Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TOPOGRAFI SEDIMENTASI

BENDUNGAN BENEL

Bendungan Benel secara visual telah terjadi pendangkalan sedimen dibagian muara sungai,
seperti terlihat pada gambar diatas pembentukan delta delta alur sungai yang terlihat jelas
disaat musim kering.

Terdapat kemungkinan jika laju pengendapan sedimen ini sudah mengisi masuk ke area
tampungan. Untuk memprediksi sebaran laju sedimen inflow Bendungan Benel dilakukan
analisa menggunakan perbedaan Profil Topografi Tampungan Tahun Sebelumnya dan Profil
Topografi Tampungan Tahun terbaru (2018).

Komparasi tampungan adalah dengan menggunakan logika : Topografi Baru – Topografi


Lama = Laju Pengndapan / Penggerusan  Dimana Nilai Hasil (+) memiliki Arti pengendapan
x m dan (–) memiliki arti Gerusan y m.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menggunakan data ukur Tahun 2015 dan Tahun
2017 disimpulkan bahwa :

1. Ketebalan Endapan Sedimen bagian Muara adalah sebesar 1.422 – 3.27 m seluas
0.51 ha, dan 3.27 – 5.112 m seluas 0,018 ha, terhadap topografi sebelumnya
Tahun 2015
2. Ketebalan Endapan Di hulu Tampungan, setebal 1.422 – 3.27 m seluas 1,044 ha, dan 3,27 –
5,122 m seluas 0,44 ha
3. Pada Area Tampungan Hilir sekitar Tubuh Bendungan memiliki sebaran pengendapan
dengan ketebalan 8.802 – 10.647 m seluas 0.021 ha, 6.96 – 8.80 m seluas 0.093 ha, 5.112 –
6.96 seluas 0,194 ha, 3,25 – 5,112 m seluas 1,167 ha, dan 1,422 – 3,27 m seluas 3.766 ha
4. Dimana total pengendapan adalah dengan pola sebaran sebagai berikut :
Tabel 1. Luas Dan Ketebalan Pengendapan Area Tampungan Bendungan Benel Tahun 2017

Ketebalan
No Endapan HECTARES
1 1.422 - 3.267 3.766
2 3.267 - 5.112 1.167
3 5.112 - 6.957 0.194
4 6.957 - 8.802 0.093
5 8.802 - 10.647 0.021

5.112 - 6.957 Ketebalan Endapan 8.802 - 10.647


4% 6.957 - 8.802 0%
2%

3.267 - 5.112
22%

1.422 - 3.267
72%

1.422 - 3.267 3.267 - 5.112 5.112 - 6.957 6.957 - 8.802 8.802 - 10.647

Gambar 1. Pola S ebaran Endapan Tampungan Bendungan Benel Tahun 2017

Perhitungan pendekatan perhitungan Volume total endapan dan Volume total gerusan,
adalah dengan menggunakan perhitungan volume biasa yaitu Luas x kedalaman, sehingga
didapatkan besar prediksi sedimen inflow yaitu sebesar Volume Endapan – Volume gerusan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan total Volume Endapan sebesar : 54.487,4 m3 dan
Volue Gerusan sebesar : 11588.68 m3. Sehingga prediksi Sedimen Inflow Selama Tahun 2015
sampai dengan Tahun 2017 adalah sebesar 42.898,72 m3 atau 0,68 x 10^3 m3/det atau
sedimen inflow DAS Bendungan Benel sebesar : 1,13 mm/Tahun. Dalam hal ini tergolong
nilai tingkat kekritisan lahan DAS yang mulai Kondisi Kritis.
REKOMENDASI PENANGANAN
Rekomendasi penanganan tingkat sedimentasi pada Bendungan Benel adalah dengan
mengupayakan 2 hal yaitu :
1. Konservasi S ipil  Upaya penanganan sedimen menggunakan bangunan kontruksi yaitu
pembangunan Check Dam di Hulu dan upaya kegiatan sipil yaitu Pengerukan Tampungan.
Pengerukan Tampungan Waduk
Pengerukan Dapat Dilakukan S ecara
Konvensional, Alat S ederhana dan akan
menjadi lebih Bernilai S osial Tinggi Area ini
dilakukan secara Bergotong Royong S eperti
memanfaatkan Moment Hari Jadi Desa
Sekitar Waduk

Pengendapan pada Tampungan Utama Bendungan


Benel Hanya dilakukan atas pengelolaan Balai
Wilayah Sungai Bali Penida dan Staf UPB Benel.
Pada Area Pelimpah memiliki ketebalan Endapan
hingga 10,64 m sehingga dibutuhkan alat berat
untuk menghancurkan dan mengeruk endapan
tersebut. Untuk area pinggiran disekitar
tampungan dapat dilakukan percobaan dengan
melakukan penyedotan menggunakan pompa
terlebih dahulu. Jika upaya tersebut dirasa belum
memiliki hasil yang maksimal maka seluruh
genangan waduk dilakukan menggunakan Kapal
Dredger.

PENGENDAPAN
Harus Dipersiapkan Area Pembuangan /Disposal area yang dapat menampung volume
sebesar 42.898,72 m3, dimana jika ketinggian tanah sedimen buangan hingga 5 m yang
dibutuhkan area Seluas 0,85 ha.
2. Dan Konservasi Lahan DAS  Melakukan Revitalisasi lahan lahan yang sudah mengalami
pembukaan areal hijau, dimana pada lahan DAS hulu telah banyak dibuka ladang ladang
baru yang ditanami tanaman tanaman ringan seperti Pisang dan lain lain. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pendampingan masyarakat tani mengenai cara
pengolahan lahannya serta melakukan sosialisasi tanaman yang baik untuk diterapkan.
Pengolahan lahan yang baik dapat diaplikasikan adalah lahan berturap / Terasering
dengan menggunakan alur alur Drainase yang baik, dengan jenis tanaman Keras memiliki
nilai produksi seperti : Tanaman Pohon Kapas, tanaman minyak Kayu Putih, Tanaman Kayu
Sengon, dimana space tanaman keras atau dibagian lereng Bawah dapat ditanami
tanaman tanaman rambat atau tanaman sayur buah.

Anda mungkin juga menyukai