PERKOTAAN
1. PENGERTIN DRAINASE
2. SEJARAH PERKEMBANGAN DRAINASE
3. ASPEK HIDROLOGI
4. ASPEK HIDROLIKA
5. PERANCANGAN SISTIM DRAINASE
6. DRAINASE MUKA TANAH
7. DRAINASE SUMURAN
8. DRAINASE BAWAH MUKA TANAH
9. DRAINASE GABUNGAN
10. DRAINASE KHUSUS
DRAINASE PERKOTAAN
Jenis drainase :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak ada campur tangan
manusia dan tidak ada bangunan penunjang
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat berdasarkan analisis ilmu drainase dengan
tujuan tertentu dan memerlukan bangunan khusus
SEJARAH/LATAR BELAKANG
• Menurut letak bangunan :
1. Drainase muka tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air
dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk mencegah
adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface
drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan
kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat
untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan baik.
LANJUTAN
• Menurut fungsi :
1. Single purpose yaitu suatu jenis air buangan : air
hujan, limbah domestic, limbah industri dll
2. Multi purpose yaitu pengaliran beberapa jenis air
buangan tercampur atau bergantian
• Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka yaitu saluran untuk air hujan yang
terletak diarea yang cukup luas dan air non hujan
yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan
2. Saluran tertutup untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan yang terbentuk di tengah kota.
SISTEM DAN PERMASALAHAN
SISTEM DRAINASE DIBAGI MENJADI :
• 1. TERSIER DRAINAGE
• 2. SECONDARY DRAINAGE
• 3. MAIN DRAINAGE
• 4. SEA DRAINAGE
PERMASALAHAN DRAINASE:
• 1. PENINGKATAN DEBIT
• 2. PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK
• 3. AMBELASAN TANAH
• 4. PENYEMPITAN DAN PENDANGKALAN SALURAN
• 5. REKLAMASI
• 6. LIMBAH SAMPAH DAN PASANG SURUT
1. PENINGKATAN DEBIT
• DRAINASE PERKOTAAN SETIAP TAHUN AKAN
MENGALAMI PENINGKATAN DEBIT KARENA :
1. TERTUTUPNYA RESAPAN SETIAP
PENGEMBANGAN INPRASTRUKTUR
PERKOTAAN, HAL INI JARANG TERSEDIANYA
RIOOLERING/RESAPAN PERKOTAAN MAUPUN
SETIAP PENGHUNI RUMAH TANGGA, KANTOR
MAUPUN FASILITAS LAINYA.
Lanjutan
2. Penanganan genangan banjir akibat Sampah :
Manajemen sampah yang kurang baik memberi
kontribusi percepatan pendangkalan
/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas
sungai dan saluran drainase menjadi
berkurang, sehingga tidak mampu
menampung debit yang terjadi, air meluap
dan terjadilah genangan.
2. PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang
sangat cepat, akibat dari pertumbuhan
maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah
penduduk selalu diikuti oleh penambahan
infrastruktur perkotaan, disamping itu
peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh
peningkatan limbah, baik limbah cair maupun
limbh padat terutama sampah.
PENANGANAN DRAINASE PERKOTAAN
1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran
membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah
yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan
cepat agar tidak mengendap
3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar
aturan terutama pembuangan sampah
sembarangan agar masyarakat
mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian
serta memperbaiki konservasi lingkungn.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan
fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air
hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
3. AMBLESAN TANAH
• Amblesan tanah disebabkan oleh
pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada
dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan
saluran
• Lemahnya aturan yang diterapkan oleh
aparatur pemerintahan menyebabkan kurang
ada kontrol terhadapap penyalah gunaan
saluran maupun sepadan sungai, hal ini terjadi
kesulitan penertiban akibat terlanjur
membangun (tidak adanya pencegahan awal
atau tindakan prepentif}
5. REKLAMASI
• Seringkali terjadi reklamasi yang dilakukan
kurang memperhatikan karakteristik alami
yang pernah terjadi berulang pada waktu
tertentu, hanya menurut kehendak atau
kepentingan sesaat saja. Oleh karenanya
analisa sejarah perlu dipertimbangkan
termasuk analisa prediksi dikemudian hari.
6. LIMBAH SAMPAH DAN PASANG
SURUT
• Limbah sampah yg dibuang kesaluran atau ke
sungai yang mengakibatkan penyempitan,
pendangkalan, dan genangan ketika terjadi
pasang surut air laut juga akan mengalami
`penumpukan sampah serta pencemaran
biota laut maupun lingkungan disekitar pantai.
III. ASPEK HIDROLOGI
1. SIKLUS HIDROLOGI
2. KARAKTERISTIK HUJAN
3. DATA HUJAN
4. PENGOLAHAN DATA HUJAN
1. Siklus hidrologi
• SIKLUS HIDROLOGI ADALAH PROSES YANG
DIAWALI OLEH EVAPORASI / PENGUAPAN
KEMUDIAN TERJADINYA KONDENSASI DARI
AWAN TERUS TERPEROSES SEHINGGA TERJADI
SALJU DAN ATAU HUJAN YANG JATUH
KEPERMUKAAN TANAH SEBAGAI AIR RUN OFF
DAN SEBAHAGIAN INFILTRASI/MERESAP
KEDALAM LAPISAN TANAH TERGANTUNG
JENIS TANAH.
2. Karakteristik hujan
• DURASI HUJAN ADALAH LAMA HUJAN (MENIT,
JAM, ETMAL) YG DIHUBUNGKAN DENGAN
WAKTU KONSENTRASI (tc)
• INTENSITAS HUJAN (lt) YANG DINYATAKAN
DALAM TINGGI HUJAN ATAU VOLUME HUJAN
TIAP SATUAN WAKTU
• LENGKUNG HUJAN ADALAH GRAFIK
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS HUJAN
DENGAN DURASI HUJAN
Lanjutan Aspek Hidrology
• WAKTU KONSENTRASI ADALAH WAKTU YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENGALIRKAN AIR DARI TITIK
YANG PALING JAUH PADA DAERAH ALIRAN KETITIK
KONTROL YANG DITENTUKAN DIBAGIAN HILIR SUATU
ALIRAN
(tc=to+td)
Dimana
tc = waktu konsentrasi
to adalah inlet time = Waktu yang diperlukan oleh air
untuk mengalir dimuka tanah menuju saluran drainase.
td adalah conduct time = waktu yang diperlukan oleh air
untuk mengalir disepanjang saluran.
LENGKUNG HUJAN RENCANA
INTENSITAS HUJAN (mm/jam
0 30 60 90 120
DURASI HUJAN
3. Data hujan
• PENGUKURAN HUJAN DILAKUKAN SELAMA 24
JAM SEHINGGA HUJAN YG DIDATA ADALAH
HUJAN TOTAL YG TERJADI SELAMA 24 JAM (1
ETMAL). KOMPONEN INI SANGAT PENTING
DALAM ANALISIS HIDROLOGI PADA
PERANCANGAN DEBIT HUJAN UNTUK
MENENTUKAN DEBIT SALURAN DRAINASE
CONTOH SOAL
• SUATU AREA DENGAN LEBAR 200 METER
KEMIRINGAN 1 % . PANJANG SALURAN 500
METER, KEMIRINGAN SALURAN 0,8 %.
HITUNG WAKTU KONSENTRASI YANG TERJADI.
Penyelesaian
• Berdasarkan tabel kemiringan area vs kecepatan
rata rata aliran didapat kecepatan V = 0,60
m/det. Sehingga waktu aliran dari sisi atas area
(to) = L/V = 200 (m)/0,60 (m/det) = 333,33 detik.
Panjang saluran 500 m, kemiringan 0,8 % (lihat
tabel kecepatan aliran air pada saluran =0,40
m/det). Jadi waktu aliran dari hulu ke hilir (td)=
Lsal/Vsal=500/0,80=625det. Jadi waktu
konsentrasi (tc)=to+td=333,33+625=958,33det
atau 0,27 jam. Kesimpulan waktu mengalir air
dari sisi atas area sampai diujung/hilir saluran
adalah 0,27 jam
4. Pengolahan data hujan
1. CARA RATA RATA ALJABAR
R=1/n (R1+R2+R3+...Rn)
dimana R= curah hujan daerah,
n=jumlah pos pengamatan,
R1,R2,Rn= curah hujan tiap pos pengamatan
2. METHODE THIESSEN
R= (A1R1+A2R2+...AnRn)/A1+A2+.......An.
dimana R= curah hujan daerah,
A1, A2, An= luas daerah tiap pos pengamatan, R1,R2,Rn=curah hujan
tiap pos pengamatan
3. METODE ISOHYT
R = A1R1 + A2R2 + .......AnRn/A1+A2+..........An
Dimana: R1R2Rn = curah hujan rata rata pada area A1, A2, An,
A1,A2,An = Luas area antara garis isohyt (topografi)
IV. ASPEK HIDROLIKA
1. ALIRAN SALURAN TERBUKA
2. ALIRAN PIPA
3. SIFAT ALIRAN
4. RUMUS ALIRAN
1. ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA
• ALIRAN AIR DALAM SUATU SALURAN DAPAT
BERUPA ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA
(OPEN CHANNEL FLOW) MAUPUN PADA
SALURAN TERTUTUP (PIPE CHANNEL FLOW)
• PADA SALURAN TERTUTUP DAPAT DENGAN
SALURAN PENUH DENGAN AIR (BERTEKANAN)
DAN SALURAN TIDAK PENUH DENGAN AIR
(TIDAK BERTEKANAN)
Aliran air pada saluran terbuka
a. ALIRAN LUNAK (steady flow) adalah aliran yg
mempunyai kedalaman tetap untuk waktu
tertentu yaitu terdiri dari aliran seragam (tinggi
muka air sama pada setiap penampang) dan
aliran berubah yaitu kedalaman air berubah
disepanjang saluran)
b. ALIRAN TIDAK LUNAK (unsteady flow), aliran ini
mempunyai kedalaman aliran yang berubah
tidak sesuai dengan waktu, contohnya banjir.
2. Aliran air pada saluran pipa
• ALIRAN AIR DALAM PIPA DAPAT MERUPAKAN
ALIRAN YANG BERTEKANAN , AIR PENUH
MENGISI PIPA, DAPAT PULA ALIRAN YG TIDAK
BERTEKANAN (AIR TDK MENGISI PENUH PIPA)
• UNTUK PIPA DRAIN PADA SALURAN DRAINASE
BAWAH MUKA TANAH KETINGGIAN RENCANA
MUKA AIR PADA PIPA DRAIN RENCANA LEBIH
KECIL DARI DIAMETER PIPA DRAIN KARENA
DIATAS MUKA AIR RENCANA TERDAPAT LOBANG
LOBANG KECIL UNTUK MASUKNYA AIR YG
BERADA DIDALAM TANAH KEDALAM PIPA DRAIN.
3. Sifat sifat aliran
• PADA SALURAN TERBUKA TERJADI ALIRAN LAMINER
YAITU GAYA KEKENTALAN (viscocity) RELATIFSANGAT
BESAR DIBANDINGKAN DENGAN GAYA INERSIA YAITU
BUTIR BUTIR AIR BERGERAK MENURUT LINTASAN
TERTENTU YG TERATUR ATAU LURUS SEHINGGA TIDAK
TERJADI OLAKAN PADA MUKA AIR
• DAN ALIRAN TURBULEN YAITU GAYA KEKENTALAN
(viscocity) REALATIF LEMAH DIBANDINGKAN DENGAN
GAYA INERSIA. BUTIR BUTIR AIR BERGERAK TIDAK
TERATUR, TIDAK TETAP, TIDAK LANCAR SEHINGGA
TERJADI OLAKAN PADA MUKA AIR.
4. Rumus rumus aliran air
a. PENAMPANG SALURAN TERBUKA PADA DRAINASE
MUKA TANAH UMUMNYA BERBENTUK TAMPANG
SEGITIGA , EMPAT PERSEGI PANJANG, TRAPESIUM
DAN SETENGAH LINGKARAN
b. PENAMPANG SALURAN PADA DRAINASE DIBAWAH
MUKA TANAH UMUMNYA BERBENTUK LINGKARAN,
DAN BAHANNYA TERDIRI DARI BAHAN TANAH, BUIS
BETON, PARALON ATAU JUGA DIKEMBANGKAN
DENGAN MATERIAL GEOTEKSTIL YANG
BERPENAMPANG SEGI EMPAT PANJANG DILUBANGI
KECIL KECIL SEHINGGA AIR DAPAT MASUK KESALURAN
TANPA MEMBAWA BUTIRAN TANAH.
A. LUAS DESAIN SALURAN
• TINGGI MUKA AIR PADA SALURAN (H) DAN LEBAR
(B) MERUPAKAN PARAMETER UNTUK
MENENTUKAN LUAS PENAMPANG BASAH
SALURAN (FS) DAN DIANALISIS BERDASARKAN
DEBIT HUJAN (Q) DAN MENJADI DEBIT SALURAN
SEDANGKAN KECEPATAN ALIRAN PADA SALURAN
(V) SEHINGGA:
Q = Fs . V
Fs = Q/v
V DIDAPAT DARI TABEL i/v ATAU DIANALISIS
DENGAN FORMULA Manning atau Formula Chezy
Tabel kemiringan saluran >< kecepatan
Kemiringan saluran i (%) Kecepatan rata rata v (m/det)
---------------------------------------------------------------------------------------
<1 0,40
1 - <2 0,60
2 - <4 0,90
4 - <6 1,20
6 - <10 1,50
10 - <15 2,40
--------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan formula Manning:
V = 1/n Rs⅔ i ½
n = koefisien kekerasan dinding
Rs = radius hidrolik = Fs/Ps
i = kemiringan saluran
lanjutan
• Formula Chezy :
V = C√ ͞Rs . I
C = (100 √ ͞Rs ) / (0,35 + √ ͞Rs )
Atau v = (100 Rs . I ½ ) /(0,35 + Rs ½ )
Dimana --- v = kecepatan aliran (m/dt)
Rs = radius hidrolik = Fs/Ps
i = kemiringan drainase saluran
Tabel kecepatan aliran yg diijinkan
pada bahan dinding dan dasar saluran
Jenis bahan kecepatan aliran ijin (m/dt)
---------------------------------------------------------------------
• Pasir halus 0,45
• Lempung pasir 0,50
• Lanau aluvial 0,60
• Kerikil halus 0,75
• Lempung keras 0,75
• Lempung padat 1,10
• Kerikil kasar 1,20
• Batu batu besar 1,50
• Beton bertulang 1,50
Tabel kemiringan dinding saluran
berdasarkan bahan
Jenis bahan kemiringan dinding saluran (%)
--------------------------------------------------------------
• Tanah 0–5
• Kerikil 5 – 7,5
• Pasangan 7,5
5. Analisa dimensi saluran
a. TAMPANG EMPAT PERSEGI PANJANG
b. TAMPANG TRAFESIUM
c. TAMPANG SETENGAH LINGKARAN
d. TAMPANG SEGI TIGA
Tampang bentuk empat persegi
panjang
D/2
O
B α α B (D/2 – XD)
D/2
A H=tinggi muka air = XD
Keterangan :
A ₁ = Luas area kesatu
A ₂ = Luas area kedua
An = Luas area ke n
α₁ = koefisien run off area kesatu
α₂ = koefisien run off area kedua
αn = koefisien run off area ke n
TABEL KOEFISIEN RUN OFF
• Tipe Area Koefisien run off
• Pegungngan yang curam 0,75 – 0,90
• Tanah yang bergelombang 0,50 – 0,75
• Dataran yg ditanami 0,45 – 0,60
• Atap rumah 0,75 – 0,90
• Perkerasan aspal,beton 0,80 – 0,90
• Tanah padat sulit meresap 0,40 – 0,55
• Tanah yg mudah meresap 0,05 – 0,35
• Taman/lapangan terbuka 0,05 – 0,25
• Kebun 0,20
• Perumahan rapat >61 rmh/ha 0,70 – 0,80
• Daerah rekreasi 0,20 – 0,30
• Daerah industri 0,80 – 0,90
• Daerah perdagangan 0,90 – 0,95
b. KOEFISIEN PENYEBARAN HUJAN
Luas Area (Km2) Koefisien Penyebaran
• <4 1
• 5 0,995
• 10 0,980
• 15 0,955
• 20 0,920
• 25 0,875
• 30 0,820
• 50 0,500
c. Intensitas hujan (It)
• Formula Mononobe:
It = (R/24)(24/tc)⅖
Dimana :
It = intensitas hujan (m/jam,m/dt)
R = Durasi, curah hujan (mm/jam
tc = waktu konsentrasi (jam, dt)
d. Curah hujan (R) adalah lama kejadian hujan (menit, jam, etmal) diperoleh
dari pencatatan alat ukur hujan otomatis
e. Waktu konsentrasi (tc)=to+td.
Dimana to adalah inlet time yaitu waktu yg diperlukan oleh air untuk mengalir
dimuka tanah ke saluran drainase
=Panjang dari sisi terluar yang sejajar dengan saluran(lebar area) dibagi
kecepatan aliran dimuka tanah sampai disaluran =L/v.
td = conduit time yaitu waktu yang diperlukan air mengalir disepanjang
saluran sampai titik kontrol hilir = Panjang saluran dibagi kecepatan aliran
disaluran = L/v
2. DIMENSI SALURAN
• Kapasitas aliran akibat hujan harus dialirkan melalui
saluran drainase sampai ketitik rencana hilir
• Debit hujan yang dianalisis menjadi debit aliran untuk
mendimensi saluran
• (Q hujan = Q saluran = Fs x V) atau luas penampang
basah dikalikan dengan kecepatan aliran air disaluran
• Luas penampang basah/desain saluran... (Fs = Q/v)
sedangkan kecepatan aliran dapat ditentukan
berdasarkan tabel kemiringan (i) versus kecepatan
aliran ((v) atau menggunakan rumus manning / formula
Chezy
3. ANALISIS PERENCANAAN DRAINASE
MUKA TANAH
• Contoh soal :
• Dua area dengan masing masing lebar 400 m
kemiringan 1 % dan lebar 600 m, kemiringan 2 %.
Panjang saluran 1000 m dengan kemiringan 0,5 %
. Area pertama merupakan tanah keras dan sulit
diresapi dan area kedua merupakan kebun. Jika
saluran direncanakan bentuk segi empat panjang
dengan lebar saluran (B) sebesar 0,60 tinggi
saluran (H), curah hujan 1920 mm/etmal,
tentukan dimensi saluran menggunakan formula
manning,
• Penyelesain :
1. ANALISIS DEBIT HUJAN (Q):
a. Menentukan waktu konsentrasi (tc)
Area kesatu i = 1 % berdasarkan tabel i/v .. v1=0,60 m/detik
To1 = L1/v1 = 200/0,60 = 333,33 detik
Area kedua i =2% berdasarkan tabel i/v, .. V2=0,90 m/detik
To2 = L2/V2 = 600/0,90 = 666,67 detik
Q = k (H – h)
In (R/r)
H
Keterangan :
Q = debit aliran masuk sumur resapan
h
k = koefisien permeabilitas/resapan tanah
H= Tinggi muka air maksimumrencana
r h = tinggi muka air minimum rencana
r = jari jari sumur
R = jari jari pengaruh rembesan air sumur
(500 – 1000 m)
ANALISIS DRAINASE BAWAH MUKA
TANAH
• Dari jumlah debit pipa drain tersier disalurkan
ke satu pipa drain skunder dengan kapasitas
drain 0,0010 mᶾ/detik. Dari pipa drain skunder
dialirkan kesumur peresapan dengan diameter
0,80 meter. Jika koefisien fermeabilitas lapisan
tanah 3x10 ̄ᶾ cm/detik, muka air
minimumrencana pada sumuran 1,00 meter,
hitung tinggi muka air maksimum rencana
sumur resapan.
• Jawaban :
• Kapasitas /debit drain
• Q = 0,0010 m/detik
• Lapisan tanah k = 3x10 ̄ᶾ cm/detik = 3x10 ̄⁵
meter/detik.
• Q = ӆ (H – h) = 3x10 ̄⁵ ӆ (H² - 1²) = 9,42x 10 ̄⁵ ӆ (H² - 1²)
• In (R/r) In (500/0,40) 7,131
• 0,0010 = 9,42x10 (H² -1² )
• H =8,76 meter.
VIII. DRAINASE BAWAH MUKA TANAH
1. FAKTOR YANG DIPERHITUNGKAN
2. LENGKUNG SOMASI
3. ANALISIS DIMENSI PIPA
IX. DRAINASE GABUNGAN
1. PENGERTIAN DRAINASE GABUNGAN
2. PENERAPAN DRAINASE GABUNGAN
PENGERTIAN DRAINASE GABUNGAN
• Drainase gabungan merupakan drainase yang
menggunakan secara bersamaan drainase muka
tanah (surfase drainage) dan drainase bawah
muka tanah (sub surface drainage)
• Dasar analisis :
1. Menggunakan faktor faktor pada sub surface
drainage dan surface drainage
2. Prinsip analisis didasarkan pada kemampuan
drainase pada sub surface drainage lebih dulu
baru kemudiaan menggunakan kemampuan
untuk surface drainage.
TAHAPAN ANALISIS
Jentik jentik
Nyamuk
Kepompong
• Cara menggunakan air genangan dilakukan dengan surface drainage
atau jika tidak memungkinkan dilakukan dengan sub surface
drainage. Siklus kehidupan nyamuk antara 7 (tujuh) hari sampai 10
(sepuluh) hari
• Sistem drainase untuk memberantas nyamuka ada dua cara:
1. Jenis nyamuka yang bertelur pada waktu tidak hujan, lama
pengeringan = lama hujan + 10 hari. Jika curah hujan 362 mm,
maka curah hujan perhari dihitung 365 : 15 = 24 mm/etmal yang
juga disebut sebagai pengeringan perhari.
2. Jenis nyamuk yang bertelur pada waktu hujan dan tidak hujan.
Lama pengeringan 10 hari. Jika lama hujan 5 hari curah hujan 362
mm, maka 365 : 10 = 36,20 mm/etmal dan jika lama hujan lebih
dari 10 hari misalkan 20 hari dengan curah hujan 1053 mm, maka
pengeringan / hari adalah {(10/20/10)}1053 = 52,65 mm/etmal
2. DRAINASE LAPANGAN OLAHRAGA
• Drainase lapangan olahraga direncanakan
berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada
lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub
surface drainage) tidak boleh terjadi genangan
dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan
harus lebih kecil atau sama dengan 0,007.
Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan
terpelihara dengan baik. Batas antara keliling
lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik
harus ada collector drain.
3. DRAINASE JALAN RAYA
• Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar
kota.Umumnya di perkotaan dan luar perkotaan,drainase
jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah
(Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu
ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga
sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase
muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas
saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk
dengan bebas. Drainase jalan raya pi perkotaan elevasi sisi
atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk
ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet
tegak ataupun inflet horizontal.
lanjutan
• Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran
pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar
miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi
tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan
arah lebar jalan kea rah median jalan maka saluran akan
terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus
,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua
arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada
jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu
sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air
pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya
pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk
mengalirkan air dari saluran.
5. DRAINASE PELABUHAN UDARA
• Drainase Lapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya
difokuskan pada drainase area run way dan
shoulder karena runway dan shoulder
merupakan area yang sulit diresapi , maka
analisis kapasitas / debit hujan
memepergunakan formola drainase muka
tanah atau surface drainage.
LANJUTAN DRAINASE LAPANGAN
TERBANG
• kapasitas / debit hujan memepergunakan formola
drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya
lebih kecil atau samadengan 1,50 % , kemiringan
shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5
%.Kemiringan kearah memanjang ditentukan sebesar
lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari
FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan
runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling
runway dan shoulder , harus ada saluran terbuka untuk
drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sisi
luar lapangan terbang.
6. DRAINASE POLDER
• Polder adalah suatu area yang cukup luas
ditepi pantai dengan elevasi muka tanah
dibawah muka air pasang (MAT) dari laut,
danau atau sungai yang dikelilingi oleh tanggul
atau tanah tinggi, agar area tersebut dapat
dicegah dari banjir, sehingga pengendalian air
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
terpengaruh oleh keadaan diluar tanggul
Ciri ciri drainase polder
• Area direklamasi dari tanah berawa rawa. Daerah
air payau dan lapisan tanah lunak serta basah
• Area dikelilingi oleh tanggul
• Area pembendungan/penanggulan dimuara
sungai, danau atau laut.
• Area direklamasi dari suatu pantai.
• Area terbentuk akibat adanya proses subsudince
perlahan lahan dari muka tanah semua menjadi
tanah rendah, dibawah muka air laut, danau,
sungai rata rata (MAR)
Tahapan desain drainase polder
• Analisis dimensi saluran tersier, skunder dan primer berdasarkan
formula drainase muka tanah
• Berdasarkan debit hujan dari saluran primer, hitung volume aliran
dalam satu etmal, dalam satu minggu dalam satu bulan.
• Tentukan dimensi kolam tandon dari volume aliran rencana (satu
hari, satu minggu dan satu bulan)
• Tentukan Konstruksi dalam tando (dinding konstruksi atau tanpa
perkuatan , alas menggunkan lantai atau tidak)
• Penentuan elevsi sisi atas tanggul berdasarkan data muka air
tertinggi dari laut, danau, sungai, gelombang tertinggi saat cuaca
ektrim
• Kapasitas pompa air ditentukan berdasarkan volume air rencana
sehingga diperlukan dalam 24 jam air pada kolam tandon dapat
dialirkan . Keperluan pompa sebanyak 3 buah dengan masing
masing bekerja 8 jam atau bekerja secara bersama sama
Prinsip sistem polder
• Kapasitas.debit pompa tidak harus sama besar
dengan kapasitas debit masuk/aliran limpasan
• Debit pompa direncana lebih kecil dari debit
aliran kedalam waduk/kolam tandon
• Karena debit masuk aliran kedalam waduk
lebih besar dari aliran keluar waduk oleh
pompa, sisa air didalam waduk tertahan
didalam waduk beberapa waktu.
Analisis aliran masuk dan keluar waduk
• Hitung debit aliran pada area yang masuk kedalam
waduk/kolam/tandon
• Berdasarkan aliran plot grafikaliran berupa hidrograf aliran
dengan waktu aliran pada absis dan debit aliran pada
ordinat.
• Hitung volume aliran masuk waduk berdasarkan grafik
hidrograf aliran, volume = debit aliran x waktu aliran
• Hitung kombinasi kerja pompa dengan duiker yang
dihubungkan dengan kondisi muka air luar tanggul (laut,
danau, sungai)
• Berdasarkan volume aliran yang tergenang didalam waduk ,
hitung volume sisa genangan akibat debit pompa lebih kecil
dari debit waduk, berdasarkan luas aduk, hitung tinggi
genangan sisa didalam waduk.
Lanjutan
• Analisis genangan dan tinggi genangan
dilakukan sbb:
a. Hitung luas kolam tandon/waduk
b. Volume genangan = aliran masuk waduk –
aliran keluar waduk
c. Tinggi genangan pada waduk = volume
genangan : luas waduk