1 SISTEM DISTRIBUSI
Pembangunan infrastruktur air minum khususnya IPA dan
bangunan pelengkapnya selama ini mengacu pada SNI 7507-2011
tentang Spesifikasi Bangunan Pelengkap Unit Instalasi Pengolahan
Air. Namun pada SNI tersebut belum terdapat acuan bagaimana
pengaturan tata letak bangunan IPA dan bangunan pelengkapnya.
Saat ini diperlukan contoh tata letak bangunan IPA dan bangunan
pelengkapnya yang memperhatikan aspek estetika dan berwawasan
lingkungan, yang selanjutnya dapat diacu dalam pembangunan IPA
dan bangunan pelengkapnya dimasa yang akan datang.
Pipa Distribusi
Pipa distribusi adalah pipa yang membawa air ke konsumen
yang terdiri dari:
Pipa induk: yaitu pipa utama pembawa air yang membawa air ke
konsumen;
Pipa cabang: yaitu pipa cabang dari pipa induk;
Pipa dinas: yaitu pipa pembawa air yang langsung melayani
konsumen.
Tipe Pengaliran
Tipe pengaliran sistem distribusi air bersih meliputi aliran
gravitasi dan aliran secara perpompaan. Tipe pengaliran secara
gravitasi diterapkan bila tekanan air pada titik terjadi yang diterima
konsumen masih mencukupi. Jika kondisi ini tidak terpenuhi maka
pengaliran harus menggunakan sistem perpompaan.
Pola Jaringan
Macam pola jaringan sistem distribusi air bersih:
1. Sistem cabang adalah sistem pendistribusian air bersih yang
bersifat terputus membentuk cabang-cabang sesuai dengan
daerah pelayanan.
Keuntungan:
Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit
karena debit dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa
pelayanan;
Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena
hanya tinggal menambah sambungan pipa yang telah ada.
Kerugian:
Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada
seluruh daerah akan terhenti;
Pembagian debit tidak merata;
Operasional lebih sulit karena pipa yang satu dengan yang lain
saling berhubungan
Gambar 4.1
Pola Jaringan Sistem Cabang
2. Sistem Loop
Sistem loop adalah sistem perpipaan melingkar dimana ujung
pipa yang satu bertemu dengan ujung pipa yang lain.
Kentungan:
Debit terbagi rata karena perencanaan diameter berdasarkan
pada jumlah kebutuhan total;
Jika terjadi kebocoran atau kerusakan atau perubahan
diameter pipa maka hanya daerah tertentu yang tidak
mendapat pengaliran, sedangkan untuk daerah yang tidak
mengalami kerusakan aliran air tetap berfungsi;
Pengoperasian jaringan lebih mudah
Kerugian:
Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan
agar debit yang masuk pada setiap pipa merata.
Gambar 4.2
Pola Jaringan Sistem Loop
KETENTUAN TEKNIS
PERPIPAAN
Pada bab ini akan ditentukan dasar-dasar dan kriteria
perencanaan untuk perpipaan yang dapat dibedakan atas 2 (dua)
bagian, yaitu :
Perpipaan transmisi yang berfungsi untuk mengalirkan air
darisumber ke reservoir dan pengolahan air, serta dari
reservoir menuju reservoir lainnya.
Perpipaan distribusi yang berfungsi untuk mengalirkan air
darireservoir distribusi sampai dengan disambungkan
pelanggan
Bahan Pipa
Bahan pipa yang akan dipergunakan dipilih dengan beberapa
faktorpertimbangan antara lain:
Diameter
Tekanan
Kondisi tanah/topografi
Kualitas air
Kemudahan /pemasangan
Selain itu pula faktor harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan
untuk mendapatkan pipa tersebut akan dipertimbangkan.
Tabel 4.1.
Bahan Pipa Sesuai Dengan Diameter
PIPA DISTRIBUSI
Pemasangan Pipa
Perpipaan induk distribusi sedapat mungkin akan dipasang di
dalam tanah.Kedalaman tanah penutup pipa minimum
ditentukan 80 cm pada kondisi biasa dan 100 cm untuk pipa
dibawah jalan. Untuk kemudahan pemasangan dan
pemeriksaan perpipaan ini dipasang pada sepanjang pinggir
jalan yang diperlukan.
Secara terperinci ketebalan lapisan penutup pipa sesuai
kondisi lapangan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4.2
berikut ini:
Tabel Lampiran 4.2.
Tebal Penutup Pipa
Perlengkapan Pipa Perpipaan Distribusi
a. Kapasitas sistem dan dimensi pipa
Kapasitas sistem dan dimensi perpipaan distribusi
direncanakan berdasarkan kebutuhan air pada saat jam
puncak yang terjadi. Pemilihan dimensi pipa dilakukan
dengan mempergunakan rumus Hazen William dan metode
Hardy Cross.
b. Tekanan kerja
Tekanan kerja minimum yang terjadi pada perpipaan
distribusi direncanakan sebesar 1,0 bar (dihitung terhadap
permukaan tanah.
C. Koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran
Harga-harga koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran
air dalamsistem perpipaan distribusi pada dasarnya sama
dengan ketentuan-ketentuan seperti yang telah disebutkan
untuk perpipaan transmisi.
RESERVOIR DISTRIBUSI
Kapasitas Reservoir
Penempatan Reservoir
daerah pelayanan.
Konstruksi Reservoir
kedalamnya.
Perlengkapan Perpipaan
Standard Perencanaan
pelayanan datar.
RESERVOIR
1. Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
menggunakan pompa.
3. Letak reservoir.
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah
penguras
Inlet dan Outlet
Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan
terendah
Perlu memperhatikan penempatan pipa yang melalui
kedap air
KRITERIA DESAIN
dengan:
1. Ventilasi
2. Tangga
3. Pelimpah air
4. Lubang pemeriksaan dan perbaikan
Gambar 4.1
Diagram Sederhana Sistem Penyediaan Air Bersih
Gambar 4.2
Diagram Sederhana Instalasi Pengolahan Air Bersih
Biasanya reservoir dirancang untuk hanya menyimpan air
bersih, jadi sekali terkontaminasi, banyak usaha dan modifikasi
jangka panjang yang diperlukan untuk perbaikan. Karena filtrasi
adalah proses terakhir dari pengolahan, tidak boleh ada bagian
kotoran yang lolos setelah filtrasi.
Hal lain adalah, banyak unit pengolahan tidak dirancang
untuk dicuci/dibersihkan pada jalan air antara filter dan reservoir,
sehingga pemulihan akan memakan waktu lama. Di samping
pemantauan normal, sangat berguna untuk memeriksa kualitas air
di setiap proses pengolahan (koagulasi, sedimentasi, filtrasi) untuk
memahami kondisi di setiap sistem pengolahan tersebut.