com
OLEH :
KATA PENGANTAR
Kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan izin-Nyalah kita diberi kemudahan dalam meyelesaikan segala
aktivitas. Laporan ini merupakan tugas besar yang harus diselesaikan karena
merupakan syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas besar ini, diantaranya :
1. Bapak Sxxxxxx, ST, MT. Selaku dosen assistensi.
2. Teman – teman angkatan 20XX.
3. Beserta pihak – pihak yang secara tidak langsung membantu saya dalam
penyelesaian tugas ini.
Demikianlah pengantar dari saya dan apabila dalam penyusunan laporan ini
terdapat kesalahan perhitungan ataupun penulisan baik yang disengaja ataupun tidak
saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya. Sekian. Dan terima kasih
Penulis
www.munsyafandi.com
DAFTAR ISI
www.munsyafandi.com
BAB I
PENDAHULUAN
4
3
1
1
1
1
5
8 7 1
8 6
9 7
10 10
daratan
laut
Keterangan :
1. Penguapan
2. Awan hujan
3. Penguapan kembali
4. Hujan
5. Aliran Limpasan
6. Aliran permukaan
7. Aliran antara
8. Infiltrasi
9. Perkolasi
10. Aliran air tanah
Siklus hidrologi merupakan gerakan air laut ke udara dalam bentuk uap
yang diakibatkan oleh panas matahari yang kemudian di bawa kedaratan oleh
angin dan kemudian jatuh sebagai hujan ke permukaan tanah. Air huajn yang
jatuh ke permukaan tanah tersebut ada yang mengalir ke permukaan tanah dan ada
masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah dan air – air tersebut nantinya juga
akan kembali menuju laut lagi dan terjadi penguapan kembali oleh matahari.
( Sosrodarsono dan Takeda, 2003 : 2 )
5. Hidrolika
Ilmu yang mempelajari gerakan air beraturan dalam sistem sederhana.
6. Oceanogarfi dan Limnologi
Ilmu yang berkaitan dengan laut dan danau.
7. Statistik
Ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik menjadi
informasi yang sangat berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 5 – 6 )
BAB II
Landasan Teori
Metode ini biasa digunakan untuk daerah – daerah dimana distribusinya
dari pengamat hujan tidak tersebar merata. Dan hasilnya lebih teliti. Adapun
caranya, yaitu :
a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing –
masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon –
poligon mengelilingi tiap – tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga
tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas - batas daerah pengamat yang
bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat didalam DAS dan luas DAS seluruhnya
dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai persentase dari
luas DAS seluruhnya. Dan menghitung luas juga bisa menggunakan kertas
milimeter blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata – rata daerah di dapat dengan
mengalikan hujan rata – rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi
tiap stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang
bersangkutan.
www.munsyafandi.com
Rumus umum :
R =
A R + A R +......................+ A R
1 1 2 2 n n
.......................... ( 2.1 )
A + A + ....................+ A
1 2 n
Keterangan :
= 108,134 mm
Jadi, curah hujan rata – rata untuk tahun 1983 adalah 108,134 mm
Untuk perhitungan curah hujan pada tahun yang lain mengikuti
www.munsyafandi.com
Data curah hujan
Data - data curah hujan harian
No Tahun Curah Hujan diberbagai Stasiun ( mm )
Stasiun A Stasiun B Stasiun C Stasiun D Stasiun E
1 1983 115,016 82 103 99 100
2 1982 103,016 72 82 79 80
3 1981 131,016 70 122,016 70 101,016
4 1980 59 52 142,016 58 168
5 1979 83 92 72 102,016 95
6 1978 75 69 110,016 111,016 94
7 1977 95 71 97 151,016 65
8 1976 72 86 88 95 65
9 1975 53 70 119 74 84
10 1974 48 101,016 67 101 77
11 1973 137 111,016 58 105 88
12 1972 81 91,016 38 82 108
13 1971 74 80 116 88 113,016
14 1970 60 59 72 77 132,016
15 1969 82 122 129 100,016 102,016
16 1968 58 112 118 112,016 111,016
17 1967 106,016 89 98 110,016 151,016
18 1966 90,016 74 69 121,016 74
19 1965 93,016 63 93 66 83
20 1964 82 101,016 70 100 80
21 1963 111 111,016 86 106 86
22 1962 106 91,016 95 97 95
23 1961 73 43 72 95 72
24 1960 81 68 81 78 88
25 1959 100 70 171 150 91
Keterangan :
Luas stasiun A = 21,927 km2
Luas stasiun B = 15,189 km2
Luas stasiun C = 11,175 km2
Luas stasiun D = 15,610 km2
Luas stasiun E = 15,284 km2
Perhitungan
Perhitungan rata - rata curah hujan dengan metode Polygon Thiessen
No Tahun Curah Hujan diberbagai Stasiun ( mm ) Rata2 Curah
Hujan
Stasiun A Stasiun B Stasiun C Stasiun D Stasiun E ( mm )
1 1983 115,016 82 103 99 100 100,934
2 1982 103,016 72 82 79 80 84,926
3 1981 131,016 70 122,016 70 101,016 100,226
4 1980 59 52 142,016 58 168 90,216
5 1979 83 92 72 102,016 95 89,241
6 1978 75 69 110,016 111,016 94 89,560
7 1977 95 71 97 151,016 65 95,933
8 1976 72 86 88 95 65 80,128
9 1975 53 70 119 74 84 75,700
10 1974 48 101,016 67 101 77 76,898
11 1973 137 111,016 58 105 88 105,104
12 1972 81 91,016 38 82 108 82,263
13 1971 74 80 116 88 113,016 91,371
14 1970 60 59 72 77 132,016 78,755
15 1969 82 122 129 100,016 102,016 103,723
16 1968 58 112 118 112,016 111,016 97,709
17 1967 106,016 89 98 110,016 151,016 111,098
18 1966 90,016 74 69 121,016 74 87,000
19 1965 93,016 63 93 66 83 79,999
20 1964 82 101,016 70 100 80 87,118
21 1963 111 111,016 86 106 86 101,666
22 1962 106 91,016 95 97 95 97,679
23 1961 73 43 72 95 72 71,250
24 1960 81 68 81 78 88 79,268
25 1959 100 70 171 150 91 112,387
Total 2194,096 2053,096 2368,048 2427,112 2403,096 2277,927
BAB III
Landasan Teori
Pengujian RAPS ini digunakan untuk menguji ketidakpanggahan antar
data pada stasiun itu sendiri dengan mendeteksi pergeseran nilai rata – rata (mean )
Rumus umum :
∑( Y i
- Y )2
i =1 ............................................................................... ( 3.2 )
Dy2 =
n
k
Sk *
Sk** = .......................................... Dy = Σ Dy2 ....................... ( 3.4 )
Dy
Keterangan :
n = banyak tahun
Yi = data curah hujan ke- i
Nilai Statistik ( R )
R = maks | Sk** | - min | Sk** |......................................................(3.6 )
0<k<n 0<k<n
Keterangan :
Q dan R = nilai statistik
www.munsyafandi.com
2.2 Perhitungan
Diketahui :
Contoh data curah hujan stasiun A pada tahun 1983 sebesar 115,016 mm
Banyak tahun 25
Jumlah curah hujan pada stasiun A sebesar 2168,096 mm
Ditanyakan :
Lakukan pegujian RAPS dan beri kesimpulan !
Penyelesaian :
2168,096
Y =
25
= 86,724 mm
( 115,016 - 86,724)2
Dy2 =
25
= 32,017 mm2
28,292
Sk** =
22,766
= 1,243
Menentukan konsistensi
Maka :
Q 3,904 3,904
n = 25 = 5 = 0,7807
Q
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n
www.munsyafandi.com
R 3,904 3,904
n = 25 = 5 = 0,7807
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Sehingga :
R R
berdasarkan hitungan< berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,7807 < 1,37 konsisten
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun A Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1981 dengan nilai 3,904 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
www.munsyafandi.com
Diketahui :
N = 25
|Sk**| ( max ) = 3,904
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 3,904
R = 3,904 – 0,000
= 3,904
www.munsyafandi.com
Menentukan konsistensi
Maka :
Q 3,904 3,904
n = 25 = 5 = 0,7807
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q
= 1,1 + ((1,12 -1,1 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,105
Sehinga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,7807< 1,105 konsisten
R 3,904 3,904
n = 25 = 5 = 0,7807
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
R
= 1,34 + ((1,4 -1,34) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,37
Sehingga :
R R
berdasarkan hitungan< berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,7807 < 1,37 konsisten
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun A Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1981 dengan nilai 3,904 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
www.munsyafandi.com
Tabel II
Hasil perhitungan RAPS stasiun B
2
No Tahun Curah Hujan SK* DY SK** I SK** I
( mm )
1 1983 82 -0,004 0,000 0,000 0,000
2 1982 72 -10,008 4,003 -0,510 0,510
3 1981 70 -22,012 5,764 -1,121 1,121
4 1980 52 -52,016 36,010 -2,650 2,650
5 1979 92 -42,020 3,997 -2,141 2,141
6 1978 69 -55,024 6,764 -2,803 2,803
7 1977 71 -66,028 4,844 -3,364 3,364
8 1976 86 -62,032 0,639 -3,160 3,160
9 1975 70 -74,036 5,764 -3,772 3,772
10 1974 101,016 -55,024 14,458 -2,803 2,803
11 1973 111,016 -26,012 33,668 -1,325 1,325
12 1972 91,016 -17,000 3,249 -0,866 0,866
13 1971 80 -19,004 0,161 -0,968 0,968
14 1970 59 -42,008 21,167 -2,140 2,140
15 1969 122 -2,012 63,987 -0,103 0,103
16 1968 112 27,984 35,990 1,426 1,426
17 1967 89 34,980 1,958 1,782 1,782
18 1966 74 26,976 2,563 1,374 1,374
19 1965 63 7,972 14,446 0,406 0,406
20 1964 101,016 26,984 14,458 1,375 1,375
21 1963 111,016 55,996 33,668 2,853 2,853
22 1962 91,016 65,008 3,249 3,312 3,312
23 1961 43 26,004 60,852 1,325 1,325
24 1960 68 12,000 7,844 0,611 0,611
25 1959 70 -0,004 5,764 0,000 0,000
Total 2050,096 385,266
Hasil akar 19,628
Rata - Rata 82,004
Diketahui :
N = 25
|Sk**| ( max ) = 3,772
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 3,772
R = 3,772 - 0,000
= 3,772
www.munsyafandi.com
Menentukan konsistensi
Maka :
Q 3,772 3,772
n = 25 = 5 = 0,754
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q
= 1,1 + ((1,12 -1,1 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,105
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,754 < 1,105 konsisten
R 3,772 3,772
n = 25 = 5 = 0,754
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
R
= 1,34 + ((1,4 -1,34 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,37
Sehingga :
R R
berdasarkan hitungan< berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,754 < 1,37 konsisten
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun B Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1975 dengan nilai 3,772 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dan 1983 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
www.munsyafandi.com
Tabel III
Hasil perhitungan RAPS stasiun C
2
No Tahun Curah Hujan SK* DY SK** I SK** I
( mm )
1 1983 103 8,278 2,741 0,289 0,289
2 1982 82 -4,444 6,474 -0,155 0,155
3 1981 122,016 22,850 29,798 0,798 0,798
4 1980 142,016 70,144 89,469 2,449 2,449
5 1979 72 47,422 20,652 1,656 1,656
6 1978 110,016 62,716 9,356 2,190 2,190
7 1977 97 64,994 0,208 2,269 2,269
8 1976 88 58,272 1,807 2,035 2,035
9 1975 119 82,550 23,577 2,882 2,882
10 1974 67 54,828 30,740 1,914 1,914
11 1973 58 18,106 53,940 0,632 0,632
12 1972 38 -38,616 128,695 -1,348 1,348
13 1971 116 -17,338 18,110 -0,605 0,605
14 1970 72 -40,060 20,652 -1,399 1,399
15 1969 129 -5,782 46,999 -0,202 0,202
16 1968 118 17,496 21,675 0,611 0,611
17 1967 98 20,774 0,430 0,725 0,725
18 1966 69 -4,948 26,465 -0,173 0,173
19 1965 93 -6,670 0,119 -0,233 0,233
20 1964 70 -31,392 24,447 -1,096 1,096
21 1963 86 -40,114 3,043 -1,401 1,401
22 1962 95 -39,836 0,003 -1,391 1,391
23 1961 72 -62,558 20,652 -2,184 2,184
24 1960 81 -76,280 7,532 -2,663 2,663
25 1959 171 -0,002 232,733 0,000 0,000
Total 2368,048 820,317
Hasil akar 28,641
Rata - Rata 94,722
Diketahui :
N = 25
|Sk**| ( max ) = 2,882
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 2,882
R = 2,882 – 0,000
= 2,882
www.munsyafandi.com
Menentukan konsistensi
Maka :
Q 2,882 2,882
n = 25 = 5 = 0,576
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q
= 1,1 + ((1,12 -1,1 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,105
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,576 < 1,105 konsisten
R 2,882 2,882
n = 25 = 5 = 0,576
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
R
= 1,34 + ((1,4 -1,34) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,37
Sehingga :
R R
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,576 < 1,37 konsisten
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun C Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1975 dengan nilai 2,882 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
www.munsyafandi.com
Tabel IV
Hasil perhitungan RAPS stasiun D
2
No Tahun Curah Hujan SK* DY SK** I SK** I
( mm )
1 1983 99 1,916 0,147 0,087 0,087
2 1982 79 -16,168 13,081 -0,731 0,731
3 1981 70 -43,252 29,342 -1,955 1,955
4 1980 58 -82,336 61,102 -3,721 3,721
5 1979 102,016 -77,404 0,973 -3,498 3,498
6 1978 111,016 -63,472 7,764 -2,868 2,868
7 1977 151,016 -9,540 116,346 -0,431 0,431
8 1976 95 -11,624 0,174 -0,525 0,525
9 1975 74 -34,708 21,315 -1,568 1,568
10 1974 101 -30,792 0,613 -1,391 1,391
11 1973 105 -22,876 2,507 -1,034 1,034
12 1972 82 -37,960 9,101 -1,715 1,715
13 1971 88 -47,044 3,301 -2,126 2,126
14 1970 77 -67,128 16,135 -3,033 3,033
15 1969 100,016 -64,196 0,344 -2,901 2,901
16 1968 112,016 -49,264 8,919 -2,226 2,226
17 1967 110,016 -36,332 6,689 -1,642 1,642
18 1966 121,016 -12,400 22,910 -0,560 0,560
19 1965 66 -43,484 38,649 -1,965 1,965
20 1964 100 -40,568 0,340 -1,833 1,833
21 1963 106 -31,652 3,180 -1,430 1,430
22 1962 97 -31,736 0,000 -1,434 1,434
23 1961 95 -33,820 0,174 -1,528 1,528
24 1960 78 -52,904 14,568 -2,391 2,391
25 1959 150 0,012 112,004 0,001 0,001
Total 2427,112 489,677
Hasil akar 22,129
Rata - Rata 97,084
Diketahui :
N = 25
|Sk**| ( max ) = 3,721
|Sk**| ( min ) = 0,001
Q = 3,721
R = 3,721 – 0,001
= 3,720
www.munsyafandi.com
Menentukan konsistensi
Maka :
Q 3,721 3,721
n = 25 = 5 = 0,744
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q
= 1,1 + ((1,12 -1,1) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,105
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,744 < 1,105 konsisten
R 3,720 3,720
n = 25 = 5 = 0,744
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
R
= 1,34 + ((1,4 -1,34 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,37
Sehingga :
R R
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,744 < 1,37 konsisten
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun D Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1980 dengan nilai 3,721 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,001 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
www.munsyafandi.com
Tabel V
Hasil perhitungan RAPS stasiun E
2
No Tahun Curah Hujan SK* DY SK** I SK** I
( mm )
1 1983 100 3,876 0,601 0,160 0,160
2 1982 80 -12,248 10,399 -0,506 0,506
3 1981 101,016 -7,356 0,957 -0,304 0,304
4 1980 168 64,520 206,646 2,663 2,663
5 1979 95 63,396 0,051 2,617 2,617
6 1978 94 61,272 0,180 2,529 2,529
7 1977 65 30,148 38,748 1,244 1,244
8 1976 65 -0,976 38,748 -0,040 0,040
9 1975 84 -13,100 5,880 -0,541 0,541
10 1974 77 -32,224 14,629 -1,330 1,330
11 1973 88 -40,348 2,640 -1,666 1,666
12 1972 108 -28,472 5,642 -1,175 1,175
13 1971 113,016 -11,580 11,414 -0,478 0,478
14 1970 132,016 24,312 51,529 1,004 1,004
15 1969 102,016 30,204 1,389 1,247 1,247
16 1968 111,016 45,096 8,871 1,862 1,862
17 1967 151,016 99,988 120,525 4,127 4,127
18 1966 74 77,864 19,579 3,214 3,214
19 1965 83 64,740 6,890 2,672 2,672
20 1964 80 48,616 10,399 2,007 2,007
21 1963 86 38,492 4,100 1,589 1,589
22 1962 95 37,368 0,051 1,543 1,543
23 1961 72 13,244 23,279 0,547 0,547
24 1960 88 5,120 2,640 0,211 0,211
25 1959 91 -0,004 1,050 0,000 0,000
Total 2403,096 586,836
Hasil akar 24,225
Rata - Rata 96,124
Diketahui :
N = 25
|Sk**| ( max ) = 4,127
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 4,127
R = 4,127 – 0,000
= 4,127
www.munsyafandi.com
Menentukan konsistensi
Maka :
Q 4,127 4,127
n = 25 = 5 = 0,825
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q
= 1,1 + ((1,12 -1,1 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,105
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,825 < 1,105 konsisten
R 4,127 4,127
n = 25 = 5 = 0,825
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
R
= 1,34 + ((1,4 -1,34 ) x ( 25 - 20 ))
n ( 30 - 20 )
= 1,37
Sehingga :
R R
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n
0,825 < 1,37 konsisten
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun E Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1967 dengan nilai 4,127 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
www.munsyafandi.com
Q R
Tabel nilai dan
n n
Q R
N n n
90 % 95 % 99 % 90 % 95 % 99 %
10 1,05 1,14 1,29 1,21 1,28 1,38
20 1,10 1,22 1,42 1,34 1,43 1,6
30 1,12 1,24 1,46 1,40 1,50 1,70
40 1,13 1,26 1,50 1,42 1,53 1,74
50 1,14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78
100 1,17 1,29 1,55 1,50 1,62 1,86
1,22 1,36 1,63 1,62 1,75 2,00
www.munsyafandi.com
Kesimpulan
Q Q Q
Harga untuk masing – masing stasiun hujan ( syarat : hitungan < tabel )
n n n
Q Q
hitungan tabel
No Stasiun n n
1 A 0,7807 1,105
2 B 0,754 1,105
3 C 0,576 1,105
4 D 0,744 1,105
5 E 0,825 1,105
R R R
Harga untuk masing – masing stasiun hujan ( syarat : hitungan < tabel )
n n n
R R
hitungan tabel
No Stasiun n n
1 A 0,7807 1,37
2 B 0,754 1,37
3 C 0,576 1,37
4 D 0,744 1,37
5 E 0,825 1,37
Dan berdasarkan tabel tersebut seluruh nilai statistiknya konsisten karena memenuhi
Q
syarat yaitu dan R dalam hitungan < Q
dan
R
dalam tabel 99 %
n n n n
www.munsyafandi.com
BABIV
Keterangan :
Xi = rata – rata curah hujan tiap tahun ( mm )
Xj = rata – rata curah hujan tiap bulan pada tiap tahun ( mm )
Xij = rata – rata seluruh curah hujan tiap bulan dan tiap tahun ( mm )
k = jumlah bulan ( untuk perhitungan tahunan )
n = jumlah tahun ( untuk perhitungan bulanan )
X = data curah hujan ( mm )
www.munsyafandi.com
4.1.2 Perhitungan
Diketahui :
Contoh perhitungan untuk bulan januari tahun 1995 :
X = 115,016 mm curah hujan bulan januari tahun 1995
Xi = 118,669 mm rata – rata curah hujan tahun 1995
Xj = 226,586 mm rata – rata curah hujan bulan januari pada tiap tahun
Xij = 103,224 mm rata – rata curah hujan seluruh data
Ditanyakan :
Lakukan pegujian variansi!
Untuk tahunan
( Xi – Xij ) = ( 118,669 – 103,224 ) = 15,445
( Xi – Xij )2 = 238,558
2
k ( Xi – Xij ) = 12 x 238,558
= 2862,7
Untuk bulanan
( Xj – Xij ) = ( 226,586 – 103,224 ) = 123,362
( Xj – Xij )2 = 15218,183
2
n ( Xi – Xij ) = 12 x 15218,183
= 182618,197
Uji variansi
( X – Xi – Xj + Xij ) = ( 115,016 – 116,669 - 226,586 + 103,224 )
= -127,015
2
( X – Xi – Xj + Xij ) = 16132,886
www.munsyafandi.com
x x - x2
bi = s t 4.5
o .........................................................................................................................
2xo - ( xs + x t )
Perkiraan harga xo :
Xo = log ( xo + b )
n
log ( x b ) ...............................................................4.6
= n∑
1i=1 i +
Perkiraan harga c :
1 2 n
x i + b )2
=
( n -1 ) i∑
( log
c =1 x o+ b
2
2n
= X - X 2o ........................................................ 4.7
( n -1 )
n
2 1
X = n ∑( log ( x
i =1
i
+ b ))2 ............................................................................................ 4.8
Keterangan :
xs = harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesar
xt = harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terkecil
n = banyak data
n
m ≅ : angka bulat ( dibbulatkan ke angka yang terdekat )
10
Kadang – kadang jika harga b sangat kecil untuk mempermudah
perhitungan harga b dapat diambil b = 0.
Jika tetapan – tetapan tersebut diatas telah didapat, maka curah hujan yang
mungkin yang sesuai dengan kemungkinan lebih sembarang dapat dihitung
dengan rumus berikut :
1
Log ( x + b ) = log ( xo + b ) + ξ ........................................... 4.9
c
www.munsyafandi.com
Keterangan : harga ξ diperoleh dari rumus persamaan 4.2 atau tabel variabel
normal ξ yang sesuai dengan W ( x ) utama yang sudah terlampir dalam bab
ini.
Rumus iwai untuk memperkirakan harga abnormal :
Log ( xε + b ) = log ( xo + b ) ± γε Sx.................................................................. 4.10
Dimana :
S = X2- X 2 .............................................................4.11
x ................................
O
n
2 1
+ b ))2
X = n ∑( log ( x
i =1
i
n
1
X0 =
n ∑log ( x + b )
i =1
i
n∑
1. Xo = log ( xi + b )
i =1
1
= x 29,776
11
= 2,707
www.munsyafandi.com
n
2 1
X = n ∑( log ( x
i =1
i
+ b ))2
1
= 80,735
11
= 7,340
2. Menghitung harga b
n
1
Log xo =
n ∑log x
i =1
i
1
= x 33,859
11
= 3,0781
Xo = 1196,989
2Xo = 2393,979
2
Xo = 1432784,572
n
m= = 11 = 1,1 ≅ 1 ( dibulatkan ke yang terdekat )
10 10
Tabel perhitungan nilai b
2
No Xs Xt XsXt Xs + Xt XsXt - Xo 2Xo-( Xs + Xt ) bt
1 1461,016 1022,032 1493205,1 2483,048 60420,532 -89,068 -678,361
Total -678,361
n
1 - 678,361
Sehingga dari tersebut didapatkan nilai b =
m ∑b =
i =1
i
1
= -678,361
1 2 n
x i + b )2
=
( n -1 ) i∑
( log
c =1 x o+ b
2
2n
= X - X o2
( n -1 )
2 x 11
= 7,304 - 2,7072
( 11 -1 )
= 1,4832 x 0,110481
= 0,16386
www.munsyafandi.com
Log ( xε + b ) = log ( xo + b ) ± γε Sx
2
Sx = X - X O2
= 7,304 - 2,7072
= 0,110481
Sehingga didapatkan persamaan :
Log ( xε + b ) = log ( xo + b ) ± γε Sx
Log ( xε – 678,361 ) = 2,707 + 0,110481 γε
Tabel perhitungan harga abnormal
Perhitungan Harga Abnormal
ε(%) F(100 - ε ) T = 1/ε γε 0,1104 γε log (Xε – 678,361 ) (Xε – 678,361 ) Xε
0,05 99,95 2000 4,038 0,446 3,153 1422,390 2100,751
0,25 99,75 400 3,307 0,365 3,072 1181,020 1859,381
0,5 99,5 200 2,984 0,330 3,037 1087,857 1766,218
1,25 98,75 80 2,541 0,281 2,988 971,917 1650,278
2,5 97,5 40 2,188 0,242 2,949 888,443 1566,804
5 95 20 1,809 0,200 2,907 806,784 1485,145
12,5 87,5 8 1,243 0,137 2,844 698,594 1376,955
25 75 4 0,721 0,080 2,786 611,644 1290,005
BAB v
b. Hazen : Tr = 2m -1 ..........................................................2
2n
m - 0,375
c. Bloom : Tr = ......................................................3
n + 0,25
m - 0,44
d. Gringorten : Tr = ........................................................4
n + 0,12
m - 0,4
e. Cunnane : Tr = .........................................................5
n + 0,2
Dimana Tr : Periode Ulang ( % )
Dari rumus tersebut akan didapatkan besarnya curah hujan sesuai dengan
periode ulang T yang dikehendaki berdasarkan P = 1/T dan hasilnya
diperoleh dari plot data pada kertas log normal.
www.munsyafandi.com
∑
log x log xi ..................................10
= ................................
i =1 n
Dimana :
KT = koefisien penambahan karena faktor kepencengan
Log XT = logaritma curah hujan maksimal untuk periode ulang T
Log X = logaritma rata – rata curah hujan
Sd = standar deviasi
Cs = koesfisien kepencengan distribusi data
www.munsyafandi.com
∑( Oi - Ei ) 2
i =1 .....................................................................12
X2h =
Ei
Dimana :
X2h = parameter chi kuadrat hitungan
Q= jumlah sub kelompok
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke – i
5.2 Perhitungan
1. Metode Grafis
Data Curah Hujan Rancangan cara Weibull
m
Tr = x 100 %
n +1
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
m
Untuk m = 1 ; Tr = x 100 %
n +1
= 1 x 100 %
25 + 1
= 3,846
Dan seterunya untuk data berikutnya
Data Curah Hujan Rancangan cara Hazen
2m -1
Tr = x 100 %
2n
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
www.munsyafandi.com
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
2m -1
Untuk m = 1 ; Tr = x 100 %
2n
= ( 2 x 1) -1 x 100 %
2 x 25
=2
Dan seterunya untuk data berikutnya
Data Curah Hujan Rancangan cara Gringorten
Tr = m - 0,44 x 100 %
n + 0,12
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
m - 0,44
Untuk m = 1 ; Tr = x 100 %
n + 0,12
1- 0,44
= x 100 %
25 + 0,12
= 2,229
Dan seterunya untuk data berikutnya
Tr = m -0,375 x 100 %
n + 0,25
1
P = x 100 %
T
Dengan :
www.munsyafandi.com
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
m - 0,375
Untuk m = 1 ; Tr = x 100 %
n + 0,25
1 - 0,375
= x 100 %
25 + 0,25
= 2,475
Dan seterunya untuk data berikutnya
Data Curah Hujan Rancangan cara Cunnane
Tr = m - 0,4 x 100 %
n + 0,2
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
m - 0,4
Untuk m = 1 ; Tr = x 100 %
n + 0,2
1 - 0,4
= x 100 %
25 + 0,2
= 2,381
2. Metode Analitis
Analisa pemilihan Agihan
Tabel analisis pemilihan agihan ( gumbel )
2 3 4
No Xi ( Xi - X ) ( Xi - X ) ( Xi - X ) ( Xi - X )
1 71,250 -19,556 382,440 -7479,028 146260,453
2 75,700 -15,106 228,195 -3447,153 52073,177
3 76,898 -13,908 193,445 -2690,514 37420,845
4 78,755 -12,051 145,233 -1750,242 21092,639
5 79,268 -11,538 133,127 -1536,024 17722,736
6 79,999 -10,807 116,786 -1262,086 13639,085
7 80,128 -10,678 114,018 -1217,471 13000,048
8 82,263 -8,543 72,978 -623,433 5325,816
9 84,926 -5,880 34,573 -203,283 1195,275
10 87,000 -3,806 14,487 -55,143 209,885
11 87,118 -3,688 13,599 -50,147 184,926
12 89,241 -1,565 2,450 -3,835 6,002
13 89,560 -1,246 1,553 -1,935 2,412
14 90,216 -0,590 0,348 -0,205 0,121
15 91,371 0,565 0,319 0,180 0,102
16 95,933 5,127 26,285 134,763 690,921
17 97,679 6,872 47,230 324,588 2230,715
18 97,709 6,903 47,645 328,875 2270,079
19 100,226 9,420 88,737 835,906 7874,262
20 100,934 10,128 102,579 1038,939 10522,529
21 101,666 10,860 117,947 1280,945 13911,500
22 103,723 12,917 166,839 2154,986 27835,085
23 105,104 14,298 204,426 2922,840 41790,101
24 111,098 20,292 411,747 8354,977 169535,380
25 112,387 21,581 465,753 10051,563 216925,929
Total 2270,152 3132,740 7108,063 801720,022
Rata - rata 90,806
2270,152
=
n
= 90,806
Standar Deviasi ( Sd )
Σ ( Xi - X )2
Sd =
( n -1 )
www.munsyafandi.com
3132,740
=
( 25 -1 )
= 11,425
Koefisien Variasi ( Cv )
Sd
Cv =
X
11,425
=
90,806
= 0,125
Koefisien kepencengan / kemiringan ( Cs )
n
n ∑( Xi - X )3
i =1
Cs =
( n -1 )( n - 2 )Sd3
25 x 7108,063
= 24 x 23 x 11,4253
= 0,216
Koefisien Kurtosis ( ketajaman )
n
n 2
∑( Xi - X )
i =1
4
Ck =
( n -1 )( n - 2 )( n - 3 )Sd 4
252 x 801720,022
= 24 x 23 x 22 x 11,4254
= 2,42
Jadi, berdasarkan nilai Cs, Cv dan Ck yang diperoleh maka tidak ada
kriteria yang terpenuhi, sehingga dipakai sebaran Log Pearson tipe III.
www.munsyafandi.com
Σ log Xi
X =
n
48,870
=
25
= 1,955
Standar Deviasi
Σ ( log Xi - log X )2
Sd ( log ) =
( n -1 )
0,072
=
( 25 -1 )
= 0,054
www.munsyafandi.com
n ∑( log Xi - log X )3
i =1
Cs =
( n -1 )( n - 2 )Sd3
25 x ( - 0,0006)
=
24 x 23 x 0,0543
= - 0,172
Koefisien Variasi
Sd
Cv =
X
0,054
=
1,955
= 0,0276
Mencari nilai K berdasakan tabel distribusi Log pearson tipe III
1. Periode ulang 5 tahun ( P = 20 % )
Cs = -0,1 K = 0,836
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 0,850
T20 : K = .................
T25 : K = 1,761
( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 1,27+ x ( 1,761 -1,270)
( 25 -10 )
= 1,6
Cs = -0,2 T10 : K = 1,258
T20 : K = .................
T25 : K = 1,68
( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 1,258+ x ( 1,68 -1,258)
( 25 -10 )
= 1,54
Cs = -0,1 K = 1,6
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 1,54
( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 2,782+ x ( 3,95 - 2,482)
( 25 -10 )
= 3,76
Cs = -0,2 T200 : K = 2,388
T500 : K = .................
T1000 : K = 2,81
( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 2,388+ x ( 2,81 - 2,388)
( 25 -10 )
= 2,67
Cs = -0,1 K = 3,76
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 2,67
41,137
=
6
= 6,856
4. Pembagian Interval
P1 = nilai data terkecil + Interval kelas
= 71,250 + 6,856
= 78,106 mm
P2 = 78,106 + 6,856
= 84,962 mm
P3 = 84,962 + 6,856
= 91,818 mm
P4 = 91,818 + 6,856
= 98,674 mm
P5 = 98,674 + 6,856
= 105,53 mm
P6 = 105,53 + 6,856
= 112,386 mm
www.munsyafandi.com
5. Menentukan Ei ( sebaran )
n
Ei =
k
25
=
6
= 4,167
6. Mencari derajat kebebasan
Dk = k – ( p + 1 )
=6–(2+1)
=3
P = 2 untuk distribusi normal
Dengan menggunakan derajat kepercayaan ( α ) = 5
% dan nilai Dk = 3 sehingga berdasarkan tabel nilai
kritis untuk distribusi chi - kuadrat ( uji satu sisi )
diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar 7,815.
7. Uji kecocokan
Untuk derajat kebebasan ( α ) =5%
2 2
X hitungan < X tabel
2
Σ ( Oi - Ei ) < 7,815
= Ei
14,833
= < 7,815
25
0,6 < 7,815
Jadi, dari hasil pengujian chi - kuadrat, maka persamaan log
pearson tipe III yang digunakan untuk cara analitis dianggap
benar dan dapat diterima.
www.munsyafandi.com
9,165
=
100
= 0,096
Dari perhitungan di tabel didapat :
D max = 0,096 dan data pada m = 22
Untuk derajat kepercayaan 5 % dan n = 25
Didapatkan nilai D0 = 0,27 berdasarkan tabel nilai kritis Do untuk uji smirnov
– kolmogorof.
Dan karena nilai D max lebih kecil dari Do ( 0,096 < 0,27 ) maka persebaran
yang telah digunakan untuk cara Weibull yaitu berupa garis lurus yang telah
dibuat dapat diterima dan dianggap benar untuk menentukan curah hujan
rancangan pada periode ulang tertentu untuk cara grafis.
www.munsyafandi.com
BABVI
HIDROGRAF BANJIR RANCANGAN
C A Ro ( m3 / dt ) .........................................................6
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
Dimana :
C = koefisien pengaliran limpasan
A = luas DAS ( Km2 )
Ro = hujan satuan ( 1 mm )
6. Menetukan bagian lengkung naik ( rising Climb ) hidrograf satuan ( Qa )
1 2,4
Qa = Qp ( ) .........................................................................................................................7
Tp
www.munsyafandi.com
Qd = 0,3 Qp ^ ( t - Tp ) ...........................................................................8
T0,3
0,32 Qp > Qd
( t - Tp ) + ( 0,5 .T0,3 )
Qd = 0,3 Qp ^ )................................................10
2 T0,3
Q Debit Puncak ( Qp )
0,8 Tr Tg
Qp 0,3 Qp
0,32 Qp
6.1.2 Perhitungan
Untuk Periode Ulang 100 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 100 tahun = 117,5 mm
1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
4. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
5. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0,48 x 79,185 x 1
=
3,6 ( 0,3x2 + 3 )
www.munsyafandi.com
= 2,932 m3/ dt
6. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
a. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
b. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
c. Re = Rt x Rn
R100 = C x R100
= 0,48 x 117,5
= 56,4 mm
R 24
Jam ke – 1 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R100
= 0,585 x 56,4
= 32,994 mm
R 24
Jam ke – 2 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R100
= 0,151 x 56,4
= 8,5164 mm
R 24
Jam ke – 3 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 3
www.munsyafandi.com
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R100
= 0,107 x 56,4
= 6,0348 mm
Jam ke – 4 : RT = ( R 24 ) ( 5 )2/3
5 4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R100
= 0,085 x 56,4
= 4,794 mm
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R100
= 0,072 x 56,4
= 4,0608 mm
Untuk Periode Ulang 5 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 5 tahun = 100,1 mm
www.munsyafandi.com
7. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
8. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
9. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
10. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
11. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0,48 x 79,185 x 1
=
3,6 ( 0,3x2 + 3 )
= 2,932 m3/ dt
12. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
c. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
d. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
www.munsyafandi.com
RT = RT sebelumnya
e. Rc = Rt x Rn
R5 = C x R5
= 0,48 x 100,1
= 48,048 mm
R 5
Jam ke – 1 : RT = ( 24 ) ( 2/3
5 1)
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R5
= 0,585 x 48,048
= 28,108 mm
R 24
Jam ke – 2 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24)
= 0,151 R24
Re = Rt x R5
= 0,151 x 48,048
= 7,2552 mm
R 24
Jam ke – 3 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R5
= 0,107 x 48,048
= 5,141 mm
R 24
Jam ke – 4 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 4
www.munsyafandi.com
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x Rn
= 0,085 x 48,048
= 4,084 mm
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x Rn
= 0,072 x 48,048
= 3,459 mm
Untuk Periode Ulang 10 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 10 tahun = 105,4 mm
13. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
14. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
www.munsyafandi.com
15. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
16. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
17. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0,48 x 79,185 x 1
=
3,6 ( 0,3x2 + 3 )
= 2,932 m3/ dt
18. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
e. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
f. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
g. Re = Rt x Rn
R10 = C x R10
= 0,48 x 105,4
= 50,592 mm
R 24
Jam ke – 1 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 ) R24
www.munsyafandi.com
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R10
= 0,072 x 50,592
= 3,642 mm
Untuk Periode Ulang 20 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 20 tahun = 109,6 mm
19. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
20. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
21. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
22. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
www.munsyafandi.com
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
23. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0,48 x 79,185 x 1
=
3,6 ( 0,3x2 + 3 )
= 2,932 m3/ dt
24. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
g. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
h. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
i. Re = Rt x Rn
R20 = C x R20
= 0,48 x 109,6
= 52,608 mm
Jam ke – 1 : RT = ( R 24 ) ( 5 )2/3
5 1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R20
= 0,585 x 52,608
= 30,775 mm
R 24
Jam ke – 2 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 2
www.munsyafandi.com
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R20
= 0,151 x 52,608
= 7,9438 mm
R 24
Jam ke – 3 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R20
= 0,107 x 52,608
= 5,629 mm
R 24
Jam ke – 4 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R20
= 0,085 x 52,608
= 4,47168 mm
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R20
= 0,072 x 52,608
= 3,787 mm
www.munsyafandi.com
Jam ke – 1 : RT = ( R 24 ) ( 5 )2/3
5 1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R50
= 0,585 x 55,2
= 32,292 mm
R 24
Jam ke – 2 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R50
= 0,151 x 55,2
= 8,3352 mm
R 24
Jam ke – 3 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 3
= 0,2811 R24
www.munsyafandi.com
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R50
= 0,107 x 55,2
= 5,9064 mm
R 24
Jam ke – 4 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R50
= 0,085 x 55,2
= 4,692 mm
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R50
= 0,072 x 55,2
= 3,9744 mm
Untuk Periode Ulang 500 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 500 tahun = 128,8 mm
31. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
www.munsyafandi.com
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
32. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
33. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
34. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
35. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0,48 x 79,185 x 1
=
3,6 ( 0,3x2 + 3 )
= 2,932 m3/ dt
36. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
k. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
l. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
www.munsyafandi.com
m. Re = Rt x Rn
R500 = C x R
= 0,48 x 128,8
= 61,824 mm
R 24
Jam ke – 1 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Rc = Rt x R500
= 0,585 x 61,824
= 36,167 mm
R 24
Jam ke – 2 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R500
= 0,151 x 61,824
= 9,335 mm
R 24
Jam ke – 3 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R500
= 0,107 x 61,824
= 6,615 mm
R 24
Jam ke – 4 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 4
= 0,2320 R24
www.munsyafandi.com
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R500
= 0,085 x 61,824
= 5,25504 mm
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R500
= 0,072 x 61,824
= 4,451 mm
Untuk Periode Ulang 1000 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 1000 tahun = 131,8 mm
37. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
38. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
www.munsyafandi.com
39. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
40. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
41. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0,48 x 79,185 x 1
=
3,6 ( 0,3x2 + 3 )
= 2,932 m3/ dt
42. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
m. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
n. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
o. Re = Rt x Rn
R1000 = C x R
= 0,48 x 131,8
= 63,264 mm
R 24
Jam ke – 1 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
www.munsyafandi.com
R 24
Jam ke – 5 : RT =( ) ( 5 )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R1000
= 0,072 x 63,264
= 4,555 mm
43. Limpasan sebelum mencapai debit pencak ( Qo ) / lengkung naik
Interval 0 < t < Tp
0< t < 2
Qo = Qp ( t )2,4
Tp
= 2,932 ( t )2,4
Tp
44. Limpasan saat lengkung turun 1 ( Qd1 )
Interval Tp < t < Tp + T0,3
2<t<2+3
2<t<5
t-2
Qd1 = Qp x 0,3 ^ ( )
T0.3
( t - 2 ) + ( 0,5 x T0,3 )
Qd2 = Qp x 0,3 ^ ( 1,5 x T0,3 )
( t - 2 ) + 1,5
Qd2 = 2,932 x 0,3 ^ ( )
4,5
46. Limpasan saat lengkung turun III ( Qd3 )
Interval : t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3
www.munsyafandi.com
t > 2 + 3 + 1,5 ( 3 )
t > 2 + 3 + 4,5
t > 9,5
( t - Tp ) + (1,5 x T0,3 )
Qd3 = Qp x 0,3 ^ ( )
2 x T0,3
2. Kurva turun I
Interval 2 < t < 5
Jam ke -
3 1,963
4 1,314
5 0,880
3. Kurva turun II
Interval 5< t < 9,5
Jam ke-
6 0,673
7 0,515
8 0,394
9 0,302
4. Kurva III
Interval t > 9,5
Jam ke -
10 0,23869
11 0,19529
12 0,15979
13 0,13074
14 0,10697
15 0,08752
16 0,07161
17 0,05859
18 0,04794
19 0,03922
20 0,03209
21 0,02626
22 0,02148
23 0,01758
24 0,01438
www.munsyafandi.com
11. Langkah perhitungan tabel hidrograf banjir untuk kala ulang 100 tahun
Kolom ke – 2 Qp = diambil dari nilai Qo, Qd1, Qd2 dan Qd3
Kolom ke – 3 Re1 = 32,994Qp
Kolom ke – 4 Re2 = 8,5164Qp
Kolom ke – 5 Re3 = 6,0348Qp
Kolom ke – 6 Re4 = 4,794Qp
Kolom ke – 7 Re5 = 4,068Qp
Kolom ke - 9 Q total = Base flow + Re1 + Re 2 + Re3 + Re 4 + Re 5
Dan hasilnya tersedia dalam tabel berikut
12. Tabel hasil perhitungan
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 100 TAHUN
BAB VII
Landasan Teori
Penelusuran banjir merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada
suatu aliran atau bagan yang didasarkan atas pengamatan hidrograf dititik lain.
Hidrograf banjir dapat ditelusuri melalui waduk.
Tujuan dari penulusuran banjir adalah sebagai berikut :
1. Peramalan jangka pendek.
2. Perhitungan hidrograf satuan pada berbagai titik disepanjang sungai dari
hidrograf satuan disuatu titik disungai itu.
3. Peramalan terhadap kelakukan sungai setelah terjadi perubahan keadaan
palung sungai ( misalnya karena adanya pembangunan bendungan ).
4. Derivasi hidrograf sintetik.
Penelusuran melalui waduk, dimana penampangnya merupakan fungsi
langsung dari aliran keluar ( out flow ). Penyelesaiannya dapat ditempuh dengan
cara eksak. Penelusuran banjir melalui waduk, mencari keluaran aliran ( out flow )
yang melalui fasilitas keluaran yaitu berupa bangunan pelimpah ( spillway ).
Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penusuran banjir memalui waduk
adalah dengan menggunakan metode Maskingum.
a. Cara Analisis
Prosedur perhitungan penelusuran banjir melalui waduk, dimensi
pelimpah ( spillway ) sudah ditetapkan sebagai berikut :
1. Dibuat lengkung kapasitas waduk yang dimulai dari elevasi puncak
ambang pelimpah ( spillway ).
2. Ditentukan besarnya pias waktu ( Δt ) untuk perhitungan
penelusuran banjir. Hitung besaran – besaran berikut, kemudian
masukkan hasilnya dalan tabel.
S
∆t
dengan : S ( storage ) = volume tampungan waduk ( m3 )
www.munsyafandi.com
Q = C B 0,85 H3/2
Dengan :
Q = debit keluaran yang melewati spillway ( m3/dt )
C = koefisien debit spillway ( m1/2/dt )
B = lebar ambang bangunan pelimpah ( m )
H = ketinggian aliran diatas mercu suar spillway (m )
Q
Ψ = S - dan φ = S Q
∆t 2 +
∆t 2
3. Dibuat tabel dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Inflow ( I ) adalah hidrograf banjir rencana yang diperoleh dari
metode sintetik NAKAYASU ( perhitungan soal No. 5 )
b. Untuk langkah pertama Outflow ( Q ) = nilai yang ditetapkan
besarnya.
c. Dihitung nilai H dengan menggunakan interpolasi berdasarkan
nilai Q pada lanhkah ( 3.b ).
I1 + I2
d. Kolom ; Ψ; φ dikosongkan
2
Untuk langkah waktu kedua dan seterusnya.
I1 + I2
e. Dihitung nilai dari debit Inflow ( I )
2
f. Dihitung nilai Ψ dengan menggunakan interpolasi berdasarkan
nilai H pada langkah ( 3.c ).
g. Dihitung nilai φ dengan rumusan :
I1 + I2
φ =( )+Ψ
2
h. Dihitung niali Q ( outflow ) dengan cara interpolasi berdasarkan
nilai φ yang diperoleh pada langkah ( 3.g )
i. Ulangi langkah ( c ) hingga ( h ) untuk langkah selanjutnya.
Data atau nilai yang digunakan untuk interpolasi pada tabel tersebut .
4. Dibuat grafik hidrograf Interflow ( I ) dan out flow ( Q ) dengan :
- Waktu sebagai sumbu X
- Inflow ( I ) dan out flow ( Q ) sebagai sumbu Y
( Sumber : Soemarto. 1987. “ Hidrologi Teknik “. Usaha Nasional. Surabaya )
www.munsyafandi.com
Perhitungan
Data inflow diperoleh dari dari data Q total pada perhitungan Nomor 5 :
Untuk kala ulang 100 tahun
3
Jam ( t ) Inflow ( m /dt )
0 20,377
1 38,7055
2 121,8461
3 113,4582
4 100,8016
5 88,74889
6 79,34281
7 62,69644
8 51,3934
9 43,60021
10 38,40764
11 34,65874
12 31,80221
13 29,60118
14 27,8911
15 26,52495
16 25,40718
17 24,49264
18 23,74437
19 23,13215
20 22,63123
21 22,22139
22 21,88606
23 21,61169
24 21,38721
3,400 8,082
3,600 8,702
3,800 9,352
4,000 10,002
4,200 10,602
4,400 11,312
4,600 12,022
4,800 12,722
5,000 13,452
Langkah penyelesaian
Δt = selisih waktu yang diguanakan pad aperhitungan nomor 4
= 1 jam
= 3600 detik
Kolom ke – 1 = H ( tinggi muka air ) sudah ditentukan
Kolom ke – 2 = S ( storage ) volume
S
Kolom ke – 3 = S
=
∆t 3600 dt
Contoh perhitungan :
S 0,402 x 106 3
Contoh perhitungan :
H = 0,2 m Q = 2,006 x 8,25 x 0,85 x ( 0,2 )3/2
= 1,258 m3/dt
Dan seterusnya dapat dilihat dalam tabel ..................
Q
Kolom ke – 5
2
Kolom ke – 6 Ψ = S -Q
∆t 2
Kolom ke – 7 φ S Q
=
∆t + 2
Dan hasilnya tersedia dalam dalam tabel berikut
www.munsyafandi.com
S/Δt Q Q/2 Ψ υ
H Volume
6 3 3 3
(m) (10 m3) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt )
0,2 0,402 111,528 1,258 0,629 110,899 112,157
0,4 0,722 200,417 3,559 1,779 198,637 202,196
0,6 1,062 294,861 6,538 3,269 291,592 298,130
0,8 1,452 403,194 10,066 5,033 398,162 408,227
1,0 1,802 500,417 14,067 7,034 493,383 507,450
1,2 2,202 611,528 18,492 9,246 602,282 620,774
1,4 2,672 742,083 23,302 11,651 730,432 753,734
1,6 3,102 861,528 28,470 14,235 847,293 875,763
1,8 3,622 1005,972 33,971 16,986 988,987 1022,958
2,0 4,152 1153,194 39,788 19,894 1133,301 1173,088
2,2 4,672 1297,639 45,903 22,951 1274,688 1320,590
2,4 5,202 1444,861 52,302 26,151 1418,710 1471,012
2,6 5,782 1605,972 58,974 29,487 1576,485 1635,459
2,8 6,322 1755,972 65,908 32,954 1723,018 1788,926
3,0 6,902 1917,083 73,095 36,547 1880,536 1953,631
3,2 7,482 2078,194 80,525 40,262 2037,932 2118,457
3,4 8,082 2244,861 88,191 44,095 2200,766 2288,956
3,6 8,702 2417,083 96,085 48,043 2369,041 2465,126
3,8 9,352 2597,639 104,203 52,101 2545,538 2649,740
4,0 10,002 2778,194 112,537 56,268 2721,926 2834,463
4,2 10,602 2944,861 121,081 60,541 2884,320 3005,402
4,4 11,312 3142,083 129,832 64,916 3077,167 3206,999
4,6 12,022 3339,306 138,784 69,392 3269,913 3408,698
4,8 12,722 3533,750 147,933 73,967 3459,783 3607,717
5,0 13,452 3736,528 157,275 78,637 3657,890 3815,165
www.munsyafandi.com
I1 + I 2
= 20,377 +38,706 = 29,541 m /dt
3
I=
2 2
Kolom ke – 4 dikosongkan dahulu
Kolom ke – 5 dikosongkan dahulu
Kolom ke – 6 ( Q ), diisi dengan nilai Q aat T = 0, yaitu 2,007 (m3/ dt )
Dari soal
Kolom ke – 7 ( H ) dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan tabel
hubungan antara debit dengan elevasi tampungan
Contoh perhitungan :
Q - Q0
H = Ho + (( ) ( H1 - H 0 ) )
Q1 - Q0
I1 + I2
Φ =( ) + Ψ = 29,541 + 139,547
2
= 168,998 (m3/ dt )
Dan seterusnya .................
Kolom ke – 6 Q ( out flow )
Dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan nilai φ yang diperoleh dari
hitungan dan cara interpolasi sama seperti contoh diatas.Dan selanjutnya dari
nilai φ tersebut diperoleh nilai H dengan cara interpolasi juga dan begitu
seterusnya sampai 24 jam. Dan hasilnya dalam tabel dibawah ini.
www.munsyafandi.com
BAB VIII
Cara analitis
I Inflow II
Out flow
Proses pengatusan
Proses penampungan
∑ Penampungan = ∑ Pengatusan
Pada bagian I inflow lebih besar dari pada outflow, berarti terjadi
penampungan di sungai yang di tinjau. Pada bagian II outflow lebih besar dari
pada out flow, berarti terjadi pengatusan.
Volume yang tertampung akan sama dengan volume yang diatus, persamaan
kontinuitas :
I – Q = ds .................................................................................... 1
dt
Dimana :
I = debit yang masuk ke dalam permukaan bagian memanjang palung
sungai yang ditinjau ( m3/dt ).
Q = debit yang keluar dari akhir bagian memenajang palung sungai yang di
tinjau ( m3/dt ).
ds = besarnya tampungan ( storage ) dalambagian memanjang palung sungai
yang di tinjau ( m3/dt ).
dt = periode penelusuran ( detik, jam / hari ).
Jika perubahan waktu di tinjau untuk pias waktu menjadi Δt, maka :
I1 + I2
Inflow = .......................................................................................... 2
2
Q +Q 2
Outflow = 1 ............................................................................................................................... 3
2
www.munsyafandi.com
∆s
I1 + I2 Q +Q = ................................................................... 4
1
2
-
2 2 ∆t
I1 + I2 Q +Q
2 Δt - 1 2 2 Δt = S2 – S1..............................................................................5
I1 + I2
Maka : Q1 + Q 2 Δt = K { x I2 + ( 1 – x ) Q2 }- K { x I1 + ( 1 – x )Q1 }
2 Δt - 2
Dimana :
I1 = inflow yang lalu
I2 = inflow yang sekarang
Q1 = outflw yang lalu
Q2 = outflow yang sekarang
Didapatkan : Q2 = Co I2 + C1 I1 + C2 Q................................................... 8
Dengan notasi :
- k x + 0,5 ∆t .................................................................................9
Co =
k - kx + 0,5 ∆t
k x + 0,5 ∆t
C1 = .................................................................................10
k - kx + 0,5 ∆t
C2 = k - k x −0,5 ∆t ................................................................................. 11
k - kx + 0,5 ∆t
Syarat yang harus dipenuhi adalah Co + C1 + C2 = 1
Penentuan konstanta – konstanta pengukuran
Faktor x merupakan faktor penimbang ( weight ) yang besarnya antara 0
dan 1. Biasanya lebih kecil dari 0,5. untuk mendapatkan konstanta – konstanta
penelusuran x dan k, digambar grafik yang menggambarkan hubungan antara Δs
dengan XI + ( 1 – X ) Q, yaitu dengan memasukkan berbagai harga x sedemikian
rupa hingga diperoleh garis yang mendekati garis lurus (dengan cara coba – coba
).
www.munsyafandi.com
8.2 Perhitungan
Menghitung harga Δs
Δs = S2 – S1
Dengan :
I1 + I2
S2 = Δt
2
S1 = Q1 + Q 2 Δt
2
Contoh perhitungan :
Δs = S2 – S1
I1 + I 2 Δt - Q1 + Q 2
= 2 Δt
2
Inflow
jam Akumulasi
(I) Outflow (Q) ((i1+i2)/2)*Δt ((Q1+Q2)/2)*Δt Δs
ke 3 3
Δs
(m /dt) (m /dt)
0 10,160 10,160
3 10,160 10,160 109728,000 109728,000 0,000 0,000
6 15,443 12,802 138257,280 123992,640 14264,640 14264,640
9 21,742 13,716 200802,240 143195,040 57607,200 71871,840
12 29,769 20,523 278160,480 184891,680 93268,800 165140,640
15 33,020 26,518 339059,520 254020,320 85039,200 250179,840
18 31,090 30,378 346191,840 307238,400 38953,440 289133,280
21 26,924 30,480 313273,440 328635,360 -15361,920 273771,360
24 24,384 25,400 277063,200 301752,000 -24688,800 249082,560
27 15,240 23,978 213969,600 266639,040 -52669,440 196413,120
30 12,700 18,491 150876,000 229331,520 -78455,520 117957,600
33 11,481 15,951 130576,320 185988,960 -55412,640 62544,960
36 10,566 12,192 119054,880 151973,280 -32918,400 29626,560
39 10,160 11,379 111922,560 127284,480 -15361,920 14264,640
42 10,160 10,770 109728,000 119603,520 -9875,520 4389,120
45 10,160 10,262 109728,000 113568,480 -3840,480 548,640
www.munsyafandi.com
Dengan mencoba nilai x dari 0,1 sampai 0,9, dibuat suatu hubungan akumulasi
S = xI + ( 1 – x ) Q
Sehingga didapatkan nilai R2 untuk masing – masing nilai x adalah sebagai
berikut: :
2
Nilai x Nilai R
0,1 0,9875
0,2 0,9836
0,3 0,9717
0,4 0,9525
0,5 0,9266
0,6 0,8954
0,7 0,8598
0,8 0,8231
0,9 0,7809
Dari tabel diatas didapatkan nilai R2 terbesar pada saat x = 0,1 sehingga untuk
mencari nilai k digunakan grafik hubungan Δs kumulatif dengan xI + ( 1 – x ) Q
pada saat x = 0,1 diperoleh nilai k = 14756 detik.
Perhitungan nilai Co , C1 dan C2
- k x + 0,5 ∆t
Co =
k - kx + 0,5 ∆t
- (14756 x 0,1 ) + 0,5 (10800 )
=
(14756) - ( 14756 x 0,1 ) + 0,5 (10800 )
= 0,21
k x + 0,5 ∆t
C1 =
k - kx + 0,5 ∆t
(14756 x 0,1 ) + 0,5 (10800 )
=
(14756 ) - (14756 x 0,1 ) + 0,5 (10800 )
= 0,37
k - k x − 0,5 ∆t
C2 =
k - kx + 0,5 ∆t
(14756 ) - (14756 x 0,1) − 0,5 (10800 )
=
(14756 ) - ( 14756 x 0,1 ) + 0,5 (10800 )
= 0,422
www.munsyafandi.com
Uji Kontrol
Co + C1 + C2 = 1
0,21 + 0,37 + 0,422 = 1
1,002 = 1 .............. OK
Contoh perhitungan
Diketahui : inflow ( I2 ) = 2,771 ( m3/dt )
Inflow ( I1 ) = 2,007 ( m3/dt )
Outflow( Q ) = 2,007 ( m3/dt )
Co = 0,21
C1 = 0,37
C2 = 0,422
Untuk kolom ke – 3 :
Co x I2 = 0,21 x 2,771
= 0,569
Untuk kolom ke – 4 :
C1 x I1 = 0,37 x 2,007
= 0,743
Untuk kolom ke – 4 :
C2 x Q = 0,422 x 2,007
= 0,847
Outflow ( Q2 )
Q2 = Co I2 + C1 I1 + C2 Q
= 0,569 + 0,743 + 0,847
= 2,159 ( m3/dt )
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini
www.munsyafandi.com
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 500 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C1 x I1 C2 x Q Outflow
3 3
( jam ) (m /dtk) (m /dtk)
0 2,007 2,007
1 2,733 0,574 0,743 0,847 2,163
2 5,142 1,080 1,011 1,153 3,244
3 9,002 1,891 1,903 2,170 5,963
4 13,021 2,734 3,331 3,799 9,864
5 16,526 3,470 4,818 5,495 13,783
6 19,334 4,060 6,115 6,974 17,149
7 21,379 4,490 7,154 8,159 19,802
8 22,797 4,787 7,910 9,022 21,720
9 23,867 5,012 8,435 9,620 23,067
10 24,676 5,182 8,831 10,072 24,085
11 25,244 5,301 9,130 10,413 24,845
12 25,634 5,383 9,340 10,653 25,376
13 25,891 5,437 9,485 10,818 25,740
14 26,046 5,470 9,580 10,926 25,975
15 26,123 5,486 9,637 10,991 26,114
16 26,139 5,489 9,665 11,024 26,178
17 26,107 5,482 9,671 11,031 26,184
18 26,038 5,468 9,660 11,017 26,145
19 25,940 5,447 9,634 10,988 26,070
20 25,821 5,422 9,598 10,947 25,967
21 25,686 5,394 9,554 10,896 25,844
22 25,539 5,363 9,504 10,839 25,706
23 25,384 5,331 9,449 10,777 25,557
24 25,224 5,297 9,392 10,712 25,401
www.munsyafandi.com
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 1000 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C1 x I1 C2 x Q Outflow
3 3
( jam ) (m /dtk) (m /dtk)
0 2,007 2,007
1 2,739 0,575 0,743 0,847 2,165
2 5,197 1,091 1,013 1,156 3,261
3 9,136 1,919 1,923 2,193 6,034
4 13,274 2,788 3,380 3,856 10,024
5 16,835 3,535 4,911 5,602 14,048
6 19,668 4,130 6,229 7,104 17,463
7 21,748 4,567 7,277 8,300 20,144
8 23,186 4,869 8,047 9,178 22,093
9 24,335 5,110 8,579 9,784 23,473
10 25,147 5,281 9,004 10,269 24,554
11 25,712 5,399 9,304 10,612 25,316
12 26,096 5,480 9,513 10,850 25,844
13 26,344 5,532 9,656 11,013 26,201
14 26,489 5,563 9,747 11,117 26,427
15 26,555 5,576 9,801 11,178 26,556
16 26,559 5,577 9,825 11,206 26,609
17 26,514 5,568 9,827 11,208 26,602
18 26,432 5,551 9,810 11,189 26,550
19 26,321 5,527 9,780 11,154 26,461
20 26,188 5,499 9,739 11,107 26,345
21 26,039 5,468 9,690 11,051 26,209
22 25,879 5,435 9,634 10,989 26,058
23 25,711 5,399 9,575 10,921 25,896
24 25,539 5,363 9,513 10,850 25,726
www.munsyafandi.com
400000
y = 14756x - 152444
2
300000 R = 0, 9875
AS kumulatif
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,1
XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,1 )
400000
y = 14698x - 151420
2
300000 R = 0, 9836
AS kumulatif
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000 X = 0,2
Linear ( x = 0,2 ) XI + ( 1 - X ) Q
www.munsyafandi.com
400000
y = 14521x - 148282
2
300000 R = 0, 9717
AS kumulatif
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,3
Linear ( x = 0,3 ) XI + ( 1 - X ) Q
400000
y = 14233x - 143181
2
300000 R = 0, 9525
AS kumulatif
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,4
Linear ( x = 0,4 ) XI + ( 1 - X ) Q
www.munsyafandi.com
400000
y = 13847x - 136350
2
300000 R = 0, 9266
AS kumulatif
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,5
XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,5 )
400000
y = 13379x - 128079
300000 2
AS kumulatif
R = 0, 8954
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,6
XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,6 )
www.munsyafandi.com
400000
y = 12849x - 118689
300000 2
AS kumulatif
R = 0, 8598
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000 X = 0,7
XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,7 )
400000
y = 12273x - 108501
300000 2
AS kumulatif
R = 0,8213
200000
100000
0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,8
XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,8 )
www.munsyafandi.com
350000
y = 11669x - 97820
300000 2
R = 0,7 809
AS kumulatif
250000
200000
150000
100000
50000
0
-50000 0 X = 0,9 10 20 30 40
Linear ( x = 0,9 ) XI + ( 1 - X ) Q
www.munsyafandi.com
Uploaded By
www.munsyafandi.com