Air
tersebut bisa berasal dari hujan atau aktivitas rumah tangga seperti mandi dan
mencuci. Namun, pengertian ini tidak sepenuhnya benar.
Menurut pakar, Dr. Ir. Suripin, M. Eng, drainase ialah mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan kelebihan air. Sistem ini meliputi jaringan di
permukaan (melalui saluran) maupun di dalam tanah (melalui pipa). Sistem drainase
juga mencakup tanggul dan area penangkap air seperti danau, sungai, serta anak
sungai.
Saluran Drainase
Saluran drainase yang umum kita ketahui ialah got, parit, dan kanal. Ini merupakan
saluran drainase buatan manusia. Got yang biasa berada di depan rumah kita dan di
sepanjang jalan kecil, dengan lebar kurang dari 1 meter, merupakan saluran tersier.
Ada juga parit dengan lebar lebih dari satu meter. Saluran ini biasanya berada di
jalan-jalan besar. Kadang, sampai harus dipasangi jembatan. Jaringan ini termasuk ke
dalamsaluran sekunder.
Di Indonesia, saluran pembuangan air masih terdiri dari satu jenis. Artinya, air hujan
dan limbah rumah tangga melalui jalur yang sama. Di beberapa negara seperti
Singapura, saluran air limbah dibedakan kemudian diolah kembali menjadi air bersih.
Bentukan alam seperti sungai juga merupakan saluran drainase. Air yang berasal dari
saluran sekunder akan berujung pada kanal atau sungai yang merupakan saluran
primer. Selanjutnya, air akan mengalir ke laut.
Hubungannya dengan Banjir
Agar aliran air tetap lancar, jagalah saluran drainase. Salah satu masalah drainase
yang berasal dari manusia ialah membuang sampah sembarangan. Barang yang
dibuang ke saluran drainase kecil mungkin masih terbawa arus. Namun, sampah itu
akan terkumpul dengan sampah-sampah lainnya di satu titik kemudian menyumbat.
Membuang limbah cuci bekas deterjen dapat merangsang perkembangan
tumbuhan seperti Eceng Gondok di beberapa titik. Koloni ini kemudian menghalangi
jalannya air.
Pasir yang terbawa arus juga dapat menjadi masalah pada saluran kecil. Hal ini
kemudian menuntut normalisasi atau pembersihan saluran drainase.
Perubahan cuaca, kerusakan hutan, dan pembangunan pada Ruang Terbuka
Hijau(seperti taman) bisa menambah volume air di permukaan tanah. Ini karena
curah hujan yang masuk ke dalam tanah atau tersimpan di pohon menjadi sedikit.
Kalau sudah begini, ukuran saluran drainase tidak cukup lagi untuk mengalirkan air
hujan dalam waktu pendek. Faktor manusia dan alam tersebutlah yang dapat
menyebabkan banjir.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalambahasa Indonesia,
drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah ataugorong-gorong di bawah
tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan
banjir.[1]
Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang,
atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas.[2]
Drainase terbagi menjadi:[1]
drainase utama
drainase sekuder
drainase tersier
drainase laut
1. "jenis Drainase dan permasalahanya". Diakses pada 7 Mei 2010.
2. ^ Dr. Ir. Suripin, M. Eng (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan.
Andi Yogyakarta.
Sistem Drainase Sumur Resapan
Drainase Perkotaan - Analisis Genangan Air pada Saluran Drainase di Jalan
Balap Sepeda
Kamus Besar Bahasa Indonesia - KBBI Online
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan
/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi
berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan
terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh
penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu
diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa
bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. reklamasi
6. limbah sampah dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat
dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3. pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama
pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya
melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki
konservasi lingkungan.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air
hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
Drainase adalah salah satu fasilitas dasar bangunan air yang dirancang sebagai suatu
sistem yang dapat membuang dan mengurangi kelebihan air yang berasal dari
daerah terbuka maupun dari daerah terbangun, juga sebagai salah satu usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dari suatu kawasan tertentu agar lahan dapat
difungsikan secara maksimal. Dalam sebuah daerah drainase merupakan salah satu
prasarana umum yang sangat penting guna menciptakan suasana yang nyaman juga
bersih. Suatu sistem drainase yang baik sangatlah dibutuh kan didaerah perkotaan,
dikarenakan jumlah penduduk perkotaan yang sangat padat, maka seharusnya
mempunyai sistem perencanaan drainase yang sangat baik untuk menanggulangi
masalah air pembuangan, masalah erosi pada tanah dan kerusakan jalan serta untuk
mencegah terjadinya banjir.
Manfaat Drainase :
Mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan, tempat atau lahan, sehigga dapat
difungsikan secara optimal.
Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan memanfaatkan
sebesar-besarnya untuk imbuhan air tanah.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air/banjir.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang efektif.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada disekitar.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi banjir.
a. Sistem Drainase makro, disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama
(major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang
berskala besar dan luas seperti sungai atau kanal.
b. Sistem Drainase mikro terdapat berbagai kelompok :
• sistem saluran drainase primer, yaitu sistem drainase yang menerima buangan air
hujan baik dari saluran sekunder maupun saluran yang lain dan mengalirkan air
hujan langsung kebadan penerima.
• Sistem saluran drainase sekunder, yaitu sistem drainase yang mengalirkan buangan
air hujan langsung ke saluran drainase primer
• sistem saluran drainase tersier adalah cabang dari sistem sekunder yang menerima
buangan air hujan yang berasal dari persil bangunan atau saluran lokal.
1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah luasan yang cukup atau luas, ataupun untuk drainase air non-
hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan. Pada saluran
air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah dibersihkan,
namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan.
2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang umumnya dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
kota/permukiman. Drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume
dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
DRAINASE KONVENSIONAL DAN DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN
Sistem Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah,
baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa
Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah ataugorong-
gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air
demi pencegahan banjir. (wikipedia)
Terdapat 2 jenis sistem drainase yaitu sistem drainase konvensional dan sistem
drainase ramah lingkungan (eko-drainase). Perbedaan kedua sistem drainase ini
adalah sebagai berikut :
1. Sistem Konvensional
Menurunkan kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah yang bisa
menyebabkan kekeringan di musim kemarau
Fluktuasi kandungan air tanah musim kemarau dan hujan yang sangat tinggi
yang bisa menyebabkan tanah longsor
Agar air hujan yang turun tidak langsung terbuang ke sungai, maka air hujan
diresapkan ke dalam tanah untuk menambah muka air tanah. Cara yang
digunakan bisa menggunakan Memanen Air Hujan Dengan Biopori atau bisa
menggunakan Memanen Air Hujan Dengan Membangun Embung atau Waduk
Kecil
Meresapkan air ke dalam tanah guna meningkatkan kandungan air tanah untuk
cadangan pada musim kemarau
Biopori
Biopori adalah salah satu cara agar air yang turun di atap rumah, tidak langsung
mengalir ke saluran dan berakhir ke laut. Dengan adanya biopori, maka sebagian
air yang jatuh ke tanah akan meresap ke dalam tanah dan dapat meningkatkan
lapisan air bawah tanah.
Sistem gabungan
Drainase alamiah
Drainase buatan
C. Menurut konstruksi
Saluran terbuka
Saluran tertutup
D. Menurut fungsi
Single purpose
Multi purpose
Akibat dari sistem drainase yang buruk adalah timbulnya genangan air yang
dapat menimbulkan beberapa masalah. Ada beberapa penyebab terjadinya
genangan antara lain :
Lokasi merupakan tempat retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi
permukiman. Ketika berfungsi sebagai tempat retensi (parkir alir) dan belum
dihuni adanya genangan tidak menjadi masalah. Problem timbul ketika daerah
tersebut dihuni.