SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH:
Skripsi
Diajukan Oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
Provinsi Sulawesi Tengah” untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan
Ungkapan rasa kasih, cinta, sayang dan terima kasih dari penulis yang
Ayahanda La Ode Raimi, S.Pd dan Ibunda Suharlina Siru, SP serta saudara
dan keluarga yang selama ini mendampingi, memberi semangat, motivasi dan
merupakan pengalaman yang sangat berharga, yang tak dapat diukur secara
materi. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankan
ii
2. Dekan Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian.
Kebumian.
5. Bapak Drs. Firdaus, M.Si selaku Pembimbing I Bapak Erwin Anshari, S.Si.,
motivasi yang diberikan kepada penulis untuk tidak pernah berhenti belajar
6. Bapak Deniyatno, S.Si., M.T selaku Ketua Sidang dalam seminar Tugas Akhir,
Bapak Marwan Zam Mili, S.T., M.T selaku Sekretaris penguji dan Ibu
keramahan yang diberikan kepada penulis dalam setiap berurusan dan atas
disempurnakan.
iii
untuk melakukan kegiatan Tugas Akhir (TA) dan sekaligus memberikan
10. Bapak Chandra Yudha, ST selaku Mine Plan dan pembimbing lapangan
13. Saudara-saudara kandung penulis yang sangat penulis cintai yaitu Wa Ode
Linra Julyanti, SP, La Ode Muhamad Rabil Syaputra dan Wa Ode Rezky
Mulyani yang selalu memberikan cinta kasih kepada penulis, tiada hentinya
14. Nur Afni Pratiwi. A, ST yang selalu yang selalu membantu penulis, selalu
Ilham Jaya Saputra Iman, Muh. Isnan Yusuf, yang selalu memberikan
16. Keluarga besar marga kafur BTN Perumnas Poasia Khusunya Risdan, c.ST,
La Ode Abdul Hasrun Purnomo, c.ST, Muhammad Ali Hujrah, c.ST, La Ode
Kasman, c.ST, Rudianto Darwin, ST, Almin, ST, Ifaldi, c.ST, Muhamad Isra,
iv
ST, Muhammad Ferri Rahardianstah.S, c.ST, Randi, c.ST, Deni Rahmat
Nurhidayat, c.ST, Arufais, A.mdt, Zulfikram, c.ST, Ardan Said Muna, c.ST,
La Tiar, c.ST, Irfan Ade Hidayat, c.ST, Muhammad Arifin, c.ST, Muhammad
dan yang terbaik khususnya sahabat-sahabat saya Alif Ghazali, Ahmad Nur
Alaudin, Muhammad Fitrah, Harlin, ST, Abdul Rajab betaruna, Andi Ramlan
Wahyudi Putra, Cece Andriani, ST, Iswati, ST, Ayu Budiarti, ST, Ika
Kristianingsih, ST, Alfian Hendra Saputra, Hadis Putra Samarandi, Irfan Pela,
Intan Wahyudi, ST, Efrianto kurniawan A.R, Ameliana, Hasria Sulaiman, dan
yang telah sama-sama berjuang dibangku perkuliahan dari titik nol yang selalu
Tugas Akhir ini dan selama proes perkuliahan. Semoga sukses menyertai kita
semua, amin.
18. Grup The Gibah, Ghua (Abdul Majid), Linggis (Maulid Tajam, ST), Kuda
(Muh Isra, ST,) dan Kumis (Rabiatul Ahdawiah, S.Ak) selalu bunyi dan selalu
sahabat-sahabat alumni kelas X B, XI IPA 1 dan XII IPA 1 yang selalu ada
v
dalam memantau dan memberi semangat selama penyusunan Tugas Akhir
penulis.
20. Keluarga besar HMTP UHO yang selalu memberikan dukungan dan
21. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
terlibat dan banyak membantu sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan guna
PENULIS
vi
PERENCANAAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN DAN
PENAMBANGAN BIJIH NIKEL PADA BLOK 5 PT. NUSAJAYA
PERSADATAMA MANDIRI SITE MATARAPE KECAMATAN MENUI
KEPULAUAN, KABUPATEN MOROWALI, PROVINSI SULAWESI
TENGAH
zayadisyaban07@gmail.com
ABSTRAK
Potensi bijih nikel yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah telah mendorong
PT. Nusajaya Persadatama Mandiri (NPM) untuk melakukan kegiatan dalam
sektor pertrambangan dengan luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sekitar 1.818
Ha yang berada di Desa Matarape, Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten
Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Pengupasan lapisan overburden yang akan
dilakukan oleh PT. Nusajaya Persadatama Mandiri yaitu dengan menggunakan
kombinasi antara alat gali, alat gusur dan alat angkut. Untuk memprediksi atau
meminimalkan ketidak pastian biaya maka peneliti mengangkat judul penelitian
tentang estimasi biaya pengupasan overburden dan ore getting yang meliputi
biaya pengupasan, biaya penggalian atau pemuatan dan pengangkutan bahan
galian overburden dan ore. Adapun tujuan dari penelitian ini dilaksanakan untuk
menentukan jumlah alat mekanis yang akan digunakan untuk kegiatan pengupasan
overburden dan penambangan bijih nikel, serta menentukan total biaya yang akan
dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pengupasan overburden dan penambangan
bijih nikel. Berdasarkan dari hasil simulasi teori antrian jumlah alat gali–muat dan
angkut yang dibutuhkan yaitu jumlah alat mekanis yang digunkan pada setiap
kegiatan berbeda dimana kegiatan removal overburden menggunakan excavator
CAT 320 sebanyak 6 unit dan pada kegiatan loading menggunakan
excavator CAT 330 sebanyak 4 unit dengan menggunakan dump truck UD
Quester 370
CWE sebanyak 28 unit. Total biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan
pengupasan lapisan overburden sebesar Rp. 199.015.872.000. Pada kegiatan ore
geting menggunakan excavator CAT 320 sebanyak 2 unit dan pada kegiatan
loading menggunakan excavator CAT 330 sebanyak 3 unit dengan munggunakan
dump truck UD Quester 370 CWE sebanyak 18 unit. Total biaya yang akan
dikeluarkan untuk kegiatan pengupasan lapisan overburden sebesar
Rp. 125.451.936.000.
vii
OVERBURDEN STRIPPING COST PLANNING AND NICKEL ORE
MINING IN BLOCK 5 PT. NUSAJAYA PERSADATAMA MANDIRI SITE
MATARAPE KECAMATAN MENUI KEPULAUAN, MOROWALI
REGENCY, CENTRAL SULAWESI PROVINCE
Laode Muhamad Zayadi Syaban
Mining Engineering Study Program, Faculty of Earth Science and
Technology Halu Oleo University Campus Bumi Hijau Tri Dharma
Anduonohu, Kendari, Indonesia
ABSTRACK
The potential of nickel ore in Central Sulawesi Province has encouraged
PT. Nusajaya Persadatama Mandiri (NPM) to conduct activities in the mining
sector with an area of Mining Business License (IUP) of about 1,818 ha located
in matarape village, Menui Islands Subdistrict, Morowali Regency, Central
Sulawesi Province. Stripping overburden layer to be done by PT. Nusajaya
Persadatama Mandiri is by using a combination of digging equipment, gum tools
and transport equipment. To predict or minimize the uncertainty of costs, the
researchers raised the title of the study on the estimated cost of stripping
overburden and ore getting which includes stripping costs, the cost of digging or
loading and transporting overburden and ore quarry materials. The purpose of
this research was carried out to determine the number of mechanical tools to be
used for overburden stripping and nickel ore mining activities, as well as to
determine the total costs that will be incurred to conduct overburden stripping
and nickel ore mining activities. Based on the results of the simulation of the
theory of queue the number of tools dug-load and transport needed is the number
of mechanical tools used in each activity is different where the removal of
overburden using cat 320 excavators as much as 6 units and in loading activities
using excavators CAT 330 as much as 4 units using dump truck UD Quester 370
CWE as much as 28 units. The total cost to be spent on overburden stripping
activities amounted to Rp. 199,015,872,000. In ore geting activities using CAT
320 excavators as much as 2 units and in loading activities using CAT
330 excavators as much as 3 units using UD Quester 370 CWE dump trucks as
many as 18 units. The total cost to be spent on overburden stripping activities
amounted to Rp. 125,451,936,000.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 3
ix
1. Studi literatur 26
2. Pengamatan lapangan 27
3. Pengambilan dan pengumpulan data 27
4. Pengolahan dan analisis data 27
F. Diagram Alir Penelitian 29
V. PENUTUP 76
A. Kesimpulan 77
B. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN 81
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
Tabel 41. Waktu edar excavator CAT 320 83
Tabel 42. Waktu edar dump truck 84
Tabel 43. Jam kerja tersedia 99
Tabel 44. Target produksi overburden dan ore 100
Tabel 45. Harga sewa alat 100
Tabel 46. Harga bahan bakar minyak 100
Tabel 47. Komponen dalam menentukan waktu pengangkutan 104
Tabel 48. Jarak horizontal dari pit ke disposal 105
Tabel 49. Jarak horizontal dari disposal ke pit 106
Tabel 50. Kemiringan jalan dari pit ke disposal 106
Tabel 51. Kemiringan jalan dari disposal ke pit 107
Tabel 52. Hasil perhitungan RR. GR dan TR kondisi bermuatan 108
Tabel 53. Hasil perhitungan RR, GR dan TR kondisi tidak bermuatan 109
Tabel 54. Rimpull yang tersedia 110
Tabel 55. Waktu hauling overburden kondisi bermuatan 110
Tabel 56. Waktu kembali kosong 111
Tabel 57. Tingkat pelayanan 113
Tabel 58. Koefisien antrian 114
Tabel 59. Nilai probabilitas antrian 118
Tabel 60. Target produksi overbuden 128
Tabel 61. Komponen produktivitas dump truck 129
Tabel 62. Produksi alat angkut 131
Tabel 63. Jadwal kegiatan penambangan pada bulan ke 1 sampai ke 21 133
Tabel 64. Jadwal kegiatan penambangan pada bulan ke 22 135
Tabel 65. Komponen produktivitas alat gali muat 136
Tabel 66. Komponen produktivitas alat gali muat 137
Tabel 67. Jumlah alat untuk overburden removal dan loading overburden 139
Tabel 68. Harga sewa alat 140
Tabel 69. Biaya sewa alat excavator dan dump truck 140
Tabel 70. Biaya penggunaan fuel removal loading dan hauling
overburden 143
Tabel 71. Komponen dalam menentukan waktu pengangkutan 148
Tabel 72. Jarak horizontal dari pit ke stockpile 149
Tabel 73. Jarak horizontal dari stockpile ke pit 150
Tabel 74. Kemiringan jalan dari pit ke stockpile 152
Tabel 75. Kemiringan jalan dari pit ke stockpile) 154
Tabel 76. Hasil perhitungan RR, GR dan TR kondisi bermuatan 156
Tabel 77. Hasil perhitungan RR, GR dan TR kondisi tidak bermuatan 157
Tabel 78. Rimpull yang tersedia 159
Tabel 79. Waktu hauling ore kondisi bermuatan 160
Tabel 80. Waktu kembali kosong 161
xii
Tabel 81. Tingkat pelayanan 164
Tabel 82. Koefisien antrian 165
Tabel 83. Nilai probabilitas antrian 168
Tabel 84. Target produksi ore 177
Tabel 85. Komponen produktivitas dump truck 178
Tabel 86. Produksi alat angkut 180
Tabel 87. Jadwal kegiatan penambangan pada bulan ke 1 sampai ke 22 182
Tabel 88. Jadwal kegiatan penambangan pada bulan ke 23 184
Tabel 89. Komponen produktivitas alat gali muat 185
Tabel 90. Komponen produktivitas alat gali muat 186
Tabel 91. Jumlah alat untuk penambangan bijih nikel 188
Tabel 92. Harga sewa alat 190
Tabel 93. Biaya sewa alat excavator dan dump truck 190
Tabel 94. Biaya penggunaan fuel ore getting, loading dan hauling ore 193
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahan galian yang bersifat ekonomis. Dalam mengelola pertambangan harus padat
modal, beresiko tinggi dan meterialnya tidak dapat diperbaharui. Potensi bijih
nikel yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah telah mendorong PT. Nusajaya
pertrambangan dengan luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sekitar 1.818 Ha yang
cepat. Pengupasan lapisan tanah penutup juga selalu dilakukan sesuai dengan
overburden yang akan dilakukan oleh PT. Nusajaya Persadatama Mandiri yaitu
dengan menggunakan kombinasi antara alat gali, alat gusur dan alat angkut.
dalam permukaan bumi dengan menggunakan alat berat berupa excavator. Sesuai
dengan target produksi perusahaan pada setiap bulannya kurang lebih 125.000
ton, maka kegiatan produksi ini selalu disesuaikan dengan kamampuan alat
1
2
dikeluarkan bagi perusahaan. Mulai dari biaya perawatan alat mekanis hingga
upah karyawan. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengambil judul mengenai
B. Rumusan Masalah
1. Berapa total alat mekanis yang akan digunakan untuk kegiatan pengupasan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat
kepada pihak perusahaan mengenai rencana biaya yang akan dikeluarkan pada
A. Nikel Laterit
nikel laterit adalah batuan asal/induk. Proses terbentuknya nikel laterit dimulai
adanya pelapukan yang intensif pada batuan peridotit/batuan induk. Batuan induk
akan terjadi perubahan menjadi serpentinit akibat adanya larutan hidrotermal pada
untuk menghasilkan keputusan apakah suatu endapan layak atau tidak layak
dengan metode-metode tertentu. Salah satu bentuk model endapan dapat dibuat
berdasarkan penampang vertikal yang dibuat dari estimasi data pemboran. Data
4
5
(disposal) akhir.
c. Penggalian dan pengambilan bahan tambang (ore) dengan alat gali muat
(ore getting). Ore diangkut keluar melewati jalan tambang ke Export Transite
kembali di area bekas galian sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
yang ditinggalkan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang lebih besar
5
6
bisa berupa tanah, batu lunak dan keras. Berbagai peralatan yang besar dapat
E. Produktifitas Alat
1. Excavator
Excavator adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk
alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk basement,
lahan untuk pekerjaan jalan dan lain-lain. Keuntungan excavator ini dapat
menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Bagi sebagian orang
melihat proyek kontruksi rumah tinggal masih belum cukup efektif menggunakan
excavator sebagai alat gali karena tenaga manusia dianggap cukup dan mahalnya
biaya sewa excavator untuk pekerjaan tersebut, besarnya kubikasi galian tanah
yang akan dikerjakan menjadi landasan yang kuat kenapa alat konstruksi
Secara umum kemampuan produksi alat gali muat dapat dihitung dengan
m m f (1)
m
Keterangan:
Waktu siklus (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan suatu alat
melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai
(2)
Keterangan:
2. Dump truck
power scrapper dan lain-lain. Dan pada umumnya alat angkut yang sering
digunakan di tambang adalah alat angkut dengan jenis dump truck. Truck
kemampuannya yang dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya operasinya
a am f (3)
m
Keterangan:
a H (4)
Keterangan:
taksiran produksi alat dengan memperhatikan keadaan medan dan keadaan alat.
kapasitas bucket. Nilai bucket fill factor dapat dilihat pada tabel 4.
dalam keadaan insitu dengan volume batuan dalam keadaan loose. Nilai swell
factor untuk berbagai macam material dapat dilihat pada tabel berikut: (Herlita
Tabel 5. Lanjutan
Density Insitu
Macam Material Swell Factor (%)
(lb/cu yd)
Tanah liat basah 2.800 – 3.000 80 – 82
Antrasit 2.200 74
Batubara bituminus 1.900 74
Bijih tembaga 3.800 74
Tanah biasa bercampur kerikil 3.100 90
Tanah biasa basah 3.370 85
Tanah biasa kering 2.800 85
Kerikil kering 3.250 89
Kerikil basah 3.600 88
Granit pecah – pecah 4.500 56-67
Hematit pecah –pecah 6.500 – 8.700 45
Bijih besi pecah – pecah 3.600 – 5.500 45
Batu kapur pecah – pecah 2.500 – 4.200 57 – 60
Lumpur 2.160 – 2.970 83
Lumpur sudah ditekan 2.970 -3.510 83
Pasir kering 2.200 – 3.250 89
Pasir basah 3.300 – 3.600 88
Serpih (shale) 3.000 75
Batu sabak (slate) 1.590 – 4.860 77
Truk dapat melewati tanjakan dengan baik apabila rimpull yang tersedia
pada truk sama atau lebih besar dari pada rimpull yang dibutuhkan untuk
percepatan. Besar kecilnya rimpull tergantung pada kecepatan atau gear yang
Tahanan gelinding merupakan suatu gaya yang terjadi akibat gesekan roda
alat yang sedang bergerak dengan permukaan tanah. Besar tahanan ini akan
berbeda pada setiap jenis dan kondisi permukaan tanah atau jalan dan juga sangat
1
bergantung dari tipe roda alat berat. Diperkirakan diperlukan tahanan gelinding
alat sebesar 1,5 sampai 2,0 % berat alat agar alat tersebut dapat bergerak.
Besarnya tahanan gelinding berdasarkan jenis permukaan tanah dan tipe roda
2) Grade resistance
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilewati oleh
jalan (%) dan berat kendaraan tersebut (ton). Besarnya GR dinyatakan rata-rata
20 lb dari rimpull untuk setiap gross berat kendaraan beserta isinya pada setiap
radeh (5)
x
Keterangan:
h = Beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m atau ft)
x = Jarak horizontal dari 2 titik yang diukur (m atau ft)
Keterangan:
Dt = Rimpull yang dibutuhkan tiap % kemiringan (20 lb/ton)
K = Kemiringan (%)
Keterangan:
diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan jalur jalan atau ban
dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus (Sepriadi dan
Webisono K, 2017):
Keterangan:
RP = Rimpull (lb)
HP = Kapasitas mesin (HP)
EM = Efisiensi mekanis
V = Kecepatan truk (mph)
1
H (11)
Sumber : (Sokop dkk., 2018)
Keterangan:
(12)
t
Sumber : (Sepriadi dan Webisono K, 2017)
Keterangan:
V = Kecepatan (m/detik)
S = Jarak yang ditempuh (m)
T = Waktu tempuh (detik)
4. Teori antrian
Menurut Heizer dan Render 2011, dalam Botutihe, dkk., 2018. Teori antrian
adalah ilmu yang mempelajari suatu antrian dimana antrian merupakan kejadian
yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan berguna baik bagi perusahaan
a. Pola kedatangan
distribusi probabilitas poisson, yaitu salah satu dari pola-pola kedatangan per unit
kedatangan.
b. Perilaku konsumen
c. Aturan antrian
datang awal dilayani dulu, datang terakhir dilayani dulu, berdasarkan prioritas,
d. Sistem pelayanan
pelayanan, atau satu atau lebih fasilititas pelayanan. Pelayanan hanya terdiri dari
satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket.
e. Tertib
discipline) yang memuat uraian (order) para pelanggan menerima layanan. Teori
1
antrian dapat digunakan dalam menganalisis secara statistik biaya dump truck dan
alat muat yang diperlukan untuk sejumlah truk sehingga jumlah truk optimum
dapat ditentukan. Selain itu teori antrian juga dapat memberikan gambaran
mengenai produksi optimum yang bisa dicapai dengan biaya paling minim.
Aplikasi teori antrian dapat mengambil contoh sebuah alat muat digunakan untuk
melayani beberapa truk, dimana truk ini akan mengangkut muatan ke lokasi
selanjutnya. Model antrian dalam pelayanan dump truck dapat dilihat pada
5. Pelayanan antrian
(13)
n n
1
Keterangan:
jumlah alat angkut yang mengantri, waktu tunggu, kebutuhan alat angkut, dan
produktivitas dari alat angkut menurut teori antrian. Persamaan yang digunakan
Keterangan:
Dalam sistem antrian putaran untuk 4 tahap, rata-rata jumlah alat angkut
dkk., 2009):
1
1) Tahap 1 (loading)
Alat angkut menunggu untuk dimuati alat gali-muat dengan ketentuan n1≥
sehingga rata-rata alat angkut yang menunggu untuk dimuati ditentukan dengan
q ∑ n p(n n n ) (16)
Keterangan:
2) Tahap 3 (dumping)
q ∑(n - ) (n n n n ) (17)
Keterangan:
Dalam sistem antrian putaran untuk 4 tahap, rata-rata waktu tunggu alat
angkut dalam antrian dihitung dengan ketentuan sebagai berikut (Ercelebi, dkk.,
2009):
2
1) Tahap 1
dimana ada alat angkut yang datang ketahap 1 yang dihitung dengan
η ∑ (n ≥ n n n ) (18)
Keterangan:
Untuk mengetahui jumlah alat angkut yang dapat terlayani pada tahap 1
(19)
Keterangan:
untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu alat angkut dalam antrian pada alat
2009):
q
q
(20)
Keterangan:
2) Tahap 3
dimana ada alat angkut yang datang ketahap 3 yang dihitung dengan
η ∑ (n n n ≥ n ) (21)
Keterangan:
3 = Tingkat penggunaan tahap 3
Untuk mengetahui jumlah alat angkut yang dapat terlayani pada tahap 3
adalah dengan menggunakan persamaan (Ercelebi, dkk., 2009):
(22)
Keterangan:
3 = Jumlah alat angkut yang dapat terlayani pada tahap 3
3 = Tingkat penggunaan tahap 3
3 = Tingkat pelayanan tahap 3
untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu alat angkut dalam antrian pada
q
q
(23)
Keterangan:
Wq3 = Waktu tunggu alat angkut pada tahap 3
Lq3 = Jumlah alat tangkut yang antri pada tahap 3
3 = Jumlah alat angkut yang dapat terlayani pada tahap 3
Berdasarkan penerapan teori antrian maka waktu edar alat angkut setiap
retase atau sekali putar dapat ditentukan dengan persamaan (Ercelebi, dkk., 2009):
2
∑i ( qi ) (24)
i
Keterangan:
CT = Waktu siklus alat angkut
Wqi = Waktu tunggu alat angkut pada tahap ke-i
i = Tingkat pelayanan tahap ke-i
M = Jumlah tahap
alat yang diperoleh dari cycle time rata-rata alat di lapangan dan pengaturan
peralatan ore getting standar berdasarkan produktivitas alat yang diperoleh dari
cycle time standar alat dengan memperhatikan jam jalan alat dan match
ditentukan pengaturan peralatan ore getting yang paling efektif dan ekonomis.
ore getting yang akan dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut (Epi, dkk., 2017):
G. Biaya Operasi
dapat dibagi menjadi biaya tetap dan variabel. Biaya variabel bervariasi dengan
tonase yang dihasilkan, biaya-biaya ini termasuk bahan bakar. Biaya tetap, di sisi
lain, tidak tergantung pada tonase yang diproduksi, dan itu termasuk biaya tenaga
kerja yang tidak terkait dengan produksi. Secara umum, biaya operasi dinyatakan
2
dalam total biaya per ton bijih yang ditambang (Mohutsiwa dan Musingwini,
2015).
steiap jamnya selama alat-alat mekanis tersebut masih digunakan. Biaya operasi
ini meliputi:
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam berbeda untuk setiap alat
atau merk dari mesin tersebut. Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung
dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan
yang ringan atau berat juga menentukan. Data-data ini biasanya dapat diperoleh
dari pabrik produsen alat atau dealer alat bersangkutan ataupun berdasarkan data
prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan
pengoperasian alat, mesin tidak selalu bekerja 100%. Misalnya pada alat
gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada waktu menggali dan
mengangkat tanah saja, sedang pada waktu bucket kosong mesin tidak
menggunakan tenaga penuh. Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga
tidak penuh 100%, misalnya hanya 50 menit/jam saja, hal ini disebut dengan
operating factor, yang semakin besar operating factornya makin besar pula
tenaga mesin bekerja. Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan rumus sebagai
2. Biaya filter
bakar, masing-masing alat besar dalam kebutuhan per jam berbeda sesuai dengan
kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang terdiri dari oli mesin, oli transmisi, oli
hidrolis, oli final drive, gemuk (grase). Kebutuhan minyak pelumas dan minyak
hidrolis tergantung pada besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode
penggantian minyak pelumas, biasanya antara 100 sampai 300 jam pemakaian.
liter/jam atau gallon/jam tergantung kondisi medan kerjanya. Biaya filter dapat
⁄ ⁄ (27)
Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas diluar
bahan bakar atau dalam rumus hitungannya yaitu (Dania, dkk., 2018):
3. Biaya ban
H
(29)
Keterangan:
BN = Biaya pemakaian ban per jam (jam)
HB = Harga ban (Rp)
UB = Umur ban (jam)
2
(30)
Keterangan:
K = Biaya perbaikan dan pemeliharaan (Rp)
E = Faktor perbaikan ringan 0,125 s/d berat 0,175
B = Harga perbaikan (Rp)
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu bulan (jam)
(31)
(32)
Keterangan:
L = Biaya operator/supir (Rp)
M = Biaya pembantu operator (Rp)
U1 = Upah/gaji operator/supir (Rp/jam)
U2 = Upah/gaji pembantu operator (Rp/jam)
(Bahar, 2015).
6. Total biaya
mencapai sasaran yang telah ditentukan, dan dalam arti lain biaya operasional
adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses kegiatan operasional
(Winarso, 2014).
alat berat dalam satuan jam atau hari (Febrianti dan Zakia, 2019).
2
Sulawesi Tengah. Adapun peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.
B. Jenis Penelitian
1. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung di lapangan dari
objek peneltian dimana data tersebut burupa data untuk menghitung waktu
edar excavator yang terdiri dari digging time, swing time, dumping time,
swing empty time serta data untuk menghitung waktu edar dump truck yang
terdiri dari loading time dan dumping time, elevasi dan jarak jalan.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, dimana data
tersebut berupa data bor eksplorasi, data topografi, spesifikasi alat, waktu
25
2
D. Instrumen Penelitian
E. Prosedur Penelitian
memiliki prosedur atau tahapan-tahapan dari awal sampai akhir. Adapun prosedur
1. Studi literatur
2. Pengamatan lapangan
lapangan agar dapat memperoleh gambaran awal tentang lokasi dan kegiatan
penelitian.
Data yang dimaksud pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dimana cara pengambilannya dilakukan
langsung oleh yang melakukan penelitian seperti data untuk menghitung waktu
siklus alat gali muat dan angkut, elevasi dan jarak jalan. Sedangkan yang
dimaksud dengan data sekunder adalah data yang dapat diperoleh langsung dari
perusahaan seperti data blok model, data topografi, data spesifikasi alat, daftar
Secara umum pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
persamaan 1 dan 2
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
2
menggunakan persaman 26
Mulai
Studi literatur
Pengumpulan data
Analisis Data
a. Analisis waktu pengangkutan alat angkut (hauling time) dengan
menggunakan persamaan 5, 6, 7, 8,9, 10, 11, 12
b. Menentukan waktu antrian alat angkut dengan menggunakan persamaan
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
c. Menentukan besaran biaya operasional alat gali–muat dan angkut dalam
kegiatan pengupasan overburden dan penambangan bijih nikel dengan
menggunakan persamaan 26
1
3
Pengolahan Data
a. Menghitung produktifitas alat gali muat dan angkut dengan
menggunakan persamaan 1 dan 2
b. Menentukan jumlah alat gali muat dan alat angkut yang dibutuhkan
dengan menggunakan persamaan 25
a. Menghitung biaya total pengupasan overburden dan biaya
penambangan bijih nikel menggunakn persamaan 27
Hasil
b. Jumlah alat gali muat dan alat angkut yang dibutuhkan
c. Total biaya pengupasan overburden dan penambangan bijih nikel
Selesai
Gambar 3. Peta IUP Lokasi Penelitian
3
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Endapan nikel laterit padal blok 5 memiliki ketebalan pada punggungan bukit.
Ketinggian topografi pada blok 5 berkisar 300 – 350 meter di atas permukaan laut.
Adapun gambar lapisan endapan bahan galian daerah penelitian yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
Body overburden
Body ore
32
3
dengan cut off grade 1.4%, blok 5 memiliki volume overburden sebesar 8.708.083
3
ton dengan berat jenis 1,65 ton/m serta memiliki cadangan ore sebesar 2.858.930
3
dengan berat jenis 1,55 ton/m dengan ketebalan ore berdasarkan kalkulasi
memiliki ketebalan bervariasi dengan rata-rata 6 – 18 meter dan luas area 72 Ha.
Mandiri, striping ratio pada blok 5 yaitu 1 : 3 dan dinilai ekonomis dengan nilai
B. Pengupasan Overburden
yang digunakan adalah dump truck UD Quester 370 CWE dan alat yang
digunakan untuk loading material adalah excavator CAT 330. Dalam penentuan
produktifitas alat angkut menggunakan beberapa aspek yaitu waktu siklus yang
bermuatan dan waktu kembali kosong didapatkan dari hasil perhitungan rimpull
dan simulasi teori antrian. Dalam menentukan waktu pengangkutan dan kembali
Tabel 8. Lanjutan
No Komponen Nilai Satuan Keterangan
3
3 Volume bucket excavator 1,83 m Lampiran 5
3 Konsultasi dengan pihak
4 Densitas overburden 1,65 ton/m
perusahan
Volume bucket x jumlah
5 Volume muatan 9,15 m
3
pemuatan
Volume muatan x
6 Volume muatan 15,097 ton
densitas overburden
Berat kendaraan +
7 Berat kendaraan bermuatan 49,10 ton
bermuatan
pit ke disposal memiliki jarak 733 meter dengan ketinggian maksimal sebesar
337 meter di atas permukaan laut dan ketinggian terendah yaitu 300 meter di atas
permukaan laut. Dimana jalan tersebut terbagi menjadi 9 segmen, adapun gambar
profil jalan angkut dari pit ke disposal dapat dilihat pada gambar 6 lampiran 8.
Masing-masing segmen jalan angkut memiliki elevasi yang dapat dilihat pada
lampiran 8.
a. Rolling resitance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
jalan. Perubahan segmen jalan dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang
datar, pendakian, penurunan dan tikungan. Nilai dari rimpull dalam mengatasi
yang terdapat pada tinjauan pustaka. Kemudian untuk mengatasi jalan dengan
persamaan 7. Pada segmen jalan dengan kondisi menurun, nilai rolling resistance
(RR) dikurangi dengan nilai grade resistance (GR). Sebaliknya, pada segmen
jalan dengan kondisi menanjak nilai rolling resistance (RR) dijumlahkan dengan
nilai grade resistance (GR). Adapun hasil perhitungan rolling resistance (RR),
grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dapat dilihat pada Lampiran 9.
Alat angkut Dump Truck UD Quester 370 CWE pada saat berisi material
memiliki berat sebesar 49,10 ton dengan tahanan gulir 70 lb/ton. Grade
resistance (GR) pada segmen pertama memiliki nilai sebesar -77,45 lb/ton
dimana jarak segmen horizontal sepanjang 53 meter. Dengan kondisi jalan yang
menurun pada segmen pertama diperoleh nilai dari total resistance (TR) sebesar
b. Rimpull
persamaan 10. Hasil perhitungan rimpull dan kecepatan alat angkut dapat dilihat
Tabel 9. Lanjutan
Kecepatan Rimpull
Kecepatan Efisiensi
Gear Rata-Rata HP
(mph) Mekanis Tersedia
(km/jam)
3 22,34 35,94 0,85 370 5.280
4 30,87 49,68 0,85 370 3.820
6 60,48 97,31 0,85 370 1.950
8 117,94 189,76 0,85 370 1.000
9 161,56 259,95 0,85 370 730
diberikan oleh mesin atau sering dikatan sebagai rimpull, dan kecepatan alat
angkut. Kekuatan tarik dan kecepatan yang dapat diberikan oleh mesin sangat
bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil gear yang digunakan
semakin besar tenaga yang tersedia. Efisiensi yang digunakan pada persamaan ini
efisiensi normal yaitu 0,85, karena diasumsikan alat tidak bekerja penuh dalam
sehari. Daya mesin yang digunakan untuk menentukan kecepatan di atas yaitu
370 Hp, nilai tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi alat angkut. Berdasarkan
dari total rimpull yang diperoleh pada segmen pertama sebesar 7.239,63 lb, maka
dimana pada gear 2 memiliki rimpull yang tersedia sebesar 7.470 lb untuk
mengatasi hambatan jalan dan kecepatan alat angkut yaitu 25,41 Km/jam. Adapun
diperoleh kecepatan dari rimpull dan jarak dari tiap segmen yang dihitung
sampai kembali ke disposal dengan jarak angkut 733 meter adalah 2,539 menit
Lampiran 9.
pit ke disposal memiliki jarak 733 meter dengan ketinggian maksimal sebesar
337 meter di atas permukaan laut dan ketinggian terendah yaitu 300 meter di atas
permukaan laut. Dimana jalan tersebut terbagi menjadi 9 segmen, adapun gambar
profil jalan angkut dari pit ke disposal dapat dilihat pada gambar 9 lampiran 8.
Masing-masing segmen jalan angkut memiliki elevasi yang dapat dilihat pada
lampiran 9.
a. Rolling resitance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
jalan. Perubahan segmen jalan dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang
datar, pendakian, penurunan dan tikungan. Nilai dari rimpull dalam mengatasi
yang terdapat pada tinjauan pustaka. Kemudian untuk mengatasi jalan dengan
persamaan 7. Pada segmen jalan dengan kondisi menurun, nilai rolling resistance
(RR) dikurangi dengan nilai grade resistance (GR). Sebaliknya, pada segmen
3
jalan dengan kondisi menanjak nilai rolling resistance (RR) dijumlahkan dengan
nilai grade resistance (GR). Adapun hasil perhitungan rolling resistance (RR),
grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dapat dilihat pada Lampiran 9.
Alat angkut Dump Truck UD Quester 370 CWE pada saat tidak berisi
material memiliki berat sebesar 34 ton dengan tahanan gulir 70 lb/ton. Grade
resistance (GR) pada segmen pertama memiliki nilai sebesar -45,03 lb/ton
dimana jarak segmen horizontal sepanjang 63 meter. Dengan kondisi jalan yang
mendaki pada segmen pertama diperoleh nilai dari total resistance (TR) sebesar
b. Rimpull
angkut untuk tiap segmen jalan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
10. Hasil perhitungan rimpull dan kecepatan alat angkut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
diberikan oleh mesin atau sering dikatakan sebagai rimpull, dan kecepatan alat
angkut. Kekuatan tarik dan kecepatan yang dapat diberikan oleh mesin sangat
bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil gear yang digunakan
semakin besar tenaga yang tersedia. Efisiensi yang digunakan pada persamaan ini
efisiensi normal yaitu 0,85, karena diasumsikan alat tidak bekerja penuh dalam
sehari. Daya mesin yang digunakan untuk menentukan kecepatan di atas yaitu 370
Hp, nilai tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi alat angkut. Berdasarkan dari
total rimpull yang diperoleh pada segmen pertama sebesar 3.910,93 lb, maka
dimana pada gear 3 memiliki rimpull yang tersedia sebesar 5.280 lb untuk
mengatasi hambatan jalan dan kecepatan alat angkut yaitu 35,94 Km/jam. Adapun
diperoleh kecepatan dari rimpull dan jarak dari tiap segmen yang dihitung
persamaan 11. Waktu hauling bermuatan yang dibutuhkan alat angkut untuk
sampai kembali ke pit dengan jarak angkut 733 meter adalah 1,30 menit
Lampiran 9.
4
dalam penyelesaian masalah yang digunakan untuk mengetahui waktu tunggu alat
angkut untuk dimuati dan waktu tunggu alat angkut pada saat menumpahkan.
pelayanan.
a. Waktu pelayanan
Adapun hasil perhitungan tingkat pelayanan dump truck dapat dilihat pada
tabel berikut:
dump truck tiap satuan waktu yaitu pada tahap pemuatan yaitu 1,950 menit, rata-
rata tingkat pelayanan dump truck tiap satuan waktu yaitu pada tahap
pelayanan dump truck tiap satuan waktu yaitu pada tahap pembongkaran material
yaitu 0,51 menit, serta rata-rata tingkat pelayanan dump truck tiap satuan waktu
yaitu pada tahap kembali kososng menuju pit yaitu 1,30 menit (Lampiran 10).
4
Untuk jumlah keadaan antrian dimana alat gali muat melayani alat angkut
sebanyak 7 unit yaitu sebanyak 120 kemungkinan, yang artinya ada 120 bentuk
atau cara keadaan sistem alat angkut pada saat mengantri. Perhitungan
probabilitas keadaan sistem antrian dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan
Lampiran 10 dimana apabila yang mengantri di tahap satu sebanyak 7 unit jadi
untuk tahap 2, 3 dan 4 tidak ada dump truck yang mengantri. Untuk jumlah dump
truck yang berada di tahap 1 ada 6 unit maka di mungkinkan bahwa jumlah dump
truck yang berada di tahap 2, 3 dan 4 ada 1 unit dan seterusnya sehingga diperoleh
dump truck pada kasus 4 tahap yaitu sebanyak 120 kemungkinan. Dimana dasar
c. Tingkat penggunaan dump truck dan jumlah dump truck pada tahap 1
dan tahap 3
dump truck yang terlayani ( ) pada tahap 1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
penggunaan alat angkut yaitu 0,992 dan rata-rata jumlah dump truck yang dapat
4
terlayani yaitu 0,510 unit/menit (Lampiran 10). sedangkan pada tahap 3 rata-rata
tingkat penggunaan alat angkut pada yaitu 0,2593 dan rata-rata jumlah dump truck
d. Jumlah dump truck yang antri dan waktu tunggu pada tahap 1 dan
3
Adapun jumlah dump truck yang antri (Lqn) dan waktu tunggu (Wqn) pada
jumlah dump truck yang menunggu untuk dimuati yaitu 3,7103 unit dan rata-rata
waktu tunggu masing-masing dump truck yaitu selama 7,296 menit. Sedangkan
pada tahap 3 diperoleh rata-rata jumlah dump truck yang menunggu untuk
dumping yaitu 0,0871 unit dan rata-rata waktu tunggu masing-masing dump truck
Adapun hasil perhitungan waktu edar dump truck dapat dilihat pada tabel
berikut:
pelayanan tahap 1 adalah 1,950 menit, tahap 2 adalah 2,54 menit, tahap 3 adalah
0,41 menit dan tahap 4 adalah 1,30 menit, dimana waktu tunggu alat angkut pada
tahap 1 yaitu selama 7,296 menit dan waktu tunggu alat angkut pada tahap 3 yaitu
selama 0,171 menit, untuk cycle time alat angkut dengan adanya antrian yaitu
13,765 menit. Adapun perhitungan nilai waktu edar berdasarkan teori antrian
dari data lapangan (lampiran 3, lampiran 9 dan lampiran 10) dan hasil teoritis
dari waktu hauling bermuatan, waktu kembali kosong, waktu tunggu untuk
dimuati dan waktu tunggu untuk dumping. Adapun hasil data cycle time dengan
memperhatikan keadaan medan kerja, keadaan alat dan keadaan material. Untuk
nilai Swell factor dan fill factor diasumsikan berdasarkan hasil pengamatam
dilapangan pada kegiatan yang sama. Dengan beberapa komponen yang ada,
menggunakan 1 alat gali muat dengan melayani 7 dump truck. Dalam simulasi
Dalam penentuan jumlah alat gali muat dan angkut yang akan digunakan
tiap bulannya. Adapun alat gali muat yang digunakan pada kegiatan pengupasan
overburden yaitu excavator CAT 320 dan alat angkut yaitu dumptruck UD
Quester 370 CWE dimana target produksi overburden yaitu 400.000 ton/bulan
atau 833,33 ton/jam (lampiran 11). Adapun penentuan jumlah penggunaan alat
Dalam menentukan jumlah alat gali muat yang digunakan pada kegiatan
alat tersebut dan target produksi perbulannya atau per/jam. Dimana besar
produktivitas excavator CAT 320 yaitu 134,59 ton/jam, dan target produksi
4
perjamnya yaitu 833,33 ton/jam. Sehingga jumlah alat yang dibutuhkan dalam
Tabel 17. Jumlah alat gali untuk overburden removal dan loading
(Sumber : Lampiran)
Kapasitas
Bulan Ton/bulan Ton/jam Produksi Overburden Removal
(ton/jam)
1 400.000 833,33 6
2 400.000 833,33 6
3 400.000 833,33 6
4 400.000 833,33 6
5 400.000 833,33 6
6 400.000 833,33 6
7 400.000 833,33 6
8 400.000 833,33 6
9 400.000 833,33 6
10 400.000 833,33 6
11 400.000 833,33 6
12 400.000 833,33 6
13 400.000 833,33 6
14 400.000 833,33 6
15 400.000 833,33 6
16 400.000 833,33 6
17 400.000 833,33 6
18 400.000 833,33 6
19 400.000 833,33 6
20 400.000 833,33 6
21 400.000 833,33 6
22 308.083 833,33 6
Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan banyak jumlah alat gali muat
yang digunakan pada kegiatan overburden removal sebanyak 6 unit. Adapun hasil
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 14. Dan jumlah alat gali muat untuk
Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 12. Total keseluruhan
4
alat gali muat yang digunakan pada pengupasan overburden yaitu 6 unit excavator
Adapun jumlah alat gali muat dan angkut yang digunakan pada kegiatan
Tabel 18. Jumlah alat gali muat dan angkut (Sumber : Lampiran)
No Alat Berat Kegiatan Jumlah (unit)
1 CAT 320 Removal overburden 6
2 CAT 330 Loading overburden 4
3 UD Quester 370 CWE Hauling overburden 28
selama 30 hari kerja dengan target pengupasan overburden sebesar 400.000 ton
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui target produksi pada setiap harinya yaitu 13.333,28 ton dilakukan selama 30
4
Tabel 20. Jadwal kegiatan penambangan pada bulan ke 22 (Sumber :
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
OB OB OB OB OB OB OB
Minggu 1
13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28
OB OB OB OB OB OB OB
Bulan ke 22
Minggu 2
13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28
OB OB OB OB OB OB OB
Minggu 3
13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28
OB OB
Minggu 4
13.333,28 14.750,84
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui target produksi pada setiap harinya yaitu 13.333,28 ton dilakukan selama 23
4
5
6. Biaya
biaya sewa alat, operating cost (biaya operasi) yang terdiri dari biaya BBM.
Persadatama Mandiri sendiri melakukan penyewaan terhadap alat berat dan alat
angkut. Biaya pengupasn overburden terdiri dari biaya sewa dan operasional alat
gali–muat dan alat angkut yang terdiri dari biaya BBM. Biaya sewa dan
dimana masing masing unit berbeda. Untuk biaya operasional excavator dan
dump truck terdiri dari biaya penggunaan bahan bakar solar. Lama waktu kegiatan
Dalam rental cost (biaya sewa) merupakan biaya yang didapat dari jumlah
alat yang digunakan di PT. Nusajaya Persadatama Mandiri dimana, PT. Nusajaya
menggunakan alat sewa sehingga biaya yang dikeluarkan merupakan rincian biaya
tergantung dari jenis dan tipe alat yang akan disewa. Daftar harga sewa alat dapat
Pengggunaan biaya sewa alat gali muat dan angkut dalam kegiatan
berdasarkan lama masa operasi. Adapun besar biaya sewa alat gali muat dan
angkut yang dibutuhkan pada proses pengupasan overburden dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 22. Biaya sewa alat gali muat dan angkut kegiatan pengupasan overburden
(Sumber : Lampiran)
Jumlah
Harga Sewa Jam Biaya
Kegiatan Alat
Alat/Jam (Rp) Kerja (Rp)
(unit)
Loading
4 325.000 10.560 13.728.000.000
overburden
Removal
6 300.000 10.560 19.008.000.000
overburden
Hauling
28 250.000 10.560 73.920.000.000
overburden
Total biaya (Rp) 106.656.000.000
Berdasarkan dari tabel di atas total biaya sewa alat gali muat dan angkut
b. Biaya Operasional
adalah biaya pemakaian fuel. Berdasarkan dari hasil konsultasi dari pihak
pengoperasian alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan pengupasan
Berdasarkan dari tabel di atas banyak penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan selama masa operasi dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan 26. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 16.
5
5
c. Total biaya sewa dan biaya operasional alat gali muat dan angkut
pengupasan overburden
Pada kegiatan pengangkutan bijih nikel dari pit ke stocpile, alat angkut
yang digunakan adalah dump truck UD Quester 370 CWE dan alat yang
digunakan untuk loading material adalah excavator CAT 330. Dalam penentuan
produktifitas alat angkut menggunakan beberapa aspek yaitu waktu siklus yang
bermuatan dan waktu kembali kosong didapatkan dari hasil perhitungan rimpull
dan simulasi teori antrian. Dalam menentukan waktu pengangkutan dan kembali
pit ke disposal memiliki jarak 5.032 meter dengan ketinggian maksimal sebesar
340 meter di atas permukaan laut dan ketinggian terendah yaitu 154 meter di atas
gambar profil jalan angkut dari pit ke stocpile dapat dilihat pada gambar 4
lampiran 18. Masing-masing segmen jalan angkut memiliki elevasi yang dapat
a. Rolling resitance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
jalan. Perubahan segmen jalan dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang
datar, pendakian, penurunan dan tikungan. Nilai dari rimpull dalam mengatasi
yang terdapat pada tinjauan pustaka. Kemudian untuk mengatasi jalan dengan
persamaan 7. Pada segmen jalan dengan kondisi menurun, nilai rolling resistance
5
(RR) dikurangi dengan nilai grade resistance (GR). Sebaliknya, pada segmen
jalan dengan kondisi menanjak nilai rolling resistance (RR) dijumlahkan dengan
nilai grade resistance (GR). Adapun hasil perhitungan rolling resistance (RR),
grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dapat dilihat pada Lampiran 19.
Alat angkut Dump Truck UD Quester 370 CWE pada saat berisi material
memiliki berat sebesar 448,182 ton dengan tahanan gulir 70 lb/ton. Grade
resistance (GR) pada segmen pertama memiliki nilai sebesar 62,06 lb/ton dimana
jarak segmen horizontal sepanjang 123 meter. Dengan kondisi jalan yang mendaki
pada segmen pertama diperoleh nilai dari total resistance (TR) sebesar 132,06
b. Rimpull
angkut untuk tiap segmen jalan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
10. Hasil perhitungan rimpull dan kecepatan alat angkut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Kecepatan
Kecepatan Efisiensi Rimpull
Gear Rata-Rata HP
(mph) Mekanis Tersedia
(km/jam)
8 117,94 189,76 0,85 370 1.000
9 161,56 259,95 0,85 370 730
diberikan oleh mesin atau sering dikatakan sebagai rimpull dan kecepatan alat
angkut. Kekuatan tarik dan kecepatan yang dapat diberikan oleh mesin sangat
bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil gear yang digunakan
semakin besar tenaga yang tersedia. Efisiensi yang digunakan pada persamaan ini
efisiensi normal yaitu 0,85, karena diasumsikan alat tidak bekerja penuh dalam
sehari. Daya mesin yang digunakan untuk menentukan kecepatan di atas yaitu 370
Hp, nilai tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi alat angkut. Berdasarkan dari
total rimpull yang diperoleh pada segmen pertama sebesar 6.363,10 lb, maka
dimana pada gear 2 memiliki rimpull yang tersedia sebesar 7.470 lb untuk
mengatasi hambatan jalan dan kecepatan alat angkut yaitu 25,40 Km/jam. Adapun
diperoleh kecepatan dari rimpull dan jarak dari tiap segmen yang dihitung
persamaan 11. Waktu hauling bermuatan yang dibutuhkan alat angkut untuk
sampai kembali ke stockpile dengan jarak angkut 5.032 meter adalah 9,82 menit.
5
pit ke stockpile memiliki jarak 5.032 meter dengan ketinggian maksimal sebesar
340 meter di atas permukaan laut dan ketinggian terendah yaitu 154 meter di atas
gambar profil jalan angkut dari pit ke disposal dapat dilihat pada gambar 5
lampiran 18. Masing-masing segmen jalan angkut memiliki elevasi yang dapat
a. Rolling resitance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
jalan. Perubahan segmen jalan dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang
datar, pendakian, penurunan dan tikungan. Nilai dari rimpull dalam mengatasi
yang terdapat pada tinjauan pustaka. Kemudian untuk mengatasi jalan dengan
persamaan 7. Pada segmen jalan dengan kondisi menurun, nilai rolling resistance
(RR) dikurangi dengan nilai grade resistance (GR). Sebaliknya, pada segmen
jalan dengan kondisi menanjak nilai rolling resistance (RR) dijumlahkan dengan
nilai grade resistance (GR). Adapun hasil perhitungan rolling resistance (RR),
grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dapat dilihat pada Lampiran 19.
5
Alat angkut Dump Truck UD Quester 370 CWE pada saat berisi material
memiliki berat sebesar 34 ton dengan tahanan gulir 70 lb/ton. Grade resistance
(GR) pada segmen pertama memiliki nilai sebesar 14,85 lb/ton dimana jarak
segmen horizontal sepanjang 322 meter. Dengan kondisi jalan yang mendaki pada
segmen pertama diperoleh nilai dari total resistance (TR) sebesar 84,85 lb/ton.
b. Rimpull
angkut untuk tiap segmen jalan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
10. Hasil perhitungan rimpull dan kecepatan alat angkut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
diberikan oleh mesin atau sering dikatan sebagai rimpull, dan kecepatan alat
6
angkut. Kekuatan tarik dan kecepatan yang dapat diberikan oleh mesin sangat
bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil gear yang digunakan
semakin besar tenaga yang tersedia. Efisiensi yang digunakan pada persamaan ini
efisiensi normal yaitu 0,85, karena diasumsikan alat tidak bekerja penuh dalam
sehari. Daya mesin yang digunakan untuk menentukan kecepatan di atas yaitu 370
Hp, nilai tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi alat angkut. Berdasarkan dari
total rimpull yang diperoleh pada segmen pertama sebesar 2.884,99 lb, maka
dimana pada gear 4 memiliki rimpull yang tersedia sebesar 3.820 lb untuk
mengatasi hambatan jalan dan kecepatan alat angkut yaitu 49,68 Km/jam. Adapun
hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 19. Dalam menentukan waktu
hauling dapat diketahui setelah diperolehnya kecepatan dari rimpull dan jarak
dari tiap segmen jalan. Dimana waktu yang dibutuhkan dapat diketahui dengan
diperoleh kecepatan dari rimpull dan jarak dari tiap segmen yang dihitung
persamaan 11. Waktu hauling bermuatan yang dibutuhkan alat angkut untuk
sampai kembali ke stockpile dengan jarak angkut 5.032 meter adalah 10,57 menit.
dalam penyelesaian masalah yang digunakan untuk mengetahui waktu tunggu alat
6
angkut untuk dimuati dan waktu tunggu alat angkut pada saat menumpahkan.
pelayanan.
a. Waktu pelayanan
Adapun hasil perhitungan tingkat pelayanan dump truck dapat dilihat pada
tabel berikut:
dump truck tiap satuan waktu yaitu pada tahap pemuatan yaitu 1,950 menit, rata-
rata tingkat pelayanan dump truck tiap satuan waktu yaitu pada tahap
pelayanan dump truck tiap satuan waktu yaitu pada tahap pembongkaran material
yaitu 0,51 menit, serta rata-rata tingkat pelayanan dump truck tiap satuan waktu
yaitu pada tahap kembali kososng menuju pit yaitu 10,57 menit (Lampiran 20).
Untuk jumlah keadaan antrian dimana alat gali muat melayani alat angkut
sebanyak 6 unit yaitu sebanyak 84 kemungkinan, yang artinya ada 84 bentuk atau
cara keadaan sistem alat angkut pada saat mengantri. Perhitungan probabilitas
6
20 dimana apabila yang mengantri di tahap satu sebanyak 6 unit jadi untuk tahap
2, 3 dan 4 tidak ada dump truck yang mengantri. Untuk jumlah dump truck yang
berada di tahap 1 ada 5 unit maka di mungkinkan bahwa jumlah dump truck yang
berada di tahap 2, 3 dan 4 ada 1 unit dan seterusnya sehingga diperoleh banyaknya
peluang kemungkinan terjadinya antrian putaran dari distribusi 6 unit dump truck
pada kasus 4 tahap yaitu sebanyak 84 kemungkinan. Dimana dasar dari ketentuan
c. Tingkat penggunaan dump truck dan jumlah dump truck pada tahap 1
dan tahap 3
dump truck yang terlayani ( ) pada tahap 1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
penggunaan alat angkut yaitu 0,486 dan rata-rata jumlah dump truck yang dapat
penggunaan alat angkut pada yaitu 0,097 dan rata-rata jumlah dump truck yang
d. Jumlah dump truck yang antri dan waktu tunggu pada tahap 1 dan 3
Adapun jumlah dump truck yang antri (Lqn) dan waktu tunggu (Wqn) pada
jumlah dump truck yang menunggu untuk dimuati yaitu 0,2861 unit dan rata-rata
waktu tunggu masing-masing dump truck yaitu selama 1,147 menit. Sedangkan
pada tahap 3 diperoleh rata-rata jumlah dump truck yang menunggu untuk
dumping yaitu 0,0084 unit dan rata-rata waktu tunggu masing-masing dump truck
Adapun hasil perhitungan waktu edar dump truck dapat dilihat pada tabel
berikut:
pelayanan tahap 1 adalah 1,950 menit, tahap 2 adalah 9,82 menit, tahap 3 adalah
6
0,51 menit dan tahap 4 adalah 10,57 menit, dimana waktu tunggu alat angkut pada
tahap 1 yaitu selama 1,147 menit dan waktu tunggu alat angkut pada tahap 3 yaitu
selama 0,044 menit, untuk cycle time alat angkut dengan adanya antrian yaitu
24,035 menit. Adapun perhitungan nilai waktu edar berdasarkan teori antrian
dari data lapangan (lampiran 3, lampiran 19 dan lampiran 20) dan hasil teoritis
6
dari waktu hauling bermuatan, waktu kembali kosong, waktu tunggu untuk
dimuati dan waktu tunggu untuk dumping. Adapun hasil data cycle time dengan
memperhatikan keadaan medan kerja, keadaan alat dan keadaan material. Untuk
nilai Swell factor dan fill factor diasumsikan berdasarkan hasil pengamatan dil
apangan pada kegiatan yang sama. Dengan beberapa komponen yang ada,
menggunakan 1 alat gali muat dengan melayani 6 dump truck. Dalam simulasi
Dalam penentuan jumlah alat gali muat dan angkut yang akan digunakan
tiap bulannya. Adapun alat gali muat yang digunakan pada kegiatan penambangan
bijih nikel yaitu excavator CAT 320 dan alat angkut yaitu dump truck UD
Quester 370 CWE dimana target produksi penambangan bijih nikel yaitu 125.000
Dalam menentukan jumlah alat gali muat yang digunakan pada kegiatan
masing alat tersebut dan target produksi perbulannya atau perjam. Dimana besar
produktivitas excavator CAT 320 yaitu 126,433 ton/jam, dan target produksi
perjamnya yaitu 260,416 ton/jam. Sehingga jumlah alat yang dibutuhkan dalam
Tabel 33. Jumlah alat untuk penambangan bijih nikel (Sumber : Lampiran)
Target Kapasitas
Bulan Ton/bulan Produksi Produksi Ore Getting
(ton/jam) (ton/jam)
1 125.000 260,416 2
2 125.000 260,416 2
3 125.000 260,416 2
4 125.000 260,416 2
5 125.000 260,416 2
6 125.000 260,416 2
7 125.000 260,416 2
8 125.000 260,416 2
9 125.000 260,416 2
10 125.000 260,416 2
11 125.000 260,416 2
12 125.000 260,416 2
13 125.000 260,416 2
14 125.000 260,416 2
6
Target Kapasitas
Bulan Ton/bulan Produksi Produksi Ore Getting
(ton/jam) (ton/jam)
15 125.000 260,416 2
16 125.000 260,416 2
17 125.000 260,416 2
18 125.000 260,416 2
22 125.000 260,416 2
23 108.930 260,416 2
Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan banyak jumlah alat gali muat
yang digunakan pada kegiatan penambangan bijih nikel sebanyak 2 unit. Adapun
hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 24. Dan jumlah alat gali muat
untuk loading ore yaitu sebanyak 3 unit selama proses penambangan bijih nikel,
Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 22. Total keseluruhan
alat gali muat yang digunakan pada penambangan bijih nikel yaitu 2 unit
Adapun jumlah alat gali muat dan angkut yang digunakan pada kegiatan
Tabel 34. Jumlah alat gali muat dan angkut (Sumber : Lampiran)
No Alat Berat Kegiatan Jumlah (unit)
1 CAT 320 Ore getting 2
2 CAT 330 Loading ore 3
3 UD Quester 370 CWE Hauling ore 18
nikel selama 30 hari kerja dengan target sebesar 125.000 ton per bulan sesuai
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui target produksi pada setiap harinya yaitu 13.333,28 ton dilakukan selama 30
6
Tabel 36. Jadwal kegiatan penambangan pada bulan ke 23 (Sumber :
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Ore Ore Ore Ore Ore Ore Ore
Minggu 1
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656
Ore Ore Ore Ore Ore Ore Ore
Bulan ke 23
Minggu 2
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656
Ore Ore Ore Ore Ore Ore Ore
Minggu 3
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656
Ore Ore Ore Ore Ore
Minggu 4
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.763,6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui target produksi pada setiap harinya yaitu 13.333,28 ton dilakukan selama 26
7
7
6. Biaya
biaya sewa alat, operating cost (biaya operasi) yang terdiri dari biaya BBM.
Persadatama Mandiri sendiri melakukan penyewaan terhadap alat berat dan alat
angkut. Biaya penambangan bijih nikel terdiri dari biaya sewa dan operasional
alat gali–muat dan alat angkut yang terdiri dari biaya BBM. Biaya sewa dan
masing masing unit berbeda. Untuk biaya operasional excavator dan dump truck
terdiri dari biaya penggunaan bahan bakar solar. Lama waktu kegiatan
Dalam rental cost (biaya sewa) merupakan biaya yang didapat dari jumlah
alat yang digunakan di PT. Nusajaya Persadatama Mandiri dimana, PT. Nusajaya
menggunakan alat sewa sehingga biaya yang dikeluarkan merupakan rincian biaya
tergantung dari jenis dan tipe alat yang akan disewa. Daftar harga sewa alat dapat
Pengggunaan biaya sewa alat gali muat dan angkut dalam kegiatan ore
getting, loading ore, dan hauling ore ditentukan berdasarkan lama masa operasi.
Adapun besar biaya sewa alat gali muat dan angkut yang dibutuhkan pada proses
Tabel 38. Biaya sewa alat gali muat dan angkut kegiatan penambangan bijih nikel
(Sumber : Lampiran)
Jumlah
Harga Sewa Jam Biaya
Kegiatan Alat
Alat/Jam (Rp) Kerja (Rp)
(unit)
Loading
3 325.000 11.040 10.764.000.000
overburden
Removal
2 300.000 11.040 6.624.000.000
overburden
Hauling
18 250.000 11.040 49.680.000.000
overburden
Total biaya (Rp) 67.068.000.000
Berdasarkan dari tabel di atas total biaya sewa alat gali muat dan angkut
b. Biaya operasional
adalah biaya pemakaian fuel. Berdasarkan dari hasil konsultasi dari pihak
pengoperasian alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan penambangan bijih
Berdasarkan dari tabel di atas banyak penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan selama masa operasi dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan 26. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 26.
7
7
c. Total biaya sewa dan biaya operasional alat gali muat dan angkut
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Jumlah alat mekanis yang digunkan pada setiap kegiatan berbeda. Pada
mekanis yang digunkan pada setiap kegiatan berbeda. Pada kegiatan ore
unit.
sembilan milyar lima belas juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu rupiah)
dan total biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan penambangan bijih
nikel sebesar Rp. 125.451.936.000 (seratus dua puluh lima milyar empat
ratus lima puluh satu juta sembilan ratus tiga puluh enam ribu rupiah).
76
77
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yakni dalam
menghitung biaya harus mengetahui break event stripping ratio (BESR) sehingga
Bahar, S.B., 2015. Analisis Investasi Alat Berat Pada Pekerjaan Pengaspalan
Jalan Lapis Penetrasi Macadam Di Kabupaten Buton Utara Sulawesi
Tenggara. Jurnal Teknik Sipil Intag Surabaya, Vol. 8 No. 1, hal. 39 – 48,
ISSN: 1693-8259.
Botutihe, K., Sumarauw, J.S.B., Karuntu, M.M. 2018. Analisis Sistem Antrian
Teller Guna Optimalisasi Pelayanan Pada PT. Bank Negara Indonesia
(BNI) 46 Cabang Unit Kampus Manado. Jurnal EMBA, Vol. 6 No. 3,
hal. 1388-1397, ISSN: 2303-1174.
Dania, P., Sri, W., Zaenal. 2018. Evaluasi Biaya Kepemilikan (Owning Cost) Dan
Biaya Operasi (Operating Cost) Dump Truck Hino Ranger Ff 173 Ma
Pada Penambangan Batu Andesit Di CV Panghegar, Blok Gunung
Patapaan Desa Cilalawi, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Jurnal Prosiding Teknik Pertambangan, Vol. 04 No. 02. Hal 579 – 581,
ISSN: 2460-6499.
Epi., Handayani, Rr.H.E., Abuamat, HAK. 2017. Re Desain Pengaturan
PeralatanCoalgeting Untuk Memenuhi Target Produksi Desember 2016.
Jurnal Pertambangan, Vol. 1 No. 4. Hal 28 – 37. ISSN: 2549-1008.
Erecelebi, S.G., Bascetin, A. 2009. Optimation of Shovel-truck Syistem For
Surface Mining. The Journal of the Southern Agrican Institute Of Mining
and Metallurgy, Vol 109. Hal 433-439.
Febrianti, D., Zakia. 2019. Analisis Durasi dan Perhitungan Biaya Penyusutan
(Depresiasi) Alat Berat Excavator. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 8, No. 1.
Hal 10 – 19. ISSN: 2502-5295.
Herlita, P., Murad, M. 2018. Analisis Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut Pada
Kegiatan Penambangan Soil di Area 242 Dengan Penerapan Metoda
Antrian untuk Memenuhi Target Produksi Clay 3000 Ton/hari. Jurnal
Binatambang, Vol. 3 No. 3, Hal 1310-1319. ISSN: 2302-3333.
Ichsannudin., Purwoko, B., Herlambang, Y. 2019. Kajian Teknis Produktivitas
Alat Gali Muat (Excavator) Hitachi ZX210-5 ML untuk Mencapai
Target Produksi Penambangan Batu Granit di PT Hansindo Mineral
Persada Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Tanjungpura, Vol. 6 No. 1, Hal. 133-141.
Kholil, A. 2012. Alat Berat. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. ISBN: 978-
979692-080-8.
Komatsu. 2009. Specification and Application Handbook Edition 30. All Rights
Reserved Printed In Japing.
Lestari, T., Nurhakim., Riswan. 2012. Aplikasi Teori Antrian Dalam Penentuan
Alat Angkut Untuk Pencapaian Target Pemindahan Overburden di PT.
Rimau Energi Mining. Jurnal Himasapta, Vol 4, No. 2, Hal. 41-44.
78
7
Salinita, S., dan Agus, N. 2014. Pemodelan Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi
Cadangan Pada Pt. Anugerah Tompira Nikel Di Daerah Masama,
Kabupaten Banggai. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Vol. 10 No.
2, Hal 54-68.
Sefrizni, A., dan Tamrin, K. 2019. Analisis Kebutuhan Alat Gali Muat dan Alat
Angkut Menggunakan Simulasi Teori Antrian Pada Produksi Overburden
di PT. Haswi Kencana Indah Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo
Profinsi Jambi. Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 No. 3, Hal 260-270, ISSN:
2302-3333.
Sepriadi., dan Webisono, K. 2017. Evaluasi Geometri Jalan Angkut Terhadap
Produktifitas Overburden Di Pit Mt 4 Penambangan Air Laya PT. Bukit
Asam (Persero), Tbk. Tanjung Enim Propinsi Sumatera Selatan. Volume
08 No 02. EISSN:2089-5925.
Simanjuntak, M.R.A., dan Ferrari. 2013. Peran Excavator Terhadap
Kinerja Proyek Konstruksi Rumah Tinggal Di Jakarta Selatan. Jurnal
Ilmiah Media Engineering, Vol. 3 No. 1. Hal 65-78, ISSN: 2087-9334.
Sokop, R.M., Arsjad, T.T., Malingkas, G. 2018. Analisa Perhitungan
Produktivitas Alat Berat Gali-Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dump
Truck) pada Pekerjaan Pematangan Lahan Perumahan Residence
Jordan Sea. Jurnal Tekno, Vol. 16, No. 70, Hal. 83-88, ISSN: 0215-
9617.
Subowo, G. 2011. Penambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan Dan Upaya
Reklamasi Pascatambang Untuk Memperbaiki Kualitas Sumberdaya
Lahan Dan Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan, Vol. 5 No. 2,
ISSN: 1907-0799.
Winarso, W. 2014. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA)
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO). Jurnal Ecodemica,
Vol. 11, No. 2. Hal 258 – 272.
LAMPIRAN
8
Keterangan:
Body overburden
Body ore
1. CAT 330
Engine
Sistem Hidraulik
Mekanisme Ayun
Dimensi
2. CAT 320
Engine
Sistem Hidraulik
Mekanisme Ayun
Dimensi
3
Bucket : HD 1.19 m
Jangkauan maksimum di permukaan tanah : 9.860 mm
Tinggi pemotongan maksimum : 9.370 mm
Tinggu pemuatan maksimum : 6.490 mm
Tinggi pemuatan minimum : 2.170 mm
1. Dimensi Berat
9
2. Spesifikasi Teknik
9
9
99
Mandiri dalam satu bulan penuh menggunakan sistem kerja dua shift. Sift pertama
dimulai pukul 08:00 – 17.00 dan sift kedua 20.00 – 05.00 WITA. Dengan sistem
kerja tersebut. didapatkan waktu kerja tersedia 16 jam/hari. Waktu kerja tersedia
Lampiran 7. Target Produksi Overburde, Ore, Harga Sewa Alat dan Harga
A. Target Produksi
Harga sewa alat gali muat dan angkut yang digunakan pada PT. Nusajaya
ketinggian sekitar 300 sampai dengan 333 meter di atas permukaan laut. Dengan
jarak dari pit ke disposal yaitu 377 meter dan terbagi menjadi 9 segmen. Adapun
profil jalan angkut dari pit ke disposal dapat dilihat pada gambar berikut:
Profil Jalan
400
350
300
250
200
Elevasi
150
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750
Jarak (meter)
Gambar 6. Profil jalan hauling dari pit ke disposal (Sumber : Hasil penelitian)
1
Profil Jalan
400
350
300
250
200
Elevasi
150
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750
Jarak (meter)
Gambar 7. Profil jalan hauling dari disposal ke pit (Sumber : Hasil Penelitian)
1
10
Overburen
A. Pengangkutan Overburden
1. Jarak horizontal
arak horizontal √a - h
√
10
meter
Dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan Jarak horizontal dari
tiap-tiap segmen jalan dari front ke disposal seperti pada tabel berikut:
Tabel 48. Jarak horizontal dari pit ke disposal (Sumber : Hasil Penelitian)
Elevasi Elevasin
Beda Jarak
Segmen Dari - Ke Jarak Titik Titik
Tinggi Horizontal
Awal Akhir
1 A-B -6,05 53 337,00 330,95 52,65
2 B-C 2,56 74 330,95 333,50 73,96
3 C-D -4,42 131 333,50 329,09 130,93
4 D-E -10,49 63 329,09 318,60 62,12
5 E-F -9,40 86 318,60 309,20 85,48
6 F-G -3,89 124 309,20 305,31 123,94
7 G-H -1,43 61 305,31 303,88 60,98
8 H-I -1,85 78 303,88 302,03 77,98
9 I-J -1,42 63 302,03 300,62 62,85
arak horizontal √a - h
meter
Dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan Jarak horizontal dari
tiap tiap segmen jalan dari front ke disposal seperti pada tabel berikut:
10
Tabel 49. Jarak horizontal dari disposal ke pit (Sumber : Hasil Penelitian)
Elevasi Elevasin
Dari – Beda Jarak
Segmen Jarak Titik Titik
Ke Tinggi Horizontal
Awal Akhir
1 J–I 1,42 63 300,62 302,03 62,98
2 I–H 1,85 78 302,03 303,88 77,98
3 H–G 1,43 61 303,88 305,31 60,98
4 G–F 3,89 124 305,31 309,20 123,94
5 F–E 9,40 86 309,20 318,60 85,48
6 E–D 10,49 63 318,60 329,09 62,12
7 D–C 4,42 131 329,09 333,50 130,93
8 C- B -2,56 74 333,50 330,95 73,96
9 B–A 6,05 53 330,95 337,00 52,65
2. Kemiringan jalan
eda tinggi
( ) x
arak horizontal
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui kemiringan jalan
angkut untuk tiap segmen jalan dari front ke disposal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
eda tinggi
( ) x
arak horizontal
rade %
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui kemiringan jalan
angkut untuk tiap segmen jalan dari front ke disposal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 51. Kemiringan jalan dari disposal ke pit (Sumber : Hasil penelitian)
Beda Elevasi Jarak Grade Jalan
Segmen Dari - Ke
(m) Horizontal (m) (%)
1 J-I 1,418 63 2,25
2 I-H 3,848 78 4,94
3 H-G -0,572 61 -0,94
4 G-F 6,893 124 5,57
5 F-E 3,398 85 3,95
6 E-D -1,511 62 -2,40
7 D-C 6,415 131 4,90
8 C- B -2,555 74 -3,45
9 B-A 2,051 53 3,87
10
3. Rolling resitance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
sebagai berikut:
RR = 70 lb/ton
GR = Dt × K
= 20 × (-11,49)
= -229,84 lb/ton
Maka total rimpull untuk mengatasi hambatan jalan pada segmen awal
sebagai berikut:
TR = Rimpull RR ± Rimpull GR
TR = 70 - (-77,45)
TR = 147,45 lb/ton
dan TR (Total resistance) untuk tiap segmen jalan dapat dilihat pada tabel berikut:
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui RR, GR, dan TR
dalam kondisi tidak bermuatan. adapun nilainya dapat dilihat pada tabel berikut:
4. Rimpull
sebagai berikut:
H
11
5. Waktu hauling
Waktu hauling dapat diketahui setelah diperolehnya kecepatan dari rimpull dan
km
H jam
km jam
menit
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui waktu tempuh
untuk tiap segmen jalan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
A. Pengangkutan Overburden
1. Waktu pelayanan
dan tahap kembali kosong menuju front untuk diisi kembali (T4).
T1 = 1,950 menit
T2 = 2,54 menit
T3 = 0,51 menit
T4 = 1,39 menit
Tingkat pelayanan pada tahap satu dapat dilihat pada uraian berikut:
Untuk tingkat pelayanan tahap ke 2 dan seterusnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
sistem antrian dinyatakan dalam dimana P > 1 yang terbagi dalam 4 tahapan.
a. Keadaan antrian
( )
| |
( )
| | ( )
( )
11
( )
( )
keadaan antrian
b. Koifisien antrian
n
(n n n n ) n n n ( )
n n
Diketahui:
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui nilai koefisien
untuk tiap keadaan. adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Keadaan
No Sistem n3 Koefisien
n1 n2 n4
1 7 0 0 0 1,000
2 6 1 0 0 1,301
3 6 0 1 0 0,262
4 6 0 0 1 0,713
5 5 2 0 0 0,847
6 5 1 1 0 0,340
7 5 1 0 1 0,928
8 5 0 2 0 0,068
9 5 0 0 2 0,254
11
Keadaan
No Sistem n3 Koefisien
n1 n2 n4
10 5 0 1 1 0,186
11 4 3 0 0 0,367
12 4 2 1 0 0,221
13 4 2 0 1 0,604
14 4 1 2 0 0,089
15 4 1 0 2 0,331
16 4 1 1 1 0,243
17 4 0 3 0 0,018
18 4 0 2 1 0,049
19 4 0 1 2 0,066
20 4 0 0 3 0,060
21 3 4 0 0 0,120
22 3 3 1 0 0,096
23 3 3 0 1 0,262
24 3 2 2 0 0,058
25 3 2 0 2 0,215
26 3 2 1 1 0,158
27 3 1 3 0 0,023
28 3 1 2 1 0,063
29 3 1 1 2 0,086
30 3 1 0 3 0,079
31 3 0 4 0 0,005
32 3 0 3 1 0,013
33 3 0 2 2 0,017
34 3 0 1 3 0,016
35 3 0 0 4 0,011
36 2 5 0 0 0,031
37 2 4 1 0 0,031
38 2 4 0 1 0,085
39 2 3 2 0 0,025
40 2 3 0 2 0,093
41 2 3 1 1 0,068
42 2 2 3 0 0,015
43 2 2 2 1 0,041
44 2 2 1 2 0,056
45 2 2 0 3 0,051
46 2 1 4 0 0,006
47 2 1 3 1 0,017
11
Keadaan
No Sistem n3 Koefisien
n1 n2 n4
48 2 1 2 2 0,020
49 2 1 1 3 0,017
50 2 1 0 4 0,011
51 2 0 5 0 0,001
52 2 0 4 1 0,003
53 2 0 3 2 0,004
54 2 0 2 3 0,003
55 2 0 1 4 0,002
56 2 0 0 5 0,001
57 1 6 0 0 0,007
58 1 5 1 0 0,008
59 1 5 0 1 0,021
60 1 4 2 0 0,008
61 1 4 0 2 0,027
62 1 4 1 1 0,021
63 1 3 3 0 0,007
64 1 3 2 1 0,017
65 1 3 1 2 0,021
66 1 3 0 3 0,018
67 1 2 4 0 0,004
68 1 2 3 1 0,010
69 1 2 2 2 0,013
70 1 2 1 3 0,011
71 1 2 0 4 0,007
72 1 1 5 0 0,002
73 1 1 4 1 0,004
74 1 1 3 2 0,005
75 1 1 2 3 0,004
76 1 1 1 4 0,003
77 1 1 0 5 0,001
78 1 0 6 0 0,000
79 1 0 5 1 0,001
80 1 0 4 2 0,001
81 1 0 3 3 0,001
82 1 0 2 4 0,001
83 1 0 1 5 0,000
84 1 0 0 6 0,000
85 0 7 0 0 0,001
11
Keadaan
No Sistem n3 Koefisien
n1 n2 n4
86 0 6 1 0 0,002
87 0 6 0 1 0,004
88 0 5 2 0 0,002
89 0 5 0 2 0,007
90 0 5 1 1 0,005
91 0 4 3 0 0,002
92 0 4 2 1 0,005
93 0 4 1 2 0,007
94 0 4 0 3 0,006
95 0 3 4 0 0,002
96 0 3 3 1 0,004
97 0 3 2 2 0,006
98 0 3 1 3 0,005
99 0 3 0 4 0,003
100 0 2 5 0 0,001
101 0 2 4 1 0,003
102 0 2 3 2 0,003
103 0 2 2 3 0,003
104 0 2 1 4 0,002
105 0 2 0 5 0,001
106 0 1 6 0 0,000
107 0 1 5 1 0,001
108 0 1 4 2 0,001
109 0 1 3 3 0,001
110 0 1 2 4 0,001
111 0 1 1 5 0,000
112 0 1 0 6 0,000
113 0 0 7 0 0,000
114 0 0 6 1 0,000
115 0 0 5 2 0,000
116 0 0 4 3 0,000
117 0 0 3 4 0,000
118 0 0 2 5 0,000
119 0 0 1 6 0,000
120 0 0 0 7 0,000
11
c. Probabilitas antrian
ke-I dibagi dengan jumlah koefisien antrian. Rumus probabilitas antrian adalah
sebagai berikut :
koifisien i
ro a ilitas
jumlah koifisien
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui nilai probabilitas
keadaan antrian untuk tiap keadaan. adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
a. Tahap I
1) Tingkat penggunaan
dimana ada alat angkut yang datang ketahap 1 yang dihitung dengan
menggunakan persamaan:
η ∑ (n ≥ n n n )
12
= 0,508 Unit/menit
b. Tahap 3
1) Tingkat penggunaan
dimana ada alat angkut yang datang ketahap 3 yang dihitung dengan
menggunakan persamaan:
η ∑ (n n n ≥ n )
3 η3 × 3
= 0,508 Unit/menit
5. Jumlah dump truck yang antri (Lq) dan waktu tunggu (Wq) pada tahap 1
dan 3
a. Tahap I
n1≥ . sehingga rata-rata alat angkut yang menunggu untuk dimuati ditentukan
dengan persamaan:
q ∑(n ) (n n n n )
Dimana, n1 ≥
Sehingga,
Lq1 = 3,6672 unit
2) Waktu tunggu
Rata-rata waktu tunggu alat angkut dalam antrian pada alat gali muat
(tahap 1) adalah
Diketahui:
q unit
menit
Maka:
q unit/menit
b. Tahap 3
n3≥ , sehingga rata-rata alat angkut yang menunggu untuk dimuati ditentukan
dengan persamaan:
12
η ∑ (n n n ≥ n )
Dimana, n3 ≥
Sehingga,
Lq3 = 0,0868 unit
2) Waktu tunggu
Rata-rata waktu tunggu alat angkut dalam antrian pada alat gali muat
(tahap 3) adalah:
q
q
Diketahui:
q unit
unit/menit
Maka:
unit/menit
Berdasarkan penerapan teori antrian maka waktu edar alat angkut setiap
Diketahui:
12
q
q
Maka.
menit
menit
menit
n
12
menit
Sehingga,
CT wq wq
menit
12
dengan total tonase adalah 8.708.083 ton. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk
ton
= jam
= 833,33 Ton/jam
adangan
Umur Tambang (bulan) =
arget produksi ton ulan
ton
=
ton ulan
= 22 bulan
= 10.560 jam
12
A. Pengangkutan Overburden
angkut dump truck. untuk menentukan produktivitas alat angkut dapat ditentukan
keadaan alat dan keadaan material. Apabila operator dalam mengoperasikan alat
berat dengan gesit, cepat dan lincah maka dikategirikan baik dengan nilai faktor
koreksinya adalah 1,0. Apabila operator dalam mengoperasikan alat berat tidak
13
terlalu licah dan tidak terlalu lambat maka dikategorikan dalam kondisi sedang
dengan nilai faktor koreksi 0,75. Apabila operator dalam mengoperasikan alat
dengan nilai faktor koreksi 0,60. Pada faktor waktu kerja, apabila dalam waktu 1
jam kerja (60 menit) hanya 50 menit yang digunakan untuk bekerja maka nilai
faktor koreksinya yaitu 0,84. Apabila dalam waktu 1 jam kerja (60 menit) hanya
40 menit yang digunakan untuk bekerja maka nilai faktor koreksinya yaitu 0,67.
efisiensinya yaitu 1,20, apabila materialnya sulit untuk dicut maka nilai
efisiensinya yaitu 0,80, apabila materialnya batu ledakan maka nilai efisiensinya
yaitu 1,15-1,25.
dari data lapangan dan hasil teoritis dari waktu hauling bermuatan. waktu kembali
kosong. waktu tunggu untuk dimuati. dan waktu tunggu untuk menumpahkan
bahan galian. Maka berikut adalah hasil data cycle time di lapangan dan
a H
a
a menit
Untuk kapasitas bak alat angkut didapatkan dengan hasil perkalian dari
n × Cm × F
3
9,15 m
13
a am f
m
a
m /jam
3 × 1,65 ton/m 3
a
ton jam
a
ton ulan unit
a
ton jam
menggunakan 1 alat gali muat dengan melayani 7 dump truck. Dalam simulasi
ton per bulan dimana setiap harinya PT. Nusajaya Persadatama Mandiri
diperoleh dari:
arget roduksi ton ulan
Target produksi (ton/jam) =
aktu kerja tersedia ulan
ton
= jam
= 833,33 Ton/jam
= 13.333,28 Ton/hari
1
1
Dengan sisa material overburden sebanyak 308.083 ton, dimana setiap harinya
= 13.333,28 Ton/hari
Minggu 2
13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28
OB OB OB OB OB OB OB
Minggu 3
13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28 13.333,28
OB OB
Minggu 4
13.333,28 14.750,84
1
13
perolehan dari data lapangan. Maka berikut adalah hasil data cycle
melihat keadaan di lapangan yang berasal dari hasil perkalian nilai faktor koreksi
Untuk nilai Swell factor dan fill factor diasumsikan berdasarkan hasil
yang ada. sehingga didapatkan produktivitas dari excavator CAT 320 dengan
Qm= × Cm × F × Sf × E
Dalam kegiatan loading ore. alat yang digunakan adalah excavator tipe
CAT 330.
perolehan dari data lapangan. Maka berikut adalah hasil data cycle time di
melihat keadaan dilapangan yang berasal dari hasil perkalian nilai faktor koreksi
Untuk nilai Swell factor dan fill factor diasumsikan berdasarkan hasil
yang ada. sehingga didapatkan produktivitas dari excavator CAT 330 dengan
Qm= × Cm × F × Sf × E
dengan tipe CAT 320 dan dump truck UD Quester CWE 370. Penentuan jumlah
Diketahui:
Tabel 67. Jumlah alat untuk overburden removal dan loading overburden
(Sumber : Hasil penelitian)
Kapasitas
Bulan Ton/bulan Ton/jam Produksi Overburden Removal
(ton/jam)
1 400.000 833,33 6
2 400.000 833,33 6
3 400.000 833,33 6
4 400.000 833,33 6
5 400.000 833,33 6
6 400.000 833,33 6
7 400.000 833,33 6
8 400.000 833,33 6
9 400.000 833,33 6
10 400.000 833,33 6
11 400.000 833,33 6
12 400.000 833,33 6
13 400.000 833,33 6
14 400.000 833,33 6
15 400.000 833,33 6
16 400.000 833,33 6
17 400.000 833,33 6
18 400.000 833,33 6
19 400.000 833,33 6
20 400.000 833,33 6
21 400.000 833,33 6
22 308.083 833,33 6
14
Biaya sewa alat berat per jam yang dibutuhkan untuk masing-masing alat.
A. Pengupasan Overburden
Untuk menentukan banyak biaya sewa alat yang dibutuhkan selama masa
= Rp. 13.728.000.000
Biaya sewa alat excavator dan dump truck dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 69. Biaya sewa alat excavator dan dump truck (Sumber : Hasil penelitian)
Jumlah
Harga Sewa Jam Biaya
Kegiatan Alat
Alat/Jam (Rp) Kerja (Rp)
(unit)
Loading
4 325.000 10.560 13.728.000.000
overburden
Removal
6 300.000 10.560 19.008.000.000
overburden
Hauling
28 250.000 10.560 73.920.000.000
overburden
Total biaya (Rp) 106.656.000.000
14
A. Pengupasan Overburden
Diketahui:
Harga solar industri = Rp. 11.300
Penggunaan fuel = 22 liter/jam
Jam operasi = 10.560 jam
Sehingga:
Kebutuhan fuel = Penggugnaan fuel/ jam × jam operasi
= 22 liter/jam × 10.560 jam
= 232.320 liter/unit
Jumlah total = Banyak unit × kebutuhan fuel liter/unit
= 4 × 232.320 liter/unit
= 929.280 liter
Diketahui:
Harga solar industri = Rp. 11.300
Penggunaan fuel = 21 liter/jam
Jam operasi = 10.560 jam
Sehingga:
Kebutuhan fuel = Penggugnaan fuel/ jam × jam operasi
= 21 liter/jam × 10.560 jam
= 221.760 liter/unit
Jumlah total = Banyak unit × kebutuhan fuel liter/unit
= 6 × 221.760 liter/unit
= 1.330.560 liter
Biaya penggunaan = Jumlah total kebutuhan fuel × harga fuel
= 1.330.560 liter × Rp. 11.300
= Rp. 15.035.328.000
14
Diketahui:
Harga solar industri = Rp. 11.300
Penggunaan fuel = 20 liter/jam
Jam operasi = 10.560 jam
Sehingga:
Kebutuhan fuel = Penggugnaan fuel/ jam × jam operasi
= 20 liter/jam × 10.560 jam
= 211.200 liter/unit
Jumlah total = Banyak unit × kebutuhan fuel liter/unit
= 28 × 2115.068.800.200 liter/unit
= 5.913.600 liter
Biaya penggunaan = Jumlah total kebutuhan fuel × harga fuel
= 5.913.600 liter × Rp. 11.300
= Rp. 66.823.680.000
Tabel 70. Biaya penggunaan fuel removal. loading dan hauling overburden (Sumber : Hasil Penelitian)
Biaya BBM Pengupasan Overburden
Jumlah
Lama
Harga Jumlah Penggunaan Jumlah Jam Penggunaan
No Unit Penggunaan Biaya (Rp)
(Rp) Unit Liter/Jam Operasi Bahan Bakar
(jam)
(liter)
1 CAT 330 11300 4 22 1 10.560 929.280 10.500.864.000
2 CAT 320 11300 6 21 1 10.560 1.330.560 15.035.328.000
UD
3 Quester 11300 28 20 1 10.560 5.913.600 66.823.680.000
370 CWE
Total penggunaan 8.173.440 92.359.872.000
1
14
ketinggian sekitar 154 sampai dengan 340 meter di atas permukaan laut. Dengan
jarak dari pit ke stockpile yaitu 5.031 meter dan terbagi menjadi 42 segmen.
Adapun profil jalan angkut dari pit ke disposal dapat dilihat pada gambar berikut:
Profil Jalan
400
350
300
250
200
Elevasi
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200 4400 4600 4800 5000 5200
Jarak (meter)
1
Profil Jalan
400
350
300
250
200
Elevasi
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200 4400 4600 4800 5000 5200
Jarak (meter)
1
14
A. Pengangkutan Ore
1. Jarak horizontal
arak horizontal √a -h
meter
14
Dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan Jarak horizontal dari
tiap-tiap segmen jalan dari front ke disposal seperti pada tabel berikut:
Tabel 72. Jarak horizontal dari pit ke stockpile (Sumber : Hasil penelitian)
Elevasi Elevasi
Dari - Beda Jarak
Segmen Jarak Titik Titik
Ke Tinggi Horizontal
Awal Akhir
1 A-B 3,815 123 302,894 306,71 123
2 B-C 8,35 113 306,709 315,06 113
3 C-D 13,933 152 315,059 328,99 152
4 D-E -2,631 84 328,992 326,36 84
5 E-F 5,019 175 326,361 331,38 175
6 F-G -11,422 131 331,38 319,96 130
7 G-H -1,759 124 319,96 318,20 124
8 H-I -8,638 135 318,20 309,56 135
9 I-J 1,251 100 309,561 310,81 100
10 J-K 0,303 291 310,812 311,12 291
11 K-L -0,445 84 311,115 310,67 84
12 L-M -3,92 185 310,67 306,75 185
13 M-N -8,856 93 306,75 297,89 92
14 N-O -4,975 75 297,89 292,92 75
15 O-P -2,461 162 292,919 290,46 162
16 P-Q 1,861 99 290,458 292,32 99
17 Q-R 1,254 104 292,319 293,57 104
18 R-S -8,505 99 293,573 285,07 98
19 S-T -0,495 74 285,068 284,57 74
20 T-U -1,032 86 284,573 283,54 86
21 U-V -8,21 79 283,541 275,33 79
22 V-W -3,286 92 273,331 270,05 92
23 W-X -6,358 61 270,05 263,69 61
24 X-Y -6,416 60 263,69 257,27 60
25 Y-Z -9,305 211 257,27 247,97 211
26 Z - A' -9,09 121 247,966 238,88 121
27 A' - B' -1,871 100 238,876 237,01 100
28 B' - C' -6,176 114 237,005 230,83 113
29 C' - D' -8,52 105 230,83 222,31 105
30 D' - E' -8,668 109 222,309 213,64 109
31 E' - F' -8,062 94 213,641 205,58 93
32 F' - G' -6,094 83 205,58 199,49 83
33 G' - H' -0,581 127 199,49 198,90 127
15
arak horizontal √a -h
meter
Dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan Jarak horizontal dari
tiap-tiap segmen jalan dari pit ke stockpile seperti pada tabel berikut:
Tabel 73. Jarak horizontal dari stockpile ke pit (Sumber : Hasil penelitian)
Elevasi Elevasin
Dari - Beda Jarak
Segmen Jarak Titik Titik
Ke Tinggi Horizontal
Awal Akhir
1 Q' - P' 2,39 322 165,42 167,814 322
2 P' - O' -2,369 176 167,81 165,445 176
3 O' - N' -4,568 144 165,45 160,877 144
15
2. Kemiringan jalan
eda tinggi
( ) x
arak horizontal
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui kemiringan jalan
angkut untuk tiap segmen jalan dari pit ke stockpile dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 74. Kemiringan jalan dari pit ke stockpile (Sumber : Hasil penelitian)
Jarak
Beda Elevasi Grade Jalan
Segmen Dari - Ke Horizontal
(m) (%)
(m)
1 A-B 3,815 123 3,103
2 B-C 8,35 113 7,383
3 C-D 13,933 152 9,196
4 D-E -2,631 84 -3,115
5 E-F 5,019 175 2,869
6 F-G -11,422 130 -8,778
7 G-H -1,759 124 -1,416
8 H-I -8,638 135 -6,399
9 I-J 1,251 100 1,252
10 J-K 0,303 291 0,104
11 K-L -0,445 84 -0,530
12 L-M -3,92 185 -2,122
13 M-N -8,856 92 -9,600
15
eda tinggi
( ) x
arak horizontal
x
15
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui kemiringan jalan
angkut untuk tiap segmen jalan dari stockpile ke pit dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 75. Kemiringan jalan dari pit ke stockpile (Sumber : Hasil penelitian)
Beda Elevasi Jarak Grade Jalan
Segmen Dari - Ke
(m) Horizontal (m) (%)
1 Q' - P' 2,39 322 0,74
2 P' - O' -2,369 176 -1,35
3 O' - N' -4,568 144 -3,17
4 N' - M' 3,597 133 2,70
5 M' - L' 9,231 106 8,74
6 L' - K' 6,526 65 10,08
7 K' - J' 6,435 73 8,83
8 J' - I' 5,938 96 6,20
9 I' - H' 6,3 69 9,10
10 H' - G' 0,581 127 0,46
11 G' - F' 6,094 83 7,34
12 F' - E' 8,062 93 8,64
13 E' - D' 8,668 109 7,98
14 D' - C' 8,52 105 8,14
15 C' - B' 6,176 113 5,44
16 B' - A' 1,871 100 1,86
17 A' - Z 9,09 121 7,53
18 Z-Y 9,305 211 4,41
19 Y-X 6,416 60 10,68
20 X-W 6,358 61 10,43
21 W-V 3,286 92 3,58
22 V-U 8,21 79 10,45
23 U-T 1,032 86 1,19
24 T-S 0,495 74 0,67
25 S-R 8,505 98 8,66
26 R-Q -1,254 104 -1,21
27 Q-P -1,861 99 -1,87
28 P-O 2,461 162 1,52
29 O-N 4,975 75 6,65
30 N-M 8,856 92 9,60
31 M-L 3,92 185 2,12
15
3. Rolling resitance (RR). grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
berikut:
RR = 70 lb/ton
GR = Dt × K
RP = 20 × 3,103
= 62,06 lb/ton
Maka total rimpull untuk mengatasi hambatan jalan pada segmen awal sebagai
berikut:
TR = Rimpull RR±Rimpull GR
TR = 70 + 62,06
TR = 132,06 lb/ton
dan TR (Total resistance) untuk tiap segmen jalan dapat dilihat pada tabel berikut:
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui RR. GR. dan TR
dalam kondisi tidak bermuatan. adapun nilainya dapat dilihat pada tabel berikut:
c. Rimpull
sebagai berikut:
15
d. Waktu hauling
Waktu hauling dapat diketahui setelah diperolehnya kecepatan dari rimpull dan
km
H jam
km jam
menit
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui waktu tempuh
untuk tiap segmen jalan, adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
16
Tabel 79. Waktu hauling ore kondisi bermuatan (Sumber : Hasil penelitian)
Berat Tenaga Tenaga yang
TR Panjang Kecepatan Waktu
Segmen Kendaraan dibutuhkan dapat (m) (km/jam) (menit)
(lb/ton)
(ton) (lb) digunakan (lb)
A-B 132,06 48,18 6.363,10 7.470 123 25,41 0,29
B-C 217,67 48,18 10.487,81 13.960 113 13,60 0,50
C-D 253,92 48,18 12.234,55 13.960 152 13,60 0,67
D-E 132,30 48,18 6.374,73 7.470 84 40,00 0,13
E-F 127,38 48,18 6.137,66 7.470 175 25,41 0,41
F-G 245,55 48,18 11.831,44 13.960 131 13,60 0,58
G-H 98,32 48,18 4.737,17 5.280 124 35,94 0,21
H-I 197,99 48,18 9.539,58 13.960 135 35,94 0,23
I-J 95,04 48,18 4.579,13 5.280 100 35,94 0,17
J-K 72,09 48,18 3.473,26 3.820 291 49,69 0,35
K-L 80,60 48,18 3.883,45 5.280 84 35,94 0,14
L-M 112,44 48,18 5.417,67 7.470 185 35,94 0,31
M-N 262,01 48,18 12.624,26 13.960 93 35,94 0,15
N-O 203,10 48,18 9.785,80 13.960 75 35,94 0,13
O-P 100,35 48,18 4.835,03 5.280 162 35,94 0,27
P-Q 107,48 48,18 5.178,57 5.280 99 35,94 0,17
Q-R 94,11 48,18 4.534,24 5.280 104 35,95 0,17
R-S 243,13 48,18 11.714,44 13.960 99 13,60 0,44
S-T 83,37 48,18 4.016,78 5.280 74 35,94 0,12
T-U 93,89 48,18 4.523,71 5.280 86 35,94 0,14
U-V 278,98 48,18 13.441,94 13.960 79 35,94 0,13
V-W 141,55 48,18 6.820,13 7.470 92 35,94 0,15
W-X 278,63 48,18 13.424,91 13.960 61 35,94 0,10
X-Y 283,62 48,18 13.665,72 13.960 60 35,94 0,10
Y-Z 158,11 48,18 7.618,34 13.960 211 35,94 0,35
Z - A' 220,59 48,18 10.628,45 13.960 121 35,94 0,20
A' - B' 107,26 48,18 5.167,89 5.280 100 35,94 0,17
B' - C' 178,84 48,18 8.616,94 13.960 114 35,94 0,19
C' - D' 232,82 48,18 11.217,98 13.960 105 35,94 0,18
D' - E' 229,59 48,18 11.062,27 13.960 109 35,94 0,18
E' - F' 242,79 48,18 11.698,20 13.960 94 35,94 0,16
F' - G' 216,89 48,18 10.450,21 13.960 83 35,94 0,14
G' - H' 79,15 48,18 3.813,42 3.820 127 35,94 0,21
H' - I' 252,02 48,18 12.143,16 13.960 70 35,94 0,12
I' - J' 194,08 48,18 9.351,15 13.960 96 35,94 0,16
16
A. Pengangkutan Ore
1. Waktu pelayanan
dan tahap kembali kosong menuju front untuk diisi kembali (T4).
T1 = 1,950 menit
T2 = 9,82 menit
T3 = 0,51 menit
T4 = 10,57 menit
Tingkat pelayanan pada tahap satu dapat dilihat pada uraian berikut:
Untuk tingkat pelayanan tahap ke 2 dan seterusnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
sistem antrian dinyatakan dalam dimana P > 1 yang terbagi dalam 4 tahapan.
a. Keadaan antrian
( )
| |
( )
( )
| |
( )
( )
( )
keadaan antrian
16
b. Koifisien antrian
n
(n n n n ) n n n ( )
n n
Diketahui:
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui nilai koifisien untuk
Keadaan
No Koefisien
n1 n2 Sistem n3 n4
1 6 0 0 0 1,000
2 5 1 0 0 5,033
3 5 0 1 0 0,262
4 5 0 0 1 5,420
5 4 2 0 0 12,667
6 4 1 1 0 1,316
7 4 1 0 1 27,281
8 4 0 2 0 0,068
9 4 0 0 2 14,688
10 4 0 1 1 1,418
11 3 3 0 0 21,253
12 3 2 1 0 3,313
13 3 2 0 1 68,657
14 3 1 2 0 0,344
15 3 1 0 2 73,932
16
Keadaan
No Sistem n3 Koefisien
n1 n2 n4
16 3 1 1 1 7,135
17 3 0 3 0 0,018
18 3 0 2 1 0,371
19 3 0 1 2 3,842
20 3 0 0 3 26,537
21 2 4 0 0 26,743
22 2 3 1 0 5,558
23 2 3 0 1 115,192
24 2 2 2 0 0,866
25 2 2 0 2 186,062
26 2 2 1 1 17,956
27 2 1 3 0 0,090
28 2 1 2 1 1,866
29 2 1 1 2 19,336
30 2 1 0 3 133,571
31 2 0 4 0 0,005
32 2 0 3 1 0,097
33 2 0 2 2 1,005
34 2 0 1 3 6,940
35 2 0 0 4 35,958
36 1 5 0 0 26,922
37 1 4 1 0 6,994
38 1 4 0 1 144,950
39 1 3 2 0 1,454
40 1 3 0 2 312,172
41 1 3 1 1 30,127
42 1 2 3 0 0,227
43 1 2 2 1 4,696
44 1 2 1 2 48,662
45 1 2 0 3 336,155
46 1 1 4 0 0,024
47 1 1 3 1 0,488
48 1 1 2 2 5,057
49 1 1 1 3 34,934
50 1 1 0 4 180,990
51 1 0 5 0 0,001
52 1 0 4 1 0,025
53 1 0 3 2 0,263
16
Keadaan
No Sistem n3 Koefisien
n1 n2 n4
54 1 0 2 3 1,815
55 1 0 1 4 9,404
56 1 0 0 5 38,979
57 0 6 0 0 22,584
58 0 5 1 0 7,041
59 0 5 0 1 145,917
60 0 4 2 0 1,829
61 0 4 0 2 392,818
62 0 4 1 1 37,910
63 0 3 3 0 0,380
64 0 3 2 1 7,879
65 0 3 1 2 81,645
66 0 3 0 3 563,994
67 0 2 4 0 0,059
68 0 2 3 1 1,228
69 0 2 2 2 12,727
70 0 2 1 3 87,917
71 0 2 0 4 455,492
72 0 1 5 0 0,006
73 0 1 4 1 0,128
74 0 1 3 2 1,323
75 0 1 2 3 9,137
76 0 1 1 4 47,336
77 0 1 0 5 196,194
78 0 0 6 0 0,000
79 0 0 5 1 0,007
80 0 0 4 2 0,069
81 0 0 3 3 0,475
82 0 0 2 4 2,460
83 0 0 1 5 10,194
84 0 0 0 6 35,211
16
c. Probabilitas antrian
ke-I dibagi dengan jumlah koefisien antrian. Rumus probabilitas antrian adalah
sebagai berikut:
koifisien i
ro a ilitas
jumlah koifisien
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui nilai probabilitas
keadaan antrian untuk tiap keadaan. adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
a. Tahap I
1) Tingkat penggunaan
dimana ada alat angkut yang datang ketahap 1 yang dihitung dengan
menggunakan persamaan:
η ∑ (n ≥ n n n )
= 0,246 Unit/menit
b. Tahap 3
1) Tingkat penggunaan
dimana ada alat angkut yang datang ketahap 3 yang dihitung dengan
menggunakan persamaan:
η ∑ (n n n ≥ n )
17
3 η3 3
= 0,191 Unit/menit
5. Jumlah dump truck yang antri (Lq) dan waktu tunggu (Wq) pada tahap
1 dan 3
a. Tahap I
n1≥ . sehingga rata-rata alat angkut yang menunggu untuk dimuati ditentukan
dengan persamaan:
q ∑(n ) (n n n n )
Dimana, n1 ≥
Sehingga,
Lq1 = 0,2861 unit
2) Waktu tunggu
Rata-rata waktu tunggu alat angkut dalam antrian pada alat gali muat
(tahap 1) adalah
q
q
Diketahui:
q unit
menit
17
Maka:
q unit/menit
b. Tahap 3
n3≥ . sehingga rata-rata alat angkut yang menunggu untuk dimuati ditentukan
dengan persamaan:
η ∑ (n n n ≥ n )
Dimana, n3 ≥
Sehingga,
Lq3 = 0,0084 unit
2) Waktu tunggu
Rata-rata waktu tunggu alat angkut dalam antrian pada alat gali muat
(tahap 3) adalah
q
q
Diketahui:
q unit
unit/menit
Maka:
unit/menit
17
Berdasarkan penerapan teori antrian maka waktu edar alat angkut setiap
Diketahui:
q
q
Maka.
menit
menit
menit
menit
Sehingga.
CT wq wq
menit
17
Target produksi ore untuk tiap bulannya yaitu 125.000 ton/bulan dengan
total tonase adalah 2.858.930 ton. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk
ton
= jam
= 260.416 Ton/jam
adangan
Umur Tambang (bulan) = arget produksi ton ulan
ton
=
ton ulan
ulan ≈ ulan
= 11.040 jam
17
A. Pengangkutan Ore
dump truck. untuk menentukan produktivitas alat angkut dapat ditentukan dengan
keadaan alat dan keadaan material. Apabila operator dalam mengoperasikan alat
berat dengan gesit, cepat dan lincah maka dikategirikan baik dengan nilai faktor
koreksinya adalah 1,0. Apabila operator dalam mengoperasikan alat berat tidak
terlalu lincah dan tidak terlalu lambat maka dikategorikan dalam kondisi sedang
dengan nilai faktor koreksi 0,75. Apabila operator dalam mengoperasikan alat
17
dengan nilai faktor koreksi 0,60. Pada faktor waktu kerja, apabila dalam waktu 1
jam kerja (60 menit) hanya 50 menit yang digunakan untuk bekerja maka nilai
faktor koreksinya yaitu 0,84. Apabila dalam waktu 1 jam kerja (60 menit) hanya
40 menit yang digunakan untuk bekerja maka nilai faktor koreksinya yaitu 0,67.
efisiensinya yaitu 1,20, apabila materialnya sulit untuk di cut maka nilai
efisiensinya yaitu 0,80, apabila materialnya batu ledakan maka nilai efisiensinya
yaitu 1,15-1,25.
dari data lapangan dan hasil teoritis dari waktu hauling bermuatan, waktu kembali
Kosong, waktu tunggu untuk dimuati, dan waktu tunggu untuk menumpahkan
bahan galian. Maka berikut adalah hasil data cycle time di lapangan dan
a H
a
a menit
Untuk kapasitas bak alat angkut didapatkan dengan hasil perkalian dari
am n × Cm × F
am
3
am 9.15 m
a am f
m
a
m /jam
3 × 1,55 ton/m 3
a
ton jam
a
ton ulan unit
a
ton ulan
menggunakan 1 alat gali muat dengan melayani 6 dump truck. Dalam simulasi
nikel dilakukan secara tetap. Dengan target produksi penambangan bijih nikel
sebanyak 125.000 ton per bulan. dimana setiap harinya PT. Nusajaya Persadatama
ton
= jam
= 260.416 Ton/jam
= 4.166.656 Ton/hari
1
1
dilakukan dengan sisa material bijih nikel sebanyak 108.930 ton. dimana setiap
= 4.166,656 Ton/hari
Minggu 2
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656
Ore Ore Ore Ore Ore Ore Ore
Minggu 3
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656
Ore Ore Ore Ore Ore
Minggu 4
4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.166,656 4.763,6
1
18
Dalam kegiatan penambangan bijih nikel maupun loading ore. alat yang
perolehan dari data lapangan. Maka berikut adalah hasil data cycle time di
melihat keadaan dilapangan. yang berasal dari hasil perkalian nilai faktor koreksi
Untuk nilai Swell factor dan fill factor diasumsikan berdasarkan hasil
yang ada. sehingga didapatkan produktivitas dari excavator CAT 320 dengan
Qm= × Cm × F × Sf × E
Dalam kegiatan loading ore, alat yang digunakan adalah excavator tipe
CAT 330.
perolehan dari data lapangan. Maka berikut adalah hasil data cycle time di
melihat keadaan dilapangan. yang berasal dari hasil perkalian nilai faktor koreksi
Untuk nilai Swell factor dan fill factor diasumsikan berdasarkan hasil
yang ada. sehingga didapatkan produktivitas dari excavator CAT 330 dengan
Qm = × Cm × F × Sf × E
Qm = 127,705 BCM/Jam
Qm = 127,705 x 1,55
Qm = 197,944 ton/jam
dengan tipe CAT 320 dan dump truck UD Quester CWE 370 . Penentuan jumlah
Diketahui:
ton jam
umlah lat ton jam
Tabel 91. Jumlah alat untuk penambangan bijih nikel (Sumber : Hasil penelitian)
Target Kapasitas
Bulan Ton/bulan Produksi Produksi Ore Getting
(ton/jam) (ton/jam)
1 125.000 260,416 2
2 125.000 260,416 2
3 125.000 260,416 2
4 125.000 260,416 2
5 125.000 260,416 2
6 125.000 260,416 2
7 125.000 260,416 2
8 125.000 260,416 2
9 125.000 260,416 2
10 125.000 260,416 2
11 125.000 260,416 2
12 125.000 260,416 2
13 125.000 260,416 2
14 125.000 260,416 2
15 125.000 260,416 2
16 125.000 260,416 2
17 125.000 260,416 2
18 125.000 260,416 2
19 125.000 260,416 2
20 125.000 260,416 2
21 125.000 260,416 2
18
Biaya sewa alat berat per jam yang dibutuhkan untuk masing-masing alat.
Untuk menentukan banyak biaya sewa alat yang dibutuhkan selama masa
ini:
Tabel 93. Biaya sewa alat excavator dan dump truck (Sumber : Hasil penelitian)
Jumlah
Harga Sewa Jam Biaya
Kegiatan Alat
Alat/Jam (Rp) Kerja (Rp)
(unit)
Loading
3 325.000 11.040 10.764.000.000
overburden
Removal
2 300.000 11.040 6.624.000.000
overburden
Hauling
18 250.000 11.040 49.680.000.000
overburden
Total biaya (Rp) 67.068.000.000
19
Diketahui:
Harga solar industri = Rp. 11.300
Penggunaan fuel = 22 liter/jam
Jam operasi = 11.040 jam
Sehingga:
Kebutuhan fuel = Penggunaan fuel/ jam × jam operasi
= 22 liter/jam × 11.040 jam
= 242.880 liter/unit
Jumlah total = Banyak unit × kebutuhan fuel liter/unit
= 3 × 242.880 liter/unit
= 728.640 liter
Diketahui:
Harga solar industri = Rp. 11.300
Penggunaan fuel = 21 liter/jam
Jam operasi = 11.040 jam
Sehingga:
Kebutuhan fuel = Penggunaan fuel/ jam × jam operasi
= 21 liter/jam × 11.040 jam
= 231.840 liter/unit
Jumlah total = Banyak unit × kebutuhan fuel liter/unit
= 2 × 231.840 liter/unit
= 463.680 liter
Biaya penggunaan = Jumlah total kebutuhan fuel × harga fuel
= 463.680 liter × Rp. 11.300
= Rp. 5.239.584.000
19
Diketahui:
Harga solar industri = Rp. 11.300
Penggunaan fuel = 20 liter/jam
Jam operasi = 11.040 jam
Sehingga:
Kebutuhan fuel = Penggunaan fuel/ jam × jam operasi
= 20 liter/jam × 11.040 jam
= 220.800 liter/unit
Jumlah total = Banyak unit × kebutuhan fuel liter/unit
= 18 × 220.800 liter/unit
= 3.974.400 liter
Biaya penggunaan = Jumlah total kebutuhan fuel × harga fuel
= 3.974.400 liter × Rp. 11.300
= Rp. 44.910.720.000
Tabel 94 . Biaya penggunaan fuel ore getting, loading dan hauling ore (Sumber : Hasil penelitian)
Biaya BBM
Lama Jumlah Penggunaan
Harga Jumlah Penggunaan Jumlah Jam
No Unit Penggunaan Bahan Bakar Biaya (Rp)
(Rp) Unit liter/jam Operasi
(jam) (liter)
1 CAT 330 11.300 3 22 1 11.040 728.640 8.233.632.000
2 CAT 320 11.300 2 21 1 11.040 463.680 5.239.584.000
UD Quester
3 11.300 18 20 1 11.040 3.974.400 44.910.720.000
370 CWE
Total penggunaan 5.398.560 58.383.936.000
1
19
Gambar 15. Perhitungan waktu edar CAT 330 pada saat loading material
19