SKRIPSI
OLEH :
YESI FEBRIATI
F1B2 13 079
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
Baula Petra Buana” untuk memenuhi salah satu syarat guna memper oleh gelar
Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan Teknologi
yang selama ini mendampingi, memberi semangat, motivasi dan kasih sayang,
terima kasih atas segala doa, restu, dan dukungan selama perkuliahan.Tak lupa
juga kepada saudara/(i)ku Yuyun Alista dan Indrawati yang selalu member
banyak inspirasi serta motivasi yang diberikan kepada penulis untuk tidak
iii
5. Bapak Jahidin, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II yang telah sangat amat
dan perkuliahan.
6. Bapak Deniyatno S.Si., MT selaku Ketua Sidang dalam seminar Tugas Akhir,
atas kemudahan dan keramahan yang diberikan kepada penulis dalam setiap
berurusan dan atas masukan yang bersifat membangun sehingga Tugas Akhir
keramahan, kemudahan dan bantuan serta saran yang diberikan kepada penulis
dalam setiap berurusan dan atas masukan yang bersifat membangun sehingga
8. Bapak Marwan Zam Mili, ST., MT selaku sebagai Penguji atas segala
keramahan, kemudahan dan bantuan serta saran yang diberikan kepada penulis
dalam setiap berurusan dan atas masukan yang bersifat membangun sehingga
10. Bapak Achmad Sahid, S.T selaku Kepala Teknik Tambang PT. Baula Petra
Buana yang telah banyak memberikan masukkan serta saran selama proses
11. Bapak R. Abdullah Praja, S.T selaku Wakil Kepala Teknik PT. Baula Petra
iv
12. Bapak Zaenal Nardin, S.T, Bapak Giovano Aldizia,S.Pi dan Bapak Rio
13. Seluruh staf karyawan dan karyawati PT. Baula Petra Buana dan yang telah
membantu penulis dalam melakukan tugas akhir sampai selesainya skripsi ini.
14. Seluruh sahabat saya dari sekolah Ayu, Dita, Minarni, Esti, Ica,Nurhayati,
Iputu,gede.
15. Saudara-saudara Tambang UHO 013, yang terhebat dan terbaik khususnya
sahabat-sahabat saya siska, nyoman, isra, kiki, mariani, nurma, hanan, fadli,
nurdin, guslan, efendi, panji, ramal, ali, hindra, herlina, aldi, ifan, zamzibar,
erni.
16. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat dan
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis
Kendari, 2020
Penulis
v
RANCANGAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA BLOK C
PT. BAULA PETRA BUANA KONAWE SELATAN
SULAWESI TENGGARA
Abstrak
vi
DESIGN OF MINING DRAINAGE SYSTEM ON BLOCK C PT. BAULA
PETRA BUANA KONAWE SELATANSOUTHEAST SULAWESI
Abstrack
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................ ………... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
D. Tujuan ……………………………………………………………. 3
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 3
viii
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 49
B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Periode ulang hujan rencana untuk saluran penyaliran ........................ 8
Tabel 2. Reduced Mean (Yn) ....................................................................... 9
Tabel 3. Nilai Variabel Reduksi Gumbel .................................................... 9
Tabel 4. Reduced Standard Deviation (Sn) ................................................. 10
Tabel 5. Koefisien kekerasan dinding saluran menurut manning................ 12
Tabel 6. Hubungan derajat dengan intensitas curah hujan .......................... 17
Tabel 7. Nilai koefisien limpasan ................................................................ 19
Tabel 8. Instrumen penelitian ...................................................................... 27
Tabel 9. Nilai koefisient hiessen stasiun curah hujan .................................. 37
Tabel 10. Curah hujan harian rata-rata .......................................................... 38
Tabel 11. Nilai standar deviasi ...................................................................... 39
Tabel 12. Nilai intensitas curah hujan ........................................................... 40
Tabel 13. Debit air limpasan .......................................................................... 43
Tabel 14. Hasil perhitungan rancangan saluran ............................................. 44
Tabel 15. Dimensi kolam pengendapan......................................................... 47
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daur hidrologi.......................................................................... 5
Gambar 2. Penampangs aluran terbuka ..................................................... 14
Gambar 3. Dimensi saluran terbuka .......................................................... 14
Gambar 4. Sketsa kolam pengendapan ...................................................... 14
Gambar 5. Lokasi penelitian...................................................................... 25
Gambar 6. Viskosimeter ............................................................................ 28
Gambar 7. Saluran yang terbentuk secara alamai ..................................... 33
Gambar 8. Bentuk kolam pengendapan..................................................... 34
Gambar 9. Daerah Tangkapan Hujan ....................................................... 41
Gambar 10. Dimensi saluran ....................................................................... 44
Gambar 11. Rancangan kolam pengendapan .............................................. 48
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Curah Hujan Harian 2007-2016 ...................................... 73
Lampiran 2. Perhitungan data curah hujan yang hilang ............................... 82
Lampiran 3. Peta sebaran hujan menggunakan metode thiessen ................. 89
Lampiran 4. Peta topografi dan peta situasi tambang PT. BPB ................... 90
Lampiran 5. Hasil pengujian laboratorium .................................................. 91
Lampiran 6. Perhitungan Rancangan Saluran .............................................. 97
Lampiran 7. Hasi lanalisis kolam pengendapan ........................................... 100
Lampiran 8. Dokumentasi pengambilan data dan Pengujian Laboratorium .. 13
xii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan resiko yang sangat besar. Oleh karena itu perencanaan harus matang agar
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut dapat tercapai dengan
akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan,
serta air yang berasal dari pit penambangan akan dialirkan melalui saluran terbuka
dan akan diendapkan di sediment pondan sebelum dialirkan ke- badan air agar
PT. Baula Petra Buana merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi
menjadi daerah tampungan berasal dari air limpasan permukaan, terutama pada
banyak genangan-genangan air yang ada di dasar pit, dan mengakibatkan kegiatan
hujan yang digunakan adalah curah hujan ekstrim, serta penentuan dimensi
pertambangan yang proses pembuatanya sangat mudah dan ekonomis serta bentuk
Adanya rencana pembukaan blok baru di PT. Baula Petra Buana, dalam
hal ini adalah blok C, maka pihak perusahaan harus membuat perencanaan yang
matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadikan hal yang terjadi
di blok A sebagai pembelajaran agar tidak melakukan hal tersebut untuk yang
kedua kalinya dalam penanganan masalah air. Oleh karena itu, penulis melakukan
B. Batasan Masalah
sediment pond blok C pada tambang terbuka PT. Baula Petra Buana, tanpa
C. Rumusan Masalah
terarahnya proses penelitian ini maka rumusan masalah yang diajukan adalah :
Petra Buana ?
D. Tujuan
Buana
Petra Buana.
E. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
penambangan.
4
A. Siklus Hidrologi
ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya kejadian,
hidrologi. Siklus hidrologi sendiri adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
Siklus hidrologi adalah suatu rangkaian proses yang terjadi dengan air
yang terdiri dari penguapan, presipitasi, infiltrasi dan pengaliran keluar (out flow).
Penguapan terdiri dari evaporasi dan transpirasi. Uap yang dihasilkan mengalami
kondensasi dan dipadatkan membentuk awan yang nantinya kembali menjadi air
dan turun sebagai presipitasi. Sebelum tiba di permukaan bumi presipitasi tersebut
laut. Dalam perjalanannya, sebagian air akan mengalami penguapan. Air yang
masuk ke dalam tanah sebagian akan keluar lagi menuju sungai yang disebut
dengan aliran antara (interflow), sebagian akan turun dan masuk ke dalam air
6
tanah yang sedikit demi sedikit dan masuk ke dalam sungai sebagai aliran bawah
B. Curah Hujan
Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan,
sehingga besar kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan
akan mempengaruhi banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data
curah hujan biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan
Keadaan data curah huan yang hilang ini untuk kepentingan tertentu dapat
mngganggu misalnya pada suatu saat nanti terjadi banjir, sedangkan data hujan
satu atau beberapa stasiun pada saat yang bersamaan tidak tersedia karena
berbagai sebab. Untuk menentukan perhitungan yang akurat semakin banyak data
curah huan yang hilang maka akan semakin akurat perhitungan yang akan
7
dilakukan namun terkadang ada beberapa titik stasiun pencatat curah hujan
terdapat data yang hilan. Hilangnya data curah hujan tersebut dapat disebabkan
oleh kelalaian dari petugas pencatat curah hujan atau rusaknya alat pencatat curah
salah satu metode yaitu metode normal ratio (Fanny, dkk, 2016).
Metode Normal Ratio adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mencari data yang hilang. Metode perhitungan yang digunakan cukup sederhana
berdekatan untuk mencari data curah hujan yang hilang di stasiun tersebut. Pada
metode normal ratio, syarat untuk menggunakan metode ini adalah rata-rata curah
hujan tahunan stasiun yang datanya hilang harus diketahui, disamping dibantu
dengan data curah hujan rata-rata tahunan dan data pada stasiun pengamatan
sekitarnya. Rumus Metode Normal Ratio untuk mencari data curah hujan yang
curah hujan rata-rata Daerah Tangkapan Air (DTA), yang merupakan hasil
curah hujan dengan metode tertentu (Hilaludin dan Joko, 2011). Adapun metode
yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata ada beberapa cara
Metode metode rata-rata aljabar dapat menghasilkan data yang baik bila
daerah pengamatannya datar, penempatan alat ukur tersebar merata, dan besarnya
curah hujan tidak bervariasi. Metode ini merupakan metode yang paling
stasiun pengukuran curah hujan. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah
̅ (2)
baik jika digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata DTA yang masing-
a) Stasiun hujan minimal 3 buah dan letak stasiun dapat tidak merata
Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan
biasanya akan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal dengan Periode
Ulang Hujan. Periode ulang hujan adalah periode (tahun) dimana suatu hujan
dengan tinggi intensitas yang sama kemungkinan bisa terjadi lagi. Kemungkinan
terjadinya adalah satu kali dalam batas periode (tahun) ulang yang ditetapkan.
kebijakan dan resiko yang perlu diambil sesuai dengan perencanaan (Putri Y.E.,
2014). Acuan untuk menentukan periode ulang hujan (PUH) dapat dilihat pada
Tabel 1
10
d. Hujan Rencana
Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rencana ini adalah
sebagai berikut :
1. Metode Gumbel
yang dilakukan dengan mengambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian
ambil curah hujan maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel
periode ulang tertentu dapat ditentukan. Periode ulang merupakan suatu kurun
Distribusi Gumbel. Untuk itu data curah hujan harus diolah terlebih dahulu
tidak tergantung satu sama lain, maka untuk proses pengolahannya digunakan
̅ ………............................................................. (5)
Nilai Yt adalah nilai dari reduksi Gumbel, merupakan fungsi dari besarnya
[ { }] (6)
n = Jumlah sample
m = Urutan sample (m = 1,2,3,…)
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5300 0,5820 0,5882 0,5343 0,5353
30 0,5363 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5400 0,5410 0,5418 0,5424 0,5430
40 0,5463 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600
Sumber : CD Soemarto, 1999 dalam Hilaludin dan Joko, 2011
kemudian menghitung rata-rata curah hujan. Setelah itu dihitung standard deviasi
dari data untuk mendapatkan nilai curah hujan rencana pada period ulang. Harga
standar deviasi dari data didapatkan dengan persamaan sebagai brikut, (Darmulia,
202).
13
∑ ̅
√ (7)
S = Standar deviasi
n = Banyaknya data
x = Total curah hujan n tahun
yaitu dengan merubah nilai variat X menjadi nilai logaritmik variat X. Adapun
Rt = Xr + Kt ×
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena curah
hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang
disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan,
(8)
seluruh daerah tangkapan hujan, dengan lama waktu hujan sama dengan waktu
antara jumlah air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah (air limpasan)
1. Kerapatan vegetasi
Daerah dengan vegetasi yang rapat akan memberikan nilai c yang kecil karena
air hujan yang masuk tidak dapat dengan langsung mengenai tanah,
15
misalnya padi air hujan yang jatuh akan tertahan pada petak-petak sawah
3. Kemiringan tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%) akan memberikan nilai c yang
curam untuk keadaan yang sama. Besar koefisien limpasan dapat dilihat
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan persatuan waktu yang relatife
singkat, biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan
2/3
R24 24
I (9)
24 t
Hubungan antara derajat curah hujan dan intensitas curah hujan dapat
Catchment area adalah suatu daerah tangkapan hujan yang dibatasi oleh
wilayah tangkapan hujan yang ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga
akhirnya merupakan suatu poligon tertutup dengan pola yang sesuai dengan
pembuatan catchment area maka diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap
E.P, 2014).
dilakukan untuk mencegah masuknya air atau mengeluarkan air yang telah masuk
aktifitas penambangan akibat adanya air dengan jumlah yang berlebihan teruama
keluar dari daerah tersebut melalui saluran penyaluran menuju keluar daerah
c. Koefisien kekerasan
penting dalam penentuan dimensi dan bentuk saluran penyaliran adalah debit air
harus sesuai rencana, tidak terjadi pengendapan. Untuk menentukan jumlah debit
air yang mengalir pada saluran digunakan rumus Manning (Isnaeni, 2015)yaitu :
(10)
mengalirkan air tambang dari bukaan tambang menuju lokasi yang telah
ditentukan. Cara ini cukup banyak digunakan karena mudah dan relatif murah,
19
serta cukup efisien untuk mencegah masuknya air yang berasal dari sekitar bukaan
tambang.
Salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi efisien tidaknya peran
tanah/batuan dimana saluran terbuka akan dibuat dan cara pembuatannya. Bentuk
padatan (solid) yang terbawa bersama aliran air tambang tersebut. Setelah proses
pemisahan ini, umumnya airtambang menjadi lebih jernih dan secara fisik
memenuhi syarat untuk dialirkan ke badan-badan air yang ada di permukaan tanah
pondan yang akan dibuat disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya air hujan, air
permukaan dan airtanah yang akan ditampung dan diendapkan lumpurnya. Agar
21
sediment pondan berfungsi dengan baik maka sediment pondan harus dirancang
dengan baik pula. Artinya ditinjau dari segi geometri mampu untuk menampung
seluruh debit air dari lokasi penambangan, sedangkan dari segi operasional dapat
mengendap dan dari segi perawatan mudah untuk dibersihkan dari lumpur yang
Air yang keluar dari sediment pond diharapkan bersih dari partikel-partikel
pengotor seperti lumpur, sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
yang lain. Bentuk sediment pond umumnya hanya digambarkan secara sederhana,
berupa kolam berbentuk empat persegi panjang. Pada hal, sebenarnya bentuk
akan selalu mempunyai 4 zona penting yang terbentuk karena proses pengendapan
material padatan (solid particle). Empat zona tersebut adalah sebagai berikut :
A A’
A A
1 4 Potongan A -
2 A’
A’ A’
PANDANGAN
ATAS
4
2
1
PANDANGAN SAMPING
seragam.
zona ini kira-kira sama dengan kedalaman sediment pondan, diukur dari
penting yaitu :
(16)
2. Volume Limpasan
sediment pondan melalui saluran terbuka (drainase). Volume air yang masuk ke
23
rumus :
(17)
rumus :
(18)
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari sediment pondan dapat
dengan
3. Kecepatan Pengendapan
Konawe Selatan. Lokasi ini dapat dengan mudah dijangkau dengan kendaraan
roda dua ataupun kendaraan roda empat dari kota Kendari. Adapun lokasi
B. Jenis Penelitian
C. Instrumen Penelitian
sifatnya membantu peneliti dalam proses pengumpulan data serta pengolahan data
D. Tahapan Penelitian
1. Studi Literatur
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang peroleh langsung dari lapangan dan
penelitian data tata guna lahan, nilai viskositas dinamis, persen perbandingan
padatan dan air, diameter partikel dan specific gravityserta informasi mengenai
situasi di lokasi penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
pihak perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur PT.
peta situasi tambang, data curah hujan, dan data pendukung lainnya.
Setelah data terkumpul yakni data sekunder dan data primer, dilanjutkan
dengan pengolahan serta analisa data untuk mengetahui bagaimana analisa sistem
penyaliran di Blok C.
27
hal-hal berikut :
Autocad 2007, dengan berpatokan pada garis kontur peta topografi daerah
harian maksimal.
c. Koefisien Limpasan
2. Penentuan drainase
material padatan secara maksimal. Penentuan sediment pond yang baik dapat
Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini secara ringkas dapat
Mulai
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Perhitungan curah hujan rata-rata wilayah
menggunakan metode Thiessen
2. Perhitungan curah hujan rencana menggunakan
metode Gumbel( Xr X S Y Yn )
Sn
3. Perhitungan intensitas curah hujan menggunakan
2/3
R 24
rumus Mononbe ( I 24 )
24 t
4. Perhitungan luas daerah tangkapan hujan (catchment
area)menggunakansoftware Autocad 2007
5. Perhitungan debit air limpasan menggunakan
persamaan Rasional (Q = 0,278 x C x I x A)
Analisis
1. Penentuan dimensi drainase menggunakan rumus
Manning (
2. Penentuan dimensi sediment Pond
Hasil
1. Rancangan drainase
2. Rancangan sediment Pond
Selesai
utama. Data curah hujan merupakan salah satu data yang diperlukan dalam
melakukan rancangan sistem penyaliran tambang terbuka. PT. Baula Petra Buana
dapat menganalisis data curah hujan untuk digunakan dalam rancanan sistem
penyaliran maka stasiun curah hujan terdekat adalah stasiun Motaha, stasiun
Onembute, dan stasiun Atari Lama. Data curah hujan yang digunakan berupa data
curah uan harian selama 10 tahun terakhir dari tahun 2007 sampai dengan tahun
Berdasarkan dilampiran 1, data curah hujan stasiun Ateri Lama ada yang
hilang yaitu pada tahun 2007 pada bulan Juni, Agustus, September, dan Okober
serta pada tahun 2016 pada bulan Februari, Maret dan April. Menentukan data
curah hujan yang hilang dapat menggunakan persamaan (1) dengan syarat bahwa
data yang hilang bisa diketahui jika ada data yang lengkap dari stasiun curah
hujan yang dekat serta diketahui dengan taun serta bulan yang sama dengan data
hilang ada stasiun Atari Lama pada tahun 2007 pada bulan juni adalah 131,6,
bulan agustus 46,8, bulan September 44,8 serta bulaan oktober 26 sehingga rata-
rata curah hujan pada stasiun Atari Lama pada tahun 2007 adalah 84,25 denggan
total 923,2. Untuk tahun 2016 data curah hujan stasiun Atari Lama pada bulan
30
Februari adalah 79,5, bulan Maret 143,3 serta bulan April adalah 109,8. Sehingga
untuk rata-rata curah hujan stasiun Atari Lama pada tahun 2017 adalah 120,77.
metode polygon Thiessen. Metode ini memiliki ketelitian yan cukup tinggi sangat
baik jika digunakan untuk menghitung luasan curah hujan rata-rata. Metode ini
digunakan jika dalam suatu daerah memiliki tiga buah stasiun penamat urah
hujan.
Menentukan luasan daerah peengaruh dari ketiga stasiun curah hujan tersebu
lokasi pengamatan sehingga terbentuk polygon, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 3. Luasan daerah pengaruh untuk stasiun curah hujan daerah
Motaha 880,44 Ha, untuk daerah Onembute 222,79 Ha serta luasan daerah stasiun
Atari Lama adalah 834,60 Ha. Setelah luas tiap-tiap daerah pengaruh dari ketiga
Thiessen daerah pengaruh stasiun Motaha yang di ketahui adalah luas daerah
pengaruh stasiun cura hujan Motaha yaitu 880,44 km2 dibagi dengan luas daerah
Untuk nilai koefisien Thiessen daerah Asera dan Lamonae dapat dilihat pada
Setelah nilai koefisien stasiun curah ujan ( ) diketa ui, untuk menentukan
maka nilai cura ujan rata-rata ( ) dapat diketa ui pula. ilai cura ujan rata-
rata dari ketiga stasiun curah hujan tersebut dapat diketahui jika curah hujan
maksimum tahunan (RI) dapat diketahui dari masing-masing stasiun curah hujan.
Curah hujan harian rata-rata daerah Konawe Utara dari tahun 2007-2016 dapat
Data curah hujan yang diperoleh dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2016 setelah dihitung dengan menggunakan metode Thiessen maka curah hujan
digunakan dalam penentuan curah hujan rencana. Metode yang digunakan dalam
persamaan Gumbel, ada hal- stasiun curah hujan dengan jumlah total keseluruhan
adalah 6144.7014 sehingga nilai standar deviasinya adalah 78,388.hal yang perlu
Nilai Yt adalah nilai dari reduksi Gumbel, merupakan fungsi dari besarnya peluang
atau periode ulang dengan berpacu pada tabel 3, dengan periode ulang hujan 2
Nilai variansi reduksi rata-rata (Yn) adalah 0,4952 dengan jumlah data 10
tahun berdasarkan tabel 2, nilai standar deviasi dari variansi reduksi (Sn) adalah
nilai standar deviasi (S), nilai variasi reduksi rata-rata (Yn) dan nilai standar
deviasi dari variasi reduksi (Sn), maka penentuan nilai curah hujan rencana dapat
curah hujan rencana pada periode ulang 2 tahun adalah jika diketahui nilai curah
hujan rata-rata (X) adalah 62,558 mm dari nilai variansi reduksi dari periode
ulang 2 tahun (table 3) adalah 0,366, maka nilai curah hujan rencana pada periode
Xr =
= 50,574 mm
Dengan cara yang sama menggunakan persamaan 6, maka nilai perhitungan curah
Data curah hujan rencana pada periode ulang tertentu yang telah diperoleh
Intensitas hujan merupakan ketinggian curah hujan yang terjadi pada kurun waktu
35
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin lama durasi hujan
disuatu daerah maka semakin rendah tingkat intensitasnya begitu pula semakin
cepat durasi hujan maka semakin tinggi intensitas curah hujanya. Dari hasil
36
dalam suatu kurva/grafik intensitas durasi dan frekuensi seperti pada Gambar
berikut
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Waktu
hujan dengan durasi yang cepat begitupun sebaliknya. Sehingga semakin lama
waktu periode ulang yang direncanakan maka semakin besar pula intensitas curah
hujanya.
37
pembatas topografi berupa bukit atau gunung yang menampung air hujan yang
melalui peta topografi (kontur) serta peta situasi tambang jika sudah
mengalami pembongkaran.
tambang dengan tujuan untuk mengetahui arah aliran air yang akan dilewati
Dalam penentuan daerah tangkapan hujan ada beberapa hal yang perlu
dapat dilihat dari peta topografi, kontur ataupun titik ketinggian yang dapat
dibaca dari peta topografi itu sendiri. Bentuk topografi merupakan bentuk
yang memungkinkan air akan mengalir dari titik ketiggian tertentu ke daerah
yang lebih rendah atau ke pedataran. Titik kontur adalah bentuk lereng dari
suatu daerah tertentu yang dapat dilihat pada petatopografi itu sendiri dimana
semakin rapat kontur yang terlihat pada peta topografi maka semakin curam
daerah tersebut yakni semakin rapat kontur yang terlihat mak semakin curam.
Sebaliknya semakin jarang kontur yang terlihat maka semakin datar daerah
tersebut.
38
Daerah tangkapan hujan pada blok C PT. Baula Petra Buana dapat dilihat pada
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa daerah tangkapan hujan dapat
diketahui dengan menggunakan peta kontur, dimana air yang jatuh dipermukaan
akan mengalir dari titik ketinggian tertentu menuju kedaerah yang lebih rendah.
Peta topografi mempunyai titik kontur tertentu, dimana titik kontur pada peta
topografi menunjukan bahwa semakin rapat jarak konturnya maka semakin curam
daerah tertentu begitupun sebaliknya semakin jarang jarak kontur dalam peta
Autocad gambar 8 menunjukan daerah tangkapan hujan di blok C PT. Baula Petra
Buana yang di batasi dengan warna hitam garis putus-putus dengan luas
39
0,429km2. Nilai luasan daerah tangkapan hujan dapat dijadikan acuan dalam
Sumber utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan.
Curah hujan yang relatif tinggi berakibat pentingnya penanganan air hujan dengan
merancang system penyaliran tambang terbuka. Besar debit air limpasan dapat
syarat dalam penentuan debit air limpasan adalah koefisien limpasan. Nilai
koefisien limpasan (Tabel 7) dengan acuan dilihat dari tutupan lahan pada blo C
adalah hutan. Perhitungan debit air limpasan dengan periode ulang 2 sampai
dengan 5 tahun dengan kondisi lahan pada blok C adalah hutan dengan nilai
koefisien limpasan adalah 0,6 sehingga total debit air limpasan yang masuk pada
luasan daerah tangkapan hujan relatif sempit yaitu kurang dari 300 km2. Nilai
debit air limpasan dapat dijadikan dalam penentuan dimensi saluran terbuka untuk
dialirkan menuju sediment pondan. Adanya dimensi saluran yang sesuai dengan
tambang.
rincian perhitungan besarnya debit air limpasan dapat dilihat pada tabel berikut :
40
Durasi Waktu 24
Intenitas Curah Hujan 5.4674167
Kegunaan Lahan Hutan
Daerah Tangkapan Hujan (Km2) 0,429
Coefisien Air Limpasan 0,6
Q (Debit Air Limpasan) 0,403898848
Durasi Waktu 24
Intenitas Curah Hujan 2.10725
Kegunaan Lahan Hutan
Daerah Tangkapan Hujan (Km2) 0,429
Coefisien Air Limpasan 0,6
Q (Debit Air Limpasan) 0,155670565
4. Dimensi Saluran
terbuka. Bentuk saluran yang umum dibuat di area penambangan adalah bentuk
Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air limpasan dari daerah tangkapan
limpasan dan umur blok C yang direncanakan dengan debit air pada periode 5
saluran berupa kedalama penampang basah adalah 0,61 m, lebar saluran adalah
1,41 m, lebar dasar saluran adalah 0,80 m. sehingga rancangan saluran dapat
kemungkinan utuk terjadinya pengendapat pada dasar saluran. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk saluran itu sendiri serta kemiringan dasar saluran yang di
rancang yaitu menurut Flaider (1968) dengan kemiringan dasar saluran antara
42
0,25 – 0,5 % sudah cukup untuk mencegah adanya pengendapan lumpur, dengan
sudut 600 maka harga m sbesar 1/tg 600 adalah 0,58. Serta secara matematis
bahwa lebih besar kecepatan aliran air di saluran (V) yaitu 2,25 m/s daripada
keceepatan jatuh sedimen yakni 0,00304 m/s (dapat dilihat pada lampiran 5).
Dengan demikian bahwa air yang mengalir di drainase menuju sediment pondan
akan lebih cepat dibandingkan dengan waktu akan mendapnya partikel didasar
saluran.
5. Sediment pond
debit air limpasan yang akan masuk kedalam sediment pondan tersebut melalui
saluran terbuka.
Dalam penentuan jumlah padatan per jam hal yang perlu diketahui adalah jumlah
debit air yang masuk (QQmat)adalah 0,4038 m3/s dapat dirubah menjadi
Dan persen padatan yaitu 1,8% atau 0,018. Sehingga dapat diketahui nilai berap
Untuk menentukan besar nya berat air dalam perjam adalah dengan diketahuinya
jumlah debit air yang masuk yaitu 0,4038 m3/s atau 1453,68 m3/jam, massa
jenis air 1000 kg/m3serta persen air yaitu 97,2% atau 0,984.
43
3. Debit padatan
Untuk menentukan debit padatan hal yang perlu diketahui adalah berat
4. Debit Air
Hal yang perlu diketahui dalam penentuan debit padatan adalah berat air yaitu
430.421,12 kg/jam serta massa jenis air 1000k/m3, sehingga debit air yaitu
0,1195m3/detik.
5. Total Debit
Dalam penentuan total debit debit padatan yakni 0,07269 m3/detik debit air yaitu
0,1195 m3/detik sehingga dapat diperoleh total debit limpasan perdetik yang
adalah nilai viskositas kinematika material yaitu 0.1544 × 10-6 m2/s, diameter
partikel 0,053 mm atau 0,000053 m, dengan percepatan gravitasi (g) yaitu 9,8
m/s2 serta Spcific gravity (SG) 2,057 maka diperoleh nilai besarnya kecepatan
antara lain kecepatan jatuh sedimen (Vs) yaitu sebesar 0,00304 m/s, debit
total limpasan perdetik yaitu 0,40 m3/s, sehingga dengan diketahuinya kedua
dari parameter tersebut maka dapat diketahui pula luas sediment pondan blok
C PT. Baula Petra Buana untuk tiga (3) pond adalah 43,9 m.
Panjang sediment pondan dapat ditentukan dengan luas sediment pond dibagi
dengan lebar sediment pondan diman lebar sediment pondan 9 meter dapat
diketahui dengan kemampuan alat yang di gunakan di PT. Baula Petra Buana
efektif adalah sejauh 9 meter dab jangkauan gali vertical efektif adalah sejauh
mengetahui lebar dan luas sediment pond untuk 3 pond adalah 2 meter
sediment pond (h) yaitu 4 m serta kecepatan jatuh sedimen (v) adalah
0,00304 m/s
Sehingga waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap adalah 1315,78 detik.
lebar sediment pond yaitu 9 meter, Panjang sediment pond 2 meter serta total
volume air yang dialirkan dari saluran terbuka ke sediment pond yaitu 0,40
pula waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari sediment pondan yaitu
pengendapan partikel serta waktu material yang dibutuhkan utnuk keluar dari
sediment pond adalah sebesar 37,85%, dengan volume padatan yang berhasil
diendapkan dalam kurun waktu 24 jam per hari adalah 0,0091 m3/detik.
volue padatan yang berhasil diendapkan adalah 791,96 m3/hari yaitu 3 hari
sediment pond yang direncanakan. Untuk lebih jelasnya rincian hasil analisis
pada tabel diatas untuk lebih efektifnya sediment pond dapat dibuatkanya
tiga kolam. Lebih banyak kolam yang dilewati air yang berasal dari daerah
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
berdasarkan debit air yaitu 0,4038 m3/s, dengan lebar dasar saluran yaitu 0,80
meter, lebar saluran atas 1,14 meter serta tinggi saluran basah yaitu 0,61
meter. Kecepatan aliran air yang mengalir disaluran terbuka menuju sediment
2. Sediment pond yang dirancang terdiri dari tiga (3) sediment pond dimana ada
zona masukan, zona pengendap dan zona keluaran. Dimana Panjang pond
yaitu 6 meter, lebar pond 9 meter sert kedalaman pond 4 meter sehingga luas
yaitu dijadwalkan tiga (3) hari sekali agar jumlah padatan yang terendapkan
B. Saran
data curah hujan yang ada di lokasi penambanagn yang berasal dari stasiun
DAFTAR PUSTAKA
Budi Arto, 1999, Rancangan Sistem Penyaliran di Pit L2 Site Lati PT. Berau Coal
untuk kemajuan penambangan tahun 2010-2011. Skripsi Prodi Teknik
Pertambangan ITB : Bandung
Praja, S.A.,2013, Evaluasi Kapasitas Saluran Kali Belik Yogyakarta, Jurnal Bumi
Indonesia Volume 2, No. 3 Tahun 2013 Halaman 55-62.
Sudarsono, 2016, Rancangan Drainase Tambang Terbuka Pit South Pinang PT.
Kaltim Prima Coal Sangaita Kalimantan Timur. Jurnal Ilmiah Periode
2014-2016, Halaman 105.
Yuliantini E.P, 2014. Analisa Penyaliran Air Tambang Kapur. Jurnal Desiminasi
Teknologi,Volume 2, No. 1, Januari 2014, Halaman 78-92.
52
LAMPIRAN
53
LAMPIRAN 1
Data Curah Hujan Harian
Nama Pos : Curah Hujan Motaha Tahun : 2007
Data Geografis: 04 08' 26,2" LS - 122 08' 40,7" BT
Pelaksana : BWS Sulawesi IV
Kabupaten/Kecamatan : Konawe
Selatan/Angata
Tabel Hujan Harian (mm)
Bulan
Tanggal
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov Des
1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0 5,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0
2 3,0 5,0 19,0 1,6 1,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0
3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,0 1,6 0,0 0,0 0,0
4 0,0 0,0 0,0 3,0 5,0 1,8 0,0 0,0 0,0 4,0 0,0 0,0
5 1,6 0,0 0,0 0,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0
6 0,0 0,0 7,0 0,0 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0
7 0,0 9,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,8 7,0 0,0 0,0
8 0,0 0,0 0,0 5,0 0,0 3,3 0,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0
9 0,0 0,0 0,0 0,0 7,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7,0
10 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0 0,0
11 5,0 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 9,0 0,0 0,0
12 0,0 0,0 9,0 0,0 0,0 1,6 0,0 2,6 0,0 0,0 0,0 0,0
13 0,0 2,3 0,0 0,0 3,0 3,0 0,0 0,0 5,0 1,0 0,0 0,0
14 0,0 0,0 1,6 0,0 0,0 7,0 1,4 0,0 0,0 0,0 0,0 7,0
15 1,9 0,0 3,0 0,0 0,0 3,0 2,3 3,0 0,0 0,0 8,0 0,0
16 0,0 3,3 0,0 9,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
17 0,0 0,0 0,0 0,0 8,0 0,0 3,0 5,0 0,0 0,0 1,0 1,4
18 1,3 0,0 1,3 0,0 0,0 0,0 0,0 8,0 0,0 0,0 0,0 0,0
19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 8,0 0,0 0,0 6,0 0,0 5,0
20 0,0 5,0 0,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,5 0,0
21 0,0 0,0 8,0 0,0 0,0 0,0 5,0 9,0 0,0 0,0 0,0 3,0
22 5,0 0,0 0,0 0,0 8,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
23 0,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,3
24 7,0 0,0 2,3 3,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3,0 0,0 0,0
25 0,0 18,0 0,0 5,0 5,0 1,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
26 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0 2,9 0,0 7,0 9,0
27 3,0 0,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0
28 0,0 3,0 0,0 0,0 3,0 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
29 0,0 0,0 0,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0
30 2,0 6,0 0,0 1,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
31 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 ,0
Hujan
1,9 3,3 2,3 3,3 1,9 3,3 2,3 2,6 2,9 9,0 1,5 2,3
Maks
jml, CH 7,7 10,2 13,0 10,3 8,0 11,0 6,3 6,5 7,5 3,0 4,8 7,8
Juml, HH 10,0 8,0 1,1 9,0 1,0 1,0 7,0 8,0 6,0 6,0 7,0 9,0
Rata-rata 2,3 4,4 5,2 3,0 4,4 4,1 5,0 4,1 2,3 2,6 4,5 2,1
54
5,7 5,2 11,9 14,7 22,3 12,7 13,2 17,3 11,4 8,5 7,4 4,0
Jml, CH
Hujan
1,8 1,9 3,3 3,3 3,6 2,3 3,3 3,3 3,3 1,8 3,3 1,6
Maks
2,0 3,2 5,0 4,2 1,3 7,0 3,3 4,5 6,0 5,2 2,3 2,1
Rata-rata
7,0 8,0 9,0 9,0 1,3 1,2 1,1 1,5 8,0 9,0 7,0 6,0
Jml, HH
55
HujnMaks 19,0 9,0 23,0 16,0 16,0 13,0 33,0 6,0 0,0 8,0 16,0 2,0
jml, CH 74,0 33,0 77,0 88,0 68,0 23,0 118,0 6,0 0,0 19,0 21,0 69,0
Juml, HH 7,0 6,0 8,0 10,0 9,0 3,0 8,0 1,0 0,0 4,0 2,0 6,0
Rata-rata 2,4 1,1 2,5 2,9 2,2 0,8 3,8 0,2 0,0 0,6 0,7 2,2
56
HujnMaks 23,0 28,0 33,0 19,0 33,0 26,0 24,0 27,0 23,0 23,0 33,0 19,0
jml, CH 70,0 128,0 161,0 91,0 136,0 122,0 154,0 126,0 68,0 81,0 134,0 65,0
Juml, HH 7,0 8,0 13,0 9,0 10,0 13,0 12,0 12,0 8,0 8,0 10,0 6,0
Rata-rata 2,3 4,4 5,2 3,0 4,4 4,1 5,0 4,1 2,3 2,6 4,5 2,1
57
HujnMaks 22,0 7,0 9,0 23,0 28,0 23,0 23,0 00,0 18,0 13,0 23,0 14,0
jml, CH 59,0 21,0 36,0 124,0 118,0 51,0 74,0 0,0 65,0 60,0 85,0 55,0
Juml, HH 7,0 4,0 8,0 12,0 11,0 5,0 10,0 0,0 10,0 7,0 7,0 7,0
Rata-rata 190,3 0,724 1,161 4,133 3,806 1,700 2,387 0,000 2,167 1,935 2,833 1,774
58
HujnMaks 19,0 9,0 23,0 16,0 16,0 13,0 33,0 6,0 0,0 8,0 16,0 2,0
jml, CH 74,0 33,0 77,0 88,0 68,0 23,0 118,0 6,0 0,0 19,0 21,0 69,0
Juml, HH 7,0 6,0 8,0 10,0 9,0 3,0 8,0 1,0 0,0 4,0 2,0 6,0
Rata-rata 2,4 1,1 2,5 2,9 2,2 0,8 3,8 0,2 0,0 0,6 0,7 2,2
59
Hujan
22,0 12,0 18,2 12,3 13,3 23,1 29,2 13,3 4,1 6,1 17,1 19,3
Maks
jml, CH 109,6 34,0 70,3 65,8 94,5 101,2 178,5 44,0 7,1 9,1 56,4 78,5
Juml, HH 10,0 5,0 9,0 7,0 9,0 11,0 16,0 5,0 2,0 2,0 7,0 8,0
3,5 1,2 2,3 2,2 3,2 3,3 5,8 1,4 0,2 0,3 1,8 2,5
Rata-rata
60
72,7 104,5 77,9 81,7 90,5 162,8 93,9 58,5 0,0 0,0 34,2 41,5
Jum, CH
Hujan
9,0 8,0 8,0 23,3 19,3 21,0 23,1 19,2 0,0 0,0 2,0 6,0
Maks
2,3 3,7 2,5 2,7 3,0 5,4 3,0 1,9 0,0 0,0 1,1 1,3
Rata-rata
5,1 22,3 27,2 8,0 9,0 17,0 10,0 8,0 0,0 0,0 29,1 14,1
Jum, HH
61
Jum, CH 66,9 92,3 107,2 151,6 70,7 181,0 45,4 0,0 0,0 0,0 3,0 45,0
HjnMaks 23,3 23,1 23,1 23,1 18,2 23,0 13,1 0,0 0,0 0,0 3,0 1,8
Rata-rata 2,2 3,3 3,5 5,1 2,4 6,0 1,5 0,0 0,0 0,0 0,1 1,5
Jum, HH 7,0 9,0 10,0 13,0 8,0 14,0 7,0 0,0 0,0 0,0 1,0 6,0
62
95,0 141,0 180,0 158,0 155,0 123,0 145,0 56,0 74,0 86,5 117,0 95,0
Jum, CH
33,0 22,0 24,1 23,0 22,0 23,0 33,0 23,0 23,0 14,1 29,0 23,0
Hujan Maks
3,1 4,9 5,2 5,3 5,2 4,1 4,7 1,8 2,5 2,8 3,9 3,1
Rata-rata
Jum, HH 5,0 14,0 15,0 15,0 15,0 13,0 12,0 5,0 8,0 13,0 8,0 9,0
63
Jml, CH 165,0 204,0 158,0 70,0 132,0 407,0 39,0 70,0 29,0 57,0 107,0 78,0
Jml, HH 8,0 11,0 11,0 8,0 9,0 21,0 5,0 7,0 4,0 3,0 5,0 5,0
Rata-rata 2,7ss 3,3 3,0 1,0 6,3 0,5 0,7 0,5 4,1 5,3
Hujan Maks 53,0 65,0 33,0 22,0 43,0 63,0 14,0 39,0 18,0 30,0 54,0 34,0
64
Jml, CH 102,0 77,0 114,0 75,0 75,0 76,0 70,0 36,0 37,0 33,0 71,0 195,0
Jml, HH 19,0 18,0 20,0 10,0 11,0 4,0 9,0 7,0 6,0 5,0 6,0 18,0
Rata-rata 3,3 2,7 3,7 2,5 2,4 2,5 2,3 1,2 1,2 1,1 2,4 6,4
Hujan Maks 18,0 18,0 17,0 15,0 39,0 30,0 19,0 24,0 14,0 12,0 40,0 44,0
65
Jml, CH 230,0 165,0 257,0 190,0 187,0 12,0 213,0 0,0 0,0 0,0 33,0 31,0
Jml, HH 13,0 16,0 20,0 17,0 14,0 4,0 8,0 0,0 0,0 0,0 5,0 4,0
Rata-rata 7,4 5,9 8,3 6,3 6,0 0,4 6,9 0,0 0,0 0,0 1,1 1,0
Hujan Maks 56,0 22,0 46,0 42,0 59,0 8,0 44,0 0,0 0,0 0,0 14,0 12,0
66
Jml, CH 379,0 288,0 252,0 381,0 323,0 646,0 393,0 329,0 402,0 445,0 83,0 84,0
Jml, HH 19,0 14,0 18,0 22,0 21,0 27,0 21,0 22,0 15,0 20,0 12,0 8,0
Rata-rata 12,2 9,9 8,1 12,7 10,4 21,5 12,7 10,6 13,4 14,4 2,8 2,7
Hujan Maks 48,0 38,0 34,0 46,0 43,0 55,0 61,0 39,0 63,0 51,0 19,0 24,0
67
126,
Jml, CH 0 151,0 160,0 393,0 288,0 108,0 169,0 62,0 18,0 52,0 107,0 143,0
Jml, HH 11,0 11,0 11,0 22,0 14,0 5,0 17,0 3,0 2,0 6,0 7,0 13,0
Rata-rata 4,1 5,4 5,2 13,1 9,3 3,6 5,5 2,0 0,6 1,7 3,6 4,6
Hujan Maks 23,0 43,0 42,0 52,0 56,0 53,0 27,0 37,0 12,0 14,0 42,0 54,0
68
Jml, CH 102,0 77,0 114,0 75,0 75,0 76,0 70,0 36,0 37,0 33,0 71,0 195,0
Jml, HH 19,0 18,0 20,0 10,0 11,0 4,0 9,0 7,0 6,0 5,0 6,0 18,0
Rata-rata 3,3 2,7 3,7 2,5 2,4 2,5 2,3 1,2 1,2 1,1 2,4 6,4
Hujan Maks 18,0 18,0 17,0 15,0 39,0 30,0 19,0 24,0 14,0 12,0 40,0 44,0
69
Jml, CH 114,0 93,0 93,0 32,0 194,0 137,0 303,0 15,0 23,0 14,0 126,0 180,0
Jml, HH 11,0 18,0 12,0 12,0 18,0 17,0 20,0 5,0 3,0 5,0 11,0 16,0
2,7 3,3 3,0 1,0 6,3 0,5 0,7 0,5 4,1 5,3
Rata-rata
HujanMaks 28,0 32,0 43,0 10,0 29,0 120,0 8,0 16,0 5,0 39,0 41,0 31,0
70
Jml, Curah 90,0 93,0 173,0 118,0 185,0 143,0 50,0 37,0 0,0 20,0 12,0 58,0
Hujan
Jml, Hari 11,0 10,0 15,0 16,0 20,0 16,0 5,0 4,0 0,0 1,0 5,0 10,0
Hujan
Rata-rata 2,9 3,3 5,6 3,9 6,0 4,8 1,6 1,2 0,0 0,6 0,4 2,8
Hujan,Maks 27,0 25,0 54,0 22,0 24,0 33,0 23,0 18,0 0,0 20,0 4,0 28,0
71
Jml, CH 92,2 169,0 75,0 158,0 67,0 97,0 22,0 0,0 0,0 0,0 11,0 156,0
jml, HH 10,0 23,0 18,0 151,0 14,0 10,0 6,0 0,0 0,0 0,0 1,0 15,0
Rata-rata 3,0 6,0 2,4 5,3 2,2 3,2 0,7 0,0 0,0 0,0 0,4 5,0
Hujan Maks 14,0 31,0 16,0 28,0 25,0 29,0 7,0 0,0 0,0 0,0 11,0 34,0
72
86,0 222,0 144,0 82,0 146,0 75,0 54,0 23,0 41,0 70,0 50,0 96,0
Jml,CH
9,0 15,0 17,0 75,0 18,0 13,0 9,0 5,0 3,0 15,0 9,0 10,0
Jml,HH
2,8 7,7 4,6 2,7 4,7 2,5 1,7 0,7 1,4 2,3 1,7 3,1
Rata-rata
16,0 33,0 33,0 14,0 30,0 31,0 16,0 12,0 13,0 15,0 24,0 23,0
HujanMaks
73
92,2 169,0 75,0 158,0 67,0 97,0 22,0 0,0 0,0 0,0 11,0 92,2
Jml,CH
10,0 23,0 18,0 151,0 14,0 10,0 6,0 0,0 0,0 0,0 1,0 10,0
Jml,HH
3,0 6,0 2,4 5,3 2,2 3,2 0,7 0,0 0,0 0,0 0,4 3,0
Rata-rata
14,0 31,0 16,0 28,0 25,0 29,0 7,0 0,0 0,0 0,0 11,0 14,0
HujanMaks
75
23 0,0 0,0 0,0 34,0 0,0 0,0 55,0 0,0 0,0 0,0 29,0 0,0
24 0,0 0,0 3,0 3,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
25 0,0 0,0 0,0 0,0 35,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,0 0,0
26 0,0 0,0 0,0 3,0 3,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 10,0 0,0
27 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 23,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
28 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
29 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
30 0,0 15,0 7,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
5,0 0,0 124,0 138,0 177,0 40,0 168,0 5,0 16,0 23,0 93,0 44,0
Jml,CH
2,0 0,0 15,0 13,0 11,0 6,0 9,0 1,0 2,0 3,0 8,0 4,0
Jml,HH
0,2 0,0 4,0 4,6 5,7 1,3 5,4 0,2 0,5 0,7 3,1 1,4
Rata-rata
3,0 0,0 22,0 50,0 35,0 23,0 62,0 5,0 4,0 12,0 29,0 44,0
HujanMaks
76
25 0,0 15,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3,0 0,0 0,0 0,0 6,0 8,0
26 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0 35,0 18,0 0,0 2,0 0,0 10,0 32,0
27 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 52,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
28 0,0 0,0 0,0 0,0 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
29 20,0 0,0 0,0 48,0 0,0 13,0 8,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
30 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7,0
31 0,0 0,0 3,0 2,0 0,0 0,0 0,0
88,0 138,0 126,0 223,0 318,0 311,0 422,0 5,0 16,0 23,0 93,0 95,0
Jml,CH
7,0 13,0 7,0 13,0 15,0 14,0 25,0 1,0 2,0 3,0 8,0 12,0
Jml,HH
2,8 4,7 4,1 7,4 10,3 10,4 13,6 0,2 0,5 0,7 3,1 3,1
Rata-rata
36,0 34,0 41,0 48,0 66,0 83,0 52,0 5,0 14,0 12,0 29,0 32,0
HujanMaks
77
26 0,0 0,0 2,0 2,0 0,0 4,0 10,0 0,0 0,0 5,0 3,0 0,0
27 3,0 5,0 0,0 1,0 3,0 2,0 0,0 0,0 0,0 9,0 41,0 0,1
28 0,0 16,0 0,0 29,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 8,0 0,0 0,0
29 0,0 0,0 2,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,0 0,0 1,3
30 0,0 0,0 32,0 0,0 0,0 2,0 5,0 7,0 5,0 0,0 0,1
113,0 125,0 161,0 97,0 207,0 74,0 145,0 11,0 76,0 164,0 151,0 27,0
Jml,CH
12,0 14,0 14,0 11,0 8,0 4,0 9,0 3,0 9,0 16,0 10,0 10,0
Jml,HH
3,6 4,3 5,2 3,2 6,7 2,5 4,7 0,4 2,5 5,3 5,0 0,9
Rata-rata
42,0 25,0 35,0 32,0 138,0 66,0 44,0 5,0 17,0 30,0 41,0 10,0
HujanMak
78
Jml,CH 91,0 168,0 121,0 164,0 123,0 181,0 127,0 33,0 131,0 11,0 156,0 273,0
Jml,HH 10,0 15,0 17,0 14,0 13,0 8,0 10,0 4,0 8,0 7,0 12,0 10,0
Rata-rata 2,0 5,8 3,9 5,5 4,0 6,0 4,1 1,0 4,2 3,8 5,0 2,8
HujanMaks 26,0 39,0 21,0 41,0 25,0 59,0 40,0 12,0 41,0 33,0 48,0 53,0
79
Jml,CH 111,0 114,0 226,0 186,0 293,0 269,0 608,0 2,0 39,0 38,0 38,0 273,0
Jml,HH 12,0 16,0 16,0 15,0 17,0 15,0 19,0 1,0 4,0 3,0 6,0 16,0
Rata-rata 3,6 4,1 7,3 6,2 9,5 9,0 19,6 0,1 1,3 1,2 1,3 8,8
HujanMax 24,0 21,0 55,0 48,0 60,0 53,0 182,0 2,0 22,0 20,0 19,0 63,0
80
Jml,CH 46,0 185,0 173,0 162,0 194,0 299,0 5,0 0,0 0,0 0,0 59,0 63,0
Jml,HH 7,0 7,0 19,0 10,0 17,0 20,0 20 0,0 0,0 0,0 8,0 9,0
Rata-rata 1,5 6,6 5,6 5,1 6,3 10,0 0,2 0,0 0,0 0,0 2,0 2,0
HujanMax 16,0 86,0 24,0 31,0 45,0 53,0 3,0 0,0 0,0 0,0 20,0 18,0
81
72,0 208,0 220,0 249,0 168,0 205,0 103,0 3,0 5,0 2,0 23,0 78,0
Jml,CH
10,0 19,0 16,0 13,0 12,0 18,0 11,0 1,0 1,0 1,0 2,0 11,0
Jml,HH
2,3 7,4 7,1 8,3 5,4 6,8 3,3 0,1 0,2 0,1 0,8 2,5
Rata-rata
18,0 42,0 37,0 54,0 55,0 58,0 46,0 3,0 5,0 2,0 13,0 19,0
HujanMaks
82
Jml,CH 123.0 315,0 197,0 86,0 13,0 72,0 85,0 113,0 83,0
Jml,HH 8,0 24,0 18,0 6,0 2,0 8,0 9,0 12,0 8,0
Rata-rata 4,0 10,2 5,6 2,8 0,4 2,4 2,8 3,8 2,7
Hujan 38,0 54,0 30,0 8,0 38,0 27,5 38,0 35,0
57,0
Maks
83
LAMPIRAN 2
Mencari nilai data cura hujan yang hilang stasiun Atari lama dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (1) dengan syarat bahwa data yang hilang bisa diketahui jika ada
data yang lengkap dari stasiun curah hujan lain serta bulan yang sama dan tahun yang sama
1. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama Juni tahun 2007 diketahui :
a) Stasiun Atari Lama dengan nilai rata-rata cura ujan ( ) adala 84, 25mm
d) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Motaha (RA) adalah 110 mm
e) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Onembute (RB) adalah 407 mm
( )
= 131,36 mm
2. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama Agustus tahun 2007 diketahui :
a) Stasiun tari ama dengan nilai rata-rata cura ujan ( ) adala 48,25 mm
( )
= 46,82 mm
84
3. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama September tahun 2007 diketahui :
a) Stasiun tari ama dengan nilai rata-rata cura ujan ( ) adala 84,25 mm
( )
= 44,86 mm
4. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama Aktober tahun 2007 diketahui :
a) Stasiun Atari Lama dengan nilai rata-rata cura ujan ( ) adala 4,25 mm
e) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Onembute (RB) adalah 57mm
( )
= 26,07mm
1. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama Februari tahun 2016 diketahui :
a) Stasiun tari ama dengan nilai rata-rata cura ujan ( ) adala 120,77 mm
d) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Motaha (RA) adalah 141 mm
( )
= 79,59 mm
2. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama Maret tahun 2016 diketahui :
d) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Motaha (RA) adalah 180 mm
e) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Onembute (RB) adalah 144 mm
( )
= 143,39 mm
3. Untuk stasiun data curah hujan Atari Lama April tahun 2016 diketahui :
d) Nilai curah hujan bulan Juni stasiun Motaha (RA) adalah 158 mm
( )
= 109,86 mm
86
Rata-
Total
Tahun Bulan Rata
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
2007 77 102 130 103 80 110 63 65 75 30 48 78 961 80.1
2008 57 52 119 147 223 127 132 173 114 85 74 40 1343 111.9
2009 74 33 77 88 68 23 118 6 0 19 21 69 596 49.7
2010 70 128 161 91 136 122 154 126 68 81 134 65 1336 111.3
2011 59 21 36 124 118 51 74 0 65 60 85 55 748 62.3
2012 46.3 89.1 111.3 137.6 131.2 115 56.3 25.2 11.2 83.3 77 0 883.5 73.6
2013 109.6 34 70.3 65.8 94.5 101.2 178.5 44 7.1 9.1 56.4 78.5 849 70.8
2014 72.7 104.5 77.9 81.7 90.5 162.8 93.9 58.5 0 0 34.2 41.5 2832.2 68.2
2015 66.9 92.3 107.2 151.6 70.7 181 45.4 0 0 0 3 45 763.1 63.6
2016 95 141 180 158 155 123 145 56 74 86.5 117 95 1425.5 118.8
87
Rata-
Total
Tahun Bulan Rata
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
2007 165 204 158 70 132 407 39 70 29 57 107 78 1516 233.2
2008 189 152 304 200 295 184 130 136 48 171 116 173 2098 322.8
2009 230 165 257 190 187 12 213 0 0 0 33 31 1318 202.8
2010 379 288 252 381 323 646 393 329 402 445 83 84 4005 616.2
2011 126 151 160 393 288 108 169 62 18 52 107 143 1777 273.4
2012 102 77 114 75 75 76 70 36 37 33 71 195 961 147.8
2013 114 93 93 32 194 137 303 15 23 14 126 180 1324 203.7
2014 90 93 173 118 185 143 50 37 0 20 12 58 979 150.6
2015 92.2 169 75 158 67 97 22 0 0 0 11 156 847.2 130.3
2016 86 222 144 82 146 75 54 23 41 70 50 96 1089 167.5
88
Rata-
Total
Tahun Bulan Rata
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
2007 55 151 136 17 221 131.6 26 46.8 44.8 26 20 48 923.2 76.93
2008 89 68 169 68 199 0 46 133 63 175 160 44 1214 101.17
2009 5 0 124 138 177 40 168 5 16 23 93 44 833 69.42
2010 88 136 126 223 318 311 422 5 16 23 93 96 1857 154.75
2011 113 125 161 97 207 74 145 11 76 164 151 27.8 1351.8 112.65
2012 91 168 121 164 123 181 127 33 131 11 156 273 1579 131.58
2013 111 114 226 186 293 269 608 2 39 38 38 273 2197 183.08
2014 46 185 173 162 194 299 5 0 0 0 59 63 1186 98.83
2015 72 208 220 249 168 205 103 3 5 2 23 78 1336 111.33
2016 123 79.5 143.3 109.8 315 197 86 13 72 85 113 83 1419.6 118.3
89
LAMPIRAN 3
Peta Sebaran Hujan Menggunakan Metode Thiessen
90
Lampiran 4
Persamaan Manning
Q =V×A
Sehinngga :
B = 1,24 y
A = (B + my)y
= ( 1,24 y + 0,58y)y
= 1,82y2
P = B + 2y √
= 1,24y + 2y √
= 3,52y
T = 2y √
= 2y √
= 2,31 y
R = A/P
= 0,5y
Diketahui :
Q = 0.4038 m3/detik
91
A = 1,82y2
z = 0,58
P = 3,52y
S = 0,25 %
R = A/P
= 0,5y
n = 0,03
Maka :
0,4038 = 1,5166Y8/3
y = (0,2662)3/8
y = 0,61 m
B = 1,24 y
= 1,24 × 0.61 m
= 0,80 m
T = 2,31 y
= 2,31 × 0,61 m
= 1,41 m
x =0,15(y)
= 0,15 (0,61)
= 0,1 m
P = 2z + B
92
= 2(0,58)+ 0,80
=1m
R = 0,5(0,61)
= 0,30
= 2,25m/s
Lampiran 5
Hasil Pengujian Laboratorium
1. Pengujian viskositas
Diketahui :
ρ tAir = 1 gram/cm3
Penyelesaian :
tρ sampel =
= gram/cm3
= 1,5543 gram/cm3
Viskositas Dinamis
Diketahui :
ρ ir : 1 gram/cm3
Penyelesaian :
µ sampel =
=
94
= 0,0024 Ns/m2
Viskositas Kinematik
Diketahui :
1N = 1 Kg.m/s2
Ditanyakan : v =..........?
Penyelesaian :
υ =
= 0.0000001544 m2/s
Diketahui :
78,2858 gram
78,2829 gram
= 91,8726 gram
= 92,1979 gram
= 52,7026 gram
= 52,5785 gram
Ditanyakan : SG =...?
= 2,057
yaitu 100,200 dan 270 mesh. Sedimen atau tanah mayoritas lolos ayakan 270
mesh (70,90% lolos) sedangkan yang tertahan pada ayakan 100,200 dan 270
2 ke 0,05 ke
U.S. Department of Agriculture >2 0,05 0,002 <0,002
(USDA)
0,075
American Association of State 76,2 ke 2 ke ke
Highway and Transportation 2 0,075 <0,002
0,002
Officials (AASHTO)
Unified Soil Classification System Halus: yaitu lanau
(U.S. Army Corps of Engineers, U.S. 76,2 ke 4,75 ke dan lempung
Bureau of Reclamation, and ASTM) 5,75 0,075 <0,075
Persen padatan
%Padatan =
= 1,8%
Persen air
Volume air yang diperoleh adalah selisih dari volume total dengan volume
padata yaitu sebesar 486 ml, sehingga persen air yang diperoleh adalah :
97
%Air =
= 97,2%
98
Lampiran 6
Rancangan Kolam Pengendapan
Diketahui :
Penyelesaia:
= 4067,86 kg/jam
Dietahui :
Penyelesaian :
= 430.421,12 kg/jam
99
3) Debit Padatan
Diketahui :
Ditanyakan : Vsol=...?
Penyelesaian :
Vsol =
= 0,07269 m3/detik
4) Debit Air
Dietahui :
Penyelsaian :
Vair =
=
= 0,1195 m3/detik
5) Total debit
Diketahui :
Penyelesaian :
100
= 0,19 m3/detik
Dikethui :
Ditanyakan : Vs =.........?
Penyelesian :
Vs = s
= 30,14 × 10-3
= 0,00304 m/s
Diketahui :
Ditanyakan : A =.........?
Penyelesaian :
101
A =
=
= 131,57 m2
8) Dimensi Kolam Pengendap
Sehingga panjang kolam pengendap (P) dengan diketahui luas kolam pengendap
P =
Diketahui :
Ditanyakan : tv =........?
Penyelesaian :
102
tv =
=
= 1315,78 detik
10) Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar
Diketahui :
Ditanyakan : tv =....?
Avert = L × h
=9m×4m
= 38 m2
vh =
=
= 0,010526 m/detik
Maka,
th =
=
= 190,005 detik
= 3,16675 menit (untuk 1 pond)
th =
=
= 570,01710 detik
= 9,50 menit (untuk 3 pond)
11) Presentasi Pengendapan
Diketahui :
103
Penyelesaian :
%Sed =
=
= 12,6182% (Untuk 1 pond)
%Sed =
=
= 37,85% (Untuk 3 pond)
12) Volume Padatan Terendapkan
Diketahui :
= 791,96 m3/hari
= 0,0091 m3/detik
Diketahui :
Penyelesaian :
104
tkeruk =
=
= 0,9 hari
= 1 hari (Untuk 1pond)
tkeruk =
=
= 2,72 hari
= 3 hari (Untuk 3 pond)