BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan (kota).
ataupun banjir.
perkembangan tata guna lahan (land use) dari daerah resapan air
jalan raya di wilayah tersebut. Pada saat musim hujan, debit air
menahan debit banjir yang ada, disamping itu muka air di Sungai
pasang surut muka air Sungai Karang Mumus, sehingga debit dari
sungai.
serius.
intensitas hujan.
drainase yang ada. Hal ini sebagai penyebab utama terjadinya banjir
badan jalan atau daerah di sekitar sungai. Disamping itu muka air di
sempaja saat ini sudah terlampaui oleh debit banjir yang ada,
dalam perencanaan suatu kota merupakan salah satu hal yang perlu
banjir ?
dan 25 tahun ?
6
sebagai berikut :
Samarinda.
lebih padat dan banyak mengalami perubahan tata guna lahan yang
drainase.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
bersangkutan.
c. Biaya pembangunan
Metode E. J. GUMBEL
1
Χт = . Yt + b
a
1 x S
= y =
a Sn
σx = S = (X ) 2
X .( X )
n 1
σy = Sn
1
b = X– . Yn
a
X = X
n
10
Dimana :
σ x = S = Standar Deviasi.
LogXi
LogX =
n
S=
LogXi LogX 2
n 1
4. Menghitung harga koefisien kemiringan dengan persamaan:
Cs =
nLogXi LogX 3
(n 1)(n 2)Si 3
tertentu:
1. Uji Smirnov-Kolmogorov
12
nilai simpangan data. Bila ∆maks < ∆ kritis, hipotesis tersebut diterima.
berikut:
m
P= .100
n 1
dimana:
P = Probabilitas (%)
n = besarnya data
( EF OF ) 2
X2hit =
EF
Dimana:
kelasnya
dapat diterima.
Cs dan Cv.
14
Dimana :
n = jumlah data
S = simpangan baku
Jenis distribusi Cs Ck
- Gumbel 5.40 1.14
- Normal 3 0
- Log Person Type III bebas bebas
Sumber : Shahin, 1976 : 123
1981:35):
15
2/3
t
Rt = Ro x
T
Dimana :
(mm/jam)
Ro = R24/5 (mm)
Rт = t x Rt – t 1.R
t 1
Dimana :
T.
ke (t – 1).
mengalir dari suatu titik yang terjauh pada suatu daerah aliran
berikut :
tc = t1 + t2
Dimana :
- Intensitas hujan
- Jarak aliran
- Kemiringan saluran
- Kekasaran medan
- Kapasitas infiltrasi
daerah aliran dengan panjang kurang dari 500 feet, Kerby untuk
Dimana :
S = H/L (kemiringan)
L
t2 =
V
Dimana :
secara langsung dari peta gambar 4.3. arah aliran pada segmen
Tabel 2.2
Kecepatan Aliran Air Yang Diizinkan Berdasarkan Jenis Material
Jenis Bahan Kecepatan Aliran Yang Diizinkan (m/dt)
Pasir halus 0,45
Lempung kepasiran 0,50
Lanau alluvia 0,60
Kerikil halus 0,75
Lempung kokoh 0,75
Lempung Padat 0,10
Kerikil kasar 1,20
Batu- batu besar 1,50
Pasangan batu 1,50
Beton 1,50
Beton bertulang 1,50
Sumber : SNI No. 03-3424-1994, Tata Cara Perencanaan Drainase Jalan
18
Dimana :
kondisi permukaan.
Daerah berkembang :
1. Aspal 0.73 0.77 0.81 0.86 0.90 0.95 1.00
2. Beton 0.75 0.80 0.83 0.88 0.92 0.97 1.00
3. Area Rumput :
a.Kondisi jelek (rumput
penutup 50 %)
- datar, 0-2% 0.32 0.34 0.37 0.40 0.40 0.47 0.58
- sedang, 2-7% 0.37 0.40 0.43 0.46 0.49 0.53 0.61
- curam, lebih 7% 0.40 0.43 0.45 0.49 0.52 0.55 0.62
b.Kondisi terbuka (rumput
penutup 50 – 75 %)
- datar, 0-2% 0.25 0.28 0.30 0.34 0.37 0.41 0.53
- sedang, 2-7% 0.33 0.36 0.38 0.42 0.45 0.49 0.58
- curam, lebih 7% 0.37 0.40 0.42 0.46 0.49 0.53 0.60
c.Kondisi baik, (rumput
penutup berkisar lebih
75 %)
- datar, 0-2% 0.21 0.23 0.25 0.29 0.32 0.36 0.49
- sedang, 2-7% 0.29 0.32 0.35 0.39 0.42 0.46 0.56
- curam, lebih 7% 0.34 0.37 0.40 0.44 0.47 0.51 0.58
- curam, lebih 7%
pengaliran.
Rn = C x R
Dimana :
Rn = Hujan Netto.
C = Koefisien pengaliran.
memasukkan nilai-nilai dari perhitungan debit air hujan dan debit air
rencana akibat air hujan adalah Metode Rasional. Metode ini telah
Q = 1/3.6 C . I . A
Dimana :
banjir (mm/jam)
sama.
adalah :
Q = 0.278. Cs . C. I . A
Dimana :
C = koefisien pengaliran
23
banjir (mm/th)
Air buangan merupakan air sisa atau bekas dari air yang
adalah :
- Air hujan
dengan bentuk grafik pemakaian air bersih tiap jam. Pada jam-jam
diinginkan.
bisa digunakan :
a. Formula Babbit
dimana :
Cr untuk daerah :
25
c. Formula Degremont
2. 5
Dimana : p = 1.5 + qm
p = peak faktor
Perhitungan Q peak
menghasilkan
Q peak
diakibatkan oleh suatu volume hujan efektif yang terbagi rata dalam
1 Ro
Q max = — x A x
3,6 (0,3 TP + Tо,з)
Dimana :
Tp = Tg + 0,8 Tr
Tо,з = α x Tg
0,47 (A x L) 0,25
α = —–––––––––––––
Tg
Harga α itu mempunyai kriteria sebagai berikut :
lambat, α = 3.
Dimana :
air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang
bergantian.
1. Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air
buangan adalah :
d. Batas-batas administrasi.
f. Kepadatan penduduk.
tercampur.
buangan.
antara lain yaitu sistem jaringan yang ada (drainase, air minum,
Perencanaan
MA
m
h
I
Q =AV
A = (B + mh) h
P B 2h m 2 1
2 1
1
V . R 3 .S 2
n
A
R
P
Dimana :
Tabel 2.5.
Perbandingan antara lebar saluran (b) dan tinggi muka air (h)
berdasarkan besarnya debit rencana
2 1
1
tetapan Manning yaitu V . R 3 .S 2
n
kecepatan aliran pada saluran, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6
Tabel 2.7.
Kemiringan dinding saluran berdasar jenis material
No Jenis material Kemiringan talud
1 Cadas Hampir vertikal
2 Tanah lumpur dan gambut 1/4 : 1
3 Lempung keras atau tanah ½ : 1 sampai 1 : 1
dengan lapisan penguat dari
beton
4 Tanah dengan lapisan batu atau 1:1
tanah untuk saluran yang besar
34
air di atas tinggi muka air maksimum yang direncanakan, dan juga
sebagai berikut :
Program HEC-RAS
sebagi berikut :
vt2 v2
z1 h1 a1 z2 h2 a2 2 he
2g 2g
Dimana :
a1 V12 he
Kemiringan garis energi
2g
a 2 V 22
2g
Dasar Saluran
Z1
36
…………………….
A
2 A1 R 2 R1
2
3
j
1.49 2 2
K1
1
n j
j 1 Lj2
Dimana :
a2 V22 a1 V12
ho CL
2g 2g
Dimana :
hilir lebih besar dari tinggi kecepatan di hulu dan ekspansi terjadi pada
kondisi sebaliknya.
berikut :
2
1.49
Kj A j R j3 ……………. (dalam satuan Inggris)
nj
2
1
Kj A j R j3 ………………(dalam satuan Metrik)
nj
Dimana :
kanan).
nss
K1 =
j 1
K1 ….
melintang sungai.
P n
N 3
1,5
i i
nc i 1
Dimana :
percabangan sungai.
yang merupakan stasiun dan elevasi dari kiri ke kanan secara berurutan
dan sistematis dari daerah hulu menuju hilir. Data lain yang dibutuhkan
kiri, saluran utama dan saluran kanan memiliki jarak yang sama
pada sungai yang lurus. Namun ada beberapa kondisi dimana ketiga
saluran ini memiliki jarak yang berbeda misalnya pada belokan sungai.
muka air. Data aliran ini terdiri dari : regim aliran, kondisi batas dan
1. Regim Aliran
41
dimulai dari bagian hulu untuk aliran subkritis atau daerah hilir untuk
2. Kondisi Batas
pada akhir dari sistem sungai (bagian hulu dan hilir). Pada regim
aliran subkritis, kondisi batas yang diperlukan adalah pada akhir dari
kondisi batas diperlukan pada akhir dari bagian hulu dari sistem
sungai.
2. Kedalaman kritis
Jika kondisi batas ini yang dipilih maka komputer sendiri yang
3. Kedalaman normal
42
penampang melintang.
4. Rating kurva
5. Informasi Debit.
muka air. Data debit yang dimasukkan mulai dari daerah hulu
penampang tertentu.
profil muka air. Data aliran tak tetap ini terdiri dari : Kondisi Batas
air pada akhir dari sistem sungai (bagian hulu dan hilir). Terdapat
1. Flow Hydrograph
Kondisi batas ini dapat digunakan untuk dua (2) kondisi yaitu
baik kondisi batas hulu maupun kondisi batas hilir, akan tetapi
2. Stage Hydrograph
Kondisi batas ini dapat digunakan untuk dua (2) kondisi yaitu
baik kondisi batas hulu maupun kondisi batas hilir. Data yang
masuk.
atas informasi data aliran dan dalam versi ini kita hanya perlu
(flood control).
berbentuk trapesium.
memanjang.
Qp = 1,1.Qo
(Sosrodarsono, 1985:329) .
4. Kemiringan memanjang.
47
melimpah lewat mercu jatuh pada ujung side channel bagian atas
mercu yang dipilih. Aliran debit maksimum dari side channel akan
berbeda dengan spillway tipe ogee karena aliran air akan terendam
oleh suatu konstruksi bak atau kolam penerima baru dari bak
terbatasnya tinggi muka air dan adanya tebing yang terjal atau jika
yang sempit atau terowongan, maka dalam hal yang demikian ini
Saluran
cabang
Aliran
Saluran utama
Jika h1 > h
Jika h1 < h
Dimana :
hilir (m)
L = lebar mercu(m)
H
51
Keterangan :
Metode Bilangan
berikut :
garis energi
H v2/2g Ho
h c h x ho h c
52
kemiringan dasar
x o
∆x B
samping
Hx = hx + vx2/2g
= hx + Qx2/2g Ax2
( h0 c) (hx c)3 / 2
qx = μ∆x 2g
2
hx = Hx – Qx2/2g Ax2
terhadap aliran.
3. Setelah hx dan Qx ditentukan, kedalaman air h2x dan debit Q2x akan
dalam langkah kedua ini Qx dan hx menjadi Q2x,, q2x dan h2x.
53
jam. Tampungan tiap jam akan dipengaruhi oleh inflow dan outflow.
Qi = Qt+1 - Qs
Dimana :
Qi Qi 1
V = .∆t
2
Dimana :
in
Qi Qi 1
V =
11 2
.t
Dimana :
adalah :
surut (air balik), dimana hal ini tidak bisa dihindari karena
air di hulu dan hilir pintu. Selain itu konstruksi yang ringan
(Nursyirwan, 1990:33) :
muka air di hilir dan hulu sama tinggi. Bila tinggi muka air di hilir
Apabila tinggi muka air naik sampai titik b maka pintu akan
sampai tinggi muka air di hulu dan di hilir pintu akan bertemu di
MAT
A C
MAR
MART
Pengeluaran Tampungan
Keterangan :
2. Pintu air otomatis tadi tetap akan terbuka sementara aliran air ke
4. Pintu air otomatis tersebut akan tetap tertutup sampai kondisi air
tertentu
58
tertentu
geografis
- Geography
lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau
- Information
yang ada dapat terwakili dalam peta, jadi semua data harus
- System
Mapping Concept
record dan peta yang berasal dari MapInfo atau dibuat sendiri.
lain. Setiap layer terdiri atas aspek yang berbeda. Dalam MapInfo
menyebar pada leyer. Setiap layer terdiri atas Map Objeck yang
terdiri atas simbol yang mewakili ibukota, dan layer ketiga terdiri
atas alamat jalan dari retail toko. Perintahkan pada MapInfo untuk
mencari alamat jalan tersebut pada jalan yang ada pada tabel peta
BAB III
METODE PENELITIAN
mengenai apa yang terdapat pada lokasi tertentu, lokasi apa yang
dan data attribut (data aspasial). Data spasial adalah data yang
Data hidrologi dalam hal ini berupa data curah hujan, dimana
dalam studi ini dipakai data curah hujan dari Stasiun Pencatat
sampai dengan Tahun 2003 (20 tahun) disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Per Tahun Dari Stasiun
Bandara Temindung
Tabel 3.2.
2001 wilayah DPS Mahakam yang masih tertutup oleh hutan sisa 51
Bagian hilir (down stream), yaitu Ruas Sungai dari muara sampai
Bagian Hulu (up stream), yaitu Ruas Sungai dari Melak sampai
hulu.
67
Samarinda) :
Kecamatan Anggana
Kecamatan Sanga-sanga
2. Kota Samarinda
Kecamatan Palaran.
Pada ruas ini dijumpai beberapa anak sungai, antara lain : Sungai
Pengaruh pasang surut air laut pada ruas ini sangat dominan,
relatif besar, hal ini ditunjukkan oleh kondisi air sungai yang
kemarau (saat debit sungai rendah) intrusi air laut dari muara
hanya mengalir dalam jumlah besar pada musim hujan dan relalit
besar berupa rawa, danau dan dataran banjir. Dari Melak sampai
70
denga cukup deras karena pada bagian ini slope sungai relafit
besar. Namun dari Muara Pahu sampai Sebuluh aliran sungai saat
Dari data duga muka air yang ada di DPS Mahakam, yaitu pada
oleh curah hujan yang turun relatif deras, juga pada saat yang
limpasan permukaan (runoff) yang relatif besar dan laju tanah yang
lahan serta perambahan hutan dan lahan yang terjadi di DAS Karang
terjadinya banjir. Hal ini karena dapat menambah luasan lahan yang
terbuka, bila turun hujan deras dapat meningkatkan laju limpasan air
(delapan) Sub DAS, yaitu Sub DAS Pampang, Sub DAS Karang
Mumus Ulu, Sub DAS Lantung, Sub DAS Siring, Sub DAS
Jayamulya, Sub DAS Muang, Sub DAS Betapus dan Sub DAS
terjadi pada bulan Juli sebesar 115,9 mm. DAS Karang Mumus
bulan April sebesar 28,2C dan terendah pada bulan Juli sebesar
26,7C.
74
atau drainase yang dibuat untuk mengalirkan air dari daerah rawa
hilir sangat dipengaruhi oleh pasang surut muka air Sungai Karang
Mumus.
75
yang masih mampu menampung air dari daerah aliran drainase itu
sendiri dan ada yang sudah tidak mampu menampung debit air
seratus persen masalah banjir yang ada di kota ini, namun paling
tidak upaya ini bisa mereduksi masalah genangan dan banjir yang
banjir adalah :
tampungan
Keterangan :
78
berbentuk trapesium.
pada saat terjadi hujan dan banjir, saluran tersebut masih belum
terjadi banjir pada saat hujan, terutama apabila diikuti pasang surut
BOEZEM
SEMPAJA
80
Inlet Outlet
Sungai Sempaja
Ke Muara
akan dilakukan dalam studi ini, seperti yang tertuang dalam tahapan
berikut ini:
- Peta topografi
genangan
dari:
- Koefisien Pengaliran
- Hujan netto
Berikut ini diberikan daftar alir rencana kerja pada gambar 3.2 yang lebih
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam studi ini dipakai data curah hujan dari Stasiun Pencatat
studi, yang tercatat (20 tahun) disajikan pada tabel 4.1. berikut ini :
Tabel 4.1.
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Per Tahun
Dari Stasiun Bandara Temindung Samarinda
1 115,80 11 141,80
2 105,60 12 82,00
3 85,70 13 79,10
4 80,50 14 94,60
5 108,90 15 85,00
6 97,30 16 117,10
7 89,40 17 83,80
8 105,30 18 101,60
9 94,30 19 66,30
10 90,00 20 39.00
Sumber : Stasiun Pencatat Curah Hujan Bandara Temindung
Samarinda
memakai Metode Log Person Type III. Metode ini lebih fleksibel
dahulu dari data yang paling besar sampai pada data terkecil.
84
berikut :
bentuk logaritma.
n
log Q 39,1350 = 1,9568
Log = 1
n 20
log log
n 2
S log = 1
n 1
0,2437
=
20 1
= 0,0128
= 0,1133
n . 1
n
log log 3
Cs = G =
n 1 n 2 5 log
3
20 0,0405
=
20 1 20 2 0,1133 3
0,8100
= 38,7486
Cs = G = -0,0209
85
100
(Probabilitas kejadiannya) = … % ------ Pr =
Tr
Distribusi Log Person Type III) dan dengan cara interpolasi linier
100
Misalnya : Untuk Tr = 2 tahun – Pr = = 50%
2
G = Cs = -0,0209
Cs Pr K
0 50 % 0
-0,209 50 % … (0,004) nilai K bisa dicari dengan cara
-0,1 50 % 0,017
interpolasi linier
Sumber : Hasil perhitungan
ulangnya
X2 = 10 (log + k . s)
= 90,63 mm
rancangan
Type III dapat dilihat pada lampiran tabel 4.2. dan 4.3.
berikut :
- Taraf siginifikan = 5%
20 20
∆cr = , (0,29 0,29 )) 0,29
20 20
87
= 0 + 0,29
∆cr = 0,29
10 . m
Kolom (5) = P = (%)
n 1
100 .1
= 20 1
P = 4,76
= 4,60
= 4,76 – 4,60
= 0,16
Kesimpulan :
kritis = 0,29 %
n = 20
k = 1 + 3,322 x log n
= 1 + 3,322 x log 20
= 5,3 6
100
Pr = = 16,667
6
89
Cs = G = -0,0209 ≈ -0,021
Sd = 0,1133
= 2,078
X = 119,62
yang sama
Jumlah data
Frekuensi yang diharapkan (EF) = Jumlah kelas
20
= = 3,333
6
2 3,333 2
((QF – EF))2/ EF = = 0,533
3,333
OF EF 2
2 3,333 0,533
2
EF 3,333
6 3,333 2
2,13
3,333
4 3,333 2
= 0,83
3,333
5 3,333 2
= 0,83
3 ,333
1 3,333 2
= 1,63
3,333
Kesimpulan :
4-7 jam setiap hari dan dalam kajian ini diambil 5 jam, karena data
R 24
Dimana : RO = dan t = 5 jam, T = 0,5 jam
t
2/3
R24 5
Rt =
5 0,5
R24
R0,5 = 4,64
5
2/3
R24 5
R1 = = 0,585, R24
5 1
T(Jam) RT T(Jam) RT
0,5 0,928. R24 3,0 0,281. R24
1,0 0,585. R24 3,5 0,254. R24
1,5 0,446. R24 4,0 0,232. R24
2,0 0,368. R24 4,5 0,214. R24
2,5 0,317. R24 5,0 0,200. R24
Sumber : hasil perhitungan
Rт = t x Rt – t 1.R
t 1
Tabel 4.16. Rata- Rata Hujan Sampai Jam Ke T (R t) Dan Hubungan Pada
Jam t (Rt) Serta Distribusi Hujan Harian
Ja Rt RT Rasio % (R) = RT x
100 %
0,5 0,928, R24 0,928, R24 0,00
1,0 0,585, R24 0,585, R24 58,5
1,5 0,446, R24 0,446, R24 44,6
2,0 0,368, R24 0,151, R24 15,1
2,5 0,317, R24 0,124, R24 12,4
3,0 0,281, R24 0,107, R24 10,7
3,5 0,254, R24 0,097, R24 9,7
4,0 0,232, R24 0,085, R24 8,5
4,5 0,214, R24 0,074, R24 7,4
5,0 0,200, R24 0,072, R24 7,2
Sumber : Hasil perhitungan
Rт = t x Rt – t 1.R
t 1
Keterangan :
hujan netto secara lengkap dapat dilihat pada lampiran tabel 4.18.
dan 4.19.
97
pertama dari bagian hulu sampai titik outlet 18, selanjutnya dari titik
debit banjir rancangan dipakai hidrograf di titik outlet 24. Berikut ini
1 Ro
Q max = 3,6 . A . 0,3 T T
p 0, 3
Tp = Tg + 0,8 . tr
T0,3 = . Tg
Diketahui :
Di 18
titik
outle19
t
= 0.21. (6.92)0.70
Tp = Tg + 0.80.Tr
96
= 2 + 0.80 (1)
0.47((9.7759).(6.92))0.25
=
1.752
= 1.84 ~ 2
T0.3 = .Tg
= 2. (2)
= 4 jam
T0.3 2 = 1.5.T0.3
= 1.5 (4)
= 6 jam
1 Ro
Q maks = . A.
3.6 (0.3.Tp T0.3 )
1
1
= 3.6 (9.7759) ((0.3)(3 4))
= 0.636 m3 / dt/ mm
97
a. Kurva naik
0 t Tp
0t3
2. 4
t
Qt = Qmaks
Tp
2.4
0
Q0 = 0.636 = 0.636.0 = 0 m3/dt/mm
2.552
2.4
1
Q1 = 0.636 = 0.067 m3/dt/mm
2.552
2.4
2
Q2 = 0.636 = 0.354 m3/dt/mm
2.552
2.4
2.552
Q3 = 0.636 = 0.636 m3/dt/mm
2.552
b. Kurva turun
Tp t (Tp + T03)
3 t (3 + 4)
3t7
t Tp
Qt = Qmaks .0.3
T0.3
t 2.552
Q4 = 0.636. 0.3 3
= 0.545 m /dt/mm
3.504
98
7 t (3 + 4 + 1.5 . 4)
7 t 13
t Tp 0.5.T0.3
Qt = Qmaks .0.3
1.5 T0.3
= 0.154 m3/dt/mm
t (3 +4 +1.5 . 4)
t (13)
t Tp 1.5.T0.3
Qt = Qmaks .0.3
2 T0.3
= 0.051 m3/dt/mm
pada gambar 4.5. Sedangkan untuk titik outlet 24 pada tabel 4.29.
direncanakan dengan T = 10 th
bagian hilir
Jalan:
1. Wahab Syahrani
2. Wahid Hasyim
3. Pertahanan
Keterangan:
1
Rumus Rasional Modifikasi yaitu : Q = .Cs. C. I. A
3 .6
Wahab Syahrani
adalah:
0.5326
=
1.7752
= 0.3
2. Panjang saluran
0-2%)
0.3524
=
0.5481
= 0.64
3. Waktu konsentrasi
0.77
L
t1 = 0.0192 S = 0.0025
S
0.77
1299.6
= 0.0192
0.0025
48.16
= menit
60
= 0.80 jam
L
t2 = V untuk soal beton = 1.5 m/dt (lihat tabel)
V
1299.6
=
1 .5
tc = t1 + t2
102
= 15.24 jam
4. Intensitas hujan
2/3
R24 24
It1 = untuk X10 = 126.9 mm/jam
24 tc
2/3
126 .39 24
I10(1) =
29 7.69
= 11.25 mm/jam
2/3
126.39 24
I10(2) =
29 15.24
2Tc
5. Cs = dimana : Ts = T2
2Tc Ts
2(15.24 )
Kiri -Cs1 =
2(15.24 ) 1.44
= 0.68
2(30.25 )
Cs2 = = 0.68
2(30.25 ) 28.88
2(37.73)
Cs3 = = 0.68
2(37.73 ) 36.10
= 0.41
103
C2A2 = 0.425x0.3
= 0.13
= 0.35
0.41+0.13 = 0.54
0.51+0.35 = 0.89
1
Q1 = .Cs.C.I.A
3.6
1
= (0.68)(0.41)(7.13)
3.6
= 0.546 m3/dt
(Domestik)
36074 orang
- Standar kebutuhan air bersih rata – rata per orang per hari
Jadi perhitungan kebutuhan air bersih rata – rata per orang per hari
lt/orang/jam
121,5lt / orang / hr
4. 24 jam
= 5,06 lt/orang/jam
2,5
5. P = 1,5 + 5,06
= 2,61 lt/orang/jam
476.414,89lt
=
3600dt
= 0,132 m3/dt
0,132 m3/dt.
Q = 1.90 m3/dt
saluran beton)
Perencanaanya :
Q = A.V
Q
A =
V
1.90m 3 / dt
A =
1.50m / dt
= 1.27 m2 ≈ 1,30 m2
Untuk
A = (b.m.h)h
1.30 = 3h2
1.30
h =
3
h = 0.65 m
b = 2.5h
= 2.5 (0.65)
= 1.63 m ≈ 1,70 m
P = b + 2h m 2 1
= 3.15 m
A
R =
P
1.30 m 2
=
3.15 m
= 0.42 m
1 2/3 1/2
V = .R . S
n
2
V.n
S = 2/3
(R )
1.5(0.016 )
= 2/3
(0.42)
107
= 0.0018
Freeboard (jagaan)
Maka : f = 0.75 m
H = h+f
= 0.65 + 0.75
H = 1.40 m
T = b + 2mH
= 3.10 m
T = 3.10 m
0.75
H = 1.40 m 1 1 0.65
0.5 0.5
b = 1.70 m
Q = 1, 00 m3/dt
m = 0.5
h = 0.016
V = 1.50 m/dt
Perencanaan:
Q = A.V
108
Q
A =
V
1.00 m 3 / dt
=
1.50 m / dt
= 0.66 m2 ≈ 0,70 m2
A = (b + mh) h
b/h = 1.5
b = 1.5 h
A = (b + mh) h
0.70 = 2h
0.70
h = = 0.59 m ≈ 0,60 m
2
b = 1.5 h
P = b+2h m 2 1
A
R =
P
0.70m 2
= = 0.30 m
2.3m 2
109
2
V.n
S = 2/3
(R )
2
1.5.(0.016 )
= 2/3
( 0 .3 )
= 0.0029
maka f = 0.60 m
H = h.f
= (0.60 + 0.60)m
= 1.20m
T = b + 2 mH
= 2.20 m
T = 2.20m
0.60m
H = 1.20 m 1 1 0.60m
0.5 0.5
b = 1.00 m
110
1’
3’ 3’
3’ 3’
2’
3’ 3’
3’ 3’
3’ 3’
2
3’ 3’
1
A
4'
Keterangan :
1’
111
= Sungai Utama
2’
= Anak Sungai Sempaja
3’
A = Outlet dari Sungai Sempaja
98 m3/dt.
a. Normalisasi sungai
(boezem).
air.
Diketahui :
Q = 22 m3/dt
saluran beton)
Perencanaanya :
Q = A.V
Q
A =
V
22m 3 / dt
A = = 14,67 m2 ≈ 15 m2
1.50m / dt
114
Untuk :
A = (b.m.h)h
22 = (5 h + 0.5h)h
22 = 2.5h2+ 0.5 h2
22 = 5,5h2
15
h =
5,5
h = 1,65 m ≈ 1,70 m
b = 5h
= 5 (1,70)
= 8,25 m ≈ 8,30 m
P = b + 2h m 2 1
= 11,98 m
A
R =
P
15 m 2
=
12 m
= 1,25 m
115
1 2/3 1/2
V = .R . S
n
2
V.n
S = 2/3
(R )
1.5(0.016)
= 2/3 = 0.00044
(1,30)
Freeboard (jagaan)
H = h+f
= 1,70+ 0,75
H = 2,57 m ≈ 2,75 m
T = b + 2mH
= 10,70 m ≈ 11,00 m
T = 11,00
mm.
0.75
H = 2.75 m 1 1 2.00
0.5 0.5 m
b = 8.30 m
116
Untuk hasil perencanaan tiap segmen pada Sungai Sempaja ini, bisa
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.26. yaitu arah aliran pada
belum lagi masalah sosial yang akan muncul. Disamping itu apabila
tarik yang besar. Hal ini perlu diwaspadai keamanannya apalagi bila
mercu yang tidak lebar dan kemiringan lereng tanggul yang agak
curam atau tegak, namun hal ini harus didukung oleh daya dukung
tanah yang bagus agar diperoleh stabilitas konstruksi yang baik pula.
sungai menjadi :
dinormalisasi adalah :
119
Debit (Q) = ( A x V )
Jadi besarnya aliran banjir yang akan melimpas dari sungai setelah
akibat limpasan curah hujan ketika air laut pasang dan melepas atau
Adapun besarnya volume air yang harus ditampung jika terjadi kondisi
aliran yang membawa sedimentasi sebesar 10% dari debit banjir yang
dahulu yaitu merencanakan lebar pintu outlet atau luas dari boezem itu
Boezem Sempaja :
HSS.Nakayasu.
Qi+1 = Qt+1 - Qs
Contoh perhitungannya :
Qi Qi 1
Volume V = .∆t
2
Boezem).
in
Qi Qi 1
Volume kumulatif = V =
11 2
.t
boezem.
1.536.416,640 m3 = A x (2,95) m
1.536.416,640
(A) = 2,95
= 520.819,200 m2
Dengan melihat ukuran lahan yang, dapat dihitung berapa panjang (l)
520.819,200
b = = 462,95 m ≈ 500 m
1125
Metode Bilangan
124
berikut :
garis energi
H v2/2g Ho
h c h x ho h c
kemiringan dasar
x o
∆x B
Hx = hx + vx2/2g
= hx + Qx2/2g Ax2
125
( h0 c) (hx c)3 / 2
qx = μ∆x 2g
2
hx = Hx – Qx2/2g Ax2
aliran.
nomor dua (2). Q0 dan h0 harus digantikan dengan Qx dan hx, dalam
pelimpah samping. Panjang pelimpah adalah n∆x dan jumlah air lebih
berikut :
10% dari debit yang akan ditampung oleh boezem. Jadi besar
h c
Q = A.V
1
= (b + mh).h) ( . R 2 / 3 . S1/ 2 )
n
nQ = (108 + 0,5.h 2 ) (R 2 / 3 . S 1 / 2 )
108h 0,5h 2 2 / 3
nQ = (108h + 0,15.h 2 ) 3 / 3 ( ) (0,00024) 1 / 2
108 2,24h
127
(108.2,74 0,5.(2,74) 2 )5 / 3
218,90 =
(108 2,24 2,74) 2 / 3
2918,43
218,90 = 13,40
218,90 ≈ 217,80
H0 = 1,08 m
C 1,87
W = C = 1,87 m ; = 1,08 = 1,73 dengan
H0
W
menghubungkan nilai = 1,78 pada grafik variasi C0
H0
W
dengan (sumber : Rangga Radju, Aliran Melalui Pelimpah
H0
Marchi.
pelimpah (Qo)
garis energi
H v2/2g Ho
h c h x ho h c
kemiringan dasar
x o
∆x B
cara yang sama hitung nilai qx2 dan hitungan dihentikan apabila
Qo.
atas :
- m=1
- Langkah perhitungannya :
1. Q0 = 77 m3 / dt
2. ∆x = 6 m
A0 = ( b + m.h0).h0
= 317,4 m2
Q0= A0 . V0
Q0
V0 =
A0
77
V0 = 317,4 = 0,24 m/dt
Vo 2
3. H0 = h0 +
2g
(0,24) 2
= 2,90 + = 2,90 m
2.9,81
= 4,35 m3/dt
Qx = Q0 + qx
Ax = (b + m.h).h
Qx
Vx =
Ax
77
= 314,7 = 0,66 m/dt
Qx 2
hx = h 0 - ( 2 g . Ax 2 )
77 2
= 2,90 -
2.(9,81).(128,25) 2
= 2,90 – 0,020
= 2,90 m
muka air normal akibat debit banjir rencana, sehingga selisih tanggul
atas mercu lebih kecil dari tinggi jagaan (free board) pada sungai.
Dalam penentuan lebar mercu ini diasumsikan pintu air dalam kondisi
tersebut.
1. Kontrol nilai h hitung < 1/3h, sampai didapat nilai h hitung mendekati
1/3h.
2. h ijin = 1/3h
h ijin = 1/3(3,00)
h ijin = 1,00 m
V2
+ 3,30
2g
0.60 m
+ 2,30
h0 = 3,00m
C = 2,00m
+ 0,3
133
pada kondisi kedua sisi yaitu sisi hulu (dalam sistem) dan sisi hilir
(luar sistem). (Suprijanto, 1997 : 96). Sisi hilir atau di luar sistem
adalah kondisi fluktuasi muka air akibat pasang surut. Sisi hulu
dan tinggi tampungan minimum. Hasil akhir dari analisis ini adalah
Data pintu :
didapatkan :
T1 = 6 jam
S1 = 6 jam
konstan.
Disini diambil :
2100 dt
Maka = 2250 dt
135
= 9.6 bag
= 10 bag
24300 dt
Maka = 2500 dt = 9.72 bag = 10 bag
Pembuangan periode T1
H = hn + hn
≈ 0,047.106
Sumber : hasil perhitungan
Pembuangan periode T2
adalah aliran sub kritis. Jadi debit per satuan unit waktu setiap
≈ 0,064.106
Sumber : hasil perhitungan
karena hn > 2/3H maka jenis alirannya adalah aliran sub kritis
dalam sehari.
(q1 + q2) * b = V
V 1.536416.640
b = = = 14,40 m
q1 q2 110 .581,94
16m
diperlukan adalah = 8 buah pintu.
.2m
= (1.536.416,640 m3/jam)/(24)
= 397.804,50 m3
S2 S2 x (Q/jam) -
= 6,25 x 0,066
= 0,413 0,413
= 1,5 x (0,914.106)
= 1.371.000 m3
boezem.
140
pintu
Q = K.μ.a.b. 2.g.h
Adapun hasil dari perhitungan debit yang akan dibuang oleh pintu
dapat dilihat pada tabel 4.51. Dari pengendalian banjir berupa boezem
ini, debit banjir yang akan ditampung oleh boezem sebesar 78,29 m 3/dt
yang merupakan debit total atau debit keseluruhan dari sisa banjir
sisa dari debit banjir total secara keseluruhan ditampung oleh boezem
total yang akan ditampung oleh boezem. Jadi total debit yang bisa
dimana jumlah debit banjir ini besarnya samadengan nilai total debit
V
F = 2.g.h
1.5
= 2.9,81.(3)
= 0,20
dihitung :
y2
y1
= 1 8F1 1
y2
= 1 8.0,20 1
3
y2
= 0,61
3
A = h (B + z.h)
P = b + 2h 1 z 2
= 16 + 2 (2,95) 1 0,5 2
= 22,60 m2 ≈ 23 m
A 52 m 2
R = p = = 2,28 m ≈ 2,30 m
23 m
1 2 / 3 1/ 2
V2 = .R .5 --------- S = 0,00034, n = 0,016
n
143
1
(2,30) 2 / 3 (0,00034)1 / 2
V2 = 0.016 = 1,99 m/dt ≈ 2 m/dt
v
F2 = 2.g.h
2
= 2.9,81.(3)
= 0,25 ------ F2 < 1, sub kritis
a = 1,34 m ≈ 135 m
Pintu Air
h1 = 3 m
a = 1,35 m
V1 V2 h2 = 1,40 m
F1 F2
(HEC-RAS) Versi 3.0 ini diluncurkan pada tahun 2001. Software ini dapat
digunakan untuk menghitung profil muka air untuk aliran tetap (steady)
Pada studi ini perhitungan profil muka aliran sungai digunakan profil muka
kondisi aliran tetap berubah lambat laun (Steady gradually varied flow).
- Data Geometri
Lengths:
146
LOB = 59.3 m
Channel = 59.5 m
ROB = 59.8 m
Manning’s Values :
LOB = 0.019
Channel = 0.019
ROB = 0.019
Contraction = 0.1
Ekspansion = 0.3
RAS adalah :
3. Kemudian masuk ke
menu Edit
148
tulisakan nomor 11 dan klik OK. Pada menu ini data-data yang
saluran yang mana terdiri dari tiga bagian yaitu LOB (Left
= jarak antar saluran ditinjau dari tengah saluran dan ROB (Right
ROB = 59.8 m.
merupakan jarak dari saluran yang mengalirkan air. Pada patok 11,
perhitungan profil muka air adalah data aliran tetap (steady flow data).
Untuk memasukkan data aliran maka pilih Steady Flow Data pada
dianalisa. Pada studi ini profil aliran yang digunakan adalah 5, yaitu
tersebut.
152
a. Known W.S. yaitu kondisi batas merupakan elevasi muka air yang
b. Critical Depth, jika kondisi batas ini yang dipilih maka komputer
batas.
penampang melintang.
debit.
5. Perhitungan Hidrolik
maka pilih Steady Flow Analysis dari menu Run pada menu utama
154
(Plan), pilih New Plan dari menu File. Pilih geometri file dan steady
flow file yang akan dianalisis. Kemudian pilih rejim aliran yaitu pada
muka air dapat dimulai yaitu dengan menekan tombol COMPUTE yang
sungainya. Hal ini dapat dilihat dengan cara melihat selisih ketinggian
elevasi muka air yang terjadi dengan elevasi tanggul. Apabila elevasi
muka air lebih tinggi dari elevasi tanggul maka tejadi limpasan dan
sebaliknya apabila elevasi muka air lebih rendah dari elevasi tanggul
tabel 4.56 – 4.58. Dari analisis profil aliran untuk kondisi setelah dilakukan
11 sampai patok 220. Oleh karena itu untuk menaggulangi agar tidak
limpasan.
157
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
c. Jalan Pertahanan
sepanjang 2700 m.
dengan lebar 108 m, tinggi muka air diatas mercu 0,60 m dan
tersebut
a. Saran
dengan benar.
lahan atau rencana tata ruang kota yang telah dibuat oleh
tampungan air.
sebagaimana mestinya.
outlet boezem.