Anda di halaman 1dari 16

PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO

BERBASIS GIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan,

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kabupaten Karo sebagaimana dengan kabupaten lainnya memiliki hak untuk

mempercepat terwujudnya kesejateraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan

daya saing daerah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui

peningkatan akses dan utilitas terhadap data dan informasi melalui

pemanfaatan teknologi yang tepat sehingga kegunaan serta pemanfaatan

data dan informasi dapat lebih optimal.

1L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

Selanjutnya mencermati Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 03 Tahun

2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government,

maka dapat digaris bawahi beberapa hal orientasi mendasar yang terkait

dengan pengembangan E-Government, yaitu :

1. Penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara itu terjadi

pada lingkungan kehidupan antar bangsa yang semakin terbuka, dimana

nilai-nilai universal di bidang ekonomi dan perdagangan, politik,

kemanusiaan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup saling berkaitan

secara kompleks. Dalam hal ini pemerintah harus mampu memberikan

informasi yang komprehensif kepada masyarakat agar tidak terjadi

kesalahpahaman yang dapat meletakkan bangsa Indonesia pada posisi

yang serba salah. Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat dunia

sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi.

Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi

pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan,

pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar

secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa

penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting

dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi

perdagangan. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan

kecenderungan global tersebut akan membawa bangsa Indonesia ke

2L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

dalam jurang digital divide, yaitu keterisolasian dari perkembangan global

karena tidak mampu memanfaatkan informasi. Oleh karena itu penataan

yang tengah kita laksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong

bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi.

2. Perubahan-perubahan di atas menuntut terbentuknya kepemerintahan

yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan

secara efektif. Pemerintah harus mampu memenuhi dua selera tuntutan

masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu :

a. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan

masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan

terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif.

b. Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan

demikian pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di

dalam perumusan kebijakan negara.

3. Untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah pusat dan daerah harus

mampu membentuk dimensi baru ke dalam organisasi, sistem manajemen,

dan proses kerjanya yang antara lain meliputi :

a. Selama ini pemerintah menerapkan sistem dan proses kerja yang

dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku, tidak menjawab

perubahan yang kompleks dan dinamis, dan perlu ditanggapi

secara cepat. Oleh karena itu di masa mendatang pemerintah harus

3L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

mengembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur untuk

memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks dengan

lembaga-lembaga negara lain, masyarakat, dunia usaha, dan

masyarakat internasional.

b. Sistem manajemen pemerintah selama ini merupakan sistem hirarki

kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang.

Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka

ragam dimasa mendatang harus dikembangkan sistem manajemen

modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat

memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang

kendali.

c. Pemerintah juga harus melonggarkan dinding pemisah yang membatasi

interaksi dengan sektor swasta, organisasi pemerintah harus lebih

terbuka untuk membentuk kemitraan dengan dunia usaha (public-

private partnership).

d. Pemerintah harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi

dan meningkatkan kemampuan, mengelola, serta mendistribusikan

informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

4. Dengan demikian pemerintah harus segera melaksanakan proses

transformasi menuju e-government. Melalui proses transformasi tersebut,

4L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

pemerintah dapat mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi

informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta

membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang

memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk

menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang

harus disediakan oleh pemerintah.

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS)

adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang

bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG

adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani

data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat

operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem

Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data

teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference).

Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan

melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang

dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang

berhubungan dengan geografi.

5L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual

(analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan

yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi

manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar

transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan

laporan survey lapangan.

Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat

tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah

menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi.

Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto

udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti,

1995).

Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi

spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer.

Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon

(2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki

kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan

data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),

memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output).

6L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG)

sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan,

menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang

mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan

pemetaan dan perencanaan.

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4

komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing

Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO,

ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user).

Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan

kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang

diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena

atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi

keruangan (Indrawati, 2002).

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk

mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan

sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa

dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat

7L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,

1993).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan

data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat

digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan

data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta.

Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan

keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik,

bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal

dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa

ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis

merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan

memanjang seperti sungai, jalan, kontur dan lain-lain. Sedangkan area adalah

kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang

homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain

sebagainya.

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor.

Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat

(grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah

8L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan,

menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis

atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan

informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen

utama yaitu:

1. Masukan Data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari

peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis

penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh,

dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog

maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta

oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut

Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak

berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan,

pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh

pengguna.

2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval)

ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali

dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat

ditampilkan/cetak pada kertas).

9L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai

macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer

zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003)

mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama

dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data

spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk

berbagai aplikasi

4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan

data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan

Wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal

kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat

dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau

media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).

Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG,

diantaranya adalah:

1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi;

2. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam

usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang,

kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi;

3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data;

10 L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

4. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan

bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial;

5. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data

spasial berikut atributnya;

6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif;

7. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik;

8. Semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-

perintah dalam bahasa script;

9. Perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan

perangkat lunak lain;

10. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang

spasial dan geoinformatika.

Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat

yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara

dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk

peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan

mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.

1.2 MAKSUD
Maksud dari Penyusunan Profil Daerah Kabupaten Karo Berbasis GIS adalah
untuk menghimpun data dan informasi yang dapat menggambarkan kondisi

11 L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

daerah, pemerintahan, dan potensi sumber daya sektoral Kabupaten Karo


yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan
baik itu kebutuhan internal pemda maupun publik secara luas untuk
kepentingan perencanaan maupun pembangunan di Kabupaten Karo.

1.3 MANFAAT
Profil Daerah Berbasis GIS akan sangat bermanfaat sebagai sumber data dan
informasi yang dapat diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan terutama
wisatawan, pelaku usaha, investor, dan stakeholder yang terlibat dalam setiap
aktivitas pembangunan khususnya di Kabupaten Karo.

1.4 DASAR HUKUM


Sebagai dasar hukum pelaksanaan Penyusunan Profil Daerah Kabupaten Karo
bebasis GIS daerah adalah :
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125);
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah jo.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;

12 L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

6. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 05 Tahun 2016 tentang


Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Karo.

1.5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan dalam pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Profil Daerah
Kabupaten Karo Berbasis GIS ini meliputi :
1. Melakukan mobilisasi dan demobilisasi alat dan personil;
2. Melakukan pekerjaan persiapan meliputi penyusunan sistem dan tatakerja
serta pembuatan format format blangko data isian yang dibutuhkan ;
3. Pengumpulan data dalam bentuk data angka, peta dan gambar;
4. Kompilasi dan analisa data meliputi penyusunan profil dan pembuatan GIS;
5. Melakukan koordinasi, asistensi dan diskusi dan rapat pembahasan dengan
tim teknis dari Pemerintah Kabupaten Karo;
6. Melakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dengan
tim;
7. Pencetakan produk;
8. Melakukan pelatihan kepada 2 (dua) orang operator dari pihak pemberi
pekerjaan dalam rangka penggunaan dan pemanfaatan produk

1.6 TATALAKSANA PEKERJAAN


A. Pekerjaan di Kantor
Pekerjaan yang dilakukan di Kantor atau studio atau Laboratorium adalah
melakukan kompilasi, analisa dan penyusunan profil serta pembuatan GIS
B. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan Lapangan meliputi pekerjaan pengumpulan data sekunder dan
primer apabila dibutuhkan ke dinas/instasi/kantor/badan/kecamatan
sesuai dengan kebutuhan.

13 L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

C. Asistensi Hasil dan Diskusi


Hasil yang diperoleh, diasistensikan dan dipresentasikan dan didiskusikan
pada rapat pembahasan dengan pemberi pekerjaan yang hal ini kepada
Tim yang ditunjuk, guna mendapatkan masukan-masukan.
Rapat pembahasan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yang terdiri dari :
- rapat pembahasan inception report 1 (satu) kali
- rapat pembahasan interim report 1 (satu) kali
- rapat pembahasan final report 1 (satu) kali
Untuk koordinasi serta asistensi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

1.7 KELUARAN PEKERJAAN


Produk akhir dari kegiatan atau pekerjaan ini pada dasarnya terdiri dari 2 (dua)
komponen yang merupakan satu kesatuan yaitu :
1. Buku Profil Daerah Kabupaten Karo Tahun 2017 dalam bentuk Soft dan
Hard Copy;
2. Baseline Data GIS Profil Daerah Kabupaten Karo Tahun 2017 dalam bentuk
Soft Copy dan Pencetakan Peta dalam bentuk Hard Copy;
3. Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Karo.

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika Pembahasan pada Laporan Pendahuluan ini disajikan kedalam
beberapa bab, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang diadakannya pekerjaan,
maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan serta hasil keluaran
yang diamanatkan oleh pemberi pekerjaan.

14 L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

BAB II METODOLOGI DAN PENDEKATAN KERJA


Bab ini berisikan tentang metode-metode dan pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan dari
tahap persiapan, hingga sampai kepada hasil akhir kegiatan
(proses pekerjaan). Didalam bab ini juga dipaparkan tentang
bagaimana proses pencarian informasi dan data, pengolahan
data hingga strukturisasi hasil-hasil baseline data kedalam sebuah
sistem baseline data.

BAB III SURVEY VALIDASI INFORMASI DAN DATA


Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan survey validasi
informasi dan data, tentang perencanaan dan metode yang
digunakan, jadwal pelaksanaan, serta perkembangan
pelaksanaan kegiatan.

BAB IV RENCANA DAN RANCANGAN HASIL/PRODUK


Bab ini menguraikan tentang rencana dan rancangan dari output
kegiatan yang diharapkan, sehingga dalam kegiatan selanjutnya
rencana dan rancangan hasil diberikan masukan-masukan untuk
memperkaya rencana dan rancangan, sehingga produk yang
dihasilkan di akhir kegiatan nantinya sesuai dengan yang
diharapkan, dapat digunakan dengan efektif oleh pemberi kerja,
serta efisien dalam penggunaannya.

15 L A P O R A N A K H I R
PROFIL DAERAH KABUPATEN KARO
BERBASIS GIS

BAB V OUTLINE RANCANGAN PRODUK


Bab ini berisikan tentang tata susunan (outline) daripada ii
produk/hasil yang dirancang dalam sistem, baik itu yang bersifat
non cetak maupun cetak. Rancangan ini perlu disepakati bersama
agar diperoleh tata susunan (outline) yang mempermudah
pengguna/pembaca menggunakan sistem maupun memahami
buku profil yang dibaca nantinya.

16 L A P O R A N A K H I R

Anda mungkin juga menyukai