Mata kuliah
irigasi dan drainase
NAGEKEO
2021
POKOK BAHASAN
Bab I. Pendahuluan
1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi
1.2.Sejarah Irigasi
1.3. Sirkulasi Air.
Bab II. Hubungan Antara Tanah, Air, Tanaman
2.1. Hubungan Tanah dengan Tanaman
2.2. Hubungan Air dengan Tanaman
2.3. Hubungan Air dengan Tanah.
Bab III. Penentuan Kebutuhan Air
3.1. Pengertian Kebutuhan Air
3.2. Metode Penentuan Kebutuhan Air.
Bab IV. Kualitas Air
4.1. Pengertian Kualitas Air
4.2. Penentuan Kualitas Air.
Bab V. Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi
5.1. Pengertian Pemberian Air
5.2. Metode Pemberian Air
5.3. Efisiensi Irigasi
Bab VI. Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase
6.1. Pengertian
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
6.3. Drainase
Bab VII. Tata Guna Air Pada Tingkat Usahatani
7.1. Pengertian
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Air.
Referensi :
Kegunaan irigasi :
1. Pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
2. Mengatur suhu tanah.
3. Membersihkan racun dan garam tanah yaitu mekanisme melarutkan dan membuang
racun.
4. Memberantas hama tikus dengan cara menggenangi liang sarangnya.
5. Mempertinggi permukaan air tanah mudah akar mengambil air.
6. Membersihkan cemaran sampah pada lahan. mengalirkan air berlumpur
7. KOLMATASI diendapkan jadi bagian tubuh lumpur sawah.
1.2. Sejarah Irigasi
Babilonia Lembah sungai NIL, Sawah di Jawa dan Bali terjadi Revolusi Hijau dan
kerusakan jaringan Pasca Revolusi Hijau ?????
Jaringan irigasi tersingkirkan dan bahkan ter-reduksi oleh alih fungsi lahan; mungkinkah
jaringan irigasi akan hilang?????
1.3. Sirkulasi Air (hidrologi)
Pengaruh iklim : Iklim Indonesia : Musim Hujan Musim, kemarau, Radiasi Suhu
udara, Angin, Kelembaban udara dan Tekanan udara
SUHU UDARA EVAPORASI, TRANSPIRASI, Penguapan air, Ada laju penguapan
Perbedaan suhu udara, ANGIN, LAJU ANGIN, LAJU SUHU UDARA, PERLU
IMBANGAN AIR IRIGASI (TEKNIS)
Musim hujan ; banyak air
Musim kemarau ; sedikit/kurang air
Perubahan lingkungan strategis dan respons
• Meningkatnya kebutuhan air.
• Kelangkaan ketersediaan air.
• Meningkatnya persaingan antar sektor.
• Makin maraknya hak atas air.
• Berkembangnya Teknologi Informasi merubah dinamika sosial masyarakat
• Respons : tuntutan air sebagai barang pengurangan ekonomi terhadap air untuk
konflik pertanian
BAB II.
HUBUNGAN SALING PENGARUH ANTARA AIR, UDARA,
DAN TANAMAN
Data set minimal yang diperlukan untuk ETo Metode T H W S Rad Ev Envr
Blaney-Criddle * o o o o1) Radiation * 0 0 * (*) o Penman * * * * (*) 0 Pan
evaporation o o * * T = air temperature; H = humidity; W = wind; S = sun shine;
Rad = radiation; Ev = evaporation; Envr = environment., * = measured data; o =
estimated data; (*) = if data avaiabe but is not essential.
Metode Blaney-Criddle (1950) ETo = c(p (0,46 T + 8)) mm/hari Dimana: ETo
= evapotranspirasi tanaman reference dalam mm/hari untuk bulan ybs. T =
temperatur harian rata-rata (°C) bulan itu. p = prosentase harian rata-rata dari data
jam siang pada masing-masing lintang . c = faktor penyesuaian yang tergantung
pada kelembaban relatif,jam penyinaran, dan waktu harian ada angin (uday/unight
estimation).
Metode RADIASI (1957) ETo = c (W.Rs) mm/hari Dimana: ETo = reference
mm/hari Rs = radiasi matahari ekuivalen dengan evaporasi mm/hari (dari tabel). W =
faktor pembobotan tergantung pada temperatur dan ketinggian tempat (tabel). c =
faktor penyesuaian tergantung pada kelembaban rata- rata dan kondisi angin harian.
n/N = perbandingan jam penyinaran cerah dengan potensi dam penyinaran harian
(tabel).
Metode PENMAN (1948) Ada dua TERM (ketentuan) yang digunakan,
dimasukkan, dan dihitung dalam rumus yaitu: TERM ENERGI (radiasi) TERM
AERODINAMIK (angin dan kelembaban). Rumus PENMAN: ETo = c (W.Rn + (1-
W) . f(u) . (ea – ed)) Radiation TERM Aerodynamic TERM Dimana: ETo =
evapotranspirasi tanaman reference (mm/hari) W = faktor pembobotan yang
berhubungan dengan temperatur (tabel). Rn = radiasi netto (bersih) yang ekuivalen
dengan evapotranspirasi (mm/hari) (tabel).
f(u) = fungsi yang berhubungan dengan angin (tabel). (ea-ed) = perbedaan
diantara tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata dan tekanan udara aktual
rata-rata (m bar) c = faktor penyesuaian untuk mengkompensasi pengaruh kondisi
cuaca pada saat siang dan malam hari. ed = (ea x RH mean) / 100; ea dari tabel Data
yang diperlukan:
Bab. IV.
Kualitas Air Irigasi
Danau, waduk, sungai, mata air Sumber air irigasi siklus hidrologi Air asal dari
perkolasi infiltrasi air permukaan tanah Air hujan, laut, sungai, mata air, air tanah,
penguapan. pintu keluar atau bendung, Air waduk/danau/sungai, lahan, tersier,
sekunder, saluran primer, penguapan. Laut, sungai ke luar lahan pestisida + bahan
organik + cemaran lain Sawah kualitas air ? sungai. erosi tanah, lahan, Air hujan
Mengendap, dst.
Air yang dialirkan dari sumber air irigasi dapat berpengaruh : air irigasi yang
dialirkan melewati daerah
a. Netral yang memiliki jenis tanah sama dengan lahan yang diairi. air irigasi
menambah
b. Menambah/suplementer mutu air karena tanah dari lahan pertanian telah
mengalami pengurangan hara karena budidaya volatilisasi, erosi, panenan,
leaching.tanaman bila kandungan unsur hara dari air
c. Memperkaya irigasi lebih banyak dari yang hilang akibat pencucian ( leaching )
atau panenan (harvest). dengan adanya pemberian air irigasi
d. Memiskinkan malahan akan mengakibatkan pencucian unsur hara. air bisa saja
berasal dari saluran atau
e. Meracun sungai yang telah tercemar racun.
Apa syarat air irigasi yang baik ?
a. Tidak mengandung zat/senyawa yang dapat meracuni tanaman, hewan ternak,
biota sekitar lahan. keruh – terlalu keruh
b. Warnanya bila kuning/coklat air keruh menandakan lebih baik airnya bersih
erosi tanah; warna lain misalnya menunjukkan polutan, merah, biru, hitam, dsb
industri, pertambangan, cemaran lainnya (organik yang meracun). untuk pertanian
terpadu misalnya lahan
c. Lumpur sawah (mina-padi) atau minapolitan (empang/kolam) air keruh
berlumpur total, di sekitar persamahan tidak dissolved solid (TDS), kadar O2
rendah, kadar semua ikan tahan.
d. pH netral (6-8). e. Suhu optimal antara 25 – 30º C.
Zat/senyawa yang berpengaruh terhadap kualitas air :
a. Kadar garam tinggi Ca. Mg, K, senyawa
b. Zat terlarut nitrat, B, Hg, Pb. Dll. Kriteria kualitas air yang dapat membahayakan
fungsi tanah dan terhadap tanaman/ikan/ternak garam total terlarut tinggi s/d
sangat tinggi dan polusi asam organik, kation atau anion berbahaya, kandungan
lumpur tinggi – sangat tinggi.
Penilaian kualitas air : dinyatakan
a. Penilaian terhadap kadar garam total sebagai tingkat DHL (daya hantar listrik)
satuannya mikro ohm/cm atau dalam ppm pada suhu 25º C.
b. Penilaian terhadap kation/anion, khususnya Na+ terlarut atau persentase natrium
tertukar ESP ESP = Na+ / (exchangeable sodium percentage) Na+ + K+ + Ca2+ +
Mg2+ x 100 %. Nisbah c. Keseimbangan antar ion-ion : Na. Ca, Mg atau rasio antara
jerapan natrium (SAR = sodium adsorption ratio ) : SAR = Na+ / ((Ca2+ + Mg2+) /2)
Kadar garam dapat menurunkan permeabilitas tanah garaman menyumbat pori-pori
tanah baik dari atas bersamaan dengan infiltrasi maupun gerakan naik ke atas
bersamaan evaporasi. Akan Garam Ca, Mg, Na, dan K yang berlebihan menurunkan
aktivitas osmose / menurunkan penyerapan pengeblokan oleh kation-kation tersebut.
air dan hara Kadar unsur-unsur mikro berlebihan dalam air meracuni tanaman.
Klasifikasi kualitas air :
a. Salinitas Air salinitas sedang bila DHL 0,25 – 0,75 µohm dan kadar garam 200 –
500 mg/l. Air salinitas tinggi bila DHL 0,75 – 2,25 µ ohm dan kadar garam 500 –
1500 mg/l. 0 – 0,25 µ Air salinitas rendah bila DHL / EC ohm dan kadar garam
200 mg/l. air baik; bila bila s/d 0,33 ppm
b. Boron >> 0,33 air buruk. ppm
c. SAR < air baik 6,0 air kurang baik 6 – 9 > membahayakan.
Bab V.
Tatalaksana memberikan air untuk pertanaman atau per tanaman sesuai dengan jumlah
kebutuhan tanaman menurut umur (dekade kebutuhan air) dengan cara tertentu yang
paling tepat pada kondisi sangat dibutuhkan air oleh tanaman. Dekade pertumbuhan
tanaman memerlukan air dalam jumlah kebutuhan yang ditentukan oleh LAI (leaf area
index) atau perkembangan sistem pertajukan tanaman baik sistem single (pot) ataupun
sistem pertanaman menentukan tingkat evapotranspirasi (ET-(pola tanam/kebun)
tanaman). Dekade pengukurannya tiap sepuluh hari sekali (dasa harian = dasarian).
PENTING UNTUK DIPAHAMI DAN DIKUASAI :
1. Data dasa harian pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditentukan oleh
genetis dan lingkungan. lihat FAO perhitungannya; data CH, radiasi,
2. Data Eto dan ET-tan temperatur, kelembaban udara, bisa diperoleh dari BMKG
paling terdekat. Allen3. Kuasai cara menghitung Eto dan AT-tan & Pereira (FAO,
1990); Oldeman & Frere (FAO,
Musim hujan; banyak air Musim kemarau ; sedikit/kurang air Driving force factors
adanya faktor perubahan lingkungan strategis Ingat lagi berbagai nilai kepentingan
sektor dan respons • Meningkatnya kebutuhan air. • Kelangkaan ketersediaan air. •
Meningkatnya persaingan antar sektor. • Makin maraknya hak atas air. •
Berkembangnya Teknologi Informasi merubah dinamika sosial masyarakat • Respons :
tuntutan air sebagai barang pengurangan ekonomi terhadap air untuk konflik
pertanian
Tatalaksana pemberian air irigasi dipengaruhi :
1. Kondisi tanah.
2. Topografi. CH,
3. Ketersediaan air tanah/tampungan/pengaliran sifat fisika tanah, ketersediaan
bahan organik tanah, kemampuan tanah meresapkan air, kondisi Sub DAS
(daerah tangkapan air), hutan, kondisi waduk/danau/embung, kondisi sungai,
saluran irigasi, & drainase.
4. Jenis tanaman. individual dan P3A.
5. Kebiasaan petani konflik interest, sosek,
6. Kondisi daerah/negara keamanan daerah/negara.
Metode (cara) Pemberian Air pada Tanaman :
CARA PEMBERIAN Irigasi di atas permukaan: trickle, sprinkle Irigasi
permukaan Irigasi bawah permukaan: saluran terbuka, saluran tertutup SUB SISTEM
IRIGASI:
1. Sub sistem pengembangan sumber air
2. Sub sistem penyeluran air
3. Sub sistem aplikasi
Pemberian air lewat permukaan
I. Metode penggenangan bebas air sungai dibiarkan Contoh irigasi Mesir kuno
meluap dan menggenagi permukaan dataran luas arah sifat bebas, tidak
terkendali, kanan dan kiri sungai efisiensi rendah.
II. Peluapan penggenangan terkendali sehingga Tujuan: agar terjadi efisiensi tinggi
harus adanya peluapan sungai harus dikendalikan ada petugas shift
siang/malam,
Bab VI.
Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase
C. Tujuan irigasi :
Memberikan air pada tanah, berarti membasahi tanah sampai kadar air tertentu,
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik, atau hewan ternak dan ikan
hidup dengan baik, dan rasio udara dengan air dalam tanah tetap terjaga dengan baik.
D. Tujuan lainnya :
Mengangkut pupuk dan pengenceran hara dan senyawa lainnya
Mengatur suhu tanah
Membersihkan racun dan garam tanah
Memberantas hama tikus dengan penggenangan sarangnya
Mempertinggi permukaan air tanah
Membersihkan cemaran sampah pada lahan
Kolmatasi, yaitu mengelirkan lumpur, kmdn diendapkan jadi bagian tubuh lumpur
sawah
E. Pengelolaan irigasi dan drainase
Menyangkut : Sumberdaya air, Sumberdaya lahan, Sumberdaya iklim dan akibat
perubahan iklim Sumberdaya manusia pengelola, Sumberdaya manusia
konsumen/pemakai air IPTEK: riset dan transformasi, Manajemen umum dan
spesifik
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Tujuan : Menaksir setepat mungkin jumlah kebutuhan air yang harus diberikan untuk
tanaman mulai dari tempat pengambilan s/d hamparan lahan dalam jumlah yang cukup.
Tiga macam pengertian kebutuhan air :
1. Kebutuhan air tanaman (crop water requirement): yaitu merupakan kebutuhan
air utama bagi tanaman yang merupakan fungsi hubungan tanaman dengan
lingkungannya.
2. Kebutuhan air pada tingkat usaha tani (farm water requirement); yaitu jumlah air
yang diperlukan untuk suatu kelompok atau golongan atau petak tersier yang
meliputi: kebutuhan air tanaman untuk pengolahan tanah dan kehilangan air
melalui limpasan, bocor, evaporasi dsb.
3. Kebutuhan air irigasi (irrigation water requirement): yaitu jumlah air yang harus
dimasukkan ke jaringan irigasi melalui pintu pengambilan utama dan dari
sumber air lainnya dengan memperhitungkan kehilangan air di saluran-saluran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air untuk tanaman :
1. Jenis tanaman
2. Keadaan iklim
3. Jenis dan keadaan tanah
4. Pola pertanaman
5. Cara pemberian air
6. Keadaan jaringan irigasi
7. Luas areal pertanaman
Air kebutuhan tanaman (CWR) : Meliputi jumlah air yang digunakan untuk pemakaian
konsumtif (ET) dan air yang hilang melalui perkolasi. Kebutuhan tingkat usaha tani
(FWR):
Ada dua pendekatan yaitu : (a) pendekatan agrohidrologi dan (b) pendekatan agronomi.
(a) Pendekatan agrohidrologi Perhitungan didasarkan pada data agroklimat yaitu
kebutuhan air tanaman dengan iklim dan tanah. Satuan liter/detik/ha. Q1 = ((H x A) /
T) x 10.000 Q1 = kebutuhan air irigasi dalam liter/detik/ha atau m3/hari/ha. H =
ketebalan air/tinggi air genangan. T = lama pemberian air dalam detik/hari. A = luas
areal (ha)
Kebutuhan untuk Jumlah (m/hari) ET padi 5 – 6,5 Perkolasi 1 – 10 Pengolahan tanah
4 – 30 Pertumbuhan tanaman 9 – 20 Persemaian 3 – 5 Contoh kebutuhan menurut
agrohidrologi:
(b) Pendekatan agronomi : Perhitungan didasarkan pada kebutuhan air pada tiap tahap
kegiatan usaha tani dan tingkat pertumbuhan tanaman (pengolahan tanah, pembibitan
dll). Tahap agronomi Lama waktu (minggu) Jumlah kebutuhan l/det/ha Mm/hari
Pengolahan tanah 6 1,4 12,0 Pembibitan 2 0,4 3,5 Pertumbuhan 10 1,2 10,4 Sebelum
panen 2 0,2 1,7
Kebutuhan air irigasi (IWR) : Pengelolaan kebutuhan air irigasi ditujukan untuk
memperoleh jumlah air yang harus dimasukkan ke daerah irigasi melalui pintu
pemasukan air. Ada dua kebutuhan daerah irigasi: a. Kebutuhan air untuk satu cabang
usaha tani b. Kebutuhan air untuk beberapa cabang usaha tani
Kebutuhan air untuk satu cabang usaha tani: Q2 = (Q1/86400) x (1/(1-L)) Q1 =
kebutuhan air di petak sawah Q2 = kebutuhan air pada pintu pemasukan L = kehilangan
air di petak sawah dan di saluran.
Kebutuhan air untuk beberapa cabang usaha tani :
1. Cara agrohidrologi dan agronomi
2. Cara penjatahan air
3. Penggunaan koefisien tanaman dan luas relatif.
Secara agrohidrologi dan agronomi Jumlah kebutuhan air dari masing- masing ta-
naman dilakukan (dihitung dan diprogramkan) dengan memper- hitungkan kehilangan
air di lapangan (lahan) dan di saluran.
Cara penjatahan.
Contoh : penjatahan air untuk tanaman tebu di D.I. Pemali. q = ((0,85Q)/(P + R)) x
24/U x T; dalam liter/detik q = pemberian air untuk suatu kebun (liter/detik) Q =
banyaknya air yang tersedia di saluran induk pada waktu itu (liter/detik) P = jumlah
tanaman palawija di daerah saluran irigasi itu (ha) R = jumlah tanaman tebu di daerah
saluran irigasi itu (ha) U = Luas tanaman tebu di kebun (komplek)
Menggunakan koefisien tanaman dan luas relatif. Koefisien tanaman merupakan
angka perbandingan kebutuhan air untuk tanaman padi : tebu : palawija. Luas relatif
merupakan luas sesungguhnya yang dikonversikan ke luas aktif dengan menggunakan
angka koefisien tanaman atau efisiensi pengaliran.
Perhitungan ini mempunyai ciri-ciri :
(i) lebih umum dipakai di Indonesia,
(ii) lebih praktis,
(iii) sebagai dasar perbandingan adalah tanaman padi,
(iv) angka perbandingan yang umum padi : tebu : palawija = 4:1,5:1.
BAB VII
Tata Guna Air pada Tingkat Usaha Tani
Hal itu dilakukan atas dasar suplai air yaitu stok/debit air mencukupi atau tidak. Fungsi
layanan oleh organisasi baik P3A, GP3A, FP3A, PSDA, Dinas Irigasi, Dinas PU,
Pemda sangat penting. Apakah ke depan perlu ada penyerahan kembali kewenangan
pengelolaan penyelenggaraan keirigasian ke masyarakat?? Ya atau tidak: apa fungsi
negara??
Bab I tentang Ketentuan Umum
Bab II tentang Prinsip-prinsip Pengelolaan
Irigasi Pasal 4:
I. Pengelolaan irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat petani dan dengan menempatkan perkumpulan petani pemakai air
sebagai pengambil keputusan dan pelaku utama dalam pengelolaan irigasi yang
menjadi tanggungjawabnya.
II. Untuk mencapai yang dimaksud dalam ayat (i), dilakukan pemberdayaan
perkumpulan petani pemakai air secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Dst. Tentang organisasi dan infrastruktur ………..
Bab III tentang Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Lembaga Pengelolaan Irigasi: P3A, Pemerintah, Komisi Irigasi, dan Sistem
Koordinasi. PP 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Lembaga Pengelola Irigasi:
Bab III Pasal 7 Meliputi instansi Pemerintah,
Pemerintah Daerah, perkumpulan petani pemakai air (P3A) atau pihak lain yang
kegiatannya berkaitan dengan pengelolaan irigasi sesuai dengan kewenangannya
dalam perencanaan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi,
peningkatan dan pembiayaan jaringan irigasi. Petani pemakai air dapat membentuk
P3A sampai tingkat daerah irigasi sebagai lembaga yang berwenang untuk mengatur
pengelolaan daerah irigasi sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan air irigasi untuk berbagai keperluan, Bupati/Walikota
membentuk Komisi Irigasi yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
Komisi Irigasi berfungsi membantu Bupati/Walikota dalam peningkatan kinerja
pengelolaan irigasi, terutama dalam bidang penyediaan, pembagian, dan pemberian air
irigasi bagi tanaman dan untuk keperluan lainnya serta merekomendasikan prioritas
alokasi dana pengelolaan irigasi kabupaten/kota.
Pasal 9 Penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari Pemerintah Daerah kepada
P3A yang berbadan hukum dilakukan secara demokratis dengan prinsip satu sistem
irigasi satu kesatuan pengelolaan. ……. Penyerahan kewenangan sesuai dengan
wilayah kerja P3A pada tingkat DI atau sebagian DI. Penyerahan kewenangan
pengelolaan irigasi dari Pemda kepada P3A ditetapkan melalui kesepakatan tertulis
tanpa penyerahan kepemilikan aset jaringan irigasi. Dst. Persoalannya adalah telah
banyak aset irigasi menjadi tidak berguna atau terlantar karena banyak sawah primer
dijual terutama untuk perumahan ……… SIA-SIA …………………. ?? Do Nothing
…….?? Do some/many thing Bab IV tentang Penyerahan Kewenangan
Pengelolaan Irigasi
Bab V tentang Pemberdayaan P3A
Bab VI tentang Pola Pengaturan Air Irigasi
Bagian :
Pertama tentang Hak Guna Air Irigasi
Kedua tentang Penyediaan Air Irigasi
Ketiga tentang Pembagian Pemberian Air Irigasi
(i) Rencana pembagian air pada satu DI ditetapkan setiap tahun oleh P3A.
(ii) Rencana pembagian air untuk jaringan irigasi yang berfungsi multiguna
ditetapkan setiap tahun atas dasar musyawarah antara P3A dan pemakai air
irigasi untuk keperluan lainnya melalui forum koordinasi DI.
(iii) Pembagian air irigasi ditetapkan oleh P3A tingkat DI sesuai dengan rencana
pembagian air berdasarkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan musyawarah
diantara pihak yang berkepentingan.
Bab VII tentang Pembangunan Jaringan Irigasi
Dst pelajari dari UU Nomor 77 Tahun 2001.