Anda di halaman 1dari 60

Tugas Besar

Teknik Jalan Raya 1

BAB I

PE N DAHU LUAN

1.1 Latar Belakang

Kostruksi jalan raya sebagai sarana transportasi adalah merupakan unsur yang

sangat penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia untuk mencapai

kesejahteraannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai mahluk sosial manusia

tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, maka dengan adanya prasarana jalan ini,

maka hubungan antara suatu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara akan

terjalin dengan baik. Sarana yang dimaksud disini adalah sarana penghubung yang

melalui darat, laut dan udarah. Dari ketiga sarana tersebut, akan ditinjau prasarana

yang melalui darat.

Dalam perencanaan geometrik termasuk juga perencanaan tebal perkerasan

jalan, karena dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik

sebagai suatu perencanaan jalan seutuhnya.

Bertambahnya jumlah dan kualitas kendaraan dan berkembangnya

pengetahuan tentang kelakukan pengendara serta meningkatnya jumlah kecelakaan,

menuntut perencanaan geometrik supaya memberikan pelayanan maksimum dengan

keadaan bahaya minimum dan biaya yang wajar.

1.2 Maksud dan Tujuan

Suatu perencanaan geometrik yang lengkap tidak saja memperhatikan

keamanan dan ekonomisnya biaya, tetapi juga nilai struturalnya. Kita harus lebih teliti

dalam memilih lokasi perencanaan geometrik sehingga suatu jalan menjadi nyaman.

Sebagai perencana, kita dituntut untuk menguasai teknik perencanaan

geometrik dan tata cara pembuatan konstruksi jalan raya serta memahami

permasalahan dan pemecahannya.


1

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Yang dimaksud perkerasan lentur dalam perencanaan ini adalah perkerasan

yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapisan permukaan

serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Interpretasi, evaluasi dan

kesimpulan-kesimpulan yang akan dikembangkan dari hasil penetapan ini, harus juga

memperhitungkan penerapannya secara ekonomis sesuai dengan kondisi setempat,

tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga

kontruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.

Pada umumnya teknik perencanaan geometrik jalan raya dibagi atas tiga

bagian penting, yaitu :

1. alinyemen horizontal / trase jalan

2. alinyemen vertikal / penampang memanjang jalan

3. penampang melintang jalan

pembangunan yang baik antara alinyemen horizontal dan vertical memberikan

keamanan dan kenyamanan para pemakai jalan.

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

BAB I I

DASAR TEOR I

2.1 Uraian Umum

2.1.1 Pengertian Jalan

Jalan raya adalah jalur- jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh

manusia dengan bentuk, ukuran- ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat

digunakan untuk menyelurkan lalu lintas orang, hewan, dan kendaraan yang

mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.

Jalan raya sebagai sarana pembangunan dalam membantu pembangunan

wilayah adalah penting. Oleh karena itu pemerintah mengupayakan pembangunan

jalan raya dengan lancar, efisien dan ekonomis.

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus

ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan

pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan

akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang aman,

efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan

biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

2.1.2 Klasifikasi Jalan

Pada umumnya jalan raya dapat dikelompokkan dalam klasifikasi menurut

fungsinya, dimana pereturan ini mencakup tiga golongan penting, yaitu :

a. Jalan Arteri ( Utama )

Jalan raya utama adalah jalan yang melayani angkutan utama, dengan

ciri- ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata- rata tinggi dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara efisien. Dalam komposisi lalu lintasnya tidak terdapat kendaraan

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-

jalan raya berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik.

b. Jalan Kolektor ( Sekunder )

Jalan kolektor adalah jalan raya yang melayani angkutan pengumpulan/

pembagian dengan ciri- ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata- rata sedang

dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya dibagi dalam tiga kelas jalan,

yaitu :

1. Kelas II A

Merupakan jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi

permukaan jalan dari lapisan aspal beton atau yang setara.

2. Kelas II B

Merupakan jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan

dari penetrasi berganda atau yang setara dimana dalam komposisi lalu

lintasnya terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor.

3. Kelas II C

Merupakan jalan raya sekunder dua jalur denan konstruksi permukaan jalan

dari penetrasi tunggal, dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat

kendaraan bermotor lambat dan kendaraan tak bermotor.

c. Jalan Lokal ( Penghubung )

Jalan penghubung adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan

cirri- cirri perjalanan yang dekat, kecepatan rata- rata rendah dan jumlah jalan

masuk tidak dibatasi.

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Adapun tabel klasifikasi jalan raya adalah srbagai berikut :

JALAN RAYA JALAN


JALAN RAYA SEKUNDER
KLASIFIKASI UTAMA PENGHUBUNG
JALAN

I (A1) II A (A2) II B (B1) II C (B2) III

KLASSIFIKASI MEDAN D B G D B G D B G D B G D B G
Lalu lintas harian rata- rata
(smp) > 20. 000 6.000 - 20.000 1500 - 8000 < 20.000 -

Kecepatan Rencana (km/jam) 120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 4 30 60 40 30


Lebar Daerah Penguasaan
min.(m) 60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20
2x3.50 atau
Lebar Perkerasan (m) Minimum 2 (2x3,75) 2(2x3.50) 2x 3.50 2 x 3.00 3.50 - 6.00

Lebar Median minimum (m) 2 1.5 - - -

Lebar Bahu (m) 3.50 3.00 3.00 3.00 2.50 2.50 3.00 2.50 2.50 2.50 1.50 1.00 3.50 - 6.00

Lereng Melintang Perkerasan 2% 2% 2% 3% 4%

Lereng Melintang Bahu 4% 4% 6% 6% 6%

Jenis Lapisan Permukaan Aspal beton Penetrasi Berganda/ Paling tinggi Paling tinggi pelebaran
Aspal Beton
Jalan ( hot mix ) setaraf penetrasi tunggal jalan

Miring tikungan maksimum 10% 10% 10% 10% 10%


Jari- jari lengkung minimum
(m) 560 350 210 350 210 115 210 115 50 210 115 50 115 50 30
6% 8% 10
Landai Maksimum 3% 5% 6% 4% 6% 7% 5% 7% 8% % 6% 8% 10 %

Tabel 2. 1 Tabel Klasifikasi Jalan Raya


Sumber : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU

2.1.3 Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas menyatakan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik

pengamatan dalam satu satuan waktu. Untuk mendapatkan volume lalu lintas

tersebut, dikenal dua jenis Lalu Lintas Harian Rata-rata, yaitu :

a. Lalu Lintas Harian Rata- rata (LHR)

Jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya

pengamatan.

Jumlah Lalu Lintas Selama


Pengamatan
LHR =

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

b.. Lalu Lintas Harian Rata- rata Tahunan (LHRT)

Jumlah lalu lintas kendaraan yang melewati satu jalur selama 24 jam dan

diperoleh

dari data satu tahun penuh.

Jumlah Lalu Lintas Selama Pengamatan


LHRT =
Jumlah hari dalam 1 tahun(360)

Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari berbagai jenis

kendaraan, baik kendaraan cepat, kendaraan lambat, kendaraan berat, kendaraan

ringan, maupun kendaraan tak bermotor. Dalam hubungannya dengan kapasitas jalan,

maka jumlah kendaraan bermotor yang melewati satu titik dalam satu satuan waktu

mengakibatkan adanya pengaruh / perubahan terhadap arus lalu lintas. Pengaruh ini

diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap [engaruh dari suatu mobil

penumpang dalam hal ini dipakai sebagai satuan dan disebut Satuan Mobil

Penumpang ( Smp ).

Untuk menilai setiap kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang ( Smp ),

bagi jalan di daerah datar digunakan koefisien di bawah ini :

 Sepeda = 0, 5

 Mobil Penumpang = 1

 Truk Ringan ( berat kotor < 5 ton ) = 2

 Truk sedang > 5 ton = 2, 5

 Bus = 3

 Truk Berat > 10 ton = 3

 Kendaraan tak bermotor = 7

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Di daerah perbukitan dan pegunungan, koefisien untuk kendaraan bermotor

di atas dapat dinaikkan, sedangkan untuk kendaraan tak bermotor tak perlu dihitung.

Jalan dibagi dalam kelas yang penetapannya kecuali didasarkan pada fungsinya juga

dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang diharapkan akan

menggunakan jalan yang bersangkutan.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Geometrik Jalan

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus

ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberkan

pelayanan yang optimal kepada lalu lintas, sebab tujuan akhir dari perencanaan

geometrik ini adalah tersedianya jalan yang memerikan rasa aman dan nyaman kepada

pengguna jalan.

Dalam merencanakan suatu konstruksi jalan raya banyak factor yang

menjadi dasar atau pertimbangan sebelum direncanakannya suatu jalan. Factor itu

antara lain :

1. Kendaraan Rencana

Dilihat dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraan – kendaran yang

menggunakan jalan, kendaraan- kendaraan tersebut dapat dikelompokkan.

Ukuran kendaraan- kendaraan rencana adalah ukuran terbesar yang

mewakili kelompoknya. Ukuran lebar kendaraan akan mempengaruhi lebar jalur

yang dbituhkan. Sifat membelok kendaraan akan mempengaruhi perencanaan

tikungan. Daya kendaraan akan mempengaruhi tingkat kelandaian yang dipilih,

dan tingi tempat dududk ( jok ) akan mempengaruhi jarak pandang pengemudi.

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Kendaraan yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan geometric

disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang dominan menggunakan

jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga ikut menentukan kendaraan yang dipilih.

2. Kecepatan Rencana Lalu Lintas

Kecepatan rencana merupakan factor utama dalam perencanaan suatu

geometric jalan. Kecepatan yaitu besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh

kendaraan dibagi waktu tempuh.

Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan

perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak

pandang dll. Kecepatan maksimum dimana kendaraan dapat berjalan dengan

aman dan keamanan itu sepenuhnya tergantung dari bentuk jalan, kecepatan

rencana haruslah sesua dengan tipe jalan dan keadaan medan.

Suatu jalan yang ada di daerah datar tentu saja memiliki design speed yang

lebih tinggi dibandingkan pada daerah pegunungan atau daerah perbukitan.

Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana tergantung

pada :

a. Topografi ( Medan )

Untuk perencanaan geometric jalan raya, keadaan medan memberikan batasan

kecepatan terhadap kecepatan rencana sesuai dengan medan perencanaan

( datar, bbukit, dan gunung ).

b. Sifat dan tingkat penggunaan daerah

Kecepatan rencana untuk jalan- jalan arteri lebih tinggi dibandingkan jalan

kolektor.

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

3. Kelandaian

Adanya tanjakan yang cukup curam dapat mengurangi laju kecepatan dan

bila tenaga tariknya tidak cukup, maka berat kendaraan ( muatan ) harus

dikurangi, yang berarti mengurangi kapasitas angkut dan mendatangkan medan

yang landai.

2. 2 Perencanaan Geometrik Jalan Raya

2.2.1 Perencanaan Alinemen Horizontal ( Trase Jalan )

Dalam perencanaan jalan raya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga

jalan raya itu dapat memberikan pelayanan optimum kepada pemakai jalan sesuai

dengan fungsinya.

Untuk mencapai hal tersebut harus memperhatikan perencanaan alinyemen

horizontal ( trase jalan ) yaitu garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta

yang disebut dengan gambar situasi jalan.

Trase jalan terdiri dari gabungan bagian lurus yang disebut tangen dan bagian

lengkung yang disebut tikungan. Untuk mendapatkan sambungan yang mulus antara

bagian lurus dan bagian tikungan maka pada bagian- bagian tersebut diperlukan suatu

bagian pelengkung peralihan yang disebut “spiral”.

Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian tikungan,

dimana terdapat gaya yang akan melemparkan kendaraan ke luar dari tikungan yang

disebut gaya sentrifugal.

Beradasarkan hal tersebut di atas, maka dalam perencanaan alinyemen pada

tikungan ini agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara,

maka perlu dipertimbangkan hal- hal berikut :

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

a. Ketentuan- ketentuan dasar

Pada perencanaan geometrik jalan, ketentuan- ketentuan dasar ini tercantum pada

daftar standar perencanaan geometric jalan merupakan syarat batas, sehingga

penggunaannya harus dibatasi sedemikian agar dapat menghasilkan jalan yang

cukup memuaskan.

b. Klasifikadi medan dan besarnya lereng (kemiringan)

Klasifikasi dari medan dan besar kemiringan adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Medan kemiringan (%)


Datar ( D ) 0 - 9.9
Bukit ( B ) 10 - 24.9
Gunung ( G ) > 25, 0

Tabel 2. 2 Tabel Klasifikasi Medan dan Besar Kemiringan

Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. P

2.2.2 Jenis- jenis Lengkungan Peralihan

Dalam suatu perencanaan alinyeman horizontal kita mengenal ada 3 macam

bentuk lengkung horizontal antara lain :

1. Full Circle

Bentuk tikungan ini adalah jenis tikungan yang terbaik dimana mempunyai

jari- jari besar dengan sudut yang kecil. Pada pemakaian bentuk lingkaran penuh,

batas besaran R minimum di Indonesia ditetapkan oleh Bina Marga sebagai

berikut :

10

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Kecepatan rencana Jari- jari lengkungan minimum

( km/ jam ) ( meter )


120 2000
100 1500
80 1100
60 700
40 300
30 100

Tabel 2. 3 Tabel Jari- jari Lengkung Minimum dan kecepatan rencana

Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, NOVA

Gambar Lengkung Peralihan :

PI
1
TC

Ec

L
CT
TC

1/2
1/2
R R

Gambar 2. 1 Full Circle

11

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Keterangan :

PI = Nomor Station ( Point of Interaction )

R = Jari- jari tikungan ( meter )

Δ = Sudut tangen ( o )

TC = Tangent Circle

CT = Circle Tangen

T = Jarak antara TC dan PI

L = Panjang bagian tikungan

E = Jarak PI ke lengkung peralihan

Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, PEDC Bandung

Perhitungan Data Kurva

Ls = 0

R
Et = x R
1
Cos /2 Δ

Ts = Rx tan 1/2 Δ

ΔC
Lc = x 2πR
360

Syarat Pemakaian :

a. Tergantung dari harga V rencana

b. Δ C = 0

c. Lc = 20
12

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

2. Spiral – Circle - spiral ( S – C – S )

Lengkung spiral pada tikungan jenis S - C – S ini adalah peralihan dari

bagian tangen ke bagian tikungan dengan panjangnya diperhitungkan perubahan

gaya sentrifugal.

Adapun jari- jari yang diambil adalah sesuai dengan kecepatan rencana yang

ada pada daftar I perencanaan geometric jalan raya.

Gambar 2. 2 Spiral Circle Spiral

Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, PEDC. Bandung

Keterangan :

Ts = Titik perubahan dari tangen ke spiral

SL = Titik Perubahan dari spiral ke Lingkaran

L = Panjang Bagian spiral ke Tengah

TC = Tangen Circle

ST = Perubahan dari spiral ke tangen

Ls = Panjang total spiral dari Ts sampai SL

Δ = Sudut lengkungan

Tt = Panjang tangen total yaitu jarak antara RP dan ST


13

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Et = Jarak tangen total yaitu jarak antara RP dan titik tangen busur

lingkaran

Perhitungan Data Kurva

Dari Tabel J. Bernett diperoleh nilai e dan Ls

VV3 3 V.V.e e
Ls
Lsmin
min ==0,0,022
022xx - - 2,2,727
727
R.R.CC CC

28,
28,648
648. Ls
. Ls
θsθs ==

RR

ΔΔCC == ΔΔ- - 22θsθs

ΔΔCC
Lc
Lc == xx 22ππRR
360
360

PP == Ls
Ls xx P*
P*

KK == LsLs xx K*
K*

TtTt == ( (RR++ PP) )tgtg½½ΔΔ++KK

( (RR++PP) )
EtEt == - -RR
Cos
Cos½½ΔΔ

14

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Syarat Pemakaian :

a. Ls min ≤ Ls

b. Apabila R untuk circle tidak memenuhi untuk kecepatan tertentu

c. Δ C > 0

d. Lc > 20

e. L = 2 Ls + Lc < 2 Tt

Catatan :

 Untuk mendapatkan nilai P* dan K* dapat dilihat pada tabel

J. Bernett berdasarkan nilai θs yang didapatkan.

 Nilai c adalah nilai untuk perubahan kecepatan pada tikungan

= 0, 4 m/ detik.

3. Spiral – Spiral ( S – S )

Penggunaan lengkung spiral – spiral dipakai apabila hasil perhitungan pada

bagian lengkung S – C – S tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bentuk

tikungan ini dipergunakan pada tikungan yang tajam.

ST

TS

K ES
SC SC
P Os P
TS Os

RC RC
RC

15

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Gambar 2. 3 Spiral – spiral

Perhitungan Data Kurva

ΔΔCC==00

Θs
Θs==½½ΔΔ

Θs
Θs. R
.R
LsLs==

28,648
28,648

Lc
Lc==22LsLs

PP == LsLs. P*
. P*

KK==LsLs. .K*
K*

TtTt==( (RR++PP) )tgtg½½ΔΔ++KK

( (RR. P
. P) )
EtEt== - -RR
Cos
Cos½½ΔΔ

Syarat Pemakaian :

Kontrol perhitungan 2 Ls < 2 Tt

2. 2. 3 Penampang Melintang

Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan tegak lurus pada as

jalan yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian- bagian jalan yang
16

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

bersangkutan dalam arah melintang. Maksud dari penggambaran profil melintang

disamping untuk memperlihatkan bagian- bagianjalan juga untuk membantu dalam

menghitung banyaknya galian dan timbunan sesuai dengan rencana jalan dengan

menghitung luas penampang melintang jalan.

2. 2. 4 Kemiringan pada Tikungan ( Super Elevasi )

Pada suatu tikungan jalan, kendaraan yan lewat akan terdorong keluar secara

radial oleh gaya sentrifugal yang diimbangi oleh :

 Komponen yang berkendaraan yang diakibatkan oleh adanya super

elevasi dari jalan

 Gesekan samping antara berat kendaraan dengan perkerasan jalan.

Kemiringan superelevasi maksimim terdapat pada bagian busur tikungan

sehingga perlu diadakan perubahan dari kemiringan maksimum berangsur- angsur ke

kemiringan normal.

Dalam melakukan perubahan pada kemiringan melintang jalan, kita mengenal

tiga metode pelaksanaan, yaitu :

a. Mengambil sumbu as jalan sebagai sumbu putar

Gambar 2. 4 Sumbu as jalan sebagai sumbu putar

b. Mengambil tepi dalam jalan sebagai sumbu putar

Gambar 2. 5 Tepi jalan sebagai sumbu putar

17

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

c. Mengambil tepi luar jalan sebagai sumbu putar

Gambar 2. 6 Tepi luar jalan sebagai sumbu putar

Sedangkan bentuk – bentuk dari diagram superelevasi adalah sebagai berikut

1. Diagram superelevasi pada F – C

I II III

- e max kanan

- e max kiri

Bagian lurus Bagian Lengkung Bagian lurus

+en -en 0% -en e maks.

Potongan I Potongan II Potongan II

Gambar 2. 7 Diagram superelevasi pada F –

18

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

2. Diagram superelevasi pada S – C - S

I II III - e max kanan

- e max kiri

Potongan I Potongan II Potongan III

Gambar 2. 8 Diagram superelevasi pada S – C – S

3. Diagram superelevasi pada S – S

TS SC=CS TS

Kiri

Sb.Jln

-2% Kanan -2%

LS L

Gambar 2. 9 Diagram Superelevasi pada S – S

19

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

2. 2. 5 Pelebaran Perkerasan pada Tikungan ( Widening )

Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan tetap sama, baik pada

bagian lurus maupun tikungan, prlu diadakan pelebaran pada perkerasan tikungan.

Pelebaran perkerasan pada tikungan tergantung pada :

a. Jari- jari tikungan ( R )

b. Sudut tikungan ( Δ )

c. Kecepatan Tikungan ( Vr )

Rumus Umum :

B = n ( b’ + C ) + ( n – 1 ) Td + Z

Dimana :

B = lebar perkerasan pada tikungan ( m )

n = jumlah jalur lalu lintas

b’ = lebar lintasan truk pada tikungan

Td = lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

C = kebebasan samping ( 0, 8 ) m

Rumus :

b'b' == 2,2,44++RR- - RR2 2 - - PP2 2

Td RR2 2++AA( (22PP++AA) )––RR


Td ==

0,0,0105
0105. Vr
. Vr
ZZ == 20
RR
Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA
( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Dimana :

R = jari- jari tikungan

P = jarak ban muka dan ban belakang ( 6, 1 )

A = jarak ujung mobil dan ban depan ( 1, 2 )

Vr = keecepatan rencana

Rumus :

W = B - L

Dimana :

B = lebar jalan

L = lebar badan jalan ( Kelas II B = 7, 0 )

Syarat :

Bila B ≤ 7 tidak perlu pelebaran

Bila B > 7 perlu pelebaran

2. 3 Alinement Vertikal ( Profil Memanjang )

Alinement vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertical

melalui sumbu jalan. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka

yanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan naik atau

turun dan bermuatan penuh.

Pada alinyemen vertical bagian yang kritis adalah pada bagian lereng, dimana

kemampuan kendaraan dalam keadaan pendakian dipengaruhi oleh panjang kritis,

landai dan besarya kelandaian. Maka berbeda dengan alinyemen horizontal, disini

tidak hanya pada bagian lengkung, tetapi penting lurus yang pada umumnya

merupakan suatu kelandaian.


21

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

2. 3. 1 Landai Maksimum dan Panjang Maksimum Landai

Landai jalan adalah suatu besaran untuk menunjukkan besarnya kenaikan atau

penurunan vertical dalam satu satuan jarak horizontal ( mendatar ) dan biasanya

dinyatakan dalam persen ( % ).

Maksud dari panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat diterima

kendaraan tanpa mengakibatkan penurunan kecepatan truck yang cukup berarti.

Dimana untuk panjang kelandaian cukup panjang dan mengakibatkan adanya

pengurangan kecepatan maksimum sebesar 30 – 50 % kecepatan rencana selama satu

menit perjalanan.

Kemampuan kendaraan pada kelandaian umumnya ditentukan oleh kekuatan

mesin dan bagian mekanis dari kendaraan tersebut. Bila pertimbangan biaya menjadi

alasan untuk melampaui panjang kritis yang diizinkan, maka dapat diterima dengan

syarat ditambahkan jalur khusus untuk kendaraan berat.

Syarat panjang kritis landai maksimum tersebut adalah sebagai berikut :

Landai maksimum (%) 3 4 5 6 7 8 10 12


Panjang Kritis 400 330 250 200 170 150 135 120
Tabel 2. 4 Syarat Panjang Kritis Landai Maksimum

Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU

2. 3. 2 Lengkung Vertikal

Pada setiap penggantian landai harus dibuat lengkung vertical yang memenuhi

keamanan, kenyamanan, dan drainage yang baik. Lengkung vertical yang digunakan

adalah lengkung parabola sederhana. Lengkung vertical adalah suatu perencanaan

alinyemen vertical untuk membuat suatu jalan tidak terpatah- patah.

22

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

a. Lengkung vertical cembung

½ LV ½ LV

½ LV

½ LV

Gambar 2. 10 Lengkung Vertikal Cembung

b. Lengkung vertical cekung

½ LV ½ LV

½ LV ½ LV

23

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Gambar 2. 11 Lengkung Vertikal Cekung

Pada lengkung vertical cembung yang mempunyai tanda ( + ) pada

persamaannya dan lengkung vertical cekung yang mempunyai tanda ( - ) pada

persamaannya. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Pada alinyemen vertical tidak selalu dibuat lengkungan dengan jarak pandangan

menyiap, tergantung pada medan, klasifikasi jalan, dan biaya.

b. Dalam menentukan harga A = G1 – G2 terdapat 2 cara dalam penggunannya, yaitu

 Bila % ikut serta dihitung maka rumus yang dipergunakan adalah seperti di

atas.

 Bila % sudah dimasukkan dalam rumus, maka rumus menjadi :

G1 - G2
y =
300

2. 3. 3 Jarak Pandang

Jarak pandang adalaha jarak dimana pengemudi dapat melihat benda yang

menghalanginya, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dalam

batas mana pengemudi dapat melihat dan menguasai kendaraan pada satu

jalur lalu lintas. Jarak pandang bebas ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

a. Jarak Pandang Henti ( dh )

Jarak pandang henti adalah jarak pandang minimum yang diperlukan

pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat

adanya rintangan pada jalur yang dilaluinya. Jarak ini merupakan dua jarak yang

24

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

ditempuh sewaktu melihat benda hingga menginjak rem dan jarak untuk berhenti

setelah menginjak rem.

Rumus :

dhdh ==dpdp++drdr

dpdp == 0,0,287
287. V
. V. tr
. tr

2
VV 2
drdr ==
254
254( (fm
fm±±LL) )

Dimana :

dh = jarak pandang henti

dp = jarak yang ditempuh kendaraan dari waktu melihat benda

dimana harus berhenti sampai menginjak rem

dr = jarak rem

Vr = kecepatan rencana ( km/ jam )

L = kelandaian

Fm = koefisien gesek maksimum

= - 0, 000625 . Vr + 0, 19

(+) = pendakian

(-) = penurunan

b. Jarak Pandang Menyiap ( dm )

Jarak pandang menyiap adalah jarak yang dibutuhkan untuk menyusul

kendaraan lain yang digunakan hanya pada jalan dua jalur. Jarak pandang
25

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

menyiap dihitung berdasarkan panjang yang diperlukan untuk melakukan

penyiapan secara normal dan aman.

Jarak pandang menyiap ( dm ) untuk dua jalur dihitung dari penjumlahan

empat jarak.

Rumus :

Dm = dl + d2 + d3 +
d4

Dimana :

dl = jarak yang ditempuh selama kendaraan menyiap

= 0,278. tr ( V – m + ½ . a. tr )

d2 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan menyiap selama dijalur

kanan

= 0, 278 . Vr. t2

d3 = jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan

yang datang

d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dating


2
= /3 . d2

V = kecepatan rencana

tr = waktu ( 3, 7 – 4, 3 ) detik

t2 = waktu ( 9, 3 – 10, 4 ) detik

m = perbedaan kecepatan ( 15 km/ jam )

a = percepatan rata- rata ( 2, 26 – 2, 36 )

26

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

B A B III

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN

Berdasarkan Standar Specification For Geometric Design Of Runal Highway

( Perncanaan Geometrik Jalan Raya ) no 13/1970 DIRJEN Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik serta Kondisi Jalan Berbukit, maka diperoleh

daftar standar perencanaan geometric jalan sebagai berikut :

Klasifikasi Jalan Keterangan


Kecepatan rencana ( km/jam ) 50 km/jam
Lebar perkrasan ( m )
Lereng melintang perkerasan
Jenis lapisan permukaan jalan
Miring tikungan maksimum
Jari – jari lengkung minimum ( m )
Landai maksimum

Tabel 3.1. Elevasi Patok


No Patok Elevasi ( m )
A 245
P1 215
P2 195
P3 170
P4 155
P5 155
P6 150
P7 150
P8 165
P9 190
P10 185
P11 180
P12 185
P13 195
P14 195
P15 175
P16 180
P17 195
P18 195
P19 220
27

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

P20 245
P21 250
P22 250
B/P23 250
P24 250
P25 250
P26 250
P27 215
P28 230
P29 230
P30 230
P31 240
P32 245
P33 250
P34 240
P35 235
P36 195
P37 190
C/P38 185
A. Contoh Perhitungan Kelandaian Tanah Asli
Dik : Elevasi PA = 245 m
: Elevasi P1 = 215 m
: Jarak PA – P1 = 250 m
Dit : ∆elevasi dan kelandaian (%) ?
a. Mencari ∆elevasi
∆elevasi = Elevasi P1 - Elevasi PA
= 215 – 245 = -30
b. Mencari Kelandaian
elevasi
Kelandaian (%) = x100
jarak

 30
= x100
250
= -12%
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 3.2. Kelandaian Jalan Tanah Asli
No Patok Letak Stasioning Jarak ( m ) Elevasi ( m ) Delta elevasi Kelandaian ( % )
A 0 0 245
P1 250 250 215 -30 -12
P2 500 250 195 -20 -8
P3 750 250 170 -25 -10
P4 1000 250 155 -15 -6
P5 1250 250 155 0 0
P6 1500 250 150 -5 -2
P7 1625 125 150 0 0
P8 1875 250 165 15 6
P9 2125 250 190 25 10
28

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

P10 2375 250 185 -5 -2


P11 2625 250 180 -5 -2
P12 2875 250 185 5 2
P13 3125 250 195 10 4
P14 3375 250 195 0 0
P15 3625 250 175 -20 -8
P16 3750 125 180 5 4
P17 4000 250 195 15 6
P18 4250 250 195 0 0
P19 4500 250 220 25 10
P20 4750 250 245 25 10
P21 5000 250 250 5 2
P22 5250 250 250 0 0
P23/B 5500 250 250 0 0
P24 5750 250 250 0 0
P25 6000 250 250 0 0
P26 6250 250 250 0 0
P27 6500 250 215 -35 -14
P28 6750 250 230 15 6
P29 6875 125 230 0 0
P30 7125 250 230 0 0
P31 7375 250 240 10 4
P32 7625 250 245 5 2
P33 7750 125 250 5 4
P34 8000 250 240 -10 -4
P35 8250 250 235 -5 -2
P36 8500 250 195 -40 -16
P37 8750 250 190 -5 -2
P38/C 9000 250 185 -5 -2

Tabel 3.3. kelandaian Jalan Rencana


No Patok Letak Stasioning Jarak ( m ) Elevasi ( m ) Delta elevasi Kelandaian ( % )
A 0 0 198.900
P1 250 250 190.000 -8.900 -3.560
P2 500 250 181.100 -8.900 -3.560
P3 750 250 172.200 -8.900 -3.560
P4 1000 250 163.800 -8.400 -3.360
P5 1250 250 154.900 -8.900 -3.560
P6 1500 250 154.900 0.000 0.000
P7 1625 125 154.900 0.000 0.000
P8 1875 250 164.900 10.000 4.000
P9 2125 250 174.900 10.000 4.000
P10 2375 250 185.000 10.100 4.040
P11 2625 250 185.000 0.000 0.000
P12 2875 250 185.000 0.000 0.000
P13 3125 250 190.000 5.000 2.000
P14 3375 250 195.000 5.000 2.000
P15 3625 250 195.000 0.000 0.000
P16 3750 125 195.000 0.000 0.000
P17 4000 250 195.000 0.000 0.000
P18 4250 250 195.000 0.000 0.000
P19 4500 250 208.800 13.800 5.520

29

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

P20 4750 250 222.500 13.700 5.480


P21 5000 250 236.200 13.700 5.480
P22 5250 250 243.100 6.900 2.760
B/P23 5500 250 250.000 6.900 2.760
P24 5750 250 250.000 0.000 0.000
P25 6000 250 250.000 0.000 0.000
P26 6250 250 250.000 0.000 0.000
P27 6500 250 240.000 -10.000 -4.000
P28 6750 250 230.000 -10.000 -4.000
P29 6875 125 230.000 0.000 0.000
P30 7125 250 230.000 0.000 0.000
P31 7375 250 230.000 0.000 0.000
P32 7625 250 230.000 0.000 0.000
P33 7750 125 230.000 0.000 0.000
P34 8000 250 221.000 -9.000 -3.600
P35 8250 250 212.000 -9.000 -3.600
P36 8500 250 203.000 -9.000 -3.600
P37 8750 250 194.000 -9.000 -3.600
C/P38 9000 250 185.000 -9.000 -3.600

30

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

3.1. Perhitungan Alinyemen Horizontal


a. Tikungan 1
Diketahui
Vrencana : 50 km/jam
 : 41o
Emaks : 10 % ( metode bina marga )

Koefisien gesekan maksimum ( fm )


fm = -0,00065V + 0,192
= -0,00065 x 50 + 0,192
= 0,160
Jari – jari lengkung minimum ( Rmin )
V2
Rmin =
127.(emaks  f m )

50 2
=
127.(0,1  0,160)

= 75,712 m
Dicoba type S – C - S
Untuk jalan rencana , dicoba R = 110 m
Dari table panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (
bina marga ) diperoleh e = 0,091, panjang lengkung spiral ( Ls ) = 60 m
Ls
 s = x360
4R
60
= 4.3,14.110 x360

= 15,634
Sudut pusat dari busur lingkaran (  c )
 c =  - 2 s

= 41 – ( 2 x 15,634 )

31

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

= 9,732o

Panjang bagian tikungan ( Lc )


c
Lc = x 2 R
360
9,732
= x 2 x 3,14 x 110
360
= 18,675 m

L = 2Ls + Lc
= 2 x 60 + 18,675
= 138,675 m
Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent ( yc )
2
Ls
yc =
6R
60 2
=
6.110
= 5,455 m
Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent ( xc )
3
Ls
xc = Ls -
40R 2
60 3
= 60 -
40.110 2
= 59,554 m
Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent ( P )
P = yc – R ( 1 – cos  s )
= 5,455 – 110 ( 1- cos 15,634 )
= 1,385 m
Jarak antara Ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser ( K )
K = Xc – R . sin  s

= 59,554 – 110 x sin 15,634

32

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

= 29,910
Titik perubahan dari tangent ke spiral ( Ts )
Ts = ( R + P ) tan ½  + K
= ( 110 + 1,385 ) tan ½ 41 + 29,910
= 79,222
Jarak ekternal total
Es = ( R + P ) sec ½  - R
= ( 110 + 0,752 ) sec ½ 41 – 110
= 134,387 m
Kontrol type tikungan
L  2Ts
138,675  2 x 79,222
138,675  158,443 OK
Jadi Type Tikungan ini adalah “ S – C – S “ ( Spiral – Circle – Spiral )

b. Tikungan 2
Diketahui
Vrencana : 50 km/jam
 : 35o
Emaks : 10 % ( metode bina marga )

Koefisien gesekan maksimum ( fm )


fm = -0,00065V + 0,192
= -0,00065 x 50 + 0,192
= 0,160
Jari – jari lengkung minimum ( Rmin )
V2
Rmin =
127.(emaks  f m )

50 2
=
127.(0,1  0,160)

= 75,712 m
Dicoba type S – C - S
Untuk jalan rencana , dicoba R = 119 m
33

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Dari table panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (
bina marga ) diperoleh e = 0,087, panjang lengkung spiral ( Ls ) = 50 m

Ls
 s = x360
4R
60
= 4.3,14.119 x360

= 14,452
Sudut pusat dari busur lingkaran (  c )
 c =  - 2 s

= 35 – ( 2 x 14,452 )
= 6,096o
Panjang bagian tikungan ( Lc )
c
Lc = x 2 R
360
6,096
= x 2 x 3,14 x 119
360
= 12,655 m

L = 2Ls + Lc
= 2 x 60 + 12,655
= 132,655 m
Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent ( yc )
2
Ls
yc =
6R
60 2
=
6.119
= 5,042 m
Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent ( xc )
3
Ls
xc = Ls -
40R 2
60 3
= 60 -
40.119 2
34

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

= 59,619 m
Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent ( P )
P = yc – R ( 1 – cos  s )
= 5,042 – 119 ( 1- cos 14,452 )
= 1,276 m
Jarak antara Ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser ( K )
K = Xc – R . sin  s

= 59,619 – 119 x sin 14,452


= 29,920
Titik perubahan dari tangent ke spiral ( Ts )
Ts = ( R + P ) tan ½  + K
= ( 119 + 1,276 ) tan ½ 35 + 29,920
= 76,506
Jarak ekternal total
Es = ( R + P ) sec ½  - R
= (119 + 1,276) sec ½ 35 – 119
= 161,847 m
Kontrol type tikungan
L  2Ts
132,655  2 x 76,506
132,655  153,013 OK
Jadi Type Tikungan ini adalah “ S – C – S “ ( Spiral – Circle – Spiral )

c. Tikungan 3
Diketahui
Vrencana : 50 km/jam
 : 71o
Emaks : 10 % ( metode bina marga )

Koefisien gesekan maksimum ( fm )


fm = -0,00065V + 0,192
= -0,00065 x 50 + 0,192
= 0,160
35

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Jari – jari lengkung minimum ( Rmin )


V2
Rmin =
127.(emaks  f m )

50 2
=
127.(0,1  0,160)

= 75,712 m
Dicoba type S – C - S
Untuk jalan rencana , dicoba R = 85 m
Dari table panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (
bina marga ) diperoleh e = 0,099, panjang lengkung spiral ( Ls ) = 60 m
Ls
 s = x360
4R
60
= 4.3,14.85 x360

= 20,232
Sudut pusat dari busur lingkaran (  c )
 c =  - 2 s

= 71 – ( 2 x 20,232 )
= 30,536o
Panjang bagian tikungan ( Lc )
c
Lc = x 2 R
360
30,536
= x 2 x 3,14 x 85
360
= 45,278 m

L = 2Ls + Lc
= 2 x 60 + 45,278
= 165,278 m
Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent ( yc )
2
Ls
yc =
6R
60 2
=
6.85

36

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

= 7,059 m

Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent ( xc )


3
Ls
xc = Ls -
40R 2
60 3
= 60 -
40.85 2
= 59,253 m
Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent ( P )
P = yc – R ( 1 – cos  s )
= 7,059 – 85 ( 1- cos 20,232)
= 1,815 m
Jarak antara Ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser ( K )
K = Xc – R . sin  s

= 59,253 – 85 x sin 20,232


= 58,909
Titik perubahan dari tangent ke spiral ( Ts )
Ts = ( R + P ) tan ½  + K
= ( 85 + 1,815 ) tan ½ 71 + 58,909
= 185,786
Jarak ekternal total
Es = ( R + P ) sec ½  - R
= ( 85 + 1,815 ) sec ½ 71 – 85
= 87,467 m
Kontrol type tikungan
L  2Ts
165,278  2 x 185,786
165,278  371,572 OK
Jadi Type Tikungan ini adalah “ S – C – S “ ( Spiral – Circle – Spiral )

37

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

d. Tikungan 4
Diketahui
Vrencana : 50 km/jam
 : 32o
Emaks : 10 % ( metode bina marga )

Koefisien gesekan maksimum ( fm )


fm = -0,00065V + 0,192
= -0,00065 x 50 + 0,192
= 0,160
Jari – jari lengkung minimum ( Rmin )
V2
Rmin =
127.(emaks  f m )

50 2
=
127.(0,1  0,160)

= 75,712 m
Dicoba type S – C - S
Untuk jalan rencana , dicoba R = 119 m
Dari table panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (
bina marga ) diperoleh e = 0,087, panjang lengkung spiral ( Ls ) = 50 m
Ls
 s = x360
4R
60
= 4.3,14.119 x360

= 14,452
Sudut pusat dari busur lingkaran (  c )
 c =  - 2 s

= 32 – ( 2 x 14,452 )
= 3,096o
Panjang bagian tikungan ( Lc )

38

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

c
Lc = x 2 R
360
3,096
= x 2 x 3,14 x 119
360
= 6,427 m

L = 2Ls + Lc
= 2 x 60 + 6,427
= 126,427 m
Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent ( yc )
2
Ls
yc =
6R
60 2
=
6.119
= 5,042 m
Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent ( xc )
3
Ls
xc = Ls -
40R 2
60 3
= 60 -
40.119 2
= 59,619 m
Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent ( P )
P = yc – R ( 1 – cos  s )
= 5,042 – 119 ( 1- cos 14,452 )
= 1,276 m
Jarak antara Ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser ( K )
K = Xc – R . sin  s

= 59,619 – 119 x sin 14,452


= 29,920
Titik perubahan dari tangent ke spiral ( Ts )
Ts = ( R + P ) tan ½  + K
= ( 119 + 1,276 ) tan ½ 32 + 29,920
= 72,155

39

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Jarak ekternal total


Es = ( R + P ) sec ½  - R
= (119 + 1,276) sec ½ 35 – 119
= 161,847 m
Kontrol type tikungan
L  2Ts
126,427  2 x 72,155
126,427  144,310 OK
Jadi Type Tikungan ini adalah “ S – C – S “ ( Spiral – Circle – Spiral )

e. Tikungan 5
Diketahui
Vrencana : 50 km/jam
 : 50o
Emaks : 10 % ( metode bina marga )

Koefisien gesekan maksimum ( fm )


fm = -0,00065V + 0,192
= -0,00065 x 50 + 0,192
= 0,160
Jari – jari lengkung minimum ( Rmin )
V2
Rmin =
127.(emaks  f m )

50 2
=
127.(0,1  0,160)

= 75,712 m
Dicoba type S – C - S
Untuk jalan rencana , dicoba R = 110 m
Dari table panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (
bina marga ) diperoleh e = 0,091, panjang lengkung spiral ( Ls ) = 60 m
Ls
 s = x360
4R

40

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

60
= 4.3,14.110 x360

= 15,634

Sudut pusat dari busur lingkaran (  c )


 c =  - 2 s

= 50 – ( 2 x 15,634 )
= 18,732o
Panjang bagian tikungan ( Lc )
c
Lc = x 2 R
360
18,372
= x 2 x 3,14 x 110
360
= 35,254 m

L = 2Ls + Lc
= 2 x 60 + 35,254
= 155,254 m
Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent ( yc )
2
L
yc = s
6R
60 2
=
6.110
= 5,455 m
Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent ( xc )
3
Ls
xc = Ls -
40R 2
60 3
= 60 -
40.110 2
= 59,554 m
Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent ( P )
P = yc – R ( 1 – cos  s )
41

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

= 5,455 – 110 ( 1- cos 15,634 )


= 1,385 m
Jarak antara Ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser ( K )
K = Xc – R . sin  s

= 59,554 – 110 x sin 15,634


= 29,910
Titik perubahan dari tangent ke spiral ( Ts )
Ts = ( R + P ) tan ½  + K
= ( 110 + 1,385 ) tan ½ 50 + 29,910
= 93,314
Jarak ekternal total
Es = ( R + P ) sec ½  - R
= ( 110 + 0,752 ) sec ½ 50 – 110
= 127,885 m
Kontrol type tikungan
L  2Ts
155,254  2 x 93,314
155,254  186,628 OK
Jadi Type Tikungan ini adalah “ S – C – S “ ( Spiral – Circle – Spiral )

42

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

3.2. Pelebaran Pada Tikungan


Rumus :

B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z


b’ = 2,4 + R  R 2  P 2 

Td =
R 2  A(2 P  A)  R

0,105. Vr
Z 
R

Dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
b’ = Lebar lintasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lau lintas
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
C = Kebebasan samping (0,8 m)
P = Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m
A = Jarak ujung mobil dan ban depan = 1,2 m
Vr = Kecepatan rencana
R = Jari-jari tikungan

Rumus : W = B -
43

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Dimana :
B = Lebar Total
L = Lebar badan jalan (2x3,6 = 7,2 m)

a. Tikungan 1 dan 5
R = 110 m
Vr = 60 km/jam
b’ 
= 2,4 + R  R 2  P 2 

 2,4  110  (110) 2  (6,1) 2 
= 2,469 m
Td = R 2  A(2 P  A)  R

 (110 ) 2  1,2( 2.6,1  1,2 )  110

= 0,073 m
0,105V R
Z =
R
0,105 x50

110
= 0,501 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z
 2(2,469  0,8)  (2  1)0,073  0,501

= 7,212 m > 7,2 m


W = B - L
= 7,212 - 7,2
= 0,012 m (Penambahan lebar tikungan)

b. Tikungan 2 dan 4
R = 119 m
Vr = 60 km/jam
b’ 
= 2,4 + R  R 2  P 2 
44

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1


 2,4  119  (119) 2  (6,1) 2 
= 2,556 m
Td = R 2  A(2 P  A)  R

 (119 ) 2  1,2( 2.6,1  1,2 )  119

= 0,068 m
0,105V R
Z =
R
0,105 x50

119
= 0,481 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z
 2( 2,556  0,8)  ( 2  1)0,068  0,481

= 7,358 m > 7,2 m


W = B - L
= 7,358 - 7,2
= 0,158 m (Penambahan lebar tikungan)

c. Tikungan 3
R = 85 m
Vr = 60 km/jam
b’ 
= 2,4 + R  R 2  P 2 

 2,4  85  (85) 2  (6,1) 2 
= 2,619 m
Td = R 2  A(2 P  A)  R

 (85) 2  1,2( 2.6,1  1,2 )  85

= 0,095 m
0,105V R
Z =
R
0,105 x50

85
= 0,569 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z

45

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

 2(2,619  0,8)  (2  1)0,095  0,569

= 7,616 m > 7,2 m


W = B - L
= 7,616 - 7,2
= 0,416 m (Penambahan lebar tikungan)
3.3. Perhitungan Kebebasan Samping Pada Tikungan
a. Tikungan 1 dan 5
Diketahui :
V = 50 km/jam
R = 110 m
JPH (S) = 65 m

S<L
m = R ( 1 – cos  )

90.S
 =
R
90 x 65
= 3,14 x110

= 16,937o

m = R ( 1 – cos  )
= 110 x ( 1 – cos 16,937 )
= 4,771 m

Jadi Kebebasan Samping Pada Tikungan Adalah = 4,771 m

b. Tikungan 2 dan 4
Diketahui :
V = 50 km/jam
R = 119 m
JPH (S) = 65 m

46

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

S<L
m = R ( 1 – cos  )

90.S
 =
R
90 x 65
= 3,14 x119

= 15,656o

m = R ( 1 – cos  )
= 119 x ( 1 – cos 15,656 )
= 4,415 m

Jadi Kebebasan Samping Pada Tikungan Adalah = 4,415 m

c. Tikungan 3
Diketahui :
V = 50 km/jam
R = 85 m
JPH (S) = 65 m

S<L
m = R ( 1 – cos  )

90.S
 =
R
90 x 65
= 3,14 x85

= 21,918o

m = R ( 1 – cos  )
= 85 x ( 1 – cos 21,918 )
= 6,144 m

47

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

Jadi Kebebasan Samping Pada Tikungan Adalah = 6,144 m

3.4. Perhitungan Alinyemen Vertikal


a. Alinyemen 1

3,6%

0%
1500 m 625 m

A = g1 – g2
= -3,5 – 0
= -3,6 ( lengkung vertical cekung )
Panjang lengkung
1. Berdasarkan bentuk visual lengkung ( minimum )
A.V
L =
380
3,6 x50
=
380
= 0,474 m
2. Berdasarkan kenyamanan perjalanan ( t = 3detik )
L = 0,833 x V
= 0,833 x 50
= 41,650
3. Berdasarkan grafik PPGJR ’70 untuk V = 50 km/jam dan A = 3,6, maka L =
30m
Dari 3 syarat diatas, dicba panjang lengkung L = 250 m
Persamaan lengkung

48

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

A
y = . X2
200 L
3,6
= . X2
200 x 250
= 0,00007X2

PLV PTV

PPV
1100 125 25 525

y 3,5%

250

y
= 3,6 %
250
y = 9

 Elevasi PLV = 210 - 9 = 201 m


 Elevasi PPV = 164,9 m
 Elevasi PTV = 164,9 m

b. Alinyemen 2

0%

4%

49

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

500 500

A = g1 – g2
= 4–0
= 4 ( lengkung vertical cembung )
Panjang lengkung
1. Berdasarkan kebutuhan drainase
L = 50 x A
= 50 x 4
= 200 m
2. Berdasarkan kenyamanan perjalanan ( t = 3detik )
L = 0,833 x V
= 0,833 x 50
= 41,650
3. Berdasarkan grafik PPGJR ’70 untuk V = 50 km/jam dan A = 4, maka L = 30 m
4. Berdasarkan uji jarak pandangan untuk V = 50 km/jam
JPH ( S ) = 65 m
h1 = 1,2 m
h2 = 0,1 m
5. Kontrol terhadap jarak pandangan ( S < L )
As 2
L =
100( 2h1  2 h2 ) 2

4 x 65 2
=
100( 2.1,2  2.0,1) 2

= 42,419 m
Lminimum berdasarkan uji tersebut adalah = 42,419 m
Dicoba L = 250 m
Persamaan lengkung
50

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

A
y = . X2
200 L
4
= . X2
200.250
= 0,00008 X2

PPV PTV
PLV

600 150 100 400

4%
y
250
y
= 4%
250
y = 10

 Elevasi PLV = 174,9 + 10 = 184,9 m


 Elevasi PPV = 185 m
 Elevasi PTV = 185 m

51

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

c. ALinyemen 3

2% 0%

500 875

A = g1 – g2
= 2–0
= 2 ( lengkung vertical cembung )
Panjang lengkung
1. Berdasarkan kebutuhan drainase
L = 50 x A
= 50 x 2
= 100 m
2. Berdasarkan kenyamanan perjalanan ( t = 3detik )
L = 0,833 x V
= 0,833 x 50
= 41,650
3. Berdasarkan grafik PPGJR ’70 untuk V = 50 km/jam dan A = 2, maka L = 30 m
4. Berdasarkan uji jarak pandangan untuk V = 50 km/jam
JPH ( S ) = 65 m
h1 = 1,2 m
h2 = 0,1 m
5. Kontrol terhadap jarak pandangan ( S < L )
As 2
L =
100( 2h1  2 h2 ) 2
52

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

2 x 65 2
=
100( 2.1,2  2.0,1) 2

= 21,201 m
Lminimum berdasarkan uji tersebut adalah = 21,201 m
Dicoba L = 200 m

Persamaan lengkung
A
y = . X2
200 L
2
= . X2
200.250
= 0,00004 X2

PLV PPV PTV

350 150 100 775

2%
y
200

y
= 2%
250
y = 5m
 Elevasi PLV = 190 + 5 = 195 m
 Elevasi PPV = 195 m
 Elevasi PTV = 195 m

53

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

d. Alinyemen 4

2,7%

5,4%

750 500
A = g1 – g2
= 5,4 – 2,7
= 2,7 ( lengkung vertical cembung )
Panjang lengkung
6. Berdasarkan kebutuhan drainase
L = 50 x A
= 50 x 2,7
= 135 m
7. Berdasarkan kenyamanan perjalanan ( t = 3detik )
L = 0,833 x V
= 0,833 x 50
= 41,650
8. Berdasarkan grafik PPGJR ’70 untuk V = 50 km/jam dan A = 2, maka L = 35 m
9. Berdasarkan uji jarak pandangan untuk V = 50 km/jam
JPH ( S ) = 65 m
h1 = 1,2 m
h2 = 0,1 m
10. Kontrol terhadap jarak pandangan ( S < L )
54

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

As 2
L =
100( 2h1  2 h2 ) 2

2,7 x65 2
=
100( 2.1,2  2.0,1) 2

= 28,622 m
Lminimum berdasarkan uji tersebut adalah = 28,622 m
Dicoba L = 250 m

Persamaan lengkung
A
y = . X2
200 L
2,7
= . X2
200.250
= 0,000054 X2

PLV PPV PTV

625 125 125 375

5,4% y

125

2,7% y

125
y
= 5,4
125
y = 6,750 m

55

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

y
= 2,7%
125
y = 3,375

 Elevasi PLV = 208.8 + 6,750 = 215,550 m


 Elevasi PPV = 236,2 m
 Elevasi PTV = 234,1 + 3,375 = 237,475 m

e. Alinyemen 5
0%

4%

750 500
A = g1 – g2
= 0 – (-4)
= 4 ( lengkung vertical cekung )
Panjang lengkung
4. Berdasarkan bentuk visual lengkung ( minimum )
A.V
L =
380
4x50
=
380
= 0526 m
5. Berdasarkan kenyamanan perjalanan ( t = 3detik )
L = 0,833 x V
= 0,833 x 50
= 41,650
6. Berdasarkan grafik PPGJR ’70 untuk V = 50 km/jam dan A = 4, maka L = 30m
Dari 3 syarat diatas, dicba panjang lengkung L = 250 m
Persamaan lengkung
A
y = . X2
200 L
56

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

4
= . X2
200 x 250
= 0,0008X2

PTV PPV
PLV

625 125 125 375

y 4%

250
y
= 4%
250
y = 10

 Elevasi PLV = 230 – 10 = 220 m


 Elevasi PPV = 250 m
 Elevasi PTV = 250 m

f. Alinyemen Vertikal 6

0%
3,6%

57

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

1000 1250

A = g1 – g2
= 0 – (-3,6)
= 3,6 ( lengkung vertical cekung )

Panjang lengkung

1. Berdasarkan bentuk visual lengkung ( minimum )


A.V
L =
380
3,6 x50
=
380
= 0,474 m
2. Berdasarkan kenyamanan perjalanan ( t = 3detik )
L = 0,833 x V
= 0,833 x 50
= 41,650
3. Berdasarkan grafik PPGJR ’70 untuk V = 50 km/jam dan A = 3,6, maka L = 30
m
Dari 3 syarat diatas, dicba panjang lengkung L = 250 m
Persamaan lengkung
A
y = . X2
200 L
3,6
= . X2
200 x 250
= 0,00007X2

PTV PPV PLV

58

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

850 150 100 1150

y 3,6%

250

y
= 3,6%
250
y = 9m

 Elevasi PLV = 185 – 9 = 176 m


 Elevasi PPV = 230 m
 Elevasi PTV = 230 m

59

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )
Tugas Besar
Teknik Jalan Raya 1

3.5. Perhitungan Galian dan Timbunan

60

Jurusan Teknik Sipil UNRAM NONIK NURAIDA


( F1A009102 )

Anda mungkin juga menyukai