sampler)
Pukul tabung belah yg d SPT yg dihubunghkan oleh
Batang Pancang sedalam 18 inch (457,2 mm)
Hitung pukulan untuk penetrasi 12 inch (305 mm), jumlah
pukulan itu disebut nilai N
Pemukul oleh Palu Pemukul 140 lb (63,5 kg), dgn
ketinggian 30 inch (762 mm)
6 inch pertama utk menenpatkan tabung pada tanah tidak
terganggu.
2 interval 6 inch utk dimabil junlah pukulan yg disebut N SPT
Bila tanah sangat keras nilai N tidak tercapai (contoh 70/100
artinya diperlukan 70 pukulan untuk mencapai penetrasi 100 mm.
casing
Jumlah pukulan
Ditentukan pada
Jarak 12 inc (30 cm)
1.
2.
3.
4.
Diameter Batang
pancang (mm)
Modulus Penampang (1
x 10 pangkat -6 m3)
40,5
4,28
4,33
50.0
8,59
7,23
60.0
12,95
10,03
Anvil
Anvil
Batang pancang
Sistem
Jepang
Otomatis
(Tombi)
Jepang
T-K-P
(2 putaran)
Inggris
Otomatis
(Pilcon)
Inggris
T-K-P
(1 putaran)
Ukuran
Pemutar
Jenis Palu
(%)
Palu
100
Donut
Kecil
130 mm
83
Kecil
100 mm
Berat (kg)
Bantalan
(%)
Er
(%)
2.0
0.78
78
Donut
2.0
0.78
65
100
Donut
(pilcon)
19.0
0.60
60
85
Selubung
3.0
0.71
60
(Old Standard)
RRC
Otomatis
(Pilcon)
Donut
(pilcon)
60
RRC
Tambang &
katrol (manual)
Donut
55
Amerika
T-K-P
(2 putaran)
Besar
200 mm
Inggris
T-K-P
(2 putaran)
Kecil
100 mm
Amerika
T-K-P
(2 putaran)
Besar
200mm
70
70
Pengaman
(safety)
2.5
Selubung
(Old Standard)
3.0
Donut
12.0
0.79
55
50
0.64
45
11
20
PENGEBORAN
Data SPT
Nilai N value yang diperoleh dengan percobaan
standard Penetration Test dapat dihubungkan
Dengan
N = 15 + (N 15)
N = N SPT hasil koreksi
N = n SPT lapangan; bila N < 15 nilai N tidak perlu
dikoreksi
25
LAPORAN PENGUJIAN
Akan jauh lebih baik tentunya bila laporan hasil uji, disamping memuat informasi standar, juga
dilengkapi dengan informasi lain. Agar hasil uji SPT bisa diinterprestasikan dan dipergunakan
secara maksimal, sebaiknya lporan hasil uji memuat informasi-informasi sbb:
1. Lokasi
2. Tanggal pemboran sampai di elevasi pengujian
3. Tanggal dan waktu dimulainya pengujian SPT
4. Nomor lubang bor
5. Kedalaman muka air tanah
6. Diameter lubang bor
7. Cara pengeboran dan ukuran casing (bila diperlukan)
8. Kedalaman dasar bor
9. Kedalaman dasar casing
10. Kedalaman muka air atau lumpur boir di dalam lubang bor pada saat uji SPT dilakukan
11. Jenis palu SPT dan metoda penjatuhannya
12. Ukuran dan berat batang yang digunakan untuk uji SPT
13. Tinggi jatuh palu
14. Kedalaman penetrasi awal akibat berat sendiri rangkaian alat
15. Perlawanan penetrasi tahap awal dan perlawanan penetrasi uji SPT (3 kali per 150 mm)
16. Deskripsi tanah sebagaimana diperoleh dalam tabung SPT
17. Catatan pengamatan mengenai kestabilan lapisan yang diuji, atau hambatan yang dialami
selama proses pengujian yang akan sangat membantu dalam menginterprestasi hasil
pengujian
18. Hasil kalibrasi, bila ada. (catatan: kalibrasi harus dilakukan pada setiap alat dan juga pada
personel yang mengoperasikan peralatan tersebut.
26
27
Bowles mengambil
energi standar sebesar
70% (BOWLEA, 1986).
Note; dengan
menormalisasikan nilai
N dari tiap jenis SPT
yang dipakai, maka akan
didapat kan nilai N yg
lebih kurang sama
(artinya dapat
direproduksi/diulang).
Panjang Batang
> 10 m
6-10 m
3-6 m
3-4 m
65- 115 mm
150 mm
200 mm
1.00
0.95
0.85
0.75
1.00
1.20
1.00
1.05
1.15
Contoh
Perusahaan A:
Menggunakan peralatan SPT sistem Jepang
Contoh
Perusahaan B:
Menggunakan peralatan SPT sistem Amerika
Dr
<0,15
<4
Lepas
0,15-0,35
4-10
Sedang
0,35-0,65
10-30
Padat
0,65-0,85
30-50
Sangat Padat
0,85-1,00
>50
Sangat lepas
Skemton (1986): Korelasi ini berdasarkan hasil uji Amerika dengan energi efektif
Kurang 45% dan tegangan efektif vertikal kurang 7,32 ton/m2
33
Agar dapat digunakan secara lebih universal, nilai N pada Tabel 4. perlu diubah ke
energi standar tertentu dengan tegangan vertikal efektif sebesar 1 kg/cm2.
Dr
N1 60
Sangat lepas
<0,15
<4
<3
Lepas
0,15-0,35
4-10
3-8
Sedang
0,35-0,65
10-30
8-25
Padat
0,65-0,85
30-50
25-42
Sangat Padat
0,85-1,00
>50
>42
34