PENDAHULUAN
Siklus hidrologi merupakan gerakan air laut ke udara dalam bentuk uap yang
diakibatkan oleh panas matahari yang kemudian di bawa kedaratan oleh angin dan
kemudian jatuh sebagai hujan ke permukaan tanah. Air huajn yang jatuh ke permukaan
tanah tersebut ada yang mengalir ke permukaan tanah dan ada masuk ke dalam tanah dan
menjadi air tanah dan air - air tersebut nantinya juga akan kembali menuju laut lagi dan
terjadi penguapan kembali oleh matahari.
(Sosrodarsono dan Takeda, 2003:2)
Rumus Umum :
Keterangan :
= Curah hujan daerah (mm)
N = Jumlah titik-titik (pos) pengamatan
R1, R2,…..,Rn = Curah hjan ditiap titik pengamatan
A1, A2,……, An = Bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan
Sk* = ∑𝑛𝑖−1( Yi − ̅
Y ) + Sk* sebelumnya, k = 1,2,3,.....n .....................................(3.3)
Dy = √∑ Dy² ....................................................................................................(3.4)
Sk∗
Sk** = ............................................................................................................(3.5)
Dy
Keterangan :
n = banyak tahun
Nilai statistik ( Q )
Q = maks│Sk**│..............................................................................................(3.6)
Nilai statistik ( R )
lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten, dimana nilai 𝑄⁄ dan
√𝑛
𝑅⁄ persyaratan disajikan pada tabel berikut ini.
√𝑛
Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhannya sehingga diperoleh produksi yang baik Kebutuhan air tanaman
ditentukan oleh EVAPORASI dan TRANSPIRASI Evaporasi adalah proses menguapnya
air dari permukaan tanah atau air, sedangkan transpirasi adalah proses menguapnya air dari
bagian tubuh tanaman.
Dalam kondisi medan (field condition) tidak mungkin membedakan antara evaporasi
dengan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses tersebut
saling berkaitan sehingga dinamakan EVAPOTRANSPIRASI. Jumlah kadar air yang
hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada:
dengan:
Eto = evapotranspirasi acuan (mm/hari)
W = faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari
C = faktor penyesuaian kondisi cuaca akibat siang dan malam
(1-W) = faktor berat sebagai pengaruh angin dan kelembaban
Rn = radiasi penyinaran matahari (mm/hari)
F(u) = faktor yang tergantung dari kecepatan angin / fungsi relatif angin
ea = tekanan uap jenuh (mbar)
ed = tekanan uap nyata (mbar)
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap air/ perbedaan tekanan uap jenuh rata-rata dengan
tekanan uap rata-rata yang sesungguhnya dan dinyatakan dalam mbar pada temperatur
rata-rata.
Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan
menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004). Pada
awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah.
Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan
mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).
Proses tahapan infiltrasi ini melibatkan tiga proses yaitu (asdak, 2004):
1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah menurut
baramankusumah (1978), jumlah dan ukuran pori yang menentukan adalah jumlah
pori-pori yang berukuran besar. Makin besar pori maka kapasitasi infiltrasi semakin
besar pula.
2. Tertampungnya air hujan tersebut kedalam tanah.
3. Proses mengalirnya air tersebut ketempat lain (bawah, samping dan atas)
1. Kelembapan tanah
2. Kompaksi
4. Tekstur tanah
5. Struktur tanah
Model persamaan kurva kapasitas infiltrasi yang dikemukakan oleh Horton adalah
salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi. Horton mengakui bahwa
kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu hingga mendekati nilai
yang konstant. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih
dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah dibanding dengan proses aliran
di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan
retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran struktur
permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan air
hujan. Model Horton dapat dinyatakan secara matematis mengikuti persamaan sebagai
beikut :
f =fc+(fo-fc)e-Kt
Keterangan;
k : konstanta geofisik
e : 2,718
maka,
t = (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
y=t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
atau
Penentuan besarnya infiltrasi dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode atau
cara yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian pada
percobaan laboratorium menggunakan simulasi hujan buatan (metode simulasi
laboratorium).
3. Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi
hidrograf).
Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekankan kedalam tanah.Permukaan tanah di dalam tabung diisi air.Tinggi air dalam
tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air yang ditambahkan
untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus diukur. Makin kecil
diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke samping di bawah tabung. Dengan
cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung
sebelah dalam per satuan waktu.