Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

REKAYASA HIDROLOGI

Modul 2 :

2. NERACA AIR (WATER BALANCE)


2.1. PENGERTIAN UMUM.
2.2. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA AIR
2.3. NERACA AIR DALAM SUATU DURASI WAKTU
2.4. NERACA AIR UNTUK ALIRAN PERMUKAAN
2.5. DAFTAR PUSTAKA
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari presipitasi, dapat memahami
pemanfaatan dan cara bekerjanya alat ukur hujan, dapat melaksanakan sistim
pencatatan tinggi curah hujan dan dapat melakukan perhitungan rata-rata hujan
daerah dengan cara rata-rata hitung, cara segitiga, cara Thiesen dan cara Isohyet
serta mahasiswa mengerti cara pemakaian perhitungan di lapangan.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Sipil dan Program 11024EL Ir. Hadi Susilo. MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil
02
Abstract Kompetensi

Memberikan gambaran umum definisi Neraca Mahasiswa mampu menjelaskan definisi


Air atau keseimbangan antara air datang, air Neraca Air dan mampu menghitung secara
yang berubah ujud (hilang) dan air yang dapat sederhana besaran air yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dimanfaatkan untuk kepentingan
serta yang kembali lagi sesuai siklus tampungan air (waduk), irigasi, kapasitan
hidrologi.
bangunan pelimpah, dll.
.
‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

Mata Kuliah : Rekayasa Hidrologi


Modul No.2 : Neraca Air (Water Balance)

2. NERACA AIR (WATER BALANCE)

2.1. Pengertian Umum

Sirkulasi air telah dikemukakan dalam Bab I, hubungan dan saling keterkaitan secara
singkat proses perjalanan dan perubahan air telah dijelaskan pada gambar 1. Dalam
proses sirkulasi air, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan
aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu disebut neraca air
(water balance).

Umumnya terdapat hubungan keseimbangan sebagai berikut :


P = D + E + G + M .............:...........................(I.)

Dimana :

P : Presipitasi
D : air permukaan dari bagian hulu (Drainage)
E : Evapotranspirasi
G : penambahan (supply) air tanah (ground water)
M : penambahan kadar kelembaban tanah (moisture content)

Dalam hal tertentu, beberapa parameter dalam persamaan 1. dapat diabaikan, tergantung
dari periode perhitungan neraca air atau sifat-sifat dari daerah tersebut. Jika periode
perhitungan neraca air diambil 1 tahun dan daerah yang dipelajari itu luas, maka
mengingat variasi meteorologi itu berulang dalam sikius 1 tahun, kadar kebasahan tanah
itu juga berulang dalam siklus 1 tahun, harga M dalam persamaan dapat diabaikan sehingga
persamaan di atas menjadi :
P = D + E + G .......................................(1)

Jika semua supply air tanah telah keluar ke permukaan di sebelah atas tempat pengukuran
dan mengalir ke bawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi :
P = D + E ...........................................(3)

Jika perhitungan neraca air itu diadakan pada suatu daerah tertentu yang terbatas, maka
‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) dari D dan G kira-kira akan berbeda.
Persamaan (1) menjadi :
P = ( D 2 - D I ) + E + ( G 2 - G I ) + H . P a + M ....................................(4)

Dimana :

D1 : Air permukaan dari bagian hulu yang mengalir ke dalam daerah yang ditinjau.
D2 : Air permukaan yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau ke bagian hilir.
GI : Air tanah yang mengalir dari bagian hulu kedalam daerah yang ditinjau. Air tanah
yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau kebagian hilir.
H : Perubahan/variasi muka air tanah rata-rata daerah yang ditinjau.
Pa : Laju menahan udara rata-rata (mean air holdingrate) di bagian lapisan variasi air
tanah.

Dalam persamaan ini P, DI., D2 dan H dapat diukur, GI and G2 dapat dihitung dengan
menggunakan pengukuran variasi muka air tanah.

M dan Pa adalah harga - harga yang diperoleh dari profit tanah pada titik-titik tertentu
yang dipilih di daerah pengaliran. Dalam perhitungan neraca air yang dipergunakan
untuk irigasi, variasi kuantitatif berdasarkan faktor-faktor alamiah seperti presipitasi,
pembekuan, evaporasi, transpirasi, aliran keluar (outflow) air permukaan tanah, air tanah
dan lain-lain, beserta faktor-faktor buatan (artificial factors) seperti pengambilan air untuk
irigasi, drainase air kelebihan, jenis dan cara penanaman dan lain-lain harus dirinci
dengan jelas.

2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi Neraca Air

Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan
bangunan-bangunan hidrolik. Pengertian yang terkandung didalamnya adalah informasi
dan besaran-besaran yang diperoleh dalam analisis hidrologi merupakan masukan penting
dalam analisis selanjutnya. Bangunan hidrolik dalam bidang teknik sipil dapat berupa
gorong-gorong, saluran, sipon, bendung, waduk, bendungan, dsb. Bangunan-bangunan
tersebut sangat tergantung dari tujuan pembangunan dan informasi yang diperoleh dari
analisis hidrologi. Sebelum informasi yang jelas tentang sifat-sifat dan besaran
hidroliknya. Demikian pula, pada dasarnya bangunan-bangunan tersebut di atas dirancang
berdasar suatu patokan perancangan yang benar, yang diharapkan akan dapat
menghasilkan rancangan yang merumuskan. Pengertian memuaskan dalam hal ini adalah
bahwa bangunan hidrolik tersebut harus dapat berfungsi baik struktural maupun
fungsional dalam jangka waktu yang ditetapkan. Dalam pengertian yang disebutkan di
atas telah termasuk pengertian-pengertian kompromistik antara berbagai faktor yang
berpengaruh dalam perancangan bangunan hidrolik (dan juga bangunan fisik pada
umumnya) peranan faktor teknis dapat menjadi kecil, tetapi faktor - faktor non teknis
menjadi berperan penting. Faktor-faktor yang dimaksudkan tersebut di antaranya :

· Faktor ekonomi
· Faktor sosial
· Faktor politik

‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
· Faktor keamanan dan
· Faktor teknis serta
· Faktor lingkungan

Dan keenam faktor di atas sebenarnya faktor teknis sangat ditentukan oleh faktor-faktor
lainnya. Misalkan dalam perancangan konstruksi tanggul pengaman banjir, untuk
melindungi daerah pemukiman terhadap banjir dengan besaran tertentu. Secara teknis,
tidak terlalu sulit untuk menetapkan berapa besar banjir yang diperkirakan akan terjadi
dengan kala ulang tertentu 25 tahun, 50 tahun, atau 100 tahun. Demikian pula tidak
akan menyulitkan dalam analisis hidrolik dan analisis perancangan tanggulnya. A k a n
tetapi, untuk menetapkan banjir yang mana yang akan dihindari, tidak terlalu mudah
untuk dijawab. Pertimbangan sosial ekonomi, lingkungan dan faktor non teknis lain
paling menentukan, misalnya berapa luas daerah yang akan di lindungi bukan
pemukiman, akan tetapi misalnya daerah pertanian atau industri. Paling tidak, setiap
perancangan seperti ini harus melewati tahap analisis ekonomi, untuk melihat seberapa
besar keuntungan yang dapat diharapkan dari pekerjaan fisik tersebut. Analisis ekonomi ini
pun juga tidak terlalu mudah, berbagai pertimbangan dan kepekaan terhadap keadaaan
dan aspirasi wilayah sangat diperlukan.

2.3. NERACA AIR DALAM SUATU DURASI WAKTU

Jika periode perhitungan neraca air diambil 1 tahun dan daerah yang dipelajari itu luas,
maka mengingat variasi meteorologi itu berulang dalam sikius 1 tahun, kadar kebasahan
tanah itu juga berulang dalam siklus 1 tahun, harga M dalam persamaan dapat diabaikan
sehingga persamaan di atas menjadi :

P=Q+E+T+G

Jika semua supply air tanah telah keluar ke permukaan di sebelah atas tempat
pengukuran dan mengalir ke bawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi :

P=Q+E+T

2.4. NERACA AIR UNTUK ALIRAN PERMUKAAN

Perasamaan neraca air yang hanya mempertimbangkan air permukaan adalah


P – E – T – I – Q – Sd = 0

I adalah infiltrasi dan Sd adalah tampungan cekungan.


apabila Sd = 0 , persamaan menjadi :

Q = P–E–T–I

Persamaan tersebut menyatakan bahwa aliran permukaan sama dengan


presipitasi dikurangi kehilangan air akibat evaporasi, transpirasi dan infiltrasi
Konsep ini merupakan dasar untuk menhitung limpasan atau debit sengai untuk
periode waktu yang relatif panjang, misal debit bulanan.
Dalam memperkirakan debit aliran yang ditimbulkan oleh hujan lebat, evaporasi,
‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
evapotranspirasi yang terjadi dalam periode waktu singkat adalah kecil dan
dapat diabaikan, sehingga persamaan menjadi :

Q = P–I

Persamaan tersebut digunakan untuk memperkirakan debit (hidrograf) banjir


yang ditimbulkan oleh hujan deras yang terjadi dalam waktu singkat (hujan jam
jaman atau harian maksimum)

2.5. Contoh Pengertian Neraca Air

Beberapa contoh di bawah ini memberikan gambaran lebih lanjut mengenai pentingnya
pengetahuan hidrologi dan khususnya pengertian akan pengetahuan keseimbangan air
dalam proses siklus hidrologi untuk suatu tinjauan perencanaan daerah tertentu.
Waduk :
Perumusan isi waduk :

1= .f.r
Dimana
l = Isi waduk
n = Koefisien pengisian waduk
f = Luas daerah pematusan waduk
r = Tinggi hujan selama periode tertentu (misal 1 tahun).

Sedangkan isi waduk efektif adalah :


Ief = I - Ih
Dimana :
Ief = Isi waduk yang efektif (bermanfaat)
I = Isi waduk
Ih = Isi waduk yang hilang karena penguapan dan rembesan

Ih = e+ t + R + G
e = Evaporasi
t = Transpirasi
R = Run-off/ pcngaliran
G = Ground water /air tanah

Untuk menemukan tinggi mercu bendung dan ukuran pelimpahan air banjir,
digunakan perhitungan besaran air masuk ke dalam waduk, daya tampung waduk
dan dikurangi besaran air yang hilang serta rencana penyebaran dan jalannya
banjir dari awal masuk ke daerah waduk hingga sampai ke bangunan
pelimpah / pelepas air lebih dari bendungan.

‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Irigasi

Contoh lain penggunaan pengertian neraca air adalah jalannya pemberian air
pada tanaman dapat dirumuskan sebagai berikut :

q = qk+rh

Dimana :
q = Banyaknya air yang diberikan pada tanaman
qk = Banyaknya air yang diambil dari sungai
rh = Tinggi hujan yang bisa di pandang diberikan pada tanaman

Untuk mendapatkan harga qk dan rh perlu data-data hidrologis, jalannya


Hidrograf dari sungai dan data-data curah hujan. Sedangkan untuk menentukan
tinggi mercu tembok bangunan penangkap air dari sungai, perlu diketahui debit
andalan dari sungai yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan irigasi sesuai
yang direncanakan.

Jembatan

Untuk menentukan tinggi bebas jembatan p er lu diketahui tinggi air di bawah jembatan
dan memerlukan data hidrologi, ialah hujan maksimum yang pernah tercatat. Untuk
perhitungan debit maksimum ada yang memakai tinggi banjir rencana.

Dari contoh tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perencanaan
bangunan waduk, irigasi dan jembatan memerlukan data-data hidrologis dan pengertian
akan neraca dari perilaku suatu pengaliran air.

2.6. Istilah Istilah

Water Balance Run off


Inflow Isi efektif waduk
Outflow Banjir Rencana

2.7. Soal Latihan

1. Sebutkan parameter-parameter yang mempengaruhi isi efektif dari suatu waduk


irigasi yang Saudara ketahui sehubungan dengan neraca air.
2. Berapa banyaknya air yang dapat diambil dari suatu sungai untuk memenuhi
kebutuhan irigasi/pertanian, apabila diketahui bahwa kebutuhan air untuk
irigasi/pertanian sebesar 1,2 m3/delik dan air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu kebutuhan irigasi/ pertanian adalah sebesar 0,30 m3/det.
3. Jelaskan pengertian banjir rencana 20 tahunan dan berikan contoh penggunaannya.

2.8. Referensi

1. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, KP-01 sd KP-07

‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
2. Hidrologi Untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta , 1976.
3. Hidrologi Teknik, Ir. CD Soemarto, Dipl, HE
4. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11.
Apaulhus. Mc.grawhill, 1986.
5. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.
6. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid 1, Prof Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.
7. Irigasi dan Bangunan Air, Ir. Agus Suroso. MT.
8. Rekayasa Hidrologi, Ir. Hadi susilo. MM
9. Pengembangan Sumber Daya Air, Ir. Hadi Susilo. MM
10. Mekanika Fluida/Hidrolika, Ir. Hadi Susilo. MM

‘13 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7
Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai