Anda di halaman 1dari 84

HIDROLOGI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Konsep Dasar, Tujuan, dan Analisa Hidrologi


1.1.1. Pengertian Hidrologi
Hidrologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan
distribusi air di bumi, baik di atas, pada maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat
fisika, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungan dengan kehidupan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masa
Kuantitas dan Kualitas air di bumi, dapat dikategorikan menjadi 2 bagian :
1. Hidrologi pemeliharaan/Operational Hyidrologie

Menyangkut pemasangan alat-alat ukur berikut penentuan jaringan stasiun


pengamatannya, pengumpulan data Hidrologi (termasuk kegiatan pengamatan
hidrologi), pengolahan data mentah dan publikasi data.

2. Hidrologi Terapan/Applied Hyidrologie

(Ilmu terapan adalah ilmu yang langsung berhubungan dengan penggunaan


hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni/pure science pada
kejadian praktis dalam kehidupan) Menyangkut analisa Hidrologi.
Contoh :
Pada kegiatan perencanaan reservoir yang bertujuan untuk mengendalikan banjir dan
mengatasi kebutuhan air, tercakup beberapa step analisa hidrologi adalah :
- Memperkirakan jumlah air permukaan yang tersedia.
- Memperkirakan kehilangan air (akibat penguapan, rembesan dan sebagainya).
- Memperkirakan kebutuhan air (domestic, pertanian, perindustrian).
- Memperkirakan banjir rencana/design flood.
- Memperkirakan kapasitas/volume reservoir dan tinggi M.A. max dalam reservoir.

Setelah itu baru di lanjutkan dengan perencanaan bangunan air yaitu :

- Merencanakan bangunan pengendalian banjir.


- Merencanakan bangunan drainase pada daerah perkotaan atau daerah aliran.
- Merencanakan/menentukan bentuk dan ukuran konteruksi dan lain-lain.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.1


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

1.1.2 Ketersedian Air di Bumi


Dari uraian di atas jelas bagi kita ukuran peristiwa yang sedang di bahas. Tabel
menyusun perkiraan jumlah air yang terlibat dalam siklus hidrologis dan proporsi (dalam
persentase) dari total air bumi yang terlibat dalam setiap bagian siklus tersebut.

Dari 0.6% air total yang tersedia sebagai air tewar kira-kira setengahnya berada di dalam
kedalaman 800 m dan praktis tidak ada di permukaan tanah. Ini berarti persediaan air
tawar bumi di peroleh untuk penggunaan manusia kira-kira 4 Juta km3 dan terutama
berada dalam tanah. Bila di sebut permukaan tanah air ini akan kira-kira 30 m dalamnya.

Tabel. Perkiraan Persediaan Air Bumi

Volume

Lokasi ( = ) Persentase Total Air

Danau air tawar 125

Sungai 1.25

Lengas tanah 65 0,62

Air tanah 8.250

Danau air asin dan laut mati 105 0,008

Atmosfir 13 0,001

Tudung kutub es, sungai es dan 29.200 2,1


salju
1.320.000 97,25
Laut dan lautan

Total 1.360.000 100,0

Atau 1,36 X 108 m3

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.2


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Yang terutama di perhatikan oleh ahli hidrologi ada empat proses yaitu
presipitasi, evaporasi dan transpirasi, aliran limpasan permukaan atau aliran sungai, dan
aliran air tanah ia harus mampu menginterpirasi data tentang keempat hal di atas dan
meramalkan hasil dari studinya mengenai kuantitas yang mungkin terjadi pada khasus
banjir tertinggi dan kekeringan. Ia juga harus mampu menyatakan pendapatnya tentang
kemungkinan frekuensi sesuatu peristiwa yang akan terjadi, karena pada frekuensi nilai-
nilai tertentu dari peristiwa ekstremlah kebanyakan desain teknik hidrolika di dasarkan.

1.1.3 Ilmu Ilmu yang Menunjang

Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup kehidupan,
maka di dalam melakukan analisa hidrologi diperlukan pula ilmu-ilmu pengetahuan lain
seperti :

- Meteorology. Mempelajari phenomena phisyk dari atmosphereyang termasuk


dalam meteorology yakni tekanan gas, kelembaban nisbi, kejenuhan titik
pengembunan titik baku. Temperatur (temperature bola basah dan temperature
sesungguhnya).
- Klimatologi. Membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan cuaca
termasuk interpretasi statistik record-record cuaca jangka panjang untuk
mendapatkan harga rata-rata trend terhadap waktu, gambaran lokal dari cuaca
perhitungan-perhitungan radiasi matahari, derajat hari, angin hujan, temperature,
rata-rata bulanan serta harian, temperature max/min, penguapan.
- Geografi Dan Agronomi. Untuk mengetahui ciri-ciri Fhysik dari permukaan bumi
dan duni tumbuh-tumbuhan, yang besar pengaruhnya terhadap distribusi air hasil
presipitasi setelah mencapai tanah dan penguapannya.
- Geologi dan ilmuh tanah. Mempelajari komposisi dari gerak bumi yang
berperanan pada distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air dalam
tanah.
- Hidrolika. Adalah ilmu (hukum) yang mempelajari gerak air beraturan dalam
sistem sederhana.
- Oceanografi Dan Limnologi. Berkaitan dengan laut dan danau.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.3


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

- Statistik Adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik
menjadi informasi yang berguna dalam penelitian ilmiah,

- pengembalian keputusan dan sebagainya. Statistik di perlukan dalam menganalisa


data Hidrologi.

1.1.4 Dasar Dasar Hidrologi

1. Awan dan uap air di 11. Presipitasi 21. Evaporasi dari


udara 12. Salju yang mencair sungai-sungai dan
2. Hujan 13. Lain-lain danau-danau
3. Hujan es 14. Intersepsi 22. Evaporasi dari laut
4. Salju 15. Evaporasi hujan 23. Pengamatan debit
5. Limpasan permukaan sedang jatuh 24. Pengamatan
6. Perkulasi 16. Evapotranspirasi kualitas air
7. Alat ukur salju 17. Transpirasi 25. Pengamatan
8. Alat ukur hujan 18. Awan dan uap air evaporasi
9. Sumur pengamatan 19. Evaporasi
Air tanah 20. Evaporasi dari tanah

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka berkembanglah ilmu Hidrologi, yakni ilmu
yang mempelajari sirkulasi air itu, jadi dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk
mempelajari :
1. Presipitasi (precipitation)
2. Evaporasi dan transpirasi (evaporation)
3. Aliran permukaan (surface stream flow) dan
4. Air tanah (ground water)

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.4


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Sirkulasi air/siklus Hidrologi dan Neraca Air (Water Balance)


Sirkulasi air hubungan-hubungannya secara singkat telah dilukis pada gambar 1-1
dalam proses sirkulasi air, penjelasan mengenai hubungan aliran kedalam (inflow) dan
aliran kelur (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu tersebut neraca air
(water balance).
Umumnya terdapat hubungan keseimbangan sebagai berikut :
P=D+E+G+M
Dimana :
P = presipitasi
D = debit
E = evaportranspirasi
G = penambahan (supply)

M = penambahan kadar kelembaban tanah (moisture content)

Dalam hal-hal tertentu, berapa buah suku dalam persamaan 1.1 dapat di abaikan yang
tergantung dari periode perhitungan deraca air atau sifat-sifat dari daerah itu. Jika periode
perhitungan neraca di ambil 1 tahun dan daerah yang di pelajari itu luas, maka mengingat
variasi meteorology itu berulang dalam siklus 1 tahun, kadar kebasahan tanah itu juga
berulang dalam siklus 1 tahun. Harga M dalam persamaan (1.1) akan menjadi Nol dan
persamaan menjadi :
P=D+E+G
Jika semua supply air tanah itu telah keluar kepermukaan di sebelah atas tempat
pengukuran dan mengalir kebawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi :
P=D+E

Jika perhitungan neraca itu di adakan pada suatu daerah tertentu yang terbatas maka
aliran kedalam (inflow) dan alikan keluar (out flow) dari D dan G kira-kira akan berbeda.
Persamaan (1.1) menjadi :

P = (D2 + D1) + E + (G2 G1) + H.Pa M

Dimana :
D1 = Air permukaan dari bagian hulu yang mengalir kedalam daerah yang di
tinjau.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.5


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

D2 = Air permukaan yang mengalir keluar dari daerah yang di tinjau


kebagian hilir.
G = Air tanah yang mengalir dari bagian hulu kedalam daerah yang di tinjau.
G2 = Air tanah yang mengalir keluar dari daerah yang di tinjau kebagian hilir.

H = Perubahan/variasi muka air tanah rata-rata daerah yang di tinjau.

P2 = Laju menahan udara rata-rata (mean air holding rate) di bagian lapisan
variasi air tanah.

Dalam persamaan ini, P, 1, 2, dan H dapat di ukur, 1 , and 2 dapat di hitung


dengan mengunakan pengukuran variasi muka air tanah.

M dan adalah harga-harga yang di peroleh dari profil tanah pada titik-titik
tertentu yang di pilih di daerah pengairan. Dalam perhitungan neraca air dipergunakan
irigasi, variasi kuantatif berdasarkan faktor-faktor alamiah seperti presipitasi,
pembekuan, evavorasi, transpirasi, aliran keluar (outflow) air permukaan tanah air tanah
dll, beserta faktor-faktor buatan seperti pengambilan air untuk irigasi, drainase air
kelebihan, jenis dan cara penanaman dan lain-lain harus di perinci dengan jelas.

1.1.5 Penggunaan Hidrologi Untuk Rekayasa Keteknikan


Bagi insinyur praktisi yang melibatkan diri dengan perencanaan dan pembangunan
bangunan hidrolika, ilmu Hidrologi adalah sarana yang sangat di perlukan. Misalkan

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.6


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

sebagai contoh, sebuah kota ingin meningkatkan atau memperbaiki penyediaan airnya.
Tugas pertama dari seorang insinyur adalah mencapai sumber-sumber persediaan airnya,
setelah menemukan suatu daerah tangkapan (catchment area)* pegunungan yang tidak
ada penduduknya, ia harus membuat suatu perkiraan kemampuan persediaan airnya.
Berapa banyak hujan yang jatuh pada daerah itu? Apakah proyek suatu waduk
penyimpanan air lebih baik dari pada abstraksi (penempaan). Aliran air tanah dari sumur-
sumur yang terdekat ke kota?
Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab tidak berhenti di situ saja. Jika sebuah
dam akan dibangun, berapa kapasitas saluran limpah (spillway) yang mesti dibuat?
Berapa besar diameter pipa penyedia yang harus di sediakan? Apakah penghijauan daerah
aliran akan menguntungkan pada proyek atau tidak?
Untuk semua pertanyaan ini dan banyak lagi yang lain yang mungkin timbul,
maka ahli hidrologi harus mampu menyediakan jawabannya. Sering jawaban mereka
berkualitas dan sering pula memberikan nilai-nilai kemungkinan/perkiraan, dengan
kemungkinan adanya perbedaan-perbedaan dalam waktu tertentu. Hal ini di sebabkan
karna hidrologi bukanlah ilmu eksakta. Seorang kontraktor boleh jadi membangun
sebuah bendungan elak (cofferdam) di sebuah sungai dan nilai-nila hidrologinya mungkin
menjelaskan kepadanya bahwa, bila bendung elak tersebut di bangun pada suatu tinggi
tertentu, bendung itu merupakan bangunan akan terlimpas, rata-rata skali dalam 100
tahun. Jika bendungan itu merupakan bangunan sementara yang di bangun mungkin
hanya untuk 2 tahun pelayanan, konteraktor tadi mungkin menetapkan hal ini sebagai
suatu resiko cakupan. Hal itu memang suatu resiko. Bolehjadi dalam 2 tahun tersebut
akan terjadi banjir yang akan di ramaikan tadi, sekali dalam 100 tahun, dan hidrologi
belum mampu meramalkan ini.

Dalam bidang teknologidengan skala yang lebih besar, yang berkembang secara
pasat, pengembangan sumber-smber air yang meliputi keseluruhan wilayah sungai dan
geografis beleh jadi di pertimbangkan. Dalam hal-hal semacam ini peranan ahli hidrologi
sangat lah penting. Dalam keadaan ini pandangan dan pengalaman seorang ahli hidrologi
adalah takar-kritik tidak hanya dalam bidang bangunan teknik yang menyangkut
penyediaan air, tetapi juga dalam bentuk dan luasnya pertanian yang akan dilaksanakan,
di bidang pengoleksian indistri, jumlah penduduk yang di tunjang, di bidang navigasi

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.7


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

pelayanan sungai dan danau di bidang pengembangan pelabuhan dan pemeliharaan


kesenangan manusia.

Peradaban manusia khususnya sangat tergantung pada persediaan air. Apabila


kecenderungan berkembang perkembangan kota-kota besar dan peningkatan
industrialisasi berlangsung terus, maka peranan ahli hidrologipun akan bertambah
penting dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan penduduk yang semakin padat akan air
yakni untuk air minum, irigasi, industri dan pembangkit tenaga listrik.

1.2 Iklim dan Dasar Hidrologi


1.2.1 Radiasi Matahari, Bumi dan Pengukuran Radiasi
a. Radiasi Matahari
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar
dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari
dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar
yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra
violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah.
Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat)
faktor,yaitu :
1. Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan
variasi terhadap penerimaan energi matahari
2. Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar
matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus
dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang
miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan
karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena
sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh
ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus.
3. Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari
terbit dan matahari terbenam.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.8


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

4. Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan


diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali,
dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.

Gbr. 1-3 Radiasi Matahari

b. Radiasi Bumi

Permukaan bumi yang dipanaskan oleh penyerapan radiasi matahari akan


menjadi sumber radiasi gelombang panjang dan dinamakan radiasi bumi.
Radiasi infra merah yang dipancarkan oleh bumi di dalam atmosfer akan
mengalami proses - proses :

a. Penyerapan, dimana sebagai penyerap utama di dalam atmosfer adalah


ozon, karbondioksida dan awan.

b. Reradiasi, bagian radiasi bumi dan radiasi matahari yang diserap bersama
- sama memanaskan atmosfer. Pemanasan ini mendorong atmosfer
memancarkan radiasi, jadi atmosfer memancarkan kembali radiasi bumi
yang diserapnya.

c. Penerusan, radiasi bumi yang diserap atmosfer adalah 95%, sedangkan


sisanya 5% diteruskan tanpa dipengaruhi atmosfer samasekali dan
langsung meninggalkan bumi menuju angkasa luar

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.9


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Gbr. 1- 4 Radiasi bumi

c. Pengukuran Radiasi

Terdapat dua cara pengukuran radiasi yaitu cara pulsa (pulse mode) dan
cara arus (current mode). Sistem pengukur yang digunakan dalam kegiatan
proteksi radiasi, seperti survaimeter dan monitor radiasi biasanya menerapkan
cara arus (current mode) sedangkan dalam kegiatan aplikasi dan penelitian
menerapkan cara pulsa (pulse mode).

Cara pulsa

Setiap radiasi yang mengenai alat ukur akan dikonversikan


menjadi sebuah pulsa listrik, baik dengan mekanisme ionisasi maupun
sintilasi. Bila kuantitas radiasinya semakin tinggi maka jumlah pulsa
listrik yang dihasilkannya semakin banyak. Sedangkan semakin besar
energinya semakin tinggi pulsanya.

Informasi yang dihasilkan dengan cara pulsa adalah

jumlah pulsa (cacahan)


tinggi pulsa listrik.

Untuk meng "konversi" kan sebuah radiasi menjadi sebuah pulsa listrik
dibutuhkan waktu tertentu, yang sangat dipengaruhi oleh jenis detektornya.
Bila terdapat dua buah radiasi yang datang secara berurutan dengan selang
waktu lebih cepat daripada waktu konversi detektor, maka radiasi yang
terakhir tidak akan tercacah.

Tampilan sistem pengukur dengan cara pulsa biasanya berupa angka


seperti gambar berikut.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.10


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Gbr 1-5

Cara Arus

Pada cara arus, radiasi yang memasuki detektor tidak


dikonversikan menjadi pulsa listrik secara satu per satu, melainkan
rata-rata dari akumulasinya dalam konstanta waktu tertentu dan
dipresentasikan sebagai arus listrik. Semakin banyak kuantitas atau
energi radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor, akan
semakin besar arusnya.

Karena proses konversi pada cara arus ini tidak dilakukan secara
individual maka cara ini tidak dapat memberi informasi jumlah pulsa
(cacahan) maupun tinggi setiap pulsa. Informasi yang dihasilkan cara pulsa ini
adalah intensitas radiasi yang sebanding dengan perkalian jumlah pulsa dan
tingginya.

Tampilan sistem pengukur dengan cara arus biasanya berupa jarum


penunjuk seperti gambar berikut

Gbr 1-6

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.11


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

1.2.2 Sirkulasi air Tanah,Suhu

Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada suatu luasan
tertentu. Persamaan fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :

Perhitungan dilakukan dengan metode pipa U, dimana tekanan pada pipa A


akan sama dengan tekanan di pipa B, sehingga bila kolom udara pada salah satu
kolom difakumkan dan massa fluida (m) serta konstanta grafitasi (g) diketahui
maka tekanan pada pipa terbuka (identik dengan tekanan udara lingkungan)
akan diketahui.

Pengukuran Temperatur Udara Jenis Barometer :

Prinsip Barometer Bentuk Fisik


Prinsip Bejana Pipa U
Air Raksa Barometer Air Raksa

gambar.2.6.Barometer air raksa

Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di


dalam bejana. Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara.
Terdiri dari tabung gelas berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian
bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana air raksa.

Syarat penempatan :

a. Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap


(Homogen)

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.12


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

b. Tidak boleh kena sinar matahari langsung

c. Tidak boleh kena angin langsung

d. Tidak boleh dekat lalu-lintas orang

e. Tidak boleh dekat meja kerja

f. Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts

Cara pemasangan :

a. Dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat

b. Tinggi bejana + 1 m dari lantai

c. Sebaiknya dipasang di lemari kaca

d. Latar belakang yang putih untuk memudahkan pembacaan

Cara membaca :

a. Baca suhu yang menempel pada Barometer

b. Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung jarum


taji

c. Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan air raksa

d. Baca skala Barometer dan skala Nonius

e. Gunakan koreksi yang telah disediakan

Cara membawa (Transport) :

a. Barometer dibalik pelan-pelan sehingga bejana berada di atas.

b. Masukkan dalam kotak transport, dengan bejana tetap diatas

c. Membawanya bejana harus tetap berada diatas

Koreksi-koreksi :

a. Koreksi Index

b. Koreksi Lintang

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.13


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

a. Koreksi Tinggi : Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu


diperlukan tekanan udara diatas permukaan laut.

b. Koreksi Suhu : Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C, maka pembacaan
Barometer dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0 0C
koreksi ditambah.

1) Pengukuran Temperatur Udara Jenis Barograph :

Gambar.2.7.Barograph

Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang dapat


merekam sendiri hasil pengukurannya. Barograph umumnya
menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan menghubungkan
beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat
track pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam
per rotasi. Pada pias terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan
garis mendatar menunjukkan tekanan udara.Tingkat keakuratan dari
barograph, salah satunya ditentukan oleh jumlah kapsul/ cell aneroid
yang digunakan. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka
semakin peka barograph tersebut terhadap perubahan tekanan
udara.Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat
terhadap MSL (mean sea level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter
sebenarnya adalah barometer aneroid yang skala penunjukkannya telah
dikonversi terhadap ketinggian. Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.14


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

sebanding dengan 30 feet (9 meter) atau dapat dicari dengan


pendekatan rumus:

H = 221.15 Tm log (Po / P)

3. Pengukuran Teperatur Udara Jenis kalibrator barometer/ barograph :

Gambar.2.8.kalibrator barometer/ barograph

Alat yang sering digunakan untuk mengkalibrasikan sebuah barometer/


barograph adalah Vacuum Chamber. Alat ini sebenarnya adalah sebuah
tabung tertutup dengan tingkat hampa udara yang dapat diatur (udara
didalam tabung dikeluarkan secara perlahan dengan pompa penghisap
udara).Barometer standar dan barometer barograph yang dikalibrasi harus
diletakan dalam tabung secara bersamaan, kemudian dibandingkan
penunjukannya untuk mendapatkan nilai koreksi (seiring dengan
pengaturan tekanan udara).

4. Pengukuran temperatur udara Jenis Borameter

Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan


udara. Temperatur udara harus diukur 2 meter di atas permukaan tanah/air.
Di dalam mengukur temperatur udara, thermometer harus terlindung dari
sinar matahari dengan pertukaran udara bebas/ventilasi yang tidak terbatas.
Pengukuran temperatur udara dan radiasi matahari biasanya dilakukan pada
lokasi yang sama. Temperatur udara diukur dengan sepasang thermometer
(maksimum dan minimum) yang dipasang dalam sangkar meteo.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.15


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Untuk memperoleh temperatur rata-rata harian =


temp. maks temp. min
2

1.2.3 Pengukuran Kelembaban Udara

Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara.
Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua
termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering.
Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat
dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor
rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara
kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat
ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur
kelembapan udara tipe ini disebut Termohigrograf.

Setiap benda yang perubahan bentuknya sebagai fungsi dari suhu dapat
digunakan sebagai thermometer. Perubahan bentuk ini akibat pemuaian
thermal. Pada umumnya yang dipakai dalam instrumen klimatologi adalah air
raksa dalam tabung kapiler gelas.

1. Pengukuran Kelembaban Udara Termometer Maksimun :

gambar.2.10.Termometer Maksimum

Ciri khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa
kapiler di dekat reservoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada
suhu naik dan pada suhu turun air raksa tak bisa kembali ke reservoir, sehingga

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.16


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

air raksa tetap berada posisi sama dengan suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi
ujung air raksa tertinggi, air raksa dapat dikembalikan ke reservoir dengan
perlakuan khusus (diayun-ayunkan). Termometer maksimum diletakkan pada
posisi hampir mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali
dalam 24 jam.

2. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Termometer Minimun :

gambar.2.11.Termometer minimum

Mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas
adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau
menyusut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu
rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik
alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.Setelah ujung
indeks yang dekat miniskus alkohol dibaca dan dicatat, dengan perlakuan khusus
indeks dikembalikan mendekati miniskus alkohol. Posisi termometer pada waktu
mengukur hampir sama dengan termometer maksimum yaitu agak mendatar.
Perlu diperhatikan bahwa kapiler alkohol harus dalam keadaan bersambung,
tidak boleh terputus-putus. Bila kapiler alkohol terputus, termometer tidak
boleh lagi dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus dibetulkan terlebih dahulu,
Pengamatan sekali dalam 24 jam.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.17


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

3. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Termometer Biasa :

gamabar.2.12.Termometer biasa

Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa.

Umumnya termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang


berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang
dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu udara pada waktu
pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah termometer
tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian
terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih
menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi
pengukuran suhu udara.

4. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Termometer Udara :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.18


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

gambar.2.13.Termometer tanah

Pengukuran kelembaban dilakukan pada lokasi yang sama dengan


pengukuran temperatur udara. Kelembaban udara dinyatakan oleh tekanan
uap (banyaknya uap air di udara) oleh koefisien hygrometrik atau
kelembaban relatif atau titik embun.Titik embun adalah temperatur di mana
udara menjadi jenuh dengan uap air. Temperatur ini akan dilampaui oleh
keadaan uap air (udara lembab) yang sedang didinginkan sehingga zat air
akan mulai berkondesasi. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu
udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih
besar daripada udara.Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 5
cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Macam alat disesuaikan dengan
kedalaman yang akan diukur. Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm
dan 100 cm bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer
berada dalam tabung gelas yang berisi parafin, kemudian tabung diikat
dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam
tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan dilakukan dengan
mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca.
Adanya parafin memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca
di udara. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan
suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah
apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.

5. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Termohigrograf :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.19


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

gambar.2.14.Termohigrograf

Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur


kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua
sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena
penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu.

Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada
pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke
saat tertentu.

gambar.2.15.Psikrometer standar

6. .Pengukuran Kelembapan Udara Jenis Psikometer Standar :

Alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola


basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar
jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah
berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya
kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah
harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak
mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada
termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan
terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.20


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah
berubah daripada termometer bola basah.

Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung
dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta hujan.

Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas.
Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara.

7. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Higrometer :

gambar.2.16.Higrometer

Kelembaban relatf dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai


rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh
air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan satuan persen
dan dihitung dengan cara berikut.

Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan
RH (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan:

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.21


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan


mempergunakan Psychrometer ialah :

a. Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer

b. Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah

c. Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain

d. Letak bola kering atau bola basah

e. Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain.

Kelembaban relatif adalah persentasi uap air maksimum di dalam udara


pada saat pencacatan. Kelembaban diukur dengan psychrometer yang
dilengkapi dengan 2 thermometer yang serupa (thermometer thermocouple).

Thermometer thermocouple ini berfungsi untuk mencatat temperatur bola


basa dan temperatur bola kering yang memberikan hasil memadai. Bola
thermometer dari thermometer bola basah dibungkus dengan kain tipis dan
dibasahi dengan air bersih. Sedang pada thermometer bola kering dibiarkan
tetap kering. Penurunan temperatur bola basah yang disebabkan oleh
penguapan airnya tergantung pada keadaan uap air di udara. Sehingga untuk
menentukan titik embun dan kelembaban relatif dapat ditentukan dengan tabel
pcychrometer setelah selisih temperatur bola basah dan bola kering diketahui.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.22


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

8. Pengukuran kelembaban Jenis Thermometer Bola Basah dan Bola Kering

: Air Raksa
Bahan Sensor

Bahan Badan : Gelas Bening (tembus cahaya)

Diameter luar tabung


: 1.4 s/d 1.7 cm
badan

Rentang Pengukuran : -5oC s/d +45oC

Ketelitian : 0.1oC

Pembagian Skala : 0.2oC

Lebar Tiap Skala :0.8 s/d 1.2 mm

Thermometer Bola Basah dan Bola Kering adalah alat untuk mengukur suhu
dan kelembaban udara

gambar.2.17.Termometer

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.23


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

9. Pengukuran Kelembaban Udara jenis Psychrometer Assmann :

Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan


pelindung logam mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung
logam mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat.

gambar.2.18.Psychrometer Assmann

Gunanya untuk mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui


kedua bola. Thermometer langsung menuju keatas. Alat dipasang menghadap
angin dan sedemikian sehingga logam mengkilat mencegah sinar matahari
langsung ke Thermometer, terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang
kuat.

10. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Psychrometer Putar (Whirling) :

gambar.2.19.Psychrometer Putar (whirling)

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.24


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu
yang tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi
dengan air murni. Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama
+ 2 menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan
dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu
bola basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu
bola kering.

Keuntungan :

Bentuknya yang portable dan kemurahan harganya dibandingkan


dengan Psychrometer Assmann.

Kerugian :

Karena harus diputar diluar sangkar,kedua Thermometernya


dipengaruh radiasi dan dari badan si pengamat.

Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan


pembacaan.

Kecepatan udara (ventilasi) mungkin terlalu kecil.

11. Pengukuran Kelembaban Udara Jenis Hygrometer Rambut :

gambar.2.20.hygrometer rambut

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.25


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan recording


(Hygrograph).Rambut menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara
berubah-ubah. Perubahan dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban
nisbi udara.

Udara sangat mudah menyerap embun dalam bentuk uap air. Jumlah udara
yang terserap tergantung pada temperatur udara dan air. Makin tinggi
temperatur udara, makin banyak uap air yang terjadi. Uap air mempunyai
tekanan sebagian (partial pressure) yang biasanya diukur dengan bar (1 bar =
100 kN/M2; 1 milibar = 102 N/m2) atau mm tinggi kolom air raksa (Hg) (1 mm hg
= 1,33 mbar). Misalkan suatu bidang permukaan penguapan berada dalam suatu
sitem yang tertutup dan terbungkus diudara. Jika suatu sumber energi panas
tersedia pada system tersebut, penguapan air ke udara akan berlangsung
sampai mencapai titik keseimbangan tertentu dimana udara akan jenuh
terhadap embun atau dengan kata lain tidak terjadi penyerapan lagi. Molekul -
molekul uap air akhirnya akan mempunyai tekanan yang disebut tekanan uap
jenuh(saturation vapour pressure), atau es pada temperatur tertentu dari
system tersebut.

1.2.4 Angin

Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya


perbedaan tekanan udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya
pergerakan udara di atmosfer ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di
udara, baik partikel kering (debu, asap, dsb) maupun partikel basah seperti uap
air. Pengukuran angin permukaan merupakan pengukuran arah dan kecepatan
angin yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10
meter.

Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahla Wind
Vane dan Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3
bagian :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.26


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang
melalui alat per satuan waktu

Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari
aliran udara yang melalui pipa-pipanya.

Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak


lupus angin. Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya
sebagai sumbu. Besar penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin.

1. Pengukuran Kecepatan Angin Jenis Anemometer :


Anemometer adalah alat untuk mengukur kecepatan angin rata-rata.

gambar.2.21.Anemometer

Spesifikasi:

Display penghitung : 6 digit (4 digit di depan koma dan 2 digit


dibelakang koma)

Satuan hitung : 100 meter

Threshold : 3 knots

Rentang pengukuran : 0 - 75 knots

Jendela baca hitungan

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.27


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

untuk pemasangan 0.5 meter : Horizontal

untuk pemasangan 2 meter : 45

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter
anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup propeller
sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin.
Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian
10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang
sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang
menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/
kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara
dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan
penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama
untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan
terhadap sambaran petir.

Gradien barometris :

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang


jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

Letak tempat :

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.

Tinggi tempat :

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.28


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Waktu :

Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari


Kecepatan dan arah angin masing-masing dapat diukur dengan anemometer
dan baling-baling angin. Anemotere yang konfensional adalah berupa mangkok
anemometer, yang terdiri dari tiga atau 4 mangkok yang berputar
mengelilingisumbu vertical. Kecepatan rotasi mengukur kecepatan aing dan
total putaran pada sumbu memberikan ukuran lari angin (wind run) yaitu jarak
sekelompok angin yang bergerak dalam waktu tertentu. Oleh karena pengaruh
friksional dari permukaan tanah atau permukaan air tempat berikutnya angin,
adalah sangat penting untuk menentukanpada setiap observasi angin,
ketinggian alan diatas permukaan tanah dimana alat tersebut dipasang.
Hubungan empiris antara angin dan ketinggian yang lazim dipakai adalah:

(u/u0=(z/z0)0.35)
Dengan :

u0 = kecepatan angin pada pesawat anemometer pada ketinggian z0.

u = kecepatan angin pada beberapapermukaan z yang lebih tinggi

Dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak dilakukan usaha untuk
menstandarisasi ketinggian observasi, dan di Eropa kecepatan angin biasanya
diobservasi pada ketinggingan 2 m diatas permukaan tanah.

Pengukuran Kecepatan Angin

Anemometer adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur arah


dan kecepatan angin.Kecepatan angin diukur dekat dengan pengukuran
evaporasi, pada ketinggian 2 meter di atas permukaan air/tanah. Kecepatan
angin diukur dengan anemometer sedang arah angin dengan kipas (wind vane).
Berbagai tipe anemometer dipakai untuk menentukan kecapatan angin rata-rata
harian. Rotor dengan 3 mangkok atau anemometer fan adalah pengukur
kecepatan angin yang terbaik. Alat ini dilengkapi dengan gaya torsi pemula yang
besar, dengan sistem rantai dan counter penjumlahan atau hubungan/peralatan

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.29


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

elektris yang berfungsi untuk mencatat gerakan angin. Pembacaan counter pada
anemometer harus dilakukan dengan interval tertentu, misalkan harian.

Sensor Arah Angin:

Jenis : Vane - Balance

Jenis tranduser : Potensiometer

Range : 0o - 360o

Akurasi : 3o

Sensor Kecepatan Angin :

Jenis : Cup

Jenis tranduser :AC/DCGenerator

Range : 0 - 100 knot

Akurasi : 0.5 knot

gambar.2.22.Aemometer

Jenis-jenis Angin :

1. Angin laut

Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini
biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.

2. Angin darat

Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.30


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu
bertenaga angin sederhana.

3. Angin lembah

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung
yang biasa terjadi pada siang hari.

4. Angin gunung

Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung
yang terjadi pada malam hari.

5. Angin Fohn

Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik
pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain.
Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap
air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.Biasanya angin ini bersifat panas
merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa
mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada
serangan penyakit.

6. Angin Munsoon

Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober
April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih
banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia
terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.31


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari
benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim
Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi
Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia
maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi
musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya
saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang
karena kandungan uap airnya makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari
berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua
australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah,
sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang
menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asi.

Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin
musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak. melewati lautan yang
luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya
di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi
tenggara, dan pantai selatan irian jaya.

Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim
penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan
musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu:
Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba
dalam waktu singkat dan lebat. Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson
Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal
dengan Angin Musim Timur.

7. Angin Musim Barat

Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua
Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah
hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat,

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.32


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan
dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami
musim hujan.Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan
maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.

8. Angin Musim Timur

Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
dan maksimal pada bulan Juli.

1.3 Evaporasi,Transpirasi,dan Evapotaranspitarsi


1.3.1 Pengertian Umum

Evaporasi dan Transpirasi mempunyai arti yang sama yaitu penguapan,


untuk evaporasi merupakan penguapan yang terjadi pada permukaan air
terbuka/open water dan permukaan tanah. Laju evaporasi atau penguapan akan
berubah-ubah menurut warna dan sifat pemantulan permukaan (albedo) dan
hal ini juga akan berbeda untuk permukaan yang langsung tersinari oleh
matahari dan yang terlindung dari sinar matahari. Untuk daerah beriklim sedang
dan lembab, kehilangan air lewat evaporasi air bebas dapat mencapai 60 cm per
tahun dan kira-kira 45 cm per tahun lewat evaporasi permukaan tanah. Di
daerah beriklim kering seperti di Irak dan Arab Saudi angka tersebut dapat
mencapai 200 cm per tahun. Perbedaan ini disebabkan oleh karena tidak adanya
curah hujan dalam waktu lama.

Sedangkan transpirasi adalah penguapan dari permukaan tanaman.


Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya, dan
masing-masing jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya. Hanya sebagian

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.33


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

kecil air yang tinggal di dalam tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian besar


daripadanya setelah diserap lewat akar-akar dan dahan-dahan akan
ditranspirasikan lewat bagian tumbuh-tumbuhan yang berdaun. Kedua proses
tersebut yaitu evaporasi dan transpirasi saling berkaitan sehingga dinamakan
evapotranspirasi.

Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotransporasi tergantung
kepada :

a. adanya persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)


b. faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembaban dan lain-lain
c.tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut.

Selain pengukuran hujan, maka pengukuran radiasi matahari, derajat hari, angin,
temperatur, kelembaban udara serta penguapan seringkali dibutuhkan untuk
mendapatkan gambaran lokal tentang cuaca di suatu daerah.

Pengukuran Evaporasi Dan Transpirasi

Gambar.2.23.Pengukuran Evaporasi Dan Transpirasi

Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur


untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui
curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang
paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur
dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan udara,
suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran. Ada dua macam
peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci. Pertama alat ukur micrometer

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.34


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point).
Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam
panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi
semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci.

Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya
penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang keruh,
evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai berlumut.
Tinggi air diukur dengan satuan mm. Alat ukur mikrometer mampu mengukur
dalam mm dengan ketelitian seperti seratus mm. Ketelitian pengukuran itu
diperlukan karena tinggi yang diukur tidak sama besar meliputi 5 sampai 8 mm.
Pada musim penghujan nilainya kecil sedangkan pada musim kemarau besar.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat yang
setiap hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian
melihat batas air yang diukur.

Alat perlengkapannya adalah tabung peredam, termometer maksimum-


minimum permukaan air yang tertampung, termometer maksimum-minimum di
permukaan panci dan anemometer cup counter setinggi 30 cm di atas tanah.
Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang
terbuka atau gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek oase).

1. Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain
dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.Selain
pengukuran hujan, maka pengukuran radiasi matahari, derajat hari, angin,
temperatur, kelembaban udara serta penguapan seringkali dibutuhkan untuk
mendapatkan gambaran lokal tentang cuaca di suatu daerah. Di dalam suatu
stasiun klimatologi sering ditemui alat-alat pengukur cuaca seperti terlihat
dalam berikut ini : Pengukuran penyinaran matahari

2. Pengukuran Evaporasi dan Transpirasi

Syarat penampilan stasiun evaporasi adalah lokasi stasiun harus datar dan bebas
dari halangan (jarak alat terhadap obyek terdekat harus cukup).

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.35


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Pan Evaporasi :

Pencatatan evaporasi dari pan sering dilakukan untuk


memperkirakan evaporasi permukaan air bebas (danau atau reservoir). Berbagai
jenis/tipe pan evaporasi yang dipakai, ada yang berbentuk segiempat ada yang
bulat.

Prosedur pengukuran :

- Permukaan air dijaga diantara beberapa inchi di bawah bibir pan


- muka airnya diukur/dibaca denga alat pengukur muka air yang dikaitkan
dengan bejana bagian dalam, disamping dilakukan pengukuran suhu
airnya pada waktu yang sama setiap hari antara pukul 06.00 18.00 pagi.
- Besarnya evaporasi pan harian adalah perbedaan nilai pengamatan muka
air dlm 1 hr.

Panci Penguapan adalah


bejana sebagai penampung air Spesifikasi :
yang akan digunakan sebagai
Bahan : stainless steel
dasar perhitungan penguapan.

Bentuk : silindris

Dimensi :

Diameter
: minimal 120.7 cm
dalam

Tinggi : minimal 25.4 cm


Gambar.2.4.Panci
Tebal bahan : minimal 1.5 mm
a) U.S. Weather Bureau
Class A Land Pan (Pan A)

Maksud pemasangan bejana logam diatas rangka kayu, supaya


mengurangi terjadinya turbulensi angin yang dapat berpengaruh terhadap
kecepatan penguapan.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.36


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

b) U.S. Bureau of Plant Industry Sunken Pan (BPI Pan)

Pan ini berdiameter 6 feet, tinggi 2 feet, tertanam dalam tanah


sedemikian hingga masih tersembul 4 inchi di atas muka tanah, muka air dijaga
jangan sampai lebih dari 5 inchi diatas atau di bawah muka tanah. Karena
ukurannya, Pan ini memberikan indeks terbaik.

gambar.2.26

U.S.S.R. GGI 3000 Pan

Diameter tangki 61,8 cm dengan dasar berbentuk kerucut. Dibuat dari


lembaran logam/besi. Luas permukaan 0,3 m2, kedalaman dinding tangki =
60 cm, Kedalaman dasar tangki adalah 68,5 cm, tinggi bingkai atas 7,5 cm
dari permukaan tanah.

Sunken Pan (Sunken in Ground)

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.37


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

gambar.2.27

Pan ini diapungkan di danau, sungai atau water body lainnya.


Pemasangannya agak sulit, khususnya apabila angin cukup kuat, timbul
gelombang di permukaan air laut, percikan-percikan air akan
mengurangi ketelitian pengukuran.

Pengukuran Evaporimeter Lainnya

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam


keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air).
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat
dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan
volume signifikan.

Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika
molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam
berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang
transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini
terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.38


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

dan "menguap" Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu
tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar).
Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar
energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul
"kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap.
Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih
lambat dan karena itu lebih tak terlihat

Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Energi surya


menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air
lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan
penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai
evapotranspirasi.

EVAPORIMETER PANCI TERBUKA

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas


permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang
sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran
evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai
berikut :

a) Panci Bundar Besar

Terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat. Panci ini mempunyai garis
tengah 122 cm dan tingginya 25,4 cm.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.39


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

b) Hook Gauge

Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook
Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya
berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang yang berskala, dan sebuah
sekrup yang berada pada batang tersebut, digunakan untuk mengatur letak ujung
jarum pada permukaan air dalam panci. Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer
yang dibagi menjadi 50 bagian.

Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi
1 mm. Hook gauge buatan Perancis mempunyai micrometer yang dibagi menjadi 20
bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan tinggi jarum 0,1 mm, berarti
untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi jarum sebanyak 2mm

c) Still Well

Bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan


mempunyai 3 buah kaki. Pada tiap kaki terdapat skrup untu menyetel/ mengatur
kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah
lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air
dalam panci.

Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat
permukaan air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan pada panci, sehingga
penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah dilakukan.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.40


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

d) Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum

Thermometer air merupakan jenis thermometer biasa yang dipasang


tegak dengan menggunakan klem. Letak bola thermometer di bawah
permukaan air. Dengan demikian suhu air dapat diketahui hanya pada waktu
dilakukan pembacaan.

Floating maximum dan minimum thermometer digunakan untuk


mencatat suhu maximum dan minimumair yang terjadi dalam 24 jam. Pada
umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang berbentuk huruf U dengan
dua buah bola pada kedua ujungnya. Thermometer dipasang pada rangka baja
non magnetis yang terapung sdikit di bawah permukaan air oleh pelampung
aluminium. Kedua bola thermometer dilindungi terhadap radiasi. Indeks dibuat
dari gelas dengan sumbu besi dan mempunyai pegas sehingga dapat
dipengeruhi gaya magnet. Suhu maximum ditunjukkan oleh kanan index dalam
tabung atas. Suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung
bawah. Magnet batang digunakan untuk menyetel kedudukan index setelah
suhu dibaca

e) Cup Counter Anemometer

Alat ini dipasang sebelah selatan dekat pusat panci, dengan mangkok-
mangkoknya sedikit lebih tinggi. Terutama sekali digunakan untuk mengukur
banyaknya angin selama 24 jam.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.41


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

f) Pondasi/ Alas

Dibuat dari kayu dicat sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian
ata kayu dicat putih untuk mengurngi penyerapan radiasi sinar matahari.

g) Penakar hujan biasa

Untuk memperoleh data curah hujan, yang digunakan dalam menentukan


penguapan pada hari-hari hujan. Penakar hujan dipasang +2m dari evaporimeter.

1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

1. Evaporasi
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang
pengembangan sumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai,
besarnya kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan
konsumptif untuk tanaman dan lain-lain.
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah
sebagai berikut :

Radiasi matahari (penyinaran matahari).

Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air.

Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerapkali juga
di malam hari.

Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi
yang berupa panas latent untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat
aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan
penghalang radiasi matahari dan akan mengurangi input energi, jadi
akan menghambat proses evaporasi.

Temperatur udara (suhu)

Seperti disebutkan di atas suatu input energi sangat diperlukan agar


evaporasi berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.42


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

evaporasi berjalan lebih cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah
rendah, karena adanya energi panas yang tersedia. Karena kemampuan
udara untuk menyerap uap air akan naik jika sushunya naik, maka suhu
udara mempunyai efek ganda terhadap evaporasi, sedangkan suhu
tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.

Kelembaban (humiditas) relative

Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relatif


udara. Jika kelembaban relatif ini naik, kemampuan untuk menyerap
uap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya akan menurun.
Penggantian lapisan udara pada batas tanah dan udara dengan udara
yang sama kelembaban relatifnya tidak akan menolong untuk
memperbesar laju evaporasi. Ini hanya dimungkinkan jika diganti
dengan udara yang lebih kering.

Kecepatan angin

Jika air menguap ke atmosfir maka lapisan batas antara tanah dengan
udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti.
Agar proses tersebut berjalan terus lapisan jenuh itu harus diganti
dengan udara kering. Penggantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau
ada angin, jadi kecepatan angin memegang peranan dalam proses
evaporasi.

Evaporasi dan Transpirasi

Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut
sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.43


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Faktor-faktor yang mempengaruhi Transpirasi Kegiatan transpirasi terpengruh


oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam maupun faktor-faktor luar, Yang terhitung
sebagai faktor-faktor dalam adalah :

Besar kecilnya daun


Tebal tipisnya daun
Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
Banyak sedikitnya stomata
Bentuk dan lokasi stomata

Hal-hal ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi

a. Bentuk serta distribusi stomata

Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut
dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang letaknya satu sama lain di
perantaian oleh suatu juga jarak yang tertentu itu pun mempengaruhi intensitas
penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari
lubang yang satu malah menghambat penguapan dari lubang yang berdekatan.

b. membuka dan menutupnya stomata mekanisme mebuka dan menutupnya stomata


berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai
osmosis dari isi sel-sel penutup.
c. banyaknya stomata pada tanaman darat umumnya stomata itu kedapatan pada
permukaan daun bagian bawah. Pada beberapa tanaman permukaan atas dari
daun pun mempunyai stomata juga. Temperatur berpengaruh pada membuka dan
menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stoma tidak berserdia membuka jika
temperatur ada disekitar 0 derajat celcius
i. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi
Sinar matahari

Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya


stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.44


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain
yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan
uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.

Kelembaban udara
Angin
Keadaan air didalam tanah

Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi,


tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan
beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:

Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem


Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal
Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.

Evapotranspirasi
Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah dan
transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET). Evaporasi merupakan
suatu proses yang tergantung energi yang meliputi perubahan sifat dari fase cairan ke
fase gas. Laju transpirasi merupakan fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap
aliran, dan kemampuan tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya
transpirasi. Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan
faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan atmosfer
atau tuntutan evaporisasi.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi evatransporasi


Radiasi matahari. Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5% digunakan
untuk fotosintesis dan 75-85% digunakan untuk memanaskan daun dan untuk
transpirasi.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.45


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Temperatur. Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara untuk


menyimpan air, yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar.
Kelembaban relatif. Makin besar kandungan air di udara, makin tinggi Y udara,
yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya kelembapan
relatif.
Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata. Apabila aliran
udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan daun, perbedaan
potensial air di dalam dan tepat di luar lubang stomata akan meningkat dan
difusi bersih air dari daun juga meningkat.

Faktor-Faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi

a. Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena


kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan

air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar stomata
Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam
kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.

b. Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
c. Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
d. Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
e. Kedalaman dan proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan
tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi
akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi
akar (akar per satuan volume tanah) meningkatkan pengambilan air dari suatu
satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner, et.al., 1991 ).

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.46


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

1.4 Menentukan Evapotranspirasi


1.4.1 Dengan Data Metodologi

Pengukuran evapotranspirasi potensial melalui tanaman dan dari tanah


dilakukan dengan evapotranspirometer. Permukaan tangki tanah yang ditutup
dengan tanaman disiram dengan air secukupnya dan volume air yang merembes
keluar dari dasar tangki diukur. Selisih antara air yang dituangkan dan air yang
keluar adalah evapotranspirasi potensial pada jangka waktu pengukuran. Dapat
dimengerti bahwa jika air yang terdapat di dalam tanah tidak cukup, maka
banyaknya evapotranspirasi adalah lebih kecil dari evapotranspirasi potensial.

100 cm

Tanah pasir
100 cm

Pasir kasar
Kerikil
Dasar berlubang
Keluar

Gambar E.2. Contoh Lysimeter sederhana

Evapotranspirasi yang sebenarnya diukur dengan Lysimeter. Lysimeter


yang sederhana adalah sebuah kubus dengan ukuran 1 meter (Gambar E.2.).
Dinding sisinya dibuat dari bahan-bahan yang impermeabel dengan
menggunakan pasir dan kerikil. Pada bagian dasar dipasang alat yang mengukur
volume air yang merembes keluar dari dasarnya. Tanah diisi pada bagian atas
Lysimeter dan ditutup dengan tanaman. Banyaknya evapotranspirasi adalah
selisih dari curah hujan (mm), air yang disiramkan (mm) dan air yang merembes
dari dasar (jika ada). Akan tetapi mengingat kadar kelembaban tanah tidak

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.47


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

dapat diketahui, maka yang dapat diperoleh adalah hanya jumlah


evapotranspirasi untuk jangka waktu yang panjang. Evaporasi dapat diukur
secara langsung dilapangan dengan menggunakan lysimeter, sedangkan cara
yang dipakai untuk mengukur laju evaporasi tidak langsung antara lain dengan :

a. Metode Tornthwaite

b. Metode Blanex-Criddle

c. Metode Ture Penman

d. Langbein-Wundt

A. .Dengan Data (Metodologi)

Dalam studi ini perhitungan besarnya evapotranspirasi dipakai metode


Penman modifikasi. Yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
Evapotranspisai dihitung untuk perhitungan satuan kebutuhan air irigasi.
Evapotranspirasi potensial Eto (mm/hari) dihitung dengan menggunakan metode
Penman Modifikasi sebagai berikut :

ETo = c.ETo*

ETo* = w.(0,75 Rs Rn1) + (1-w) f(u) (ea ed)

Dimana :

ETo = Evapotranspirasi potensial

ETo* = Evaporasi sebenarnya

w = Faktor yang berhubungan dengan suhu (t) dan elevasi daerah.


Untuk Indonesia (0-500), hubungan t dan w disajikan dalam
tabel E-1

Rs = Radiasi gelombang pendek, dalam satuan evaporasi ekivalen


(mm/hari)

Rs = (0.25 + 0.54 n/N).Ra

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.48


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Ra = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir


(angka angot), lihat tabel E-2

Rn1 = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)

Rn1 = f(t).f(ed).f(n/N)

f(t) = Fungsi suhu ; lihat tabel E-1

f(ed) = Fungsi tekanan uap, 0.34 0.44 (ed)1/2

f(n/N) = Fungsi kecerahan, 0.10 + 0.90 n/N

f(u) = Fungsi kecapatan angin pada ketinggian 2.00 m (m/dt)

= 0.27 (1 0.864 u)

ea-ed = Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap sebenarnya

ed = ea * RH

ea = Tekanan uap sebenarnya (lihat tabel E-1)

RH = Kelembaban udara relatif (%)

c = Angka koreksi Penman (tabel E-3)

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.49


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Tabel Hubungan Suhu (t) dengan nilai ea (mbar), E, (1-W) dan f(t)

Suhu (t) ea (mbar) w 1-w f(t)


2 7.10 0.440 0.560 11.40
3 7.60 0.460 0.540 11.55
4 8.10 0.480 0.520 11.70
5 8.70 0.495 0.505 11.85
6 9.30 0.510 0.490 12.00
7 10.00 0.525 0.475 12.20
8 10.70 0.540 0.460 12.40
9 11.50 0.555 0.445 12.55
10 12.30 0.570 0.430 12.70
11 13.15 0.585 0.415 12.90
12 14.00 0.600 0.400 13.10
13 15.05 0.610 0.390 13.30
14 16.10 0.620 0.380 13.50
15 17.15 0.635 0.365 13.65
16 18.20 0.650 0.350 13.80
17 19.40 0.660 0.340 14.00
18 20.60 0.670 0.330 14.20
19 22.00 0.685 0.315 14.40
20 23.40 0.700 0.300 14.60
21 24.90 0.710 0.290 14.80
22 26.40 0.720 0.280 15.00
23 28.10 0.730 0.270 15.27
24 29.80 0.740 0.260 15.54
25 31.70 0.750 0.250 15.72
26 33.60 0.760 0.240 15.90
27 35.70 0.770 0.230 16.10
28 37.80 0.780 0.220 16.30
29 40.10 0.785 0.215 16.50
30 42.40 0.790 0.210 16.70
31 45.00 0.800 0.200 16.95
32 47.60 0.810 0.190 17.20
33 50.40 0.815 0.185 17.45
34 53.20 0.820 0.180 17.70
35 56.60 0.830 0.170 17.90
36 59.40 0.840 0.160 18.10
37 62.80 0.845 0.155 -
38 66.30 0.850 0.150 -

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.50


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Tabel Besaran Angka Angot (Ra) (mm/hari)

Untuk Daerah Indonesia, antara 5o LU sampai 10o LS

Bulan Lintang Utara Lintang Selatan

5 4 2 0 2 4 6 8 10

Januari 13 14.3 14.7 15 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1

Pebruari 14 15 15.3 15.5 15.7 15.8 16 16.1 16

Maret 15 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3

April 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.4 14

Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6

Juni 15 14.4 14.2 13.9 13.5 13.2 12.8 12.4 12.6

Juli 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8

Agustus 15.3 15.1 14.9 14.8 14.5 14.3 14 13.7 12.2

September 15.1 15.3 15.3 15.3 15.2 15.1 15 14.9 13.3

Oktober 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6

Nopember 14.8 14.5 14.8 15.1 15.3 15.5 15.8 16 15.6

Desember 14.6 14.1 14.4 14.8 15.1 15.4 15.7 16 16

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.51


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Tabel Besaran Angka Koreksi (c) bulanan

Besaran angka koreksi (C) bulanan


Untuk rumus penman
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

C 1.10 1.10 1.00 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10

Cara perkiraan banyaknya evapotranspirasi dalam bidang pertanian di Jepang


sering digunakan data evaporasi dari panci evaporasi dengan diameter 20 cm.
Evapotranspirasi persawahan padi di Jepang diperkirakan dari angka-angka seperti
yang terlihat pada Tabel berikut ini

Dalam bidang pertanian yang lain digunakan angka-angka seperti yang terlihat
pada Tabel berikut ini :
i. Di Indonesia, hubungan antara banyaknya evapotranspirasi dan
banyaknya evaporasi dari panci evaporasi diperkirakan dari rumus
sbb :
ii. e = 1,6 (10t/I )a
iii. e: evapotranspirasi potensial bulanan yang belum disesuaikan (cm)
iv. .

1.4.2. Memperkirakan Evapotranspirasi Aktual dan Potensial

Memperkirakan Evapotranspirasi actual dari potensi dengan dengan metode


penman.

Evapotranspirasi dapat diukur secara langsung dilapangan dengan menggunakan


lysemeter, sedangkancara yang dipakai untuk mengukur laju evaporasi tidak
langsung salah satunya adalah dengan menggunakan metode penman modifikasi
yang telah disesuaikan dengan kondisi evapotranspirasi digunakan untuk kebutuhan
air irigasi.

Metode penman modifikasi sebagai berikut:

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.52


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Cara penman :
Eto : C.Etc*
Etc* = W [{0.75.Rs-Rn}+(1-w).f(u).eq-cd}]

Dimana :
W = Faktor yang berhubungan dengan temperature (1) dari elevasi
daerah antara 0-500 m.
Rs. = Satuan radiasi gelombang pendek dalam satuan mm/hr
(0.25+0.54 n/N)Ra.
Rn1 = Radiasi bersih gelombang panjang dalam satuan mm/hr
(f(t).f(ed).f(n/N).
F(t) = FungsiSuhu
Ra = Suhu

F(ed) = Fungsi tekanan uap = 0.34-0.44 ed


F(n/N) = Fungsi kecerahan0.1 + 0.9, n/N
n = Jumlah dari yangsebenarnya dalamsatuhari matahari bersinar
terang (jam).
F(u) = Fungsi dankecepatan angin pada ketinggian dalam satuan
m/dtk,0.27. (1+0.864.u).
u = Kecepatan angin (m
ea-ed = Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang
sebenarnya.
ed = ea.Rh
Rh = Kelembaban Udara relative.
ea = Tekanan uap jenuh (mbar).
Ed = Tekanan uap sebenarnya (mbar).
C = Angkakoreksi yang memasukkan harga perbedaan cuaca siang
dan malam.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.53


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

1.5 InfiltrasI dan Perkolasi


1.5.1 Pengertian Umum

Infiltrasi adalah pergerakan air ke dalam lapisan permukaan tanah,


sedangkan perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zone tidak jenuh (antara
permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah) ke dalam daerah jenuh
(daerah di bawah permukaan air tanah). Air yang menginfiltrasi itu pertama-
tama diabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan turun
ke permukaan air tanah dan mengalir ke samping.

Dalam beberapa hal tertentu, infiltrasi itu berubah-ubah sesuai dengan


intensitas curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya
infiltrasi akan berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi maksimum
setiap tanah bersangkutan. Kecepatan infiltrasi yang berubah-ubah sesuai
dengan variasi intensitas curah hujan umumnya disebut laju infiltrasi. Laju
infiltrasi maksimum yang terjadi pada suatu kondisi tertentu disebut kapasitas
infiltrasi. Kapasitas infiltrasi itu adalah berbeda-beda menurut kondisi tanah.
Pada tanah yang sama kapasitas infiltrasi itu berbeda-beda tergantung dari
kondisi permukaan tanah, struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, suhu dan lain-lain.
Disamping intensitas curah hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi
oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapat dalam tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi yaitu :

- Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh
- Kelembaban tanah
- Pemampatan oleh curah hujan
- Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus
- Pemampatan oleh orang dan hewan
- Struktur tanah
- Tumbuh-tumbuhan
- Udara yang terdapat dalam tanah

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.54


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Besarnya kapasitas infiltrasi ditentukan oleh faktor-faktor tersebut di


atas secara bersama-sama. Beberapa faktor di antaranya mengakibatkan
perbedaan kapasitas infiltrasi dari tempat ke tempat dan faktor-faktor yang lain
mengakibatkan variasi infiltrasi menurut waktu. Faktor tumbuh-tumbuhan
mempengaruhi variasi infiltrasi menurut tempat dan waktu.

Disamping faktor-faktor tersebut di atas maka pengurangan


kelembaban tanah oleh transpirasi melalui tumbuh-tumbuhan, variasi
kekentalan air dalam ruang-ruang tanah akibat suhu tanah, efek pembekuan (di
daerah dingin) dan lain-lain, adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas
infiltrasi.

1.5.2 Cara Penentuan Infiltrasi dan Perkolasi

Pada kenyataannya, adalah lebih sulit bagi kita untuk mendapatkan


penurunan kehilangan hanya dari akibat infiltrasi saja, dibandingkan dengan
gabungan dari semua kehilangan.

Lebih sulit lagi kalau kita harus memperkirakan besarnya tampungan


dalam daerah pengaliran dibandingkan dengan tampungan dalam sprinkling
area yang relatif kecil, sehingga analisa penurunan akibat gabungan semua
kehilangan menjadi lebih sulit.

Hasil definitif didapatkan hanya dari tinggi total seluruh kehilangan.


Tinggi ini dibagi oleh lama waktu hujan, yang sama dengan intensitas kehilangan
rata-rata, yang dinamakan -index. Dengan kata lain -index adalah intensitas
kehilangan yang terbagi rata, yang harus dikurangkan dari intensitas hujan agar
didapatkan limpasan permukaan (limpasan langsung) akibat hujan netto yang
betul.
i

mm/jam

indeks

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.55


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Dalam daerah pengaliran yang lebih besar, disebabkan oleh distribusi


hujan yang tidak merata di atas daerah pengaliran tersebut ditambah distribusi
kehilangannya yang juga tidak merata, maka -index ini sulit untuk diterapkan

Kapasitas infiltrasi diukur dengan infiltrometer silinder ganda pada


kondisi apa adanya (existing), tanpa perlakuan, sedangkan kapasitas perkolasi
diukur dengan Infiltrometer yang sama tetapi dilakukan dengan menggali
sumuran untuk menghilangkan tanah penutup. Lokasi titik-titik pengukuran
dipetakan dengan menggunakan alat GPS untuk diplot pada peta dasar yang
dikutip dari Peta Rupa Bumi Indonesia (2003), Lembar Denpasar berskala 1
:25.000.

Pengukuran dilakukan dengan infiltrometer silinder ganda berukuran


silinder dalam diameter 30 cm dan silinder luar diameter 50 cm. Kedua silinder
tersebut dibenamkan ke dalam tanah dengan kedalaman antara 5 cm sampai 15
cm. Air dimasukkan ke dalam kedua silinder tersebut dengan ketinggian satu
sampai dua cm di atas permukaan, dan terus dipertahankan dengan cara
mengalirkan air ke dalam silinder tersebut dari suatu bejana yang diketahui
volumenya.

Dilakukan pencatatan terhadap waktu yang diperlukan untuk


meresapkan sejumlah volume tertentu dari air yang dituangkan ke dalam
silinder. Pengukuran dilakukan terhadap penurunan air pada silinder yang lebih
kecil, air pada silinder yang besar berfungsi sebagai penyangga untuk
menurunkan efek batas yang timbul oleh adanya silinder. Demikian juga dalam
pengukuran perkolasi, dilakukan prosedur yang sama tetapi bagian permukaan
tanah digali sampai sekitar 40 100 cm untuk menghilangkan pengaruh
kepadatan dan penyumbatan pori oleh lumpur.

Koreksi terhadap pengaruh evaporasi (penguapan) dilakukan


pengukuran penguapan dengan panci evaporasi. Prosedur pengukuran adalah
dengan menuangkan 1.000 cc air bersih (sama dengan air yang digunakan dalam

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.56


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

infiltrometer) dengan cara mengucurkan air ke dalam panic seperti


mengucurkan dalam infiltrometer. Didiamkan selama satu jam, kemudian
volume air sisa diukur kembali. Persentase penguapan adalah volume air yang
menguap dalam panci dibagi dengan volume air yang dituangkan (1.000 cc)
dikalikan 100 %.

penguapan yang terjadi di dalam infiltrometer sama dengan penguapan


yang terjadi pada panci penguapan, maka volume air yang meresap dalam
infiltrometer dikoreksi dengan persentase penguapan dari panci evaporasi. Laju
infiltrasi (Linf) dan laju perkolasi (Lp) adalah volume air yang dituangkan
dikalikan faktor evaporasi dibagi waktu yang dibutuhkan untuk peresapan. Linf
dan Lp masing-masing diplot ke dalam grafik terhadap waktu (T). Harga konstan
dari Linf dan Lp yang didapat dari grafik merupakan kapasitas infiltrasi (Cf) dan
kapasitas perkolasi (Cp).

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil


pengukuran laju infiltrasi untuk mendapatkan kapasitas infiltrasi dan laju
perkolasi untuk mendapatkan kapasitas perkolasi. Untuk keperluan koreksi dari
pengaruh penguapan dilakukan pengukuran terhadap persentase evaporasi.
Waktu pengukuran evaporasi disesuaikan dengan waktu pengukuran laju
infiltrasi dan laju perkolasi

Menyangkut kondisi lahan dan penggunaan lahan dilokasi pengukuran


juga dicatat sebagai gambaran tentang kondisi fisik di lapangan. Terhadap data
hasil pengukuran dan pengamatan di olah sesuai batasan-batasan yang
ditentukan dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Laju infiltrasi (Linf) dan
laju perkolasi (Lp) adalah volume air yang dituangkan dikurangi faktor (koreksi)
evaporasi dibagi dengan luas silinder kecil dari infiltrometer dan waktu yang
dibutuhkan untuk peresapan, dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.57


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

(1 - Eo)V0

Linf = .......................... (4.1)

(Ainf x T)

Keterangan :

Linf = laju infiltrasi ; Eo = faktor (koreksi) evaporasi ; Vo = volume air


yang dituangkan ke silinder kecil infiltrometer ; Ainf = luas silinder kecil
infiltrometer; T = waktu peresapan.

Hasil perhitungan laju infiltrasi kemudian diplot kedalam grafik Linf vs T.


Demikian juga dalam pengukuran perkolasi, dilakukan prosedur yang sama
tetapi dengan bagian permukaan tanah digali sampai sekitar 40 100 cm.yang
dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh kepadatan dan penyumbatan pori
oleh lumpur yang dapat mengurangi kapasitas infiltrasi. Laju perkolasi (Lp)
adalah volume air yang dituangkan dikurangi faktor (koreksi) evaporasi dibagi
dengan luas silinder kecil dari infiltrometer dan waktu yang dibutuhkan untuk
peresapan, dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

(1 Eo)V0
= (4.2)
(Ainf x T)

Hasil perhitungan laju infiltrasi kemudian diplot kedalam grafik Lp vs T.


Pada saat yang bersamaan dengan pengukuran infiltrasi dan perkolasi juga
dilakukan pengukuran terhadap evaporasi.

Koreksi terhadap volume air dalam infiltrometer yang disebabkan oleh


evaporasi, dilakukan pengukuran penguapan dengan panci evaporasi.

Persentase penguapan adalah volume air yang menguap dalam panci


evaporasidibagi dengan volume air yang dituangkan (1.000 cc) dan waktu untuk
penguapan kali 100 %, dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.58


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

( )
= x 100% . (4.3)
vo x t

Keterangan:

Eo = koreksi evaporasi (%/jam) ; vo = volume awal air dituangkan (ml) ;


vi = volume akhir air setelah satu jam (ml); t = selang waktu pengukuran (jam).

Setelah dilakukan koreksi evaporasi terhadap perhitungan laju infiltrasi


dan laju perkolasi, data dari hasil pengukuran laju infiltrasi dan laju perkolasi
dibuat grafik terhadap waktu (T) untuk mengetahui harga konstan dari laju
infiltrasi dan harga konstan laju perkolasi untuk masing-masing titik pengukuran.
Harga konstan dari laju infiltrasi dan laju perkolasi ini disebut sebagai kapasitas
infiltrasi dan kapasitas perkolasi.

1.6 Presipitasi
1.6.1 Pembentukan Hujan
Pancaran sinar dan panas matahari membantu terjadinya
penguapan air di permukaan laut, sungai, danau, dan tubuh makhluk
hidup. Uap air akan naik ke lapisan atmosfer. Uap air di udara dapat
berpindah karena perbedaan suhu udara atau karena terbawa angin. Proses
terbawanya tetes-tetes air oleh angin disebut dengan transportasi. Di udara,
uap air yang terkena udara dingin akan berubah menjadi tetes air atau
disebut kondensasi.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.59


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Gambar 1-2: Proses, Tingkat dan Bentuk Penguapan

Tetes-tetes air akan jatuh pada suatu daerah menjadi hujan. Hujan yang jatuh ke
permukaan bumi akan mengalir dan membentuk danau, sungai dan airnya terus
mengalir hingga berakhir di laut.

Gambar 1-3: Proses Terjadinya Hujan

1.6.2 Bentuk-bentuk Presipitasi


Ada 2 bentuk secara umum daripada Presipitasi:

a. Cair: hujan, embun

b. Beku: salju, hujan es, dan lain-lain.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.60


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi:

1. Adanya uap air diatmosfir

2. Faktor meteorologi (temperatur, kelembaban, angin)

3. Lokasi daerah sehubungan dengan sistim sirkulasi

4. Adanya rintangan yang disebabkan oleh gunung/pegunungan

5. Faktor geografis

Bentuk khusus dari Presipitasi

1. Gerimis: tetes cair air yang tipis < 0,5 mm intensitas <
1 mm/jam

2. Hujan: tetes air < 0,5 mm

3. Sleet: hujan bercampur es dan salju terdiri dari butir-butir


bola es bundar tembus cahaya

4. Salju: salju Campuran kristal es dalam bentuk kompleks


hexagonal bercabang, berkumpal, bentuk gumpalan salju
merupakan sublinasi atau perubahan langsung dari uap
menjadi padat

5. Hujan es: hasil dari hujan badai (thandestorm) hujan


berbentuk batues, besar dapat mencapai 0,5 kg dan
diameter berkisar antara 5 s/d 125 mm.

1.6.3 Jenis-jenis Presipitasi Hujan


Dalam pengertian di atas di jelaskan bahwa Hujan merupakan satu
bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.61


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun
dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi
dari awan.

Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian


menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai
virga.

Adapun jenis- jenis hujan antara lain :

a. Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya :

Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas


yang naik disertai dengan angin berputar.Hujan zenithal,
yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator,
akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin
Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan
Membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator
yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang
mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin
tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi
dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di
sekitar pegunungan.
Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara
yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas.
Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang
front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di
bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan
lebat yang disebut hujan frontal.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.62


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi


karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya
Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu
tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik
Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober
sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi
bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang
menyebabkan adanya musim penghujan dan musim
kemarau.

b. Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya :

Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5


mm
Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya
berada dibawah 0 Celsius
Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas
dari awan yang suhunya dibawah 0 Celsius
Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan
suhu diatas 0 Celsius dengan diameter 7 mm.

c. Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG) :

hujan sedang, 20 - 50 mm per hari


hujan lebat, 50-100 mm per hari
hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari.

1.6.4 Pengukuran Hujan

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.63


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Dalam analisis hidrologi data curah hujan sangat diperlukan baik


untuk menghitung debit bulanan/tahunan, suatu sungai atau alur maupun
untuk menghitung debit banjir rencana. Hal tersebut terutama apabila data
debit untuk selang waktu pengamatan yang cukup panjang belum dapat
diperoleh debit aliran.
Data curah hujan rata-rata bulan yang digunakan untuk
menentukan besarnya debit tahunan pada suatu alur sungai, sedangkan
data hujan bulan maksimum tahunan digunakan untuk menentukan curah
hujan rancangan. Banyaknya hujan dapat diukur dengan alat pengukur
hujan (raingauge), baik yang manual ataupun yang automatis (automatic
raingauge recorder). Pada dasarnya alat ini merupakan suatu corong
dengan diameter tertentu (misalnya 8) dan sebuah gelas ukur, untuk
mengukur jumlah hujan yang turun dalam milimeter (mm). Pada alat ukur
yang autromatik, yang akan mencatat terus menerus pada kertas grafik.
a. Penakar Hujan Biasa
Penakar hujan biasa adalah alat untuk mengukur tinggi hujan
yang diukur dengan gelas ukur
Spesifikasi

Jenis : Observatorium (OBS)

Luas corong : 100 cm2

Diamter badan terlebar : 21.5 cm

Tinggi badan : 60 cm

Bahan :

Ring corong, pipa corong, pipa badan dan kran terbuat dari kuningan

Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan min 0.8 mm atau Stainless

Steel (DOP) ketebalan 0.5 mm

Seluruh badan dicat luar dalam dengan cat anti karat warna bronce-metalic

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.64


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Kran dapat kunci dengan gembok kuningan kualitas baik dan tahan karat Gelas
ukur 1 (satu) buah untuk standard 100 cm2 : buatan Lokal

b. Penakar Hujan otomatis

Penakar hujan otomatis adalah alat untuk merekam curah hujan yang direkam
pada kertas pia

Spesikasi

Jenis : Pelampung siphon

Bahan :

Ring corong,pipa dan bejana terbuat dari kuningan

Pelampung terbuat dari logam anti karat

Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan minimal 0.8 mm

Seluruh badan di cat luar dalam dengan cat anti karat warna bronce
metallic

Luas corong : 200 cm2 / diamter 159.6 mm

Diameter badan terlebar : 24 cm

Tinggi badan : 105 cm

Kertas Pias :

Rentang skala ukur : 0 s/d 10 mm hujan

Ketelitian : 0.05 mm hujan

Pembagian skala : 0.1 mm hujan

Lebar tiap skala : 0.8 mm linear

Perekaman :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.65


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Jangka waktu rekam adalah harian


Jam pias digerakkan dengan per (spring-wound)
Pena dengan sistem cartridge sebanyak 12 buah
Kertas pias harian sebanyak 800 (delapan ratus) buah, kualitas baik
Gelas ukur 2 (dua) buah
Alat penakar hujan yang pertama, umumnya akan dibaca pada jam tertentu
dan dicatat sebagai hujan pada hari sebelumnya. Maka data yang diperoleh
adalah data hujan komulatif untuk periode 24 jam.

Pengukuran yang diperoleh dari masing-masing pengukur hujan adalah data


yang merupakan data hujan lokal (point raifall), sedangkan untuk keperluan
analisis, yang diperlukan adalah data hujan daerah areal (areal rainfall).

Untuk analisis curah hujan 1 (satu) harian maksimum ditentukan dengan


mengambil nilai terbesar dari 1 (satu) harian yang terjadi dalam periode 1
(satu) tahun untuk stasiun yang bersangkutan.

Gelas Ukur

Gelas ukur adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran hasil
pengamatan hujan dari penakar hujan OBS dengan luas corong 100 cm2.

Spesifikasi

Dimensi :

Tinggi : 25 cm

Diameter dalam : 4 cm

Diameter bawah : 7 cm

Tebal gelas : 1.25 mm

Skala ukur : 0 - 25 mm

Pembacaan terkecil : 0.5 mm

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.66


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Skala ukur : 1 mm = 10 ml (cc)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah Jumlah total air yang hilang dari lapangan


karena evaporasi tanah dan transpirasi tanaman secara bersama . Evaporasi
merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi perubahan sifat
dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan fungsi dari landaian
tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan kemampuan tanaman dan tanah
untuk mentranspor air ke tempat terjadinya transpirasi.

Ada 3 faktor yang mendukung kecepatan evapotranspirasi yaitu (1)


faktor iklim mikro, mencakup radiasi netto, suhu, kelembaban dan angin, (2)
faktor tanaman, mencakup jenis tanaman, derajat penutupannya, struktur
tanaman, stadia perkembangan sampai masak, keteraturan dan banyaknya
stomata, mekanisme menutup dan membukanya stomata, (3) faktor tanah,
mencakup kondisi tanah, aerasi tanah, potensial air tanah dan kecepatan air
tanah bergerak ke akar tanaman (Linsley dkk., 1979).

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.67


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Dalam perhitungan evapotranspirasi, maka menggunakan alat-alat yang


telah dijelaskan pada Bab I . Termasuk didalamnya Lysimeter. Sedangkan cara
yang dipakai untuk mengukur laju evaporasi tidak langsung antara lain dengan :

a. Metode Tornthwaite

b. Metode Blanex-Criddle

c. Metode Ture Penman

d. Langbein-Wundt

Dalam Hal ini, Evapotranspirasi potensial Eto (mm/hari) dihitung dengan


menggunakan metode Penman Modifikasi sebagai berikut :

ETo = c. ETo*
ETo* = w.(0,75 Rs Rn1) + (1-w) f(u) (ea ed)
Dimana :
ETo = Evapotranspirasi potensial
ETo* = Evaporasi sebenarnya
w = Faktor yang berhubungan dengan suhu (t) dan elevasi daerah.
Untuk Indonesia (0-500), hubungan t dan w disajikan dalam
tabel E-1

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.68


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Rs = Radiasi gelombang pendek, dalam satuan evaporasi ekivalen


(mm/hari)
Rs = (0.25 + 0.54 n/N).Ra
Ra = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir
(angka angot), lihat tabel E-2
Rn1 = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
Rn1 = f(t).f(ed).f(n/N)
f(t) = Fungsi suhu
f(ed) = Fungsi tekanan uap, 0.34 0.44 (ed)1/2
f(n/N) = Fungsi kecerahan, 0.10 + 0.90 n/N
f(u) = Fungsi kecapatan angin pada ketinggian 2.00 m (m/dt)
= 0.27 (1 0.864 u)
ea-ed = Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap sebenarnya
ed = ea * RH
ea = Tekanan uap sebenarnya
Rh = Kelembaban udara relatif (%)
c = Angka koreksi Penman
Metode Penman modifikasi (FAO) digunakan untuk luasan lahan dengan
data pengukuran temperatur, kelembaban, kecepatan angin dan lama matahari
bersinar (Doorenbos dan Pruitt, 1977). Harga koefisien panci evaporasi (Kp)
tergantung pada iklim, tipe panci dan lingkungan panci. Untuk tipe Pan A yang
dikelilingi oleh tanaman hijau pendek maka harga koefisien panci berkisar
antara 0,4 0,85 yang dipengaruhi oleh kecepatan angin dan kelembaban nisbih
udara rata-rata. Selanjutnya dikatakan untuk daerah tropis seperti Indonesia
dimana kecepatan angin lemah sampai sedang dan kelembaban nisbih udara
rata-rata diatas 70 %, harga Kp hanya berkisar dari 0,65 0,85.

Data-data yang dibutuhkan di dalam perhitungan memiliki beberapa


ketetapan. Seperti Besaran Angka Koreksi Bulanan (c) untuk Metode Penman,
dsb yang telah dilampirkan pada Bab sebelumnya.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.69


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

2.2 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun pada satuan waktu
tertentu. Dalam prakteknya, data yang berhubungan dengan curah hujan yang
sering digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pertanian adalah
curah hujan rata-rata, jumlah hari hujan dan pembagian bulan basah dan bulan
kering. Dari perhitungan Curah Hujan Rata-rata ini akan diperoleh curah hujan
rata-rata Maksimum.

Dalam menghitung curah hujan rata-rata, terdapat 3 metode yang sering


digunakan yaitu :

a) Metode Aljabar
b) Metode Poligon Thiessen
c) Metode Isohyet

a). Metode Aljabar

Metode Aljabar (Rerata Aritmatik) adalah metode yang paling sederhana dalam
menghitung curah hujan rata-rata. Metode ini diperoleh dari hasil pembagian data
curah hujan dengan banyaknya data curah hujan. Secara matematis dapat ditulisan
sebagai :

Dimana:

= Curah Hujan Rata-rata

R = Jumlah Curah Hujan

n = Banyaknya Data Curah Hujan

Contoh :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.70


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Menghitung Curah Hujan Rata-rata pada Stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3.


Maka dapat dituliskan :

1 +2 + 3
= 3

Dimana :

R1 = Curah Hujan pada Stasiun 1

R2 = Curah Hujan pada Stasiun 2

R3 = Curah Hujan Pada Stasiun 3

Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang
didapat dengan cara lain. Keuntungan cara ini adalah bahwa cara ini obyektif
yang berbeda dengan cara isohyets, dimana factor subyektif turut menentukan.

b). Metode Poligon Thiessen

Cara Poligon Thiessen ini ditentukan dengan cara membuka poligon


antar pos hujan pada suatu DPS kemudian tinggi hujan rata-rata dihitung dari
jumlah perkalian antar tiaptiap luas poligon dan tinggi hujannya dibagi luas
seluruh DPS. Luas masing-masing poligon tersebut dengan cara :

Hubungkan semua stasiun yang terdapat di dalam DPS dengan garis sehingga

terbentuk jaringan-jaringan segitiga.

Pada masing-masing segitiga ditarik garis sumbunya tegak lurus dan semua

garis sumbu tersebut membentuk poligon.

Luas daerah tiap stasiun yang dibatasi oleh poligon tersebut.

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.71


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan memprhitungkan daerah
pengaruh tiap titik pengamatan.

Curah hujan itu dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

= 1 1 + 2 2 + +
Dimana :

: Curah hujan rata-rata


W : Koefisien Thiessien
Koefisien Thiessen diperoleh dari Perbandingan Luas Titik Pengamatan Hujan
dengan luas titik pengamatan Seluruhnya. Misalnya terdapat 3 titik pengamatan. Untuk
mencari titik pengamatan 1, maka dapat ditulis :

1 1
1 = =
1 + 2 + 3

Cara Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara Aljabar rata-
rata. Akan tetapi, penentuan titik pengamatan dan pemilihan ketinggian akan
mempengaruhi ketelitian hasil yang didapat.

Gambar : Metode Poligon Thiessen

Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah sebagai berikut :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.72


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Jumlah stasiun pengamatan minimal tiga buah stasiun


Penambahan stasiun akan mengubah seluruh jaringan
Topografi daerah tidak diperhitungkan
Stasiun hujan tidak tersebar merata

c). Metode Isohyet

Untuk metode ini menggunakan garis Kontur. Peta isohyet digambar pada peta
topografi dengan interval 10 sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-titik
pengamatan di dalam dan di sekitar daerah yang dimaksud. Luas bagian daerah antara 2
garis isohyets yang berdekatan diukur dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata
dari garis-garis isohyet yang berdekatan yang termasuk bagian-bagian daerah itu dapat
dihitung. Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut :

1 1 +2 2 + 3 3 + +
= 1 + 2 + +

Dimana :

: Curah Hujan Rata-rata

A : Luas bagian-bagian antargaris Isohyet

R : Curah Hujan Pada Titik Pengamatan

Gambar : Metode Isohyet

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.73


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Metode ini digunakan dengan ketentuan :

Dapat digunakan pada daerah datar maupun pegunungan


Jumlah stasiun pengamatan harus banyak
Bermanfaat untuk hujan yang sangat singkat

2.3 Curah Hujan Rencana

Analisis curah hujan rencana ditujukan untuk mengetahui besarnya curah hujan
harian maksimum dalam periode ulang tertentu yang nantinya digunakan untuk
perhitungan debit banjir rencana. Metode yang umum digunakan untuk perhitungan
curah hujan rencana ini adalah Metode Gumbel, Metode Log Normal, Metode Log
Pearson Tipe III, Metode Weduwen dan Metode Haspers.

1. Metode Gumbel
Untuk menghitung curah hujan rencana dengan metode distribusi Gumbel
digunakan persamaan distribusi frekuensi empiris sebagai berikut :

= + ( )

Sx
( X Xr) 2

n 1

Di mana :

Xt = nilai variat yang diharapkan terjadi.

Xr = nilai rata-rata hitung variat

Sx = Standar Deviasi (simpangan baku)

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.74


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Yt = nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada


periode ulang tertentu

Yn = nilai rata-rata dari reduksi variat (mean of reduce variate) nilainya


tergantung dari jumlah data (n)

Sn = deviasi standar dari reduksi variat (mean of reduced variate)


nilainya tergantung dari jumlah data (n)

Tabel Nilai Yt

Return Periode (T) Reduced Variate

(Years) Yt

2 0.3665

5 1.4999

10 2.2502

20 0.9606

25 3.1985

50 3.9019

100 4.6001

200 5.2960

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.75


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

500 6.2140

1000 6.9190

5000 8.5390

10000 9.9210

Sumber : Joesron Loebis dalam Frederik, hal III-10

Simpangan Baku Tereduksi , Sn

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.940 0.960 0.980 0.990 1.000 1.020 1.030 1.030 1.040 1.050
20 1.060 1.060 1.070 1.080 1.080 1.090 1.090 1.100 1.100 1.100
30 1.110 1.110 1.110 1.120 1.120 1.120 1.130 1.130 1.130 1.130
40 1.140 1.140 1.140 1.140 1.140 1.150 1.150 1.150 1.150 1.150
50 1.160 1.160 1.160 1.160 1.160 1.160 1.160 1.170 1.170 1.170
60 1.170 1.170 1.170 1.170 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180
70 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.190 1.190 1.190 1.190
80 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.190 1.200
90 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200
100 1.200

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.76


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Simpangan Baku Tereduksi , Yn

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.495 0.449 0.503 0.507 0.510 0.512 0.515 0.518 0.520 0.522
20 0.523 0.525 0.526 0.528 0.529 0.530 0.532 0.533 0.534 0.535
30 0.536 0.537 0.538 0.538 0.539 0.540 0.541 0.541 0.542 0.543
40 0.543 0.544 0.544 0.545 0.545 0.546 0.546 0.547 0.547 0.548
50 0.548 0.549 0.549 0.549 0.550 550.000 0.550 0.551 0.551 0.551
60 0.552 0.552 0.552 0.553 0.553 0.553 0.553 0.554 0.554 0.554
70 0.554 0.555 0.555 0.555 0.555 0.555 0.556 0.556 0.556 0.556
80 0.556 0.557 0.557 0.557 0.557 0.558 0.558 0.558 0.558 0.558
90 0.558 0.558 0.558 0.559 0.559 0.559 0.559 0.559 0.559 0.559
100 0.560

2. Metode Distribusi Log Person Type III


Metode Log Pearson III apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik
akan merupakan persamaan garis lurus, sehingga dapat dinyatakan sebagai model
matematik dangan persamaan sebagai berikut :

= + ( )

(Soemarto,hal:152,1999)

Di mana :

X = curah hujan

Y = nilai logaritmik dari X atau log X

= rata-rata hitung (lebih baik rata-rata geometrik) nilai Y

S = deviasi standar nilai Y

K = karakteristik distribusi peluang log-pearson tipe III

(symbol lain : G)

Persamaan-persamaan yang akan digunakan dalam Metode ini yaitu :

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.77


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

a. Nilai Rata-rata :
in

( Log Xi)
Log X i 1

b. Standar Deviasi :
i n

( Log Xi Log Xi) 2

Sx 2 i 1

n 1
c. Koefisien Kepencengan :
i n

( Log Xi Log Xi) 3

Cs i 1

(n 1)( n 2)( Sx) 3

d. Curah Hujan Rencana :


= +
X = Anti Log X

Dimana :

Log X = Logaritma curah hujan yang dicari

Log X = logaritma rerata dari curah ujan

Log Xi = Logaritma curah hujan tahun ke i

G = Konstanta Log Pearson Type III berdasarkan


Koefisien Kepencengan
Sx = Simpangan baku
Cs = Koefisien kepencengan (skewness)
n = Jumlah data

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.78


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.79


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Tabel 3.4 : Distribusi Log Pearson III


Value For Positive Seek Coefisients

Skew
1.01 1.053 1.111 1.25 2 5 10 25 50 100 200
Coefisients
Percent Change
Cs
99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5

0.0 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576
0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.846 -0.099 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.67
0.2 -0.174 -1.586 -1.258 0.85 -0.132 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763
0.3 -2.1 -1.555 -1.245 0.853 -0.083 0.824 1.309 1.849 2.261 2.544 2.856
0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 -0.066 0.816 1.317 1.880 2.311 3.615 2.919
0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 -0.148 0.808 1.323 1.910 2.359 3.686 3.041
0.6 -1.88 -1.458 -1.200 -0.857 -0.050 0.8 1.328 1.939 2.211 2.755 3.132
0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 -0.164 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223
0.8 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 -0.033 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312
0.9 -1.66 -1.353 -1.147 -0.854 -0.180 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401
1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 -0.017 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489
1.1 -1.518 -1.280 -1.107 -0.845 -0.195 0.745 1.341 2.066 2.585 3.087 3.575
1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 0.000 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661
1.3 -1.388 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.745
1.4 -1.318 -1.163 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828
1.5 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.743 3.330 3.901
1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.99
1.7 -1.14 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.069
1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147
1.9 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.223
2.0 -0.99 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298
2.1 -0.946 -0.914 -0.869 -0.765 -0.319 0.592 1.294 2.230 2.942 3.565 4.372
2.2 -0.905 -0.882 -0.844 -0.752 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.454
2.3 -0.867 -0.850 -0.819 -0.739 -0.341 0.555 1.274 2.248 2.997 3.753 4.515
2.4 -0.832 -0.819 -0.795 -0.725 -0.351 0.537 1.262 2.256 3.023 3.800 4.584
2.5 -0.799 -0.790 -0.771 -0.711 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 3.652
2.6 -0.769 -0.762 -0.747 -0.696 -0.368 0.499 1.238 2.267 3.071 3.889 4.718
2.7 -0.74 -0.736 -0.724 -0.681 -0.376 0.479 1.224 2.272 3.097 3.932 4.783
2.8 -0.714 -0.711 -0.702 -0.666 -0.384 0.460 1.210 2.275 2.114 3.973 4.847
2.9 -0.69 -0.688 -0.681 -0.651 -0.390 0.440 1.195 2.277 2.134 4.013 4.909
3.0 -0.667 -0.665 -0.660 -0.636 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.061 4.97

Diambil dari Dr. M.M.A. SHAHIN / Statistical analysis in Hydrology

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.80


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Tabel 3.5 : Distribusi Log Pearson III


Value For Negative Seek Coefisients

Skew 1.01 1.053 1.111 1.25 2 5 10 25 50 100 200

Coefisients
Cs Percent Change
99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5

0 -2.325 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576
1 -2.400 -1.673 -1.292 -0.836 0.017 0.846 1.270 1.716 2.000 2.252 2.482
2 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178 2.388
3 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104 2.294
4 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 0.056 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.201
5 -2.686 -1.774 -1.323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108
6 -2.755 -1.797 -1.328 -0.800 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016
7 -2.824 -1.819 -1.333 -0.790 0.166 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926
8 -2.891 -1.839 -1.336 -0.780 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733 1.837
9 -2.957 -1.858 -1.339 -0.769 0.148 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749
10 -3.022 -1.877 -1.340 -0.758 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588 1.664
11 -3.087 -1.894 -1.341 -0.745 0.180 0.848 1.107 1.324 1.435 1.518 1.581
12 -3.149 -1.910 -1.340 -0.732 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501
13 -3.211 -1.925 -1.339 -0.719 0.210 0.838 1.064 1.240 1.324 1.383 1.424
14 -3.271 -1.938 -1.337 -0.706 0.225 0.832 1.041 1.198 1.270 1.318 1.351
15 -3.330 -1.961 -1.333 -0.690 0.240 0.825 1.018 1.157 1.271 1.256 1.282
16 -3.388 -1.962 -1.329 -0.675 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197 1.216
17 -3.444 -1.972 -1.324 -0.660 0.268 0.808 0.970 1.075 1.116 1.140 1.155
18 -3.499 -1.981 -1.318 -0.643 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087 1.097
19 -3.553 -1.969 -1.310 -0.627 0.294 0.788 0.920 0.996 1.023 1.037 1.044
20 -3.605 -1.996 -1.302 -0.609 0.307 0.777 0.896 0.959 0.980 0.990 0.995
21 -3.656 -2.001 -1.294 -0.592 0.319 0.765 0.869 0.923 0.939 0.945 0.949
22 -3.706 -2.006 -1.284 -0.574 0.330 0.752 0.844 0.888 0.900 0.905 0.907
23 -3.753 -2.009 -1.274 -0.555 0.341 0.739 0.819 0.855 0.864 0.867 0.869
24 -3.800 -2.011 -1.262 -0.537 0.351 0.725 0.796 0.823 0.830 0.832 0.833
25 -3.845 -2.012 -1.250 -0.518 0.360 0.711 0.771 0.793 0.798 0.799 0.800
26 -3.883 -2.013 -1.238 -0.499 0.368 0.696 0.747 0.764 0.768 0.769 0.769
27 -3.932 -2.012 -1.224 -0.479 0.376 0.681 0.724 0.738 0.740 0.740 0.741
28 -3.973 -2.010 -1.210 -0.460 0.384 0.666 0.702 0.712 0.714 0.714 0.714
29 -4.013 2.007 -1.195 -0.440 0.330 0.651 0.681 0.683 0.689 0.690 0.690
30 -4.061 2.003 -1.180 -0.420 0.390 0.636 0.660 0.666 0.666 0.667 0.667

Diambil dari Dr. M.M.A. SHAHIN / Statistical analysis in Hydrology

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.81


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

3. Metode Iwai

` Kurva kemungkinan kerapatan dari curah hujan harian maksimum atau


debit banjir maksimum dalam 1 tahun, tidak merupakan sebuah kurva distribusi
normal tetapi yang simetris. Dengan merupakan variabel (x) dari kurva distribusi
itu ke logaritma X atau log X, maka kurva itu dapat diubah menjadi kurva
distribusi normal. jadi, kemungkinan terlampau M(x) dapat diperoleh dengan
asumsi bahwa data hidrologi itu mempunyai distribusi Lon-normal. Di samping
itu cara ini memperlihatkan harga b lebih besar dari 0 sebagai harga minimum
variabel kemungkinan (x) (lihat gambar dibawah ini)

b X

Limit bahwa dari x dalam kurva kerapatan memungkinkan.Kerapatan itu


tidak menjadi lebih kecil dari harga bahwa limit itu (-b), maka ambil suku (x+b)
yang logaritma yakni log (x+b) diperkirakan mempunyai distribusi normal. Jadi
cara ini adalah cara distribusi terbatas sepihak (one sided finite distribution).

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.82


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

Perhitungan cara iwai akan diterangkan dengan sebuah contoh seperti


di bawah ini, dimana :

+
= log
0+

Log ( Xo + b ) adalah harga rata rata dari Log (Xi + b) dengan ( i= 1


.. n) dan dinyatakan dengan (X0 ; b,c dan x0) diperkirakan dari rumus rumus
berikut.

Harga perkirakan pertama dari Xo :

1
log 0 = log
=1

Perkiraan harga b :

1
=
=1 10

02
= 20 (+)

Perkiraan harga a :

1 2 + 2

= 1 =1 (log +)
0

2
= 1 02

1
2 = {log(
=1
+ )}2

Dengan :

Xs = Harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesar.

Xt = Harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terkecil.

n = Banyaknya data.


10
: angka bulat (dibulatkan ke angka yang terdekat).

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.83


HIDROLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016

kadang kadang jika harga b sangat kecil maka untuk mempermudah


perhitungan dapat diambil b= 0.

Jika tetapan tetapan tersebut di atas telah didapat, maka curah hujan
yang mungkin (probable rainfall) yang selesai dengan kemungkinan lebih
sembarang (arbitrary excess probability) dapat dihitung dengan rumus berikut :

1
( + ) = (0 + ) + ( )

Perhitungan ini harus dilaksanakan menurut urutan sebagai berikut :

- Harga perkiraan pertama dari X0 dan b.

- Log ( + ) dan Log (X0 + b).

- Log ( + )2 dan 2

Tabel Variabel Normal

5 0,5951

10 0,9062

25 1,2379

50 1,4522

100 1.6450

200 1,8214

A. DARMIANTI/ 10581255315 HAL.84

Anda mungkin juga menyukai