Anda di halaman 1dari 38

MEKANIKA TANAH II

JURUSAN TEKNIK SIPIL ITNY

MEKANIKA TANAH II
(MEKTAN LANJUT)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
(ITNY)

ANGGI HERMAWAN S.T., M.Eng


anggi.hermawan89@gmail.com
PENURUNAN TANAH
( SETTLEMENT )
PENURUNAN TANAH ( SETTLEMENT )
➢ Penurunan tanah (settlement) terjadi akibat
adanya lapisan tanah kompresif yang mengalami
konsolidasi akibat adanya tambahan tekanan
aktif.

➢ Penurunan tanah perlu diperhitungkan apabila


dijumpai tanah yang kompresible (lempung atau
lempung lanau / medium), yang terdapat di
bawah pondasi diantara dasar pondasi sampai
kedalaman sekitar 2 kali (≥ 𝟐 ) lebar pondasi /
bangunan (yang kecil)
➢ Tambahan tekanan efektif dihitung berdasarkan
teori penyebaran tekanan ( Bussinesq, Fadum, atau
cara 2 : 1)
PENURUNAN TANAH ( SETTLEMENT )
Menurut Terzaghi :

B Tanah Kompressif dengan


kedalaman ≥2B, maka
perlu diperhitungkan
2B Tanah Kompresif
besarnya penurunan
(settlement)

Tanah Keras
PENURUNAN TANAH ( SETTLEMENT )
1. Untuk memperhitungkan penurunan, maka yang perlu diketahui adalah :
➢ Tebal tanah kompresif (H)
➢ Angka pori tanah asli (𝒆𝒐 )
➢ Nilai indeks kompresi (Cc) dan pengembangan (Cr)
➢ Koefisien perubahan volume (𝒎𝒗 )
➢ Tekanan efektif lapangan semula sebelum ada bangunan ( Po ), di
tengah – tengah lapisan tanah
➢ Tambahan tekanan efektif di tengah – tengah lapisan tanah (∆𝒑 ) →
setelah ada bangunan
2. Po dan ∆𝒑 ditinjau di tengah – tengah lapisan tanah kompresif, jika tebal
maksimum tanah kompresif sekitar 5 m
𝑯 ≤ 𝟓𝒎 𝑯 > 𝟓𝒎

H1
𝑻𝒂𝒏𝒂𝒉 𝑲𝒐𝒎𝒑𝒓𝒆𝒔𝒔𝒊𝒇 𝑻𝒂𝒏𝒂𝒉 𝑲𝒐𝒎𝒑𝒓𝒆𝒔𝒔𝒊𝒇

H2
PENURUNAN TANAH ( SETTLEMENT )

Sehingga Penurunan Tanah yang terjadi diperhitungkan pada setiap lapis tanah :

𝑪𝒄 𝒑𝒐𝟏 + ∆𝒑𝟏
𝑺𝟏 = . 𝑯𝟏 . 𝐥𝐨𝐠
𝟏 + 𝒆𝟎 𝒑𝒐𝟏

S = 𝑺𝟏 + 𝑺𝟐 + … … … + 𝑺𝒏

3. Pondasi yang dibuat dalam galian tanah (basement) maka berat tanah yang digali
merupakan pengurangan beban (beban negatif ), misalnya :

𝜎𝑛
D1 Kedalaman galian tanah pondasi
h1

Z Pasir / tanah tidak kompressif h2

Lempung kompressif H/2


H
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI

Penurunan tanah secara keseluruhan akibat konsolidasi


dinyatakan :

𝑺𝒕 = 𝑺𝒊 + 𝑺𝒑 + 𝑺𝒔

𝑆𝑡 : Total Penurunan
𝑆𝑖 : Penurunan Seketika ( Immediate Settlement)
𝑆𝑝 : Penurunan akibat konsolidasi primer (primary consolidation
settlement )
𝑆𝑠 : Penurunan akibat konsolidasi sekunder ( secondary
consolidation settlement)
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI

Penurunan Pada Tanah Lempung Normal dan Over-Konsolidasi


Lempung Normaly Consolidated : Tanah lempung yang dimana tegangan titik yang berada
di dalam lapisan tanah yang sekarang merupakan tegangan maksimumnya (tanah
belum pernah mengalami tegangan yang lebih besar dari kondisi yang sekarang)

Lempung Overconsolidated : Tanah lempung yang dimana dalam sejarah geologinya


pernah mengalami konsolidasi akibat dari tekanan yang lebih besar dari tekanan
yang bekerja sekarang. (Sering disebut tanah overconsolidate (OC) atau
terkonsolidasi berlebihan)

Kondisi konsolidasi tanah dinyatakan dalam perbandingan antara nilai tekanan


prakonsolidasi (Pc’) dengan tekanan overburden efektif (Po’) yang dinyatakan dalam
nilai Overconsolidation Ratio (OCR).
Jika, Po’ = Pc’ → lempung normaly consolidated (OCR = 1)
Jika, Pc’ > Po’ → lempung overconsolidated (OCR > 1)
Jika, Pc’ < Po’ → lempung underconsolidated (OCR < 1)
(terjadi pada tanah yang baru saja di endapkan,
tanah belum stabil akibat beban di atasnya)
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI
TEKANAN PRAKONSOLIDASI (Pc’) ( Preconsolidation Pressure )
Ditentukan pada lokasi dimana titik
e lengkung yang signifikan / lengkung
r terbesar / jari-jari lengkung terkecil
𝒆𝟎
p Prosedur Penentuan tekanan prakonsolidasi
ma (Pc’) dengan metode Casagrande (1936) :
m n
o 1. Pilih berdasarkan pandangan mata satu
titik yang memiliki lengkung yang
mc signifikan / jari-jari lengkung terkecil →
o Titik m
2. Gambarkan garis horizontal sejajar absis
q melalui titik ‘’m’’ → garis ma
mb 3. Gambarkan garis singgung pada kurva
lewat titik “ m “ → garis mb
(P Skala log) 4. Bagi 2 sudut yang terbentuk dari garis ma
𝑷𝒄 dan garis mb → garis mc
5. Perpanjang bagian lurus dari kurva
pemampatan asli sampai memotong garis
Penentuan Tekanan Pra Konsolidasi dengan bagi sudut (garis mc) → garis biru ( r )
Metode Casagrande (1936) 6. Titik potong dari garis tersebut (titik n)
merupakan tekanan prakonsolidasi (Pc’)
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI
1. Menghitung Penurunan (𝑺𝒕 ) Dengan Menggunakan 𝒎𝒗
Penurunan konsolidasi primer total atau penurunan konsolidasi ultimite, untuk
penurunan lapisan tanah dengan tebal H ditentukan dengan persamaan :

Jika 𝒎𝒗 dan ∆𝒑 dianggap sama pada sembarang kedalaman tanah, maka diperoleh
persamaan penurunan konsolidasi primer total :

𝑺𝒄 = 𝒎𝒗 ∆𝒑 𝑯 Jika dianggap setiap kedalaman memiliki sifat tanah yg sama

Jika akan menghitung besarnya penurunan (𝑺𝒄) dengan nilai 𝑚𝑣 dan ∆𝑝 pada
sembarang kedalaman lapisan yang ditinjau, dan penurunan dihitung dengan
menambahkan secara aljabar dari penurunan tiap lapisan. Dan nilai ∆𝑝
diperhitungkan dengan memperhatikan distribusi tegangan akibat beban fondasi (I)
pada setiap lapisan yang ditinjau (teori Bousinesq atau dengan Fadum)

𝑺𝒄 = ෍ 𝒎𝒗𝒊 ∆𝒑𝒊 ∆𝑯𝒊 Jika dianggap setiap kedalaman memiliki sifat tanah yg berbeda
DISTRIBUSI TEGANGAN AKIBAT BEBAN DI ATAS TANAH (TEORI BOUSSINESQ)

𝟏
𝑰 = 𝟏−
𝒓 𝟐 𝟑/𝟐
(𝟏 + )
𝒛

Faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal di bawah pusat beban


terbagi merata berbentuk lingakaran felksibel (Foster dan Ahlvin, 1954)
DISTRIBUSI TEGANGAN AKIBAT BEBAN DI ATAS TANAH (TEORI
BOUSSINESQ)

Koefisien tekanan vertikal dalam bagian semi-indefinite disebabkan beban


yang berbentuk trapesium (Osterberg)
DISTRIBUSI TEGANGAN AKIBAT BEBAN DI ATAS TANAH (TEORI BOUSSINESQ)

Faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal di bawah sudut luasan


empat persegi panjang akibat beban terbagi rata (U.S. NAVY, 1971)
DISTRIBUSI TEGANGAN AKIBAT BEBAN DI ATAS TANAH (TEORI BOUSSINESQ)

Faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal di bawah sudut –


sudut (O dan Q) beban segitiga yang panjangnya terbatas (U.S. NAVY, 1971)
DISTRIBUSI TEGANGAN AKIBAT BEBAN DI ATAS TANAH (TEORI BOUSSINESQ)

Tambahan tegangan vertikal (z)


𝑞
∆𝜎𝑧 = (𝛼 + sin 𝛼 cos 2𝛽)
𝜋

Tambahan tegangan mendatar (x)


𝑞
∆𝜎𝑥 = (𝛼 − sin 𝛼 cos 2𝛽)
𝜋

Isobar tegangan untuk beban terbagi merata berbentuk lajur memanjang (fondasi
menerus) dan bujur sangkar (persegi) didasarkan teori Boussinesq (Sowers, 1979)
TABEL KOEFISIEN DISTRIBUSI TEGANGAN TEORI BOUSSINESQ VS
WASTERGAARD

BEBAN BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG DI BAWAH SUDUT


TABEL KOEFISIEN DISTRIBUSI TEGANGAN TEORI BOUSSINESQ VS
WASTERGAARD

BEBAN BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG DI TENGAH BEBAN


DISTRIBUSI TEGANGAN DI BAWAH BEBAN
DENGAN TEORI BOUSSINESQ
Dengan berdasarkan grafik koefisien distribusi tegangan di bawah masing – masing tipe beban,
maka dapat diperhitungkan besaran distribusi tegangan di bawah beban sebagai berikut :
∆𝜎 = 𝑞. 𝐼 𝑞 = 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘)

DENGAN TEORI PERBANDINGAN 2 : 1


Untuk pondasi tipe Persegi :

𝐵 .𝐿
∆𝑝 = 𝜎𝑛
𝐵+𝑧 (𝐿+𝑧)

𝜎𝑛
Untuk pondasi tipe Bulat :

B
Z

B+Z
DISTRIBUSI TEGANGAN DI BAWAH BEBAN
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI
2. Menghitung Penurunan (𝑺𝒕 ) Dengan Menggunakan 𝑪𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑪𝒄
Persamaan penurunan konsolidasi total dengan menggunakan grafik “ e – log p “
dapat dilakukan dengan melihat kondisi sebagai berikut :

a) Kondisi lempung normaly consolidated ( Pc’ = Po’ ) dengan


tegangan efektif sebesar 𝑃1 ′

𝒆𝟎 𝑯 𝒑𝟏 ′
𝑺𝒄 = 𝑪𝒄 𝒍𝒐𝒈
∆𝒆 𝟏+ 𝒆𝒐 𝒑𝒐 ′
𝒆𝟏

𝑷𝟎 ′ 𝑷𝟏 ′
(P Skala log)

𝑷′𝒐 = 𝑷′𝒄 Catatan :


1. 𝑃1′ = 𝑃𝑜′ + ∆𝑝
2. Cc dan Cr pada gambar adalah kurva yang telah di koreksi (kurva lapangan)
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI
b) Kondisi lempung overconsolidated ( Pc’ > Po’ ) penurunan konsolidasi primer
total dinyatakan oleh persamaan yang bergantung nilai 𝑃1 ′

1. Bila, 𝑷𝟏 ′ < 𝑷𝒄 ′

e
𝒆𝟎 𝑪𝒓
∆𝒆
𝒆𝟏 𝑯 𝒑𝟏 ′
𝑺𝒄 = 𝑪𝒓 𝟏+ 𝒆𝒐
𝒍𝒐𝒈 𝒑𝒐 ′
𝑪𝒄

𝑷𝟎 ′ 𝑷𝟏 ′ 𝑷𝒄 ′
(P Skala log)

𝑷′𝟏 < 𝑷′𝒄

Catatan :
1. 𝑃1′ = 𝑃𝑜′ + ∆𝑝
2. Cc dan Cr pada gambar adalah kurva yang telah di koreksi (kurva lapangan)
PENURUNAN TANAH AKIBAT KONSOLIDASI

2. Bila, 𝑷𝟏 ′ > 𝑷𝒄 ′

e
𝒆𝟎 𝑪𝒓
∆𝒆𝟏 𝑯 𝒑𝒄 ′ 𝑯 𝒑𝟏 ′
𝒆𝒄 𝑺𝒄 = 𝑪𝒓 𝒍𝒐𝒈 + 𝑪𝒄 𝒍𝒐𝒈
𝟏 + 𝒆𝒐 𝒑𝒐 ′ 𝟏 + 𝒆𝒐 𝒑𝒄 ′
𝑪𝒄 ∆𝒆𝟐 Dengan :
𝒆𝟏 𝐶𝑟 = index pemampatan kembali (pelepasan beban)
𝐶𝑐 = index pemampatan
H = tebal lapisan tanah (m)
(P Skala log)
𝑷𝟎 ′ 𝑝𝑐 ′= tekanan prakonsolidasi (kN/m2)
𝑷𝒄 ′ 𝑷𝟏 ′
𝑒0 = angka pori awal
∆𝑝 = ∆𝜎𝑧 = tambahan tegangan akibat beban
𝑷′𝟏 > 𝑷′𝒄 fondasi (kN/m2)
Po’ = tekanan overburden efektif awal sebelum
dibebani (kN/m2)

Catatan :
1. 𝑃1′ = 𝑃𝑜′ + ∆𝑝
2. Cc dan Cr pada gambar adalah kurva yang telah di koreksi (kurva lapangan)
CONTOH SOAL 2
(PENURUNAN TANAH / SETTLEMENT )
Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung diperlihatkan pada tabel
C2.0. Angka pori awal 𝑒0 = 0,728 dan contoh tanah diambil pada Tabel C2.0
kedalaman 9 m;
Tekanan efektif
Angka Pori (e)
➢ dengan berat volume 𝛾 𝑠𝑎𝑡 = 17 𝑘𝑁/𝑚3. (kN/m2)
25 0,708
➢ Tangki air memiliki berat Q = 20.000 kN. Diameter 20 m,
50 0,691
➢ kedalaman 2 m terletak pada pasir yang berada di atas 100 0,670
lempung tersebut. 200 0,632
➢ Pasir tebal 6 m dengan 𝛾𝑏 = 18,07 𝑘𝑁/𝑚3 . 400 0,574
800 0,510
➢ Muka air tanah pada kedalaman 6 m.
1600 0,445
Dianggap tanah lempung homogen dan karakteristik 400 0,460
konsolidasinya dapat diwakili oleh contoh tanah pada pusat
100 0,492
lapisan lempung, yaitu lempung pada kedalaman 9 m dari muka
25 0,530
tanah.
CONTOH SOAL 2
(PENURUNAN TANAH / SETTLEMENT )
20 m
𝑄 = 20.000 𝑘𝑁
Tangki air diameter 20 m 𝑄
2m Kedalaman galian tanah pondasi (𝐷𝑓)
Pasir
𝛾𝐵 = 18,07 𝑘𝑁/𝑚3
H1 = 6 m
m.a.t
Lempung:
𝛾𝑠𝑎𝑡 = 17 𝑘𝑁/𝑚3 Sampel Tanah – 9 m H2 = 6 m
𝑒0 = 0,728

Tanah Keras

Pertanyaan :
a) Gambarkan kurva “ e-log p” dan berapa nilai tegangan prakonsolidasi (Pc’)
beserta nilai overconsolidation ratio (OCR)
b) Hitung penurunan konsolidasi total (ultimit) Sc di pusat tangki
c) Bila berat tangki menjadi Q = 60.000 kN, berapa penurunan konsolidasi total
(ultimit) Sc di pusat tangki.

Dianggap beban tangki dalam jangka panjang tidak berubah.


PENYELESAIAN C2
Berat volume apung lempung ( 𝛾 ′) = 17 – 9,81 = 7,19 kN/m3
Tekanan overburden efektif di pusat lapisan lempung :
𝑃𝑜′ = Σ 𝓏 𝛾𝑒𝑓𝑒𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = (6 𝑥 18,07)𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 +(3 𝑥 7,19)𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 130,6 𝑘𝑁/𝑚2

Σh (tebal lapis
Jenis γ tanah Po = γ . Σh
No tanah )
Tanah (kn/m3) (kn/m2)
(meter)
1 Pasir 18.07 6 108.42
2 Lempung 7.19 3 21.57
Σ Po 129.99
PENYELESAIAN C2
Grafik e vs log P
0.8

𝑒0 1 A Cr B
0.7
𝑒𝑐 10
D 4
n 𝛼 𝑜
0.6 Grs 9 // Grs 10
6
𝑒𝑎 𝛼𝑜
Angka Pori (e)

0.5 9 5

𝑒𝑏
Cc
0.4
7

0.42𝑒0 2 C
0.3

3 8
0.2
10 100 𝑃𝑐′ = 200 1000 8000 10000

P (Skala log) (kN/m2)


PENYELESAIAN C2
a) Dari penggambaran kurva e – log p’ → diperoleh nilai Pc’ = 200 kN/m2 > Po’ = 130,6
kN/m2. Jadi, tanah termasuk lempung overconsolidated dengan nilai
overconsolidation ratio (OCR) :

𝑃𝑐 ′ 200
OCR = = = 1,53
𝑃𝑜 ′ 130,6

Dengan memperhatikan koordinat titik – titik B dan C pada kurva lapangan, diperoleh:
0,728 − 0,31
𝐶𝑐 = = 0,261
log 8000 − log 200

Dengan memperhatikan ujung – ujung kurva pelepasan beban titik A dan B (𝑒0 𝑑𝑎𝑛 𝑒𝑐 )
atau dengan menggunakan garis 9 :
𝑒𝑎 𝑒𝑏
0,530 − 0,445
𝐶𝑟 = = 0,047
log 1600 − log 25

Atau bisa menggunakan titik pada Po dan Pc’


PENYELESAIAN C2
b) Penurunan Pada Pusat Tangki Air
Tekanan fondasi total akibat tangki :
20.000 r
𝑞= 𝜋 = 63,66 𝑘𝑁/𝑚2
𝑥 202 𝜎𝑛
4
Tekanan fondasi neto :
D
𝑞𝑛 = 𝑞 − 𝐷𝑓 . 𝛾 = 63,66 – ( 2 x 18,07) = 27,52 kN/m2 z

Jarak dasar fondasi ke pusat lapisan lempung, z = (4 + 3) = 7 m


Karena, r = 10 m dan x = 0 m (di pusat pondasi), maka :
z/r = 7/10 = 0,7 Berdasarkan grafik Faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal di bawah
x/r = 0/10 = 0 pusat beban terbagi merata berbentuk lingakaran felksibel (Foster dan Ahlvin,
1954)
Diperoleh nilai I = 76.6 %
Tambahan tegangan di lapangan :
Δ𝜎𝑧 = ∆𝑝 = 𝐼 . 𝑞𝑛 = 0,766 𝑥 27,52 = 22,02 𝑘𝑁/𝑚2
𝑝1′ = 𝑝𝑜′ + ∆𝑝 = 130,6 + 22,02 = 162,62 𝑘𝑁/𝑚2 < 𝑝𝑐′ = 200 𝑘𝑁/𝑚2→ 𝑷′𝟏 < 𝑷𝒄 ′

Maka untuk menghitung konsolidasi total 𝑯 𝒑𝟏 ′


(ultimate) dipakai persamaan : 𝑺𝒄 = 𝑪𝒓 𝒍𝒐𝒈
𝟏+ 𝒆𝒐 𝒑𝒐 ′
PENYELESAIAN C2
Maka untuk menghitung konsolidasi total (ultimate) dipakai persamaan :
𝑯 𝒑𝟏 ′
𝑺𝒄 = 𝑪𝒓 𝒍𝒐𝒈
𝟏+ 𝒆𝒐 𝒑𝒐 ′

𝟔 𝟏𝟔𝟐,𝟔𝟐
𝑺𝒄 = 𝟎, 𝟎𝟒𝟕 𝒍𝒐𝒈 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟓 𝒎
𝟏+𝟎,𝟕𝟐𝟖 𝟏𝟑𝟎,𝟔

Maka diperoleh penurunan konsolidasi total 𝑺𝒄 = 0,015 m

c) Bila tekanan fondasi total tangki, menjadi Q = 60.000 kN

60.000
𝑞= 𝜋 = 190,98 𝑘𝑁/𝑚2
𝑥 202
4

Tekanan fondasi netto :

𝑞𝑛 = 𝑞 − 𝐷𝑓 . 𝛾 = 190,98 – ( 2 x 18,07) = 154,84 kN/m2


PENYELESAIAN C2
Faktor pengaruh I tambahan tegangan di bawah pondasi akibat beban merata lingkaran
telah diperoleh → I = 76,6 % atau = 0,766
Tambahan tegangan di lapangan :
Δ𝜎𝑧 = ∆𝑝 = 𝐼 . 𝑞𝑛 = 0,766 𝑥 154,84 = 123,87 𝑘𝑁/𝑚2
𝑝1′ = 𝑝𝑜′ + ∆𝑝 = 130,6 + 123,87 = 254,47 𝑘𝑁/𝑚2 > 𝑝𝑐′ = 200 𝑘𝑁/𝑚2 → 𝑷′𝟏 > 𝑷𝒄 ′

Maka untuk menghitung konsolidasi total (ultimate) dipakai persamaan :

𝑯 𝒑𝒄 ′ 𝑯 𝒑𝟏 ′
𝑺𝒄 = 𝑪𝒓 𝒍𝒐𝒈 + 𝑪𝒄 𝒍𝒐𝒈
𝟏 + 𝒆𝒐 𝒑𝒐 ′ 𝟏 + 𝒆𝒐 𝒑𝒄 ′
𝟔 𝟐𝟎𝟎 𝟔 𝟐𝟓𝟒, 𝟒𝟕
𝑺𝒄 = 𝟎, 𝟎𝟒𝟕 𝒍𝒐𝒈 + 𝟎, 𝟐𝟔𝟏 𝒍𝒐𝒈
𝟏 + 𝟎, 𝟕𝟐𝟖 𝟏𝟑𝟎, 𝟔 𝟏 + 𝟎, 𝟕𝟐𝟖 𝟐𝟎𝟎
𝑺𝒄 = 𝟎, 𝟏𝟐𝟒 𝒎

Diperoleh penurunan konsolidasi total (ultimate) 𝑺𝒄 = 0,124 m


TUGAS 2
Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung diperlihatkan pada tabel Tabel T2.0
T2.0. Angka pori awal 𝑒0 = 0,825 dan contoh tanah diambil pada Tekanan efektif
Angka Pori (e)
pusat lapisan tanah lempung ; (kN/m2)
25 0.81
➢ dengan berat volume 𝛾 𝑠𝑎𝑡 = 18.25 𝑘𝑁/𝑚3 (tanah lempung)
50 0.785
➢ Tangki air memiliki berat Q = 10.000 kN. Diameter 15 m, 100 0.752
➢ kedalaman 2 m terletak pada pasir yang berada di atas 200 0.7
lempung tersebut. 400 0.61
800 0.482
➢ Pasir tebal 6 + Y m dengan 𝛾𝑏 = 18,4 𝑘𝑁/𝑚3 dan 𝛾𝑠𝑎𝑡 =
19,62 𝑘𝑁/𝑚3. (tanah pasir) 1600 0.35
400 0.421
➢ Muka air tanah pada kedalaman 5 m.
100 0.51
Dianggap tanah lempung homogen dan karakteristik 25 0.582
konsolidasinya dapat diwakili oleh contoh tanah pada pusat
lapisan lempung.

𝛾 𝑠𝑎𝑡 → untuk kondisi tanah yang terendam air


𝛾𝑏 → untuk kondisi tanah tidak terendam air
TUGAS 2

15 m
𝑄 = 10.000 𝑘𝑁
Tangki air diameter 15 m 𝑄
2m Kedalaman galian tanah pondasi (𝐷𝑓)
Pasir
H1 = 5 + X m
m.a.t
Lempung:
𝑒0 = 0,84
H2 = 6 + Y m

Batu
Pertanyaan :
a) Gambarkan kurva “ e-log p” dan berapa nilai tegangan prakonsolidasi (Pc’)
beserta nilai overconsolidation ratio (OCR)
b) Hitung penurunan konsolidasi total (ultimit) Sc di pusat tangki
c) Bila berat tangki menjadi Q = 35.000 kN, berapa penurunan konsolidasi total
(ultimit) Sc di pusat tangki.

Dianggap beban tangki dalam jangka panjang tidak berubah.


CONTOH SOAL 3
(PENURUNAN TANAH / SETTLEMENT )
Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung jenuh diperlihatkan pada tabel C3.0. Pada akhir
pengujian, setelah contoh di bongkar, di ukur kadar air dan berat jenis tanahnya w = 24,5
%, dan Gs = 2,7.
Gambarkan hubungan angka pori terhadap tegangan efektifnya, dan tentukan koefisien
pemampatan (𝒂𝒗), dan koefisien perubahan volume (𝒎𝒗 ) pada tegangan 250 kN/m2
sampai 350 kN/m2
Tabel C3.0
Tekanan efektif Tebal Contoh
(kN/m2) setelah
berkonsolidasi
(mm)
0 20,000
50 19,649
100 19,519
200 19,348
400 19,151
800 18,950
0,00 19,250
PENYELESAIAN C3
Pada contoh tanah jenuh berlaku hubungan, 𝑒 = 𝑤 . 𝐺𝑠
Maka angka pori pada saat pengujian → 𝑒1 = 24,5 % . 𝑥 2.7 = 0,662
Tebal contoh pada kondisi akhir ini →𝐻1 = 19,250 𝑚𝑚 (Tabel C3.0)
Angka pori pada awal pengujian 𝑒0 = 𝑒1 + ∆𝑒

Hubungan antara ∆𝑒 dan ∆ℎ dinyatakan oleh :

∆𝐻 ∆𝑒 ∆𝑒 1 + 𝑒𝑜 1 + 𝑒1 + ∆𝑒
= atau = =
𝐻 1 + 𝑒𝑜 ∆𝐻 𝐻 𝐻
∆𝐻 = 20 − 19,25 = 0,75 𝑚𝑚

∆𝑒 1,662 + ∆𝑒
= 20 ∆𝑒 = 1,247 + 0,75 ∆𝑒
0,75 20
1,247
∆𝑒 = 19,25 = 0,065
∆𝑒 = 0,065

𝑒0 = 0,662 + 0,065 = 0,727


PENYELESAIAN C3
Dengan persamaan hubungan antara ∆𝑒 dan ∆ℎ :

∆𝑒 1 + 𝑒𝑜 1 + 0,727
= = = 0,0864
∆𝐻 𝐻 20
∆𝑒 = 0,0864 ∆𝐻
Tebal Contoh Setelah
e = e0- ∆e
Tegangan Efektif (p') Berkonsolidasi ∆H ∆e = 0,0864 ∆H
kN/m2 (mm) mm (e0 = 0,727)
0 20 0 0.000 0.727
50 19.649 0.351 0.030 0.697
100 19.519 0.481 0.042 0.685
200 19.348 0.652 0.056 0.671
400 19.151 0.849 0.073 0.654
800 18.95 1.05 0.091 0.636
0 19.25 0.75 0.065 0.662

Pada 𝑃1′ = 250 𝑘𝑁/𝑚2, 𝑒1 = 0,665


Pada 𝑃2′ = 350 𝑘𝑁/𝑚2 , 𝑒2 = 0,658 = dibuat grafik
PENYELESAIAN C3
Grafik e Log P 0.740
Grafik e vs log P

0.720

0.700
Angka Pori (e)

0.680

0,665
0.660
0,658

0.640

0.620
10 100
250 350 1000 10000
P (Skala log) (kN/m2)

Pada 𝑃1′ = 250 𝑘𝑁/𝑚2, 𝑒1 = 0,665


Pada 𝑃2′ = 350 𝑘𝑁/𝑚2 , 𝑒2 = 0,658
PENYELESAIAN C3

Koefisien pemampatan ( 𝑎𝑣 ) :
∆𝑒 0,665−0,658
𝑎𝑣 = = = 0,00007 𝑚2 /𝑘𝑁
∆𝑝 350 −250

Koefisien perubahan volume ( 𝑚𝑣 ) :

𝑎𝑣 0,00007
𝑚𝑣 = = = 0,000042 𝑚2 /𝑘𝑁
1+𝑒1 1,665
TUGAS 3
Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung jenuh diperlihatkan pada tabel C3.0. Pada akhir
pengujian, setelah contoh di bongkar, di ukur kadar air dan berat jenis tanahnya w = 22 %,
dan Gs = 2,7.
Gambarkan hubungan angka pori terhadap tegangan efektifnya, dan tentukan koefisien
pemampatan (𝒂𝒗), dan koefisien perubahan volume (𝒎𝒗 ) pada tegangan 200 + (X x 10)
kN/m2 sampai 400 + (Y x 5) kN/m2
Tabel C3.0
Tekanan efektif Tebal Contoh
(kN/m2) setelah
berkonsolidasi
(mm)
0 20
50 19.75
100 19.64
200 19.46
400 19.23
800 18.95
0,00 19.25

Anda mungkin juga menyukai