PENDEKATAN TEKNIS
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis, tepat guna, dan juga tepat waktu, maka Konsultan membuat pendekatan
secara teknis pelaksanaan pekerjaan supaya dapat berjalan dengan lancar, efisien,
dan terarah. Pendekatan secara teknis tersebut dapat dijelaskan seperti pada poinpoin berikut :
a. Kegiatan Persiapan administrasi
Kegiatan persiapan ini sangatlah penting atau perlu dilaksanakan agar di dalam
melakukan kegiatan selanjutnya benarbenar mantap dan terarah. Tanpa
adanya kegiatan persiapan administrasi ini maka semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan tidak akan terkondisi dengan baik tidak selaras dan sinkron
dengan kegiatan yang lainnya.
Dalam melakukan kegiatan persiapan administrasi tersebut ada beberapa hal
yang perlu dilakukan antara lain adalah :
1)
2)
3)
4)
2)
Menginventarisir,
mengumpulkan
dan
mengulas
dokumen
studi
dan
sudut
dalam
penentuan
titik
c)
Daftar sudut-sudut
dan
jarak-jarak
lengkap
dengan
11) Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat di-sounding,
maka kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load
atau disipat datar (levelling) dari darat.
12) Selama pekerjaan sounding, kecepatan kapal harus tetap dipertahankan
konstan (maksimum 4 knot) dan berada dalam satu jalur, dengan posisi
echosounder tetap diaktifkan.
13) Haluan perum diusahakan tegak lurus pantai atau dermaga, sedangkan
untuk pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara
sounding silang minimal 3 jalur.
14) Jarak antar raai pada area rencana pengembangan adalah 10,0 m,
sedangkan diluar area pengembangan 25,0 m.
Maksud
pengamatan
pergerakan
pasang
surut
adalah
untuk
4)
ii.
iii.
Contoh
air
kemudian
diuji
di
laboratorium
dalam
hal
kadar
G. Pekerjaan Topografi
Survei topografi dilakukan dengan peralatan T0, T2 dan Waterpass. Pada lokasi
yang tidak dapat dilakukan survei teristris dilakukan dengan alat echosounder
(survei Bathymetri) dan penentuan posisi dilakukan dengan Sextant. Kegiatan
pengukuran yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini terdiri dari pemasangan
patok Bench Mark (BM) dan patok Control Point (CP), pengukuran situasi,
situasi
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
6
Melakukan
Pengamatan
azimuth
matahari
(pengukuran
azimuth)
iii.
Pengukuran Poligon
a. Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara
titik-titik poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon
adalah 75 m.
b. Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon
harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang
sama atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya
sehingga kesalahan- kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).
iv.
vi.
H. Pekerjaan Pemetaan
i.
Metode Pemetaan
Dalam Perhitungan
dalam
dalam
pembuatan
peta
hidrografi
disajikan
dengan metode:
1. Ellipsoide : bessel 1841.
2. Proyeksi : mercator.
3. Skala peta : untuk kolam pelabuhan 1:1.000, untuk alur pelayaran
1:2.500.
4. Meridian utama yang dipakai adalah Jakarta Baru.
5. Dalam hal tidak didapatkan titik tetap, koordinat geografis bisa
menggunakan sistem lokal (X,Y) atau UTM (dengan persetujuan
Pengguna Jasa).
6. Peta menggunakan kertas ukuran A1 dan bila luas daerah yang
disurvey melebihi ukuran di atas, peta dibagi dalam beberapa
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
8
Peta
harus dibuat
dengan
skala
besar
yang
- Garis pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan
dan perairan.
- Daerah ketinggian antara 0,00 m-LWS dan garis pantai supaya
1)
pelaksanaan
pengeboran
dimulai,
dipergunakan
dalam
tersebut
pekerjaan
harus
sudah
dipersiapkan
terlebih
dahulu
tempat
di
pekerjaan
menggambarkan:
a. Elevasi muka tanah terhadap Datum
b. Number of blows pada standard penetration test dan kedalamannya
(dalam angka dan grafik)
c. Kedalaman tanah dimana undisturbed sample diambil
d. Elevasi lapisan batas atas dan bawah dari setiap perubahan lapisan
tanah yang ditemui selama pengeboran
e. Deskripsi dari jenis tanah untuk tiap interval kedalaman
f. Hal-hal lain (khusus) yang ditemui/terjadi pada saat pengeboran
dilaksanakan
g. Penjelasan teknis dari penyimpangan-penyimpangan atau kejanggalan
yang terjadi selama pengeboran.
3) Undisturbed Sampling
Untuk setiap interval kedalaman 2 meter diambil undisturbed sample dan untuk
pertama kalinya diambil sampel pada kedalaman 3 m dari muka tanah yang
bersangkutan. Tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah
seamless tube sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch (ID=Internal
Diameter, OD=Outer Diameter), tebal tabung 1/16 inch, dengan panjang 50
cm. Tabung yang dipakai tipe fixed-piston sampler terbuat dari baja atau
kuningan.
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
12
Dasar lubang bor di mana akan diambil contoh tanah harus bersih dari
sisa pengeboran dengan memompakan air ke dalam lobang bor yang
berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa tanah yang tertinggal, lama
mencuci minimum 5 menit sebelum diadakan pengambilan sampel.
b.
Ujung bawah casing pada saat itu harus berada pada dasar lubang bor
untuk menghindari adanya longsoran-longsoran pada dasar lubang dan
sisa pengeboran (sludge)
c.
d.
e.
f.
g.
4)
Tabung
SPT
harus
mempunyai
inch,
panjang
24
inch
Hammer
melakukan
yang
dipakai
penumbukan
untuk
seberat
d.
e.
f.
dipenuhi :
-
bidang uji yang dipilih harus kering dan halus, bebas dari tonjolantonjolan atau lubang-lubang;
permukaan bidang uji diberi tanda batas lokasi untuk titik-titik uji
dengan 2
permukaan bidang uji yang kasar harus digerinda halus sebelum diuji;
bidang uji pada struktur yang berumur lebih dari enam bulan harus
digerinda rata sampai kedalaman 5 mm sebelum diuji, jika hasil
ujinya akan dibandingkan dengan hasil uji beton yang berumur lebih
muda
petunjuk
penggunaan
alat
hammer
test
yang
bersangkutan.
c) Perkiraan Kuat Tekanan berdasarkan nilai lenting yang diperoleh atau
3) Melakukan Uji Core drill bertujuan untuk memperoleh benda uji beton
yang
dihasilkan
dibandingkan
Benda uji beton iti yang akan digunakan utuk pengujian kekuatan
harus diambilkan dari beton keras yang umumnya tidak boleh
kurang dari 14 hari.
di
laboratorium
sebagai
atau tidak.
d. Jumlah titik pengujian diambil sebanyak 20% dari jumlah titik tiang
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Sistem
pelaksanaan
pembangunan
dermaga
dan
fasilitas
b)
Dermaga
I. Pembebanan
Beban Mati :
tambahan lainnya
Beban Hidup :
Beban Uplift :
Beban Angin :
Beban Arus
Beban Gempa
Beban Berthing
Beban Mooring
Beban Uplift
Beban
yang
bekerja
jika
pelabuhan
dibangun
pada
menurut
peraturan.
Kontrol
Desain
yang
M. TRESTLE
I.
Pembebanan
Beban Mati
lainnya
Beban Hidup
Beban Uplift
Beban Arus
Pre-elimanary Design
- Perencanaan dimensi balok trestle;
- Perencanaan dimensi pelat lantai trestle;
- Perencanaan dimensi pile cap trestle.
III.
peraturan.
Kontrol
Desain
yang
dilakukan
berupa
layan
memenuhi
(serviceability)
dan
beban
ultimate.
Bila
telah
N. BANGUNAN DARAT
1. Pembebanan
a) Beban Hidup : beban operasional dan beban hidup lainnya;
b) Beban Mati : berat sendiri struktur;
c) Kombinasi Pembebanan.
Pre-elimanary Design
Analisa Struktur bangunan darat
Sistem struktur bangunan atas dermaga dapat terdiri dari:
a)
b)
c)
c)
Fasilitas penunjang, antara lain: instalasi air bersih, instalasi air kotor,
instalasi listrik, pagar, talud, dll.
Bahan alam asli, misalnya batu gunung maupun sungai, kerikil, pasir,
kayu dan lain-lain.
b)
3. Informasi lain-lain
a)
b)
konstruksi
fasilitas
pelabuhan,
kemudian
dikerjakan
Gambar-gambar konstruksi
b)
c)
d)
Bill of Quantity
b)
Mobile crane
c)
d)
Tug boat
e)
Work boat
Gambar Pelaksanaan:
Gambar pelaksanaan harus menjadi pedoman kepada pelaksana dalam
mewujudkan konstruksi yang direncanakan. Pedoman tersebut antara lain
menyangkut:
posisi konstruksi, dimensi konstruksi, volume konstruksi, elevasi konstruksi,
tahapan konstruksi, dll. Seluruh gambar pelaksana harus dilengkapi dengan
skala, ukuran, elevasi berdasarkan lebih kurang 0,00 m-LWS, kualitas
yang akan dicapai (misalkan: mutu baja, mutu beton), dll. Seluruh gambar
pelaksanaan dibuat dengan menggunakan komputer (CAD) dan soft copynya diserahkan bersama Laporan Akhir kepada Pengguna Jasa. Gambar
pelaksanaan meliputi:
a)
Gambar lay-out (dilengkapi dengan garis kontur, arah mata angin, skala
posisi BM, dll)
c)
d)
Gambar detail
Sistem konstruksi
Dari hasil desain dermaga prototipe, konsultan perencana harus
menetapkan alternatif sistem konstruksi yang sesuai dengan kondisi
pelabuhan dimana akan direncanakan pembangunan dermaga.
Pilihan alternatif yang sesuai harus ditetapkan mencakup:
- Sistem konstruksi bangunan atas.
- Sistem konstruksi bangunan bawah/pondasi.
- Bahan bangunan yang akan digunakan.
- Metode pelaksanaan konstruksi dan peralatan yang akan digunakan
b)
c)
juga
dipergunakan
untuk
d)
Data-data sekunder
Data-data sekunder antara lain: data operasional pelabuhan dan
arsitektur
daerah
setempat.
Data
operasional
pelabuhan
untuk
Tenaga Ahli Konsultan yang akan ditugaskan telah diseleksi dan direncanakan
dengan seksama agar memenuhi kebutuhan program dan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan. Pekerjaan ini akan dipimpin oleh Team Leader, dan dibantu oleh
tenaga-tenaga ahli yang profesional serta tenaga pendukung lainnya.
Konsultan mengusulkan personil tenaga ahli yang dipilih berdasarkan kualifikasi
yang terbaik, pengalaman dalam kegiatan yang sama dan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. Di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), pilihan kriteria yang
diusulkan untuk setiap usulan tim kerja dengan mempertimbangkan sepenuhnya :
Pendidikan dan latihan,
Pengalaman secara umum,
Pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan dari setiap personil yang
diusulkan.
A. Komposisi Tim
Sesuai dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja dan setelah mempelajari
lokasi
kegiatan
serta
lingkup
pekerjaan
yang
akan
ditangani,
Konsultan
menyediakan komposisi personil yang akan dimobilisasi dalam Kegiatan ini seperti
terlihat pada Lampiran Tabel 1.
Lingkup Keahlian
Lokal
Teknik Sipil
WARSITO.ST
NURHADI, ST.
Lokal
Lokal
ARDHIANTO, ST.
SIHONO, ST.
Nama
Posisi Diusulkan
Jumla
h
Teknik Sipil
Teknik Sipil
Lokal
Teknik Sipil
Lokal
Teknik Sipil
1
1
Dokumen Tender
SURATNO, ST.
Lokal
Teknik Sipil
Ahli Geodesi
Lokal
Teknik Sipil
Ahli Arsitektur
Lokal
STM
Bor Master
2. HARI MUSTIKA
Lokal
STM
Bor Master
1. BAGINDA T. H
Lokal
STM
Surveyor
2. SEPTO PRIANGGA
Lokal
STM
Surveyor
HERIYANTO NAPITUPULU
Lokal
Teknik Sipil
Drafter
NUGROHO E. PRASETYO
Lokal
Teknik Sipil
Labora
hal-hal
sebagai
berikut
(dalam
pengaturannya,
Konsultan
Konsultan mempunyai tim inti dari perorangan dengan kualifikasi yang tinggi dan
kemampuan untuk melaksanakan proyek.
tanggung
jawab
koordinasi,
manajemen,
penganggaran,
dan
Ahli Struktur
Utama
Ahli Mekanika
Tanah
Ahli Spesifikasi
dan Dokumen
Tender
Ahli Geodesi
Ahli
Arsitektur
Ahli Teknik
Pantai
Bor Master 1
Bor Master 2
Surveyor 1
Surveyor 2
Drafter
Laboran
kegiatan.
Format matrik
dari
skema tugas
dan
tanggung
jawab
dengan pengalaman dalam bidang studi dan perencanaan teknik sipil keairan
minimal selama 7 (Tujuh) tahun, memiliki sertifikat keahlian dan mengetahui
dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.
Tugas dan tanggung jawab ketua tim meliputi :
1. Mengkoordinasikan semua
analisis
struktur
dermaga
dan
menilai
kelayakan
Ahli Geodesi
Adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang pengukuran
permukaan tanah minimal selama 3 (tiga) tahun, memiliki sertifikat keahlian dan
mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.
i.
j.
Surveyor 1 dan 2
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam
perkerjaan survey pemetaan jika dilakukan pekerjaan survey
hidrooceanografi
pelaksanaan
pekerjaan
dan
topografi.
pekerjaan
sipil
meliputi
Berpengalaman
penyelidikan
:
lapangan
pengukuran
topografi
dalam
untuk
dan
dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang
pendidikan minimal SMK. Juru gambar bertanggung jawab atas pembuatan
gambar-gambar yang dibutuhkan.
1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan
2. Membuat Gambar Sketsa. Bangunan
3. Membuat Gambar Autocad, Gambar 3 Dimensi
4. Mampu Megoperasiakn Sofware Arsitektur
5. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek /Team
Leader
6. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dan bertanggung jawab
meneliti atas hasil data yang didapat
l.
Laboran
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam
perkerjaan pengujian laboratorium mekanika tanah
1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan
2. Menerima Perintah/Tugas Untuk menguji bahan campuran beton dan
menguji kekuatan beton atau Mekanika Tanah
3. Menyiapkan Peralatan dan bahan uji antara lain Menyiapkan Peralatan yang
akan digunakan, Menyiapkan Bahan yang dibutuhkan untuk pengujian.
4. Menguji bahan-bahan untuk campuran beton dan Lab mekanika Tanag.
Pekerjaan
Detail
Engineering
Design
Pengembangan/Rehabilitasi
Pelabuhan Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur ini akan dilaksanakan selama
180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dengan tahapan sebagai berikut :
1.
2.
3.
Survey Reconnaissance
4.
5.
6.
7.
8.
9.
keadaan eksisting.
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
43
lapangan.
15. Data sekunder, seperti gambaran umum wilayah studi, data operasional
struktur yang masih dapat dilakukan perbaikan dan struktur yang harus
diganti (replace).
17. Kriteria desain kapal rencana (untuk DED pengembangan)
18. Rencana pekerjaan selanjutnya yang akan dilakukan pada Laporan Antara.
19. Uurutan penyusunan dokumen Laporan Pendahuluan adalah sebagai
berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN
I
II
III
PENDAHULUAN
I.1
Deskripsi Pekerjaan
I.2
Latar Belakang Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (Kak)
I.3
Maksud Dan Tujuan Pekerjaan
I.4
Lingkup Pekerjaan
I.5
Sistematika Penulisan
GAMBARAN UMUM
II.1 Gambaran Umum Wilayah
II.1.1 Kondisi Fisik dan Geografis
II.1.2 Sosial Kependudukan
II.1.3 Perekonomian
II.1.4 Kondisi Sarana dan Prasarana
II.2 Tinjauan Kebijakan
II.2.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
II.2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
II.2.3 Rencana Induk Pelabuhan dan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional
II.3 Kondisi Eksisting Pelabuhan
II.3.1 Lokasi Pelabuhan
II.3.2 Hinterland Pelabuhan
II.3.3 Data Teknis Pelabuhan
II.3.4 Data Operasional Pelabuhan
HASIL SURVEI PENDAHULUAN
IV
VI
Hasil uji
dasar
dan sedimen
pelabuhan
dan
operasionalnya
dianggap
terpengaruh
oleh
Simulasi pola dan kecepatan arus (akibat pasang surut) di lokasi pekerjaan
(jika struktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh
arus). Simulasi dilakukan berdasarkan data pasang surut global di sekitar
lokasi pekerjaan.
Data meteorologi (curah hujan minimum 5 tahun terakhir dan data angin).
Data Sekunder.
Seluruh
pekerjaan
lapangan
dilengkapi
dengan
foto
dokumentasi
pelaksanaan survei
-
Pendahuluan
I.1
Deskripsi Pekerjaan
I.2
I.3
I.4
Lingkup Pekerjaan
I.5
Sistematika Penulisan
BAB II
SURVEI TOPOGRAFI
II.1
II.2
II.3
II.4
Pengukuran Situasi
BAB III
III.1
SURVEY HIDRO-OCEANOGRAFI
Pengamatan Pasang Surut
III.1.1 Peramalan Pasang Surut Dengan Metode Least Square
III.1.2 Peramalan Pasang Surut Dengan Metode Admiralty
III.1.3 Metode Pasang Surut Global
III.1.4 Analisa Pasang Surut Global
III.2
Pengkuran Bathimetri
III.2.1 Pelaksanaan Survei Bathimetri
III.2.2 Pengolahan Data Bathimetri
III.3
III.4
BAB IV
IV.1
Pendahuluan
IV.2
IV.3
IV.4
IV.5
IV.6
Hasil Pemodelan
LAYOUT PENGEMBANGAN PELABUHAN
V.1
V.2
BAB VI
V.1 Kesimpulan
V.2 Rekomendasi Awal Titik Boring
V.3 Rencana Kerja Selanjutnya
BAB VII
Bor-log yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman dalam mLWS dan N-SPT, soil description berdasarkan contoh tanah yang
diperoleh dari spon sampler, sample dan lain-lain dengan memasukkan
hasil dan besaran dari percobaan laboraturium.
Posisi/koordinat
titik-titik
boring
diplotkan
dalam
gambar
hidrografi/topografi.
-
Klasifikasi tanah.
Rekomendasi
perbaikan
pada
elemen
struktur
yang
mengalami
kerusakan
-
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan analisa harga satuan dibuat dalam
buku terpisah.
Perhitungan konstruksi.
II.2
II.3
BAB. III.
III.1
III.2
III.3
PENDAHULUAN
Deskripsi Pekerjaan
Latar Belakang Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (Kak)
Maksud Dan Tujuan Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan
Sistematika Penulisan
GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum Wilayah
II.1.1 Kondisi Fisik dan Geografis
II.1.2 Sosial Kependudukan
II.1.3 Perekonomian
II.1.4 Kondisi Sarana dan Prasarana
Tinjauan Kebijakan
II.2.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
II.2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
II.2.3 Rencana Induk Pelabuhan dan Rencana
Induk Pelabuhan Nasional
Kondisi Eksisting Pelabuhan
II.3.1 Lokasi Pelabuhan
II.3.2 Hinterland Pelabuhan
II.3.3 Data Teknis Pelabuhan
II.3.4 Data Operasional Pelabuhan
PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI
SURVEI TOPOGRAFI
III.1.1 Pembuatan Bench Mark
III.1.2 Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
III.1.3 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
III.1.4 Pengukuran Situasi
SURVEY HIDRO-OCEANOGRAFI
III.2.1 Pengamatan Pasang Surut
III.2.2 Peramalan Pasang Surut Dengan Metode
Least Square
III.2.3 Peramalan Pasang Surut Dengan Metode Admiralty
III.2.4 Metode Pasang Surut Global
III.2.5 Analisa Pasang Surut Global
Pengkuran Bathimetri
III.3.1 Pelaksanaan Survei Bathimetri
KETENTUAN UMUM
Halaman
1
Isi
Daftar isi
Keterangan
Cukup jelas
Halaman
2.1
Isi
Keterangan
2.2
Gambar
Denah
Dermaga
Segmen 2
2.n
Gambar
Denah
Dermaga
lebar dermaga,
Isi
Segmen n
Keterangan
lebar dermaga, dimensi panjang antar as tiang pancang
serta konfigurasi tiang pancang secara jelas, denah
penempatan bollard, denah penempatan bitt, denah
penempatan cleat, denah penempatan fender dan
denah penempatan lampu penerangan (jika ada)
Gambar Tampak
Samping Dermaga
Gambar
Gambar
Gambar Denah,
Potongan dan Detail
Lantai serta
GAMBAR DERMAGA
Halaman
Isi
Keterangan
Tulangan Memanjang
dan Melintang
Gambar Denah,
Potongan dan Detail
Balok memanjang serta
Tulangan
Gambar Denah,
Potongan dan Detail
Balok melintang serta
Tulangan
10.1
10.n
11
Gambar tampak,
potongan melintang,
detaik dan Susunan
Tulangan plank fender
12
13
Gambardetail dilatasi,
Memperlihatkan secara jelas dimensi dilatasi serta
tangga (jika ada) dan tangga, detail dudukan lampu penerangan (jika ada),
lampu penerangan (jika detail lampu penerangan (jika ada)
ada)
14
Gambar Penanda
(marking)
permanen/prasasti
GAMBAR TRESTLE
Halaman
2.1
2.2
2.n
Isi
Keterangan
Isi
Keterangan
konfigurasi tiang pancang secara jelas,
elevasi end pile tiang pancang.
Gambar Denah, Potongan dan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan
Detail Lantai serta Tulangan yang digunakan pada plat lantai, dimensi tebal
Memanjang dan Melintang
plat lantai, dimensi tebal selimut beton pada plat
lantai.
Gambar Denah, Potongan dan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan
Detail Balok melintang serta yang digunakan pada balok melintang, dimensi
Tulangan
balok melintang, dimensi tebal selimut beton
pada balok melintang
10
Isi
Gambar Layout
Keseluruhan Fasilitas
Darat
Keterangan
harus
memperlihatkan
keterangan
fasilitas darat dengan jelas beserta
dimensi panjang dan lebar seluruh
Isi
BANGUNAN DARAT
Keterangan
fasilitas darat
harus memperlihatkan denah terminal
penumpang beserta dimensinya
2.1
2.2
2.3
Gambar Potongan
Terminal Penumpang
2.4
3.2
3.3
Gambar Potongan
Gedung Kantor
3.4
4.1
4.2
4.3
Gambar Potongan
Gudang
Gambar denah detail
struktur Gudang
3.1
4.4
5.1
5.2
5.3
5.4
BANGUNAN DARAT
Isi
Keterangan
atap dari pos jaga beserta detail
strukturnya.
6.1
6.2
6.3
Gambar Potongan
Rumah Genset
6.4
7.1
7.2
Gambar Potongan
Perkerasan Areal Darat
7.3
58
Adapun isi dari tanggapan dan saran tersebut adalah antara lain :
Dalam sebuah kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED), khususnya
yang berhubungan dengan pengembangan / rehabilitasi sebuah pelabuhan maka
selain faktor-faktor yang bersifat teknis seperti yang sudah dijelaskan dalam KAK
juga perlu memperhatikan faktor faktor dibawah ini :
1.
Kondisi eksisting pelabuhan dilihat dari jenis,fungsi dan layanan pelabuhan. Hal
ini berkaitan dengan target utama dari jenis,fungsi dan layanan pelabuhan
tersebut yang tercantum dalam master plan Rencana Induk Pelabuhan. Kondisi
ini menjadi penting dikarenakan perencanaan Detail Engineering Design (DED)
tidak sekedar menyentuh sisi perbaikan/pengembangan secara struktur akan
tetapi juga diharapkan bisa menjadi review desain bagi master plan rencana
induk pelabuhan. Karena situasi dan kondisi di wilayah Nusa Tenggara Timur
untuk saat sekarang bisa saja sudah banyak mengalami perubahan, baik
pertumbuhan ekonomi maupun tingkat kebutuhan transportasi laut.
2.
pengembangan
yang
sudah
dibuat
oleh
Pihak
Kementerian
59
3.
Demikian tanggapan dan saran yang bisa diberikan oleh pihak penyedia jasa
konsultansi terhadap isi dari kerangka acuan kerja ( KAK ) dari pekerjaan Detail
Engineering Design (DED) Pengembangan / Rehabilitasi Pelabuhan Atapupu
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
mitigasi
akibat
dari
pelaksanaan
pengembangan/rehabilitasi
sebuah
pelabuhan, tenaga pendukung dalam pembuatan laporan. Untuk hal lainnya pihak
penyedia jasa konsultansi sudah mengangab apa yang terterah dalam KAK suda
sangat jelas.
60
61
TABEL. 1
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
(DAFTAR PERSONIL)
TENAGA AHLI (PERSONIL INTI)
NO.
NAMA PERSONIL
PERUSAHAAN
TENAGA AHLI
LOKAL / ASING
LINGKUP KEAHLIAN
POSISI
DIUSULKAN
JUMLAH
ORANG BULAN
Tenaga Ahli
DWI LASTONO,ST
Tenaga Lokal
Team Leader
180,0 Hari
WARSITO,ST
Tenaga Lokal
Tenaga Ahli
90,0 Hari
ARDHIANTO,ST
Tenaga Lokal
Tenaga Ahli
60,0 Hari
Tenaga Lokal
Tenaga Ahli
30,0 Hari
SIHONO,ST
SURATNO,ST
Tenaga Lokal
Ahli Geodesi
Tenaga Ahli
30,0 Hari
CHANDRA AGUSTIAN,ST
Tenaga Lokal
Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli
30,0 Hari
NURHADI,ST
Tenaga Lokal
Tenaga Ahli
30,0 Hari
II
M. NURHADI WIBOWO
Tenaga Lokal
Ahli Pengeboran
Bor Master
60,0 Hari
HARI MUSTIKA
Tenaga Lokal
Ahli Pengeboran
Bor Master
60,0 Hari
BAGINDA T. HARAHAP,A.Md
Tenaga Lokal
Surveyor
Surveyor
30,0 Hari
Surveyor
Surveyor
30,0 Hari
Tenaga Lokal
HERIYANTO NAPITUPULU
Tenaga Lokal
Drafter
Drafter
30,0 Hari
Tenaga Lokal
Laboran
Laboran
90,0 Hari
TABEL. 2
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
NO
TAHAPAN KEGIATAN
Tenaga Ahli
Team Leader
Dwi Lastono,ST
Ahli Struktur Utama
Warsito, ST
Ahli Mekanika Tanah
Ardhianto,ST
Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender
Sihono,ST
Ahli Geodesi
Suratno, ST
Ahli Arsitektur
Chandra Agustian, ST
Ahli Teknik Pantai
Nurhadi,ST
1
2
3
4
5
6
7
II
1
2
3
4
Bulan I
Bulan II
WAKTU PELAKSANAAN
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
Bulan VI
TABEL. 3
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
NO
TAHAPAN KEGIATAN
SURVEY RECONAISSANCE
4
5
6
7
8
Bulan I
Bulan II
WAKTU PELAKSANAAN
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
Bulan VI