FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Dari 0.6% air total yang tersedia sebagai air tewar kira-kira setengahnya berada di dalam
kedalaman 800 m dan praktis tidak ada di permukaan tanah. Ini berarti persediaan air
tawar bumi di peroleh untuk penggunaan manusia kira-kira 4 Juta km3 dan terutama
berada dalam tanah. Bila di sebut permukaan tanah air ini akan kira-kira 30 m dalamnya.
Volume
Sungai 1.25
Atmosfir 13 0,001
Yang terutama di perhatikan oleh ahli hidrologi ada empat proses yaitu
presipitasi, evaporasi dan transpirasi, aliran limpasan permukaan atau aliran sungai, dan
aliran air tanah ia harus mampu menginterpirasi data tentang keempat hal di atas dan
meramalkan hasil dari studinya mengenai kuantitas yang mungkin terjadi pada khasus
banjir tertinggi dan kekeringan. Ia juga harus mampu menyatakan pendapatnya tentang
kemungkinan frekuensi sesuatu peristiwa yang akan terjadi, karena pada frekuensi nilai-
nilai tertentu dari peristiwa ekstremlah kebanyakan desain teknik hidrolika di dasarkan.
Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup kehidupan,
maka di dalam melakukan analisa hidrologi diperlukan pula ilmu-ilmu pengetahuan lain
seperti :
- Statistik Adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik
menjadi informasi yang berguna dalam penelitian ilmiah,
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka berkembanglah ilmu Hidrologi, yakni ilmu
yang mempelajari sirkulasi air itu, jadi dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk
mempelajari :
1. Presipitasi (precipitation)
2. Evaporasi dan transpirasi (evaporation)
3. Aliran permukaan (surface stream flow) dan
4. Air tanah (ground water)
Dalam hal-hal tertentu, berapa buah suku dalam persamaan 1.1 dapat di abaikan yang
tergantung dari periode perhitungan deraca air atau sifat-sifat dari daerah itu. Jika periode
perhitungan neraca di ambil 1 tahun dan daerah yang di pelajari itu luas, maka mengingat
variasi meteorology itu berulang dalam siklus 1 tahun, kadar kebasahan tanah itu juga
berulang dalam siklus 1 tahun. Harga M dalam persamaan (1.1) akan menjadi Nol dan
persamaan menjadi :
P=D+E+G
Jika semua supply air tanah itu telah keluar kepermukaan di sebelah atas tempat
pengukuran dan mengalir kebawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi :
P=D+E
Jika perhitungan neraca itu di adakan pada suatu daerah tertentu yang terbatas maka
aliran kedalam (inflow) dan alikan keluar (out flow) dari D dan G kira-kira akan berbeda.
Persamaan (1.1) menjadi :
Dimana :
D1 = Air permukaan dari bagian hulu yang mengalir kedalam daerah yang di
tinjau.
P2 = Laju menahan udara rata-rata (mean air holding rate) di bagian lapisan
variasi air tanah.
M dan adalah harga-harga yang di peroleh dari profil tanah pada titik-titik
tertentu yang di pilih di daerah pengairan. Dalam perhitungan neraca air dipergunakan
irigasi, variasi kuantatif berdasarkan faktor-faktor alamiah seperti presipitasi,
pembekuan, evavorasi, transpirasi, aliran keluar (outflow) air permukaan tanah air tanah
dll, beserta faktor-faktor buatan seperti pengambilan air untuk irigasi, drainase air
kelebihan, jenis dan cara penanaman dan lain-lain harus di perinci dengan jelas.
sebagai contoh, sebuah kota ingin meningkatkan atau memperbaiki penyediaan airnya.
Tugas pertama dari seorang insinyur adalah mencapai sumber-sumber persediaan airnya,
setelah menemukan suatu daerah tangkapan (catchment area)* pegunungan yang tidak
ada penduduknya, ia harus membuat suatu perkiraan kemampuan persediaan airnya.
Berapa banyak hujan yang jatuh pada daerah itu? Apakah proyek suatu waduk
penyimpanan air lebih baik dari pada abstraksi (penempaan). Aliran air tanah dari sumur-
sumur yang terdekat ke kota?
Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab tidak berhenti di situ saja. Jika sebuah
dam akan dibangun, berapa kapasitas saluran limpah (spillway) yang mesti dibuat?
Berapa besar diameter pipa penyedia yang harus di sediakan? Apakah penghijauan daerah
aliran akan menguntungkan pada proyek atau tidak?
Untuk semua pertanyaan ini dan banyak lagi yang lain yang mungkin timbul,
maka ahli hidrologi harus mampu menyediakan jawabannya. Sering jawaban mereka
berkualitas dan sering pula memberikan nilai-nilai kemungkinan/perkiraan, dengan
kemungkinan adanya perbedaan-perbedaan dalam waktu tertentu. Hal ini di sebabkan
karna hidrologi bukanlah ilmu eksakta. Seorang kontraktor boleh jadi membangun
sebuah bendungan elak (cofferdam) di sebuah sungai dan nilai-nila hidrologinya mungkin
menjelaskan kepadanya bahwa, bila bendung elak tersebut di bangun pada suatu tinggi
tertentu, bendung itu merupakan bangunan akan terlimpas, rata-rata skali dalam 100
tahun. Jika bendungan itu merupakan bangunan sementara yang di bangun mungkin
hanya untuk 2 tahun pelayanan, konteraktor tadi mungkin menetapkan hal ini sebagai
suatu resiko cakupan. Hal itu memang suatu resiko. Bolehjadi dalam 2 tahun tersebut
akan terjadi banjir yang akan di ramaikan tadi, sekali dalam 100 tahun, dan hidrologi
belum mampu meramalkan ini.
Dalam bidang teknologidengan skala yang lebih besar, yang berkembang secara
pasat, pengembangan sumber-smber air yang meliputi keseluruhan wilayah sungai dan
geografis beleh jadi di pertimbangkan. Dalam hal-hal semacam ini peranan ahli hidrologi
sangat lah penting. Dalam keadaan ini pandangan dan pengalaman seorang ahli hidrologi
adalah takar-kritik tidak hanya dalam bidang bangunan teknik yang menyangkut
penyediaan air, tetapi juga dalam bentuk dan luasnya pertanian yang akan dilaksanakan,
di bidang pengoleksian indistri, jumlah penduduk yang di tunjang, di bidang navigasi
b. Radiasi Bumi
b. Reradiasi, bagian radiasi bumi dan radiasi matahari yang diserap bersama
- sama memanaskan atmosfer. Pemanasan ini mendorong atmosfer
memancarkan radiasi, jadi atmosfer memancarkan kembali radiasi bumi
yang diserapnya.
c. Pengukuran Radiasi
Terdapat dua cara pengukuran radiasi yaitu cara pulsa (pulse mode) dan
cara arus (current mode). Sistem pengukur yang digunakan dalam kegiatan
proteksi radiasi, seperti survaimeter dan monitor radiasi biasanya menerapkan
cara arus (current mode) sedangkan dalam kegiatan aplikasi dan penelitian
menerapkan cara pulsa (pulse mode).
Cara pulsa
Untuk meng "konversi" kan sebuah radiasi menjadi sebuah pulsa listrik
dibutuhkan waktu tertentu, yang sangat dipengaruhi oleh jenis detektornya.
Bila terdapat dua buah radiasi yang datang secara berurutan dengan selang
waktu lebih cepat daripada waktu konversi detektor, maka radiasi yang
terakhir tidak akan tercacah.
Gbr 1-5
Cara Arus
Karena proses konversi pada cara arus ini tidak dilakukan secara
individual maka cara ini tidak dapat memberi informasi jumlah pulsa
(cacahan) maupun tinggi setiap pulsa. Informasi yang dihasilkan cara pulsa ini
adalah intensitas radiasi yang sebanding dengan perkalian jumlah pulsa dan
tingginya.
Gbr 1-6
Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada suatu luasan
tertentu. Persamaan fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :
Syarat penempatan :
Cara pemasangan :
Cara membaca :
Koreksi-koreksi :
a. Koreksi Index
b. Koreksi Lintang
b. Koreksi Suhu : Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C, maka pembacaan
Barometer dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0 0C
koreksi ditambah.
Gambar.2.7.Barograph
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara.
Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua
termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering.
Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat
dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor
rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara
kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat
ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur
kelembapan udara tipe ini disebut Termohigrograf.
Setiap benda yang perubahan bentuknya sebagai fungsi dari suhu dapat
digunakan sebagai thermometer. Perubahan bentuk ini akibat pemuaian
thermal. Pada umumnya yang dipakai dalam instrumen klimatologi adalah air
raksa dalam tabung kapiler gelas.
gambar.2.10.Termometer Maksimum
Ciri khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa
kapiler di dekat reservoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada
suhu naik dan pada suhu turun air raksa tak bisa kembali ke reservoir, sehingga
air raksa tetap berada posisi sama dengan suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi
ujung air raksa tertinggi, air raksa dapat dikembalikan ke reservoir dengan
perlakuan khusus (diayun-ayunkan). Termometer maksimum diletakkan pada
posisi hampir mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali
dalam 24 jam.
gambar.2.11.Termometer minimum
Mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas
adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau
menyusut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu
rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik
alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.Setelah ujung
indeks yang dekat miniskus alkohol dibaca dan dicatat, dengan perlakuan khusus
indeks dikembalikan mendekati miniskus alkohol. Posisi termometer pada waktu
mengukur hampir sama dengan termometer maksimum yaitu agak mendatar.
Perlu diperhatikan bahwa kapiler alkohol harus dalam keadaan bersambung,
tidak boleh terputus-putus. Bila kapiler alkohol terputus, termometer tidak
boleh lagi dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus dibetulkan terlebih dahulu,
Pengamatan sekali dalam 24 jam.
gamabar.2.12.Termometer biasa
Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa.
gambar.2.13.Termometer tanah
gambar.2.14.Termohigrograf
Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada
pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke
saat tertentu.
gambar.2.15.Psikrometer standar
basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah
berubah daripada termometer bola basah.
Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung
dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta hujan.
gambar.2.16.Higrometer
Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan
RH (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan:
: Air Raksa
Bahan Sensor
Ketelitian : 0.1oC
Thermometer Bola Basah dan Bola Kering adalah alat untuk mengukur suhu
dan kelembaban udara
gambar.2.17.Termometer
gambar.2.18.Psychrometer Assmann
Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu
yang tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi
dengan air murni. Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama
+ 2 menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan
dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu
bola basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu
bola kering.
Keuntungan :
Kerugian :
gambar.2.20.hygrometer rambut
Udara sangat mudah menyerap embun dalam bentuk uap air. Jumlah udara
yang terserap tergantung pada temperatur udara dan air. Makin tinggi
temperatur udara, makin banyak uap air yang terjadi. Uap air mempunyai
tekanan sebagian (partial pressure) yang biasanya diukur dengan bar (1 bar =
100 kN/M2; 1 milibar = 102 N/m2) atau mm tinggi kolom air raksa (Hg) (1 mm hg
= 1,33 mbar). Misalkan suatu bidang permukaan penguapan berada dalam suatu
sitem yang tertutup dan terbungkus diudara. Jika suatu sumber energi panas
tersedia pada system tersebut, penguapan air ke udara akan berlangsung
sampai mencapai titik keseimbangan tertentu dimana udara akan jenuh
terhadap embun atau dengan kata lain tidak terjadi penyerapan lagi. Molekul -
molekul uap air akhirnya akan mempunyai tekanan yang disebut tekanan uap
jenuh(saturation vapour pressure), atau es pada temperatur tertentu dari
system tersebut.
1.2.4 Angin
Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahla Wind
Vane dan Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3
bagian :
Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang
melalui alat per satuan waktu
Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari
aliran udara yang melalui pipa-pipanya.
gambar.2.21.Anemometer
Spesifikasi:
Threshold : 3 knots
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter
anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup propeller
sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin.
Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian
10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang
sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang
menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/
kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara
dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan
penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama
untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan
terhadap sambaran petir.
Gradien barometris :
Letak tempat :
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
Tinggi tempat :
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.
Waktu :
(u/u0=(z/z0)0.35)
Dengan :
Dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak dilakukan usaha untuk
menstandarisasi ketinggian observasi, dan di Eropa kecepatan angin biasanya
diobservasi pada ketinggingan 2 m diatas permukaan tanah.
elektris yang berfungsi untuk mencatat gerakan angin. Pembacaan counter pada
anemometer harus dilakukan dengan interval tertentu, misalkan harian.
Range : 0o - 360o
Akurasi : 3o
Jenis : Cup
gambar.2.22.Aemometer
Jenis-jenis Angin :
1. Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini
biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
2. Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis
ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu
bertenaga angin sederhana.
3. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung
yang biasa terjadi pada siang hari.
4. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung
yang terjadi pada malam hari.
5. Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik
pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain.
Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap
air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.Biasanya angin ini bersifat panas
merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa
mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada
serangan penyakit.
6. Angin Munsoon
Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober
April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih
banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia
terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-
pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari
benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim
Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi
Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia
maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi
musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya
saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang
karena kandungan uap airnya makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari
berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua
australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah,
sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang
menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asi.
Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin
musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak. melewati lautan yang
luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya
di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi
tenggara, dan pantai selatan irian jaya.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim
penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan
musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu:
Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba
dalam waktu singkat dan lebat. Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson
Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal
dengan Angin Musim Timur.
Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua
Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah
hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat,
hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan
dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami
musim hujan.Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan
maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
dan maksimal pada bulan Juli.
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotransporasi tergantung
kepada :
Selain pengukuran hujan, maka pengukuran radiasi matahari, derajat hari, angin,
temperatur, kelembaban udara serta penguapan seringkali dibutuhkan untuk
mendapatkan gambaran lokal tentang cuaca di suatu daerah.
pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point).
Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam
panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi
semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci.
Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya
penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang keruh,
evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai berlumut.
Tinggi air diukur dengan satuan mm. Alat ukur mikrometer mampu mengukur
dalam mm dengan ketelitian seperti seratus mm. Ketelitian pengukuran itu
diperlukan karena tinggi yang diukur tidak sama besar meliputi 5 sampai 8 mm.
Pada musim penghujan nilainya kecil sedangkan pada musim kemarau besar.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat yang
setiap hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian
melihat batas air yang diukur.
1. Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain
dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.Selain
pengukuran hujan, maka pengukuran radiasi matahari, derajat hari, angin,
temperatur, kelembaban udara serta penguapan seringkali dibutuhkan untuk
mendapatkan gambaran lokal tentang cuaca di suatu daerah. Di dalam suatu
stasiun klimatologi sering ditemui alat-alat pengukur cuaca seperti terlihat
dalam berikut ini : Pengukuran penyinaran matahari
Syarat penampilan stasiun evaporasi adalah lokasi stasiun harus datar dan bebas
dari halangan (jarak alat terhadap obyek terdekat harus cukup).
Pan Evaporasi :
Prosedur pengukuran :
Bentuk : silindris
Dimensi :
Diameter
: minimal 120.7 cm
dalam
gambar.2.26
gambar.2.27
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika
molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam
berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang
transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini
terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas
dan "menguap" Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu
tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar).
Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar
energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul
"kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap.
Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih
lambat dan karena itu lebih tak terlihat
Terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat. Panci ini mempunyai garis
tengah 122 cm dan tingginya 25,4 cm.
b) Hook Gauge
Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook
Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya
berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang yang berskala, dan sebuah
sekrup yang berada pada batang tersebut, digunakan untuk mengatur letak ujung
jarum pada permukaan air dalam panci. Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer
yang dibagi menjadi 50 bagian.
Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi
1 mm. Hook gauge buatan Perancis mempunyai micrometer yang dibagi menjadi 20
bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan tinggi jarum 0,1 mm, berarti
untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi jarum sebanyak 2mm
c) Still Well
Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat
permukaan air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan pada panci, sehingga
penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah dilakukan.
Alat ini dipasang sebelah selatan dekat pusat panci, dengan mangkok-
mangkoknya sedikit lebih tinggi. Terutama sekali digunakan untuk mengukur
banyaknya angin selama 24 jam.
f) Pondasi/ Alas
Dibuat dari kayu dicat sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian
ata kayu dicat putih untuk mengurngi penyerapan radiasi sinar matahari.
1. Evaporasi
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang
pengembangan sumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai,
besarnya kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan
konsumptif untuk tanaman dan lain-lain.
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah
sebagai berikut :
Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerapkali juga
di malam hari.
Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi
yang berupa panas latent untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat
aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan
penghalang radiasi matahari dan akan mengurangi input energi, jadi
akan menghambat proses evaporasi.
evaporasi berjalan lebih cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah
rendah, karena adanya energi panas yang tersedia. Karena kemampuan
udara untuk menyerap uap air akan naik jika sushunya naik, maka suhu
udara mempunyai efek ganda terhadap evaporasi, sedangkan suhu
tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.
Kecepatan angin
Jika air menguap ke atmosfir maka lapisan batas antara tanah dengan
udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti.
Agar proses tersebut berjalan terus lapisan jenuh itu harus diganti
dengan udara kering. Penggantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau
ada angin, jadi kecepatan angin memegang peranan dalam proses
evaporasi.
Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut
sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata.
Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut
dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang letaknya satu sama lain di
perantaian oleh suatu juga jarak yang tertentu itu pun mempengaruhi intensitas
penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari
lubang yang satu malah menghambat penguapan dari lubang yang berdekatan.
Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain
yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan
uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.
Kelembaban udara
Angin
Keadaan air didalam tanah
Evapotranspirasi
Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah dan
transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET). Evaporasi merupakan
suatu proses yang tergantung energi yang meliputi perubahan sifat dari fase cairan ke
fase gas. Laju transpirasi merupakan fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap
aliran, dan kemampuan tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya
transpirasi. Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan
faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan atmosfer
atau tuntutan evaporisasi.
air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar stomata
Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam
kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
b. Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
c. Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
d. Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
e. Kedalaman dan proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan
tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi
akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi
akar (akar per satuan volume tanah) meningkatkan pengambilan air dari suatu
satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner, et.al., 1991 ).
100 cm
Tanah pasir
100 cm
Pasir kasar
Kerikil
Dasar berlubang
Keluar
a. Metode Tornthwaite
b. Metode Blanex-Criddle
d. Langbein-Wundt
ETo = c.ETo*
Dimana :
Rn1 = f(t).f(ed).f(n/N)
= 0.27 (1 0.864 u)
ed = ea * RH
Tabel Hubungan Suhu (t) dengan nilai ea (mbar), E, (1-W) dan f(t)
5 4 2 0 2 4 6 8 10
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Juli 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8
Oktober 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6
C 1.10 1.10 1.00 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10
Dalam bidang pertanian yang lain digunakan angka-angka seperti yang terlihat
pada Tabel berikut ini :
i. Di Indonesia, hubungan antara banyaknya evapotranspirasi dan
banyaknya evaporasi dari panci evaporasi diperkirakan dari rumus
sbb :
ii. e = 1,6 (10t/I )a
iii. e: evapotranspirasi potensial bulanan yang belum disesuaikan (cm)
iv. .
Cara penman :
Eto : C.Etc*
Etc* = W [{0.75.Rs-Rn}+(1-w).f(u).eq-cd}]
Dimana :
W = Faktor yang berhubungan dengan temperature (1) dari elevasi
daerah antara 0-500 m.
Rs. = Satuan radiasi gelombang pendek dalam satuan mm/hr
(0.25+0.54 n/N)Ra.
Rn1 = Radiasi bersih gelombang panjang dalam satuan mm/hr
(f(t).f(ed).f(n/N).
F(t) = FungsiSuhu
Ra = Suhu
- Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh
- Kelembaban tanah
- Pemampatan oleh curah hujan
- Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus
- Pemampatan oleh orang dan hewan
- Struktur tanah
- Tumbuh-tumbuhan
- Udara yang terdapat dalam tanah
mm/jam
indeks
(1 - Eo)V0
(Ainf x T)
Keterangan :
(1 Eo)V0
= (4.2)
(Ainf x T)
( )
= x 100% . (4.3)
vo x t
Keterangan:
1.6 Presipitasi
1.6.1 Pembentukan Hujan
Pancaran sinar dan panas matahari membantu terjadinya
penguapan air di permukaan laut, sungai, danau, dan tubuh makhluk
hidup. Uap air akan naik ke lapisan atmosfer. Uap air di udara dapat
berpindah karena perbedaan suhu udara atau karena terbawa angin. Proses
terbawanya tetes-tetes air oleh angin disebut dengan transportasi. Di udara,
uap air yang terkena udara dingin akan berubah menjadi tetes air atau
disebut kondensasi.
Tetes-tetes air akan jatuh pada suatu daerah menjadi hujan. Hujan yang jatuh ke
permukaan bumi akan mengalir dan membentuk danau, sungai dan airnya terus
mengalir hingga berakhir di laut.
5. Faktor geografis
1. Gerimis: tetes cair air yang tipis < 0,5 mm intensitas <
1 mm/jam
berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun
dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi
dari awan.
Tinggi badan : 60 cm
Bahan :
Ring corong, pipa corong, pipa badan dan kran terbuat dari kuningan
Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan min 0.8 mm atau Stainless
Seluruh badan dicat luar dalam dengan cat anti karat warna bronce-metalic
Kran dapat kunci dengan gembok kuningan kualitas baik dan tahan karat Gelas
ukur 1 (satu) buah untuk standard 100 cm2 : buatan Lokal
Penakar hujan otomatis adalah alat untuk merekam curah hujan yang direkam
pada kertas pia
Spesikasi
Bahan :
Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan minimal 0.8 mm
Seluruh badan di cat luar dalam dengan cat anti karat warna bronce
metallic
Kertas Pias :
Perekaman :
Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran hasil
pengamatan hujan dari penakar hujan OBS dengan luas corong 100 cm2.
Spesifikasi
Dimensi :
Tinggi : 25 cm
Diameter dalam : 4 cm
Diameter bawah : 7 cm
Skala ukur : 0 - 25 mm
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evapotranspirasi
a. Metode Tornthwaite
b. Metode Blanex-Criddle
d. Langbein-Wundt
ETo = c. ETo*
ETo* = w.(0,75 Rs Rn1) + (1-w) f(u) (ea ed)
Dimana :
ETo = Evapotranspirasi potensial
ETo* = Evaporasi sebenarnya
w = Faktor yang berhubungan dengan suhu (t) dan elevasi daerah.
Untuk Indonesia (0-500), hubungan t dan w disajikan dalam
tabel E-1
Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun pada satuan waktu
tertentu. Dalam prakteknya, data yang berhubungan dengan curah hujan yang
sering digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pertanian adalah
curah hujan rata-rata, jumlah hari hujan dan pembagian bulan basah dan bulan
kering. Dari perhitungan Curah Hujan Rata-rata ini akan diperoleh curah hujan
rata-rata Maksimum.
a) Metode Aljabar
b) Metode Poligon Thiessen
c) Metode Isohyet
Metode Aljabar (Rerata Aritmatik) adalah metode yang paling sederhana dalam
menghitung curah hujan rata-rata. Metode ini diperoleh dari hasil pembagian data
curah hujan dengan banyaknya data curah hujan. Secara matematis dapat ditulisan
sebagai :
Dimana:
Contoh :
1 +2 + 3
= 3
Dimana :
Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang
didapat dengan cara lain. Keuntungan cara ini adalah bahwa cara ini obyektif
yang berbeda dengan cara isohyets, dimana factor subyektif turut menentukan.
Hubungkan semua stasiun yang terdapat di dalam DPS dengan garis sehingga
Pada masing-masing segitiga ditarik garis sumbunya tegak lurus dan semua
Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan memprhitungkan daerah
pengaruh tiap titik pengamatan.
= 1 1 + 2 2 + +
Dimana :
1 1
1 = =
1 + 2 + 3
Cara Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara Aljabar rata-
rata. Akan tetapi, penentuan titik pengamatan dan pemilihan ketinggian akan
mempengaruhi ketelitian hasil yang didapat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah sebagai berikut :
Untuk metode ini menggunakan garis Kontur. Peta isohyet digambar pada peta
topografi dengan interval 10 sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-titik
pengamatan di dalam dan di sekitar daerah yang dimaksud. Luas bagian daerah antara 2
garis isohyets yang berdekatan diukur dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata
dari garis-garis isohyet yang berdekatan yang termasuk bagian-bagian daerah itu dapat
dihitung. Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut :
1 1 +2 2 + 3 3 + +
= 1 + 2 + +
Dimana :
Analisis curah hujan rencana ditujukan untuk mengetahui besarnya curah hujan
harian maksimum dalam periode ulang tertentu yang nantinya digunakan untuk
perhitungan debit banjir rencana. Metode yang umum digunakan untuk perhitungan
curah hujan rencana ini adalah Metode Gumbel, Metode Log Normal, Metode Log
Pearson Tipe III, Metode Weduwen dan Metode Haspers.
1. Metode Gumbel
Untuk menghitung curah hujan rencana dengan metode distribusi Gumbel
digunakan persamaan distribusi frekuensi empiris sebagai berikut :
= + ( )
Sx
( X Xr) 2
n 1
Di mana :
Tabel Nilai Yt
(Years) Yt
2 0.3665
5 1.4999
10 2.2502
20 0.9606
25 3.1985
50 3.9019
100 4.6001
200 5.2960
500 6.2140
1000 6.9190
5000 8.5390
10000 9.9210
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.940 0.960 0.980 0.990 1.000 1.020 1.030 1.030 1.040 1.050
20 1.060 1.060 1.070 1.080 1.080 1.090 1.090 1.100 1.100 1.100
30 1.110 1.110 1.110 1.120 1.120 1.120 1.130 1.130 1.130 1.130
40 1.140 1.140 1.140 1.140 1.140 1.150 1.150 1.150 1.150 1.150
50 1.160 1.160 1.160 1.160 1.160 1.160 1.160 1.170 1.170 1.170
60 1.170 1.170 1.170 1.170 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180
70 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.190 1.190 1.190 1.190
80 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.200
90 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200
100 1.200
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.495 0.449 0.503 0.507 0.510 0.512 0.515 0.518 0.520 0.522
20 0.523 0.525 0.526 0.528 0.529 0.530 0.532 0.533 0.534 0.535
30 0.536 0.537 0.538 0.538 0.539 0.540 0.541 0.541 0.542 0.543
40 0.543 0.544 0.544 0.545 0.545 0.546 0.546 0.547 0.547 0.548
50 0.548 0.549 0.549 0.549 0.550 550.000 0.550 0.551 0.551 0.551
60 0.552 0.552 0.552 0.553 0.553 0.553 0.553 0.554 0.554 0.554
70 0.554 0.555 0.555 0.555 0.555 0.555 0.556 0.556 0.556 0.556
80 0.556 0.557 0.557 0.557 0.557 0.558 0.558 0.558 0.558 0.558
90 0.558 0.558 0.558 0.559 0.559 0.559 0.559 0.559 0.559 0.559
100 0.560
= + ( )
(Soemarto,hal:152,1999)
Di mana :
X = curah hujan
(symbol lain : G)
a. Nilai Rata-rata :
in
( Log Xi)
Log X i 1
b. Standar Deviasi :
i n
Sx 2 i 1
n 1
c. Koefisien Kepencengan :
i n
Cs i 1
Dimana :
Skew
1.01 1.053 1.111 1.25 2 5 10 25 50 100 200
Coefisients
Percent Change
Cs
99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5
0.0 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576
0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.846 -0.099 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.67
0.2 -0.174 -1.586 -1.258 0.85 -0.132 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763
0.3 -2.1 -1.555 -1.245 0.853 -0.083 0.824 1.309 1.849 2.261 2.544 2.856
0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 -0.066 0.816 1.317 1.880 2.311 3.615 2.919
0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 -0.148 0.808 1.323 1.910 2.359 3.686 3.041
0.6 -1.88 -1.458 -1.200 -0.857 -0.050 0.8 1.328 1.939 2.211 2.755 3.132
0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 -0.164 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223
0.8 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 -0.033 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312
0.9 -1.66 -1.353 -1.147 -0.854 -0.180 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401
1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 -0.017 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489
1.1 -1.518 -1.280 -1.107 -0.845 -0.195 0.745 1.341 2.066 2.585 3.087 3.575
1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 0.000 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661
1.3 -1.388 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.745
1.4 -1.318 -1.163 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828
1.5 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.743 3.330 3.901
1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.99
1.7 -1.14 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.069
1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147
1.9 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.223
2.0 -0.99 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298
2.1 -0.946 -0.914 -0.869 -0.765 -0.319 0.592 1.294 2.230 2.942 3.565 4.372
2.2 -0.905 -0.882 -0.844 -0.752 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.454
2.3 -0.867 -0.850 -0.819 -0.739 -0.341 0.555 1.274 2.248 2.997 3.753 4.515
2.4 -0.832 -0.819 -0.795 -0.725 -0.351 0.537 1.262 2.256 3.023 3.800 4.584
2.5 -0.799 -0.790 -0.771 -0.711 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 3.652
2.6 -0.769 -0.762 -0.747 -0.696 -0.368 0.499 1.238 2.267 3.071 3.889 4.718
2.7 -0.74 -0.736 -0.724 -0.681 -0.376 0.479 1.224 2.272 3.097 3.932 4.783
2.8 -0.714 -0.711 -0.702 -0.666 -0.384 0.460 1.210 2.275 2.114 3.973 4.847
2.9 -0.69 -0.688 -0.681 -0.651 -0.390 0.440 1.195 2.277 2.134 4.013 4.909
3.0 -0.667 -0.665 -0.660 -0.636 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.061 4.97
Coefisients
Cs Percent Change
99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5
0 -2.325 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576
1 -2.400 -1.673 -1.292 -0.836 0.017 0.846 1.270 1.716 2.000 2.252 2.482
2 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178 2.388
3 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104 2.294
4 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 0.056 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.201
5 -2.686 -1.774 -1.323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108
6 -2.755 -1.797 -1.328 -0.800 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016
7 -2.824 -1.819 -1.333 -0.790 0.166 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926
8 -2.891 -1.839 -1.336 -0.780 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733 1.837
9 -2.957 -1.858 -1.339 -0.769 0.148 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749
10 -3.022 -1.877 -1.340 -0.758 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588 1.664
11 -3.087 -1.894 -1.341 -0.745 0.180 0.848 1.107 1.324 1.435 1.518 1.581
12 -3.149 -1.910 -1.340 -0.732 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501
13 -3.211 -1.925 -1.339 -0.719 0.210 0.838 1.064 1.240 1.324 1.383 1.424
14 -3.271 -1.938 -1.337 -0.706 0.225 0.832 1.041 1.198 1.270 1.318 1.351
15 -3.330 -1.961 -1.333 -0.690 0.240 0.825 1.018 1.157 1.271 1.256 1.282
16 -3.388 -1.962 -1.329 -0.675 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197 1.216
17 -3.444 -1.972 -1.324 -0.660 0.268 0.808 0.970 1.075 1.116 1.140 1.155
18 -3.499 -1.981 -1.318 -0.643 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087 1.097
19 -3.553 -1.969 -1.310 -0.627 0.294 0.788 0.920 0.996 1.023 1.037 1.044
20 -3.605 -1.996 -1.302 -0.609 0.307 0.777 0.896 0.959 0.980 0.990 0.995
21 -3.656 -2.001 -1.294 -0.592 0.319 0.765 0.869 0.923 0.939 0.945 0.949
22 -3.706 -2.006 -1.284 -0.574 0.330 0.752 0.844 0.888 0.900 0.905 0.907
23 -3.753 -2.009 -1.274 -0.555 0.341 0.739 0.819 0.855 0.864 0.867 0.869
24 -3.800 -2.011 -1.262 -0.537 0.351 0.725 0.796 0.823 0.830 0.832 0.833
25 -3.845 -2.012 -1.250 -0.518 0.360 0.711 0.771 0.793 0.798 0.799 0.800
26 -3.883 -2.013 -1.238 -0.499 0.368 0.696 0.747 0.764 0.768 0.769 0.769
27 -3.932 -2.012 -1.224 -0.479 0.376 0.681 0.724 0.738 0.740 0.740 0.741
28 -3.973 -2.010 -1.210 -0.460 0.384 0.666 0.702 0.712 0.714 0.714 0.714
29 -4.013 2.007 -1.195 -0.440 0.330 0.651 0.681 0.683 0.689 0.690 0.690
30 -4.061 2.003 -1.180 -0.420 0.390 0.636 0.660 0.666 0.666 0.667 0.667
3. Metode Iwai
b X
+
= log
0+
1
log 0 = log
=1
Perkiraan harga b :
1
=
=1 10
02
= 20 (+)
Perkiraan harga a :
1 2 + 2
= 1 =1 (log +)
0
2
= 1 02
1
2 = {log(
=1
+ )}2
Dengan :
n = Banyaknya data.
10
: angka bulat (dibulatkan ke angka yang terdekat).
Jika tetapan tetapan tersebut di atas telah didapat, maka curah hujan
yang mungkin (probable rainfall) yang selesai dengan kemungkinan lebih
sembarang (arbitrary excess probability) dapat dihitung dengan rumus berikut :
1
( + ) = (0 + ) + ( )
- Log ( + )2 dan 2
5 0,5951
10 0,9062
25 1,2379
50 1,4522
100 1.6450
200 1,8214