11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA
TERHADAP PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG
RM PETRUS NATALIVAN INDRADJATI
Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
11 Desember 2020
MATERI:
1. Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
2. Implikasi Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 terhadap
Penyelenggaraan Penataan Ruang
3. Kebutuhan ‘Penguatan’ Pengendalian Pemanfaatan Ruang Serta
Kualitas Rencana Tata Ruang
4. Catatan-Tantangan
1. IMPLIKASI UU 11/2020
No. Pokok Perubahan dalam UU 26/2007
1. Perubahan Nomenklatur Izin Pemanfaatan Ruang menjadi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
2. Penghapusan RTR KS Provinsi dan ditetapkan sebagai muatan RTRW Provinsi dan tidak menjadi RTR tersendiri.
3. Penghapusan RTR KS Kab/Kota dan ditetapkan sebagai muatan RTRW Kab/Kota dan tidak menjadi RTR
tersendiri.
4. Perubahan Nomenklatur Pemerintah menjadi Pemerintah Pusat
5. Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah
6. Penambahan Bentuk Pembinaan Penataan Ruang
7. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan KLHS
8. Proses penyusunan dan Penetapan RTRW termasuk proses persetujuan substansi
9. Proses penyusunan dan Penetapan RDTR termasuk proses persetujuan substansi
10. Penyelesaian ketidaksesuaian antara pola ruang rencana tata ruang dengan kawasan hutan, izin dan/atau hak
atas tanah
11. Penghapusan Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan yang Mencakup 2 (Dua) atau Lebih Wilayah Kabupaten/Kota pada Satu atau Lebih Wilayah
Provinsi
12. Penghapusan Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaaan, Rencana Tata Ruang
Kawasan Perdesaan yang Merupakan Bagian Wilayah Kabupaten, dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Perdesaan yang Mencakup 2 (Dua) atau Lebih Wilayah Kabupaten pada Satu atau Lebih Wilayah Provinsi,
Rencana Tata Ruang Kawasan Agropolitan
13. Penambahan ketentuan pada Kriteria dan usulan baru pada Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
14. Penghapusan pengaturan zonasi dari pengendalian pemanfaatan ruang (Arahan Peraturan Zonasi Sistem
Nasional, Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi, dan Peraturan Zonasi pada wilayah Kabupaten/Kota)
15. Ketentuan Sanksi
16. Ketentuan pengawasan penataan ruang
Dimungkinkan dengan Peraturan Perundangan
Perkada dan Permen terkait Penataan Ruang
Implikasi UU Cipta Kerja Peraturan Perundangan
terkait Pertanahan
Tingkat Rencana Umum Penetapan Rencana Rinci Penetapan
Peraturan Perundangan
Rencana Umum Rencana Rinci
terkait Ke-PU-an
Catatan: Dalam UU Cipta Kerja, Kawasan Strategis Provinsi, Kabupaten/Kota tidak Peraturan Perundangan
ditindaklanjuti dengan penyusunan RTR. Materi Kawasan Strategis sudah diatur dalam terkait Lainnnya
Rencana Umumnya. RDTR penetapannya oleh kepala Daerah
Implikasi UU Cipta Kerja
MUATAN PERUBAHAN
Pasal 16 Daftar UU Tata Ruang yang diubah, dihapus, dan/atau ditetapkan
Pasal 16
(1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi Penataan Ruang wilayah
provinsi;
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi
sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan
dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya
dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi;
c. rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi
kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki
nilai strategis provinsi;
d. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan;
e. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi arahan zonasi sistem provinsi, arahan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang, arahan insentif
dan disinsentif, serta arahan sanksi;
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi;
g. arahan kebijakan pengembangan wilayah kabupaten/kota;
h. arahan kebijakan peruntukan ruang pada sempadan Substansi baru dalam RTRW Provinsi
pantai, sungai, situ, danau, embung, waduk, dan mata air;
dan
i. RZWP-3-K
(2) RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i
dimuat dalam rencana tata ruang wilayah provinsi secara
terintegrasi.
(3) Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi acuan untuk:
keserasian antarsektor; dan
h. dalam hal Batas Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf g
PROSEDUR PENETAPAN
f. penetapan lokasi danRTRW PROVINSI
fungsi ruang DALAM
untuk investasi.
belum ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
RPP PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG di bidang pemerintahan dalam negeri, maka persetujuan
Pasal 17 substansi oleh Menteri menggunakan Batas Daerah indikatif;
i. pengintegrasian garis pantai sebagaimana dimaksud pada
Prosedur penetapan rencana tata ruang wilayah provinsi meliputi:
huruf e menggunakan garis pantai yang telah ditetapkan oleh
a. pengajuan rancangan peraturan daerah provinsi tentang badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
rencana tata ruang wilayah provinsi dari gubernur kepada informasi geospasial;
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi; j. dalam hal garis pantai sebagaimana dimaksud pada huruf i
b. pembahasan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata belum ditetapkan oleh badan yang menyelenggarakan urusan
ruang wilayah provinsi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pemerintahan bidang informasi geospasial, maka persetujuan
provinsi; substansi oleh Menteri menggunakan garis pantai yang
disepakati pada saat pembahasan lintas sektor sebagaimana
c. penyampaian rancangan peraturan daerah provinsi tentang dimaksud pada huruf e;
rencana tata ruang wilayah provinsi kepada Menteri untuk
k. pengintegrasian Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud pada
memperoleh persetujuan substansi; huruf e menggunakan Kawasan Hutan termutakhir yang
d. dalam rangka pemberian persetujuan substansi sebagaimana ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
dimaksud pada huruf c, Menteri menyelenggarakan pemerintahan di bidang kehutanan;
pembahasan lintas sektor bersama Kementerian/Lembaga l. konfirmasi persetujuan teknis RZWP-3-K sebagaimana
terkait, Pemerintah Daerah provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat dimaksud pada huruf e diberikan oleh menteri yang
Daerah provinsi, dan seluruh Pemangku Kepentingan; menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan;
e. pelaksanaan pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud m. jangka waktu pelaksanaan pembahasan lintas sektor
pada huruf d, dilakukan untuk mengintegrasikan sebagaimana dimaksud pada huruf e sampai dengan huruf l
program/kegiatan sektor, kegiatan yang bernilai strategis paling lama 40 (empat puluh) Hari;
nasional, Batas Daerah, garis pantai, Kawasan Hutan, dan n. tata cara pelaksanaan pembahasan lintas sektor dan proses
konfirmasi persetujan teknis RZWP-3-K; penerbitan persetujuan substansi rencana tata ruang wilayah
provinsi diatur lebih lanjut dalam peraturan Menteri;
f. pengintegrasian Batas Daerah sebagaimana dimaksud pada
huruf e menggunakan Batas Daerah indikatif atau Batas o. pelaksanaan persetujuan bersama antara Dewan Perwakilan
Daerah yang sudah ditetapkan oleh menteri yang Rakyat Daerah provinsi dengan gubernur berdasarkan hasil
menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam persetujuan substansi dari Menteri;
negeri; p. pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah provinsi
g. menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dilaksanakan oleh
pemerintahan dalam negeri melakukan penetapan penegasan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri untuk memastikan rancangan peraturan daerah telah
Batas Daerah indikatif sebagaimana dimaksud pada huruf f
sesuai dengan persetujuan substansi oleh Menteri; dan
paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak pelaksanaan
pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud pada huruf q. penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang
e; rencana tata ruang wilayah provinsi oleh gubernur.
persetujuan substansi dari Menteri;
p. pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah provinsi
tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dilaksanakan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri untuk memastikan rancangan peraturan daerah telah
sesuai dengan persetujuan substansi oleh Menteri; dan
PROSEDUR
q. penetapan PENETAPAN RTRW PROVINSI
rancangan peraturan DALAM
daerah provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi oleh gubernur.
RPP PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Pasal 18
(1) Peraturan daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 huruf q wajib
- 20 -ditetapkan paling lama 2 (dua) bulan
terhitung sejak mendapat persetujuan substansi dari Menteri.
(2) Dalam hal peraturan daerah provinsi sebagaimana dimaksud
RPP Versigubernur
pada ayat (1) belum ditetapkan, 17 November 2020
menetapkan
rencana tata ruang wilayah provinsi paling lama 3 (tiga) bulan
terhitung sejak mendapat persetujuan substansi dari Menteri.
(3) Dalam hal rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) belum ditetapkan oleh gubernur,
rencana tata ruang wilayah provinsi ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat paling lama 4 (empat) bulan terhitung sejak
mendapat persetujuan substansi dari Menteri.
(4) Rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan dengan peraturan Presiden.
Paragraf 4
Penyusunan dan Penetapan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 19
(1) Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten.
Pasal 21
Prosedur penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten
REKOMENDASI PROVINSI - 22 - DALAM meliputi:
RUANG KABUPATEN, KOTA à Tidak ada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten;
b. pembahasan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata
lagi, hanya
(10) Tata melalui integrasi
cara pelaksanaan LInsekkajian lingkungan hidup ruang wilayah kabupaten di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten;
- 24 -
strategis dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah
kabupaten diatur dengan peraturan Menteri. c. penyampaian rancangan peraturan daerah kabupaten tentang RPP Versi 17 November 2020
rencana tata ruang wilayah kabupaten kepada Menteri untuk
memperoleh persetujuan substansi;
Pasal 20
d. dalam rangka pemberian persetujuan substansi sebagaimana k. pengintegrasian Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud pada
(1) rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat: dimaksud pada huruf c, Menteri menyelenggarakan huruf e menggunakan Kawasan Hutan termutakhir yang
pembahasan lintas sektor bersama Kementerian/Lembaga ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
terkait, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah pemerintahan di bidang kehutanan;
kabupaten;
kabupaten, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten, dan l. jangka waktu pelaksanaan pembahasan lintas sektor
b. rencana Struktur Ruang wilayah kabupaten yang meliputi seluruh pemangku kepentingan; sebagaimana dimaksud pada huruf e sampai dengan huruf k
sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan paling lama 40 (empat puluh) Hari;
e. pelaksanaan pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud
kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah
pada huruf d, dilakukan untuk mengintegrasikan m. tata cara pelaksanaan pembahasan lintas sektor dan proses
kabupaten;
program/kegiatan sektor, kegiatan yang bernilai strategis penerbitan persetujuan substansi rencana tata ruang wilayah
c. rencana Pola Ruang wilayah kabupaten yang meliputi nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan/atau Kawasan Hutan; kabupaten diatur lebih lanjut dalam peraturan Menteri;
kawasan lindung kabupaten dan kawasan budi daya n. pelaksanaan persetujuan bersama antara DPRD Kabupaten
f. pengintegrasian Batas Daerah sebagaimana dimaksud pada
kabupaten; dengan bupati berdasarkan hasil persetujuan substansi dari
huruf e menggunakan Batas Daerah indikatif atau Batas
d. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi Daerah yang sudah ditetapkan oleh menteri yang Menteri;
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam o. pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah kabupaten
e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah negeri; tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten dilaksanakan
oleh gubernur untuk memastikan rancangan peraturan daerah
kabupaten yang berisi ketentuan umum zonasi, ketentuan g. menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang
telah sesuai dengan persetujuan substansi oleh Menteri; dan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang, ketentuan pemerintahan dalam negeri melakukan penetapan penegasan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Batas Daerah indikatif sebagaimana dimaksud pada huruf f p. penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten tentang
paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak pelaksanaan rencana tata ruang wilayah kabupaten oleh bupati.
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten;
pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud pada huruf e;
g. kebijakan pengembangan wilayah kabupaten; dan
h. dalam hal Batas Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf g Pasal 22
h. peruntukan ruang pada sempadan pantai, sungai, situ, belum ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan (1) Peraturan daerah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
danau, embung, waduk, dan mata air. di bidang pemerintahan dalam negeri, maka persetujuan Pasal 21 huruf p, wajib ditetapkan paling lama 2 (dua) bulan
(2) rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi acuan untuk: substansi oleh Menteri menggunakan Batas Daerah indikatif; terhitung sejak mendapat persetujuan substansi dari Menteri.
a. penyusunan RDTR; i. pengintegrasian garis pantai sebagaimana dimaksud pada huruf (2) Dalam hal peraturan daerah kabupaten sebagaimana dimaksud
e menggunakan garis pantai yang telah ditetapkan oleh badan pada ayat (1) belum ditetapkan, bupati menetapkan rencana
b. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang informasi tata ruang wilayah kabupaten paling lama 3 (tiga) bulan
daerah kabupaten; geospasial; terhitung sejak mendapat persetujuan substansi dari Menteri.
c. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah j. dalam hal garis pantai sebagaimana dimaksud pada huruf i (3) Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana
daerah kabupaten; belum ditetapkan oleh badan yang menyelenggarakan urusan dimaksud pada ayat (2) belum ditetapkan oleh bupati, rencana
pemerintahan bidang informasi geospasial, maka persetujuan tata ruang wilayah kabupaten ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
d. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang paling lama 4 (empat) bulan terhitung sejak mendapat
di wilayah kabupaten; substansi oleh Menteri menggunakan garis pantai yang
persetujuan substansi dari Menteri.
disepakati pada saat pembahasan lintas sektor sebagaimana
e. pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan dimaksud pada huruf e; (4) rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud
antarsektor; dan pada ayat (3) ditetapkan dengan peraturan Presiden.
MUATAN RENCANA PERATURAN PEMERINTAH PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
INTEGRASI TATA RUANG PERCEPATAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RTR
Penghapusan Ketentuan
Penetapan Kawasan Strategis
Penghapusan RTR KS Peta Rupabumi Indonesia Peta Dasar Lainnya
Provinsi dan Kabupaten/Kota, oleh BIG
Perizinan Berusaha
untuk menghindari tumpang
tindih antar produk RTR. DIGITALISASI & TRANSPARANSI UNTUK
Substansi KS tersebut akan MEMASYARAKATKAN TATA RUANG
Berbasis Risiko?
diintegrasikan ke dalam
RTRW Provinsi dan Platform Digital Penyebarluasan Informasi RTR
Kabupaten/Kota.
RTR KSN
https://gistaru.atrbpn.go.id/ ⍨ PERMIT (Kesesuaian kegiatan
RTRW
Menilai kesesuaian antara
Berada pada lokasi memiliki RDTR Berada pada lokasi yang belum memiliki RDTR
pemanfaatan ruang)
+ pelaksanaan pembangunan
Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Persetujuan Kesesuaian
- Konfirmasi
Pemanfaatan Ruang Kegiatan Pemanfaatan Ruang
dengan arahan pemanfaatan (kesesuaian dengan RTR)
Persetujuan KKPR ruang berupa:
Apakah usulan kegiatan RDTR
• Produk RTR (RTRWN, RTR
- Persetujuan
merupakan: Pelaku usaha dapat melakukan
Kegiatan bersifat KSN, RTRWK, RDTR) pengecekan kesesuaian
strategis nasional
HPL Bank Tanah
• Konfirmasi KKPR lokasi usaha yang
Rekomendasi KKPR
- Rekomendasi
• Persetujuan KKPR diinginkannya dengan tata
Kawasan/tanah yang
ruang melalui sistem OSS
akan diberikan HPL • Rekomendasi KKPR yang akan berhubungan
untuk kegiatan strategis
nasional dengan sistem webgis
dan belum termuat dalam Perencanaan & Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kementerian ATR/BPN
RTR?
KESESUAIAN KEGIATAN
DIGITALISASI PEMANFAATAN RUANG
& TRANSPARANSI DALAM
UNTUK
PERIZINAN BERUSAHA RDTR PROTARU PROGRES KONSULTASI
MEMASYARAKATKAN
RDTR TATA RUANG Kegiatan Pemanfaatan Ruang
RTR ONLINE
INTERAKTIF PENYELESAIAN PUBLIK
TATA RUANG ONLINE
RDTR Empat kategori jenis usaha:
Platform digital yang terhubung dengan Masyarakat dapat Masyarakat dapat
Platform Digital Penyebarluasan
(Konfirmasi KKPR) Informasi RTR OSS, di mana masyarakat dapat memberikan mengetahui informasi
• Risiko rendah, mengakses informasi terkait rencana aspirasinya untuk dan memonitor
lokasi kegiatan/usahanya apakah telah pengembangan kemajuan penyediaan
• menengah rendah, sesuai dengan RDTR dan RTRW. wilayah di sekitarnya. RTR di wilayahnya.
RTRW • tinggi.
Berada pada lokasi memiliki RDTR Berada pada lokasi yang belum memiliki RD
Perubahan
penyelenggaraan Konfirmasi, Persetujuan, Dorongan untuk mempercepat
ketersediaan RDTR à semakin
pemanfaatan ruang Rekomendasi kesesuaian
deterministik?
terkait perizinan kegiatan pemanfaatan
pemanfaatan ruang ruang. Implikasi ketidakseimbangan
Kelembagaan: forum, kapasitas dan layanan yang
diberikan terkait pemanfaatan
inspektur pembangunan
Penegakan hukum ruang
Seimbang?
SISTEM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Kemudahan berusaha
seyogyanya disertai dengan Bagaimana memastikan tujuan, kepentingan dan kesejahteraan umum tetap tercapai
penguatan pengendalian
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH (RPP)
2
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
6
PENGENDALIAN
dilaksanakan untuk
PEMANFAATAN RUANG
PENGENDALIAN Mendorong terwujudnya tata
mendorong setiap
orang agar:
ruang sesuai dengan rencana Memanfaatkan
PEMANFAATAN Menaati RTR yang Mematuhi ketentuan yang Memberikan akses
tata ruang telah ditetapkan ruang sesuai dengan ditetapkan dalam persyaratan terhadap kawasan yang
dinyatakan sebagai milik
RTR KKPR
RUANG DALAM RPP
umum
dilakukan terhadap:
A Konsistensi ketentuan dalam rencana kegiatan
pemanfaatan ruang
Rekomendasi untuk dilakukan:
Penilaian perwujudan
Penyesuaian; B rencana struktur ruang dan
dan/atau rencana pola ruang
Pemenuhan prosedur persetujuan kesesuaian
B kegiatan pemanfaatan ruang
Struktur
Ruang
Pola
Ruang
Implikasi
kewilayahan
Pengenaan sanksi
Pemenuhan prosedur persetujuan kesesuaian
C kegiatan pemanfaatan ruang
administratif Penilaian perwujudan
C kebijakan atau rencana
strategis nasional
Konsistensi ketentuan dalam rencana kegiatan pemanfaatan ruang: Rawan
LP2B SDEW PSN Bencana
Bentuk Sanksi
dan pemberian
Administratif
Sengketa insentif dan
a. Peringatan tertulis;
b. Denda administratif; Pemangku kepentingan Pemangku kepentingan
disinsentif
c. Penghentian sementara kegiatan; Pemerintah Masyarakat
a. Pemerintah Pusat a. Pemerintah Pusat Pemerintah Pemerintah
d. Penghentian sementara pelayanan
umum;
b. Pemerintah Daerah
c. Masyarakat
VS b. Pemerintah Daerah
c. Masyarakat
Pusat Daerah Daerah (lainnya)
Pengendalian sebagai
e. Penutupan lokasi; d. dll d. dll
f. Pencabutan kesesuaian kegiatan suatu sistem
pemanfaatan ruang;
g. Pembatalan kesesuaian kegiatan NEGOSIASI
(?):Bagaimana sistem
MEDIASI KONSILIASI diberikan kepada pelaku
pemanfaatan ruang;
kegiatan pemanfaatan ini bekerja
h. Pembongkaran bangunan; dan/atau
i. Pemulihan fungsi ruang. MEDIATOR KONSILIATOR
ruang
Keterkaitan antara
inspektur
7 PENGAWASAN
PENATAAN RUANG
Lingkup Pengawasan pembangunan vs
pengaturan, pembinaan, dan Pengawasan penataan ruang salah
satunya terhadap kinerja
sistem pengendalian
Tujuan pelaksanaan penataan ruang
pemenuhan: lainnya
STANDAR
fungsi dan manfaat keluaran
pengaturan, pembinaan, dan TEKNIS Dimana poisisi
pelaksanaan penataan ruang
berupa daftar
Menjamin Menjamin
tercapainya terlaksananya
Meningkatkan
periksa
INSPEKTUR standar?
kualitas
tujuan penegakan penyelengga-
pemenuhan standar pelayanan PEMBANGUNAN
penyelengga- hukum bidang raan penataan bidang penataan ruang dan standar
raan penataan penataan teknis penataan ruang kawasan
ruang
ruang ruang
FORUM
Forum Penataan Ruang adalah Lembaga atau Badan di tingkat
pusat dan daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk INSPEKTUR PEMBANGUNAN
membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang. Pasal 158
Dalam hal sengketa penataan ruang terjadi akibat
Pasal 263 adanya perbedaan kebijakan pengaturan antartingkatan
(1) Dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang secara pemerintah, para pemangku kepentingan dapat
partisipatif, Pemerintah Pusat dapat membentuk Forum mengajukan fasilitasi penyelesaian kepada Forum
Penataan Ruang. Penataan Ruang.
(2) Forum Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertugas untuk memberikan masukan dan Pasal 169
pertimbangan dalam pelaksanaan penataan ruang. (1) Dalam melaksanakan pengawasan penataan ruang,
(3) Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan pembentukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat
Forum Penataan Ruang kepada Pemerintah Daerah membentuk inspektur pembangunan di pusat dan
provinsi dan kabupaten/kota. daerah.
(4) Pemerintah Pusat dapat membentuk tim koordinasi (2) Kriteria dan tata cara pembentukan, tugas, dan
Kawasan Strategis Nasional dalam penyelenggaraan tanggung jawab inspektur pembangunandiatur
penataan ruang di Kawasan Strategis Nasional. dengan peraturan Menteri.
Nomenklatur ‘dapat’ à tidak bersifat wajib? Jika tidak memiliki forum dan inspektur pembangunan, kepada siapa tugas ini
dilaksanakan?
4. CATATAN-TANTANGAN
Rencana Tata Ruang menjadi Kualitas Dokumen Asosiasi Profesi
Proses Teknis
dokumen utama dan RTR terutama RDTR
3. CATATAN
menentukan pemanfaatan Proses Persetujuan Pemerintah Provinsi
ruang Substansi Kementerian ATR, LHK, BIG
Asosiasi Profesi?
Keragaman
karakteristik, Sistem digital, OSS Sejauhmana
persoalan dan dll ‘keputusan-keputusan’
kebutuhan lokal terakomodsi dalam
sistem à realtime RTR?
Kebutuhan justifikasi,
Terjadi hal yang tidak terduga, ada ‘error’ kesalahan
interpretasi, dll jika
dalam rencana tata ruang?
rencana ‘gagal’
22