Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
Jl.Majapahit No. 62 Mataram 83125 Telp.(0370) 636126

LAPORAN TUGAS BESAR


HIDROLOGI

OLEH :

XXLX XUXSX XFXXDX


( F1A 011 080 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2013
KA TA PENG A NTA R

Kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan izin-Nyalah kita diberi kemudahan dalam meyelesaikan segala
aktivitas. Laporan ini merupakan tugas besar yang harus diselesaikan karena
merupakan syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas besar ini, diantaranya :
1. Bapak Salehuxxx, ST, MT. Selaku dosen assistensi.
2. Teman – teman angkatan 2011.
3. Beserta pihak – pihak yang secara tidak langsung membantu saya dalam
penyelesaian tugas ini.
Demikianlah pengantar dari saya dan apabila dalam penyusunan laporan ini
terdapat kesalahan perhitungan ataupun penulisan baik yang disengaja ataupun tidak
saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya. Sekian. Dan terima kasih

Mataram, 03 april 2013

Penulis
DA FTA R ISI
BA B I

PENDA HULUA N

1.1 PENGERTIAN HIDROLOGI


Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan
dan distribusi air di bumi, baik di atas, pada maupun di bawah permukaan bumi,
tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan
hubungannnya dengan kehidupan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa
Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di
bumi, dan dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hidrologi Pemeliharaan
Menyangkut pemasangan alat – alat ukur berikut penentuan jaringan stasiun
pengamatannya, pengumpulan data hidrologi, pengolahan data mentah dan
publikasi.
2. Hidrologi Terapan
Ilmu yang langsung berhubungan dengan penggunaan hukum – hukun yang
berlaku menurut ilmu – ilmu murni pada kejadian praktis dalam kehidupan.
Dan menyangkut analisis hidrologi. ( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 1 – 2 )
1.2 SIKLUS HIDROLOGI
2

4
3
1
1
1

1
5
8 7 1
8 6
9 7
10 10
daratan
laut

Gambar 1.1 Gambar Daur Siklus Hidrologi


Keterangan :
1. Penguapan
2. Awan hujan
3. Penguapan kembali
4. Hujan
5. Aliran Limpasan
6. Aliran permukaan
7. Aliran antara
8. Infiltrasi
9. Perkolasi
10. Aliran air tanah
Siklus hidrologi merupakan gerakan air laut ke udara dalam bentuk uap
yang diakibatkan oleh panas matahari yang kemudian di bawa kedaratan oleh
angin dan kemudian jatuh sebagai hujan ke permukaan tanah. Air huajn yang
jatuh ke permukaan tanah tersebut ada yang mengalir ke permukaan tanah dan ada
masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah dan air – air tersebut nantinya juga
akan kembali menuju laut lagi dan terjadi penguapan kembali oleh matahari.
( Sosrodarsono dan Takeda, 2003 : 2 )

1.3 ILMU – ILMU PENUNJANG LAIN


Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup
kehidupan, maka di dalam melakukan analisis hidrologi diperlukan pula ilmu –
ilmu pengetahuan lain seperti :
1. Meteorologi
Ilmu yang memepelajari tentang cuaca di bumi.
2. Klimatologi
Ilmu yang mempelajari tentang iklim yang ada di bumi.
3. Geografi dan Agronomi
Ilmu yang digunakan untuk mengetahui ciri – ciri fisik dari permukaan bumi
dan dunia tumbuh – tumbuhan.
4. Geologi dan Ilmu Tanah
Ilmu yang mempelajari komposisi dari kerak bumi yang berperan pada
distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam.
5. Hidrolika
Ilmu yang mempelajari gerakan air beraturan dalam sistem sederhana.
6. Oceanogarfi dan Limnologi
Ilmu yang berkaitan dengan laut dan danau.
7. Statistik
Ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik menjadi
informasi yang sangat berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 5 – 6 )

1.4 SEJARAH PERKEMBANGAN HIDROLOGI DI INDONESIA


Ilmu hidrologi di dunia sebenarnya telah ada sejak orang mulai
mempertanyakan dari mana asal mula air yang berada di sekitar kita yaitu
tepatnya pada abad ke -16. Pada zaman Leonardo Da Vinci dan Bernad Palissy
pengenalan tentang hidrologi mulai dikenal, mereka menemukan konsep siklus
Hidrologi secara benar, melalui penyelidikan ( hubungan infiltrasi sampai kepada
terjadinya mata iar ). Ketidakmampuan orang dahulu dalam menetapkan
pengertian yang tepat karena di dasari pada anggapan bahwa tanah terlalu kedap
sehingga tidak mungkin air masuk ke dalam tanah karena jumlah hujan tidak
cukup banyak untuk dapat menimbulkan air yang sebesar seperti yang sering kita
lihat di sungai, danau dan laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan akhirnya
dengan ditemukannya alat pengukur dan pengembangan hidrolika, maka
membuka kemungkinan dilaksanakannya percobaan - percobaan Hidrologi.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 6 )
Perkembangan hidrologi di indonesia tidak diketahui dengan jelas. Pada
pendidikan tinggi pada tahun 60 – an mata kuliah hidrologi masih merupakan
mata kuliah lain seperti irigasi, bangunan tenaga air. Dan mulai awal tahun 70 –
an ilmu hidrologi mulai berkembang dengan pesat, diantaranya ditandai dengan
cukup banyaknya penemuan ilmiah dalam bentuk seminar, loka karya yang
mempersoalkan ilmu Hidrologi secara kualitatif dan kuantitatif dan kemudian
menjadi pesat. Dan seiring dengan berjalannya waktu, munculnya organisasi
seperti Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia( HATHI ) di Indonesia sangat
mendukung perkembangan tersebut. Dan pada bulan januari tahun 2001 HATHI
melakukan seminar tentang “ Peningkatan Profesionalisme dan Penerapan
Teknologi Air Dalam Pembangunan Daerah “ yang berlangsung di Jakarta. Dan
ini menandakan semakin berperannya HATHI dalam perkembangan ilmu – ilmu
hidrolik di Indonesia.
( Sumber : Internet ( Jurnal dan berbagai seminar HATHI ))

1.5 PENGGUNAAN HIDROLOGI DALAM PERENCANAAN TEKNIK


Dalam praktik para teknis yang berkepentingan dengan perencanaan dan
pembangunan air tidak dapat mengakibatkan Hidrologi sebagai alat penganalisa
jumlah air. Pada suatu kota dimensi sumber – sumber daya air daerah – daerah
pengaliran sungai semakin luas maka tidak hanya berperanan dalam perencanaan
bangunan air saja, tetapi juga ikut menentukan macam dan luas daerah pertanian
serta pedalaman dan daerah lainnya. Hidrologi adalah suatu alat pembantu dalam
perencanaan teknik hidrolika. Ilmu ini sebanding dengan mekanika terapan dan
mekanika fluida. Tetapi kedudukan dan posisi secara keseluruhan berbeda karena
hidroligi penuh dengan kerumitan dan sistemnya maha luas. Makin luas sistem
maka makin bervariasinya nilai ukur/parameter fisik, sehingga secara praktis tidak
mungkin menetapkan/menaksir nilai – nilai ukur di tiap titik. Misalnya untuk
suatu DAS mempunyai formasi/susunan geologi dan susunan tanah yang berbeda
sehingga sangat sulit memperkirakan lithologi di suatu titik sembarang tanpa
adanya data - data pemboran. ( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 7 - 8 )
BA B II

MENENTUKA N C URA H HUJA N RA TA – RA TA


DA ERA H
DENG A N METO DE PO LIG O N THIESSEN

Landasan Teori
Metode ini biasa digunakan untuk daerah – daerah dimana distribusinya
dari pengamat hujan tidak tersebar merata. Dan hasilnya lebih teliti. Adapun
caranya, yaitu :
a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing –
masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon –
poligon mengelilingi tiap – tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga
tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas - batas daerah pengamat yang
bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat didalam DAS dan luas DAS seluruhnya
dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai persentase dari
luas DAS seluruhnya. Dan menghitung luas juga bisa menggunakan kertas
milimeter blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata – rata daerah di dapat dengan
mengalikan hujan rata – rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi
tiap stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang
bersangkutan.
Rumus umum :

R =
AR +A R
1 1 2 2
+ ......................+ An R n
.......................... ( 2.1 )
A +A
1 2
+ ....................+ An

Keterangan :

R = curah hujan daerah ( mm )


n = jumlah titik – titik ( pos ) pengamatan
R1, R 2,..... ,Rn = curah hujan ditiap titik pengamatan
A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewalkili tiap titik pengamatan

Perhitungan Luas kotak dalam km2


Diketahui :
Skala Peta adalah 1 : 50000
0,5
Luas daerah stasiun A = 87,7075 x 0,25 km2
= 21,926875 km2
0,5
Luas daerah stasiun B = 60,7575 x 0,25 km2
= 15,189375 km2
Luas daerah stasiun C = 44,70125 x 0,25 km2
= 11,1753125 km2
Luas daerah stasiun D = 62,44125 x 0,25 km2
= 15,6103125 km2
Luas daerah stasiun E = 61,1375 x 0,25 km2
= 15,284375 km2
Contoh perhitungan curah hujan rata – rata pada tahun 1983 adalah :

( 21,93 x115,016 +15,19 x 82 +11,175 x103 +15,61 x 99 +15,284 x1000


R =
( 21,93 +15,19 +11,175 +15,61+15,284 )

= 108,134 mm
Jadi, curah hujan rata – rata untuk tahun 1983 adalah 108,134 mm
 Untuk perhitungan curah hujan pada tahun yang lain mengikuti

Data curah hujan
Data - data curah hujan harian
No Tahun Curah Hujan diberbagai Stasiun ( mm )
Stasiun A Stasiun B Stasiun C Stasiun D Stasiun E
1 1983 115,016 82 103 99 100
2 1982 103,016 72 82 79 80
3 1981 131,016 70 122,016 70 101,016
4 1980 59 52 142,016 58 168
5 1979 83 92 72 102,016 95
6 1978 75 69 110,016 111,016 94
7 1977 95 71 97 151,016 65
8 1976 72 86 88 95 65
9 1975 53 70 119 74 84
10 1974 48 101,016 67 101 77
11 1973 137 111,016 58 105 88
12 1972 81 91,016 38 82 108
13 1971 74 80 116 88 113,016
14 1970 60 59 72 77 132,016
15 1969 82 122 129 100,016 102,016
16 1968 58 112 118 112,016 111,016
17 1967 106,016 89 98 110,016 151,016
18 1966 90,016 74 69 121,016 74
19 1965 93,016 63 93 66 83
20 1964 82 101,016 70 100 80
21 1963 111 111,016 86 106 86
22 1962 106 91,016 95 97 95
23 1961 73 43 72 95 72
24 1960 81 68 81 78 88
25 1959 100 70 171 150 91

Keterangan :
Luas stasiun A = 21,927 km2
Luas stasiun B = 15,189 km2
Luas stasiun C = 11,175 km2
Luas stasiun D = 15,610 km2
Luas stasiun E = 15,284 km2

Jadi, luas total seluruh stasiun adalah 79,185 km2

Anda mungkin juga menyukai