duststorm
oSandstorm
- Jika satu fenomena cuaca atau kombinasi diperkirakan mulai/berubah/intensitas yang berubah:
o Lblowing dust, sand or snow
o Squall
o Funnel cloud (tornado atau waterspout)
Angin Permukaan
- Jika perubahan arah angin diperkirakan berubah 60 atau lebih, kecepatan angin rerata sebelum
dan/atau sesudah berubah menjadi 5 m/s (10 kt) / lebih;
- Jika perubahan kecepatan angin rerata diperkirakan menjadi 5 m/s (10 kt)/ lebih;
- Jika variasi kecepatan angina (gust) rerata diperkirakan meningkat 5 m/s (10 KT) / lebih, rerata
kecepatan sebelum da/atau sesudahnya berubah 7.5 m/s (15 KT) / lebih;
- Jika diperkirakan angin permukaan melewati batas signifikan terhadap operasional, contoh :