Anda di halaman 1dari 36

MATERI I

Mata kuliah
irigasi dan drainase

POLITEKNIK ST. WILHELMUS

NAGEKEO

2021
POKOK BAHASAN
Bab I. Pendahuluan
1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi
1.2.Sejarah Irigasi
1.3. Sirkulasi Air.
Bab II. Hubungan Antara Tanah, Air, Tanaman
2.1. Hubungan Tanah dengan Tanaman
2.2. Hubungan Air dengan Tanaman
2.3. Hubungan Air dengan Tanah.
Bab III. Penentuan Kebutuhan Air
3.1. Pengertian Kebutuhan Air
3.2. Metode Penentuan Kebutuhan Air.
Bab IV. Kualitas Air
4.1. Pengertian Kualitas Air
4.2. Penentuan Kualitas Air.
Bab V. Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi
5.1. Pengertian Pemberian Air
5.2. Metode Pemberian Air
5.3. Efisiensi Irigasi
Bab VI. Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase
6.1. Pengertian
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
6.3. Drainase
Bab VII. Tata Guna Air Pada Tingkat Usahatani
7.1. Pengertian
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Air.

Referensi :

1. Sudjarwadi. Pengantar Teknik Irigasi. UGM.


2. Dorenbos and W.O. Pruitt (FAO staff). FAO. 1983. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirements.
Nilai: 25 % UTS; 25 % UAS; 10 % Tugas; 40 % Praktikum
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi


Filosofi M.K. Irigasi : Mengkaitkan pemikiran teknis irigasi dengan masalah-masalah
efisiensi penggunaan air bagi usaha pertanian.
Aspek-aspek engineering
Definisi Irigasi : Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha mendapatkan air untuk
sawah, perkebunan, dan lain-lain usaha pertanian.
Kaitan irigasi dan drainase : LAHAN Pemberian air Jaringan drainase
1. Sifat imbang yaitu antara jaringan pemberian air (input/inlet) dengan jaringan drainase
(outlet).
2. Jaringan harus terpelihara, kalau tidak dapat rusak.
3. Jaringan pemberi dan drainase air harus ada kapasitasnya sendiri-sendiri.
Kapasitas ditentukan Saluran pemberi air atas dasar kebutuhan maksimum untuk
tanaman. kapasitas ditentukan atas Saluran drainase dasar jumlah air yang harus dibuang
dalam waktu tertentu. Masa depan: bila curah hujan terlalu tinggi atau terlalu rendah
bagaimana ????? Kalau lahan irigasi semakin menghilang karena alih guna lahan
bagaimana?
Kegiatan Irigasi berupa : Pembuatan sarana dan prasarana Membagikan air ke lahan
secara teratur, membuang kelebihan air,
Aspek kegiatan Irigasi : Perancangan, survei, pembangunan, pemeliharaan, pengawasan
dan evaluasi, pencapaian efisiensi, riset.
Tujuan irigasi : Memberikan air ke dalam tanah, artinya membasahi tanah. Bagi tanah
sawah memberikan air genangan atau macak-macak. Agar tercapai tanah dengan kondisi
kelembaban yang cukup/baik bagi tanaman.
Nisbah air : udara tanah cukup bagi tanaman.
Kecukupan air sawah vs lahan kering ??? Perlu diperhatikan yaitu prosentase kandungan
air dan udara diantara butir-butir/agregat-agregat tanah.

Kegunaan irigasi :
1. Pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
2. Mengatur suhu tanah.
3. Membersihkan racun dan garam tanah yaitu mekanisme melarutkan dan membuang
racun.
4. Memberantas hama tikus dengan cara menggenangi liang sarangnya.
5. Mempertinggi permukaan air tanah mudah akar mengambil air.
6. Membersihkan cemaran sampah pada lahan. mengalirkan air berlumpur
7. KOLMATASI diendapkan jadi bagian tubuh lumpur sawah.
1.2. Sejarah Irigasi
Babilonia Lembah sungai NIL, Sawah di Jawa dan Bali terjadi Revolusi Hijau dan
kerusakan jaringan Pasca Revolusi Hijau ?????
Jaringan irigasi tersingkirkan dan bahkan ter-reduksi oleh alih fungsi lahan; mungkinkah
jaringan irigasi akan hilang?????
1.3. Sirkulasi Air (hidrologi)
Pengaruh iklim : Iklim Indonesia : Musim Hujan Musim, kemarau, Radiasi Suhu
udara, Angin, Kelembaban udara dan Tekanan udara
SUHU UDARA EVAPORASI, TRANSPIRASI, Penguapan air, Ada laju penguapan
Perbedaan suhu udara, ANGIN, LAJU ANGIN, LAJU SUHU UDARA, PERLU
IMBANGAN AIR IRIGASI (TEKNIS)
Musim hujan ; banyak air
Musim kemarau ; sedikit/kurang air
Perubahan lingkungan strategis dan respons
• Meningkatnya kebutuhan air.
• Kelangkaan ketersediaan air.
• Meningkatnya persaingan antar sektor.
• Makin maraknya hak atas air.
• Berkembangnya Teknologi Informasi merubah dinamika sosial masyarakat
• Respons : tuntutan air sebagai barang pengurangan ekonomi terhadap air untuk
konflik pertanian

Persoalan siklus air”


1. Ketidak merataan sirkulasi air.
2. Bagaimana mengatur air berlebihan pada saat musim hujan.
3. Bagaimana mencukupi kebutuhan air pada saat kurang air musim kemarau.
Pengaruh topografi :
Air mengalir ke tempat (topografi)
a. Tempat tinggi aliran mempunyai kecepatan lebih rendah debit sungai; atau
bencana erosi dan permukaan longsor !!! banjir; tempat-tempat (zone)
b. Tempat rendah tertentu perlu mendapatkan tambahan air karena persoalan debit
tidak memungkinkan air irigasi sampai.
SATUAN AIR DALAM IRIGASI
1. Tebal air (mm, cm, m). Misalkan suatu wilayah butuh air s/d panenan yi 20 x
penyiraman setebal 5 tiap ha tanaman = 100 mm x 10.000 m2 = 1.000 mm, maka
20 x 5 mm = 100 mm m3.
2. Volume air untuk satu jenis tanaman tertentu selama masa tanam.
Misalkan air dibutuhkan a m3 untuk suatu tanaman pada suatu masa tanam
tertentu, maka bila kita punya waduk dengan volume air V m3 dan kehilangan air
diperkirakan b m3.
Berarti jumlah tanaman yang bisa diairi dari waduk = (V-b)/a tanaman.
2. Satuan menyatakan debit air (untuk pelayanan suatu satuan luas). Dinyatakan
dalam liter/detik/ha atau m3/detik/ha.
Untuk perhitungan penetapan dimensi saluran pemberi dan drainase air.
Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit tertentu. > Disebut duty of water
(U.S. System). > Luas = acre; debit = second foot(cusec) > Duty of water A acres
artinya debit airan 1 cusec dapat melayani area seluas A acres. > 1 cusec = 28,30
liter/detik; 1 acre = 4047 m2 atau 1 foot3/det.

Pembagian wilayah irigasi ke dalam petak-petak kecil Meliputi :


1. Saluran induk : saluran yang mengambil air langsung dari bangunan penangkap air.
Contoh : bendung, sungai.
Saluran induk disebut juga saluran primer.
2. Petak primer (satuan luas): suatu kesatuan daerah irigasi (D.I.) yang dilayani oleh
saluran induk.
Saluran yang menyalurkannya adalah saluran sekunder.
3. Petak sekunder (satuan luas) : dilayani oleh saluran sekunder yang mengambil air dari
saluran primer.
4. Petak tersier (satuan luas) : dilayani oleh sauran tersier yantg mengambil air dari
saluran sekunder maupun primer.
5. Petak kwarter: satuan luas lebih ke arah hamparan lahan yang maka dilayani oleh
sulit dijangkau oleh layanan saluran tersier saluran kwarter atau saluran distribusi.
Pengelolaan sistem :
Waduk dan sungai oleh Pemerintah (PSDA). Saluran induk s/d saluran sekunder oleh
Pemerintah (Dinas Pengairan). Saluran tersier s/d kwarter oleh petani pemakai air (P3A).
Air memang kebutuhan vital bagi umat manusia. Planet bumi yang tujuh puluh persennya
adalah perairan, belum dapat menjamin kebutuhan air di daratan bisa terpenuhi.

BAB II.
HUBUNGAN SALING PENGARUH ANTARA AIR, UDARA,
DAN TANAMAN

2.1. Peranan air dan tanah


Struktur tanah ideal, Mineral Bahan Organik, Udara, Air
Pori-pori Butir tanah Hidup berbagai jamur, bakteri, binatang Bahan organik tanah TOP
SOIL SUB SOIL Bahan induk Batuan induk mineral 95 %, B.O.T. 5 % Tanah mineral
tanpa mineral atau sedikit ; bisa Tanah organik 100 % terdiri dari fraksi organik.
Bagaimana tanah yang baik bagi tanaman? Infiltrasi dan perkolasi air baik Subur :
cukup hara, Mudah diolah, KMA cukup, Aerasi baik, Keanekaragaman hayati baik.
2.2. Komposisi tanah
TANAH : STRUKTURAL, TEKSTURAL Mendukung
Inti kegiatan irigasi : Memberikan air Menghentikan pemberian air Inti kegiatan
drainase mengalirkan air keluar petakan lahan budidaya TANAH Pada saat kandungan
air irigasi dihentikan banyak Pada saat kandungan air dilakukan sedikit pemberian
air, Air yang berada pada lapisan atas dari zone aerasi disebut LENGAS TANAH.
Apabila kapasitas menahan air tanah pada zone aerasi telah terpenuhi, maka air akan
bergerak ke bawah menuju zone saturasi. Air pada zone disebut AIR TANAH
(GROUND saturasi WATER). Di atas zone saturasi terdapat AIR KAPILER bisa
yang mengisi ruang pori-pori kecil tanah berasal dari air tanah yang terangkut gaya
kapiler.
2.3. Kedudukan air dalam tanah
Bagian air dalam tanah yang AIR KAPILER dapat bergerak terpegang pada pori-pori
gaya kapiler ke segala arah tergantung pada tegangan kapiler yang namun air kapiler
masih dipengaruhi oeh gaya bekerja membentuk PIPA-PIPA KAPILER gravitasi
berupa titik-titik air kapiler. dipegang kuat oleh tanah AIR HIGROSKOPIS TIDAK
DAPAT DIMANFAATKAN OLEH TANAMAN

2.4. Lengas tanah


Menyediakan lengas tanah untuk tanaman bagaimana caranya ??? Batasnya apa ???
KAPASITAS LAPANG, TITIK LAYU PERMANEN
Pemenuhan air haruslah tidak melampaui KL dan TLP, Jenis tanaman mempengaruhi
keperluan pemberian air Padi sawah, Padi gogo, Jagung, Kedelai, SayuranTanaman
perkebunan.
2.5. Bentuk lengas tanah
Gambar teoritikal gerakan air dan wujud air dalam tanah : Gerakan air mengikuti pori
mikro dan makro dalam keadaan potensial tinggi (gerak ke bawah); gerak bisa ke atas
atau ke kanan/kiri bila potensial K.A.L. atau evaporasi
2.6. Konstanta lengas tanah
1. Kapasitas kejenuhan air untuk mengisi seluruh ruang pori antara butir-butir tanah
disebut kapasitas menahan air maksimal tanah (KMA). Kapasitas lapang ditahan
pada kondisi drainase bebas pada zona perakaran dalam keadaan disebut kapasitas
menahan air efektif ini volume pori air 50 % dan volume pori udara 50 %
merupakan kondisi ideal kandungan air : udara dalam tanah. digunakan untuk
memperkirakan
2. Lengas ekivalen kapasitas lapang di laboratorium.
3. Titik layu permanen (TLP) tanaman mengalami layu pertama kali (awal layu),
yaitu harga lengas tanah di bawah tersebut air sudah tidak bisa diambi cukup cepat
oleh tanaman untuk mengimbangi kebutuhan. PERLU PENAMBAHAN AIR. air
transpirasinya harga lengas pada saat tanaman layu.
4. Titik layu akhir (TLA) seluruhnya. tanaman mulai layu tetapi akar tanaman masih
mampu menyerap sebagian Pada saat TLP kecil air untuk mempertahankan
hidupnya. seluruh bagian tanaman layu Bila kelayuan terus-menerus tanpa
mendapat siraman air – TLP – TLA = interval kelayuan. Permanen akhir dapat
disimulasikan dalam praktikum pot TP cukup air berapa lama KL KMA – TLA

Bentuk lengas tanah dan sifat-sifatnya :


x 0 tanah % berat Air higroskopis Air kapiler mengisi pori-pori kapiler, ditahan oleh
selisih antara tegangan kapiler – gaya gravitasi Air gravitasi,mengisi pori-pori non
kapiler, bergerak ke bawah karena gaya gravitasi NOL KMA KL A TLP TLA
Tersedia untuk tanaman dalam waktu singkat Tersedia untuk pertumbuhan tanaman;
lamanya tergantung KL tanah Koefisien higroskopis Air tidak tersedia Sama sekali
tidak dapat digunakan oleh tanaman
2.7. Frekwensi penambahan air
Dipengaruhi oleh KMA, Dipengaruhi oleh: Tekstur tanah Struktur tanah Bahan
organik tanah INFILTRASI TANAH KMA KL TANAH
Faktor perusakan KMA tanah : pemadatan tanah, erosi, penurunan kandungan bahan
organik tanah, penebangan hutan
2.8. Kedalaman zone perakaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Tekstur tanah menembus tanah. cadas batu, kerikil, liat
2. Formasi sub-soil memadat.
3. Dalamnya permukaan air tanah perakaran.
4. Jumlah lengas yang tersedia. Kedalaman zone perakaran beberapa tanaman : Padi
60- 90cm, Tembakau 30 - 60 cm, Jagung 130- 160 cm, Tebu 130 -160 cm, Kacang
tanah 130 cm.
BAB III
KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MENENTUKAN
Metode Prediksi, Unsur Iklim/Cuaca,

3.1. Pendahuluan dan Definisi


Ingat bahwa produksi biomassa tanaman ditentukan oleh input utama yaitu cahaya
matahari, air, CO2, unsur hara, sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, perubahan unsur-
unsur iklim/cuaca. Kebutuhan air tanaman (KAT) : jumlah air yang diperlukan oleh
tanaman untuk satu siklus hidupnya atau per bagian siklus hidupnya meliputi tahap
pertumbuhan vegetatif dan perkembangan tanaman sampai mencapai produksi
(generatif). KAT : ketebalan air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air yang
hilang (LOSS) melalui EVAPOTRANSPIRASI (ETcrop); untuk tanaman yang sehat
(tidak terserang hama/penyakit) pada lahan yang LUAS tanpa hambatan yang berarti
dari faktor kesuburan tanah dan air tanah sehingga tanaman mampu MENCAPAI
POTENSI PRODUKSI.
3.2. Faktor –Faktor yang berpengaruh terhadap KAT
a. Unsur-unsur iklim dan kondisi cuaca atau iklim pada DEKADE manifestasinya
pada Eto (evapotranspirasi/musim suatu saat refference). ETo = evapotranspirasi
standar pada suatu daerah / wilayah spesifik. Pada lahan spesifik; permukaan lahan
“berumput” tebal dan tinggi rumput 8-15 cm, rumput kondisi hijau, tidak
kekurangan suplai air dan hara, tidak terhaangi naungan, tidak tergenang air.
KOEFISIEN TANAMAN
b. Faktor karakteristik tanaman tergantung jenis tanaman (spesies/varietas), umur
tanaman / tahapan tumbuh, tergantung musim (kemarau, lembab, hujan),
tergantung kondidi iklim pada saat itu.
c. Efek kondisi lokal dan praktik pertanian : variasi kondisi klimat saat itu, ketinggian
tempat, ukuran lahan, sekuestrasi karbon, serapan cahaya/panas versus pantulan
oleh bumi, KMA dan KL tanah, salinitas tanah, metode irigasi, pengolahan tanah.

3.3. Metode penentuan evapotranspirasi tanaman


Untuk menentukan kebutuhan air tanaman Prosedur kalkulasi Doorenbos & Pruitt
(1977) – FAO: Guidliness for Predicting Crop Water Requirements. The FAO Irrigation
Drainage
a) Penentuan ETo (Reeference crop evapotranspiration) Kumpulkan dan evaluasi data
iklim dan tanaman. Pilih metode kalkulasi Eto atas dasar ketersediaan dataiklim
yang paling komplit di masing-nmasing wilayah. Hitung ETo tiap 30 – atau – 10
harian menggunakan data rata-rata. Analisis besaran dan frekwensi dari harga
ekstrim Eto pada suatu waktu kejadian iklim.
b) Penentuan Kc (crop coefficient) Pilih pola tanam dan determinasikan waktu
penanaman –pembenihan (budidaya), laju perkembangan tanaman, tahapan-tahapan
perkembangan tanaman, dan Tentukan tanaman periode budidaya (satu musim)
apa ? Tahap perkembangannya ? Musim apa penanamannya ? Atau saat evaluasi
sedang musim apa atau bulan apa minggu ke berapa ? Kemudian hitunglah ETcrop
tiap 30 – atau – 10 harian. Rumus ETcrop = Kc.ETo ; ETo metode: Blaney- Criddle,
Radiation, PENMAN, PAN EVAPORATION. ETcrop dihitung untuk semua
CROPPING-PATTERN dalam satu tahun pada lahan yang sama yang kita
kehendaki untuk tujuan PRODUKSI BIOMASSA.
c) Determinasikan faktor-faktor yang mempengaruhi ETcrop pada kondisi lokal pada
keadaan : buat model X = musim tanam atau TIME SERIES tahun dan Y =
produksinya (value) untuk mengetahui faktor 1, 2, 3, dst yang berpengaruh.
VARIASI WILAYAH EVALUASI PENGARUH DARI FAKTOR: ketersediaan air
tanah (KMA, KL) ketersediaan air irigasi dan praktik irigasi. Pertimbangkan
hubungan antara ETcrop dengan LEVEL PRODUKSI (aktual dan potensial).

Data set minimal yang diperlukan untuk ETo Metode T H W S Rad Ev Envr
Blaney-Criddle * o o o o1) Radiation * 0 0 * (*) o Penman * * * * (*) 0 Pan
evaporation o o * * T = air temperature; H = humidity; W = wind; S = sun shine;
Rad = radiation; Ev = evaporation; Envr = environment., * = measured data; o =
estimated data; (*) = if data avaiabe but is not essential.
Metode Blaney-Criddle (1950) ETo = c(p (0,46 T + 8)) mm/hari Dimana: ETo
= evapotranspirasi tanaman reference dalam mm/hari untuk bulan ybs. T =
temperatur harian rata-rata (°C) bulan itu. p = prosentase harian rata-rata dari data
jam siang pada masing-masing lintang . c = faktor penyesuaian yang tergantung
pada kelembaban relatif,jam penyinaran, dan waktu harian ada angin (uday/unight
estimation).
Metode RADIASI (1957) ETo = c (W.Rs) mm/hari Dimana: ETo = reference
mm/hari Rs = radiasi matahari ekuivalen dengan evaporasi mm/hari (dari tabel). W =
faktor pembobotan tergantung pada temperatur dan ketinggian tempat (tabel). c =
faktor penyesuaian tergantung pada kelembaban rata- rata dan kondisi angin harian.
n/N = perbandingan jam penyinaran cerah dengan potensi dam penyinaran harian
(tabel).
Metode PENMAN (1948) Ada dua TERM (ketentuan) yang digunakan,
dimasukkan, dan dihitung dalam rumus yaitu: TERM ENERGI (radiasi) TERM
AERODINAMIK (angin dan kelembaban). Rumus PENMAN: ETo = c (W.Rn + (1-
W) . f(u) . (ea – ed)) Radiation TERM Aerodynamic TERM Dimana: ETo =
evapotranspirasi tanaman reference (mm/hari) W = faktor pembobotan yang
berhubungan dengan temperatur (tabel). Rn = radiasi netto (bersih) yang ekuivalen
dengan evapotranspirasi (mm/hari) (tabel).
f(u) = fungsi yang berhubungan dengan angin (tabel). (ea-ed) = perbedaan
diantara tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata dan tekanan udara aktual
rata-rata (m bar) c = faktor penyesuaian untuk mengkompensasi pengaruh kondisi
cuaca pada saat siang dan malam hari. ed = (ea x RH mean) / 100; ea dari tabel Data
yang diperlukan:

Temperatur RH Angin Posisi geografis T maksimal dan T minimal Rata-rata


RH dekade atau bulan Kecepatan angin siang Letak lintang Atau: Kecepatan angin
malan Letak bujur T bola basah dan T bola kering

Bab. IV.
Kualitas Air Irigasi

Danau, waduk, sungai, mata air Sumber air irigasi siklus hidrologi Air asal dari
perkolasi infiltrasi air permukaan tanah Air hujan, laut, sungai, mata air, air tanah,
penguapan. pintu keluar atau bendung, Air waduk/danau/sungai, lahan, tersier,
sekunder, saluran primer, penguapan. Laut, sungai ke luar lahan pestisida + bahan
organik + cemaran lain Sawah kualitas air ? sungai. erosi tanah, lahan, Air hujan
Mengendap, dst.
Air yang dialirkan dari sumber air irigasi dapat berpengaruh : air irigasi yang
dialirkan melewati daerah
a. Netral yang memiliki jenis tanah sama dengan lahan yang diairi. air irigasi
menambah
b. Menambah/suplementer mutu air karena tanah dari lahan pertanian telah
mengalami pengurangan hara karena budidaya volatilisasi, erosi, panenan,
leaching.tanaman bila kandungan unsur hara dari air
c. Memperkaya irigasi lebih banyak dari yang hilang akibat pencucian ( leaching )
atau panenan (harvest). dengan adanya pemberian air irigasi
d. Memiskinkan malahan akan mengakibatkan pencucian unsur hara. air bisa saja
berasal dari saluran atau
e. Meracun sungai yang telah tercemar racun.
Apa syarat air irigasi yang baik ?
a. Tidak mengandung zat/senyawa yang dapat meracuni tanaman, hewan ternak,
biota sekitar lahan. keruh – terlalu keruh
b. Warnanya bila kuning/coklat air keruh menandakan lebih baik airnya bersih
erosi tanah; warna lain misalnya menunjukkan polutan, merah, biru, hitam, dsb
industri, pertambangan, cemaran lainnya (organik yang meracun). untuk pertanian
terpadu misalnya lahan
c. Lumpur sawah (mina-padi) atau minapolitan (empang/kolam) air keruh
berlumpur total, di sekitar persamahan tidak dissolved solid (TDS), kadar O2
rendah, kadar semua ikan tahan.
d. pH netral (6-8). e. Suhu optimal antara 25 – 30º C.
Zat/senyawa yang berpengaruh terhadap kualitas air :
a. Kadar garam tinggi Ca. Mg, K, senyawa
b. Zat terlarut nitrat, B, Hg, Pb. Dll. Kriteria kualitas air yang dapat membahayakan
fungsi tanah dan terhadap tanaman/ikan/ternak garam total terlarut tinggi s/d
sangat tinggi dan polusi asam organik, kation atau anion berbahaya, kandungan
lumpur tinggi – sangat tinggi.
Penilaian kualitas air : dinyatakan
a. Penilaian terhadap kadar garam total sebagai tingkat DHL (daya hantar listrik)
satuannya mikro ohm/cm atau dalam ppm pada suhu 25º C.
b. Penilaian terhadap kation/anion, khususnya Na+ terlarut atau persentase natrium
tertukar ESP ESP = Na+ / (exchangeable sodium percentage) Na+ + K+ + Ca2+ +
Mg2+ x 100 %. Nisbah c. Keseimbangan antar ion-ion : Na. Ca, Mg atau rasio antara
jerapan natrium (SAR = sodium adsorption ratio ) : SAR = Na+ / ((Ca2+ + Mg2+) /2)
Kadar garam dapat menurunkan permeabilitas tanah garaman menyumbat pori-pori
tanah baik dari atas bersamaan dengan infiltrasi maupun gerakan naik ke atas
bersamaan evaporasi. Akan Garam Ca, Mg, Na, dan K yang berlebihan menurunkan
aktivitas osmose / menurunkan penyerapan pengeblokan oleh kation-kation tersebut.
air dan hara Kadar unsur-unsur mikro berlebihan dalam air meracuni tanaman.
Klasifikasi kualitas air :
a. Salinitas Air salinitas sedang bila DHL 0,25 – 0,75 µohm dan kadar garam 200 –
500 mg/l. Air salinitas tinggi bila DHL 0,75 – 2,25 µ ohm dan kadar garam 500 –
1500 mg/l. 0 – 0,25 µ Air salinitas rendah bila DHL / EC ohm dan kadar garam
200 mg/l. air baik; bila bila s/d 0,33 ppm
b. Boron >> 0,33 air buruk. ppm
c. SAR < air baik 6,0 air kurang baik 6 – 9 > membahayakan.

Pasal 8 PP No. 8/2001 : peruntukan baku air minum.

a. Kelas 1 peruntukan prasarana / sarana rekreasi


b. Kelas 2 air, budidaya air tawar, peternakan, pertanaman. masih peruntukan
c. Kelas 3 perikanan, peternakan, pertanaman. peruntukan mengairi pertanaman.

Bab V.

Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi

5.1. Pengertian Pemberian Air

Tatalaksana memberikan air untuk pertanaman atau per tanaman sesuai dengan jumlah
kebutuhan tanaman menurut umur (dekade kebutuhan air) dengan cara tertentu yang
paling tepat pada kondisi sangat dibutuhkan air oleh tanaman. Dekade pertumbuhan
tanaman memerlukan air dalam jumlah kebutuhan yang ditentukan oleh LAI (leaf area
index) atau perkembangan sistem pertajukan tanaman baik sistem single (pot) ataupun
sistem pertanaman menentukan tingkat evapotranspirasi (ET-(pola tanam/kebun)
tanaman). Dekade pengukurannya tiap sepuluh hari sekali (dasa harian = dasarian).
PENTING UNTUK DIPAHAMI DAN DIKUASAI :

1. Data dasa harian pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditentukan oleh
genetis dan lingkungan. lihat FAO perhitungannya; data CH, radiasi,
2. Data Eto dan ET-tan temperatur, kelembaban udara, bisa diperoleh dari BMKG
paling terdekat. Allen3. Kuasai cara menghitung Eto dan AT-tan & Pereira (FAO,
1990); Oldeman & Frere (FAO,

Ada juga penggolongan pemberian air irigasi FLOW IRRIGATION :


1. Perrenial irrigation: sistem irigasi yang menyediakan air sesuai dengan kebutuhan
tanaman selama masa pertumbuhan tanaman (masuk ke definisi sistem dekade ET-
tan).
2. Inundation irrigation: sistem irigasi di mana tanah yang akan dikerjaan/ditanami
terendam air secara kemudian bisa ditanami setelah tidak sengaja mengalami
pengeringan secara alami.
3. Sistem Flow-Drain-in-soil (lep-lepan jawa.pen.): suatu sistem berlaku di jawa
menggunakan air irigasi untuk “ngelep” lahan pada saat musim kemarau contoh pada
saat ada tanaman jagung.
5.2. Metode Pemberian Air
Cara memberikan air :
Menurut caranya :
1. Lewat permukaan tanah
2. Langsung di bawah permukaan tanah pancaran, tetesan
3. Penyiraman Menurut tipe/alat irigasi: 1. Irigasi aliran 2. Irigasi pompa
SUHU UDARA EVAPO- RASI TRANSPI- RASI Penguapan Ada laju air penguapan
Perbedaan suhu udara ANGIN LAJU ANGIN LAJU SUHU UDARA PERLU
IMBANGAN AIR IRIGASI (TEKNIS)

Musim hujan; banyak air Musim kemarau ; sedikit/kurang air Driving force factors
adanya faktor perubahan lingkungan strategis Ingat lagi berbagai nilai kepentingan
sektor dan respons • Meningkatnya kebutuhan air. • Kelangkaan ketersediaan air. •
Meningkatnya persaingan antar sektor. • Makin maraknya hak atas air. •
Berkembangnya Teknologi Informasi merubah dinamika sosial masyarakat • Respons :
tuntutan air sebagai barang pengurangan ekonomi terhadap air untuk konflik
pertanian
Tatalaksana pemberian air irigasi dipengaruhi :
1. Kondisi tanah.
2. Topografi. CH,
3. Ketersediaan air tanah/tampungan/pengaliran sifat fisika tanah, ketersediaan
bahan organik tanah, kemampuan tanah meresapkan air, kondisi Sub DAS
(daerah tangkapan air), hutan, kondisi waduk/danau/embung, kondisi sungai,
saluran irigasi, & drainase.
4. Jenis tanaman. individual dan P3A.
5. Kebiasaan petani konflik interest, sosek,
6. Kondisi daerah/negara keamanan daerah/negara.
Metode (cara) Pemberian Air pada Tanaman :
CARA PEMBERIAN Irigasi di atas permukaan: trickle, sprinkle Irigasi
permukaan Irigasi bawah permukaan: saluran terbuka, saluran tertutup SUB SISTEM
IRIGASI:
1. Sub sistem pengembangan sumber air
2. Sub sistem penyeluran air
3. Sub sistem aplikasi
Pemberian air lewat permukaan
I. Metode penggenangan bebas air sungai dibiarkan Contoh irigasi Mesir kuno
meluap dan menggenagi permukaan dataran luas arah sifat bebas, tidak
terkendali, kanan dan kiri sungai efisiensi rendah.
II. Peluapan penggenangan terkendali sehingga Tujuan: agar terjadi efisiensi tinggi
harus adanya peluapan sungai harus dikendalikan ada petugas shift
siang/malam,

atau menggunakan sensor sehingga peluapan otomatis buka tutup menggunakan


mesin. Harus ada talud/benteng di tepian sungai. Pembiayaan????? Atau bisa
digunakan sistem ini untuk parit pemberi air saluran irigasi ( tersier besar)
luapan pada sawah.
III. Sistem kalenan Penggunaan hanya diberian pada kalenan-kalenan yang
umumnya dibuat sejajar dengan jaur-jalur tanaman. Pipa-pipa dari kalenan
disalurkan ke lahan sawah.
IV. Petak penggenangan atau cekungan-cekungan Untuk tanaman buah-buahan.
Pengaliran air ke petak-petak penggenangan atau cekungan-cekungan dengan
sistem pengairan lewat saluran terbuka.
Irigasi permukaan (surface irrigation) :
Air diberikan melalui saluran yang dibuat di permukaan dan air diberikan pada
tanaman dengan cara mengalirkan di permukaan tanah Menurut rata tidaknya air
irigasi untuk tanaman :
1. Penggenangan merata : digenangi terus menerus
a. Continous flood static mengalir terus-menerus
b. Continous flood flowing dihentikan beberapa hari secara
c. Rotational irrigation periodik pemberian air dihentikan pada
d. Intermittent irrigation fase pertumbuhan tertentu. berdasarkan air hujan
e. Rainfall irrigation
2. Penggenangan tidak merata: basin method, border method, furrow irrigation,
corrugated irrigation.
digenangi disekitar tanaman Basin method digenangi diantara pematang
Border method
air mengalir diantara bedeng Furrow irrigation Corrugated irrigation :
mengalir diantara gulud.
Syarat irigasi permukaan :
1. Mempunyai sumber air dengan debit cukup dalam waktu panjang.
2. Topografi datar.
3. Jenis tanah mampu menahan air.
4. Perlu jaringan irigasi (bangunan dan saluran).

Keuntungan irigasi permukaan :


1. Mudah dilaksanakan
2. Murah dalam pelaksanaan.
3. Mudah diawasi.
4. Dapat dibuat secara sederhana (teknis)
Kerugian irigasi permukaan :
Membawa pupuk juga (ikut mengalir)
1. Boros
2. Mengurangi luasan lahan pertanian
3. Alat berat seringkali sulit untuk digunakan
Pertimbangan pemberian air :
(i) air cukup,
(ii) tanah tidak
1. Continous flowing terlalu porus,
 dapat menghilangkan asam atau garam,
 temperatur tanah konstan,
 mampu menekan gulna,
 tidak banyak tenaga.
 diselingi
2. Penggenangan tidak terus menerus pengeringan dapat meningkatkan hasil,
 dapat memperbaiki aerasi,
 dapat memutus siklus OPT yang berbiak dalam air,
 tanah tidak becek terus,
 dapat dilakukan pada lahan agak miring,
 untuk tanaman yang tidak tahan genangan terus-menerus.
Namun ada kerugian :
(i) perlu tenaga terampil dan disiplin,
(ii) mempercepat pertumbuhan gulma,
(iii) perlu modal besar,
(iv) perlu waktu rotasi yang tepat.

Irigasi Tetes/Drip/Trickle Irrigation :


Merupakan cara pemberian air secara langsung ke dekat tanaman baik melalui
permukaan tanah maupun dalam tanah dan diberikan secara bersinambungan.
Diharapkan air akan menyebar ke dalam profil tanah baik secara horisontal maupun
vertikal Luas daerah yang dibasahi dapat dibatasi tergantungpada besar debit, jenis
tanah, kelembaban tanah, permeabilitas.
Keuntungan irigasi tetes :
a. Efisiensi pemakaian air yang tinggi karena airan air lambat, langsung pada
perakaran, evaporasi dapat ditekan, run-off tidak ada.
b. Tidak menggangu kegiatan budidaya.
c. Menekan pertumbuhan gulma. pupuk dan pestisida.
d. Dapat diberikan bersamaan
e. Menghemat tenaga kerja.
f. Dapat dilakukan pada daerah dengan topografi tidak rata.
g. Pemberian air dapat diatur menurut jumlah dan waktu.
h. Tidak mengurangi luas lahan yang ditanami.
Penerapan irigasi tetes :
1. Pada daerah dengan sumberdaya air terbatas.
2. Bisa dilakukan pada tanah berpasir.
3. Untuk budidaya tanaman nilai ekonomi tinggi.
Kekurangan irigasi tetes :
1. Perlu investasi besar (relatif).
2. Teknik perancangan rumit.
3. Penyumbatan emitter mempengaruhi kinerja sistem.
4. Pada daerah yang tidak dibasahi berpotensi terjadi penumpukan garam.
Agar efisiensi tinggi maka :
1. Tekanan air yang keluar dari emitter harus sama dengan tekanan atmosfer.
2. Emitter toleran terhadap tekanan pompa.
3. Emitter toleran terhadap perubahan suhu.

Irigasi bawah permukaan tanah :


Cara pemberian air pada tanah yang sesuai antara lain: datar, permeabilitas tanah
rendah, solum cukup dalam > 60 cm, lapisan bawah kedap air, pemasangan pipa harus
baik.
Keuntungan :
1. Lebih efisien dibandingkan irigasi permukaan.
2. Dapat menekan evaporasi.
3. Tidak menggangu budidaya tanaman.
Kelemahan :
1. Penyumbatan lubang perforasi.
2. Bisa terjadi penumpukan garam pada tanah tidak diairi.
3. Rancangan teknis rumit.
4. Tidak dapat diterapkan pada semua topografi. belum banyak diterapkan di
Indonesia
5. Biaya mahal
5.3. Efisiensi Irigasi
Perbandingan antara jumah air yang nyata bermanfaat bagi tanaman yang diusahakan
dengan jumlah air yang diberikan yang dihitung dalam persen (%).
Ada tiga macam efisiensi irigasi yaitu :
1. Efisiensi penyaluran (water conveyance efficiency)
2. Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian (water application efficiency)
3. Efisiensi penyimpanan (water storage efficiency)
Efisiensi penyaluran
(water conveyance efficiency) EC = 100 x Wf/Wr EC = efisiensi penyaluran air Wf =
jumlah air yang sampai di petakan sawah Wr = jumah air yang dialirkan melalui pintu
pengambilan Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian (water application efficiency) Ea
= 100 x Ws/Wf Ea = efisiensi pemberian air Ws = jumlah air yang tersimpan dalam
zone perakaran selama periode pemberian air Wf = jumlah air yang sampai di petakan
sawah

Efisiensi penyimpanan (water storage efficiency) Es = 100 x Ws/Wn Es = efisiensi


penyimpanan Ws = jumlah air yang tersedia/tersimpan pada zone perakaran Wn =
jumah air yang diperoleh pada zone perakaran menjelang pemberian air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi :
kondisi jaringan irigasi dan (Ec) Efisiensi penyaluran penyadapan air secara liar.
Metode (Ea) Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian atau cara pemberian air, sifat
tanah dan bentuk topografi, luas kompleks areal pertanaman, dan kualitas air irigasi.
tata air tanah, permeabilitas (Es) Efisiensi penyimpanan dan kapasitas lapang tanah,
dan mutu pengolahan tanah.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi :
1. Memperbaiki sarana dan jaringan irigasi.
2. Saluran dibuat lurus dengan kemiringan tertentu. permukaan tanah rata.
3. Pengolahan tanah yang baik
4. Dapat memanfaatkan curah hujan semaksimal mungkin.
5. Menerapkan pola tanam teratur dan pemberian air dengan sistem golongan.
6. Pemakaian air dalam jumlah yang wajar pada waktu yang tepat.
7. Dilakukan penyatuan lahan-lahan yang sempit pengelolaan galengan sempit
dijadikan satu lahan bersama antar petani penggarap lahan sempit. antara lain
8. Mempersingkat waktu pengolahan tanah persemaian dijadikan satu, kerja olah
tanah bersama-sama.

Bab VI.
Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase

6.1. Pengertian, Perhitungan Pemberian Air Irigasi, Drainase


Definisi dan Pengertian Pemikiran di bidang pertanian :
Mengkaitkan pemikiran teknis irigasi dan drainase dengan masalah-masalah efisiensi
penggunaan air irigasi bagi budidaya tanaman, ternak dan ikan. Bisa mencakup aspek-
aspek engineering.
Definisi irigasi
Irigasi merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan
air untuk sawah, ladang, perkebunan, kandang ternak, ranch (padang penggembalaan),
dan kolam-kolam ikan. Sedangkan drainase adalah kegiatan untuk membuang kelebihan
air (air yang tidak diperlukan) dengan aman, selektif, dan efektif. Kegiatan irigasi dan
drainase adalah satu bagian kerja yang terintegrasi.
Pengertian menyangkut :
A. Kegiatan pengelolaan irigasi berupa :
 pembuatan sarana dan prasarana ,
 membagi-bagikan air ke lahan/kandang/ kolam secara teratur, efisien, efektif, dan
aman, dan
 membuang kelebihan air.
B. Aspek kegiatan irigasi dan drainase:
(i) perancangan,
(ii) survei
(iii) pembangunan,
(iv) pemeliharaan,
(v) pengawasan dan evaluasi,
(vi) pencapaian efesiensi, dan
(vii) RISET dan TRANSFORMASI IPTEK KE MASYARAKAT.

C. Tujuan irigasi :
Memberikan air pada tanah, berarti membasahi tanah sampai kadar air tertentu,
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik, atau hewan ternak dan ikan
hidup dengan baik, dan rasio udara dengan air dalam tanah tetap terjaga dengan baik.
D. Tujuan lainnya :
 Mengangkut pupuk dan pengenceran hara dan senyawa lainnya
 Mengatur suhu tanah
 Membersihkan racun dan garam tanah
 Memberantas hama tikus dengan penggenangan sarangnya
 Mempertinggi permukaan air tanah
 Membersihkan cemaran sampah pada lahan
 Kolmatasi, yaitu mengelirkan lumpur, kmdn diendapkan jadi bagian tubuh lumpur
sawah
E. Pengelolaan irigasi dan drainase
Menyangkut : Sumberdaya air, Sumberdaya lahan, Sumberdaya iklim dan akibat
perubahan iklim Sumberdaya manusia pengelola, Sumberdaya manusia
konsumen/pemakai air IPTEK: riset dan transformasi, Manajemen umum dan
spesifik
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Tujuan : Menaksir setepat mungkin jumlah kebutuhan air yang harus diberikan untuk
tanaman mulai dari tempat pengambilan s/d hamparan lahan dalam jumlah yang cukup.
Tiga macam pengertian kebutuhan air :
1. Kebutuhan air tanaman (crop water requirement): yaitu merupakan kebutuhan
air utama bagi tanaman yang merupakan fungsi hubungan tanaman dengan
lingkungannya.
2. Kebutuhan air pada tingkat usaha tani (farm water requirement); yaitu jumlah air
yang diperlukan untuk suatu kelompok atau golongan atau petak tersier yang
meliputi: kebutuhan air tanaman untuk pengolahan tanah dan kehilangan air
melalui limpasan, bocor, evaporasi dsb.
3. Kebutuhan air irigasi (irrigation water requirement): yaitu jumlah air yang harus
dimasukkan ke jaringan irigasi melalui pintu pengambilan utama dan dari
sumber air lainnya dengan memperhitungkan kehilangan air di saluran-saluran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air untuk tanaman :
1. Jenis tanaman
2. Keadaan iklim
3. Jenis dan keadaan tanah
4. Pola pertanaman
5. Cara pemberian air
6. Keadaan jaringan irigasi
7. Luas areal pertanaman
Air kebutuhan tanaman (CWR) : Meliputi jumlah air yang digunakan untuk pemakaian
konsumtif (ET) dan air yang hilang melalui perkolasi. Kebutuhan tingkat usaha tani
(FWR):
Ada dua pendekatan yaitu : (a) pendekatan agrohidrologi dan (b) pendekatan agronomi.
(a) Pendekatan agrohidrologi Perhitungan didasarkan pada data agroklimat yaitu
kebutuhan air tanaman dengan iklim dan tanah. Satuan liter/detik/ha. Q1 = ((H x A) /
T) x 10.000 Q1 = kebutuhan air irigasi dalam liter/detik/ha atau m3/hari/ha. H =
ketebalan air/tinggi air genangan. T = lama pemberian air dalam detik/hari. A = luas
areal (ha)
Kebutuhan untuk Jumlah (m/hari) ET padi 5 – 6,5 Perkolasi 1 – 10 Pengolahan tanah
4 – 30 Pertumbuhan tanaman 9 – 20 Persemaian 3 – 5 Contoh kebutuhan menurut
agrohidrologi:
(b) Pendekatan agronomi : Perhitungan didasarkan pada kebutuhan air pada tiap tahap
kegiatan usaha tani dan tingkat pertumbuhan tanaman (pengolahan tanah, pembibitan
dll). Tahap agronomi Lama waktu (minggu) Jumlah kebutuhan l/det/ha Mm/hari
Pengolahan tanah 6 1,4 12,0 Pembibitan 2 0,4 3,5 Pertumbuhan 10 1,2 10,4 Sebelum
panen 2 0,2 1,7

Kebutuhan air irigasi (IWR) : Pengelolaan kebutuhan air irigasi ditujukan untuk
memperoleh jumlah air yang harus dimasukkan ke daerah irigasi melalui pintu
pemasukan air. Ada dua kebutuhan daerah irigasi: a. Kebutuhan air untuk satu cabang
usaha tani b. Kebutuhan air untuk beberapa cabang usaha tani
Kebutuhan air untuk satu cabang usaha tani: Q2 = (Q1/86400) x (1/(1-L)) Q1 =
kebutuhan air di petak sawah Q2 = kebutuhan air pada pintu pemasukan L = kehilangan
air di petak sawah dan di saluran.
Kebutuhan air untuk beberapa cabang usaha tani :
1. Cara agrohidrologi dan agronomi
2. Cara penjatahan air
3. Penggunaan koefisien tanaman dan luas relatif.
Secara agrohidrologi dan agronomi Jumlah kebutuhan air dari masing- masing ta-
naman dilakukan (dihitung dan diprogramkan) dengan memper- hitungkan kehilangan
air di lapangan (lahan) dan di saluran.
Cara penjatahan.
Contoh : penjatahan air untuk tanaman tebu di D.I. Pemali. q = ((0,85Q)/(P + R)) x
24/U x T; dalam liter/detik q = pemberian air untuk suatu kebun (liter/detik) Q =
banyaknya air yang tersedia di saluran induk pada waktu itu (liter/detik) P = jumlah
tanaman palawija di daerah saluran irigasi itu (ha) R = jumlah tanaman tebu di daerah
saluran irigasi itu (ha) U = Luas tanaman tebu di kebun (komplek)
Menggunakan koefisien tanaman dan luas relatif. Koefisien tanaman merupakan
angka perbandingan kebutuhan air untuk tanaman padi : tebu : palawija. Luas relatif
merupakan luas sesungguhnya yang dikonversikan ke luas aktif dengan menggunakan
angka koefisien tanaman atau efisiensi pengaliran.
Perhitungan ini mempunyai ciri-ciri :
(i) lebih umum dipakai di Indonesia,
(ii) lebih praktis,
(iii) sebagai dasar perbandingan adalah tanaman padi,
(iv) angka perbandingan yang umum padi : tebu : palawija = 4:1,5:1.

BAB VII
Tata Guna Air pada Tingkat Usaha Tani

7.1. Definisi, Pengertian, Masalah


Definisi, Pengertian, Masalah Definisi Tata Guna Air :
Tata laksana penggunaan sumberdaya air dari lokasi pengambilan air sampai dengan
pemanfaatannya tingkat lahan usahatani dan pembuangan kelebihannya.
Pengertian Umum : Tata guna air tingkat usahatani (water management at farm level)
adalah semua usaha dan kegiatan petani untuk memanfaatkan air bagi kepentingan
produksi pertanian mereka sendiri pada tingkat lahan mereka masing-masing dan
kelompok pemakai air hamparan lahannya.
Misalnya petani x pada kelompok tani hamparan y yang tergabung dalam petani
pemakai air z. Tata guna air Merupakan suatu kesatuan proses sejak dari pengambilan
air dari pintu tersier, penyaluran dan pembagian sampai petakan-petakan sawah dan
pembuangan air kelebihannya.
Pengaliran air irigasi : Saluran tersier mendapatkan air dari saluran sekunder.
Saluran sekunder mendapatkan air dari saluran primer. Saluran air primer mendapatkan
air dari bangunan penangkap air. Jadi proses pengaturan air di tingkat usahatani tidak
bisa dipisahkan dengan proses pengelolaan air pada tingkat jaringan utama.
Masalah-masalah dalam pemberian air Pengelolaan air irigasi pada tingkat tersier
masalah- masalah teknis dan non teknis.
Faktor penimbul masalah :
 Faktor penguasaan modal
 Waktu pengelolaan tiap petani dan kelompok tani
 Tenaga yang tersedia (SDM)

 Infrastruktur dan kerusakan


 Iklim (perubahan iklim) dan kebencanaan lainnya
 Perubahan fungsi lahan
Dulu petani pemakai air belum memahami pembaharuan keirigasian. Saat ini mereka
memahami namun banyak hambatan. Apa hambatan saat ini dan masa yang akan
datang?? Program pembinaan P3A Program perbaikan infrastruktur Program
revitalisasi pertanian di atas industri Program perbaikan kerusakan atmosfer,
hidrologi, sekuestrasi karbon, dll??
Masalah dan cara pemecahannya Pendekatan teknologi, fungsi, sosial-budaya, dan
ekonomi, Pendekatan politik?? Apa ada atau masihkan relevan? Contoh pembinaan
petak tersier percontohan Maksudnya adalah memberikan percontohan bagi petak
tersier lainnya dalam penanganan masalah khusus maupun umum guna pengelolaan
air baik menyangkut kepentingan teknis maupun non teknis. Penanganan petak tersier
perlu dimulai sejak perencanaan dan pelaksanaan irigasi. Pembinaannya meliputi segi-
segi operasi dan pemeliharaan sistem keirigasian petak tersier. Pada saat ini sudah
harus sampai pada sistem jaringan irigasi Gabungan/Federasi P3A.
Pembinaan petak tersier (pada organisasi P3A) Meliputi segi engineering dan segi
organisasi Sasaran : bila pembinaan tingkat petak tersier maka akan bisa menjadi
tolok ukur mulainya penerapan dan pembinaan teknologi pertanian yang lainnya.
Pembinaan petak tersier memerlukan :
1. Data kebutuhan air bagi tanaman dan data hujan.
2. Pengelompokan petak kwarter dalam petak tersier.
3. Adanya sarana tersier yang baik menurut kebutuhan suatu petak tersier teknis.
4. Organisasi dan anggotanya (para petani individu) harus aktif dan mengerti arti
nilai ekonomis air irigasi dan memiliki rasa tanggung jawab bersama.
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air (P3A)
P3A merupakan organisasi resmi yang dibentuk oleh Pemerintah atas dasar Undang-
undang dan Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan sumberdaya air. P3A merupakan
organisasi petani pemakai air pada masing-masing hamparan sawah beririgasi petak
tersier berupa layanan irigasi pada suatu desa atau antar desa karena pelayanan irigasi
adalah lintas desa.
Di atas P3A ada GP3A yaitu Gabungan P3A Bisa disebut pula FP3A yaitu Federasi
P3A Merupakan gabungan atau federasi para petani P3A di tingkat saluran primer
layanan irigasi. Biasanya GP3A merupakan organisasi tingkat layanan primer irigasi
yang terbagi atas beberapa layanan sekunder. Semua permasalahan dan keperluan
tingkat sekunder diwadahi dalam GP3A. Organisasi ini bisa membentuk satu Daerah
Irigasi. FP3A bisa dibentuk untuk sistem organisasi dalam beberapa Daerah Irigasi atau
hanya satu Daerah Irigasi yang sangat besar.
Kewajiban Pemerintah untuk membina P3A, GP3A dan FP3A. Akan sangat strategis
terus dilaksanakan guna antisipasi masa depan pengelolaan sumberdaya air sampai
tingkat kwarter dan tersier. Ke masa depan pengelolaan SD air akan sangat berkaitan
dengan dampak perubahan iklim global, yaitu kekeringan ataupun curah hujan terlalu
besar, atau ekstrim. Atau hujan dan tidak hujan dalam waktu sangat pendek. Contoh
kasus di Padang tahun 2010 ini yaitu hujan 10 jam pemanasan 10 jam berikutnya hujan
10 jam berikutnya dan seterusnya. Dampak apa saja?? Kerusakan sumberdaya
tanah/lahan, kerusakan sistem hidrologis dan kerusakan ekosistem akan memperparah
persediaan air untuk irigasi atau bisa menjadi bencana berupa banjir dan kekeringan.
Keberhasilan pembinaan tergantung pada :
i. Tingkat pengetahuan petani serta para pemuka (tokoh) P3A.
ii. Tingkat pengetahuan para pembina dan kecakapan pembina itu sendiri termasuk
sifat-sifat dan talenta individu para pembina.
iii. Adat isitiadat, kepercayaan, dan tradisi setempat.
iv. Tingkat dan macam usahatani yang dilakukan.
v. Struktur lembaga desa yang sudah ada, baik lembaga desa maupun lembaga
pengairan.
vi. Sarana-saranan yang ada dan dana pembinaan yang disediakan berupa anggaran
pemerintah daerah dan pusat.
vii. Peranan IPTEK dan peranan Perguruan Tinggi yang dipercaya dan handal.
viii. Ke masa depan penting : (a) internet, (b) energi untuk irigasi, (c) pengembangan
sistem pertanian terpadu, (d) penanganan kerusakan sumberdaya tanah/lahan
dan hidrologi.
Pelaksanaan Pengaturan Air Tingkat Organisasi Menentukan prinsip layanan
apakah itu layanan terus menerus ataukah layanan giliran. Layanan berupa buka tutup
box pembagi air irigasi mulai dari saluran primer, sekunder, sampai tersier. Layanan
pada saat tingkat ketersediaan air melimpah, cukup dan kurang.
Peningkatan kemampuan P3A Peningkatan kemampuan di bidang: Teknis Keuangan
Manajerial administrasi dan organisasi Sifat keberlanjutan efisiensi dan efektivitas
layanan air untuk pertanian dan keperluan manusia lainnya.
Rencana pengelolaan irigasi :
a. operasi dan pemeliharaan,
b. pengamanan,
c. rehabilitasi,
d. peningkatan jaringan irigasi,
e. mitigasi kebencanaan bidang keirigasian,
f. IPTEK.
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Irigasi
Bagaimana kita menataguna layanan irigasi untuk masa depan pertanian?? Apa
hambatannya?? Apa yang sudah kita capai dengan: iptek kita?, latar belakang sosekbud
kita? Apa yang akan terjadi dengan masa depan sehubungan dengan perubahan iklim
global?? Ada dua pendekatan teori tata guna irigasi yaitu: (i) layanan terus-menerus
dan (ii) layanan giliran.

Hal itu dilakukan atas dasar suplai air yaitu stok/debit air mencukupi atau tidak. Fungsi
layanan oleh organisasi baik P3A, GP3A, FP3A, PSDA, Dinas Irigasi, Dinas PU,
Pemda sangat penting. Apakah ke depan perlu ada penyerahan kembali kewenangan
pengelolaan penyelenggaraan keirigasian ke masyarakat?? Ya atau tidak: apa fungsi
negara??
Bab I tentang Ketentuan Umum
Bab II tentang Prinsip-prinsip Pengelolaan
Irigasi Pasal 4:
I. Pengelolaan irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat petani dan dengan menempatkan perkumpulan petani pemakai air
sebagai pengambil keputusan dan pelaku utama dalam pengelolaan irigasi yang
menjadi tanggungjawabnya.
II. Untuk mencapai yang dimaksud dalam ayat (i), dilakukan pemberdayaan
perkumpulan petani pemakai air secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Dst. Tentang organisasi dan infrastruktur ………..
Bab III tentang Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Lembaga Pengelolaan Irigasi: P3A, Pemerintah, Komisi Irigasi, dan Sistem
Koordinasi. PP 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Lembaga Pengelola Irigasi:
Bab III Pasal 7 Meliputi instansi Pemerintah,
Pemerintah Daerah, perkumpulan petani pemakai air (P3A) atau pihak lain yang
kegiatannya berkaitan dengan pengelolaan irigasi sesuai dengan kewenangannya
dalam perencanaan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi,
peningkatan dan pembiayaan jaringan irigasi. Petani pemakai air dapat membentuk
P3A sampai tingkat daerah irigasi sebagai lembaga yang berwenang untuk mengatur
pengelolaan daerah irigasi sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan air irigasi untuk berbagai keperluan, Bupati/Walikota
membentuk Komisi Irigasi yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
Komisi Irigasi berfungsi membantu Bupati/Walikota dalam peningkatan kinerja
pengelolaan irigasi, terutama dalam bidang penyediaan, pembagian, dan pemberian air
irigasi bagi tanaman dan untuk keperluan lainnya serta merekomendasikan prioritas
alokasi dana pengelolaan irigasi kabupaten/kota.
Pasal 9 Penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari Pemerintah Daerah kepada
P3A yang berbadan hukum dilakukan secara demokratis dengan prinsip satu sistem
irigasi satu kesatuan pengelolaan. ……. Penyerahan kewenangan sesuai dengan
wilayah kerja P3A pada tingkat DI atau sebagian DI. Penyerahan kewenangan
pengelolaan irigasi dari Pemda kepada P3A ditetapkan melalui kesepakatan tertulis
tanpa penyerahan kepemilikan aset jaringan irigasi. Dst. Persoalannya adalah telah
banyak aset irigasi menjadi tidak berguna atau terlantar karena banyak sawah primer
dijual terutama untuk perumahan ……… SIA-SIA …………………. ?? Do Nothing
…….?? Do some/many thing Bab IV tentang Penyerahan Kewenangan
Pengelolaan Irigasi
Bab V tentang Pemberdayaan P3A
Bab VI tentang Pola Pengaturan Air Irigasi
Bagian :
Pertama tentang Hak Guna Air Irigasi
Kedua tentang Penyediaan Air Irigasi
Ketiga tentang Pembagian Pemberian Air Irigasi
(i) Rencana pembagian air pada satu DI ditetapkan setiap tahun oleh P3A.
(ii) Rencana pembagian air untuk jaringan irigasi yang berfungsi multiguna
ditetapkan setiap tahun atas dasar musyawarah antara P3A dan pemakai air
irigasi untuk keperluan lainnya melalui forum koordinasi DI.
(iii) Pembagian air irigasi ditetapkan oleh P3A tingkat DI sesuai dengan rencana
pembagian air berdasarkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan musyawarah
diantara pihak yang berkepentingan.
Bab VII tentang Pembangunan Jaringan Irigasi
Dst pelajari dari UU Nomor 77 Tahun 2001.

7.4. Prioritas Pembinaan Petani Pemakai Air


Prioritas pembinaan harus sampai tingkat tersier.
1. Alasan 1. Pada tingkat tersier langsung menyentuh pemakai air (petani) dan
keluarganya, sehingga kalau ada penerapan teknologi akan lebih mudah.
2. Alasan 2. Perubahan tataguna lahan sawah ke non-usahatani ikut menggeser
sejumlah besar saluran irigasi sehingga mengancam ketahanan pangan nasional
terutama beras. Perlu pemberdayaan ekonomi petani pemakai air agar tidak
menjual sawahnya
3. Alasan 3. Perubahan iklim global menyebabkan kemungkinan kesulitan air
sumber aliran pelayanan irigasi. Tindakan nyata apa?
7.5. Fungsi P3A dan Pembinaan Organisasi
Fungsi P3A :
a. Pengorganisasian dalam internal P3A agar anggota tertib dalam pemakaian air
irigasi dan ikut melaksanakan program nasional konservasi sumberdaya air.
b. Bersatu padu anggota internal dan ke luar dalam satu GP3A/FP3A dalam
perbaikan jaringan tersier.
c. P3A merupakan sarana/wadah bagi penyelenggaraan perbaikan metode
pemberian air yang tepat.
d. Memberian kesadaran kepada petani agar paham nilai ekonomi air irigasi.
e. Tambahan: P3A perlu diajari iptek konservasi air dan teknologi irigasi kondisi
spesifik wilayah dan atau agroklimat (
Prinsip pengelolaan Irigasi :
a. Pengelolaan mengutamakan kepentingan petani dan menempatkan
pengambilan keputusan dan pelaku utama dalam pengelola menjadi tangung
jawab P3A.
b. Pemberdayaan P3A dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

c. Pengelolaan irigasi mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dan air


bawah tanah secara terpadu.
d. Pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan prinsip satu irigasi satu kesatuan
pengelolaan dengan memperhatikan kepentingan pengguna di bagian hulu,
tengah dan hilir.
e. Pengelola irigasi dilakukan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan, agar dapat dicapai pemanfatan jaringan irigasi yang optimal.
f. Keberlanjutan sistem irigasi dilaksanakan dengan dukungan air irigasi,
prasarana irigasi yang baik, menunjang peningkatan pendapatan petani.
Untuk tersebut no. 6. pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan mengantisipasi
modernisasi pertanian, diversivikasi usaha tani, dengan dukungan sarana dan
prasarana.
h. Untuk tersebut no. 6. dengan membangun waduk/waduk lapangan,
pengendalian kualitas air, jaringan drainase yang sepadan, re-used air drainase.
Pemberdayaan P3A meliputi :
Penguatan, mencakup kegiatan fasilitasi pembentukan P3A secara demokratis dan
mendorong P3A sebagai badan hukum otonom. Peningkatan kemampuan P3A melalui
pelatihan, bimbingan, pendampingan penyuluhan dan kerjasama pengelolaan (bantuan
dan fasilitasi dengan memperhatikan prinsip kemandirian). Hak Guna Air : Hak yang
diberikan kepada P3A untuk memanfaatkan air berbentuk ijin dari peraturan Perda,
sesuai dengan kebutuhan air yang diusulkan. Yang berhak mengijinkan adalah Bupati
dan Gubernur. Permasalahan penggagas PP 77 tentang irigasi ini belum samanya
persepsi tentang hak guna air bagi petani. Hak Guna Air yang melekat pada petani
diberikan ijin sesuai dengan kebutuhan petani subsistem hak guna air yang melekat
pada kebutuhan pokok petani tersebut. Manajemen aset adal upaya dalam menelurusi
operasional dan pemeliharaan tentang sistem irigasi.

Rencana induk irigasi :


Rencana induk disusun berdasarkan rencana sumberdaya air dan tata ruang wilayah
disepakati antara stake holder dan ditetapkan dengan perda. Pemerintah dan pemda
bertanggung jawab dalan pembangunan jaringan irigasi baru berdasarkan kesepakatan
dengan masyarakat setempat, sedangkan P3A bertangggung jawab dalam pembanguna
jaringan irigasi di wilayah kerjanya dengan bantuan dan difasilitasi oleh pemerintah
dan pemerintah daerah dengan memperhatikan prinsip kemandirian.
MATA KULIAH : IRIGASI DAN DRAINASE
NOMOR KODE / SKS : AGT 2401 /.3(2-1)
DESKRIPSI SINGKAT : Pada Mata Kuliah Ini Mahasiswa Mempelajari Pengertian Irigasi, Klasifikasi
Irigasi, Pengaruh Irigasi Terhadap Tanaman, Konsep Soil Plant Atmosfer Continum (Spac),
Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Padi Dan Non Padi, Kebutuhan Air Irigasi, Efisiensi Dalam
Irigasi, Perancangan Irigasi Curah, Pengertian Drainase, Pengaruh Drainase Terhadap Lahan
Pertanian, Modulus Drainase, Debit Puncak, Debit Rancangan , Perancangan Saluran Drainase
Permukaan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :
Setelah Mengikuti Kuliah Ini Mahasiswa, Akan Dapat Merancang Saluran Irigasi Dan Drainase
Tujuan Instruksional Khusus
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode Pembelajaran/ Sarana
Aspek Penilaian Estimasi Waktu (menit)
Sumber Kepustakaan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian irigasi, klasifikasi irigasi pertanian dan jenis dan sumber
air bagi irigasi pertanian
Pendahuluan 1.
1. Defenisi irigasi
2. Klasifikasi irigasi berdasarkan sumber tenaga
3. Jenis sumber air untuk irigasi pertanian
4. Persyaratan air untuk irigasi pertanian.
5. Metode pengukuran kuantitas air untuk irigasi pertanian berdasarkan sumbernya
6. Beberapa hal yang perlu dianalisa dalam menentukan kualitas air untuk irigasi Pertanian
Ceramah/ LCD
Slide powewrpoint 100 3 dan 6iii No
Tujuan Instruksional Khusus
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode Pembelajaran/s arana

Aspek Penilaian Waktu (menit)


Sumber Kepustakaan
2. dapat menjelaskan konsep Soil Plant Atmosfer Continum (SPAC) dan metode pengambilan dan
pemberian air untuk irigasi Konsep SPAC
1. Pengertian dari konsep SPAC
2. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam konsep SPAC untuk perancangan irigasi pertanian
3. Metode Pengambilan air untuk irigasi pertanian
4. Metode Pemberian air untuk pertanian Ceramah/ LCD slide powerpoint 100 3 dan 6 3. Mahasiswa
Teknik Pertanian (AGT) dapat untuk menjelaskan konsep hubungan tanah dan air. Konsep Hubungan
Tanah dan Air Pengaruh sifat fisik tanah seperti tekstur tanah, struktur tanah, kerapatan partikel,
kerapatan massa, porositas, infiltrasi, dan permeabilit as terhadap air. Ceramah / LCD slide
powerpoint 100 3 4. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT) dapat untuk menjelaskan konsep
ketersediaan air bagi tanaman. Konsep Ketersedia an Air bagi tanaman 1. Air tanah 2. Air higroskopis
3. Air Kapiler 4. Air gravitasi 5. Kapasitas Lapang 6. Titik Layu Permanen 7. Air tersedia bagi tanaman
8. Air tersedia yang siap pakai Ceramah/ LCD slide powerpoint 100 3 dan 6iv 5. Mahasiswa
Agroteknologi pertanian (AGT) dapat untuk menghitung kebutuhan air untuk tanaman, lahan usaha
tani dan irigasi pertanian. Kebutuhan Air Irigasi Pertanian 1. Kebutuhan Air tanaman 2. Kebutuhan air
untuk suatu lahan usaha tani 3. Kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi 4. Cara menghitung dan
menentukan Evaporasi, evapotranspirasi tanaman, perkolasi dan curah hujan efektif 5. Perhitungan
kebutuhan air untuk tanaman, lahan usaha tani dan irigasi pertanian. Ceramah/ LCD slide
powerpoint 100 1 6. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT) dapat untuk menghitung efisiensi
irigasi. Efisiensi irigasi 1. Konsep dan perhitungan efisiensi saluran air irigasi. 2. Konsep dan
perhitungan efisiensi pamakaian air irigasi. 3. Konsep dan perhitungan efisiensi penggunaan air
irigasi. 4. Konsep dan perhitungan efisiensi penyimpanan air irigasi. 5. Konsep dan perhitungan
efisiensi distribusi air irigasi. 6. Konsep dan perhitungan efisiensi kebutuhan air irigasi. Ceramah/ LCD
slide powerpoint 100 3 7. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT) dapat merancang irigasi curah
Rancangan Irigasi curah I 1. Kelebihan dan kekurangan irigasi curah. 2. Klasifiksi irigasi curah 3.
Komponen Penyusunan irigasi curah. 4. Tahapan Penyusun irigasi curah Ceramah, Diskusi/ LCD slide
powerpoint 100 7 dan 8 8. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT) dapat merancang irigasi curah
Rancangan Irigasi curah II 1. Prosedur desain irigasi curah. 2. Parameter desain irigasi curah. 3.
Contoh rancangan irigasi curah. Ceramah, Diskusi/ LCD slide powerpoint 100 7 dan 8 UJIAN MID
SEMESTER (MINGGU KE 9)v 10. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT) dapat untuk menjelaskan
pengertian drainase, klasifikasinya dan pengaruh drainase terhadap sifat fisik dan kimia tanah
Pengaruh drainase terhadap pertanian 1. Definisi drainase 2. Klasifikasi drainase berdasarkan
peruntukan 3. Klasifikasi drainase berdasarkan sasaran pengendaliannya. 4. Tujuan drainase
pertanian 5. Pengaruh tak-langsung yang bersifat positif dan negatif dari pembuangan air. 6.
Pengaruh tak-langsung yang bersifat positif dan negatif dari penurunan muka iar tanah. 7. Pengaruh
drainase terhadap sifat fisik tanah. 8. Pengaruh drainase terhadap sifat kimia tanah. Ceramah/ LCD
slide powerpoint 100 4 dan 5 11. Mahasiswa Agoteknologi Pertanian (AGT) dapat untuk menghitung
modulus drainase lahan pertanian. Modulus drainase 1. Definisi modulus drainase 2. Pengaruh
kelebihan air terhadap produksi tanaman padi 3. Metode perhitungan modulus drainase lahan
pertanian Ceramah/ LCD slide powerpoint 100 4 dan 5 12. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT)
dapat untuk menghitung debit puncak dengan metode Der Weduwen Debit Puncak (Qp) I 1.
Pengertian dan kegunaan debit puncak dalam rancangan saluran drainase 2. Pengukuran debit
puncak dengan metode Rasional 3. Perhitungan waktu konsentrasi 4. Perhitungan debit puncak
dengan metode Der Weduwen Ceramah dan diskusi/ LCD slide powerpoint 100 4 dan 5 13.
Mahasiswa Agroteknologi Pertanian (AGT) dapat untuk menghitung debit puncak dengan metode
Melchior. Debit Puncak (Qp) II 1. Perhitungan debit puncak dengan metode Mekchior 2. Memberikan
contoh perhitungan debit puncakdengan metode Mekchior Ceramah dan diskusi/ LCD slide
powerpoint 100 4 dan 5vi 14. Mahasiswa Agroteknologi Pertanian (AGT) untuk menghitung debit
rencana saluran pembuang/drainase. Debit Rencana (Qr) 1. Pengertian dan kegunaan debit
rancangan dalam rancangan saluran drainase 2. Data perencanaan saluran pembuang. 3.
Menghitung debit rencana saluran pembuang untuk tanaman padi (daerah datar) Ceramah dan
diskusi/ LCD slide powerpoint 100 4 dan 5 4. Menghitung debit rencana saluran pembuang untuk
tanaman non-padi (daerah berbukit) 15. Mahasiswa Agroteknologi pertanian (AGT) dapat untuk
menghitung dimensi saluran pembuang/drainase. Dimensi saluran Pembuang Menentukan rumus
dan kriteria hidrolik saluran (dimensi saluran ,Koefisien kehalusan Strickler, kekasaran Manning,
Kecepatan maksimum dan minimum yang diizinkan, tinggi muka air , potongan melintang saluran,
Tinggi jagaan) Ceramah dan diskusi/ LCD slide powerpoint 100 4 dan 5 UJIAN AKHIR SEMESTER
Sumber Kepustakaan : 1. Doorenbos.,J and W.O. Pruitt. 1977,. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirement. Irrigation and Drainage No 24. Rome. 2. Departemen Pekerjaan Umum,. 1986,.
Standart Perencanaan Irigasi. Direktorat Jenderal Pengairan. Jakarta. 3. Hansen, V.E., O.W. Israelsen
and G.E Stringham. 1986. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Terjemahan Endang P.T. Erlangga. Jakarta.
4. Kalsim,.D.K. 2002. Rancangan Irigasi Gravitasi, Drainase dan Infrastruktur. Bagian Teknik Tanah
dan Air. Departemen Agroteknologi pertanian. IPB Bogor.vii 5. Kalsim,.D.K. 1995. Teknik Drainase
Permukaan (penentuan debit rancangan dan debit puncak). Laboratorium Teknik Tanah dan Air.
Departemen Agroteknologi pertanian. IPB Bogor. 6. Kertasapoetra, A.G.,MM Sutedjo dan E
Pollein.,1994. Teknologi Pengairan Pertanian (Irigasi). Bumi Aksara.Jakarta. 7. Prastowo. 2003. Materi
Pelatihan Aplikasi Teknologi Irigasi Spinkler dan Drip. CERATA-LP IPB. Bogor 8. Prastowo dan
Liyantono., 2002. Prosedur Desain Irigasi tetes. Bagian Agroteknologi pertanian. IPB Bogor.

Anda mungkin juga menyukai