Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BESAR

“PERENCANAAN BANDAR UDARA”

Dosen Pengampu :

Haerul Purnama, S.T., M.T.

Disusun oleh :

Nama :
NIM :
Kelas :

Program
Studi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2022
WINDROSE

1. DEFINISI WIND ROSE


Wind rose adalah diagram yang menyederhanakan angin pada sebuah lokasi
dengan periode tertentu. Wind rose adalah grafik yang digunakan oleh meteorologist
untuk memberikan pandangan secara ringkas bagaimana kecepatan angin dan arahnya
yang didistribusi pada sebuah lokasi.
Wind rose digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui delapan arah mata
angin. Oleh meteorologist untuk mengetahui persentase hembusan angin dari setiap
arah mata angin selama periode observasi. Wind rose juga biasanya digunakan untuk
menunjukkan besarnya kecepatan angin dan persentase angin calm.

2. LAGKAH-LANGKAH PENENTUAN WIND ROSE


Prosedur pengolahan data untuk analisis windrose adalah sebagai berikut :
1. Melakukan evaluasi terhadap kualitas data dan berkonsultasi dengan institusi
sumber data (di Indonesia dilakukan oleh BMKG - Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika) dalam hal tata cara pencatatan atau pendataannya,
untuk mengetahui perilaku dan karakteristik data yang akan diolah.
2. Melakukan pemilihan data yang akan dipakai untuk data terpakai
3. Membagi masing-masing data ke dalam beberapa kecepatan sehingga menjadi
enam kelompok sesuai ketentuan ICAO, yaitu:
1) Kecepatan kurang dari 4 knot
2) Kecepatan antara empat hingga 10 knot
3) Kecepatan antara 10 hingga 13 knot
4) Kecepatan antara 13 hingga 20 knot
5) Kecepatan antara 20 hingga 40 knot, dan
6) Kecepatan lebih dari 40 knot.
Langkah selanjutnya setelah pembangian data dalam kelompok kecepatan angin
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Membagi masing-masing data dalam setiap kelompok ke dalam arah angin
per 10 derajat untuk mengelompokkan data terhadap arah angin.
2. Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga didapatkan
sejumlah data untuk masing-masing arah dan kelompok kecepatan tertentu.
3. Membuat windrose type-1, terkait dengan prosentase jumlah data terhadap
arah angin yang dominan
4. Membuat windrose type-2, terkait dengan presentase jumlah data terhadap
arah dan kecepatan angin sesuai matrik.
Berdasarkan data dan metode pengolahan tersebut di atas didapatkan besarnya
prosentase arah angin yang dominan pada kecepatan angin yang telah ditentukan serta
jumlah frekuensi untuk masing-masing kecepatan tersebut. Untuk operasi bandara
selama 24 jam, maka analisis windrose dilakukan selama pencatatan data 24 jam dan
jika operasi bandara nantinya direncanakan hanya siang hari jam 06.00 s.d 18.00
waktu setempat maka analisis windrose juga dilakukan pada rentang waktu tersebut.
Dalam hal ini dilakukan analisis untuk kondisi 24 jam tersebut sehingga akan
didapatkan gambaran kondisi arah dan kecepatan angin maupun usability factor yang
terjadi. Persentase arah dan kecepatan angin untuk operasi bandara selama 24 jam
dari hasil analisis windrose pada umumnya disajikan dalam Tabel Perhitungan
usability factor dan Gambar Windrose .

3. CONTOH SOAL
LANDASAN PACU

1. DEFINISI LANDASAN PACU


Runway atau landasan pacu adalah fasilitas bandara yang sangat penting
untuk mendarat dan lepas landasnya pesawat. Landas pacu adalah area persegi
dipermukaan bandara yang disiapkan untuk take off dan landing pesawat, tanpa
landas pacu yang direncanakan dan dikelola dengan baik, pesawat tidak akan dapat
menggunakan bandara. Dalam merancang landas pacu (runway) diatur secara ketat
mengenai panjang, lebar, orientasi (arah), kongfigurasi, kemiringan/kelandaian, dan
ketebalan perkerasan runway. Runway difasilitasi oleh system marka (marking),
system pencahayaan (lighting), dan rambu-rambu (signs) untuk mengidentifikasi
runway dan memberikan panduan arah kepada pilot saat pesawat berjalan, lepas
landas, dan ancang-ancang pendaratan dan mendarat. Elemen dasar runway meliputi
perkerasan, bahu runway, runway strip, blast pad (buangan semburan mesin), runway
and safety area (RESA), stopway dan clearway. Fasilitas runway ini mempunyai
beberapa bagian yang masing-masingnya mempunyai persyaratan tersendiri (Sartono,
dkk, 2016).

2. LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN LANDASAN PACU

3. CONTOH SOAL

Anda mungkin juga menyukai