Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruas jalan tol Samarinda – Balikpapan, merupakan jalan alternatif bebas

hambatan sepanjang 99,02 km yang menghubungkan dua kota terbesar di provinsi

Kalimantan Timur yakni kota Samarinda dan Balikpapan. Proyek jalan tol ini

dibagi dalam beberapa tahap, tahap I dilaksanakan tahun 2011-2013 yang dibagi

dalam 5 paket. Sedangkan Tahap II istilah paket diubah menjadi seksi,

dilaksanakan mulai tahun 2015 dan dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun

2018.

Pada seksi satu, pengerjaannya dibagi menjadi lima segmen, dimana pada

segmen dua yang dikerjakan oleh PT. Bangun Cipta Kontraktor ditemukan

kondisi geografis terdiri dari tebing dan jurang yang cukup curam, sehingga jalan

terindikasi rawan ambles dan mengalami kelongsoran. Mengingat topografi di

provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah perbukitan dan lembah, ditambah

pengaruh faktor hujan yang dapat mempengaruhi kestabilan tanah pada lereng

tersebut dan terlebih lagi lalu lintas yang lewat merupakan kendaraan berat.

Hal ini tentunya bisa sangat membahayakan pengendara jalan tol Samarinda –

Balikpapan disekitar lereng, sehingga tujuan pembuatan jalan tol ini untuk

mewujudkan transportasi yang aman, nyaman, dan memiliki konstruksi yang awet

tidak dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan suatu solusi berupa penanganan
terhadap lereng tersebut, salah satunya dengan membangun dinding penahan

tanah.

Menurut Suyono Sosrodarsono, 1980 dinding penahan tanah merupakan

suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah keruntuhan tanah yang curam

atau lereng dimana kestabilannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri.

Melihat kondisi lereng yang curam dengan tinggi ± m dan panjang indikasi

longsoran ± m diperlukan dinding penahan tanah dengan sistem trap.

Sedangkan dalam pemilihan tipe dinding penahan tanah harus mempertimbangkan

segala aspek teknis yang berkaitan dengan kondisi dilapangan.

Secara umum perancangan dinding penahan tanah harus mampu memenuhi

beberapa persyaratan stabilitas dan persyaratan lain seperti :aman terhadap geser,

guling,daya dukung tanah dan aman terhadap stabilitas lereng, serta harus

memenuhi persyaratan standar dimensi dinding penahan tanah sesuai dengan

tipenya.

1.2 Rumusan Masalah

Didalam perancangan dinding penahan tanah pada ruas jalan tol Samarinda-

Balikpapan ( KM.13 Bpn-Simpang Km.38 Samboja ) Segmen 2, terdapat

beberapa permasalahan antara lain :

1. Bagaimana menghitung stabilitas lereng ?

2. Bagaimana menentukan tipe dan dimensi dinding penahan tanah ?

3. Bagaimana menghitung pembebanan pada dinding penahan tanah ?


4. Bagaimana menganalisa kontrol stabilitas terhadap geser, guling, daya

dukung tanah dan stabilitas lereng ?

5. Bagaimana menghitung penulangan dinding penahan tanah ?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan dinding

penahan tanah pada ruas jalan tol Samarinda-Balikpapan ( KM.13 Bpn-Simpang

Km.38 Samboja ) Segmen 2.

Sedangkan tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah :

1. Dapat menghitung stabilitas lereng;

2. Dapat menentukan tipe dan dimensi dinding penahan tanah;

3. Dapat menghitung pembebanan pada dinding penahan tanah;

4. Dapat menganalisa kontrol stabilitas terhadap geser, guling, daya dukung

tanah dan stabilitas lereng;

5. Dapat menghitung penulangan dinding penahan tanah.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibatasi dengan batasan masalah agar

terarah. Batasan masalah pada perencanaan dinding penahan tanah pada ruas jalan

tol Samarinda-Balikpapan ( KM.13 Bpn-Simpang Km.38 Samboja ) Segmen 2

adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan koefisien tekanan tanah lateral menggunakan teori Coulumb;

2. Penulangan menggunakan peraturan beton SNI 03-2847-2002;


3. Daya dukung tanah menggunakan teori Vessic;

4. Tanah dibelakang dinding penahan tanah menggunakan tanah timbunan

pilihan;

5. Menggunakan tiang pancang pipa baja Ø0,4 m

Anda mungkin juga menyukai