MOCH.SEDIONO.ME
BUKU PUSTAKA
► 1. IRIGASI oleh Ir Widjatmoko & Ir
Imam Suwadi,Dipl.HE
► 2. IRRIGATION Theory and Practice by
A M Michael.
► 3. IRRIGATION ENGINEERING AND HYDROULIC
STRUCTURES by Santosh Kumar Garg.
► 4. SEJARAH IRIGASI DI INDONESIA oleh
Ir.Abdullah Angoedi.
► 5. OPEN CHANNEL FLOW by
IRIGASI
► Seperti kita ketahui bersama bahwa penduduk didunia meningkat terus
artinya kebutuhan pangan untuk penduduk juga akan meningkat. Sehingga
pengetahuan tentang irigasi ditantang untuk mencari inovasi maupun
terobosan agar antara pertumbuhan penduduk & persediaan pangan dpt
imbang, sehingga disamping peningkatan kwantitas juga kwalitasnya.
► Contoh :Tanah yg tandus diupayakan menjadi lahan produktif salah satunya
dng tensedianya air irigasinya ( di Gn.kidul). Di Jawa lahan sawah kejar-
kejaran dng kebutuhan penduduk akan pemukiman, kalau tidak di jaga
maka kekurangan lahan teknis akan terus berkembang menjadi pemukiman.
► Perlu dipertimbangkan antara ketersediaan air dengan daerah tangkapan air
(DAS) sebagai daerah resapan, sehingga dimusim hujan air akan tertahan
dibagaian atas dan tidak menimbulkan bencana banjir didaerah bawah.
Demikian juga sebaliknya dimusim kemarau tidak ada kekurangan air atau
kekeringan karena sumber air terpelihara antara lain dng reboisasi.
► Ide atau gagasan tersebutlah yg menjadi tanggung jawab kita semua
utamanya generasi muda sebagai penerus kita termasuk
mahasiswa.
► Singkat dan jelasnya kita pelajari dulu apa “irigasi” atau ilmu irigasi
BAB I
PENGERTIAN
UMUM
► ILMU IRIGASI :
ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI TATA CARA
PEMBERIAN AIR serta PEMBUANGANNYA
► PEMBERIAN AIR :
IRIGASI TIDAK HANYA UNTUK KEPENTINGAN
PERTANIAN SAJA TETAPI JUGA UNTUK
KEPERLUAN UMUM (a.l MANDI,CUCI, PENGISI
SUMUR SEKITAR), untuk PERKEBUNAN,
PERIKANAN serta PETERNAKAN DLL.
SEJARAH IRIGASI
• ZAMAN PRASEJARAH :
Bila kita bicara tentang sejarah irigasi maka tidak lepas
dengan tanaman padi, sehingga kita harus menelusuri asal
mulanya bercocok tanam karena ini tujuan utama irigasi.
2. IRIGASI POMPA
* TEKNIS
* SEDERHANA
* TADAH HUJAN
IRIGASI TEKNIS
SYARAT UTAMA :
1. BANGUNANNYA PERMANEN / TETAP.
2. AIR TERUKUR DENGAN BAIK MULAI INTAKE
SAMPAI SADAP.
3. SAL. PEMBAWA DAN PEMBUANG TERPISAH
4. PETAK TERSIER DPT
BERKEMBANG/TERATUR
TAMBAHAN :
► MEMPUNYAI EFISIENSI 50 – 60 % (artinya dlm
MK terjamin 50 s/d 60 % areal sawah terairi)
IRIGASI SEMI TEKNIS /
SETENGAH TEKNIS
SYARAT UTAMA :
1. BANGUNAN PERMANEN / SEMI PERMANEN
2. TERUKUR SEBAGIAN
3. SALURAN PEMBAWA DAN PEMBUANG BELUM
TERPISAH SEMPURNA
TAMBAHAN :
► SALURAN TERSIER BELUM DIKEMBANGKAN.
► EFISIENSI NYA 40 – 50 %
► LUAS LAHAN SAMPAI 2000 HA
Contoh sal pembawa tanpa saluran pembuang,
atau saluran pembawa juga pembuang.
IRIGASI SEDERHANA
SYARAT UTAMA :
1. BANGUNANNYA SEDERHANA / MATRAS.
2. TIDAK TERUKUR
3. SALURAN PEMBAWA JUGA SAL.PEMBUANG
TAMBAHAN :
► TERSIERNYA BELUM BERKEMBANG
► EFISIENSI NYA KURANG 40%
► LUAS LAHAN KURANG DARI 500 HA / KECIL.
IRIGASI TADAH HUJAN
SYARAT UTAMA :
1. BANG.PENGAMBILAN BERUPA RUMPON /
BATU DISUSUN MELINTANG SUNGAI.
2. AIR MASUK TIDAK TERUKUR.
3.LUAS LAHAN RELATIF SEMPIT (1-2 ha).
TAMBAHAN :
TERAIRI CUKUP PADA MUSIM HUJAN.
BIASANYA DIBANG DITIKUNGAN LUAR
SUNGAI.
Circulasi hidrologi
Precipitation
evaporation
Groundwater flow
ocean
UNSUR POKOK FUNGSIONAL
IRIGASI
► HEAD WORKS, meliputi :
(Mata air sungai waduk)
► JARINGAN PEMBAWA
(Sal. Induk sekunder tersier s/d 50m dari sadap)
► PETAK TERSIER
(Sub tersier kawarter)
► Artinya :
* waktu = waktu pengaliran/pemberian air
* ruang = areal yang akan diairi
* jumlah = debit yang diperlukan setiap tahap
tanam
* mutu = air harus tidak terkontaminasi
1. WAKTU
(waktu
pengaliran)
► Indonesia terbagi dalam dua musim antara lain
musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK).
► Musim hujan (MH) di mulai bln Oktober –
Maret
► Musim kemarau (MK) di mulai bln April – Sept.
► Didalam satu tahun umumnya dibagi 3 (tiga)
musim tanam : MT I, MT II dan MT III.
► Unt pemeliharaan jaringan dlm setahun
diadakan pengeringan satu bulan yang
2. RUANG
(areal)
► Ruang artinya areal yang akan diberi air sesuai jenis
tanaman (padi / palawija). Perhitungan kebutuhanan
air berdasarkan koefisien debit tersedia. (Qt/Qk)
► Contoh sawah dengan pola tanam :
Padi-padi-padi terairi bila koef debit (1)
Padi-padi-palawija terairi bila koef (90%)
Padi-palawija-palawija terairi bila koef (70%)
Padi-palawia-bero terairi bila koef (60%)
Palawija-palawija-bero terairi bila koef (50%)
Palawija-bero-bero terairi bila koef <50%
3. JUMLAH (debit)
► Jumlah debit air yang dialirkan pada
tanaman akan disesuaikan masa
pertumbuhan / umur tanaman.
► Dibawah ini angka pendekatan pemberian
air sesuai masa pertumbuhan tanaman.
- Pengolahan tanah (1 bulan) 1.20 l/dt
- Pewinihan (1 bulan) 0.80 l/dt
- Pertumbuhan I (15 hr) 0.70 l/dt
- Pertumbuhan II (15 hr) 0.50 l/dt
- Panen (1 bulan) - l/dt
Contoh:Cara pengolahan tanah dengan
debit Q = 1.20 l/dt,dengan alat
mekanis/handtractor.Namun saat ini belum
banyak dimiliki petani.
HAND TRACTOR
► Hand tractor : mempunyai kelebihan soal
waktu kerjanya dibanding dengan
tenaga hewan.
► Kedalaman pisau olahnya rata-rata hanya 10-
15 cm, sedangkan cangkul dapat mencapai
20 cm kedalaman tanah.
► Kesulitannya belum semua petani mampu
memiliki karena harga cukup tinggi.
► Perlu ada uluran tangan dari pemerintah
untuk pengadaannya.
Pengolahan tanah (tradisional/luku).Namun
kesulitannya sudah banyak petani yg tidak mempunyai
hewan penarik kerbau/sapi.
ALAT TRADISIONAL (LUKU)
► Kelebihan luku / alat bajak masih banyak
petani yang memiliki dan mudah
perawatannya.
► Kesulitannya hewan penarik (kerbau/sapi)
sudah jarang dimiliki petani sehingga sering
menyewa pd pemilik ternak.
► Di Kebumen karena sdh agak sulit pemilik
ternak kerbau sehingga terpaksa orang yang
menarik (biasanya dua yg menarik dan satu
yg menekan pisau lukunya.
► Sehingga ada pemeo asal nama Kebumen
dari “diarani kebo yo men” artinya dikatakan
kerbau ya biar saja.
Pembibitan (1 bulan) Q = 0.80 l/dt
LAHAN PEMBIBITAN
► Pembibitan bisa ditanam disatu lahan
untuk dipergunakan bersama.
Sehingga saat para petani mengolah
tanah,sdh ada lahan khusus yg dibuat
untuk membuat pembibitan,
► Sehingga waktu 2 bulan untuk
pembibitan dan pengolahan tanah dpt
dipersingkat menjadi sebulan sampai
1,5 bulan.
► Biasanya cara ini di desa yang sdh ada
organisasi P3A nya (Persatuan Petani
Pemakai Air) dan Ulu-ulu teknis.
Awal tanam padi.
(debit Q = 0.70 l/dt)
Padi umur satu bulan,dengan debit
(Q=0.50 l/dt)
Padi umur dua bulan dengan debit air Q
= 0.50 l/dt
Padi unggul umur tiga bulan,air sdh mulai
dikeringkan sampai panen
4 .MUTU (kwalitas)
Artinya :
Kualitas air tidak tercemar / terkontaminasi
limbah atau zat yg dpt mematikan tanaman.
Kualitas air tidak menyebabkan / mengurangi
kesuburan tanaman.
Kualitas air diharapkan tidak hanya akan
menyuburkan tanaman tetapi juga butir padi
akan terisi sempurna.
Contoh : Sungai yg tercemar limbah dari pabrik,akibatnya bisa
membuat subur tapi juga dapat mematikan tanaman.
SYSTEM OF IMTENSIICATION (SRI)
Contoh bibit unggul hasil penemuan.
Jml tunas 30 16
Jml butir/malai 137 110
Brt gabah/malai 3,7 gr 2,86 gr
Berat per 1000 btr gabah 27,5 gr 26 gr
Kadar air saat panen 17,5 % 18,2%
Contoh : bibit unggul SRI umur 3 (tiga) bulan
BAB IV .
POLA TANAM / POLA TATA TANAM
► Pola tanam atau pola tata tanam adalah
pengaturan jenis tanaman, jadwal tanam serta
jumlah pemberian air nya.
► Contoh pengaturan pola tanam : misalkan
areal bendung 5000 ha, karena musim
kemarau panjang ,air tersedia disungai hanya
70 %, maka pola yg semula : (padi-padi-padi)
di ganti (padi-padi-palawija).
► Pemberian airnya diatur sistem golongan
*sbb : golongan I
Padi 1 Maret 2010
* Padi golongan II 15 Maret 2010
* Palawija gol. III 1 April 2010
PERENCANAAN TANAM
NERACA AIR :
► Neraca air adalah perbandingan antara air tersedia
disungai dan kebutuhan air tanaman disawah
(Qt/Qk), selanjutnya akan menghasilkan :
* Debit air/kebutuhan air irigasi
* Luas daerah irigasi / areal (ha)
* Pola tanam / pola tata tanam
* Pengaturan pemberian air (rotasi)
► Sehingga bila debit sungai cukup sesuai kebutuhan
areal tanaman, maka pola tanam padi-padi-padi
dapat diterapkan, namun apabila air tersedia kurang
maka dapat diatasi dengan :
* Pengurangan luas oncoran (mis. dari 5000
ha menjadi 4000 ha dst)
* Modifikasi jenis tanaman (mis.padi jadi
palawija)
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
AIR TANAMAN ANTARA LAIN :
ALAM
* TOPOGRAFI (MEDAN),SKALA 1:25.000
* KLIMATOLOGI (CUACA)
* TEKSTUR TANAH
► ETo =
Evaporasi
tanaman
(mm/hr)
► Evaporasi dihitung dng rumus ”PENMAN “.
ETo = 0.35(Pa-Pu)(1+U2/100)
Dimana :
Eto = penguapan (mm/hari)
Pa = tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata harian dlm mm Hg
Pu = tekanan uap jenuh pd suhu atmosfir dlm mm Hg
U2 = kecepatan angin pd ketinggian 2m dalam mile/hari atau dalam m/dt harus dikalikan
(24x60x60)/1600
3. MENGHITUNG SALURAN
PEMBUANG
(TERSIER,SEKUNDER,PRIMER/INDUK)
► Penyelesaian :
* Etc = Kc x ETo
= 1.1 x 5.9 = 6.49 mm/hr
* NFR = Etc+P-Re+WLR
= 6.49 + 2 – 2 + 3.3 = 9.79 mm/hr = 9.79/8.64 = 1.13
* IR padi l/dt
= NFR/e.tot
= 9.79/0.65 mm/hr =15.06 mm/hr atau = 1.13/0.65 =
* IR pal. 1.74 l/dt
= (Etc-Re) / e.tot
=(6.49-3)/0.65 dijadikan l/dt dibagi 8.64 = 0.60 l/dt
NILAI KONVERSI (8,64) ADALAH
PERUBAHAN DARI (mm/hr) ke (l/dt)
AKTU (detik)
C.NFR.A
Rumus : Q = ---------- = l/dt hrs
edijadikan
(t/s/p) (m3/dt)
► Nilai e (efisiensi sal) tergantung lokasi sal.
yg dihitung misalkan : t (tersier)=0.80,
s (sekunder)=0.85 dan p (primer)=0.90
► Nilai C adalah koef pengurangan karena
giliran.
► Nilai A adalah luas areal terairi dalam (ha)
► Satuan NFR untuk menghitung debit (Q)
“harus dirubah dari mm/hr menjadi (l/dt)”
MENGHITUNG KECEPATAN (V)
►V = 0.42 (Q)^0.182 satuannya m/dt (rumus ini
untuk keepatan saluran didaerah datar).
► F (luas penampang basah) = Q/V satuannya (m2)
► O (panjang keliling basah) = b+2h √ 1+m2 m’
► R (radius basah efektif) = F/O m’
► I saluran dng rumus Strickler : V= K . R^2/3 . i^1/2
V
► I (kemiringan saluran) =[ ------------ ]^2
K . R^2/3
PENJELASAN (menghitung demensi)
► Rumus umum Q = F x V
► V didaerah datar = 0.42 (Q)^0.182
► F = Q/V ……………….(1)
► F = {(b+b+2h)}/2 x h ……….(2)
► Karena m (kemiringan sal. Diambil 1:1) maka b=h
sehingga bila rumus (2) nilai b diganti h semua akan
ketemu nilai 2h^2
► Selanjutnya masukkan ke (1) maka akan ketemu
harga h dan b yang sama harganya.
► Selanjutnya rumus R=F/O dimana O adalah keliling
basah saluran (O=b+2h √ 1+m^2), maka R ketemu.
► Masukan pada rumus Strikler V=k.R^2/3.i^1/2
Rumus : Strickler dan Manning”
(Z) beda
aliran air (H) tinggi
dasar saluran
Contoh : 5.5mm+200mm+3mm+2mm-2mm
WRD= x 1000 ha
0.65
= 37126 l/dt.ha = 37.126 m3/dt.ha
Alat ukur curah hujan (Efektive Rainfall / Re)
URUTAN MENGERJAKAN TUGAS IRIGASI
► Rumus : V = c . D ^0.64
W=F
Y=D=h
ANGKA PENDEKATAN
Waking/jagaan/freeboard
Lebar tanggul
<1 1 3
1<Q<5 1.5 5
5<Q<10 2 5
10<Q<15 3.5 5
Q 15 3.5 5
PINTU PENGAMBILAN PD B.BAGI
► Didalam perhitungan pengukuran air di b.bagi maupun
b.sadap pada umumnya diukur dengan bangunan ukur
Romijn. Sedang rumus Romijn yang dipakai adalah :
► Q = 1.71 b H^3/2 atau H = (Q/1.71xb)^2/3
dimana : Q = debit (m3/dt) b = lebar meja Romijn dan H =
tinggi energi diatas meja (m)
H ho
PEGUNU
LEMBAH
NGAN
TATA LETAK JARINGAN PEMBUANG
► JALAN DESA
► K.KLEPU
PERKAMPUNGAN
PEMBUANG TERSIER
PEMBUANG SEKUNDER
LAYOUT PETAK TERSIER PD DAERAH TERJAL
► SAL.PRIMER
► SAL TERSIER
ALAT PENGUKUR DEBIT
► Beberapa alat ukur yg umum dipakai :
1. Alat ukur ambang lebar
2. Romijn Q = 1.71 b.H ^3/2
3. Cipoletti Q = 0.42 b.h √ 2g.h
atau = 1.86 bh^3/2
1)
b t
h 2) 3) b1
PELATIHAN