Anda di halaman 1dari 30

IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

PENATAAN RUANG DKI JAKARTA

OSWAR MUNGKASA
DEPUTI GUBERNUR DKI JAKARTA BIDANG TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMBAHASAN DAN PENYEMPURNAAN


DRAFT PEDOMAN BENTUK DAN TATA CARA
PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENATAAN RUANG

JAKARTA 30 MEI 2017

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA


KERANGKA PRESENTASI

IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF PENATAAN RUANG DI DKI JAKARTA


UU. No. 26/2007 tentang Penataan
Dasar hukum Ruang
PP. No. 36/2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU no. 28/2002 tentang Implementasi
Bangunan Gedung
Insentif dan
PP No. 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Disinsentif
Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Kaitan Insentif dan
Permen PU No. 20/2011 tentang Mekanisme Disinsentif terhadap
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Pelaksanaan Kerjasama
dan Lingkungan Pembangunan
PERDA NO.1/2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah
PERDA NO.1/2014 tentang Rencana Contoh
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Implementasi
PERGUB No. 210 Tahun 2016
tentang Pengenaan Kompensasi terhadap
Pelampauan Nilai KLB
DASAR HUKUM

UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang

Pasal 35
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Pasal 38
Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang diberikan Insentif dan/atau disinsentif oleh :
a. Pemerintah kepada pemerintah daerah;
b. pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya; dan
c. pemerintah kepada masyarakat.
DASAR HUKUM
PP No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pasal 4
ketentuan tentang penetapan bentuk dan besaran insentif dan disinsentif, ditetapkan
dengan peraturan gubernur.

Pasal 148
Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui:
a. pengaturan zonasi;
b. perizinan;
c. pemberian insentif dan disinsentif; dan
d. pengenaan sanksi.

Pasal 153
Peraturan zonasi merupakan dasar dalam pemberian insentif dan disinsentif, pemberian
izin, dan pengenaan sanksi.
DASAR HUKUM
PERDA NO.1/2012 (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan
penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi
Pasal 207 masalah kemacetan lalu lintas, peremajaan kota melalui konsolidasi
lahan berbasis masyarakat serta upaya pelestarian bangunan cagar
budaya.

PERDA No.1/2014 tentang


Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi

INSENTIF DAN TEKNIK PENGATURAN


DISINSENTIF ZONASI (TPZ)

PERGUB No. 210 Tahun 2016 tentang Pengenaan


Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai KLB
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

Perda No. 1Tahun 2014 tentang RDTR dan PZ


PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN TEKNIK PENGATURAN


ZONASI
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

ZONASI (Pasal 620)


(Pasal 567) a.Bonus (kode a)
a.Kegiatan b.Pengalihan Hak Membangun/TDR
b.Intensitas Pemanfaatan Ruang (kode b) BONUS (kode a) (Pasal 621)
c.Pertampalan Aturan atau overlay diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk
c.Tata Bangunan
(kode c) peningkatan luas lantai atau KLB
d.Teknik Pengaturan Zonasi
d.Permufakatan Pembangunan (kode b)
(TPZ) e.Khusus (kode e)
e.Prasarana Minimal f. Pengendalian Pertumbuhan (kode f)
f. Standar Teknis g.Pelestarian Kawasan Cagar Budara
g.Ketentuan Khusus (kode g)
h.Dampak

PERIZINAN INSENTIF DISINSENTIF


Perangkat atau upaya untuk memberikan
(Pasal 637) Perangkat untuk mencegah, membatasi
UU No.26 Tahun 2007

imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan


sejalan dengan rencana tata ruang, berupa: yang tidak sejalan dengan rencana tata
PEMBERIAN a. KERINGANAN PAJAK, pemberian ruang, berupa:
INSENTIF DAN kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa a.pengenaan PAJAK YANG TINGGI
DISINSENTIF ruang, dan urun saham; yang disesuaikan dengan besarnya
(Pasal 640) b. PEMBANGUNAN serta PENGADAAN biaya yang dibutuhkan untuk
INFRASTRUKTUR; mengatasi dampak yang ditimbulkan
c. kemudahan PROSEDUR PERIZINAN; akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
PENGENAAN dan/atau b. PEMBATASAN PENYEDIAAN
SANKSI (Pasal d. PEMBERIAN PENGHARGAAN kepada INFRASTRUKTUR, pengenaan
masyarakat, swasta dan/atau pemerintah
658) daerah.
kompensasi, dan penalti.
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

DEFINISI TEORITIS

 TPZ Insentif / Bonus Zoning : Mekanisme kerjasama antara Pemerintah Kota dengan Pengembang (swasta) dalam mengembangkan
kawasan / daerah yang berhubungan dengan kepentingan umum
 Insentif : Pengaturan yang bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan rencana tata ruang.
 Disinsentif : pengaturan yang bertujuan membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
 Kompensasi Koefisien Lantai Bangunan adalah FASILITAS PUBLIK YANG DISERAHKAN OLEH MASYARAKAT baik perorangan,
badan usaha maupun lembaga kepada Pemerintah Daerah atas pemanfaatan ruang yang melampaui nilai Koefisien Lantai

TPZ Insentif / Bonus Zoning

Insentif dan Disinsentif dapat diterapkan di seluruh DKI Jakarta


PERDA No.1/2014 tentang
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi (Pasal
621)
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
TEKNIK PENGATURAN
ZONASI

ZONA BONUS
Diberikan oleh Pemerintah Daerah
dalam bentuk peningkatan luas lantai
atau KLB
Diarahkan pada lokasi sebagai
berikut:
a. pusat kegiatan primer, pusat
kegiatan sekunder, dan kawasan
strategis kepentingan ekonomi;
b. kawasan terpadu kompak dengan
pengembangan konsep TOD;
c. kawasan yang memiliki fungsi
sebagai fasilitas parkir
perpindahan moda (park and ride);
dan
d. lokasi pertemuan angkutan umum
massal.
Diberikan sebagai kompensasi
menyediakan fasilitas publik
Dapat dilakukan di dalam lahan
perencanaan dan/atau di luar lahan
perencanaan
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

BENTUK KOMPENSASI

Kompensasi terhadap pelampauan KLB ditetapkan dalam bentuk


penyediaan fasilitas publik antara lain (Pergub 210/2016):
a. menyediaan lahan dan/atau membangun RTH publik;
b. menyediakan lahan dan/atau membangun rumah susun umum;
c. menyediakan lahan dan/atau membangun waduk atau situ;
d. menyediakan infrastruktur;
e. menyediakan jalur dan meningkatkan kualitas fasilitas pejalan
kaki yang terintegrasi dengan angkutan umum; dan
f. menyediakan jalur sepeda yang terintegrasi dengan angkutan umum.
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

BENTUK INFRASTRUKTUR

Bentuk penyediaan infrastruktur sebagaimana dimaksud huruf d antara lain:


a. infrastruktur transportasi;
b. infrastruktur jalan;
c. infrastruktur sumber daya air, irigasi dan pengendalian banjir;
d. infrastruktur air minum;
e. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat;
f. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah setempat;
g. infrastruktur sistem pengelolaan persampahan;
h. infrastruktur telekomunikasi dan informatika;
i. infrastruktur ketenagalistrikan;
j. infrastruktur minyak dan gas bumi dan energi terbarukan;
k. infrastruktur konservasi energi;
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

BENTUK INFRASTRUKTUR

l. infrastruktur fasilitas perkotaan;


m. infrastruktur fasilitas pendidikan;
n. infrastruktur fasilitas sarana dan prasarana olahraga, serta kesenian;
o. infrastruktur kawasan;
p. infrastruktur pariwisata;
q. infrastruktur kesehatan;
r. infrastruktur lembaga pemasyarakatan;
s. infrastruktur perumahan rakyat;
t. infrastruktur pertamanan;
u. infrastruktur pemerintahan;
v. Infrastruktur lingkungan hidup; dan
w. Infrastruktur perekonomian.
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

PRIORITAS BENTUK KOMPENSASI

Penyediaan Fasilitas Publik diutamakan pada


lahan/aset milik Pemerintah Daerah atau pada
lahan yang wajib diserahkan kepada Pemerintah
Daerah sesuai dengan prioritas kebutuhan
Pemerintahan Daerah berdasarkan usulan
kebutuhan SKPD/UKPD
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

PETA LOKASI YANG DIMUNGKINKAN PELAMPAUAN KLB DENGAN KOMPENSASI


IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ) BONUS

Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 210 Tahun 2016


Penyediaan fasilitas publik harus memenuhi ketentuan, antara lain:
a. Memenuhi kemampuan daya dukung tanah dan/atau lahan perencanaan;
b. Tidak melanggar peraturan zonasi yang ditetapkan dalam pemanfaatan ruang
dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang;
c. Mempertimbangkan ketersediaan dan kapasitas infrastruktur dan utilitas umum
yang mendukung;
d. mempertimbangkan standar kebutuhan prasarana dan sarana kepentingan
umum.
e. bukan merupakan kewajiban yang ditetapkan atau direkomendasikan atas dasar
permohonan perizinan pemanfaatan ruang lainnya dari pemohon KLB;
f. bukan merupakan komponen kegiatan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD); dan
g. apabila merupakan perbaikan dan/ atau penyediaan fasilitas publik pada lahan/ aset
milik Pemerintah Daerah harus mencantumkan Kartu Inventaris Barang (KIB) atau
surat keterangan aset dari BPKAD/SKPD/UKPD Pengguna Barang Milik Daerah.
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
FISKAL DAN NON FISKAL

 Tujuan Realisasi bonus KLB dalam bentuk infrastruktur fasos dan fasum adalah sebagai berikut :

a. Sebagai perwujudan bentuk PERAN SERTA MASYARAKAT dalam penataan ruang (sesuai PP 68 Tahun
2010) dalam pelaksanaan pembangunan kota;
b. Bentuk KERJASAMA ANTARA SWASTA DAN PEMERINTAH dalam pengembangan pembangunan kota;
c. MEMPERCEPAT PROSES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR di DKI Jakarta dalam rangka mengatasi
permasalahan kota;
- Fiskal menggunakan prosedur yang lebih panjang dan lama. Menunggu ke dalam anggaran / APBD hingga
proses pelelangan
- Non Fiskal dapat langsung dikerjakan oleh Konsultan tanpa harus menunggu APBD dan proses lelang
d. Perda 3 Tahun 2012 sebagai perubahan atas Perda 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah, bahwa peningkatan
KLB tidak lagi merupakan pemasukan daerah DKI Jakarta dalam bentuk retribusi daerah.
e. Dalam peraturan keuangan daerah dan perpajakan, bahwa pemerintah daerah hanya dapat menerima
pemasukan daerah secara fiskal dari Pajak dan Retribusi Daerah.
MEKANISME PELAKSANAAN
RUMUS PERHITUNGAN BESAR KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB

Rumus menghitung besarnya kompensasi yang diperoleh, dihitung berdasarkan rumus :

K =I x L
KLBDASAR x NJOP
Keterangan :
K = Nilai Kompensasi (Rp)
I = Indeks
L = Besaran luas lantai bangunan yang dilampaui (m2)
KLBdasar = Nilai Koefisien Lantai Bangunan sesuai dengan Rencana Kota yang ditetapkan
NJOP = Nilai Jual Objek Pajak lahan yang dibangun (Rp)
MEKANISME PELAKSANAAN

KETENTUAN KHUSUS

 Pemberian pelampauan KLB pada kawasan TOD angkutan umum massal berbasis rel lainnya, yang belum
memiliki nilai indeks, maka nilai indeksnya ditetapkan Gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dalam Rapat
Pimpinan BKPRD dan/ atau forum Rapat Pimpinan Gubernur dengan memperhatikan fungsi dan karakteristik
kawasan sekitarnya, berdasarkan kajian dari Dinas Penataan Kota (DPK).
 Permohonan pemanfaatan ruang untuk pembangunan rumah susun sewa baik dilakukan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
diberikan pelampauan KLB tanpa dikenakan Kompensasi.
 Pembangunan kantor pemerintahan pada lahan - lahan milik Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah
Daerah yang tidak dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), swasta dan/ atau perorangan tidak dikenakan kompensasi pelampauan nilai KLB.
 Pelampauan KLB pada Sub Zona Prasarana Pendidikan (S. I) yang lokasinya berada pada Zona Teknik
Pengaturan Zonasi (TPZ) Bonus dengan kode a, tidak dikenakan kompensasi dengan ketentuan penggunaan
sekolah harus menerima 60% (enam puluh persen) pelajar dari masyarakat berpenghasilan rendah dan harus
terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
 Pelampauan KLB pada Sub Zona Prasarana Kesehatan (S.2) yang berada pada lokasi Zona Teknik Pengaturan
Zonasi (TPZ) Bonus dengan kode a, tidak dikenakan kompensasi dengan ketentuan penggunaan rumah sakit
harus menyediakan minimal 60 % (enam puluh persen) unit kamar kelas III dari total kapasitas kamar
sesuai dengan tarif peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan atau Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) dan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
MEKANISME PELAKSANAAN
SANKSI ADMINISTRATIF

Pemegang Persetujuan Prinsip Pelampauan KLB yang tidak melaksanakan kewajiban bentuk
kompensasi akan dikenakan sanksi administratif, berupa:

Surat peringatan pertama  diberikan terhadap pemegang persetujuan prinsip pelampauan KLB yang
tidak melaksanakan bentuk kompensasi sesuai dengan batasan
dan ruang lingkup yang tercantum dalam Perjanjian Pemenuhan Kewajiban.

Surat peringatan kedua  Apabila dalam 7 (tujuh) hari kerja sejak surat peringatan
pertama diterima, bentuk kompensasi belum dipenuhi.

Pembekuan izin Apabila dalam 3 (tiga) hari kerja sejak surat peringatan kedua diterima, bentuk
kompensasi belum dipenuhi.

Pencabutan izin  Apabila dalam 1 (satu) hari kerja sejak pembekuan perizinan (meliputi: Persetujuan
Prinsip Pelampauan KLB, IMB, SLF, dan izin operasional lainnya), bentuk kompensasi belum dipenuhi.
Pembekuan/pencabutan izin dapat ditinjau kembali dengan penetapan perhitungan nilai kompensasi
berdasarkan NJOP tahun berjalan setelah adanya persetujuan Gubernur dalam Rapat Pimpinan
BKPRD dan/atau forum Rapat Pimpinan Gubernur.
CONTOH PENERAPAN IMPLEMENTASI

Simpang Susun Semanggi

Kompensasi KLB dari


PT. Mitra Panca Persada

Rp 345 miliar

Status: Pembangunan belum


selesai, butuh appraisal
kembali setelah terbangun
TERIMA KASIH 
LAMPIRAN
DEFINISI

 Kawasan Pusat Kegiatan Primer: Kawasan Perkotaan yang berfungsi untuk


melayani kegiatan skala NASIONAL atau BEBERAPA PROVINSI dan
INTERNASIONAL
 Kawasan Pusat Kegiatan Sekunder: Kawasan Perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala PROVINSI atau BEBERAPA KOTA/KABUPATEN
ADMINISTRASI
 Kawasan Pusat Kegiatan Tersier: Kawasan Perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala KOTA/KABUPATEN ADMINISTRASI atau
BEBERAPA KECAMATAN
LAMPIRAN
DASAR HUKUM LAIN

PP No. 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU no. 28/2002


tentang Bangunan Gedung
Penjelasan Pasal 20 Ayat (4)
Dalam hal pemilik tanah memberikan sebagian area tanahnya untuk kepentingan
umum, misalnya untuk taman atau prasarana/sarana publik lainnya,
maka pemilik bangunan dapat diberikan kompensasi/insentif oleh pemerintah
daerah.

Kompensasi dapat berupa kelonggaran KLB (bukan KDB),


sedangkan insentif dapat berupa keringanan pajak atau retribusi.
LAMPIRAN
DASAR HUKUM LAIN

Permen PU No. 6/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan

Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:


(a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan
diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai
dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut
dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB.
(b) Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas
lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa
sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur
pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum.
LAMPIRAN
DASAR HUKUM LAIN

Permen PU No. 20/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan


Zonasi

Peraturan Zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
RDTR.

Peraturan Zonasi berfungsi sebagai :


a) Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang
b) Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah
c) Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif
d) Acuan dalam pengenaan sanksi
e) Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi
LAMPIRAN
MEKANISME PELAKSANAAN - PERSYARATAN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
• Fotocopi KTP pemohon yang masih berlaku;
• Fotocopi NPWP;
• Fotocopi akta pendirian badan hukum bagi pemohon yang berbadan hukum;
• Fotocopi surat bukti kepemilikan lahan yang dilegalisir notaris;
• Surat pernyataan dari instansi pemerintah untuk lahan milik pemerintah;
• Fotocopi tanda bukti lunas PBB lahan yang dimohon tahun berjalan atau 1 (satu) tahun sebelumnya;
• Gambar arsitek bangunan;
• Fotocopi dokumen perizinan yang pernah diterbitkan (apabila diperlukan); dan
• Pernyataan kesanggupan menyerahkan kompensasi yang dinyatakan secara notarial akta.

PERSYARATAN TEKNIS

 KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN


 Pemenuhan air bersih, pemenuhan daya listrik, pengelolaan limbah dan drainase, pengendalian kebersihan lingkungan,
pengendalian penghijauan dan pengendalian penurunan muka tanah.

 KAJIAN DAMPAK LALU LINTAS


 Kondisi jaringan jalan, lalu lintas dan angkutan jalan ; bangkitan /tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat pembangunan /
pelampauan KLB; distribusi perjalanan; pemilihan moda; pembebanan perjalanan; simulasi kinerja lalu lintas akibat pembangunan /
pelampauan; dan prasyarat sarana dan prasarana penanganan dampak lalu lintas akibat pembangunan / pelampauan KLB.

 PROPOSAL RENCANA PEMBANGUNAN


 Kepemilihan tanah / lahan, Kesesuaian Rencana Kota (intensitas), Kondisi eksisting bangunan; dan Usulan rencana kegiatan /
penggunaan lahan

 KAJIAN TEKNIS LAINNYA YANG DIPERLUKAN


LAMPIRAN
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
DEFINISI TEORITIS

Koefisien Angka persentase perbandingan antara luas seluruh


lantai bangunan gedung dan luas lahan perpetakan
Lantai atau lahan perencanaan yang dikuasai sesuai Rencana
Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata Ruang, dan
Bangunan Peraturan Zonasi.

KLB Tambahan

KLB Dasar (sesuai Perda 1 Tahun 2014)


CONTOH IMPLEMENTASI INSENTIF
TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ) BONUS
Kompensasi ditetapkan dalam bentuk menyediakan fasilitas publik, antara lain:
a. menyediaan lahan dan/atau membangun RTH PUBLIK;
b. menyediakan lahan dan/atau membangun RUMAH SUSUN UMUM;
c. menyediakan lahan dan/atau membangun WADUK atau SITU;
d. menyediakan INFRASTRUKTUR;
• Infrastruktur transportasi
• Infrastruktur jalan
• Infrastruktur sumber daya air, irigasi dan pengendalian banjir
• Infrastruktur air minum
• Infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat dan/atau setempat
• Infrastruktur sistem pengelolaan persampahan
• Infrastruktur telekomunikasi dan informatika
• Infrastruktur ketenagalistrikan
• Infrastruktur minyak, gas bumi dan energi terbarukan
• Infrastruktur konservasi energi
• Infrastruktur fasilitas perkotaan
• Infrastruktur fasilitas pendidikan
• Infrastruktur fasilitas sarana dan prasarana olahraga serta kesenian
• Infrastruktur kawasan
• Infrastruktur pariwisata
• Infrastruktur kesehatan
• Infrastruktur lembaga pemasyarakatan
• Infrastruktur perumahan rakyat
• Infrastruktur pertamanan
• Infrastruktur pemerintahan
• Infrastruktur lingkungan hidup
• Infrastruktur perekonomian

e. menyediakan jalur dan meningkatkan kualitas FASILITAS PEJALAN KAKI yang terintegrasi dengan angkutan umum; dan
f. menyediakan JALUR SEPEDA yang terintegrasi dengan angkutan umum.

Maka dapat diberikan bonus atau insentif berupa penambahan KLB melalui
persetujuan Gubernur
LAMPIRAN
MEKANISME PELAKSANAAN – TATA CARA PERMOHONAN PENGAJUAN
PELAMPAUAN KLB

disetujui
Gubernur Asisten
PEMOHON DPMPTSP berkoordinasi RAPIM BKPRD DPMPTSP Pembangunan
melalui
dengan: BPLHD, Dinas dan LH
DPMPTSP
Perhubungan dan Transportasi,
Kelengkapan Perhitungan nilai dan bentuk
DCKTRP, SKPD/UKPD terkait
Persyaratan kompensasi ditindaklanjuti
Administrasi Dikaji terlebih dengan Perjanjian
Nota Dinas Pemenuhan Kewajiban
dan Teknis dahululu
(PPK) secara notarial akta
dibawah koordinasi
ASBANG

SKPD pengusul
Biro PKLH DPMPTSP
bentuk kompensasi
Monitoring dan Bertanggung jawab atas: Memproses dan menerbitkan
penagihan bentuk Pengendalian teknis Persetujuan Prinsip
kompensasi pelaksanaan pembangunan Pelampauan KLB dan
termasuk proses perizinannya Persetujuan Prinsip
Kesesuaian hasil pelaksanaan Penetapan dan Pelaksanaan
pembangunan dengan nilai Bentuk Kompensasi
kesetaraan kompensasi KLB Nilai Kompensasi dicatat
sebagai piutang daerah

Jangka waktu pelaksanaan bentuk kompensasi mulai berlaku terhitung


sejak ditandatanganinya PPK antara Pemerintah Daerah dan Pemohon
LAMPIRAN
MEKANISME PELAKSANAAN – TATA CARA PERMOHONAN PENGAJUAN
PELAMPAUAN KLB

Biro PKLH
SKPD pengusul Kantor Jasa Penilai Berita Acara Serah Terima
bentuk kompensasi Publik (KJPP) Pemohon
Gubernur melalui
Penagihan Pemeriksaan fisik Melakukan Penilaian BAST BPKAD
bentuk yang dituangkan SKPD Pengguna
kompensasi dalam: Berita Acara Barang Milik Daerah Memproses penerbitan
Pelaksanaan Teknis kode registrasi inventaris
dan Berita Acara barang dan menyiapkan
Pemeriksaan Fisik Keputusan Gubernur
mengenai penggunaan
barang

PENGAWASAN PENGENDALIAN
Berita Acara Serah Terima Berkas

DPMPTSP
SKPD/UKPD sesuai tugas SKPD/UKPD sesuai tugas
pokok dan fungsinya pokok dan fungsinya
Dibawah koordinasi Badan Perpustakaan
Asisten Pembangunan dan dan Arsip Daerah
Prov DKI Jakarta Dokumen disimpan
Lingkungan Hidup
dan diarsipkan
Gubernur melalui
Sekretaris Daerah setiap 3
bulan sekali atau sewaktu-
waktu sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai