ABSTRAK
Sungai Tugurara merupakan jenis sungai ephemeral yang ada di kota Ternate yang pernah meluap
dan membanjiri Kawasan hilir sungai. Kawasan hilir tersebut sebagian merupakan tempat pemukiman
masyarakat dan lahan perkebunan, maka perlu dibutuhkan analisis debit banjir dan tinggi muka air
yang dapat terjadi.
Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Adapun data hujan
yang digunakan berasal dari Stasiun Meteorologi BMKG Ternate berupa data curah hujan harian
maksimum dari tahun 2001 s/d 2016.
Simulasi hujan aliran dengan HSS Snyder menggunakan program computer HEC-HMS mendapatkan
hasil untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun masing – masing sebesar
3.5 m³/detik, 4.5 m³/detik, 5.7 m³/detik, 6.7 m³/detik, 7.8 m³/detik.
Simulasi pada program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang yang
sesuai dengan kondisi pengukuran di lapangan dan data penampang elevasi dasar sungai yang
berubah akibat sedimen transport. Hasil simulasi menunjukkan bahwa semua penampang yang sesuai
dengan kondisi pengukuran di lapangan dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang
sedangkan Apabila elevasi dasar penampang sungai mengalami kenaikan akibat kedalaman sedimen
transport setinggi dua meter, hasil simulasi pada sta 0 + 250 tidak dapat menampung debit banjir
dimulai dari debit kala ulang 10 tahun sampai debit kala ulang 100 tahun.
Kata kunci: Kapasitas Penampang, Debit Banjir, HEC-HMS, HEC-RAS
397
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
398
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
1. Jika Cslog ≥ 0,4 maka: uji outlier tinggi, suatu kurva frekuensi dari suatu distribusi
koreksi data, uji outlier rendah, koreksi data. tidak simetris atau menceng.
N
2. Jika Cslog ≤ -0,4 maka: uji outlier rendah, N 3
koreksi data, uji outlier tinggi, koreksi data. Cs = ̅ ) .. (9)
∑ (Xi - X
(N - 1)(N - 2) . S3 i-1
3. Jika -0,4 < Cslog < 0,4 maka: uji outlier tinggi
dan rendah, koreksi data. d) Koefisien Variasi
Koefisien variasi adalah nilai perbandingan
∑ log x antara deviasi standard dengan nilai rata–rata
̅̅̅̅̅̅
log x = .………….…………….………. (2)
N hitung dari suatu distribusi.
S
∑ ( log x - log x̅ )2 Cv = ...….…….………….…... (10)
̅
X
Slog = √ …………………. (3)
N-1 e) Koefisien Kurtosis.
n Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk
N mengukur keruncingan dari bentuk kurva
CsLog = ∑(xi - x̅)3 ... (4)
(N - 1) (N - 2)Slog 3 i=1
distribusi, yang umumnya dibandingkan
dengan distribusi normal. Koefisien kurtosis
• Outlier tinggi : digunakan untuk menentukan keruncingan
log xh = Log x̅ + Kn . Slog ........…… (5) kurva distribusi, dan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
• Outlier rendah : N2
N
̅4
Ck = 4 ∑ (Xi -X) ….... (11)
log xl = Log x̅ - Kn . Slog .….....…… (6) (N-1)(N-2)(N-3) . S i=1
Parameter Statistik Distribusi Probabilitas
Menurut Triatmodjo (2008), Parameter Salah satu tujuan dalam analisa distribusi
statistik yang digunakan dalam analisis data peluang adalah menentukan periode ulang (return
hidrologi yaitu: rata–rata hitung (mean), period). Menurut Triatmodjo (2008), Periode
simpangan baku (standar deviasi), koefisien ulang didefinisikan sebagai waktu hipotetik
variasi, kemencengan (koefisien skewness) dan dimana debit atau hujan dengan suatu besaran
koefisien kurtosis. tertentu (𝑥𝑇 ) akan disamai atau dilampaui satu
a) Rata–rata hitung kali dalam jangka waktu tertentu.
Rata–rata hitung merupakan nilai rata–rata Fungsi distribusi peluang yang dipergunakan
dari sekumpulan data: dalam penelitian ini adalah: Distribusi Normal,
Distribusi Log-Normal Dua Parameter, Distribusi
N
1 Gumbel, Distribusi Pearson III, Distribusi Log-
̅ = ∑ Xi .……………………. (7)
X Pearson III.
N
i=1
399
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
400
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
Aliran Langgeng
Aliran dikatakan langgeng (steady) jika
kecepatan tidak berubah selama selang waktu
tertentu. Aliran alami umumnya bersifat tidak
tetap, ini disebabkan karena bentuk geometris
hidroliknya saluran, sungai–sungai di lapangan Gambar 3. Standar Pembagian Daya Angkut
tidak teratur, adanya tanaman pada tebing saluran, Sumber: HEC-RAS Technical Reference Manual
adanya bangunan air, perubahan dasar saluran,
dan lainnya. Komponen pada model ini digunakan Nilai n Manning Kompoist untuk saluran
untuk menghitung profil muka air pada kondisi Untuk penentuan nilai nc , saluran utama
aliran langgeng (steady). Komponen pada steady dibagi menjadi n bagian, masing–masing dengan
flow dapat memodelkan profil muka air pada keliling basah yang diketahui (Pi ) dan koefisien
kondisi aliran subkritis, superkritis dan sistem kekasaran (ni ).
gabungan. 2/3
∑𝑁 1.5
𝑖=1 𝑃𝑖 𝑛𝑖
𝑛𝑐 = [ ] ...…………….… (26)
Persamaan Dasar untuk Perhitungan Profil 𝑃
Aliran
Dalam ilmu hidrolika dasar, diketahui bahwa
jumlah energi yang melalui suatu penampang Tinggi Energi Kinetik Rata–Rata
saluran dapat dinyatakan sebagai tinggi air, yang Dalam pemodelan aliran 1 dimensi,
setara dengan jumlah dari ketinggian di atas suatu hanya ada muka air tunggal dan tinggi energi
bidang persamaan, tinggi tekanan dan tinggi rata–rata dihitung pada masing–masing
kecepatan. Profil permukaan air dihitung dari satu penampang melintang.
titik temu menuju titik temu berikut dengan
memecahkan persamaan energi yang dinamakan [Q1 V21 + Q2 V22 +…+ QN V2N ]
α= 2
….… (27)
metode standar (U.S. Army Corps of Engineers, ̅
QV
2016). Persamaan energi ditulis sebagai berikut:
α1 V21 α2 V22 Evaluasi Kehinlangan Kontraksi dan Ekspansi
z1 +y1 + + he = z2 + y2 + .……. (21) Program mengasumsikan kontraksi terjadi
2g 2g
α2 V22 α1 V21 ketika tinggi kecepatan di daerah hilir lebih besar
he = L × S f + C | - | ..……… (22) dari tinggi kecepatan daerah hulu. Sebaliknya,
2g 2g ketika tinggi kecepatan di hulu lebih besar dari
401
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
tinggi kecepatan di hilir, program mengasumsikan maupun klimatologi. Survei data sekunder juga,
ekspansi aliran terjadi. diperoleh beberapa artikel berita mengenai
α1 V21 α2 V22 perubahan elevasi dasar sungai setinggi 2 meter.
hce = C | - | ..….………....… (28)
2g 2g
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN 1. Survei Lokasi Penelitian
2. Studi Literatur
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Memanfaatkan buku-buku referensi yang
Lokasi daerah penelitian berada pada berhubungan dengan materi penulisan.
kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tugurara 3. Pengumpulan Data
Gunung Api Gamalama, yang secara administrasi 4. Analisis Data
dihuni oleh masyarakat di tiga kelurahan yaitu, - Analisis hidrologi
Kelurahan Tubo, Kelurahan Akehuda dan Analisis hidrologi dilakukan untuk
Kelurahan Dufa-Dufa dengan letak geografisnya mendapatkan debit rencana dengan
berada pada posisi 0º 48’ LU dan 127º 19’ 30” BT, menggunakan aplikasi HEC-HMS.
lebih tepatnya berada di Kota Ternate Kecamatan - Analisis hidrolika
Ternate Utara, Provinsi maluku utara dengan letak Kontrol kapasitas penampang eksisting
geografis pada 0º-2º Lintang Utara dan 126º-128º sungai terhadap debit rencana dengan
Bujur Timur. menggunakan aplikasi HEC-RAS.
Diagram Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
402
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
403
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
404
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
2.789
= 0.507 Jam
5.5
tp
Karena 5.5 ≠ 1 jam, maka nilai lag time akan
dihitung dengan persamaan 2.25. dengan nilai Gambar 10. Grafik Debit Hasil Perhitungan
tR = 1 jam dan nilai tr = 0.507 jam dan Debit Terukur Kalibrasi
Sumber: Hasil Analisis
tp R = tp + (tR - tr ) / 4
= 2.789 + (1 - 0.51) / 4 Hasil kalibrasi menunjukkan nilai Nash-
= 2.912 Jam Sutcliffe Efficiency (NSE) yang memenuhi yaitu
0.367 Sehingga Parameter DAS hasil Kalibrasi
Kalibrasi Parameter DAS HSS Snyder dapat digunakan untuk perhitungan debit banjir
Kalibrasi merupakan suatu proses dimana rencana.
nilai hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai
hasil observasi lapangan. Kalibrasi Parameter Tabel 10. Kriterian Nilai NSE
HSS Snyder perlu dilakukan untuk mencari nilai NSE > 0,75 Baik
Peaking Coefficient (𝐶𝑝 ) dengan membandingkan 0,36 < NSE < 0,75 Memenuhi
hasil simulasi HEC–HMS dengan data debit NSE < 0,36 Tidak Memenuhi
terukur. Sumber: Motovilov, et al 1999
405
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
TA-Tugurara 13-087
Geom: Geometri TA Flow: Steady TA
RS = 250
.04
7 Legend
EG 100 Tahun
EG 50 T ahun
6 EG 25 T ahun
EG 10 T ahun
WS 100 Tahun
5
Elev ation (m)
WS 50 T ahun
Crit 50 T ahun
4 EG 5 Tahun
WS 25 T ahun
Crit 10 T ahun
WS 5 Tahun
2 Crit 5 Tahun
Ground
Bank St a
1
0 10 20 30 40
Station (m )
TA-Tugurara 13-087
Geom: Geometri TA Flow: Steady TA
RS = 200
.04
6 Legend
EG 100 Tahun
EG 25 T ahun
EG 10 T ahun
WS 100 Tahun
Elev ation (m)
4 WS 50 T ahun
Crit 50 T ahun
EG 5 Tahun
WS 25 T ahun
3 Crit 25 T ahun
WS 10 T ahun
Crit 10 T ahun
2 WS 5 Tahun
Crit 5 Tahun
Ground
Bank St a
1
0 10 20 30 40
Station (m )
EG 100 Tahun
EG 50 T ahun
EG 25 T ahun
5 EG 10 T ahun
WS 100 Tahun
Elev ation (m)
4 WS 50 T ahun
Crit 50 T ahun
EG 5 Tahun
WS 25 T ahun
3 Crit 25 T ahun
WS 10 T ahun
Crit 10 T ahun
2 WS 5 Tahun
Crit 5 Tahun
Ground
Bank St a
1
0 10 20 30 40
Station (m )
Gambar 15. Hasil Simulasi Kala Ulang 100
Tahun Gambar 18. Hasil Simulasi HEC-RAS Sesuai
Pengukuran Sta 0+150
406
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
Elevation (m)
WS 100 Tahun
Crit 100 Tahun
Elev ation (m)
Crit 50 T ahun
Crit 50 T ahun
3.0 EG 5 Tahun 4.5 EG 5 Tahun
WS 25 T ahum
WS 25 T ahun
WS 10 T ahun
WS 10 T ahun
Crit 5 Tahun
3.0 Crit 5 Tahun
1.5 Ground
Ground
Bank St a
2.5 Bank St a
1.0
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
Station (m ) Station (m)
Gambar 19. Hasil Simulasi HEC-RAS Sesuai Gambar 23. Hasil Simulasi HEC-RAS akibat
Pengukuran Sta 0+100 Sedimen Transport Sta 0+250
TA-Tugurara 13-087 TA-Tugurara 13-087 Plan: Plan 01 5/31/2018
Geom: Geometri TA Flow: Steady TA
RS = 50
.04
.04 6.0 Legend
6 Legend
EG 100 Tahun
EG 100 Tahun 5.5 EG 50 T ahun
EG 50 T ahun
EG 25 T ahum
5
EG 25 T ahun 5.0 EG 10 T ahun
EG 10 T ahun
WS 100 Tahun
4.5
Elevation (m)
WS 100 Tahun
Crit 100 Tahun
Elev ation (m)
WS 10 T ahun
WS 10 T ahun
WS 5 Tahun
2 WS 5 Tahun
Ground
Ground
1
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
Station (m ) Station (m)
Gambar 20. Hasil Simulasi HEC-RAS Sesuai Gambar 24. Hasil Simulasi HEC-RAS akibat
Pengukuran Sta 0+50 Sedimen Transport Sta 0+200
TA-Tugurara 13-087 TA-Tugurara 13-087 Plan: Plan 01 5/31/2018
Geom: Geometri TA Flow: Steady TA
RS = 0
.04
.04 6.0 Legend
5.0 Legend
EG 100 Tahun
EG 100 Tahun 5.5 EG 50 T ahun
4.5 EG 50 T ahun EG 25 T ahum
EG 25 T ahun 5.0 EG 10 T ahun
4.0 EG 10 T ahun
WS 100 Tahun
4.5
Elevation (m)
WS 100 Tahun
Crit 100 Tahun
Elev ation (m)
Crit 50 T ahun
Crit 50 T ahun
EG 5 Tahun
3.0 EG 5 Tahun 3.5 WS 25 T ahum
WS 25 T ahun
Crit 25 T ahum
2.5 Crit 25 T ahun 3.0 WS 10 T ahun
WS 10 T ahun
Crit 10 T ahun
2.0 Crit 10 T ahun
2.5 WS 5 Tahun
WS 5 Tahun
Crit 5 Tahun
1.5
Crit 5 Tahun
2.0 Ground
Ground
Bank St a
1.0
Bank St a
1.5
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
Station (m ) Station (m)
Gambar 21. Hasil Simulasi HEC-RAS Sesuai Gambar 24. Hasil Simulasi HEC-RAS akibat
Pengukuran Sta 0+0 Sedimen Transport Sta 0+150
TA-Tugurara 13-087 TA-Tugurara 13-087 Plan: Plan 01 5/31/2018
Geom: Geometri TA Flow: Steady TA
Tugurara River
2.8 L eg en d
.04
EG 10 0 T ah un Legend
2.6
EG 50 Ta hu n
4.6 EG 100 Tahun
EG 25 Ta hu n
EG 10 Ta hu n
4.4 EG 50 T ahun
WS 10 0 T ah un 4.2 EG 25 T ahum
2.4 Cr it 10 0 T ah un
4.0 EG 10 T ahun
WS 50 Ta hu n
Cr it 50 Ta hu n
3.8 WS 100 Tahun
2.2 3.6
Elevation (m)
Elevation (m)
EG 5 T ah un
Crit 100 Tahun
WS 25 Ta hu n
3.4 WS 50 T ahun
2.0 Cr it 25 Ta hu n
WS 10 Ta hu n
3.2 Crit 50 T ahun
Cr it 10 Ta hu n 3.0 EG 5 Tahun
1.8 WS 5 T ah un
2.8 WS 25 T ahum
Cr it 5 T ah un
Gr o un d
2.6 Crit 25 T ahum
1.6 2.4 WS 10 T ahun
2.2 Crit 10 T ahun
1.2
1.6 Ground
1.4 Bank St a
1.2
0 50 100 150 200 250 300 0 10 20 30 40
Main Channel Distance (m) Station (m)
Gambar 22. Hasil Simulasi HEC-RAS Sesuai Gambar 25. Hasil Simulasi HEC-RAS akibat
Pengukuran Potongan Memanjang Sedimen Transport Sta 0+100
407
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
TA-Tugurara 13-087 Plan: Plan 01 5/31/2018 TA-Tugurara 13-087 Plan: Plan 01 5/31/2018
Tugurara CL
Legend
Elevation (m)
WS 100 Tahun EG 5 T ahun
Elevation (m)
Crit 10 T ahun
3.4
2.0 WS 5 Tahun
Crit 5 Tahun
1.5 Ground
3.2
Bank St a
0 10 20 30 40 3.0
0 50 100 150 200 250 300
Station (m) Main Channel Distance (m)
Gambar 26. Hasil Simulasi HEC-RAS akibat Gambar 27. Hasil Simulasi HEC-RAS akibat
Sedimen Transport Sta 0+50 Sedimen Transport Potongan Memanjang
.04
Legend
3.0 EG 5 Tahun
2.8 WS 25 T ahum
2.4 WS 10 T ahun
2.0 WS 5 Tahun
408
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Simulasi HEC-RAS akibat Sedimen Transport mencapai Dua Meter
DAFTAR PUSTAKA
_________.2000. HEC-HMS Technical Reference Manual. Hydrologic Engineering Center, U.S Army
Corps of Engineers, USA.
_________.2016. HEC-RAS 5.0 Hydraulic Reference Manual. Hydrologic Engineering Center, U.S
Army Corps of Engineers, USA.
_________. Data Hujan Harian Maksimum Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate .
BMKG, Ternate.
409
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.6 Juni 2018 (397-410) ISSN: 2337-6732
Chow, V. T. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydraulics). Erlangga, Jakarta.
Jansen, Tommy. 2016. Sedimentasi, Salinitas, Daan Intruisi Air Laut Pada Profil Sungai Chikug Japan.
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 6 No. 2, Mei 2016 (485-489) ISSN 2087-9334
Kamiana, I. M. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Loebis, Joesron, dkk. 1993. Hidrologi Sungai. Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.
Parwati Suadnya, Dewi. Analisis Debit Banjir Dan Tinggi Muka Air Sungai Sario Di Titik Kawasan
Citraland. Jurnal Sipil Statik Vol. 5 No.3 Mei 2017 (143-150) ISSN:2337-6732, Manado.
Ros Rante, Novia. 2016. Analisis Debit Banjir Anak Sungai Tikala Pada Titik Tinjauan Kelurahan
Banjer Link. V Kecamatan Tikala Dengan Menggunakan HEC-HMS Dan HEC-RAS. Tekno
Vol. 14/No.65/April 2016 ISSN: 0215-9617, Manado.
Siswoyo, Hari. 2012. Pengembangan Model Hidrograf Satuan Sintetis Snyder untuk Daerah Aliran
Sungai Di Jawa Timur. Jurnal Teknik Pengairan Vol. 2, No 1, Malang.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Nova, Bandung.
410